Hukumonline Luncurkan Chatbot “LIA”, Berikan Kemudahan Akses Informasi Hukum

Jika sebelumnya teknologi chatbot banyak digunakan layanan e-commerce, jasa, dan lainnya, kini hadir chatbot yang bisa membantu masyarakat umum mengerti lebih mendalam tentang hukum di Indonesia. Fitur chatbot yang diluncurkan Hukumonline tersebut bernama Legal Intelligent Assistant (LIA).

Mengklaim sebagai chatbot hukum pertama di Indonesia, fokus ke informasi seputar edukasi hukum yang kerap ditanyakan masyarakat umum. Di perayaan ulang tahunnya yang ke-18, Hukumonline ingin menghadirkan teknologi baru yang menyajikan informasi ini.

Secara khusus LIA digambarkan sebagai seorang perempuan generasi milenial yang ceria, cerdas, berpenampilan stylish, berusia 23 tahun, dan melek hukum karena sering membaca artikel-artikel dari Klinik Hukumonline.

Diluncurkannya LIA disebut sebagai komitmen Hukumonline dalam memberi edukasi hukum dan meningkatkan kemudahan bagi pembaca untuk mengakses kontennya

“Bertepatan pada ulang tahun Hukumonline ke-18, kami dengan bangga memperkenalkan chatbot Legal Intelligent Assistant, atau yang kami panggil ‘LIA’. LIA merupakan chatbot berteknologi Artificial Intelligence (AI) yang mampu memahami dan merespon pertanyaan terkait hukum,” kata CTO Hukumonline Arkka Dhiratara.

Memanfaatkan Facebook Messenger

Untuk memudahkan pengguna mengakses, LIA chatbot memanfaatkan channel Facebook Messenger. Pilihan ini bisa dinikmati pengguna saat mengakses situs atau langsung melalui platform Facebook Messenger.

“Dipilihnya Facebook Messenger sebagai channel karena berdasarkan survei yang kami lakukan kepada pengguna dan tergolong media sosial favorit mereka. Dengan alasan itu kami prioritaskan dulu channel Facebook Messenger,” kata Arkka.

LIA akan menyapa pengguna dan menawarkan tiga informasi hukum, yaitu hukum perkawinan, perceraian dan waris. Usai pilihan ditentukan, akan terlihat informasi hukum yang dicari dengan gaya bahasa informal.

LIA juga dibekali teknologi AI natural language processing (NLP), yaitu kemampuan untuk memahami dan menulis bahasa manusia. Dengan NLP, LIA mengerti apa yang ditulis pengguna dan mampu merespon layaknya manusia.

Teknologi NLP memungkinkan interaksi yang lebih natural. Dengan demikian, pengguna LIA dapat lebih nyaman dan bebas bertanya seputar dunia hukum.

“Kami terus melakukan inovasi tiada henti dalam mengemas konten hukum agar dapat mudah dipahami dan bermanfaat buat masyarakat luas,” kata Arkka.

 

Susul Instagram, Facebook Messenger Stories Kini Juga Dilengkapi Fitur Polling

Suka atau tidak, fitur Stories telah menjadi bagian penting dalam cara kita bersosialisasi di jagat maya. Adalah Snapchat yang bisa disebut sebagai inventor ide ini, namun yang memopulerkannya tidak lain dari Instagram. Dan seiring berjalannya waktu, Instagram terus menambahkan fitur-fitur baru ke dalam Stories-nya.

Salah satu yang cukup signifikan pengaruhnya adalah fitur polling alias pemungutan suara, yang pertama kali tersedia di Instagram Stories pada bulan Oktober lalu. Belum lama ini, Instagram malah memperbarui fitur polling-nya dengan sebuah metode interaksi baru yang mereka sebut dengan istilah Emoji Slider.

Dari data yang dikumpulkan TechCrunch, Instagram Stories terbukti merupakan salah satu yang memiliki jumlah pengguna aktif tertinggi di antara empat produk Facebook yang dilengkapi fitur Stories. Yang paling sedikit adalah Facebook Messenger Stories (70 juta pengguna), meski data ini berasal dari bulan September 2017.

Meski demikian, Facebook tidak melupakan eksistensi Messenger Stories begitu saja. Mereka malah baru saja menghadirkan fitur polling yang sama pada Messenger Stories. Cara kerjanya pun persis: unggah foto atau video, pilih sticker polling-nya, cantumkan pertanyaan beserta pilihan jawabannya, lalu swipe dari bawah ke atas untuk melihat daftar viewer sekaligus partisipannya.

Kehadiran fitur polling ini memang tidak akan langsung meningkatkan jumlah pengguna Messenger Stories secara drastis, tapi setidaknya para penggunanya sekarang jadi tidak perlu beralih ke Instagram atau Facebook Stories saat memerlukan pendapat banyak orang.

Sumber: VentureBeat.

Messenger Kids Kini Dilengkapi Fitur Sleep Mode Guna Membatasi Waktu Penggunaannya

Menjelang akhir tahun kemarin, Facebook merilis Messenger Kids, aplikasi chatting yang dikhususkan untuk anak-anak di bawah umur minimal yang disyaratkan Facebook. Salah satu komponen terpenting dalam aplikasi tersebut adalah fitur parental control, dan ini yang terus disempurnakan Facebook dalam beberapa bulan terakhir.

Pada versi terbarunya, Messenger Kids telah dilengkapi fitur bernama Sleep Mode, yang berfungsi untuk membatasi waktu penggunaan aplikasi oleh anak-anak. Dengan Sleep Mode, para orang tua dapat menentukan jam berapa sampai berapa Messenger Kids jadi tidak bisa digunakan oleh buah hatinya.

Untuk mengaktifkannya, orang tua tinggal membuka menu Parent Control pada akun Facebook-nya masing-masing. Di sana orang tua bisa menetapkan durasi Sleep Mode untuk masing-masing anak, dan ini bisa dibedakan untuk hari biasa atau akhir pekan. Normalnya, durasi Sleep Mode pada akhir pekan bisa dipersingkat, atau ditiadakan sepenuhnya.

Messenger Kids Sleep Mode

Selagi Sleep Mode aktif, anak-anak yang mengakses Kids Mode bakal melihat pemberitahuan bahwa aplikasi baru bisa digunakan setelah jam yang sudah ditentukan. Semisal mereka sedang asyik video call dengan teman-teman sekelasnya usai mengerjakan PR dan sesaat sebelum Sleep Mode aktif, mereka juga bakal mendapat notifikasi agar mereka bisa bersiap untuk pamit dan keluar dari aplikasi.

Per Februari kemarin, Messenger Kids sudah tersedia di Android, setelah sebelumnya hadir lebih dulu di iOS. Kendati demikian, sampai artikel ini ditulis, saya belum menemukannya di app store untuk pasar tanah air. Kalau memang butuh, Anda bisa mengunduhnya dengan terlebih dulu mengubah pengaturan negara di akun app store masing-masing.

Sumber: Facebook.

Pengguna Facebook Messenger Kini Bisa Saling Berkirim Foto 360 Derajat dan Video HD

Facebook kembali menggulirkan update untuk Messenger, kali ini berkaitan dengan konten multimedia yang didukungnya, setelah sebelumnya meluncurkan fitur Admin Privilege. Pada versi terbarunya, pengguna aplikasi chatting itu sekarang bisa saling berbagi foto 360 derajat dan video berkualitas HD (720p).

Untuk membagikan foto 360 derajat, caranya tidak berbeda dari foto biasa. Lalu untuk menavigasikan foto yang dibagikan, tinggal geser saja posisi smartphone, atau cara lainnya adalah dengan mengklik dan menarik, terutama bagi yang mengaksesnya dari versi web Messenger.

Kemudian untuk video HD, pengguna sejatinya punya beberapa opsi. Jadi selain membagikan video yang tersimpan di ponsel, mereka juga bisa membagikan video yang berasal dari News Feed masing-masing, atau yang terdapat di percakapan dengan orang lain.

Dua konten baru ini akan ditandai oleh icon-nya masing-masing di Messenger: icon kompas untuk foto 360 derajat, lalu label “HD” atau “SD” untuk video. Andai kuota Anda kritis, tinggal ganti kualitas video yang diterima dari HD ke SD saat membukanya dalam tampilan full screen.

Saat ini dukungan foto 360 derajat sudah tersedia buat semua pengguna Messenger tanpa terkecuali. Dukungan video HD sayangnya baru tersedia di beberapa negara saja, dan Indonesia belum jadi salah satunya.

Sumber: Facebook.

Admin Group Chat di Facebook Messenger Kini Punya Otoritas Lebih

Group chat merupakan fitur penting di Facebook Messenger. Bagaimana tidak, tahun lalu terhitung ada 2,5 juta grup baru yang dibuat di Messenger setiap harinya, berdasarkan data dari Facebook sendiri.

Bagi yang tidak tahu, satu grup di Messenger bisa menampung hingga 250 orang. Interaksi antar orang sebanyak itu bakal terkesan kacau andai tidak ada elemen moderasi yang mencukupi. Untuk itu, Facebook baru saja meluncurkan fitur Admin Privilege pada Messenger.

Fitur ini sederhananya memungkinkan para administrator grup untuk memiliki otoritas lebih. Ketika fitur ini diaktifkan, menambahkan anggota baru ke dalam grup harus disetujui terlebih dulu oleh sang admin. Ini penting mengingat Facebook juga menghadirkan fitur baru di mana siapapun dapat mengundang anggota grup baru hanya melalui sebuah tautan.

Beberapa hal lain yang bisa dilakukan administrator grup meliputi: menendang anggota grup jika diperlukan, serta menunjuk anggota grup untuk membantunya sebagai admin. Tentu saja, sang administrator utama juga berhak ‘melepas jabatan’ beberapa admin pembantu tersebut.

Secara default, fitur Admin Privilege ini tidak aktif, jadi Anda tak perlu khawatir tiba-tiba ada perubahan yang signifikan pada grup masing-masing. Andai diperlukan, fitur ini bisa diaktifkan kapan saja oleh sang administrator utama (pembuat grup).

Sumber: Facebook.

Fitur Panggilan Video Kini Tersedia pada Facebook Messenger Lite

Per Desember 2017 kemarin, Messenger Lite telah diunduh sebanyak 100 juta kali. Aplikasi versi ringan yang ditujukan untuk pengguna smartphone Android kelas budget itu populer karena menawarkan sejumlah fitur esensial milik versi standarnya, tapi di saat yang sama lebih optimal soal konsumsi RAM dan storage.

Namun selama ini masih ada satu fitur yang hilang dari Messenger Lite, yakni video call alias panggilan video. Di tahun 2018 ini, panggilan video sudah bisa dikategorikan sebagai medium komunikasi yang esensial, dan sudah semestinya tidak terlewatkan bagi pengguna smartphone kelas budget sekalipun.

Kalau perlu bukti, coba lihat catatan dari Facebook sendiri. Sepanjang tahun 2017, dikatakan ada 17 miliar panggilan video yang berlangsung via Facebook Messenger. Angka ini dua kali lebih banyak dibanding jumlahnya di tahun 2016.

Kabar baiknya, Facebook baru saja menggulirkan update terhadap Messenger Lite. Dalam versi terbarunya, pengguna akhirnya bisa menikmati fitur panggilan video satu lawan satu. Namun kalau Anda sering melakukan panggilan video secara beramai-ramai, Anda masih harus menggunakan aplikasi Messenger versi standar, yang belum lama ini juga mendapat pembaruan terkait fitur group video call ini.

Terlepas dari itu, update ini jelas bakal semakin meningkatkan peran Messenger Lite dalam keseharian pengguna. Yang cukup menarik, panggilan video dapat diaktifkan selagi panggilan audio masih berlangsung tanpa harus mematikan dan mengulangi percakapan terlebih dulu.

Sumber: Facebook.

Facebook Rilis Aplikasi Messenger Khusus untuk Anak-Anak

13 tahun adalah usia minimum yang Facebook cantumkan sebagai syarat saat seseorang hendak membuat akun baru. Saya tahu ada beberapa pengguna yang mengakalinya, dan masing-masing pasti punya alasannya sendiri-sendiri. Salah satu yang paling umum adalah supaya seorang anak bisa dengan mudah menghubungi kakek-neneknya maupun orang-orang dekat lainnya melalui Messenger.

Tentu saja Facebook punya pertimbangan khusus atas syarat usia minimum tersebut. Membiarkan anak-anak di bawah umur menggunakan Messenger sama saja mengekspos mereka ke jagat internet, di mana banyak sekali konten yang kurang layak bagi anak-anak seumuran mereka. Untuk itu, Facebook sudah menyiapkan solusinya.

Mereka memperkenalkan Messenger Kids, aplikasi terpisah yang secara spesifik ditujukan untuk pengguna di bawah syarat umur itu tadi. Untuk menggunakannya, seorang anak tak perlu memiliki akun Facebook sendiri atau meminjam perangkat milik orang tuanya.

Messenger Kids

Namun jangan khawatir, sebab orang tua masih memegang kontrol penuh atas apa saja yang bisa diakses oleh buah hatinya di Messenger Kids. Yang paling utama adalah daftar kontak yang bisa dihubungi; aplikasi hanya akan menampilkan daftar kontak yang telah disetujui oleh orang tua sang anak, sehingga orang tua tidak perlu khawatir anaknya berinteraksi dengan orang tak dikenal.

Semua ini diatur lewat akun Facebook milik orang tua, dan setelahnya anak-anak bebas berkomunikasi dengan orang-orang terdekatnya. Lawan bicaranya, selama yang sudah berusia 13 tahun atau lebih, bakal menerima panggilan, teks, foto maupun video yang dikirimkan sang anak melalui aplikasi Messenger standar.

Messenger Kids

Messenger Kids turut dilengkapi fitur pemanis seperti sticker, frame, 3D mask, maupun tool corat-coret lainnya. Anak-anak juga bisa saling berkirim GIF, namun Facebook memastikan bahwa koleksi GIF yang bisa diakses di Messenger Kids sama sekali tidak mengemas unsur-unsur dewasa.

Untuk sekarang, Facebook baru merilis versi preview dari Messenger Kids di Amerika Serikat saja. Yang tersedia saat ini adalah aplikasi versi iOS, tapi Facebook berjanji bakal merilis versi Android-nya dalam beberapa bulan mendatang.

Sumber: Facebook.

Integrasi PayPal di Facebook Messenger Kini Dilengkapi Fitur Pembuatan Invoice

Mulai dari Facebook Messenger sampai Skype, di titik ini PayPal sudah terintegrasi ke begitu banyak platform dan layanan. Akan tetapi pencapaian ini belum mau membuat PayPal berhenti memperdalam integrasi layanannya. Buktinya, baru bulan lalu mereka merilis fitur untuk saling berkirim uang lewat Messenger.

Sekarang, mereka kembali memperkenalkan fitur baru yang melengkapi integrasinya di Messenger, yakni fitur untuk membuat faktur pembayaran alias invoice. Tujuan akhir yang hendak dicapai PayPal adalah supaya semua tahap transaksi bisa berlangsung di dalam suatu percakapan Messenger.

Fitur pembuatan invoice ini pada dasarnya juga memungkinkan transaksi terjadi di mana saja, sehingga penjual barang bisa menerima pembayaran secara cepat, mudah sekaligus aman. Untuk melakukannya, sang penjual hanya perlu melibatkan chat extension PayPal di dalam Messenger.

Dari situ mereka tinggal melengkapi invoice dengan sejumlah detail saja – nama barang, deskripsi, harga dan kuantitasnya – lalu mengirimkannya ke akun si pembeli. Pembeli selanjutnya hanya perlu mengklik tombol “Pay with PayPal” pada pesan yang diterimanya, dan menyelesaikan transaksi dengan fitur PayPal One Touch.

Tentu saja skenario yang amat praktis ini baru bisa dinikmati kalau Anda berada di Amerika Serikat, di mana semua fitur PayPal memang sudah tersedia secara lengkap.

Sumber: PayPal.

Apple Music Kini Terintegrasi ke Facebook Messenger

Pengguna Facebook Messenger yang juga merupakan pelanggan Apple Music, Anda sekarang bisa saling berbagi lagu-lagu kesukaan dari layanan streaming tersebut tanpa perlu berpindah-pindah aplikasi. Facebook baru saja merilis chatbot Apple Music yang terintegrasi dengan platform Messenger. Sebelumnya, Spotify sudah lebih dulu hadir dengan integrasi serupa.

Kalau bot Spotify menawarkan kemudahan meracik playlist secara berkelompok, bot Apple Music lebih berfokus pada kemudahan menikmati konten yang dibagikan tanpa harus meninggalkan Messenger sama sekali. Ya, asalkan Anda sudah menjadi pelanggan Apple Music dan menggunakan perangkat iOS, lagu yang dibagikan bisa didengarkan sampai habis langsung dari Messenger.

Bagi non-pelanggan maupun yang menggunakan perangkat Android – Apple Music juga tersedia di Android – mereka tetap bisa mendengarkan preview berdurasi 30 detik. Bot Apple Music ini bisa dipakai dalam percakapan satu lawan satu maupun percakapan grup. Anda bahkan bisa berinteraksi dengannya melalui browser di perangkat desktop.

Apple Music chatbot in Messenger

Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah mencari playlist menggunakan emoji. Semisal saya mengetikkan emoji orang bersepeda, bot Apple Music bakal menangkapnya dan langsung menyuguhkan deretan playlist untuk berolahraga.

Contoh lain: emoji pasangan laki-laki dan perempuan akan diterjemahkan menjadi playlist bertema romansa, sedangkan emoji kue ulang tahun akan memicu bot untuk menyajikan playlist untuk memeriahkan acara pesta. Sejauh yang saya coba, fitur ini berfungsi cukup baik.

Sumber: Facebook.

Berkat Spotify Group Playlists, Anda Bisa Meracik Playlist Bersama Teman Melalui Facebook Messenger

Spotify sudah lama menyediakan fitur Collaborative Playlist, akan tetapi cara kerjanya menurut saya masih kurang simpel. Sekarang ada cara yang lebih mudah untuk meracik playlist bersama teman, terutama kalau Anda merupakan pengguna Facebook Messenger.

Spotify baru saja memperkenalkan Group Playlists for Messenger. Fitur ini sejatinya merupakan perluasan fungsionalitas bot Messenger yang Spotify luncurkan bulan April lalu dengan tujuan untuk mempermudah proses sharing lagu antar sesama pengguna.

Siapapun yang memiliki akun Spotify dapat membuat Group Playlist melalui extension Spotify pada aplikasi Messenger. Setelahnya, playlist itu bisa dibagikan dalam sebuah group chat, dan siapapun yang tergabung dapat menambahkan lagu-lagu pilihannya ke playlist tersebut, tidak peduli apakah ia memiliki akun Spotify atau tidak.

Pun demikian, tentu saja mereka membutuhkan akun beserta aplikasi Spotify untuk bisa mendengarkan lagu-lagunya secara penuh. Kalau tidak, Messenger hanya akan memutar cuplikan lagunya selama beberapa saat saja. Terlepas dari itu, keputusan Spotify untuk mengikutkan semua pengguna tanpa mengisyaratkan kepemilikan akun untuk bisa ikut berkontribusi merupakan sebuah nilai plus.

Balik lagi ke Collaborative Playlist, Spotify Group Playlists ini sejatinya menawarkan fungsionalitas yang sama, akan tetapi dengan akses yang lebih mudah karena mengandalkan layanan pesan instan yang sudah sangat dikenal oleh publik. Tertarik mencoba? Tinggal cari extension Spotify di aplikasi Messenger.

Sumber: Spotify dan TechCrunch.