Kantongi Lisensi E -Money, Platform Loyalitas Ezeelink Kejar Pengembangan Produk

Platform loyalitas Ezeelink bakal gencar mengembangkan produk e-money (dinamai Ezeepay), pasca mengantongi lisensi Bank Indonesia pada Juni 2018. Pada tahap awal yang akan segera diluncurkan masih standar, untuk pembayaran PPOB, tagihan, dan top up pulsa. Berikutnya akan merambah ke sektor transportasi dan lainnya.

“Mengingat perkembangan industri digital yang sangat cepat, pengembangan berikutnya akan disesuaikan dengan teknologi yang terbaru,” terang CEO Ezeelink Andre Satyadharma kepada DailySocial.

Saat ini Ezeepay masih dalam tahap pengembangan. Penggunaannya pun terbatas untuk kalangan internal perusahaan saja. Direncanakan pada akhir tahun ini Ezeepay akan segera hadir untuk publik. Nantinya seluruh pembayaran untuk produk e-voucher, pembelian pulsa, dan sebagainya akan diakomodir lewat Ezeepay.

Andre Satyadharma (CEO Ezeelink) / Ezeelink
Andre Satyadharma (CEO Ezeelink) / Ezeelink

Untuk sementara pembelian produk e-voucher dapat menggunakan opsi pembayaran dengan tukar poin loyalitas atau virtual account.

Andre bercerita persiapan memperoleh lisensi ini membutuhkan proses yang cukup lama, dimulai dari saat Ezeelink dirintis pada 2012 yang lalu. Perusahaan membangun ekosistem bisnis secara perlahan-lahan hingga akhirnya BI mempercayakan Ezeelink sebagai salah satu pemain e-money di Indonesia.

Perusahaan pun mantap untuk melanjutkan fokus pengembangan layanan ke arah aplikasi sebagai strategi berikutnya agar tetap relevan dengan era digitalisasi.

Aplikasi Ezeelink diklaim telah diunduh lebih dari 30 ribu kali. Berhasil mengakuisisi rata-rata 10 ribu pengguna baru setiap bulannya dan mengakomodasi 2 ribu sampai 3 ribu transaksi.

Perjalanan bisnis Ezeelink

Dalam perjalanannya, Ezeelink dikenal sebagai platform loyalitas yang menerbitkan kartu fisik keanggotaan berbagai merchant ataupun brand. Hingga kini Ezeelink telah memiliki lebih dari 3 ribu outlet dari 400 brand. Secara gabungan, ada lebih dari 2,5 juta pemegang Ezeelink, baik berbasis kartu fisik maupun aplikasi. Mereka tersebar di Jabodetabek, Jawa, dan Sumatera.

Merchant yang tergabung mayoritas bergerak di industri food and beverages (FnB), kemudian gaya hidup, hotel & travel, gadget & home appliance, otomotif, convenience store, edukasi, health & wellness, dan komunitas.

Secara model bisnis, Ezeelink memiliki tiga produk, yakni membership loyalty program, payment, dan e-commerce. Untuk membership, pengguna dapat merasakan manfaat menjadi anggota berbagai merchant Ezeelink. Ketika bergabung, pengguna akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan berbagai produk menarik dari merchant Ezeelink.

Dari sisi e-commerce, Ezeelink menjembatani merchant untuk menjual e-voucher dan mempromosikan produknya di aplikasi. Penjualan e-voucher menjadi senjata kuat untuk meningkatkan penjualan sekaligus memperkuat hubungan loyalitas antara konsumen, merchant, dan perusahaan.

Oleh karena itu, e-voucher dijadikan sebagai salah satu channel monetisasi Ezeelink. Diklaim dari produk ini telah memfasilitasi 30 ribu transaksi dan lebih dari 5 ribu voucher terjual habis.

Tak hanya untuk konsumen, sambungnya, Ezeelink menyajikan solusi untuk merchant baik dari sisi pelatihan karyawan, merchant relation, integrated marketing, call center, dan hardware support.

“Ezeelink menyediakan mesin EDC khusus untuk para merchant saat ingin menukar poinnya dengan hadiah yang mereka bidik. Mesin itu sudah mulai didistribusikan ke beberapa merchant.”

Target Ezeelink

Andre menuturkan pada tahun depan perusahaan akan lebih agresif mengembangkan aplikasi Ezeelink. Penggunaan e-money Ezeepay bakal lebih banyak merambah ke berbagai sektor sehingga pengguna bisa mendapat manfaat dan kemudahan.

“Pertumbuhan di semester pertama tahun ini naik di atas 50% dibandingkan tahun lalu. Pasca perolehan lisensi e-money, kami proyeksikan pertumbuhan di akhir semester kedua bisa naik sekitar dua kali lipat.”

Pada tahun depan, ditargetkan pertumbuhan bisnis Ezeelink secara keseluruhan dapat tumbuh 100%. Penambahan mitra brand dan pengguna diharapkan juga tumbuh 100% dari angka saat ini.

Untuk akselerasi bisnis, dia tidak menutup kemungkinan apabila mendapatkan penawaran strategis dari eksternal. Selama ini Ezeelink masih fokus menggunakan dana internal untuk pengembangan bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

Bank Indonesia Rilis Lisensi Uang Elektronik untuk Lima Perusahaan Baru

Bank Indonesia (BI) kembali merilis perizinan uang elektronik (e-money) kepada beberapa penyelenggara. Kali ini perizinan tersebut diberikan kepada 5 perusahaan, yakni:

  1. PT Verita Sentosa Internasional (pengusung platform PayTren)
  2. PT Ezeelink Indonesia (pengusung platform Ezeelink)
  3. PT Solusi Pasti Indonesia (pengusung platform PayPro)
  4. PT Cakra Ultima Sejahtera (pengusung platform Duwit.id)
  5. PT E2Pay Global Utama (pengusung platform Kocek)

Kelima perusahaan di atas sudah terkonfirmasi mendapatkan lisensi e-money dari pihak terkait, kendati demikian sampai tulisan ini diterbitkan baru PayTren yang sudah tertulis di situs BI. Artinya per Juni 2018 ini sudah ada 32 perusahaan yang mengantongi lisensi uang elektronik BI.

Sebelum mendapat lisensi e-money, PayTren sempat dibekukan, senasib dengan beberapa platform lain seperti BukaDompet milik Bukalapak, TokoCash milik Tokopedia, dan ShopeePay milik Shopee. Peraturan BI (PBI) Nomor 20 Tahun 2018 yang berlaku sejak 4 Mei 2018 –revisi dari PBI Nomor 18 Tahun 2016—menyaratkan perusahaan harus memperoleh izin jika memiliki colse up jumlah dana menganggur lebih dari 1 miliar Rupiah.

PayTren dikenal sebagai aplikasi mobile yang mengakomodasi berbagai jenis transaksi pembayaran dan digital. Ezeelink merupakan platform yang memungkinkan merchant untuk menerapkan sistem e-voucher dan e-coupon sebagai media pembayaran transaksi. PayPro adalah aplikasi mobile yang mengakomodasi berbagai jenis layanan pembayaran dan transaksi keuangan lainnya.

E2Pay mengembangkan aplikasi Kocek menyediakan platform e-wallet untuk berbagai jenis pembayaran. Sedangkan PT Cakra Ultima Sejahtera mengembangkan Duwit.id, kami belum bisa menginfokan layanan seperti apa yang diusung, pasalnya situsnya saat ini juga belum bisa diakses.