The Big Leap: Peran Pemasaran dan Upaya Memahami Gen Z

Beberapa waktu lalu, e27 bersama CleverTap menyambangi Jakarta melalui gelaran “The Big Leap“; bagian dari rangkaian acara yang menghubungkan para growth leader di Asia Tenggara, mulai dari founder, VP, Marketing, hingga Product Director.

DailySocial.id berkesempatan hadir mengikuti diskusi panel yang dipandu oleh CEO e27 Mohan Belani, dengan sejumlah pembicara yang terdiri dari SEA Regional VP Sales CleverTap Marc-Antoine Hager, Chief Marketing Officer BlueBird Mediko Azwar, Head of Marketing Pintu Timothius Martin, dan Chief Marketing Officer Halodoc Felicia Kawilarang.

Diskusi santai ini utamanya menyinggung tentang bagaimana marketing dapat memahami karakteristik Gen Z, tantangan, hingga customer experience dalam implikasi sebuah bisnis di masa pandemi Covid-19. Berikut rangkumannya.

Pencapaian, peluang, dan tantangan

Sedikit gambaran, transportasi merupakan salah satu sektor yang terdampak signifikan saat awal pandemi. Sebaliknya, layanan digital di sektor lain, seperti health dan wealth termasuk yang mencicipi kenaikan trafik pada periode tersebut.

Kebijakan pembatasan sosial dalam skala besar (saat itu disebut PSBB) menurunkan mobilitas masyarakat secara drastis. Orang-orang mengurangi perjalanan ke luar, aktivitas kerja dan sekolah dilakukan dari rumah.

Bagi Mediko Azwar, situasi tersebut sangat sulit bagi bisnis BlueBird yang bermain pada jasa transportasi. Malah, kala itu ia baru bergabung dengan perusahaan berlambang burung biru tersebut saat pandemi terjadi. “Ini menjadi tantangan tersendiri karena saya harus meyakinkan tim, bagaimana kita harus dapat memahami perubahan consumer needs dan memenuhi permintaan mereka.”

Sebaliknya, di sektor kesehatan, situasi ini berbuah manis kala pemerintah memberikan lisensi penggunaan telemedis untuk urgensi penanganan Covid-19. “Tiba-tiba ada lonjakan trafik di platform kami. Di situasi tersebut, secara tak langsung, platform telemedis seolah mendapat ‘free marketing‘ karena pemakaiannya langsung dipromosikan pemerintah,” tutur Felicia Kawilarang.

Namun, lonjakan trafik itu justru memunculkan tantangan selanjutnya bagi Halodoc, yakni memastikan aplikasi dapat bekerja memenuhi permintaan tinggi. Pihaknya bekerja keras untuk membuat platform dapat diakses setiap saat sembari mengedukasi dokter terkait Covid-19, dan memahami target pengguna dan perilakunya.

Di sinilah marketing memainkan peran signifikan. “User knowledge comes from the marketing team, that’s how we build the product. We have done a lot of research and survey,” tambah Felicia.

Mediko juga mengungkap bahwa marketing mendorong BlueBird untuk meningkatkan hubungan dengan customer dan mencari peluang pengembangan layanan baru dari customer journey.

Memahami Gen Z

Timothius Martin mengungkap, situasi pandemi memunculkan peluang dalam membentuk pendekatan marketing, terutama bagi Gen Z. Ia berujar, ada banyak kekhawatiran muncul dari masyarakat tentang bagaimana mengamankan uang atau aset mereka saat pandemi.

“Platform kami meluncur saat pandemi, orang-orang saat itu stay at home. Kami melihat [peluang di mana] karakter [yang ingin disasar] ada pada Gen Z. Mereka cari tempat di mana bisa taruh aset dengan mudah, accessible 24/7, gampang dicairkan, dan volatile enough to give that adrenalin pump,” paparnya.

Belum lagi, saat itu, platform kripto yang ada di Indonesia belum banyak dipahami oleh Gen Z. Di sini lah, ia mengawinkan produk dan marketing agar informasi yang dibutuhkan dapat tepat sampai ke penggun alih-alih hanya sekadar viral saja.

Dalam perkembangannya, Timothius mencatat pentingnya melakukan mind shift dalam menentukan strategi marketing. Tidak ada approach yang bersifat satu untuk semua. Misalnya, bagaimana mengubah mindset atasan terkait bagaimana menggunakan budget marketing pada influencer atau iklan. “[Dalam konteks pemanfaatan influencer atau iklan] rather than number of impression, sebaiknya untuk [capai] conversion rate.

Mark menambahkan, pendekatan marketing menggunakan iklan tidak selalu harus dikesampingkan. Setiap strategi punya pendekatan berbeda. Pada kasus Gen Z, mereka termasuk segmen pengguna yang tidak bisa didekati dengan model penjualan langsung atau gamblang (hard sell), tetapi melalui pemanfaatan sebuah produk.

“Bagi kami, untuk bisa evolve di pasar, perusahaan tidak melulu bicara cost dan profit, tetapi fokus ke pengguna agar dapat memahami pasar. Dan marketing punya peran untuk fokus menyuarakan pesan dari customer bukan perusahaan.”

Halodoc Launches Mental Health Consulting Service

After recently expanding partnerships with related parties, Halodoc health technology platform launched a new feature that is accessible through the application. The specific channel is to help users with mental health consultations, supported by 500 registered psychologists and psychiatrists.

In Indonesia, Halodoc reported only a few Indonesians are consulting with psychiatrists. According to Halodoc’s VP Marketing, Felicia Kawilarang, the negative stigma against mental disorders in the community becoming one of the challenges for those who experience any indications, especially in terms of access to psychological assistance.

“Now, through easily accessed telemedicine services via smartphones, it is expected to be the first step of a solution, especially amid this pandemic.”

Previously, clinical psychology and services were available at the “Chat with Doctor” feature on Halodoc. However, in order to maximize these services amid pandemic, Halodoc presents special channels related to mental health. Users who want to consult can directly open the Mental Health service on Halodoc’s front page and choose the Clinical Psychology or Mental Medicine feature.

After launched over two weeks, the Halodoc Mental Health special channel has increasing user growth up to 400%. The most complaints include complaints about depression, anxiety, and stress.

“If you ever experience excessive anxiety, it is advisable to immediately consult a professional through Halodoc telemedicine services in order to maintain your mental health. This is also in line with the Covid-19’s Acceleration Handling Task Force which was delivered through various opportunities,” Felicia said.

In addition to Halodoc, another healthtech with similar service is Psikologimu. Founded by psychology alumnus, this startup wants to facilitate access to mental services in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Luncurkan Layanan Konsultasi Kesehatan Jiwa

Setelah sebelumnya memperluas kemitraan dengan berbagai pihak terkait, platform teknologi kesehatan Halodoc meluncurkan fitur baru yang bisa diakses langsung di aplikasi. Kanal yang dihadirkan secara khusus membantu pengguna melakukan konsultasi kesehatan mental mereka, didukung oleh 500 psikolog dan psikiater teregistrasi.

Di Indonesia sendiri Halodoc mencatat belum banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan jasa konsultasi psikiater. Menurut VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang, masih adanya stigma negatif di masyarakat terhadap penyakit gangguan mental menjadi salah satu tantangan bagi mereka yang mengalami indikasi penyakit tersebut, terutama dalam hal akses untuk mendapatkan bantuan penanganan psikologi.

“Kini, melalui layanan telemedicine yang dapat secara mudah diakses melalui smartphone diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dan langkah penanganan pertama, terlebih di tengah pandemi ini.”

Sebelumnya, layanan psikologi klinis dan kedokteran jiwa sudah tersedia di layanan “Chat with Doctor” di Halodoc. Namun, guna memaksimalkan layanan tersebut di tengah pandemi ini, Halodoc menghadirkan kanal khusus terkait Kesehatan Jiwa. Pengguna yang ingin berkonsultasi bisa langsung membuka layanan Kesehatan Jiwa di halaman awal Halodoc dan memilih bidang Psikologi Klinis atau Kedokteran Jiwa yang dibutuhkan.

Setelah lebih dari dua minggu diluncurkan, kanal khusus Kesehatan Jiwa Halodoc mengalami peningkatan jumlah akses pengguna hingga 400%. Keluhan yang paling banyak dikonsultasikan di antaranya keluhan seputar depresi, kecemasan, dan stres.

“Apabila mengalami kecemasan berlebihan, disarankan untuk segera berkonsultasi ke profesional yang bisa diakses melalui layanan telemedicine Halodoc agar kesehatan jiwa senantiasa terjaga. Ini juga sejalan dengan imbauan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang disampaikan melalui berbagai kesempatan,” kata Felicia.

Selain Halodoc startup healthtech yang juga memiliki layanan serupa adalah Psikologimu. Didirikan oleh alumni mahasiswa Psikologi, startup ini ingin memudahkan akses layanan mental di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Membangun Percaya pada Layanan Konsultasi Dokter Online di Indonesia

Di Indonesia, layanan teknologi kesehatan diprediksikan sebagai sektor yang menyimpan potensi besar. Salah satu layanan yang ada di industri ini adalah layanan konsultasi dokter online. Sudah banyak penyedia layanan ini tersedia di Indonesia. Sebagai bisnis yang bergantung kepada kepercayaan pengguna, tantangan besar bagi para penyedia layanan untuk bisa menjaganya.

Untuk memahami lebih lanjut tentang layanan konsultan dokter online, DailySocial berbincang dengan tiga penyedia layanan konsultasi dokter online yang ada di Indonesia, Alodokter, Halodoc, dan SehatQ.

Memulai perjalanannya sejak tahun 2014 Alodokter sudah beberapa kali mendapat suntikan dana dan memperkenalkan inovasinya. Dalam hal menjaga kepercayaan pengguna, Head of Marketing Alodokter Arian Vivaldi menjelaskan bahwa pihaknya mengandalkan medical excellence dengan melibatkan dokter pada setiap fitur yang ada, baik chat maupun artikel-artikel yang ada di dalamnya. Ia juga memastikan Alodokter memiliki SOP yang memastikan data-data pengguna dikelola dengan ketentuan yang berlaku. Pun dalam proses rekrutmen, dokter harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku untuk menjamin kualitas layanan yang diberikan.

Halodoc pun demikian. Sebagai sebuah bisnis, Halodoc berkembang cukup cepat dalam tiga tahun kiprahnya. Sederet investasi dari investor dan inovasi layanan menghiasi perjalanannya. Mereka sekarang bahkan memiliki layanan pengantaran obat yang bekerja sama dengan apotek-apotek yang ada di berbagai kota.

VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang menjelaskan, ada beberapa upaya mereka untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan pengguna. Salah satunya adalah dengan menjaga data pribadi. Semua data pelanggan disimpan dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Data-data yang diserahkan ke Halodoc pun hanya berupa nama dan tanggal lahir, itu pun harus melalui konfirmasi melalui OTP.

Felicia bercerita, Halodoc cukup aktif melakukan edukasi dan pengenalan Halodoc. Dari sana banyak respon positif yang datang, itu mengapa Halodoc masih terus tumbuh sampai sekarang.

“Banyak dari user Halodoc yang sudah terbantu dengan aplikasi kami karena aplikasi kami memudahkan mereka untuk bisa menghubungi dokter dan membeli obat. Misalnya, ada ibu yang cerita saat anaknya sakit. Dia merasa terbantu dengan Halodoc tetap bisa bicara langsung dengan dokter spesialis anak. Apalagi kondisi anaknya itu rewel dan sudah malam hari juga, kalau harus ke rumah sakit agak repot harus nyetir sendiri atau malah kena banyak kuman dan penyakit di rumah sakit,” klaim Felicia.

Sementara itu, penanggung jawab konsultasi online SehatQ dr. Jolinda Johary menjelaskan, ada dua cara agar mereka tetap bisa meningkatkan dan menjaga kepercayaan pengguna, yang pertama soal rekrutmen dokter dan yang kedua SOP dengan standar yang jelas.

SehatQ diklaim memiliki rekrutmen yang cukup ketat. Kualifikasi dan kualitas dokter diperhatikan betul. Para dokter juga harus terdaftar sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia, memiliki Surat Tanda Registrasi, dan memiliki Surat Ijin Praktek. Selanjutnya dokter akan menjalani serangkaian tes, mulai dari interview hingga pengetahuan media.

“Setelah proses rekrutmen, kami memiliki SOP untuk menerapkan standar kualitas layanan bagi pengguna. SOP ini kami kembangkan bersama dokter senior di Indonesia dan dengan input dari sisi internasional melalui Medical Advisor kami dari Mayo Clinic di Amerika Serikat. Dokter pun juga dibekali in-house training, baik untuk pengetahuan perkembangan medis yang ada dan training teknologi platform tanya dokter kami,” cerita Jolinda.

Tidak menggantikan pemeriksaan dokter

Untuk memberikan pelayanan berkualitas dan bertanggung jawab, para penyedia layanan konsultasi dokter secara online bekerja sama dengan para dokter untuk melayani konsultasi pengguna. Kendati demikian, posisi konsultasi yang dilakukan tidak untuk menggantikan pemeriksaan dokter yang dilakukan secara langsung.

Ketentuan ini tertuang dalam laman “Syarat & Ketentuan” di hampir semua layanan semcam ini. Kebanyakan memosisikan diri sebagai bahan konsultasi awal agar pengguna mendapat informasi yang valid. Untuk pengobatan dan diagnosa selanjutnya, pasien harus bertemu dokter secara langsung.

Arian menegaskan, Alodokter sebagai layanan konsultasi dokter tidak mengeluarkan resep dan mendiagnosa penyakit, namun menjadi alternatif pertolongan pertama bagi pengguna.

“Perlu kami garis bawahi lagi bahwa Alodokter tidak mengeluarkan resep dan tidak mendiagnosa penyakit. Kami ingin menjadi pertolongan pertama bagi pengguna dalam menemukan jawaban mengenai masalah maupun keluhan yang dialami pasien. Untuk diagnosa mengenai penyakit yang dialami, kami tetap menyarankan untuk langsung datang bertatap muka dengan dokter terkait,” jelas Arian.

“Digital healthcare sekarang masih early stages di Indonesia. Dari research yang kami lakukan, sebagian masyarakat masih sungkan memakai layanan konsultasi dokter online untuk pertama kalinya karena takut dokternya palsu, dokternya masih mahasiswa, atau malah bot yang menjawab pertanyaan mereka. Ini semua sebenernya salah karena dokter yang ada di Halodoc semua dokter yang berpengalaman dan semua masih praktik di rumah sakit atau klinik pribadi,” jelas Felicia.

Jolinda menambahkan, dari awal SehatQ tidak memosisikan diri sebagai pengganti konsultasi dokter rumah sakit. Ia mengklaim bahwa pengguna SehatQ adalah mereka yang enggan ke dokter dengan berbagai alasan atau melakukan konsultasi topik kesehatan yang dianggap tabu di masyarakat sehingga merasa kurang nyaman jika harus dilakukan secara langsung.

“SehatQ memiliki panduan konsultasi yang disusun oleh tim dokter. Pengguna dapat berkonsultasi dengan tim dokter dalam koridor-koridor yang telah ditetapkan. Misalnya, pengguna dapat bertanya tentang topik-topik kesehatan dalam batas waktu yang telah disepakati. Pengguna sebaiknya menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dengan sopan, jangan spam atau mengirim gambar-gambar yang di luar konteks. Jika batasan-batasan ini dilanggar, dokter berhak memutus sesi konsultasi,” terang Jolinda.

Rasa ragu-ragu yang ada di masyarakat tentu menjadi sebuah hal yang wajar mengingat perkara kesehatan adalah sesuatu hal yang sensitif. Di sisi lain, kebiasaan masyarakat yang “gampang” menerima masukan terkait kesehatan dari orang-orang yang tidak berkompeten menjadi masalah yang coba diselesaikan para penyedia layanan.

Regulasi di layanan teknologi kesehatan

Industri healthcare di Indonesia masih jauh dari kata dewasa. Banyak yang harus dibenahi dalam proses menjadi dewasa, termasuk dari segi payung hukum. Selain untuk melindungi masyarakat atau pengguna, regulasi juga berperan dalam memberikan batasan-batasan yang jelas bagi penyedia layanan.

Co-founder dan CEO Medigo Harya Bimo berpendapat, healthcare di Indonesia membutuhkan regulasi yang pasti, terutama yang mengatur tentang rekam medis. Adanya regulasi rekam medis akan memberikan dampak langsung ke beberapa lini bisnis kesehatan seperti asuransi, farmasi, rumah sakit, radiologi, dan lain sebagainya. Sejauh ini regulasi rekam medis hanya ada di Permenkes 269 tahun 2008 dan Undang-undang no 69 tahun 2004

Sementara itu regulasi terbaru yang berkaitan teknologi dan layanan kesehatan adalah aturan menteri kesehatan tentang penyelenggaraan telemedicine antar fasilitas pelayanan kesehatan yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2019.

Aturan menteri tersebut mendefinisikan telemedicine sebagai pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat.

Tertuang di dalam Pasal 3 PMK no. 20 tahun 2019, telemedicine termasuk telekonsultasi yang memiliki pengertian berupa konsultasi klinis jarak jauh untuk membantu menegakkan diagnosis, dan/atau memberikan pertimbangan/saran tata laksana yang bisa dilakukan secara tertulis, suara, dan/atau video. Setiap telekonsultasi klinis harus terekam dan tercatat dalam rekam medis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Mengenai aturan baru ini, pihak Alodokter menanggapi positif. Arian menjelaskan bahwa posisi mereka bukan untuk mendiagnosis.

“Alodokter tentu saja merespon positif mengenai adanya PMK no. 20 tahun 2019 tersebut, hal ini sesuai dengan komitmen kami dari awal mengenai business model yang kami jalankan. Kami juga sudah sepakat bahwa untuk diagnose dapat dilakukan dengan langsung bertatap muka dengan dokter,” terang Arian.

Jalan panjang industri teknologi kesehatan  Indonesia

Industri teknologi kesehatan di Indonesia secara umum masih di tahap yang sangat awal. Perjuangan membangun kepercayaan adalah satu dari banyak tugas yang diselesaikan setiap pemain di dalamnya. Khusus untuk layanan konsultasi dokter online, fokusnya adalah mengubah budaya masyarakat mengenai cara mereka mencari tahu informasi tentang kesehatan.

Bertanya ke orang-orang sekitar dulu menjadi pilihan utama. Kini, di era internet, kebiasaan yang “berbahaya” adalah mencari tahu sendiri tentang kesehatan di mesin pencari, tanpa memiliki kemampuan memilah dan memilih sumber valid.

Alodokter, Halodoc, SehatQ, dan beberapa lainnya bersama-sama berusaha mengubah kebiasaan masyarakat untuk berkonsultasi ke pihak kompeten soal  urusan kesehatan.

“Tantangan pertama [untuk menjangkau pengguna] adalah edukasi first response orang sakit untuk tanya ke dokter. Orang Indonesia ada kebiasaan di mana mereka lebih nyaman nanya tentang kesehatan kepada orang-orang terdekat mereka seperti keluarga atau teman,” terang Felicia.

Sambil menunggu masyarakat siap dengan terobosan-terobosan baru dengan sentuhan teknologi, regulasi juga harus menjadi perhatian. Payung hukum yang jelas diharapkan mampu melindungi pengguna dan penyedia layanan. Sinergi antara regulasi dan produk berkualitas diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan pengguna pada industri ini.

Startup Kesehatan Halodoc Kini Layani Paket Kesehatan untuk Korporat

Startup kesehatan Halodoc menambah layanan paket kesehatan untuk korporat dengan menggunakan jasa dokter yang sudah bermitra dengan perusahaan. Juga tersedia layanan pengiriman obat untuk setiap resep dengan bantuan jasa Go-Send. Layanan ini belum dihadirkan secara resmi oleh pihak Halodoc, namun sudah dipasarkan di kalangan korporat.

VP Marketing Communication Halodoc Felicia Kawilarang menjelaskan, secara potensi layanan ini menjadi solusi untuk tim HR dalam menghadirkan servis kepada karyawan. Mereka tidak perlu keluar kantor setiap kali butuh konsultasi dokter atau membeli obat dari resep dokter. Cukup membuka aplikasi Halodoc dari ruang kerja mereka.

“Secara industri, healthtech itu masih baru di Indonesia, sehingga banyak sekali yang bisa kita lakukan. Orang HR korporat juga tertarik tentang produk ini, sebab paket healthcare yang kami tawarkan itu murah, mudah, dan unsur convenience-nya juga ada,” katanya, pekan lalu (15/3).

Pengembangan produk ini adalah bagian dari ekspansi perusahaan pasca memperoleh pendanaan seri B pada awal tahun ini. Sekaligus memperluas jangkauannya di Indonesia dan meningkatkan produktivitas para dokter yang sudah bermitra dengan perusahaan

Felicia menyebut selama tiga tahun terakhir, Halodoc lebih banyak memfokuskan pada memperbanyak kuantitas dokter. Langkah berikutnya, adalah meningkatkan kualitas dokter dengan pelatihan-pelatihan agar mereka bisa melayani dengan lebih baik. Pun demikian, secara kuantitas jumlah dokter yang bergabung sudah meliputi seluruh Indonesia.

“Saat awal kita berdiri, banyak konsumen yang bilang dokternya enggak ramah, balasnya singkat. Itu sebenarnya bisa dilatih mungkin banyak yang belum terbiasa jawab konsultasi via chat. Untuk itu kami mau latih dokter agar bisa memiliki kemampuan customer service. Sebab dokter-dokter itu kan jadi wajahnya Halodoc.”

Terhitung Halodoc memiliki 20 ribu dokter terdaftar di seluruh Indonesia. Namun, yang aktif melayani konsumen lewat aplikasi hanya 500 orang. Filter ini bertujuan agar dokter dapat lebih maksimal memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan para konsumen.

“Kita mau keep angka tersebut, lebih manage komunitas [dokter] dan yang masuk ke aplikasi itu mau kita filter. Jadi harus lewati proses interview, tes psikolog, dan sebagainya.”

Kemitraan dengan Asuransi Adira

Halodoc menambah kemitraan dengan perusahaan asuransi, kali ini bermitra dengan Asuransi Adira untuk produk asuransi kesehatan Medicilin. Pelanggan Medicilin dapat berkonsultasi dokter melalui panggilan telepon, chat, atau video call. Apabila ada pembelian obat dapat dilakukan pula secara online melalui mitra apotek Halodoc.

Menariknya, setelah pelanggan menggunakan fasilitas tersebut secara otomatis memotong biaya klaim yang di-cover oleh Medicilin. Pelanggan cukup membayar biaya kelebihan apabila ada obat-obatan yang tidak di-cover asuransi. Kemitraan ini seperti ini sebelumnya sudah lakukan dengan FWD Life pada tahun lalu.

“Jadi pelanggan sudah tidak perlu bayar biaya up front, lalu di-reimburse oleh asuransi beberapa hari kemudian. Back end-nya Halodoc dan Adira sudah terhubung, jadi kita sudah tahu biaya dokter dan obat yang bisa di-cover.”

Kemitraan seperti ini, sambungnya, menguntungkan pihak asuransi karena mereka bisa menekan nilai klaim per kejadian sebesar 50%-70%. Dari sisi pelanggan asuransi pun, mereka tidak perlu antre berlama-lama setiap kali butuh bantuan medis. Mereka cukup memanfaatkan aplikasi Halodoc dan terhubung dengan dokter.

“Dengan layanan baru ini, kami ingin memberikan layanan kesehatan yang mudah diakses dan sesuai dengan gaya hidup pelanggan saat ini. Mereka juga bisa lakukan penghematan limit plafon Medicilin,” tambah Direct Business Division Head Asuransi Adira Eka Widiastuti.

Berhubung asuransi adalah industri yang ketat dengan aturan, proses integrasi sistem back end-nya kemungkinan butuh waktu, tergantung perusahaan asuransi itu sendiri. Dengan Adira, butuh waktu sampai dua tahun sampai akhirnya siap untuk publik.

Felicia menyebut tahun ini perusahaan juga akan perbanyak kemitraan dengan asuransi lainnya. Selain FWD Life dan Asuransi Adira, Halodoc telah bermitra dengan AXA Mandiri, Bumiputera, Cigna, dan Allianz. Aplikasi Halodoc kini telah diunduh lebih dari satu juta kali.

Application Information Will Show Up Here