Rocket League Akan Jadi Game Gratisan Tidak Lama Lagi

Lima tahun pasca diluncurkan pertama kali, Rocket League telah dimainkan oleh lebih dari 75 juta orang. Game sepak bola sekaligus mobil-mobilan akrobatik (soccar) itu terbukti sangat populer sekaligus punya ekosistem esports yang sehat, namun ternyata developer-nya (Psyonix) masih punya rencana yang lebih besar lagi.

Dalam waktu dekat, Psyonix bakal merilis update yang amat signifikan, sekaligus yang akan mengubah Rocket League menjadi game free-to-play. Ya, Rocket League tidak lama lagi bakal bisa dimainkan secara gratis di semua platform (PC, PS4, Xbox One), dan ini tentu berpotensi menumbuhkan komunitas pemainnya menjadi lebih besar lagi.

Psyonix berjanji untuk tidak mengubah gameplay Rocket League. Malahan, mereka akan menyempurnakan fitur-fitur seperti Tournaments dan Challenges, serta membenahi tampilan menunya supaya lebih mudah dinavigasikan, terutama bagi para pemain baru. Bersamaan dengan debut Rocket League sebagai game gratisan, platform distribusi versi PC-nya juga akan dipindah dari Steam ke Epic Games Store.

Tentu saja kita tidak perlu terkejut mendengar berita ini, sebab Epic Games memang sudah mengakuisisi Psyonix sejak tahun lalu. Pasca pergantiannya menjadi game free-to-play, Rocket League bakal lenyap dari Steam, akan tetapi pemain lama tetap bisa memainkannya sekaligus menerima update lewat platform milik Valve tersebut.

Selain gratis, Rocket League nantinya juga akan mendukung fitur cross-platform sepenuhnya. Ini berarti semua pemain bisa membawa progresnya dari satu platform ke yang lain – dari console ke PC ataupun sebaliknya – menggunakan satu akun Epic Games. Progres yang dimaksud di sini mencakup semua item yang dimiliki dan pernah dibeli, progres Rocket Pass maupun Competitive Rank.

Bicara soal pernah membeli, apakah mereka yang sudah membeli Rocket League dan memainkannya sejak lama akan mendapat fasilitas ekstra? Tentu saja. Semua pemain yang membeli Rocket League sebelum versi gratisannya meluncur nanti – saat ini versi PC-nya di Steam dibanderol Rp 136 ribu – bakal menerima sejumlah hadiah. Berikut rinciannya:

  • Semua Rocket League-branded DLC yang dirilis sebelum free-to-play
  • Titel “Est. 20XX” dengan “XX” yang mengindikasikan tahun pertama pemain menyentuh Rocket League
  • 200+ common item yang telah di-upgrade ke kualitas “Legacy”
  • Golden Cosmos Boost
  • Dieci-Oro Wheels
  • Huntress Player Banner

Psyonix sejauh ini belum memastikan kapan persisnya versi gratisan Rocket League bakal dirilis. Mereka cuma bilang “later this summer“, yang berarti tidak akan lewat dari bulan September 2020.

Sumber: Polygon dan Psyonix.

Selama Fase Beta, Valorant Dimainkan Hampir 3 Juta Pemain Setiap Harinya

Valorant resmi meluncur hari ini. Setelah lebih dari satu dekade, Riot Games akhirnya punya game yang bukan berasal dari lore League of Legends. Valorant tentunya juga lebih berbobot ketimbang Teamfight Tactics yang ber-genre auto chess maupun Legends of Runeterra yang merupakan digital collectible card game (CCG).

Penggemar game first-person shooter (FPS) kompetitif tentunya juga lebih banyak daripada auto chess maupun CCG, dan ini bisa kita lihat dari data seputar fase closed beta Valorant.

Riot mengklaim bahwa kalau dirata-rata, ada hampir tiga juta orang yang memainkan Valorant setiap harinya selama fase beta. Sebagai perbandingan, CS:GO pada bulan Maret lalu sempat memecahkan rekor 1 juta concurrent player. Memang tidak apple-to-apple mengingat rekor CS:GO itu adalah untuk jumlah pemain yang online di saat bersamaan, tapi setidaknya kita punya gambaran sebesar apa hype Valorant.

Tidak kalah mengesankan adalah total durasi yang dihabiskan para penonton Valorant di Twitch. Tercatat bahwa dalam kurun waktu kurang dari dua bulan (7 April – 28 Mei), 470 juta jam habis terpakai untuk menonton sesi permainan Valorant. Pernah dalam satu hari, 1,7 juta orang menonton streaming Valorant secara bersamaan.

Dengan dirilisnya Valorant secara resmi, kita tidak perlu terkejut seandainya jumlah pemain hariannya terus bertambah banyak lagi. Demi meramaikan peluncurannya, Riot juga telah menambahkan seorang Agent baru bernama Reyna, map baru bernama Ascent, dan mode permainan baru bertajuk Spike Rush.

Sumber: PC Gamer.

Tinggalkan Fase Beta, Valorant Resmi Diluncurkan 2 Juni

Valorant, game FPS kompetitif persembahan Riot Games, sudah menjalani fase pengujian closed beta sejak 7 April kemarin. Namun belum dua bulan berselang, Riot rupanya sudah tidak sabar untuk merilis Valorant secara resmi.

28 Mei nanti, fase pengujian Valorant akan berakhir, dan Riot bakal menghapus semua akun pemain yang ada. Lalu tanpa harus menunggu lama, kita semua dipersilakan untuk memainkan game free-to-play ini mulai tanggal 2 Juni.

Valorant

Sekadar mengingatkan, Valorant boleh dibilang merupakan hasil perkawinan antara Overwatch dan CS:GO. Ada beberapa hero – Agent kalau dalam kamus Valorant, dan sejauh ini jumlahnya sudah ada 10 – yang bisa dipilih yang menawarkan beragam skill uniknya masing-masing, akan tetapi variasi senjatanya sama untuk setiap karakter.

Entah kebetulan atau tidak, karakteristik senjata Valorant sangat mirip seperti di CS:GO, dan ini tentunya merupakan kabar gembira bagi para pemain profesional CS:GO yang pindah haluan ke Valorant. Di saat yang sama, pemain Overwatch mungkin memerlukan waktu ekstra buat beradaptasi, namun itu tidak mencegah salah satu bintang terbesarnya untuk banting setir.

Valorant

Terkait gameplay, Riot kabarnya sudah menyiapkan mode baru yang akan tersedia bersamaan dengan peluncuran resmi Valorant. Mode utamanya sendiri adalah mode yang sudah tidak asing lagi buat siapapun yang pernah memainkan Counter-Strike; satu tim bertugas menanam bom di titik yang ditentukan, sedangkan tim lainnya harus mencegah aksi teror tersebut (5 vs 5).

Timing peluncuran resmi Valorant ini hanya terpaut beberapa hari setelah Crucible, hero shooter besutan Amazon yang sudah lebih dulu hadir di Steam. Meski begitu, kedua game sebenarnya sangat berbeda. Bahkan dari segi tampilan saja sudah kelihatan perbedaannya, mengingat Crucible menyajikan permainan dari sudut pandang orang ketiga seperti Fortnite.

Sumber: Riot Games via VentureBeat.

Gandeng Logitech G, Herman Miller Siap Ciptakan Kursi Gaming Premium

Meledaknya industri esports berhasil melahirkan sejumlah kategori produk baru di ranah gaming. Dua yang paling aneh menurut saya adalah sepatu gaming dan kursi gaming, tapi mungkin itu karena saya yang terlalu tua untuk memahami kebutuhan para atlet esports profesional.

Kalau Anda berpikiran serupa, mungkin sudah waktunya kita membuka mata lebih lebar. Kursi gaming eksis dan akan terus berevolusi ke depannya. Kalau tidak, mustahil nama sebesar Herman Miller memutuskan terjun ke bidang ini. Mereka pun tidak sendirian, ada Logitech yang mendampinginya.

Buat yang tidak tahu, Herman Miller merupakan produsen furnitur kantor kenamaan asal Amerika Serikat. Perusahaan ini sudah berdiri selama satu abad lebih, dan deretan cubicle yang tiap hari Anda jumpai di kantor itu ada karena merekalah yang pertama kali menciptakannya di tahun 1968.

Singkat cerita, Herman Miller merupakan salah satu merek kursi kantor paling bergengsi di dunia, dan tidak lama lagi mereka juga akan membuat kursi gaming-nya sendiri dengan bermitra bersama Logitech G. Mengapa kemitraan seperti ini penting? Karena ini salah satu cara bagi Herman Miller untuk mendengarkan langsung masukan dari tim-tim esports profesional yang disponsori oleh Logitech G.

Aeron, salah satu kursi kantor terpopuler buatan Herman Miller / Herman Miller
Aeron, salah satu kursi kantor terpopuler buatan Herman Miller / Herman Miller

Bukan rahasia apabila produsen periferal (termasuk Logitech sendiri) bekerja sama dengan atlet esports selama mengembangkan produknya, dan Herman Miller pun ingin mengambil jalur yang sama. Lebih lanjut, Herman Miller selama ini juga memang sudah terbiasa melakukan banyak riset selama merancang deretan furniturnya.

Menurut mereka, sebagian besar kursi gaming yang ada di pasaran sekarang hanya mengedepankan aspek estetika saja. Padahal, yang berdampak langsung pada performa (konsentrasi) pemain justru adalah aspek kenyamanan, dan itulah yang bakal menjadi fokus utama Herman Miller dan Logitech.

Rencananya, kursi gaming pertama Herman Miller akan diluncurkan dalam waktu dekat (musim semi 2020). Juga menarik adalah bagaimana kursi gaming ini disebut sebagai “produk pertama dari kemitraannya”, mengindikasikan kalau ke depannya mereka juga akan merambah kategori lain. Gaming desk mungkin?

Sumber: Herman Miller via VentureBeat.

Perombakan yang Terjadi di Roster Dota 2 OG Sampai Saat ini

Setelah pengumuman rehatnya Anathan “Ana” Pham pada tanggal 25 Januari kemarin. OG mengumumkan keputusan Jesse “JerAx” Vainikka dari ranah kompetitif Dota 2. Ana dan JerAx memperkuat Roster Dota 2 OG sejak tahun 2016. Ana memang sempat beberapa kali memutuskan untuk beristirahat dari ranah kompetitif dan kembali bertanding pada The International. Bagi JerAx sendiri, bermain secara kompetitif sangat melelahkan baginya.

I’ve grown tired from always trying to compete, getting better and aiming for a win

Kalimat tersebut saya kutip dari penjelasan pribadi JerAx mengenai keputusannya untuk pensiun. Sebagai pemain profesional, ia selalu didorong untuk menjadi yang terbaik. Hal ini membuat dirinya tidak nyaman. Ia mengaku sangat lelah untuk selalu berkompetisi. Pada akhirnya dia merasa sangat sulit baginya untuk mengimbangi lawan-lawannya kini.

“These are feelings that initially got me deeply connected to the game, but have faded away. This is due to me seeing the game as a competition.”

Saya bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Jesse mengenai kalimat di atas. Dota 2 adalah game untuk bersenang-senang. Anda bisa kecanduan bermain Dota 2 tentu karena seberapa menyenangkan game ini untuk dimainkan terlebih bersama teman-teman. Tetapi JerAx sudah sangat jauh dengan kesenangan yang ia dapat ketika ia bermain dulu. Yang ia rasakan hanyalah tekanan untuk menjadi yang terbaik dengan cara bereksperiman dan menciptakan satu formula untuk memenangkan pertandingan. Saya menganalogikannya jadi seperti robot yang terus berpikir, dibandingkan seseorang yang bermain game.

Tidak memiliki keinginan untuk bermain Dota 2

Sumber: Facebook OG
Sumber: Facebook OG

JerAx berkata bahwa ia ingin mengejar tujuan lain di hidupnya dan tidak ada lagi keinginan untuk bermain Dota 2. Hal tersebut bisa jadi wajar diucapkan oleh seseorang yang sudah mendapatkan uang setidaknya sebesar 88 miliar Rupiah dari karir profesionalnya. Pasalnya, ia sudah mendapatkan tahta tertinggi di Dota 2 dua kali berturut-turut. Yaitu juara The International pada tahun 2018 dan 2019. JerAx memiliki segala alasan untuk meninggalkan ranah kompetitif. Entah memulai bisnis baru atau melakukan investasi (di ekosistem esports mungkin?)dan membiarkan uangnya yang bekerja.

Lelah, tidak ada motivasi dan menginginkan hal lain

Sumber: ogs.gg
Sumber: ogs.gg

“It is time for me to take a step back, and remove myself from the active roster. I will be taking a role within OG in which I will be able to help all teams and players with increasing their performance.”

Sébastien “Ceb” Debs memberikan pernyataan bahwa dirinya mengundurkan diri dari roster aktif OG. Ia memutuskan untuk fokus membina pemain-pemain OG. Tidak hanya Dota 2, kini OG memiliki banyak divisi esports di organisasinya. Ceb memang memiliki kemampuan untuk memotivasi pemainnya. Anda tentu dapat melihatnya di film dokumenter “True Sight” dari Valve. Di film tersebut memperlihatkan cara Ceb untuk membuat timnya tetap berada pada keadaan mental yang positif. Peran tersebut memang biasanya dilakukan oleh pelatih atau psikolog.

“It truly feels like we went through most of what competitive DotA had to offer.”

Sama dengan alasan JerAx, Ceb memutuskan untuk keluar dari roster aktif karena ia merasa sudah meraih impiannya. Tidak ada lagi yang bisa ia gapai selanjutnya di kompetitif Dota 2. Merasa cukup terhadap perjuangan yang harus mereka lalui. Karena untuk menjadi yang terbaik tentu sangat melelahkan dan membutuhkan pengorbanan yang besar.

Memang tidak bisa dipungkiri, mereka sudah meraih semuanya di Dota 2. Menjadi juara turnamen Major, dua kali juara The International dan menjadi 5 atlet esports dengan pemasukan paling banyak saat ini. Tidak ada lagi yang bisa mereka kejar. “You either die a hero or you live long enough to see yourself become the villain” merupakan keputusan yang diambil oleh Ceb dan JerAx.

Free agent terbaik, Suma1L bergabung dengan OG

 

Tidak mudah bagi N0tail untuk mencari pengganti Ana di posisi carry. Beruntungnya, Sumail “Suma1L Hassan sedang dalam status free agent. Selepasnya Suma1L dari Evil Geniuses, ia seperti kebingungan untuk mencari tim yang tepat untuk bermain. Ia bahkan tidak bertahan lebih dari satu bulan di Quincy Crew.

Komunitas Dota 2 memang sudah mengira bahwa Suma1L atau Yeik “MidOne” Nai Zheng akan bergabung dengan OG. Untuk MidOne sendiri sepertinya tidak ada lagi posisi yang bisa dipilih. Pasalnya, MidOne adalah seorang pemain mid lane. Lalu di OG sudah ada Topias “Topson” Taavitsainen yang mengisi role tersebut. Suma1L sendiri sangat gembira untuk bergabung dengan OG. Ia berkata, “bersama OG, orang-orang yang memiliki prestasi yang lebih banyak dari saya di Dota. Saya sangat berharap bisa belajar banyak dari Ceb dan N0tail.” Pengumuman masuknya Suma1L ini dilakukan ketika penayangan perdana film dokumentar “True Sight” di Berlin.

MidOne dan Saksa melengkapi roster Dota 2 OG

 

Datangnya Yeik “MidOne” Nai Zheng dan Martin “Saksa” Sazdov telah melengkapi roster Dota 2 OG untuk berlaga di ESL One Los Angeles 2020. Berbeda dari sebelumnya, MidOne akan bermain sebagai offlaner. Agak ironis memang, apakah ia harus berganti nama menjadi OfflaneOne? Saksa sendiri akan mengganti posisi Jesse “JerAx” Vainikka di support 4.

Selesai sudah perombakan pemain yang terjadi di OG. Dengan begini, roster Dota 2 OG sekarang berisikan 3 midlaner. Suma1L dan MidOne mungkin akan membutuhkan beberapa waktu untuk menyesuaikan posisinya. Tetapi kita sudah melihat bagaimana N0tail memimpin sebuah tim dan membawa rooster lama OG ke titik tertinggi. Seharusnya mereka bisa tetap bersinar dengan roster baru ini.

Akankah Super Smash Bros. Ultimate Gantikan Melee?

Nintendo meluncurkan Super Smash Bros. Melee pada 2001 untuk konsol Gamecube. Meskipun sudah berumur hampir dua puluh tahun, game tersebut masih memiliki komunitas esports yang aktif. Sampai saat ini, komunitas Melee masih ikut turun dalam kompetisi esports. Untuk mempertahankan tradisi, mereka juga biasanya masih menggunakan televisi CRT. Tampaknya, keengganan untuk berubah adalah salah satu alasan mengapa komunitas Melee tetap berkeras untuk memainkan Melee meski telah muncul game Smash baru.

Walaupun begitu, tahun ini, domuniasi Melee mungkin akan tergoyahkan dengan keberadaan Super Smash Bros. Ultimate. Nintendo meluncurkan Ultimate pada tahun lalu untuk konsol Switch. Dan game itu terbukti sukses. Faktanya, Ultimate telah menjadi game fighting dengan angka penjualan tertinggi sepanjang masa. Game itu telah terjual sebanyak 15,5 juta kali. Sebagai perbandingan, total penjualan Melee hanya mencapai 7,4 juta.

Selain itu, karena Nintendo tidak pernah merilis ulang Melee untuk konsol yang lebih baru, orang-orang yang tertarik untuk memainkan game itu harus membeli konsol lama dan hanya bisa menemukan game Melee bekas. Ini mungkin bisa menurunkan minat seseorang untuk mencoba bermain Melee, terutama karena sekarang, Anda bisa mengunduh game seperti Fortnite secara gratis dengan mudah.

Menariknya, selama ini, Melee selalu bisa bertahan bahkan setelah muncul game Smash baru. Sebelum ini, Nintendo telah merilis Super Smash Bros. Brawl untuk Wii atau Super Smash Bros 4 untuk Wii U. Kedua game itu memang mendapatkan sambutan hangat ketika pertama kali diluncurkan. Meskipun begitu, pada akhirnya, ketertarikan para pemain akan game tersebut memudar, membuat Melee kembali populer. Menurut kreator konten Melee, Andrew “PracticalTAS” Nestico, inilah yang akan terjadi.

Andrew Nestico 🐼🌎📊@PracticalTAS

The cycle never fails to occur.

* new smash game comes out
* Melee starts losing attendance and viewership
* “Melee is dying”
* sick Melee happens right beside new smash game (YOU ARE HERE)
* fans of the new smash game become Melee fans
* Melee is miraculously revived

372 people are talking about this

Sebagian orang percaya, Melee tak lagi bisa berkembang. Mengingat game itu telah berumur 19 tahun, para pemainnya sudah tahu semua celah dalam game untuk mendapatkan hasil paling maksimal. Sementara Nintendo berencana untuk membuat Ultimate menjadi lebih kompetitif dari dua game pendahulunya, Brawl dan Smash 4. Perusahaan Jepang itu secara rutin mengeluarkan patch untuk memastikan metagame dari Ultimate tidak menjadi stagnan — masalah yang menghantui Smash 4. Switch juga diterima dengan baik di kalangan konsumen. Ini dapat mendorong pertumbuhan scene esports Ultimate.

Super Smash Bros. Ultimate. | Sumber: Nintendo via Engadget
Super Smash Bros. Ultimate. | Sumber: Nintendo via Engadget

Sayangnya, sulit untuk membandingkan data antara Ultimate dan Melee. Pada turnamen Genesis 7 tahun ini, turnamen Melee diikuti oleh 1.106 orang. Sementara dalam peserta Ultimate mencapai 1.680 orang. Namun, Melee masih unggul dari segi penonton. Pada puncaknya, jumlah penonton Melee hampir mencapai 100 ribu orang, sementara jumlah penonton Ultimate hanya berkisar pada angka 90 ribuan.

Satu hal lain yang harus diingat adalah scene esports game Smash memang kurang mendapatkan dukungan dari Nintendo sebagai publisher. Karena itu, biasanya, biaya penyelenggaraan turnamen ditanggung oleh komunitas. Sementara total hadiah untuk peserta juga dikumpulkan dari biaya pendaftaran turnamen. Jika dibandingkan dengan total hadiah turnamen esports lain, total hadiah untuk turnamen Smash jauh lebih kecil. Biasanya, pemain profesional Smash bisa bertahan hidup karena mereka bergabung dengan organisasi esports besar, seperti Team Liquid dan Cloud9. Mengingat Ultimate kini tengah populer, kemungkinan besar, organisasi-organisasi esports tersebut akan lebih melirik pemain Ultimate ketimbang pemain Melee.

Meskipun begitu, Melee masih memiliki pemain baru, termasuk Zain Naghmi, yang baru saja memenangkan turnamen Melee di Genesis 7. Zain dianggap sebagai pemain “post-doc”, sebutan untuk orang-orang yang menjadi fans setelah dokumentar The Smash Brothers dirilis pada 2013. Zain bukan satu-satunya pemain Melee profesional baru.

“Kabar baik bagi Melee untuk mendapatkan pemain baru, khususnya iBDW,” kata Zain pada ESPN. Pemain yang Zain maksud adalah Cody “iBDW” Schwab, yang duduk di peringkat 9 dalam daftar 100 pemain terbaik Super Smash Bros. Melee pada 2019. “Saya rasa, dia akan terus naik level dan akan masuk dalam daftar top 8. Melee tampaknya masih akan bertahan. Pada 2020, ada banyak orang yang bisa ikut dalam turnamen.”

Sumber header: Polygon

Nike Bekerja Sama dengan Vodafone Giants

Nike meneruskan rencananya di dunia esports dengan bekerja sama dengan Vodafone Giants. Nike yang baru saja bekerja sama dengan T1 seminggu lalu seperti sangat antusias untuk menjalin kerja sama di dunia esportsKerja sama Nike dan T1 adalah penyediaan jersey untuk para pemain T1 dan membuat fasilitas pelatihan baru.

Sumber: InvenGlobal
Sumber: InvenGlobal

Nike nampaknya kian gencar untuk lebih dalam terjun ke dunia esports. Pada tahun 2019 kemarin, Nike memiliki kerja sama dengan League of Legends Pro League Tiongkok senilai US$144 juta. Nike menjadi partner LPL untuk pakaian dan sepatu pemain. Setiap tim yang ada di LPL akan diberikan desain jersey dari Nike. Dengan begitu, para penonton akan melihat logo Nike di setiap pemain di LPL. Langkah yang luar biasa dari Nike untuk bekerja sama dengan salah satu liga esports terbesar di Tiongkok.

Vodafone Giants akan menjalani latihan dari Master Trainer Nike

Vodafone Giants, yang baru saja mengakuisisi seluruh roster Aerowolf untuk divisi R6S,  juga akan mendapatkan desain jersey baru dari Nike. Selain itu, Nike sudah merencanakan program pelatihan fisik dan psikis. Program tersebut  dibuat oleh Fabián Domènech selaku Master Trainer dari Nike. Pusat pelatihan baru juga akan dibuat, tetapi kami belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut. Nike yang mementingkan latihan fisik untuk para atlet esports ini merupakan langkah yang positif. Kualitas fisik yang baik akan memberikan performa bermain yang baik pula. Tim-tim lain juga mulai sadar akan hal tersebut dengan mempekerjakan ahli nutrisi untuk pemainnya.

Sumber: Cybersports.ru
Sumber: Cybersports.ru

Apakah kerja sama brand olahraga dengan esports hanya sebatas jersey dan program pelatihan saja? Masih banyak brand olahraga yang kebingungan untuk membuat produk yang cocok untuk pasar esports. Jersey memang yang paling masuk akal untuk dipindah dari olahraga ke esports. Tidak ada lagi produk olahraga yang bisa diterapkan untuk atlet esports. 

Puma sempat membuat gaming socks beberapa waktu lalu. Tetapi menurut saya, produk itu penuh dengan gimmick yang tidak penting. Walapun para atlet esports juga memakai sepatu, tetapi sepatu tidak secara lansung mempengaruhi performa dari atlet esports itu sendiri. Mungkin sepatu akan sama halnya dengan jersey, yaitu hanya sebagai sarana penempatan logo sponsor saja.

Harrisburg University Buka Jurusan Sarjana Esports

Harrisburg University yang berlokasi di Pennsylvania memang kampus yang sangat aktif menjalankan kegiatan esports. Pasalnya, mereka memulai kegiatan esports dari tahun 2018 dengan mendirikan tim esports kampusnya dan memiliki esports arena sendiri. Tim kampus Harrisburg University yang bernama HU Storm juga telah memenangkan Collegiate Overwatch National Championship 2019. Harrisburg University menyediakan beasiswa untuk para atlet esports untuk game League of Legends, Overwatch, dan Hearthstone.

Sumber: technical.ly
Sumber: technical.ly

Berlanjut ke tahap selanjutnya, Harrisburg University membuka program sarjana esports di kampusnya. Program sarjana ini mengajarkan mahasiswa untuk menjadi media content creator, event manager, coach, team manager, marketing manager, analyst, dan yang lainnya. Dikutip dari website Harrisburg, program ini bukan tempat latihan menjadi atlet esports tetapi untuk para mahasiswa yang memiliki passion di esports dan ingin memulai karir di industri esports tersebut. Program ini akan dimulai pada tahun 2020 mendatang.

Tidak heran apabila Harrisburg University giat sekali dalam kegiatan esports. Di dalamnya terdapat orang-orang yang berpengalaman dan memiliki passion di esports. Chad “History Teacher” Smeltz merupakan mantan pelatih dan manager dari tim-tim besar League of Legends di Amerika Serikat seperti Immortals dan NRG esports. Chad merupakan lulusan dari Harrisburg University dan memiliki pengalaman mengajar sejarah di sekolah menengah atas di sana. Pada Harrisburg University, Chad berperan sebagai esports Program Director.

Untuk pelatih Overwatch, Harrisburg University menghadirkan Joe “Joemeister” Gramano. Joemeister merupakan mantan pemain professional yang bermain di Overwatch League di bawah tim Philadelphia Fusion dan menjadi perwakilan Kanada untuk Overwatch World Championship 2017.

Joe "Joemeister" Gramano | Sumber: Dotesports
Joe “Joemeister” Gramano | Sumber: Dotesports

Pelatih League of Legends untuk Harrisburg University juga tidak main-main. Mereka menghadirkan Alex “Xpecial” Chu. Mantan pemain professional di North America LCS yang pernah berada di bawah naungan tim Team Liquid dan Team Solo Mid. Ialah yang membawa tim HU Storm meraih juara di Midwest Campus Clash.

Bekerja Sama Dengan Nerd Street Gamers

John Fazio | Sumber: Bizjournals
John Fazio | Sumber: Bizjournals

Nerd Street Gamers adalah penyelenggara acara dan penyedia fasilitas esports yang berbasis di Philadelphia. Nerd Street Gamers akan berperan sebagai partner dan penasihat dari program sarjana esports di Harrisburg University. Dikutip dari website Nerd Street Gamers, John Fazio selaku CEO dari Nerd Street Gamers berkata “program baru dari Harrisburg University akan menciptakan bibit pelaku industri esports yang professional. Membangun infrastruktur di esports bukan hanya menemukan pemain yang berbakat, tetapi juga memberikan sarana bagi mereka yang ingin berpartisipasi dan program edukasi bagi para talenta muda di esports.

 

Hadiah Natal dan Tahun Baru untuk Penggemar Esports yang Lucu nan Imut

Natal dan tahun baru sebentar lagi tiba! Inilah saatnya saling memberi. Bertukar kado dengan teman menjadi tradisi di beberapa tempat. Apakah Anda sedang mencari hadiah khusus untuk seorang penggemar esports? Kami sudah membuat daftar hadiah yang bisa Anda beli untuk membuat gebetan Anda terpukau.

J!NX Pachimari Overwatch Pom Knit hat

Sumber: Blizzard Gear Store
Sumber: Blizzard Gear Store

Berdesain lucu dengan gambar wajah Pachimari akan membuat seorang penggemar Overwatch tergila-gila. Cocok untuk udara dingin, topi ini dibuat dari anyaman yang akan membuat Anda nyaman.

FNATIC Winter Bundle

Sumber: FNATIC Shop
Sumber: FNATIC Shop

FNATIC bukan hanya di dada ku, tetapi juga di topi dan tas ku. Cocok sekali untuk kalian yang ingin membela FNATIC di The International 2020 nanti. Berlokasi di Swedia yang dingin, tentu saja Anda akan membutuhkan syal dan beanie ini.

Virtus.Pro Plush Slippers

Sumber: Frag Store
Sumber: Frag Store

Anda penggemar tim CS:GO AVANGAR? Tepat sekali apabila Anda membeli alas kaki ini, karena seluruh pemain AVANGAR sudah diakuisisi oleh Virtus.Pro baru-baru ini. Datang ke turnamen Major dengan bergaya bagai maskot beruang Virtus.Pro bukan mimpi lagi.

Overwatch Logo 2-Piece Comforter Set

Sumber: Blizzard Gear Store
Sumber: Blizzard Gear Store

Bed cover berlambang Overwatch ini akan membuat Anda nyaman walau ada badai apapun. Ada icon setiap hero overwatch yang akan menunjukan ke orang-orang bahwa Anda adalah fans terbesarnya Overwatch.

ESL Ugly Christmas Sweatshirt

Sumber: ESL Shop
Sumber: ESL Shop

Sweater dengan sablon yang dicetak dan desain yang unik ini pasti akan membuat hadiah yang tidak terlupakan. Bahan yang tahan lama juga akan membuat sweater bisa dipakai lama. Berencana untuk datang ke event ESL selanjutnya?

Cloud9 2019 Holiday Sweater

Sumber: Cloud9.gg
Sumber: Cloud9.gg

Rayakan liburan natal dan tahun baru dengan sweater bertemakan liburan kali ini dari Cloud9. Seorang penggemar Sneaky, pemain League of Legends dari Cloud9, tentu tidak bisa melewatkan sweater ini. Dan jangan lupa, warna biru khas Cloud9 memenuhi sweater ini. Semua orang yang melihat pasti mengetahui Anda adalah fans Cloud9 sejati.

Overwatch Magnetic Levitating Snowball

Sumber: IGN.com
Sumber: ign.com 

Snowball adalah rekan dari Mei, karakter di Overwatch. Di dalam game-nya, Mei melempar Snowball untuk mengeluarkan jurus Blizzardnya. Snowball melayang di sekitar Mei ketika menemaninya bertempur. Bukan hanya Mei yang bisa memiliki Snowball, Anda juga bisa menjadikannya kado Natal. Di patung ini, Snowball melayang menggunakan daya magnet. Jadi benar-benar seperti sungguhan.

FNATIC Christmas Sweater

Sumber: FNATIC Shop
Sumber: FNATIC Shop

Masih dari FNATIC, sweater printing ini berdesain sangat mencolok dan unik. Lengkap dengan gambar Santa dan mistletoe tentu akan menghidupkan kado hadiah Anda yang bertema liburan natal.

Pemerintah Jerman jadi yang Pertama Keluarkan Visa untuk Esports

Pada tahun 2020 nanti, Jerman akan menerapkan peraturan imigrasi baru yang dinamakan skilled imigration act. Peraturan baru ini akan mempermudah tenaga kerja professional yang terkualifikasi dari luar negara-negara Eropa untuk bekerja di Jerman. Organisasi esports Jerman yaitu ESBD telah bertahun-tahun berusaha melegitimasikan esports menjadi sebuah pekerjaan resmi di Jerman. Hasilnya, visa untuk esports akan masuk ke dalam peraturan skilled imigration act pada bulan Maret tahun 2020 nanti.

Beberapa kondisi harus diperhatikan agar bisa mendapatkan kualifikasi untuk mendapatkan visa esports di Jerman: minimal berusia 16 tahun, jumlah gaji tertentu yang telah disetujui dan dikonfirmasi dari federasi Esports yang berwenang.

Sumber: fluxfm
Hans Jagnow | Sumber: fluxfm

Dikutip dari esportbund.de, Hans Jagnow selaku presiden dari ESBD mengatakan, “esports visa ini akan sangat membantu acara-acara esports yang akan diadakan di Jerman. Kami adalah negara pertama yang berhasil mengeluarkan visa khusus untuk esports. Diharapkan semakin banyak lagi acara-acara esports yang akan diadakan di Jerman.”

Di acara esports bertaraf internasional, sudah pasti banyak pihak-pihak yang terlibat yang berasal dari luar negeri. Mengingat cukup banyak kasus penolakan visa terhadap atlet esports sehingga mereka batal mengikuti turnamen, berkat adanya visa ini, semua urusan imigrasi akan dipermudah dan bagi pihak penyelenggara acara tidak usah memusingkan permasalahan imigrasi.

Selain mempermudah penyelenggaraan acara esports di Jerman, visa esports ini juga mempermudah organisasi yang berbasis di Jerman untuk memperkerjakan pemain-pemain dari luar negara-negara Eropa. Sehingga pemain tidak perlu memikirkan kesulitan mendapatkan visa untuk bekerja di organisasi tim esports Jerman.

Sumber: NYTimes
Sumber: NYTimes

Jerman sendiri terbilang cukup sering menjadi tuan rumah acara esports yang berskala besar seperti, League of Legends Championship Series Eropa, CS:GO Starladder Berlin Major, dan PUBG Global Invitational Berlin.

Meski Jerman menjadi negara pertama yang mengeluarkan visa khusus untuk kebutuhan esports, menariknya, esports sendiri juga sempat mengalami penolakan di sana. Di 2018, federasi olimpiade olahraga Jerman (DOSB) pernah mengeluarkan sebuah laporan yang mencoba menjawab sebuah pertanyaan: apakah esports bisa dikategorikan sebagai sebuah olahraga. Kala itu, mereka menjawab dengan gamblang, “tidak.” Menurut laporan tersebut, jika dibandingkan dengan olahraga, esports ada di ‘galaksi’ yang berbeda. Justifikasi mereka kala itu adalah tuntutan fisik yang dimiliki oleh olahraga.