Lewat Tablet i7, Advan Coba ‘Selamatkan’ Mata Anda

Penurunan penjualan tablet disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, smartphone berlayar lebar terbukti menjadi opsi lebih populer. Kedua, frekuensi pembelian tablet lebih sedikit dibanding saudara kecilnya itu, user cenderung tidak terlalu sering meng-upgrade. Meski demikian, satu produsen asal Indonesia masih melihat kesempatan untuk bermanuver di ranah ini.

Dalam presentasinya, marketing director Advan Tjandra Lianto memberikan sebuah argumen. Inovasi teknologi seperti virtual reality berbekal mobile device memang sangat menggoda, apalagi melihat tingginya antusiasme konsumen. Namun banyak orang lupa hal paling mendasar dari pemakaian gadget: apakah produk memberi dampak buruk bagi tubuh, terutama mata? Itulah alasan Advan meramu dan memperkenalkan i7.

Advan i7 04

Advan i7 adalah tablet lokal pertama berteknologi filter sinar biru ‘Eye Pro’. Dan sedikit berbeda dari metode penyaring blue light yang ada di sejumlah handset, Advan mengusung pendekatan hardware. Mereka membubuhkan lapisan nano optical film di layar demi mengurangi level radiasi hingga 40 persen. Dalam skenario penggunaan jangka pendek, fitur tersebut meminimalisir rasa lelah pada mata. Tapi tentu saja nano optical film juga memiliki manfaat jangka panjang.

Advan i7 05

Pertimbangan Advan ternyata terkait dengan ketergantungan konsumen pada internet. Berdasarkan data Nielsen, 73 persen orang Indonesia mengakses internet selama kurang lebih tiga jam sehari. Dan rata-rata, kita melihat layar device – entah apakah TV, smartphone, PC atau tablet – selama lebih dari dua jam. Durasi itu membuat mata terekspos pada visible light, termasuk blue light yang berbahaya.

Advan i7 08

Sinar biru memiliki panjang gelombang paling tinggi energi, antara 380 sampai 500nm, tiga kali lebih kuat dari sinar matahari. Ia merupakan pemicu bermacam-macam masalah kesehatan, misalnya mengganggu jam natural tubuh, serta menimbulkan gejala-gejala kelelahan mata seperti sulit fokus, mata kering dan iritasi, pengelihatan kabur, serta pusing. Jika terus menerus terpapar, blue light mengakibatkan kerusakan permanen.

Advan i7 09

Advan i7 11

Semua orang berpotensi terkena efek negatifnya, tapi anak-anak di bawah 10 tahun dan orang dewasa di atas 45 tahun-lah yang paling rentan terhadap radiasi blue light. Padahal faktanya, di rentang usia inilah intensitas penggunaan tablet tergolong cukup tinggi. Umumnya, mereka memakai tablet untuk bermain, membaca, menyaksikan video atau menikmati app hiburan. Berkat nano optical film, Anda tidak usah cemas saat harus bercengkrama dengan perangkat bergerak selama lebih dari dua jam.

Advan i7 13

Advan i7 12

Tjandra juga bilang, menjaga generasi muda dan anak-anak dari bermacam-macam bahaya akibat penggunaan  berlebihan ialah tanggung jawab kita. Secara tertulis ia menyampaikan, sudah tiba saatnya bagi produsen untuk menyiapkan device yang bersahabat bagi mata.

Advan i7 06

Membahas sisi lebih teknis, Advan menyematkan layar TN seluas 7-inci di i7 dengan resolusi 1024×600. Dari penuturan Tjandra, nano optical film tidak memengaruhi tingkat kecerahan display, bahkan kabarnya, teknologi tersebut malah meningkatkan ketajaman gambar. Namun menjawab pertanyaan saya, ia tak menyangkal bahwa filter blue light menyebabkan output menjadi sedikit lebih kuning.

Advan i7 14

Advan i7 15

Penampilan luar Advan i7 terbilang sederhana. Tubuhnya terbuat dari plastik, dengan bingkai hitam mengelilingi layar, dan dua tombol fisik ditempatkan di sisi kanan. Buat mengakses dua slot SIM card dan microSD, Anda tinggal melepas penutup di bagian bawah. Agar tidak licin saat dipegang, produsen menambahkan tekstur mirip sarang lebah di punggung tablet.

Spesifikasi Advan i7 berada di kelas entry-level. Tablet ini berjalan di OS Android 5.1 Lollipop, dibekali prosesor quad-core 1GHz, GPU Mali 720, RAM sebesar 1GB dengan penyimpanan internal 8GB yang bisa Anda perluas sampai 32GB, ditenagai baterai 2.500mAh. i7 mendukung jaringan 4G, dilengkapi konektivitas berupa Wi-Fi 802.11 b/g/n, Bluetooth 4.0, GPS dan USB OTG. Kamera 5-megapixel di belakang serta 2-megapixel di depan juga terasa sebagai sekedar pelengkap.

Advan i7 16

Namun Advan memang tidak perlu menyematkan hardware canggih di sana, karena target konsumen tablet ini ialah para user belia (antara balita sampai 15 tahun), sebagai medium buat menikmati app-app edutainment. Bagi pengguna dewasa, i7 tetap optimal untuk membaca artikel atau berita, serta menonton.

Advan i7 01

Tentu saja, Anda tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak untuk memiliki Advan i7 ‘Eye Pro’. Tablet dijajakan di harga Rp 1,3 jutaan. Bersamaan dengan peluncuran i7, Advan turut memulai kampanye #LoveYourEyes di sosial media – sebuah usaha meningkatkan kesadaran khalayak akan bahaya sinar biru yang dihasilkan oleh perangkat bergerak.

Advan i7 07

Nvidia GeForce GT 710 Beri Tenaga Baru di Mini PC dan Komputer Tua Anda

Perkembangan teknologi kartu grafis integrated Intel dan AMD yang begitu pesat pada dasarnya hampir menyapu keberadaan GPU discrete low-end. Namun Nvidia mengetahui bahwa pasar tersebut belum betul-betul sirna. Para pengguna PC entry-level ternyata masih memerlukan komponen olah grafis baru di kelas ini untuk mengganti hardware lawas mereka.

Demi memenuhi permintaan tersebut, Nvidia meluncurkan kartu grafis low-end teranyar melalui partner-partnernya, memperkenalkan GeForce GT 710. Ia diramu untuk menghidupkan kembali PC-PC tua yang hampir terlupakan – mengubahnya jadi unit home theatre, atau memberi dongkrakan tenaga di komputer-komputer berukuran kecil. Sang produsennya bilang, GT 710 dapat ‘meningkatkan pengalaman pemakaian PC’.

Jangan biarkan wujud padat dan desain tanpa kipasnya mengelabui penilaian Anda. GPU ini menyimpan kekuatan cukup besar untuk menopang tiga monitor HD, diklaim 10 kali lebih kuat dari kartu grafis on-board, dan menyuguhkan performa gaming lebih besar 80 persen. Dibanding varian terdahulu (GT 610), GeForce GT 710 juga lebih gesit 70 persen dalam sejumlah skenario.

GeForce GTX 710 01

GeForce GT 710 masih memanfaatkan arsitektur last-gen Kepler, dengan 192 CUDA-core dan di-set di kecepatan 954MHz. Meskipun teknologi di belakangnya tidak baru, GPU menyimpan kapabilitas yang tak dimiliki oleh GT 610. Ia menawarkan mode anti-aliasing FXAA buat menghaluskan ujung objek-objek virtual, dibekali PhysX dan Adaptive Vertical Sync untuk meminimalisir efek screen tearing serta stuttering.

Dan untuk keperluan penyajian video sendiri, tersedia teknologi PureVideo HD. Fitur mengombinasikan proses decoding video HD terakselerasi dan post-processing. Output jadi lebih jelas, mulus, dengan image-scaling dan reproduksi warna akurat. Dari segi suara, GT 710 mendukung penuh TrueHD dan codec audio high definition lossless multi-channel.

GeForce GTX 710 02

Kartu grafis memberikan konsumen resolusi maksimal 2560×1600-pixel di 60Hz. Jika Anda bersedia turun ke 24Hz, GT 710 sanggup menangani 4096×2160, lebih tinggi dari 4K. Tapi bagaimana dengan ultra-HD sendiri? 3840×2160-pixel tercapai di output 30Hz.

Sedikit fakta menarik: sebenarnya GPU integrated Intel sudah bisa menghidangkan 4K di 60Hz, namun ia memerlukan perombakan total pada sistem. Dengan begitu, GeForce GT 710 merupakan solusi optimal untuk meng-upgrade PC tua.

Sejumlah vendor telah mengumumkan iterasi GeForce GT 710 mereka, antara lain Asus, EVGA, Galax, Gigabyte, Inno3D, Palit Multimedia, Manli, MSI, serta ZOTAC. Harganya berkisar antara US$ 30 sampai US$ 50 di Amerika Serikat.

Edit: sebelumnya ada kesalahan penulisan model, telah diperbaiki.

Via Digital Trends. Sumber: GeForce.com.

[Review] ZTE Blade V5

Ketika smartphone sudah diadopsi oleh hampir semua orang, muncul sebuah pertanyaan besar besar selanjutnya: Produk seperti apa yang paling ideal buat mayoritas masyarakat di negara berkembang? Bermain cukup lama di industri ini dan sangat terampil di ranah OEM, ZTE kembali menyerbu pasar Indonesia dengan beragam produk mid-range dan entry level. Continue reading [Review] ZTE Blade V5

Lumia 435 dan 532 Dual SIM Bawa Fitur Handal Microsoft ke Konsumen ‘Pemula’

Kabar mengenai handset entry-level baru dari Microsoft, Lumia 435 dan Lumia 532, sudah terdengar semenjak Januari kemarin. Melihat target pasarnya, kedua smartphone tidak akan ditawarkan di harga tinggi. Kini pertanyaannya, seberapa fungsionalkah Lumia 532 dan 435 bagi konsumen di lini tersebut? Apakah mereka hadir cuma sekedar pilihan, tanpa fitur spesial? Continue reading Lumia 435 dan 532 Dual SIM Bawa Fitur Handal Microsoft ke Konsumen ‘Pemula’

[Review] Smartfren Andromax C3

Dahulu, mungkin kita tak pernah membayangkan handset budget dan tipe entry-level akan menjadi pesaing terberat model-model high-end dari produsen kawakan. Kemunculan Xiaomi dan masuknya Asus ke pasar smartphone membuka mata banyak orang bahwa fitur dan kemampuan canggih tak harus selalu dibayar dengan jumlah uang yang banyak. Continue reading [Review] Smartfren Andromax C3

Nokia Normandy Menampakkan Wujud

Dahulu dikenal sebagai Project N, rumor tentang Nokia Normandy terasa tiada habisnya. Selain beberapa screenshot yang beredar di internet, sejauh ini tampilan Normandy yang biasa kita lihat adalah desain pre-rendered tiga dimensi. Tapi akhirnya ‘seseorang’ mempublikasikan foto Nokia Normandy via Twitter miliknya – lengkap dengan sejenis rubber case? Continue reading Nokia Normandy Menampakkan Wujud

[Review] Acer Aspire E1-422

Di dunia yang sudah disesaki oleh ratusan jenis tablet, banyak analasis memperkirakan bahwa umur hidup laptop multimedia akan segera berakhir – bahwa konsumen akan segera beralih ke device ‘ringkas’ berlayar sentuh. Namun benarkah demikian? Lantas mengapa produsen-produsen seperti Acer tampak tidak kenal lelah mengenalkan notebook baru mereka? Continue reading [Review] Acer Aspire E1-422