Lima Cara Networking Startup yang Tepat

Istilah networking atau membuka jaringan merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh pelaku startup dan entrepreneur baru. Dengan mengikuti acara yang tepat dan mempromosikan produk yang dimiliki, bisa jadi kegiatan branding dan promosi Anda bisa berjalan dengan baik. Artikel tips berikut ini akan mengupas 5 cara tepat yang bisa diterapkan oleh Anda pelaku startup dan entrepreneur terkait dengan kegiatan networking.

Buat rencana

Saat ini sudah banyak kegiatan yang mempertemukan penggiat startup, investor asing hingga lokal di tanah air. Diantara semua kegiatan tersebut pilihlah acara yang sesuai dengan minat dan latar belakang produk yang dimiliki. Kurasi acara tersebut penting dilakukan, agar anda bisa bertemu dengan orang yang tepat, investor yang sesuai hingga calon klien yang berminat dengan produk yang Anda buat. Cara tepat yang bisa dilakukan adalah membuat daftar sepanjang tahun yang Anda ingin datangi.

Buka diri Anda untuk semua

Jika Anda cenderung orang yang tertutup dan enggan untuk berbincang dengan orang banyak, baiknya rubah kebiasaan tersebut dan mulai biasakan untuk menyapa dan membuka percakapan lebih dulu. Dengan demikian Anda bisa menceritakan lebih baik dan jelas kepada semua orang tentang produk dan rencana yang ingin Anda lancarkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memulai percakapan adalah, melihat apa saja perusahaan teknologi, startup hingga speaker yang akan meramaikan acara, pelajari latar belakang mereka sehingga anda bisa relate lebih mendalam dengan orang-orang tersebut.

Jadi pendengar yang baik

Menghadiri kegiatan tersebut bukan berarti Anda hanya membicarakan produk yang dimiliki, namun Anda juga harus bisa menjadi pendengar yang baik, terutama dengan investor, penggiat startup yang lain hingga calon klien dan calon pengguna. Tamping semua kritikan dan masukan yang ada, untuk kemudian menjadi koreksi dan acuan untuk mengembangkan produk yang dimiliki.

Evaluasi dan bangun hubungan dengan tepat

Saat ini Anda mungkin sudah menemukan orang-orang yang terpat untuk berkenalan dan dijajaki lebih lanjut, langkah selanjutnya yang harus diterapkan adalah evaluasi pendekatan yang baiknya dilakukan. Apakah dengan investor terkait bisa langsung dilancarkan niat Anda untuk melakukan penggalangan dana, atau hubungan baik harus dibina lebih lanjut terlebih dahulu, hingga akhirnya Anda menemukan waktu yang tepat untuk mengajukan pendanaan. Demikian juga dengan calon talent, user dan client.

Perlakukan kegiatan networking layaknya bekerja

Kesuksesan sebuah kegiatan networking atau perluasan jaringan adalah dengan menerapkan kegiatan tersebut layaknya bekerja. Dengan demikian Anda bisa lebih fokus dengan rencana dan daftar yang Anda untuk melancarkan kegiatan networking. Jaga keseimbangan waktu antara mengembangkan produk sekaligus dengan melakukan kegiatan networking yaitu menghadiri acara-acara teknologi dan pertemuan startup yang sudah Anda tentukan sebelumnya.

Berpikir Selayaknya Startup

Startup digital tidak hanya membudaya di Indonesia, tren yang digadang-gadang berasal dari pusat inovasi di Silicon Valley ini berhasil diadaptasi di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perkembangan infrastruktur teknologi, terutama broadband dan perangkat yang menghubungkannya, membuat sebaran semakin signifikan. Tren ini bahkan sudah mampu mengubah pola kehidupan pengguna sehari-hari.

Dari perjalanan bertumbuhnya startup di seluruh dunia tersebut, ada beberapa hal yang dapat dipetakan, menjadi sebuah pola pikir, cara kerja, hingga bagaimana mereka menciptakan kultur dalam lingkungannya. Berikut ini beberapa hal yang berhasil ditangkap baik tentang tech-entreprneur penggerak startup digital di dunia. Poin-poin berikut ini coba kami jabarkan dari sebuah presentasi yang dirilis Loic Le Meur.

Bagaimana memfokuskan pikiran untuk ide-ide cemerlang

“Pada pemikiran atau mindset seorang pemula akan selalu ada banyak kemungkinan, tapi pada pemikiran ahli sebaliknya, hanya ada sedikit kemungkinan,” — Shunryu Suzuki.

Meditasi dan mindfulness menjadi salah satu yang populer di lingkungan Silicon Valley. Sebagai sebuah rutinitas, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sebuah ajang untuk memusatkan dan menyegarkan pikiran untuk melahirkan dan mematangkan ide-ide baru. Ide dan konsep bisnis yang dilansir juga terus difokuskan pada konsumen. Dijabarkan dalam buku The Lean Startup karya Eric Ries, disimpulkan bahwa untuk memaksimalkan potensi bisnis baiknya memfokuskan untuk memberikan keuntungan bagi konsumen. Di luar itu hanya akan menjadi sesuatu yang kurang krusial.

Fokus kepada konsumen akan berdampak pada kualitas produk yang terukur. Apa yang dikembangkan menjadi benar-benar apa yang dibutuhkan oleh pasar. Untuk menemukan formulanya tak ada cara lain, selalu belajar, entah sampai di manapun level capaian yang sudah didapat.

Memulai debut untuk penyelesaian masalah riil

Airbnb dimulai karena sebuah kegelisahan, kurangnya persediaan kamar hotel saat banyak permintaan di San Francisco. Uber dimulai dari kurangnya ketersediaan taksi di Paris. Ryan Hoover, pengembang Product Hunt, memulai bisnisnya hanya dari sebuah daftar email, guna memberdayakan komunitas kecil bagi orang-orang yang menggemari produk baru. Naval Ravikant dengan Angel List menyediakan email mingguan tentang Angel Investor yang terkurasi. Jamie Siminoff mencoba mewujudkan tiga ide startupnya dalam garasi rumah yang dimiliki, di awal sangat berjuang keras untuk mendapatkan pendanaan awal, namun saat ini telah memiliki 1000 pegawai bersama Ring.

Startup dimulai dari beragam proses, namun ada sebuah kata kunci yang dapat ditarik dari beberapa cerita awal pendirian startup-startup di atas, yakni “menemukan”. Mulai dari menemukan masalah yang belum terselesaikan, menemukan celah, atau menemukan sebuah ide yang bisa diaplikasikan dengan baik bersama kemampuan yang dimiliki. Nyatanya dari beberapa startup di atas idenya cukup sederhana. Angel List contohnya.

Membuat kehidupan menjadi mudah

“Saya hanya ingin lebih banyak mobil listrik di jalan raya,” — Elon Musk.

Sifat generasi millennial (entrepreneur) tidak menginginkan untuk memiliki semua hal, sangat berbanding terbalik dengan era saat kehidupan dipisah-pisahkan dalam kasta. Namun ada kepedulian mendasar yang sangat mempengaruhi mereka, yakni kebanggan ketika berhasil membuat kehidupan menjadi lebih mudah, dengan mencoba memberikan solusi atas isu sosial yang ada di masyarakat. Apa yang mereka lakukan ialah dengan menghadirkan pendekatan baru, atau menyempurnakan pendekatan yang sebelumnya sudah ada.

Mereka tidak peduli tentang persaingan dari menyalin sebuah proses, tapi selalu berusaha membuatnya menjadi lebih baik. Contoh Lyft dan Uber, Instagram Stories dan Snapchat Stories, dan sebagainya. Persaingannya justru bukan pada orisinilitas, tapi bagaimana menciptakan sebuah sistem yang paling nyaman bagi pengguna.

Tren dalam lingkungan pekerjaan

Modal finansial saja tidak cukup. Saat ini para pengusaha di Silicon Valley lebih suka mendekatkan diri pada investor yang memberikan lebih dari sekedar uang. Hal ini turut didopsi banyak startup di dunia. Beberapa startup memilih investor lantaran menginginkan insight yang dimilikinya untuk mengakselerasi proses ekspansi, beberapa di antaranya menginginkan tokoh senior dalam sebuah capital membantu membaiki struktur internal startup, dan sebagainya. Bagaimana mereka bekerja pun juga mengalami banyak penyesuaian.

Digitalisasi membukakan banyak pintu untuk melakukan penyesuaian. Salah satunya tren bekerja secara remote. Banyak founder yang melakukan kepemilikan atau kepemimpinan bisnis secara virtual, dan melegalkan pekerjanya untuk melakukan hal yang sama. Beberapa mengaku dengan virtual workspace terdapat keterbukaan yang lebih berarti, kendati tetap tidak meninggalkan model pertemuan secara langsung. Hal ini berdampak dari sebuah sistem kerja yang dituntut serba cepat.

Bagaimana mereka berhadapan dengan masalah

Gojek dan Uber banyak menerima penolakan di awal mereka berdiri, tapi sampai saat ini tetap terus beroperasi, bahkan membesar. Airbnb diilegalkan di beberapa wilayah, tapi tetap terus beroperasi dan terus melakukan ekspansi. Pengusaha selalu dapat menemukan jalan keluar. Hal ini lantaran apa yang ditawarkan kepada konsumen adalah lebih baik dari sisi efisiensi dan efektivitas. Salah satunya dengan membuat berbagai hal lebih transparan. Contohnya memberikan pengguna kesempatan langsung untuk menilai kinerja dengan rating.

Penanganan masalah yang dilakukan pengusaha dengan pendekatan inovasi. Ketika menemui khasus, sistem yang sudah dibangun tersebut dapat disesuaikan, karena sistem digital lebih bisa dipacu untuk menjadi dinamis.

Kecepatan dalam menggerakan roda bisnis

Media sosial, layanan email, chatting bot dan berbagai fitur lainnya membuat pengusaha dapat memberikan respon cepat kepada pelanggan. Membuat pelanggan nyaman dan percaya, namun memaksa bisnis harus cepat tanggap dalam menyesuaikan berbagai hal. Kecepatan dalam melakukan sebuah perubahan memang sudah menjadi syarat ideal bagi startup. Kecepatan dalam mengendalikan bisnis akan memberikan keuntungan dalam berbagai aspek. Kecepatan membangun produk akan menguatkan kompetisi. Kecepatan menelurkan hasil kerja membangun moral tim dan menghasilkan banyak ketertarikan hingga meningkatkan valuasi. Bisnis yang cepat juga harus selalu peka terhadap momentum.

Untuk itu bagi sebuah bisnis dinamis menentukan waktu akan lebih baik, ketimbang menentukan target output. Jadi pertanyaannya lebih kepada “produk apa yang dapat dibuat dalam waktu sekian hari?”. Sebuah produk digital akan berevolusi seiring penggunaannya.

Flickr sebenarnya bisa menjadi setenar Instagram dengan kapabilitasnya, tapi mereka tidak cukup cepat untuk berubah.

Keterbatasan membukakan jalan

Mengapa banyak starutp yang kini menang dan mendunia, karena di dalamnya menawarkan kebebasan dan keleluasaan. Tidak terpaku pada kebijakan tertentu, tidak ada studi kusus tertentu untuk memulai, tidak kewajiban quality assurance, tidak ada politik, bahkan kadang tidak ada pengeluaran pemasaran. Dari situ pengusaha digital belajar dari pengalaman. Pengusaha gagal lebih cepat, namun melakukan pivot, bukan menyerah untuk menemukan bakal kesuksesan yang baru. Contohnya kegagalan Glitch yang melahirkan Slack.

Semua bisa menjadi pengusaha digital. Berbagai kanal telah dibuka. Dan yang paling menguntungkan, semua pengusaha digital di dunia menekankan pada volunteer collaboration style. Berjuang dan belajar bersama untuk tumbuh dan besar bersama-sama, menciptakan sebuah ekosistem digital yang menyeluruh dengan spesialisasinya masing-masing.

Pengusaha menantang pemain bisnis terkini dengan menemukan kembali model bisnis baru dan secara konsisten terus inovasi yang telah ditemukan.

Perhatikan Empat Hal Ini Sebelum Memangkas Anggaran Belanja Startup

Memangkas anggaran belanja itu bukan hal yang buruk, apabila tujuannya untuk keberlangsungan perusahaan dan bisa tetap fokus berbisnis. Awal tahun adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan keputusan ini. Artikel berikut akan lebih dalam menjelaskan apa saja hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memangkas anggaran belanja:

1. Pikirkan karyawan

Efisiensi jumlah karyawan merupakan isu yang sangat sensitif. Di satu sisi, dapat memberikan keuntungan yang terbesar bagi perusahaan karena ongkos gaji yang haru di bayar menjadi beban tetap, meski pada saat bisnis Anda sedang naik daunnya.

Sebaiknya Anda pikirkan dari posisi teratas perusahaan. Jika perusahaan startup menggaji dengan angka yang besar untuk mempekerjakan direktur keuangan atau pemasaran, apakah ini diperlukan bagi perusahaan Anda?

Anda perlu gunakan perputaran (churn) alami saat meninjau peran karyawan. “Ketika karyawan mundur, Anda akan mulai merasakan tugas yang mereka kerjakan sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan,” ucap CEO Funding Options Conrad Ford.

Daripada bergegas mencari pengganti karyawan baru, sebaiknya Anda tinggalkan pekerjaan yang sudah ditinggalkan karyawan lama untuk dikerjakan timnya. Dari sini akan terlihat bagaimana cara mereka mengoptimalkan waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan bila diurut dari segi tingkat urgensinya.

“Strategi ini akan membantu karyawan dalam mengoptimalkan pekerjaan mereka. Sebab seiring waktu, mereka akan jadi lebih fokus pada aktivitas, bukan hasil.”

Tindakan ini akan lebih tepat, daripada Anda mengatakan “selesaikan pekerjaan A karena ini sangat penting”. Dengan sendirinya tim akan memperlihatkan produktivitas yang maksimum. Inilah salah satu bentuk terbesar penghematan biaya.

2. Tinjau pemasok

Beberapa pengehamatan yang paling berharga biasanya datang dari belanja perusahaan bulanan. Awal tahun adalah waktu yang paling tepat untuk meninjau harga barang yang dijual pemasok.

Pemasok itu sangat mudah memainkan harga, sehingga seringkali ongkos belanja yang Anda keluarkan lebih dari bujet seharusnya. Sebaiknya Anda lakukan peninjauan secara rutin harga jual yang diberikan pemasok untuk perusahaan Anda.

Kemudian, diskusikan ke pemasok tersebut untuk negosiasi harga yang tetap. Kemungkinan besar, para pemasok akan memilih untuk fleksibel demi menjaga bisnisnya dengan Anda.

3. Pantau biaya tak terduga

Perhatikan biaya tak terduga yang tanpa Anda sadari terus keluar setiap bulannya. Salah satu contohnya, biaya service untuk klien dengan membelanjakan barang mewah atau menyediakan fasilitas hiburan yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi karyawan.

Jika Anda menyediakan fasilitas di kantor, pastikan mereka benar-benar menghargainya. Jika hal kecil bisa membuat karyawan bahagia, Anda harus pastikan rutin membayar fasilitas tersebut.

4. Bekerja secara remote

Menjual kantor dan segala propertinya, mungkin dapat menjadi penghematan biaya terbesar. Keputusan ini bisa dipilih bergantung dari bisnis inti perusahaan Anda. Ketika bekerja secara remote, Anda perlu pahami bahwa ada keuntungan dan kelebihannya.

Tiga Langkah Mentransformasi Ulasan Negatif ke Positif

Saat ini penilaian dan ulasan secara online yang datang dari konsumen, menjadi sangat berarti untuk peningkatan kualitas produk, kendati kebanyakan komentar yang datang ke Anda berasal dari sumber anonim. Ulasan positif membawa keuntungan karena ada lahan pemasaran gratis untuk Anda. Sementara ulasan negatif malah sebaliknya. Di mana mereka akan menakut-nakuti calon konsumen dan orang-orang yang sudah pernah membeli produk Anda, alih-alih membuat keuntungan bagi kompetitor bisnis Anda.

Tidak mengherankan, apabila saat ini mulai banyak produk yang lebih mendorong konsumen untuk memberikan ulasan yang positif dan berusaha sebaik mungkin menangkal ulasan negatif. Misalnya, terlihat dari banyak beredarnya ulasan palsu demi menangkal ulasan negatif, pemerasan, dan pencemaran nama baik.

Mengapa begitu banyak penjual yang sangat menghindari nilai dari komplen konsumennya? Padahal, bagi perusahaan dari berbagai skala dapat menjadikan ulasan negatif menjadi hasil positif. Sebab pada dasarnya ulasan itu -baik positif ataupun negatif merupakan hadiah yang berharga dan sayangnya sedikit orang yang memahami hal tersebut.

Ulasan negatif itu sebenarnya mengarahkan potensi bisnis Anda ke arah yang positif, misalnya retensi yang lebih baik, tumbuhnya pendapatan, dan pengakuan dari publik. Hal ini butuh didekripsi terlebih dahulu dengan berbekal mental yang kuat, tergantung bagaimana menginterpretasikannya ketika menghadapi kejadian ini.

Artikel ini akan membahas lebih dalam langkah apa saja yang perlu Anda lakukan untuk mentransformasi ulasan negatif menjadi positif:

1. Selalu beri tanggapan

Sebagai pemilik bisnis, Anda berusaha untuk mencegah timbulnya ulasan negatif dan bersikap tak acuh terhadap masukan negatif yang Anda terima. Padahal, kenyataannya bila memakai perbandingan dari 27 konsumen yang sudah memakai produk Anda yang mengeluh hanya satu orang.

Dalam dunia digital, setiap keluhan yang masuk dari SMS, email, atau Twitter, kemungkinan besar tidak terjawab oleh Anda sangat besar sekali, sekitar 70%. Anda mengira keluhan itu akan menghilang dengan sendirinya, jika Anda mengindahkannya sama sekali.

Sekitar 38% orang yang menyampaikan keluhan negatif, menyampaikan bahwa sebenarnya mereka sudah cukup puas bila perusahaan bersangkutan mengatakan ucapan minta maaf.

Yang lebih mencengangkan, sekitar 70% konsumen yang mengeluh negatif akan kembali menggunakan produk Anda, apabila keluhan mereka terselesaikan.

Sebaiknya Anda selalu pantau akun Twitter, memastikan semua keluhan sudah terjawab dan terselesaikan dengan cepat. Pasalnya, konsumen akan sangat menghargai perusahaan yang peduli terhadap keluhan mereka dan memberitahunya secara publik.

Anda harus terbuka dan jujur terhadap semua ulasan negatif yang masuk. Komunikasikan kepada mereka bagaimana komitmen Anda untuk menyelesaikan semua keluhan yang Anda terima. Komunikasi yang baik itu memainkan peran penting dalam merespons dan mengelola ulasan negatif.

2. Segera bertindak

Terkadang Anda dapat merespons secara langsung keluhan negatif dari konsumen dari berbagai platform, seperti Google Play, Yelp, atau App Store.

Masukan, terutama kritik, memberikan wawasan yang berharga bagi Anda bagaimana cara mengetahui apa yang konsumen inginkan. Pergunakan masukan tersebut untuk membuat penawaran dan memenuhi permintaan konsumen. Jika konsumen mengeluh tentang kurangnya penawaran dari Anda, pertimbangkan dengan serius apakah perlu menambahkan produk atau layanan baru yang masuk akal dan cocok untuk mereka.

Pikirkan apakah layanan baru tersebut hanya akan berguna bagi segelintir konsumen saja atau tidak. Untuk itu lakukan validasi pasar.

3. Menyediakan jalur khusus keluhan

Rating satu bintang yang diberikan konsumen kepada Anda tidak bisa dianggap sebagai masukan yang sia-sia. Rating dan masukan yang diberikan secara online itu terkadang hanyalah satu-satunya cara konsumen dapat berkomunikasi dengan produk yang Anda miliki. Hanya saja dilakukan secara publik, sehingga dapat diketahui calon konsumen dan kompetitor.

Solusinya adalah menyediakan jalur khusus keluhan sebelum konsumen memberikan keluhan secara publik misalnya membuat alamat email khusus. Pastikan akun email tersebut dikelola oleh tim yang mampu mengatasi semua keluhan konsumen. Cara lainnya menyediakan portal online yang disertai nomor telepon customer service yang dapat dihubungi.

Dalam Bisnis, Keberuntungan adalah Bagian Kerja Keras

Keberhasilan sebuah bisnis dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari produk, pelayanan, pasar, saingan, bahkan ada yang menyebutkan juga faktor keberuntungan. Faktor terakhir yang disebut banyak dianggap berpengaruh bagi keberhasilan bisnis. Padahal banyak yang tidak mengerti bahwa di balik sebuah keberuntungan terdapat usaha keras orang-orang yang memperjuangkan bisnisnya. Mereka berusaha dan kemudian menemukan keberuntungan mereka dengan cara masing-masing.

James Caan, seorang wirausahawan dan juga seorang investor dalam sebuah artikel menyebutkan bahwa keberuntungan merupakan bagian dari sebuah perjalanan. Ia berpendapat keberuntungan adalah buah dari kerja keras, determinasi dan kepercayaan terhadap ide yang membawa perubahan. Keberuntungan tidak serta-merta datang menghampiri orang-orang yang hanya berdiam diri.

“Saya tidak percaya takhayul, saya terlalu praktis untuk itu jika saya pikir saya bisa mencapai sesuatu, saya akan pergi untuk itu dan tidak ragu saya akan sampai di sana. Saya pikir itu ciri khas seorang pengusaha sejati, menjadi pemberani. Bahwa orang yang percaya takhayul  nasib mereka berada di luar kendali mereka,” ungkap James.

Hal senada juga disampaikan Founder School for Startups Doug Richard. Ia percaya bahwa keberuntungan memegang peran dalam keberhasilan dalam sebuah bisnis, tetapi untuk bisa menjadi beruntung harus berada di posisi yang tepat. Untuk mencapai posisi tersebut membutuhkan sebuah usaha yang di dalamnya terdapat keputusan-keputusan yang saling melengkapi untuk mencapai ke suatu titik.

“Saya pikir sebagian besar orang tahu keberuntungan memainkan bagian dalam keberhasilan, bahkan jika mereka tidak membicarakan tentang hal itu. Tentu saja, tidak ada yang lebih penting dari pada perencanaan, strategi, dan memiliki ide yang baik. Tapi secara umum saya akan mengatakan bisnis yang sukses menyadari bahwa mereka beruntung,” papar Doug.

Keberuntungan memang kerap melengkapi cerita perjalanan bisnis yang sukses. Pada umumnya pendiri-pendiri sukses menyebutkan apa yang mereka capai sebagai keberuntungan untuk menunjukkan sikap rendah hati. Jika melihat lebih dekat apa yang mereka lakukan, pasti banyak titik di mana mereka kesulitan. Keberuntungan adalah bagian atau jawaban dari usaha keras.

Lima Alasan Mengapa Startup Perlu Pertimbangkan Konsep Pelokalan Situs

Pelokalan situs adalah suatu keniscayaan bagi startup yang ingin ekspansi ke kancah global. Penggunaan bahasa hingga kini jadi salah satu hambatan utama saat berbisnis, maka dari itu untuk berkembang di pasar global perlu menerapkan bahasa lokal dalam setiap kegiatan pemasarannya.

Pelokalan tidak hanya berbicara tentang alih bahasa, tetapi membuat calon konsumen merasa bahwa bisnis yang Anda jalani ini sudah menjadi bagian dari adat istiadat dan budaya setempat. Konsep pelokalan menjadi cara pengembangan bisnis yang terbaik karena mendobrak hambatan dari perbedaan geografis.

Artikel berikut akan membahas lebih jauh mengapa startup perlu mempertimbangkan pelokalan situs tahun ini:

1. Memecahkan hambatan dalam berbahasa

Jika startup Anda bergerak di bisnis B2B atau B2C, maka tujuan Anda berbisnis adalah menjual produk sebanyak-banyaknya untuk pelanggan demi meraih profit. Penggunaan bahasa jadi lebih menyesuaikan dengan kondisi yang berlaku di tempat tersebut, bagi calon konsumen pun jadi lebih mudah saat mengakses situs Anda karena mereka jadi terasa lebih familiar.

Pelokalan situs telah membantu orang dalam meningkatkan peluangnya di berbagai pelosok di seluruh dunia. Terlebih, bisnis Anda akan diakui sebagai pemain skala internasional dan memiliki konten situs yang jelas dan mudah dimengerti. Pertanda ini adalah suatu bentuk kredibilitas dasar.

Setelah mengalihbahasakan situs Anda ke berbagai bahasa, Anda akan dengan mudah meminta konsumen dari mana pun mereka untuk meninjau layanan atau produk Anda. Penyediaan informasi yang komprehensif dan dipercaya akan membantu situs Anda sebagai sumber yang memiliki reputasi baik di pasar internasional.

2. Dapat menekan biaya secara efektif

Menyediakan multibahasa dalam situs artinya Anda mulai menguji pasar dan berinvestasi tanpa harus membentuk sebuah tim baru. Sebagai pemilik bisnis, Anda akan menghindari biaya overhead. Pasalnya, Anda hanya akan meningkatkan investasi jika penjualan tumbuh di dalam situs saja.

3. Mengurangi tingkat kompetisi SEO

Saat ini banyak orang yang berlomba untuk berada di peringkat satu di halaman pertama mesin pencari. Kebanyakan startup menyadari betapa pentingnya SEO dalam situs mereka untuk meningkatkan bisnisnya. Makanya mereka sangat bekerja keras untuk mendapatkan kata kunci SEO kombinasi yang terbaik dalam situs.

Namun, SEO hanya kompetitif ketika menggunakan bahasa Inggris. Ketika situs Anda tidak menggunakan bahasa Inggris, maka tingkat kompetisinya jadi turun. Ini hal yang lumrah, mengingat tidak banyaknya orang yang membuat konten dari bahasa selain Inggris.

Dengan pelokalan situs, Anda akan membuka pintu untuk peringkat dalam kata kunci yang kurang kompetitif dalam bahasa lain. Akibatnya, trafik situs Anda akan meningkat. Manfaat lainnya, pertumbuhan Authority Domain akan membantu peringkat situsAnda jadi lebih baik di kancah dalam negeri.

4. Meningkatkan engagement konsumen

Kesan pertama konsumen tidak hanya saat membeli barang secara fisik saja, tetapi juga saat berbisnis online. Ketika Anda ingin membangun kredibilitas, pastikan semua konsumen sudah memiliki pengalaman positif saat mengunjungi situs Anda. Hal ini berguna untuk meningkatkan interaksi antara pelanggan dengan bisnis di kemudian hari.

Jika calon konsumen sudah menemukan apa yang mereka inginkan, kemungkinan untuk kembali dan membawa konsumen lebih banyak lagi bakal lebih tinggi bakal terjadi. Mereka akan memasarkan situs Anda dengan memberi rekomendasi dari mulut ke mulut.

5. Pengakuan merek global

Jika banyak konsumen mengenali merek Anda, maka keuntungan cenderung terus meningkat. Melakukan pelokalan situs yang tepat akan membuat merek Anda dikenal di seluruh dunia. Jika Anda dapat berbicara dengan calon konsumen dengan memakai bahasa asli mereka, maka konsumen akan lebih nyaman dengan produk Anda dan mengandalkan Anda sebagai solusi pemenuhan kebutuhan.

Tujuan utama pelokalan situs adalah meningkatkan jumlah konsumen dan meningkatkan angka penjualan. Dengan strategi pelokalan yang tepat, maka proses akuisisi konsumen baru dan meningkatkan penjualan akan jadi lebih mudah.

Pelajaran Penghentian Operasional Agate Jogja

Kabar berhentinya operasional Agate Jogja sempat menjadi perhatian di kalangan pengembang game. Di Yogyakarta sendiri, startup yang fokus pada produk game cukup diminati, dengan komunitas aktif bernama Bengkel Gamelan secara rutin mengadakan pertemuan dan pelatihan bersama. Sosok Co-Founder Agate Jogja Frida Dwi (atau biasa disapa Ube) memang sangat akrab di kalangan komunitas tersebut. Kemampuannya tak diragukan lagi. Beberapa waktu lalu tim yang dipimpinnya juga menyabet juara dalam perlombaan Indonesia Next Apps 3.0 yang diinisiasi Samsung dan DailySocial.

Agate Jogja tidak sepenuhnya tutup. Ube menjelaskan Agate Jogja terdiri dari beberapa bagian, yaitu (1) brand Agate Jogja, (2) Co-Founder dan timnya di Yogyakarta, dan (3) kegiatan operasionalnya. Saat ini poin( 2) sudah dibubarkan dan poin (3) dihentikan. Brand sendiri masih dipegang Agate Studio, sehingga ada kemungkinan jika brand Agate Jogja akan digalakkan kembali dengan komposisi yang berbeda.

Kami mencoba menggali apa yang bisa dipelajari dari perjalanan Ube bersama Agate Jogja, termasuk permasalahan yang melatarbelakangi keputusannya meninggalkan Agate Jogja.

Komposisi sebuah tim startup

Produk menjadi komponen penting dalam sebuah bisnis, namun bukan satu-satunya karena ada aspek lain yang harus sama-sama kuat bersinergi untuk membantu bisnis berakselerasi. Seringkali kita menemui sebuah produk yang sangat sederhana tapi mampu dikemas secara apik sehingga menarik banyak peminat, karena ditempatkan pada pangsa pasar spesifik sesuai dengan target.

Dalam startup digital umumnya pengembang akan fokus bagaimana produk tersebut dilahirkan, lalu di luar itu ada divisi lain seperti pemasaran dan riset yang mampu membungkus produk tersebut dengan branding yang tepat dalam waktu peluncuran yang tepat dan target pasar yang pas.

Hal ini disebut sebagai alasan paling mendasar penghentian operasional Agate Jogja. Kepada DailySocial, Ube mengatakan:

“Kendala terbesar saya adalah skill management kurang mumpuni, kebetulan selama 5 tahun ini saya multihat, memegang manajemen dan produksi. Ini yang membuat perkembangan Agate Jogja stagnan, membuat kami (bersama Estu Galih) selaku Co-Founder Agate Jogja merasa tidak memiliki kemampuan membantu tim berkembang dengan baik.”

Pengelolaan manajemen dalam sebuah bisnis sendiri mencakup banyak hal. Mulai dari kebutuhan operasional internal, kebutuhan pengelolaan bisnis, hingga mengakomodasi sumber daya manusia dan finansial di dalam kegiatan bisnis. Dalam kasus Agate Jogja, dua Co-Founder memiliki backgroud mendalam seputar pengembangan aplikasi. Kepiawaian keduanya dalam coding dan mendesain game sudah tidak diragukan lagi.

Pangsa pasar game di Indonesia besar, namun masih sangat dinamis

Angka pengguna ponsel pintar dan internet yang terus bertumbuh secara signifikan memang membuka banyak kesempatan baru bagi industri kreatif untuk mendulang untung, tak terkecuali di segmentasi game mobile. Beberapa survei merilis bahwa game masih mendominasi tangga atas aplikasi yang paling sering digunakan oleh pengguna ponsel pintar, beriringan dengan media sosial.

Hal yang ama dirasakan pengembang game lokal. Potensinya terasa besar, namun masih banyak yang perlu dipahami lebih dalam.

“Potensi game mobile di Indonesia besar. Hampir di setiap acara startup maupun seminar digital kreatif pasti menyajikan data dan angka yang sangat menarik. Tapi yang saya pribadi rasakan adalah user mobile game Indonesia ini unik sekali, susah ditebak. Butuh banyak hal yang perlu dipelajari dari user mobile game kita […] Soal segmentasi game mobile di Indonesia, user-nya banyak sekali dan unik butuh banyak penyesuaian yang kadang di luar cara berpikir kita sebagai developer.”

Hal tersebut mungkin senada dengan apa yang pernah DailySocial temukan dalam survei tentang pengembang game mobile lokal. Dari survei tersebut diungkapkan bahwa 49,61% dari total responden kurang aware dengan keberadaan pengembang game lokal. Kadang mereka tidak menyadari bahwa permainan yang dimainkan adalah karya anak bangsa.

Meskipun demikian, ada strategi unik yang sangat jitu dilakukan oleh para pengembang lokal, yakni mendompleng tren terkini untuk dijadikan konten berbasis game. Jika ingat game Tahu Bulat atau Dimas Kanjeng Gandakan Uang, para pengembang sangat cekatan membaca apa yang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat, sehingga dijadikan media untuk berkreasi yang berimplikasi pada proses promosi yang sangat cepat. Di balik tantangan tersebut selalu ada jalan bagi kreator untuk memaksimalkan potensi yang ada.

“Suka duka sangat umum, sukanya saat game menjadi feature di Google Play, jumlah unduhan meningkat tajam, income turut naik. Termasuk memenangkan beberapa kompetisi, ketemu banyak rekanan yang membantu. Dukanya pun ada, seperti piutang yang terbayar dan baca komentar bintang satu dulu kalau sudah bagus baru ditambah. Overall perjalanan bersama Agate Jogja menyenangkan karena banyak kreasi yang bisa bebas saya lakukan.”

Selalu siap dan menyiapkan dalam segala kemungkinan

Tim Agate Jogja sendiri resmi dibubarkan pada Juni 2016 awal sebelum puasa. Hingga hanya menyisakan dua Co-Founder saja untuk melanjutkan aktivitas operasional dan mengikuti beberapa kompetisi. Bulan Oktober, Ube dan Estu sempat ke Bandung sementara bergabung dengan Agate Studio, tujuannya transfer pengetahuan dan diskusi soal rencana setup tim Agate baru lagi di Jogja.

Setelah berdiskusi panjang lebar akhirnya diputuskan Agate fokus produksi di Bandung saja dan kedua co-founder memutuskan kembali ke Yogyakarta dengan alasan masing-masing tidak berminat relokasi ke Bandung.

Per bulan Desember 2016 semua game Agate Jogja di Google Play sudah dipindahkan ke akun Agate Studio. Kemudian Ube dan Estu menyampaikan pengunduran diri dari Agate. Sekarang (Januari 2017) operasional Agate Jogja yang dikomandoi Ube dihentikan.

Startup tak jarang dihadapkan pada liku-liku dan dinamika bisnis yang menantang. Seperti cerita Ube di atas, banyak hal besar yang harus diputuskan, termasuk keputusan untuk mengakhiri sebuah bisnis. Risiko harus selalu menjadi salah satu pertimbangan pelaku bisnis, dan semua perlu disiasati dengan matang untuk menciptakan ketenangan.

Setidaknya ketika bisnis berhenti, para anggota tim yang ada di dalamnya tidak “kaget” karena sudah disiapkan sejak awal. Mungkin hal tersebut yang ada di benak Ube saat itu.

“Demi kebaikan semua anggota tim pula akhirnya Co-Founder Agate Jogja sepakat membubarkan tim disertai pesangon beberapa kali gaji sebagai tanda terima kasih kami atas pengabdian mereka selama ini. Pemberitahuannya juga tidak mendadak, kita sampaikan keputusan itu ke tim sebulan sebelum benar-benar berpisah jadi mereka bisa mempersiapkan rencana mereka ke depan seperti apa.”

Mati satu, tumbuh seribu

Setiap orang berhak memiliki pilihan, karena ia sendirilah yang akan menjalani dan menanggung pilihan tersebut. Melanjutkan ceritanya, Ube menerangkan bahwa setelah co-founder mundur dan operasional dihentikan, brand Agate Jogja telah dikembalikan kepada Agate Studio. Keputusan selanjutnya tentang Agate cabang Jogja ataupun Agate Jogja sudah diserahkan sepenuhnya pada tim di Bandung.

Ube dan Estu masih akan tetap bernaung dalam pengembangan game. Saat ini keduanya tengah menyelesaikan proyek pengembangan game terbarunya.

“Untuk saya sendiri saat ini tetap di game development, bersama co-founder saya kita mulai setup lagi tim kecil mulai dari awal lagi, hanya dua orang saja. Harapannya jauh lebih mudah mengelolanya. Nama kita sudah ada tapi mungkin baru kita umumkan saat game pertama yang sedang kita garap sekarang selesai dan rilis, mohon doanya.”

Membangun Tim yang Bahagia dan Produktif

Salah satu yang dilirik dari hegemoni startup adalah situasi kerja di dalamnya. Banyak cerita yang menggambarkan bahwa bekerja di startup berbeda dengan situasi kerja di korporasi. Bahagia dan produktif. Begitu banyak diceritakan. Hal tersebut memang sebuah kebutuhan, untuk sebuah bisnis yang tengah berlari kencang kondisi mesin di dalamnya harus dijaga agar tetap kuat dan dingin. Itulah mengapa menjaga situasi kerja dalam kondisi nyaman, bahagia, dan produktif sangat diupayakan dalam startup.

Berikut beberapa tips untuk menjaga kondisi kerja dalam startup agar tetap nyaman dan produktif.

Menjadi komunikator yang baik

Tugas membangun tim yang tetap gembira dan produktif bukan hanya tugas satu dua orang, tetapi tugas bersama. Salah satu landasan untuk menjadikan hubungan kerja yang bahagia adalah komunikasi yang terjaga dan saling menghargai. Masing-masing dalam individu harus berusaha menjadi komunikator yang baik, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk tim secara keseluruhan.

Di bawah adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi komunikator yang baik:

  • Mendengarkan lebih banyak. Karena komunikasi merupakan kegiatan dua arah maka terlalu banyak mengungkapkan juga tidak baik. Latih diri untuk menjadi pendengar yang baik. Untuk menyeimbangkan antara mengeluarkan pendapat dan mendengarkan pendapat.
  • Fokus pada topik yang dibicarakan.
  • Melakukan kontak mata saat berkomunikasi.
  • Membangun keterlibatan tim (bagi pemimpin)

Bagi pemimpin, menghargai otonomi setiap anggota tim itu penting

Startup membutuhkan kerja optimal dari setiap orang di dalamnya. Dan semua orang memiliki cara kerja dan kenyamanan dalam bekerja sesuai dengan masing-masing individu. Hal ini yang harusnya diperhatikan dan dioptimalkan oleh pemimpin. Karena semakin nyaman anggota tim bekerja dengan gaya sendiri produktivitas adalah ganjarannya.

Pemimpin tinggal melakukan beberapa langkah untuk merangsang kinerja optimal dari masing-masing anggota tim, seperti:

  • Tentukan matriks keberhasilan. Ini berguna untuk tetap membebaskan cara atau bahkan ritme kerja, tapi tetap memiliki tujuan yang jelas.
  • Menawarkan insentif.
  • Menawarkan jam kerja yang fleksibel.
  • Menawarkan kesempatan pelatihan.

Membangun tim bukan pekerjaan mudah dan sebentar. Lebih lagi tim adalah elemen penting dalam startup. Boleh saja berfokus pada produk, tetapi memperhatikan “mesin produksi” juga hal penting yang tidak boleh ketinggalan dalam membangun startup. Karena produk yang berkualitas lahir dari tim yang berkualitas.

Empat Kesalahan Strategi Akibat Mispersepsi Istilah “Digital Disruption”

“Era digital sudah datang dan bergerak cepat”; “Tidak ada industri yang kebal terhadap gangguan digital”; “Satu hal yang pasti dari transformasi digital adalah ada perubahan besar bagi perusahaan dari semua sisi”; “Era digital akan mengganggu industri Anda.”

Pernyataan di atas acap kali menghiasi judul berita di berbagai media dan buku bisnis, bahwa digital akan mengganggu bisnis sekaligus hidup Anda. Mengenai hal tersebut, seorang profesor dari London Business School, Freek Vermeulen, mengatakan dirinya tidak sepenuhnya setuju.

Menurutnya, sangat naif untuk mengganggap tidak ada bisnis yang perlu berubah, meski ada beberapa pihak yang berkeyakinan perubahan akibat teknologi bakal terjadi, seperti diucapkan oleh pembicara konferensi, guru, dan konsultan. Vermeulen menganggap mereka keliru dalam menerjemahkan istilah ‘digital disruption’.

Dalam kebanyakan “bisnis normal,” dampak dari digital akan berbeda dibandingkan perusahaan digital raksasa seperti Amazon, Google, dan Facebook. Berikut ini menurut Vermeulen empat kesalahan strategi yang harus di waspadai dari mispersepsi istilah ‘digital disruption’:

1. Efek jaringan, pemenang tidak selalu menang dari segala sisi

Kesalahpahaman umum yang terus terjadi dalam dunia digital adalah pemahaman mengenai konsep “the winner takes all.” Banyak model bisnis yang secara ekstensif menggunakan teknologi digital dalam semua jenis jaringan yang dimiliki. Artinya, lebih banyak pengguna dan penyedia konten yang mendaftar di tempat Anda, semakin baik kerja dari model bisnis tersebut.

Ketika orang berduyun-duyun mendaftarkan diri ke Facebook, ini terjadi karena sebagian besar keluarganya sudah melakukan hal yang sama sebelumnya. Dengan demikian memungkinkan Facebook dapat menghimpun banyak data tentang diri Anda, bertujuan untuk menarik pengiklan.

Efek dari jaringan ini, kemudian beralih jadi “the winner takes all properties” bahwa jaringan terbesar akan menang, mengalahkan kompetitornya seperti MySpace dan Google+.

Akan tetapi, jaringan yang besar juga tidak selalu menjamin eksklusif. Saat Anda memesan taksi online di Singapura, paling tidak setiap pengemudi memiliki dua ponsel dengan berbeda jaringan data. Dia akan memilih pemesanan dari aplikasi mana yang paling cepat datang dan akan mematikan ponsel satunya lagi ketika sudah dapat pesanan.

Konsep “the winner takes all” tidak selalu pasti mengarah hanya ke pemenang saja agar dapat menguasai semua pasar. Kadang benar kadang tidak, tapi yang pasti setidaknya ada beberapa jaringan dengan spesifik pasar yang lebih mudah mempertahankan konsumennya.

2. Komplementer bukanlah substitusi

Kesalahpahaman kedua adalah teknologi baru pasti akan menggantikan teknologi lama karena sudah usang. Meski sudah ada fakta terjadi di lapangan mengenai pergantian dari mesin faks menjadi email, disket menggantikan flashdisk, dan Encyclopaedia Britannica menggantikan Wikipedia.

Namun, konsep pemikiran ini tidak berlaku bagi dunia industri terhadap digital. Digital selalu akan menawarkan suatu hal yang bersifat komplementer, bukan sebagai substitusi.

Vermeulen bilang, coba Anda bandingkan penggunaan teknologi di dunia pendidikan. Banyak pihak yang mengklaim pembelajaran secara online akan membuat kuliah tatap muka jadi usang, bahwa perguruan tinggi fisik akan digeser oleh universitas online.

Model bisnis dan keunggulan kompetitif adalah sistem yang kompleks. Ada beberapa elemen yang nyata dan tidak nyata, dapat berinteraksi dengan satu sama lain. Artinya, butuh kombinasi yang bisa membuat kedua hal jadi bekerja. Unsur digital hanya akan menambahkan satu faktor baru ke dalam campuran atau mengganti satu elemen, tidak mengganti semuanya.

Berarti, di dunia bisnis manapun, teknologi digital akan melengkapi dan menambahkan kemampuan dari suatu unsur yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu, ketika membuat strategi harus fokus pada identifikasi unsur komplementer, bukan berasumsi.

3. Letak geografis masih berpengaruh

Kesalahpahaman umum yang ketiga adalah asumsi mengenai teknologi digital telah menghilangkan relevansi karena secara geografis kini semua orang bisa berkomunikasi secara instan di mana saja di seluruh dunia. Vermeulen berpendapat, kedekatan itu masih penting namun banyak yang tidak menyadarinya karena sekarang orang jadi meremehkan nilai dari berkomunikasi tatap muka.

Dalam dunia konsultasi bisnis, misalnya McKinsey. Bisnis mereka tergolong cukup stabil dan homogen selama beberapa dekade, mencocokkan konsultan dengan klien. Kini di dunia digital, sudah ada platform bisnis konsultan online. Hanya saja, masih belum dapat traksi yang memuaskan karena mereka meremehkan unsur terpenting, yakni komunikasi tatap muka.

Padahal dalam dunia konsultasi, perlu kemampuan untuk membaca emosi klien, niat, dan kepribadian diri. Tujuannya bukan hanya untuk mengukur bagaimana konsultan bekerja dengan klien, tapi juga untuk mencari kecocokan.

Salah satu contoh perusahaan konsultan yang sukses mengadopsi teknologi digital dengan tepat adalah Eden McCallum. Mereka mengembangkan modal bisnis berdasarkan konsultan freelance, tidak mengandalkan big data. Mereka memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada digital, dengan tetap berinvestasi di sekolah konsultan ternama.

Eden McCallum menunjukkan tidak semua gangguan harus digitalisasikan. Teknologi digital lebih memungkinkan untuk membuat kemajuan dalam industri dan bagian dari rantai industri, di mana interaksi tatap muka kurang relevan.

4. Digital tidak harus selalu diadopsi dengan cepat

Salah satu karakteristik dari era digital adalah orang-orang terus mengatakan perubahan yang cepat. Karena dunia berubah begitu cepat, perusahaan juga harus cepat berubah. Pernyataan ini menurut Vermeulen cukup meragukan.

Menurut dia, dalam mengadopsi teknologi digital terkadang lebih baik untuk menghadapi perubahan secara kontekstual dan berubah secara perlahan-lahan. Jika perusahaan Anda berada di lingkungan yang mudah menerima teknologi baru namun cepat berlalu, sebaiknya Anda perlu memperlambat dan lebih selektif. Mengingat selalu terjadinya ketidakpastian di pasar dan mengurangi potensi terjadinya bumerang saat mengadopsi teknologi digital yang baru.

Pada akhirnya, digital mengubah ‘nature‘ keunggulan kompetitif di berbagai lini bisnis. Namun perubahan tidak akan seragam di semua industri. Teknologi digital jadi faktor yang paling mempengaruhi pendekatan bisnis yang berbeda, namun jangan sampai digital jadi bumerang bagi bisnis Anda di masa mendatang.

Lima Alasan Tepat Jalankan Startup Secara Bootstrap

Sebagai seorang entrepreneur tentunya akan menjadi suatu kebanggaan jika bisnis yang dibangun berawal dari modal pribadi. Bukan hanya memberikan kepuasan namun menjalankan usaha dengan menggunakan uang pribadi atau boostrap ternyata memiliki banyak manfaat ketika startup tengah bersiap melakukan scale up. Artikel berikut ini akan mengupas lima poin penting yang wajib dicermati ketika startup memutuskan untuk menjalankan usaha di awal secara bootstrap.

Memiliki kebebasan

Mendapatkan modal usaha dari investor atau pihak terkait lainnya nampaknya merupakan jalan yang paling mudah dan bisa memberikan kesan yang baik untuk startup.

Tahukah Anda, selain sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari investor, terutama untuk startup baru, menjalankan usaha melalui pendanaan dari investor juga artinya Anda sebagai pemilik tidak akan memiliki kebebasan yang menyeluruh untuk startup. Jika saat ini Anda telah memiliki partner yang tepat atau Co-founder yang memiliki visi dan misi yang sejalan, hal ini akan sedikit membantu. Lain halnya jika di awal usaha Anda masih kesulitan untuk menemukan partner yang sesuai dan nantinya akan mempengaruhi proses scale up.

Memancing kreativitas

Menjalankan startup dengan cara boostrap artinya Anda sebagai pemilik startup dipaksa untuk mencari cara terbaik untuk menentukan strategi, memancing kreativitas dan strategi dengan modal yang minim. Semua rencana dan pekerjaan yang dilakukan, sepenuhnya harus penuh dengan perencanaan yang baik, karena Anda harus bijak menggunakan uang yang ada.

Proses seperti ini memang sedikit lebih sulit dari pada menjalankan usaha dengan modal langsung dari investor, namun di sisi lain menjalankan usaha dengan cara bootstrap bisa membantu Anda menemukan solusi terbaik dan tepat untuk startup.

Improvisasi

Saat menjalankan usaha dengan cara boostrap, Anda dituntut untuk bisa melakukan improvisasi, terutama ketika rencana yang telah dibuat di awal berubah karena kondisi dan situasi yang ada. Dengan menjalankan usaha secara bootstrap, Anda sebagai pemilik startup harus bisa menentukan solusi terbaik dengan cara improvisasi.

Menarik perhatian talenta yang tepat

Manfaat lain yang bisa didapatkan ketika startup memutuskan untuk menjalankan usaha secara bootstrap adalah kesempatan untuk menemukan partner atau co-founder yang rela untuk membangun usaha sejak awal namun memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap ide dan produk yang Anda miliki. Dengan minimnya budget, Anda pun sebagai pemilik tidak memiliki kesempatan lebih untuk memperkerjakan banyak pegawai dan harus cerdas memanfaatkan talenta yang ada untuk bisa menjalankan usaha.

Persiapan proses scale up

Banyak anggapan yang menyatakan ketika startup berhasil mendapatkan pendanaan di awal dari investor layak untuk dirayakan dan banggakan. Namun kebanggaan dan rasa puas akan terwujud ketika startup mampu menjalankan usaha secara bootstrap dan mampu menunjukkan potensi serta profit yang menjanjikan di masa awal bisnis dibangun. Ketika pada saatnya startup mendapatkan pendanaan baru dari investor, uang tersebut bisa digunakan untuk proses scale up sesuai dengan rencana ke depan.