FaZe gandeng DC Comics Promosikan Batman/Fortnite: Zero Point

Beberapa waktu yang lalu, organisasi esports dan gaming lifestyle FaZe Clan mengungkapkan kolaborasi terbarunya dengan DC Comics untuk mempromosikan seri komik edisi terbatas Batman/Fortnite: Zero Point dari Epic Games dan DC. Seri kolaborasi dua raksasa industri yang berbeda ini ditulis bersama oleh Chief Commercial Officer Epic Games, Donald Mustard dan Christos Gage, bersama seniman ternama Reily Brown.

Kerja sama ini membuahkan campaign spesial bertajuk “Batman/Fortnite: Zero Point x FaZe Clan Deathrun”. Program ini adalah acara satu minggu penuh yang menampilkan map Deathrun di Creative Mode game Fortnite yang dibuat khusus oleh JDuth. Mereka juga menghadirkan kontes speedrun dan siaran langsung oleh Nate Hill, salah satu anggota populer FaZe Clan.

Head of Marketing FaZe Clan, Xavier Ramos mengungkapkan bahwa kerja sama ini berhasil diteken berkat hubungannya dengan DC Comics. Diketahui bahwa Xavier Ramos sempat bekerja di bawah naungan Warner Bros Records selama 16 tahun di posisi eksekutif. Walaupun begitu, Xavier juga menyatakan bahwa banyak dari anggota manajemen, pemain, hingga lebih dari 90 content creators FaZe Clan merupakan penggemar berat dari DC Comics.

Hal ini bermula di bulan Februari lalu saat DC Comics mengumumkan bahwa seri komik Batman selanjutnya merupakan seri silang antara Batman dengan Fortnite. Komik dengan enam miniseries ini telah diluncurkan pada April lalu, dengan bagian finalnya yang akan didebut pada 6 Juli mendatang. Komik cetak seri ini akan memiliki item Fortnite hasil kolaborasi Epic Games dengan DC, dan kode langganan gratis aplikasi DC Universe Infinite.

Jika ditengok ke belakang, kolaborasi Epic Games dan DC Comics telah berlangsung cukup lama. He dan Catwoman sudah menjadi bagian dari Fortnite dalam bentuk skin sejak 2019 silam. Harley Quinn, Joker, dan Poison Ivy juga telah menyusul bagi para penggemar antusias DC Comics.

Tidak hanya DC, Epic Games juga menempatkan diri di posisi “netral” dengan sempat merilis Fortnite Chapter 2: Season 4 yang bertemakan Marvel Universe.

5 Rahasia Industri Gaming Yang Terkuak di Perseteruan Epic Games vs Apple

Seperti yang kita tahu, Apple dan pengembang game populer Fortnite, Epic Games, masih berseteru sejak Agustus tahun lalu lantaran konflik game Fortnite yang ditarik peredarannya dari Apple Store.

Melalui pernyataan resminya, Apple melarang Fortnite dirilis di Apple Store lantaran Epic Games melanggar kebijakan platform perusahaan temuan Steve Jobs ini. Epic Games mengimplementasikan jalur pembayarannya sendiri dibanding melalui Apple Store guna menghindari biaya tinggi dari Apple Store. Namun, Epic Games sendiri menyatakan bahwa dengan hilangnya Fortnite dari Apple Store, Apple telah melakukan monopoli.

Perseteruan ini telah berjalan di meja hijau hampir satu bulan lamanya, dan masih dalam proses hearing para saksi. Dalam persidangan yang dibuka untuk publik ini, beberapa perusahaan besar termasuk Epic Games dan Apple melontarkan rahasia-rahasia industri yang tidak diketahui oleh umum. Setidaknya, ada lima rahasia yang menarik untuk diketahui.

1. Hasil dari penjualan Xbox tidak pernah menghasilkan keuntungan untuk Microsoft

Image Credit: Microsoft

Setelah hampir dua dekade perilisannya, console Xbox ternyata tidak pernah menjadi produk pencetak uang untuk Microsoft. Microsoft malah merugi di setiap perangkat Xbox yang mereka jual. Hal ini dikemukakan langsung oleh VP of Xbox Business Development Microsoft, Lori Wright.

Lalu, mengapa Microsoft masih mempertahankan produksi Xbox walaupun mengetahui mereka rugi di setiap perangkat yang dijualnya? Karena mesin pencetak uang Microsoft bukan berasal dari perangkat keras (hardware), melainkan perangkat lunak (software) seperti game digital, layanan berbasis langganan seperti Xbox Game Pass, maupun aksesoris-aksesoris seperti gamepads.

Selain itu, persidangan ini juga menjadi ajang “buka-bukaan” bahwa Microsoft mengambil 30% keuntungan pengembang game yang memasarkan produknya di Xbox. Angka 30% itu sendiri sudah lazim dan menjadi standar industri yang juga ditetapkan di platform-platform lain seperti iOS App Store, dan Steam Store.

2. Apple menghasilkan margin yang besar dari App Store

Salah satu saksi ahli Epic Games, yaitu Managing Director dari Berkeley Research Group, Ned Barnes, menyatakan bahwa Apple Store menikmati setidaknya margin jumbo sebesar 70% di dua tahun ke belakang. “Dengan laporan di 16 Februari 2021 dengan menggunakan testimoni dan informasi finansial Apple yang tersedia pada saat itu, saya mengkalkulasi bahwa margin operasi App Store adalah 79,6% di masing-masing tahun 2019 dan 2018.”

Selain itu, dia juga menyatakan bahwa Apple memberikan dokumen tambahan yang mendemonstrasikan persentase yang lebih kecil di dua tahun belakangan ini. Namun perwakilan Apple melalui TheVerge telah membantah semua keterangan Ned Barnes.

3. Fortnite menghasilkan setidaknya belasan triliun rupiah untuk Epic Games setiap tahunnya

Melalui kesaksian Epic Games, terungkap bahwa Epic Games setidaknya menerima belasan hingga puluhan triliun rupiah dari game tersuksesnya Fortnite. Di tahun 2020 sendiri, Epic Games menghasilkan setidaknya Rp71 triliun. Sedangkan di antara tahun 2018-19, Fortnite membawa Rp129 triliun. Menariknya, PlayStation 4 menjadi platform yang menyumbang pendapatan terbanyak untuk Fortnite.

4. CEO Epic Games, Tim Sweeney kirim email “pernyataan perang” ke Tim Cook jam 2 pagi

Image Credit: BusinessInsider

Pada 14 Agustus 2020, tepatnya jam 2 pagi, CEO dari Epic Games Tim Sweeney menyatakan perang pertamanya ke Tim Cook terkait kebijakan mereka untuk mewajibkan seluruh pengembang patuh atas syarat dan ketentuan memakai pembayaran digital melalui App Store.

“Saya menulis untuk memberi tahu Anda bahwa Epic tidak akan lagi mematuhi batasan pemrosesan pembayaran Apple,” tulis Sweeney. “Hari ini, Epic meluncurkan pembayaran langsung Epic di ‘Fortnite’ di iOS, menawarkan pelanggan pilihan untuk membayar in-app melalui Epic Games maupun Apple, dan meneruskan penghematan pembayaran langsung Epic kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih rendah.”

Apple langsung merespon tegas dengan menghilangkan Fortnite di App Store. Hal itu juga membuat game sejuta umat ini tidak dapat dimainkan di semua perangkat milik Apple. Email ini menjadi salah satu bukti persidangan yang dikuak untuk menjadi alat bukti.

5. Fortnite menjadi alasan terbesar Sony untuk “menurunkan ego”

September 2018 menjadi bulan yang bersejarah karena Fortnite menjadi game pertama di PlayStation 4 yang bisa melakukan crossplay dengan platform lain.

Kehadiran Fortnite di PlayStation 4 dan jumlah pemain yang sangat besar menjadikan Sony harus sedikit lunak. “Hal lni menunjukkan perubahan kebijakan besar untuk Sony Interactive Entertainment,” sebut Sony di pernyataan resminya. Untuk sekadar perbandingan, antara bulan Januari 2019-Juli 2020, Epic menghasilkan Rp2 triliun setiap bulannya di platform PlayStation 4, dibanding sekitar Rp300 miliar di platform iOS. Kehadiran Fortnite di PlayStation 4 sangat menguntungkan baik Epic Games maupun Sony.

CEO ByteDance Bakal Mundur, Fortnite Kerja Sama dengan NBA

Minggu lalu, CEO ByteDance, perusahaan induk dari TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri. Alasannya adalah karena dia ingin fokus pada strategi perusahaan dalam jangka panjang. Sementara Epic Games mengumumkan kerja samanya dengan NBA untuk membuat konten dan turnamen dari game battle royale tersebut.

Fortnite Gandeng NBA untuk Buat Konten Baru

Epic Games baru saja menandatangani kerja sama dengan National Basketball Association (NBA). Dengan ini, mereka akan bisa memasukkan 30 tim NBA ke dalam game Fortnite. Konten NBA dalam game akan muncul dalam bentuk jersey tim dan aksesori yang bisa dikenakan oleh para pemain. Kerja sama ini mulai 21 Mei 2021. Selain itu, Donovan Mitchell dari Utah Jazz dan Trae Young dari Atlanta Hawks juga akan mempromosikan bundle khusus — berisi aksesori yang mereka pilih sendiri — yang dinamai Locker Bundles.

Epic Games baru saja mengajak kerja sama NBA.

Sebagai bagian dari Fortnite x NBA: The Crossover, Epic Games dan NBA juga akan mengadakan kompetisi Fortnite x NBA Team Battles, yang berlangsung selama lima hari. Di kompetisi ini, para pemain akan bisa mewakili tim basket favorit mereka. Di pertandingan tersebut, para pemain juga akan bisa mendapatkan V Bucks, mata uang dalam game Fortnite, lapor The Esports Observer.

CEO ByteDance Bakal Mundur

Zhang Yiming, CEO dari ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir tahun ini. Co-founder dan HR Head, Liang Rubo akan menggantikan Yiming sebagai CEO. Yiming menjelaskan, tanggung jawabnya sebagai CEO membuatnya harus fokus pada rencana jangka pendek perusahaan. Sementara itu, dia ingin bisa lebih fokus pada strategi jangka panjang perusahaan. Jadi, dia memutuskan untuk mundur dari posisinya sebagai CEO dan beralih ke jabatan yang memungkinkannya untuk fokus pada strategi jangka panjang perusahaan.

ByteDance dikenal sebagai perusahaan induk TikTok. Namun, mereka juga telah menjajaki industri game. Mereka telah mengakuisisi beberapa studio game, seperti Ohayoo, Nuverse, dan PixDance. Tahun lalu, mereka juga membuat publisher game di Tiongkok, Pixamin, serta meluncurkan platform game kasual, Danjuan Games, lapor GamesIndustry. Sementara tahun ini, mereka telah mengakuisisi C4 Games dan Moonton Technology.

Snapchat Games Mendapatkan Lebih dari 200 Juta Pemain

Snap berkata, games di Snapchat telah memiliki lebih dari 200 juta pemain, naik dari 100 juta pada tahun lalu. Dan sekitar 30 juta pengguna Snapchat memainkan Snap Games setiap bulannya. Secara keseluruhan, Snapchat memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Snap mengklaim, aplikasi mereka digunakan oleh 50% pengguna smartphone di Amerika Serikat. Sementara sekitar 40% dari pengguna Snap ada di luar Amerika Utara dan Eropa. Pengguna aktif harian Snapchat di India India telah naik 100% dalam waktu 5 kuartal terakhir.

Snap bekerja sama dengan Unity untuk membuat avatar Bitmoji. | Sumber: VentureBeat

Dalam dua tahun terakhir, ada lebih dari 30 game yang diluncurkan di Snapchat, menurut laporan VentureBeat. Rekan Snap, Voodoo, berencana untuk meluncurkan lima game baru di Snapchat pada tahun 2021. Sebelum ini, mereka telah merilis game Hole.io dan Crowd City. Mereka juga telah meluncurkan Aquapark IO pada musim gugur tahun lalu. Sekarang, game itu telah mendapatkan 45 juta pemain di Snapchat.

Twitch Turunkan Biaya Berlangganan

Twitch mengumumkan, mereka akan menurunkan biaya berlangganan. Tujuannya adalah untuk tidak membebani fans di luar Amerika Serikat. Pada saat yang sama, mereka juga akan menjamin bahwa pemasukan para streamers tidak akan turun. Sebelum ini, Twitch memasang biaya berlangganan sebesar US$5 untuk semua orang, tak peduli dari negara mana seseorang berasal. Namun, mereka merasa, harga tersebut mungkin tidak sesuai untuk orang-orang di sejumlah negara. Karena itu, Twitch akan menyesuaikan biaya berlangganan sesuai dengan biaya hidup di sebuah negara.

“Kami yakin, biaya berlangganan yang lebih murah akan mendorong pertumbuhan dan pemasukan kreator dalam jangka panjang,” kata Twitch, seperti dikutip dari Pymnts, “Tapi, kami juga sadar bahwa kami harus memperhitungkan kemungkinan turunnya pemasukan kreator dalam periode penyesuaian. Untuk memastikan para kreator tidak mendapatkan dampak negatif dari penurunan harga berlangganan ini, kami meluncurkan program 12 bulan untuk menjamin pemasukan kreator.”

Platform Game Blockchain, Forte Dapat Kucuran Dana US$185 Juta

Forte, perusahaan penyedia platform game blockchain, baru saja mendapatkan investasi sebesar US$185 juta. Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh Griffin Gaming Partners. Dengan ini, valuasi Forte menembus US$1 miliar, menjadikannya sebagai unicorn terbaru dalam pasar blockchain gaming, menurut laporan VentureBeat.

Forte adalah perusahaan asal San Francisco, Amerika Serikat, yang menyediakan infrastruktur menggunakan teknologi blockchain. Produk Forte memungkinkan game blockchain untuk menggunakan dompet cryptocurrency demi menyimpan token para pemain. Dompet ini tidak hanya harus aman, tapi bisa digunakan untuk bertransaksi dengan berbagai cryptocurrency, seperti Bitcoin dan Ethereum. Tak hanya itu, uang yang ada di dompet itu juga harus bisa ditukar ke mata uang standar, seperti dollar.

Fortnite Berhasil Raup Rp129 Triliun di Dua Tahun Pertama

Popularitas Fortnite beberapa tahun lalu sempat menjadikan Fortnite meraih penghargaan The Game Award untuk game multiplayer terbaik di tahun 2018. Di tahun yang sama, Epic Games diketahui sukses meraup penghasilan sebesar US$5 miliar dari game battle royale-nya.

Pada tahun selanjutnya, Epic Games mengantongi pendapatan kotor sebesar US$3,7 miliar yang menjadikan Fortnite salah satu game free-to-play tersukses. Perlu diingat kembali bahwa angka-angka tersebut merupakan pendapatan kotor yang diperoleh dari Fortnite saja, belum termasuk unit bisnis lainnya seperti Rocket League, Unreal Engine, Epic Games Store, serta Fall Guys yang baru diakuisisi di bulan Maret lalu.

Anda dapat membaca laporan keuangan Epic Games di tahun 2018-19 secara lengkap di sini. Laporan keuangan Epic Games ini adalah kali pertama yang diungkap ke publik mengingat Epic Games bukanlah perusahaan publik.

Image Credit: Geo TV

Laporan keuangan internal Epic Games ini dipublikasikan untuk melengkapi berkas gugatan Epic Games di pengadilan Oakland, AS. Epic Games maju ke meja hijau untuk menggugat perusahaan manufaktur smartphone terkemuka asal California, AS, yaitu Apple.

Kasus ini bermula setelah Epic Games meluncurkan token digital sebagai cara pembayaran in-game dengan harga 10-20% lebih murah dibanding melalui platform Apple Store (yang memotong keuntungan Epic Games 30% dari setiap transaksi).

Akibatnya, Apple memutuskan untuk menghapus game Fortnite dari App Store. Tidak terima, Epic Games langsung menggugat Apple di pengadilan setempat. Hal ini menjadi fokus Epic Games lantaran perangkat iOS menyumbang 20% dari total 350 juta pemain Fortnite di seluruh dunia.

Lepasnya kontrol terhadap 20% pemainnya yang bermain di perangkat iOS akan berdampak besar terhadap penghasilan dari game battle royale terbesar di dunia ini. Dikutip dari dokumen resmi pengadilan, Fortnite mengantongi US$700 juta dari pemain ekosistem iOS di dua tahun terakhir.

Besarnya Fortnite di ekosistem gaming dan esports tercermin dari gelaran Fortnite World Cup 2019, yang menawarkan total hadiah sebesar US$100 juta (sekitar Rp1,4 triliun). Kyle “Bugha” Giersdorf adalah pemain yang berhasil jadi juara cabang solo, dan membawa pulang uang tunai sebesar US$3 juta. Bugha berhasil menjadi sorotan internasional, diundang di berbagai acara televisi, dan menjalin kerjasama dengan merek-merek besar di AS.

Di Balik Kesuksesan Tim Esports David Beckham, Guild Esports

Bulan Juni 2020 lalu, satu gebrakan yang cukup besar terjadi di ekosistem esports. Pesepakbola bintang, David Beckham, memasuki industri esports dengan investasinya atas tim yang bernama Guild Esports. Popularitas Guild Esports mungkin belum berkembang sebegitu besarnya, terutama di Indonesia. Namun terlepas dari itu, Guild Esports berkembang dengan cukup pesat selama kurang lebih 10 bulan perjalanannya. Mereka mengamankan investasi sebesar Rp383 miliar, mendapatkan spot untuk berlaga di skena Rocket League, mendapatkan Hyper X sebagai sponsor, bahkan memenangkan salah satu kompetisi besar Fortnite.

Dalam satu kesempatan, Carleton Curtis selaku Executive Chairman Guild Esports sempat berbagi strateginya dalam mengembangkan tim kepada Forbes. Apa yang bisa kita pelajari dari perkembangan Guild Esports hingga sejauh ini? Salah satu yang jadi strateginya adalah bagaimana dia membuat rencana pengembangan yang sesuai dengan visi misi perusahaannya.

Guild Esports mengusung pendekatan gaming-meets-lifestyle. Selain itu, Guild Esports juga mengedepankan visi pengembangan atlet di dalam organisasinya. Curtis menjelaskan bahwa branding Guild Esports bisa diasosiasikan sebagai sekelompok orang yang mengejar satu tujuan yang sama namun dengan fokus mengembangkan kesehatan fisik serta mental pemainnya ketimbang skill in-game. “Hal tersebut (mengembangkan fisik dan mental) adalah hal yang saya yakini menjadi awal bagi kesuksesan di dalam game.” Tutur Curtis.

Guild Esports
Carleton Curtis, Executive Chairman Guild Esports. Sumber Gambar – Forbes

Lalu bagaimana dengan peran David Beckham sendiri di dalam tim? Curtis pun menjawab kepada Forbes. “Beckham memiliki peran awal dalam membangun kultur organisasi di Guild Esports. Ia juga merupakan kunci bagi kami dalam menemukan talenta baru dari akademi.” Lebih lanjut membicarakan visinya, Curtis mengatakan bahwa ia punya harapan untuk membuat brand, kultur, serta sekelompok atlet yang dapat menghancurkan stereotipe di mata penggemar olahraga yang selama ini menahan perkembangan industri esports.

“Industri esports masih muda dan sedang berada di fase awal perkembangannya. Seiring industri esports menjadi dewasa dan menetapkan diri sebagai salah satu bentuk hiburan mainstream, tentunya esports akan menjadi semakin profesional. Saya sendiri ingin menggunakan pengalaman saya untuk membantu Guild Esports dalam menawarkan lifestyle dan entertainment yang melebar dari esports itu sendiri.”

Dalam mengembangkan talenta, dikatakan bahwa Guild Esports sendiri menggunakan model English Premier League yang terinspirasi dari David Beckham. Seperti yang tadi disebutkan, fokus pengembangannya adalah pada fisik dan mental pemain. Bahkan dikatakan bahwa Guild Esports menggunakan pendekatan personal 1-on-1 dalam melakukan pengembangan tersebut.

Selanjutnya Curtis pun menjelaskan alasan di balik tujuan tersebut. “Mengasuh talenta muda dan menciptakan bintang esports baru di masa depan adalah jantung dari Guild Esports. Jiwa kami adalah membuat esports menjadi nirwana yang inklusif untuk semua orang.” Dalam hal program latihan, Curtis juga menjelaskan. “Latihan kami menempatkan latihan fisik dan mental para pemainnya di atas dari latihan in-game. Hal tersebut kami lakukan sebagai usaha meningkatkan dari apa yang sudah jadi standar di esports dengan cara membuat sang pemain menjadi lengkap. Program latihan tersebut merupakan program holistik yang menyeluruh dan sudah terkalibrasi.”

Program latihan tersebut tergolong sudah cukup terbukti apabila kita melihat hasilnya. Tim Fortnite milik Guild Esports berhasil mencuat menjadi yang nomor satu di eropa, divisi Rocket League diakui sebagai salah satu dari top 5 terkuat, divisi FIFA yang diakui sebagai salah satu dari top 3 terkuat, bahkan juga divisi  VALORANT mereka.

Lalu soal sisi entertainment yang juga menjadi salah satu visi bagi Guild Esports, Curtis mengatakan bahwa bentuk pengembangan Guild Esports juga melebar sampai ke sisi kemampuan publikasi para pemain-pemainnya. “Pemain-pemain kami tak hanya terlatih dari sisi kedisiplinan karir saja, tetapi juga terlatih dari sisi cara mereka menggunakan platform publik untuk menunjukkan visi milik Guild Esports untuk industri secara keseluruhan.”

Menutup perbincangan Curtis juga menceritakan bagaimana posisi Guild Esports saat ini dan ramalannya untuk masa depan. “Saat ini perkembangan Guild Esports terbilang sudah dalam jalur dan akan memberikan perkembangan yang lebih kuat lagi di tahun 2021. Kami juga percaya, walaupun perusahaan kami masih muda, tetapi kami berada di posisi yang bagus untuk bisa mendapatkan hasil positif di turnamen yang akan membawa lebih banyak fans.”

“Para fans kami harus siap untuk melihat sisi terbaik kami. Seiring kami mengembangkan operasi kami, Guild Esports berkomitmen untuk mempertahankan standar yang akan meningkatkan legitimasi dari industri esports. 2021 akan menjadi tahun yang penuh kejutan dan pengumuman yang seru. Bisa dibilang, tahun 2021 akan menjadi tahun yang menyenangkan bagi fans Guild Esports.” Tutur Curtis sembari menutup perbincangannya dengan Forbes.

Cukup menarik melihat tim seperti Guild Esports. Membawa pengalaman dari David Beckham sendiri, siapa yang tahu kalau mengembangkan pemain dengan mengutamakan fisik dan mental di atas latihan in-game ternyata bisa membuahkan kesuksesan yang cukup baik.

Apakah Anda sudah tahu dengan tim Guild Esports? Atau mungkin belum tahu sama sekali? Terlepas dari itu, semoga kisah kesuksesan Guild Esports membangun timnya dalam waktu yang singkat bisa jadi pelajaran dan inspirasi.

Sumber Artikel – Forbes | Gambar Utama – Guild Esports Official.

Bocah Berumur 8 Tahun Ini Jadi Pemain Esports Profesional Paling Muda Kedua

Joseph Deen mungkin memang baru berusia delapan tahun namun ia baru saja diajak bergabung dengan tim esports asal California, Team 33, bulan Desember 2020 lalu. Saat bergabung dengan tim tersebut, menurut laporan dari BBC, Joseph bahkan mendapatkan bonus uang jajan (signing-on bonus) sebesar US$33 ribu (sekitar Rp471 juta) dan sepaket PC gaming. 

“Saya merasa senang luar biasa ketika mendapatkan tawaran kontraknya. Saya memang sudah lama berpikir untuk jadi gamer profesional namun tidak ada yang menganggap saya serius, selain Team 33.” Ucap Joseph kepada BBC.

Joseph, yang juga asal California, sudah bermain Fortnite dari umur 4 tahun. Ia pun sudah diperhatikan Team 33 sejak 18 bulan sebelumnya.

“Salah satu dari pencari bakat kami mengatakan jika saya harus tahu anak yang bernama Joseph ini dan ia bermain sangat baik.” Jelas Tyler Galagher, CEO dan Co-Founder Team 33. “Jadi, mereka mulai bermain satu lawan satu sebanyak mungkin setiap harinya. Setelah beberapa waktu, pencari bakat tadi mengatakan ‘kamu harus mengikat kontrak dengan anak ini. Jika tidak, tim lainnya yang akan melakukannya!'” Lanjut Tyler.

“Impian saya menjadi seperti Bugha (Kyle Giersdorf). Saya menjadikannya panutan karena tidak ada yang menganggapnya serius sebelum ia menjadi juara dunia. Dan saya merasakan hal yang sama, karena tidak ada yang menganggap saya serius sebelum saya dikontrak Team 33.” Cerita Joseph.

Menariknya, Joseph sebenarnya terlalu muda untuk bermain Fortnite. Game yang dirilis tahun 2017 ini memiliki rating sertifikasi PEGI 12 atau ESRB Teen.

Joseph Dee. via: BBC
Joseph Deen. via: BBC

Ibu Joseph, Gigi, mengatakan bahwa ia tidak khawatir dan mengizinkan putranya bermain Fortnite 2-3 jam sehari sepulang sekolah, dan lebih lama saat akhir pekan.

“Saya sudah melihat game-nya dan saya rasa kami tidak melakukan kesalahan. Joseph adalah anak yang stabil, dibesarkan di keluarga baik-baik, dan ia tak terpengaruh oleh game tersebut.” Kata ibunya.

Selain bermain game, Gigi juga berkata Joseph juga suka bermain piano — yang diyakini Joseph dan timnya berpengaruh terhadap kesuksesannya.

Joseph pun bercerita, “bermain piano membantu saya banyak sekali dalam menggunakan mouse dan keyboard. Sesaat setelah saya mencoba bermain Fortnite sebentar saja, saya sudah merasa bisa bermain cukup baik di Fortnite. Saya bisa melakukan banyak hal dengan baik di game namun saya merasa lebih mumpuni dalam hal bangun membangun dan saya suka melakukan trick shot. Saya cukup jago melakukannya.”

Joseph Deen. via: BBC
Joseph Deen. via: BBC

Gigi mengatakan bahwa uang bonusnya telah disimpan di tabungan untuk Joseph saat ia besar nanti. Ambisi Joseph menjadi bintang esports memang nampaknya harus tertunda sementara waktu. Pasalnya, kompetisi Fortnite yang berhadiah uang tunai tidak boleh diikuti oleh mereka-mereka yang belum berusia 13 tahun. Jadi, Joseph hanya bisa bertanding pada turnamen yang tidak memberikan uang tunai sebagai hadiah.

Joseph sendiri sebenarnya juga sudah tidak sabar untuk memulai kariernya. Ia meminta izin ke ibunya agar bisa streaming setiap hari namun ibunya merasa ia masih terlalu muda. Meskipun misalnya ibunya mengizinkannya, ia juga tetap tidak bisa streaming di Twitch karena ada batasan usia juga di sana.

Terkait soal kontraknya, tidak sedikit juga yang mempertanyakannya. “Kontraknya itu melindunginya. Ia bisa berhenti kapapun dan sangat fleksibel. Kontraknya juga sangat bergantung pada keinginan saya dan Joseph.” Terang Gigi.

Team 33 sendiri sepertinya juga menganggap kontrak dengan Joseph seperti sebuah investasi jangka panjang. “Kami membuat pengumuman atas kontraknya sehingga dunia tahu usianya dan kami tidak akan membuat kesalahan yang sama seperti FaZe dengan H1ghsky1.” Kata Tyler.

“Kami bisa mengembangkannya menjadi pemain kelas atas di usia muda dan mengikutsertakannya di kejuaraan tingkat major begitu usianya mencukupi, seperti turnamen senilai US$3 juta yang dimenangkan oleh Bugha.” Tutupnya.

Victor De Leon III. Source: Guiness World Record
Victor De Leon III. Source: Guiness World Record

Buat Anda yang memperhatikan judul artikel ini, Anda mungkin penasaran bagaimana mungkin bocah berusia 8 tahun jadi yang kedua termuda. Namun nyatanya, sebelum Joseph, ada Victor De Leon III alias “Lil Poison” yang menempati posisi rekor gamer termuda sepanjang sejarah — sampai artikel ini ditulis. Namanya bahkan tertulis di Guiness World Record sebagai gamer profesional paling muda.

Victor yang lahir pada tahun 1998 berhasil menjadi gamer profesional termuda saat mengikat kontrak eksklusif dengan Major League Games saat masih berusia 7 tahun (tahun 2005). Sebelumnya, Victor pertama kali bertanding di turnamen Halo saat masih berusia 4 tahun. Setahun kemudian, ia pun turut bertanding di Major League Games.

Lima Prediksi Tren Gaming 2021

Berkat pandemi, pemasukan industri game naik pada 2020. Tren ini diperkirakan akan terus bertahan pada tahun depan. Sayangnya, pandemi juga menyebabkan masalah untuk sebagian pelaku industri game, seperti Sony dan Microsoft, yang baru saja meluncurkan konsol baru mereka. Pandemi membuat kedua perusahaan kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumen akan PlayStation 5 dan Xbox Series X. Pada 2021, masalah ini tampaknya masih akan bertahan.

Berikut tren di dunia gaming pada 2021.

1. Pemasukan Industri Game Masih akan Terus Naik

Tak bisa dipungkiri, pandemi virus corona menguntungkan para kreator game. Lockdown membuat banyak orang bermain game lebih lama, yang berarti, mereka bersedia untuk menghabiskan uang lebih banyak demi game. Newzoo memperkirakan, tren ini masih akan bertahan bahkan setelah pandemi usai. Hanya saja, tingkat pertumbuhan industri game pada 2021 diduga tidak akan sepesat pertumbuhan pada 2020.

Mobile menjadi platform game yang mendapatkan untung paling besar. Jika dibandingkan dengan PC dan konsol, mobile memang merupakan platform dengan barrier-to-entry yang paling rendah. Jadi, tidak heran jika jumlah pemain mobile game jauh lebih banyak daripada pemain PC atau konsol. Hanya saja, para mobile gamer adalah tipe yang mudah datang, mudah pergi. Pada 2021, salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh developer mobile game adalah mempertahankan para pemain baru yang mereka dapatkan pada tahun ini.

2. Keterbatasan Suplai PlayStation 5 dan Xbox Series X

Pandemi mungkin menguntungkan para developer dan publisher game, tapi, pandemi juga menyebabkan masalah bagi perusahaan pembuat konsol, seperti Sony dan Microsoft. Kedua perusahaan itu bersikukuh untuk meluncurkan konsol baru pada 2020. Meskipun peluncuran itu sukses, baik Sony maupun Microsoft kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumen. Dan tren ini akan terbawa hingga awal 2021. Sony dan Microsoft akan memerlukan waktu untuk menggenjot produksi konsol baru mereka agar mereka bisa memenuhi tingginya permintaan konsumen.

Tahun depan, masalah lain yang akan muncul di industri game adalah tertundanya sejumlah peluncuran game AAA. Pasalnya, para developer kesulitan untuk menyesuaikan ritme kerja mereka dengan perubahan yang muncul selama pandemi.

Horizon Forbidden West jadi salah satu game yang paling ditunggu tahun depan.
Horizon Forbidden West jadi salah satu game yang paling ditunggu tahun depan.

Kabar baiknya, sejumlah game yang ditunggu-tunggu, seperti Horizon Forbidden West, akan dapat dimainkan di konsol baru dan konsol lama, yaitu PlayStation 4 dan Xbox One. Jika digabung, jumlah pengguna PS4 dan Xbox One mencapai lebih dari 200 juta orang. Dan para pemilik PS5 serta Xbox One ini masih aktif untuk bermain dan berbelanja. Semua ini akan mendorong pemasukan industri game konsol pada tahun depan. Hal lain yang akan menaikkan pemasukan industri game konsol adalah keberadaan game free-to-play, yang memiliki sumber pemasukan tetap dari pembelian in-game.

3. Cloud Gaming akan Semakin Populer

Tahun 2020 merupakan tahun penting bagi industri cloud gaming. Di tahun ini, beberapa penyedia layanan cloud gaming — seperti Amazon, Google, Microsoft, dan Tencent — meluncurkan layanan mereka. Tak hanya itu, ada platform gaming yang sudah bisa diakses melalui iOS, seperti Stadia yang memiliki aplikasi berbasis Safari. Sementara itu, Microsoft akan meluncurkan aplikasi xCloud di PC dan iOS pada musim semi tahun depan. Bos Xbox, Phil Spencer juga mengungkap, aplikasi itu akan bisa digunakan di smart TV.

Pada 2020, jumlah pengguna cloud gaming juga terus naik berkat lockdown. Selain itu, sepanjang 2020, semakin banyak developer yang menggunakan cloud gaming untuk mendemonstrasikan game buatannya. Contohnya, Ubisoft yang memamerkan Immortals Fenyx Rising melalui Stadia. Ke depan, tampaknya tren ini masih akan berlanjut.

Berkat semakin populernya cloud gaming, pemasukan industri cloud gaming diperkirakan akan mencapai US$1 miliar untuk pertama kalinya pada tahun 2021. Selain itu, jumlah konsumen yang bisa ditarget oleh para penyedia cloud gaming juga diperkirakan akan naik.

4. Berkembangnya Tren Game Sebagai Tempat Hangout

Game kini juga menjadi tempat virtual bagi para pemain untuk berkumpul. Tren ini sudah muncul sejak lebih dari 10 tahun lalu. Namun, lockdown membuat tren tersebut menjadi semakin populer. Dalam beberapa tahun ke depan, tren ini akan memberikan dampak besar pada industri game.

Seiring dengan perkembangan teknologi, grafik game juga menjadi semakin realistis. Tak hanya itu, dunia game kini juga bisa dijadikan sebagai tempat virtual untuk menggelar berbagai kegiatan, mulai dari konser musik hingga fashion show. Salah satu musisi yang pernah melakukan konser virtual adalah Travis Scott. Konser yang diadakan di Fortnite itu dihadiri oleh 12 juta orang. Sementara videonya di YouTube telah ditonton lebih dari 140 juta kali. Untuk tampil di Fortnite, Scott mendapatkan bayaran sekitar US$20 juta.

Konser virtual Travis Scott di Fortnite.
Konser virtual Travis Scott di Fortnite.

Game tak hanya dimanfaatkan oleh musisi atau selebitas. Faktanya, banyak orang yang menggelar pernikahan, pesta kelulusan, atau bahkan pemakaman virtual di Animal Crossing pada tahun ini. Tren ini akan mendorong non-gamer untuk ikut bermain game, yang akan memudahkan publisher untuk mengakuisisi pemain baru.

5. Industri Game akan Semakin Inklusif

Budaya toxic merupakan salah satu masalah di industri game. Namun, ke depan, para pelaku industri game tampaknya akan semakin serius dalam menangani masalah itu. Belum lama ini, Sony, Nintendo, dan Microsoft mengumumkan kerja sama mereka dalam menghadapi masalah budaya toxic di dunia game. Selain itu, Riot juga menyiapkan langkah untuk meminimalisir pemain toxic di Valorant ketika mereka baru meluncurkan game itu.

Selain itu, pada 2021, para developer juga akan semakin peduli pada penyandang disabilitas. Tahun ini, ada sejumlah game yang dibuat agar ramah pada orang-orang yang memiliki disabilitas, seperti The Last of Us Part 2, Apex Legends, dan Tell Me Why. Pada tahun depan, tren ini akan terus berlanjut.

Sumber: Newzoo

Fortnite Kini Dilengkapi Fitur Video Chat

Fortnite yang kita kenal sekarang bukan lagi sebatas game battle royale pesaing PUBG dengan grafik yang lebih kartun. Secara perlahan Fortnite terus bergeser menjadi semacam platform sosial baru, dan puncaknya bisa kita lihat di masa pandemi ini, di mana Fortnite telah dipercaya menjadi tempat penayangan perdana trailer sebuah film blockbuster maupun panggung konser bagi sejumlah musisi ternama.

Inisiatif Epic Games baru-baru ini juga semakin memantapkan konsep Fortnite sebagai platform sosial tersebut. Mereka baru saja menghadirkan fitur video chat pada Fortnite sehingga yang bisa saling menyapa di Fortnite bukan cuma karakter virtual saja, melainkan juga orang-orang di baliknya.

Fitur video chat ini memanfaatkan layanan milik Houseparty, aplikasi video chat yang Epic akuisisi pada pertengahan tahun 2019 lalu. Jauh sebelum ini, Epic sebenarnya sudah mengintegrasikan Houseparty ke dalam Fortnite, tapi hanya dalam bentuk voice chat saja, jadi tidak heran apabila banyak yang sudah memprediksi kedatangan fitur video chat ini sejak lama.

Untuk menggunakannya, pemain Fortnite wajib mengunduh aplikasi Houseparty di perangkat Android atau iOS terlebih dulu, lalu menghubungkan akun Houseparty dengan akun Epic Games-nya. Selanjutnya, pemain tinggal mengepaskan posisi perangkat supaya wajahnya terpampang jelas di kamera.

Fortnite Houseparty video chat

Penting untuk dicatat, fitur video chat ini baru tersedia di Fortnite versi PC, PlayStation 4 atau PlayStation 5 saja. Satu chat room bisa menampung sampai 10 orang, akan tetapi yang ditampilkan di sisi kiri game Fortnite hanya empat orang yang terakhir aktif berbicara saja.

Menariknya, tanpa mengharuskan pemain memasang green screen di belakangnya, aplikasi Houseparty bisa secara otomatis meng-crop bagian wajah sekaligus mengganti latar belakangnya dengan bermacam warna. Menurut Epic, hal ini dapat terwujud berkat penggunaan aset face detection library dari Apple dan Google sendiri – mungkin inilah alasan mengapa pemain harus menggunakan aplikasi Houseparty di smartphone sebagai kameranya.

Epic sejauh ini belum bisa memastikan kapan fitur ini bakal merambah Fortnite di platform selain tiga tadi. Apakah mungkin ke depannya integrasi Houseparty semacam ini juga bakal tersedia di game multiplayer lain yang menggunakan Unreal Engine? Kita tunggu saja.

Sumber: Epic Games dan The Verge.

Esports Tetap Diadu di SEA Games, Pemasukan Genshin Impact Tembus Rp1,47 Triliun

Seminggu terakhir, ada beberapa berita menarik terkait bisnis di dunia gaming dan esports. Misalnya, Game Growth Program dari Unity yang bertujuan untuk membantu developer indie meningkatkan jumlah pemain dari game buatan mereka. Selain itu, Apple juga diizinkan untuk memblokir Fortnite dari App Store.

Esports Tetap Diadu di SEA Games

Esports kembali ditetapkan sebagai salah satu cabang olahraga yang akan diadu di SEA Games. Selain esports, ada tiga cabang olahraga lain yang akan kembali diselenggarakan, yaitu bowling, jiu jitsu, dan triathlon. Duong Vi Khoa, Vice President of Vietnam Recreational Esport Association dan Head of Vietnam Esports Delegation mengatakan, ada tiga game yang akan dipertandingkan di SEA Games, yaitu Dota 2, Arena of Valor, dan Pro Evolution Soccer, menurut laporan Vietnam Express. Di SEA Games 2019, Indonesia berhasil mendapatkan dua medali perak dari esports.

SEA Games akan digelar pada 21 November 2021 sampai 2 Desember 2021. Dalam acara olahraga tersebut, hanya ada 40 cabang olahraga yang akan diadu. Vietnam menyebutkan, alasan mereka mengurangi jumlah cabang olahraga dalam SEA Games adalah karena pandemi COVID-19 membuat ekonomi kacau balau. Pada awalnya. mereka sempat berencana untuk meniadakan esports. Namun, berbagai federasi esports di Asia Tenggara, termasuk Federasi Esports Asia, terus mencari dukungan agar esports tetap diadakan di SEA Games.

Genshin Impact Balik Modal Dalam 12 Hari

Pemasukan dari Genshin Impact buatan miHoYo telah mencapai US$100 juta (sekitar Rp1,47 triliun). Dikabarkan, proses pengembangan game tersebut membutuhkan biaya sebesar US$100 juta. Berbagai sumber mengungkap, Genshin Impact berhasil balik modal hanya dalam waktu 12 hari, menurut laporan PC Gamer.

Pemasukan Genshin Impact telah capai US$100 juta.
Pemasukan Genshin Impact telah capai US$100 juta.

Genshin Impact merupakan game open world yang bisa dimainkan dengan gratis. Hanya saja, miHoYo menerapkan sistem gacha dalam game tersebut. Sejak diluncurkan pada 28 September 2020 lalu, game itu menjadi sangat populer di Jepang, Korea Selatan, dan juga Tiongkok. Tak hanya itu, game ini juga mendapatkan fans di kawasan Amerika dan Eropa, walau tetap ada kontroversi akan Genshin Impact.

Daniel Ahmad, analis bisnis dari Niko Partners memperkirakan, pemasukan Genshin Impact akan menembus RMB1 miliar (sekitar Rp2,2 triliun) dalam waktu dekat. Memang, sejauh ini, Genshin Impact disebut sebagai game Tiongkok dengan peluncuran global paling sukses.

Konten Among Us Dapat 4 Miliar View Sepanjang September 2020

Among Us diluncurkan dua tahun lalu. Meskipun begitu, belakangan, game buatan InnerSloth itu menjadi sangat populer. Salah satu alasannya adalah karena banyak streamer di Twitch yang menyiarkan konten tentang game tersebut. Namun, ternyata, konten Among Us tak hanya populer di Twitch, tapi juga di YouTube.

YouTube baru saja merilis data viewership dari Among Us. Pada September 2020 saja, jumlah view dari semua konten Among Us mencapai empat miliar view. Menariknya, konten dari Among Us tak melulu tentang gameplay. Cukup banyak video yang menampilkan meme, lagu, atau bahkan animasi dari game tersebut. Faktanya, sekitar 6,6% dari total view Among Us berasal dari konten animasi game itu.

Negara-negara yang memberikan kontribusi terbesar pada view konten Among Us di YouTube. | Sumber: YouTube
Negara-negara yang memberikan kontribusi terbesar pada view konten Among Us di YouTube. | Sumber: YouTube

Amerika Serikat menjadi negara dengan audiens terbesar dari Among Us. Mereka menyumbangkan 18,7% dari total view selama bulan September. Meksiko ada di posisi nomor dua dengan kontribusi sebesar 7,9% dari total view. Posisi ketiga ditempati oleh Korea Selatan dengan kontribusi 6,4%. Sementara posisi keempat diduduki oleh Indonesia dan Brasil, yang masing-masing memberikan kontribusi 5,5% dari total view.

Seperti yang disebutkan oleh YouTube, para kreator ternama seperti PewDiePie memang memanfaatkan tren untuk konten tentang Among Us. Namun, popularitas Among Us juga membantu para kreator yang belum terlalu populer. Salah satunya adalah The Hornstromp Games. Pada awalnya, channel ini hanya memiliki 100 ribu subscriber. Setelah channel itu membuat video animasi Among Us, jumlah subscriber mereka naik menjadi lebih dari 600 ribu.

Epic Games Kalah dari Apple di Pengadilan

Apple diizinkan untuk memblokir Fortnite buatan Epic Games dari App Store. Hakim Yvonne Gonzales Rogers menetapkan, kerugian yang Epic alami sekarang adalah akibat ulah mereka sendiri. Pasalnya, mereka menambahkan fitur Epic Direct Payments ke Fortnite walau mereka tahu hal ini melanggar peraturan yang telah Apple tetapkan.

“Singkat kata, Epic Games tak bisa menuduh Apple melakukan monopoli demi mendapatkan keuntungan untuk mereka sendiri,” kata hakim Rogers, menurut laporan Ars Technica. “Situasi saat ini terjadi akibat tindakan mereka sendiri.” Namun, dia juga memutuskan bahwa Apple tak boleh memblokir Unreal Engine — engine buatan Epic. Hal ini berarti, para developer yang menggunakan Unreal tak perlu khawatir game mereka mendadak tidak bisa berjalan di perangkat iOS.

Epic kalah dari Apple di pengadilan.
Epic kalah dari Apple di pengadilan.

Epic boleh memasukkan Fortnite kembali di App Store jika mereka mau menghapus fitur direct payment. Hanya saja, jika mereka melakukan hal itu, tidak diketahui apakah Apple akan memberikan hukuman pada mereka atau tidak.

Unity Buat Game Growth Program untuk Dukung Developer Indie

Minggu ini, Unity mleuncurkan program baru bernama Game Growth Program. Fokus dari program akselerator ini adalah game gratis yang dibuat oleh studio indie. Para developer yang dipilih untuk ikut dalam program ini akan diberikan akses ke tkenologi, sumber daya, dan dana agar mereka bisa mengakuisisi pemain baru. Tak hanya itu, para developer Unity juga akan memberikan saran tentang strategi untuk meningkatkan jumlah pemain game mereka.

Developer yang terpilih untuk ikut dalam Game Growth Program akan tetap memegang hak cipta atas properti intelektual mereka. Selain itu, setelah program selesai, mereka tidak punya kewajiban untuk berbagi pemasukan dengan Unity.

“Ada banyak game hebat yang tidak mendapatkan perhatian para gamer, khususnya game-game indie,” kata Julie Shumaker, Vice President of Revenue, Operate Solutions, Unity, lapor GamesIndustry. “Kami percaya, developer tidak harus memilih untuk merealisasikan visi mereka atau membuat game yang digemari pasar. Tujuan utama dari Game Growth Program adalah untuk mendukung para developer sehingga mereka bisa sukses tanpa harus menggadaikan IP atau perusahaan mereka.”

Sumber header: The Esports Observer

EVOS Esports Juara Free Fire Master League, Siren Esports Juara MDL

Jika Anda adalah pembaca setia Hybrid, Anda mungkin memperhatikan ada sedikit perubahan dari cara kami menyajikan informasi-informasi. Salah satu yang cukup terasa adalah berita-berita seputar perkembangan esports yang kini digantikan oleh pembahasan-pembahasan yang lebih mendalam. Namun bukan berarti Hybrid.co.id tidak memperhatikan perkembangan esports. Kini semua berita perkembangan tersebut kami rangkum ke dalam satu pembahasan. Maka dari itu berikut rangkuman berita kompetisi esports di pekan kedua bulan Oktober 2020:

10 Oktober 2020

Street Fighter League Pro JP Week 3

Street Fighter League kini sudah memasuki pekan ke-3 pertandingan. Mago Scarlet lagi-lagi harus menerima kekalahan pada pertandingan SF League Pro JP pekan ke-3. Masih seperti pertandingan pekan sebelumnya Mago Scarlet harus terima kekalahan telak, kali ini dari Nemo Aurora. Sementara itu, pertandingan-pertandingan berikutnya berjalan sengit. Tokido Flame vs Fuudo Gaia, dua tim yang sama-sama konsisten kini bertemu dan harus menerima hasil seri 2-2. Umehara Gold melawan Momochi Splash juga mendapatkan hasil seri 2-2, setelah tim Daigo Umehara menemukan performa terbaiknya mulai pekan kedua.

San Francisco Shock Juara Overwatch League 2020

San Francisco Shock menjadi tim Overwatch League pertama yang berhasil memenangkan liga franchise tersebut selama dua kali berturut-turut. Kemenangan gemilang didapatkan oleh Nam-joo Kwon “Striker” setelah bertarung sengit melawan Seoul Dynasty dan menghasilkan skor 4-2. “Saya bangga sekali melihat seluruh staf Overwatch League dari seluruh dunia bekerja begitu keras demi dapat menyajikan tayangan yang luar biasa bagi para penggemar. Terima kasih kepada empat tim yang bertanding pertandingan OWL 2020 Grand Finals dan selamat bagi San Francisco Shock,” tulis Jon Spector selaku Vice President Overwatch Esports di Blizzard Entertainment dalam rilis.

11 Oktober 2020

EVOS Esports Juara Free Fire Indonesia Masters 2020 – Fall

Akhir pekan lalu menjadi gelaran puncak dari skena esports Free Fire Indonesia lewat gelaran Free Fire Indonesia Masters League. Setelah melalui kualifikasi dan gelaran Free Fire Masters League, turnamen FFIM 2020 Fall kini tinggal menyisakan 12 tim saja. Pertandingan berlangsung dengan sangat sengit, semua tim ingin membuktikan bahwa mereka adalah yang terbaik, sehingga persaingan poin antar tim menjadi sangat tipis.

RRQ yang sempat memuncaki perolehan poin sementara akhirnya tersalip oleh EVOS Esports di akhir akhir pertandingan. EVOS Esports pun menjadi juara FFIM dengan perolehan sebesar 142 poin. Sebagai juara nasional, EVOS Esports secara otomatis mendapat kesempatan untuk bertanding di tingkat selanjutnya, yaitu Free Fire Continental Series: Asia. RRQ dan ONIC Esports juga mendapat kesempatan serupa namun harus berjibaku pada babak Play-Ins terlebih dahulu.

Siren Esports Juara MDL

Mobile Legends Developmental League sudah memasuki season kedua. Pada musim ini, tim non-franchise kembali mendulang kemenangan berkat permainan gemilang yang ditampilkan. Adalah Siren Esports, tim yang bermain dengan sangat apik dan berhasil menumbangkan RRQ Sena yang notabene adalah pemuncak klasemen babak Regular Season MDL Season 2. Selamat bagi Hinelle dan kawan-kawan! Selamat atas kemenangannya Siren Esports.

12 Oktober 2020

100 Thieves tinggalkan CS:GO

Sumber: 100 Thieves
Sumber: 100 Thieves

100 Thieves yang merupakan salah satu organisasi esports besar di Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan tinggalkan skena CS:GO. Keputusan ini dilakukan setelah sang pemain bintang, Justin Savage “jks”, dikabarkan pindah ke Complexity. Selain karena hal tersebut, performa 100 Thieves juga terbilang sedang menurun belakangan ini. Mengutip HLTV.org, performa mereka menurun terutama sejak pandemi di bulan Maret 2020 kemarin. Sejak saat itu mereka tak pernah masuk peringkat top 10 selama 5 bulan belakangan. Pasca kabar ini, hal yang masih jadi tanda tanya adalah bagaimana nasib spot tim besutan Matthew Haag “Nadeshot” yang ada di turnamen ESL Pro League dan BLAST Premiere.

Fortnite Buat Turnamen Bertemakan Superhero Marvel

Sumber: Epic Games
Sumber: Epic Games

Kerja sama antara Marvel dengan Epic Games kini melangkah lebih jauh lagi lewat turnamen bertajuk Marvel Knockout Super Series. Bukan cuma dari segi judul, turnamen ini juga menggunakan mode Marvel Knockout limited-time mode yang di dalamnya pemain akan berkompetisi dengan menggunakan kekuatan super milik karakter Marvel. Turnamen memiliki hadiah Grand Final sebesar satu juta dollar AS dan skin Fortnite karakter Daredevil, pahlawan yang tuna netra yang punya kemampuan pendengaran ultrasonik.

14 Oktober 2020

Riot Games Umumkan Rencana Esports VALORANT di Asia Tenggara

First Strike jadi turnamen VALORANT resmi dari RIot pertama.
First Strike jadi turnamen VALORANT resmi dari RIot pertama.

Setelah rangkaian Ignition Series, kini Riot Games umumkan inisiatif esports terbarunya untuk VALORANT, yaitu First Strike. Pada turnamen First Strike, Riot Games menggandeng beberapa rekan yang akan menjalankan turnamen tersebut di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Untuk Indonesia ada One Up Organizer yang akan menjadi penyelenggara untuk gelaran turnamen First Strike dan juga turnamen tingkat universiats.

Valve Dikabarkan Tolak Tawaran Pemerintah Shanghai Untuk Selenggarakan The International 10

Sumber: Dota 2 Blog
Sumber: Dota 2 Blog

Nasib ekosistem esports Dota 2 masih belum ketahuan sampai sekarang walaupun sudah ada 40 juta dollar AS dikumpulkan lewat Battle Pass. Perasaan ketidakpastian ini muncul setelah tulisan kekecewaan dari shoutcaster asal Amerika Serikat, Kyle Freedman, yang membahas soal ketidakpedulian Valve terhadap skena esports Dota 2 terbit di laman Medium. Ketidakpastian semakin bertambah setelah pernyataan Kyle disauti oleh Zhou Lingxiang “Haitao”, Co-Founder Imba TV, yang mengatakan bahwa Valve menolak tawaran Perfrect World untuk menghadirkan TI10 di Shanghai, walaupun pemerintah sudah sangat mendukung kegiatan tersebut.

15 Oktober 2020

London Spitfire Lepas Semua Pemain dan Jajaran Staf

Manajemen tim Overwatch League yaitu London Spitfire mengumumkan bahwa mereka melepas seluruh pemain, pelatih, dan staf. Berdasarkan dari laporan Esports Observer, London Spitfire melakukan tindakan tersebut karena mereka ingin melakukan perubahan strategi untuk musim selanjutnya. Perubahan strategi yang dimaksud termasuk memanfaatkan talenta-talenta yang mereka didik sendiri lewat tim British Hurricane dan tim Akademi, serta mencari pemain dari Eropa Barat untuk memudahkan pencarian sponsor. Dikabarkan juga semua pemain yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam status Free Agents agar mereka masih bisa direkrut oleh tim-tim lain.

16 Oktober 2020

https://esportsobserver.com/spitfire-releasing-roster-staff/

https://twitter.com/davidhigdon/status/1316657459218518016?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1316657459218518016%7Ctwgr%5Eshare_3%2Ccontainerclick_1&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.invenglobal.com%2Farticles%2F12494%2F32m-people-applied-for-the-6300-league-of-legends-world-championship-tickets

Tinggal beberapa langkah menuju puncak gelaran League of Legends World Championship 2020. Diselenggarakan di Shanghai, Riot Games memang sudah berencana tetap menyelenggarakan turnamen ini secara tatap muka sejak awal. Meski demikian Riot Games tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku, sehingga acara tatap muka diadakan dengan jumlah pengunjung yang terbatas. Meski demikian permintaan tetap membludak. David Higdon dari Riot Games mengatakan bahwa jumlah registrasi mencapai 3,2 juta yang mendaftar untuk memperebutkan 6300 tiket menonton Worlds 2020 secara offline.