Smartwatch Misfit Vapor X Usung Chipset Terbaru Qualcomm dalam Bodi yang Ringan dan Nyaman

Meski lebih dikenal sebagai produsen smartwatch hybrid, Misfit sempat merilis smartwatch Wear OS bernama Vapor di tahun 2017. Dua tahun berselang, Misfit akhirnya menyingkap Vapor X, yang diklaim sebagai smartwatch paling efisien sekaligus paling ringan yang pernah mereka buat.

Seringan apa? Bobot casing-nya hanya 43 gram, meski diameternya sendiri 42 mm. Tentunya ini dapat dicapai berkat penggunaan material aluminium pada casing-nya. Juga berubah adalah strap-nya, dengan rancangan baru yang diyakini lebih breathable untuk kulit pergelangan tangan.

Vapor X mengemas layar sentuh AMOLED berukuran 1,19 inci. Di baliknya, bernaung chipset terbaru Qualcomm Snapdragon Wear 3100, dan inilah yang menjadi kunci atas klaim “paling efisien” itu tadi. Dalam satu kali pengisian, Vapor X siap beroperasi hingga 24 jam nonstop.

Itu dalam mode normal, sedangkan dalam mode battery saving, daya tahannya diklaim bisa mencapai tiga hari. Proses pengisiannya sendiri cukup cepat; 50 menit charging sudah bisa mengisi 80% kapasitas baterainya.

Misfit Vapor X

Chipset tersebut turut ditemani oleh RAM 512 MB dan storage internal 4 GB. Komposisi RAM dan storage-nya ini berbeda dari milik smartwatch generasi kelima Fossil (Misfit adalah anak perusahaan Fossil), meski chipset yang digunakan sama persis.

Kabar baiknya, sensor-sensor yang diusung Misfit Vapor X sama seperti Fossil Gen 5, mencakup altimeter, heart-rate monitor, NFC, maupun GPS terintegrasi. Semuanya dikemas dalam bodi yang tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Misfit Vapor X saat ini telah dipasarkan seharga $200, cukup jauh selisihnya dibandingkan Fossil Gen 5. Namun yang perlu dicatat, harga tersebut adalah harga perkenalan untuk waktu yang terbatas. Harga normalnya sendiri dipatok $280, hanya berbeda tipis dari Fossil Gen 5.

Sumber: The Verge.

Fossil Sport Jadi Smartwatch Wear OS Kedua yang Mengusung Chipset Terbaru Qualcomm

Montblanc Summit 2 yang dirilis pada bulan Oktober lalu mendapat perhatian ekstra karena ia merupakan satu-satunya smartwatch Wear OS yang mengusung chipset anyar Qualcomm Snapdragon Wear 3100 yang sudah dipasarkan. Sejumlah brand lain yang meluncurkan smartwatch setelahnya agak mengecewakan karena masih memakai chipset lawas Snapdragon Wear 2100.

Yang jadi masalah, banderol Summit 2 nyaris menyentuh angka $1.000. Beruntung Fossil bergerak cepat. Mereka baru saja menyingkap Fossil Sport, smartwatch kedua setelah Montblanc Summit 2 yang mengemas chipset buatan Qualcomm paling gres itu. Harganya? $255 saja, cukup masuk akal untuk mayoritas konsumen.

Sesuai namanya, desainnya mengarah ke sporty, dengan pilihan diameter 41 mm atau 43 mm. Casing-nya terbuat dari bahan aluminium dan nilon, sedangkan pilihan warnanya ada enam: abu-abu, silver, biru, merah, emas, dan rose gold. Untuk strap-nya, semuanya terbuat dari silikon, tapi ada 28 macam yang bisa dipilih, dengan variasi lebar 18 mm atau 22 mm.

Fossil Sport

Secara keseluruhan, penampilannya tergolong minimalis, dan aura sporty-nya turut ditunjang oleh ketahanan air yang mumpuni (bisa diajak berenang). Layar sentuhnya sendiri menggunakan panel AMOLED 1,2 inci dengan resolusi 390 x 390 pixel.

Fiturnya tergolong lengkap, tipikal smartwatch generasi terbaru keluaran Fossil Group. Heart-rate monitor menjadi fitur standar, demikian pula NFC dan GPS. Namun tetap saja yang menjadi bintang utamanya adalah chipset Snapdragon Wear 3100 itu tadi.

Fossil Sport

Dipadukan dengan baterai 350 mAh, chipset ini mampu menyuguhkan daya tahan yang lebih lama daripada chipset generasi sebelumnya. Fossil bilang Sport mampu beroperasi sehari penuh dengan fitur heart-rate monitoring dan location tracking aktif. Ambient Mode tetap tersedia supaya perangkat bisa bertahan sampai dua hari, meski dengan fitur yang terbatas.

Seperti yang saya bilang, $255 adalah banderol yang dipatok untuk Fossil Sport. Pemasarannya akan berlangsung mulai 12 November mendatang.

Sumber: Wareable.

Citizen dan Fossil Berkolaborasi Untuk Mengembangkan Smartwatch Hybrid

Ikut menciptakan smartwatch merupakan respons umum para perusahaan watchmaking tradisional dalam menanggapi meledaknya kepopuleran produk-produk buatan raksasa elektronik. Beberapa dari mereka menciptakan perangkat bertema serupa, dan sebagian lain mencoba memadukan konsep pintar dengan desain timeless arloji sehingga terlahirlah smartwatch hybrid.

Konsep ini belakangan menjadi cukup populer, diadopsi baik oleh watchmaker seperti Mondaine dan Skagen, serta diusung pula oleh nama-nama semisal Misfit serta Lenovo. Mungkin melihat kesempatan besar menanti di segmen itu, perusahaan arloji raksasa asal Jepang mengumumkan dimulainya kerja sama strategis dengan Fossil Group dalam upaya mengembangkan produk smartwatch hybrid lebih jauh.

Ada tiga poin yang menjadi misi dari kolaborasi ini. Pertama, Citizen berencana untuk memproduksi sistem pergerakan smartwatch hybrid yang ditunjang oleh teknologi milik Fossil. Kedua, brand Jepang itu bermaksud buat memasarkan teknologi movement ciptaannya secara lebih luas. Dan ketiga, Fossil akan membantu Citizen menciptakan terobosan-terobosan terbaru di ranah smartwatch.

Citizen Fossil

Fossil bukanlah nama asing di bidang produksi smartwatch. Dan di tahun 2016, mereka mulai memperkenalkan perangkat wearable pintar berkonsep hybrid. Produk-produk tersebut tetap mempertahankan penampilan klasik khas arloji analog namun mampu menyampaikan notifikasi (baik panggilan atau update aplikasi) secara tersembunyi serta bisa pula menakar aktivitas fisik yang Anda lakukan.

Citizen sendiri memang bukan nama yang muncul di benak kita saat membahas smartwatch, namun jauh sebelum Apple dan Samsung memperkenalkan jam pintar pertamanya, Citizen telah lebih dulu mencoba mengintegrasikan konektivitas Bluetooth di arloji mereka. Kemudian di tahun 2016, kemampuan tersebut produsen integrasikan pada lini jam bertenaga surya Eco-Drive. Inkarnasi terbarunya belum lama ini diperkenalkan, mengusung desain yang lebih kecil dan tipis lagi.

Tokura selaku CEO Citizen menyampaikan bagaimana perusahaannya akan benar-benar menyeriusi pasar smartwatch. Kerja sama tersebut merupakan cara bagi kedua perusahaan untuk menggabungkan kekuatan mereka dalam langkah ‘menjadi pemimpin di segmen smartwatch‘. Buat Citizen sendiri, langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses adopsi perangkat bertema hybrid serta membuat proses produksinya lebih efisien.

Berdasarkan riset yang dilakukan Juniper Research, smartwatch hybrid diprediksi akan mendominasi pasar jam pintar di tahun 2022 nanti dengan persentase mencapai 50 persen. Angkanya berpeluang melonjak 460 persen dari jumlah di tahun 2017, dengan perkiraan pengapalan menyentuh 80 juta unit.

Sumber: Citizen.

Armani Exchange Luncurkan Smartwatch Wear OS Pertamanya

Nyaris semua smartwatch dari brand fashion ternama digarap oleh Fossil Group, sehingga sebenarnya kita bisa menebak fitur-fitur yang diunggulkan dari smartwatch yang mengusung merek Fossil sendiri. Untuk tahun ini, smartwatch yang saya maksud adalah Fossil Q Venture dan Q Explorist, yang mengandalkan tiga fitur: GPS, NFC dan heart-rate monitor.

Dari situ fitur-fiturnya pun diwariskan ke berbagai brand, mulai dari Michael Kors sampai Skagen. Sekarang, giliran Armani Exchange yang menyusul dengan smartwatch Wear OS perdananya, setelah sebelumnya mengawali debutnya dengan smartwatch analog – jangan bingungkan dengan Emporio Armani Connected, sebab Emporio Armani dan Armani Exchange memang merupakan divisi yang berbeda meski masih di bawah satu perusahaan induk.

Seperti yang saya bilang, GPS, NFC dan sensor laju jantung menjadi suguhan utama dari Armani Exchange Connected. Kehadiran GPS berarti ia bisa dipakai untuk memonitor aktivitas seperti jogging atau bersepeda tanpa mengharuskan penggunanya membawa ponsel, sedangkan NFC disiapkan untuk keperluan pembayaran elektronik.

Armani Exchange Connected

Semua informasinya ditampilkan pada layar sentuh AMOLED 1,19 inci. Satu hal yang sangat disayangkan, chipset yang digunakan masih Snapdragon Wear 2100 yang sudah berumur, bukan Snapdragon Wear 3100 yang diluncurkan baru-baru ini. Ini semakin terasa mengecewakan setelah mengetahui bahwa Fossil Group adalah salah satu yang pertama kebagian jatah pasokan chipset anyar besutan Qualcomm tersebut.

Terlepas dari itu, penggemar brand Armani Exchange sekarang setidaknya punya pilihan smartwatch Wear OS dengan fitur yang cukup lengkap. Perangkat bakal ditawarkan dalam empat pilihan warna; emas, silver, hitam dan abu-abu, tapi hanya satu ukuran saja (42 mm). Harganya dibanderol mulai $295.

Sumber: SlashGear.

Skagen Falster 2 Masih Minimalis Seperti Pendahulunya, Tapi Jauh Lebih Cekatan

Berbekal desain yang minimalis sekaligus elegan, Skagen Falster boleh dibilang merupakan smartwatch Wear OS yang paling menawan saat ini. Namun cantik belum tentu berfitur lengkap, dan itu yang mendorong Skagen untuk meluncurkan suksesornya meski hanya terpaut beberapa bulan saja.

Diperkenalkan di ajang IFA 2018, Skagen Falster 2 nyaris tidak membawa perubahan desain apapun. Saya bilang nyaris karena sejatinya ada sedikit yang berubah, yakni tombol sampingnya kini bertambah dua (bisa diprogram sesuai kebutuhan), lalu strap stainless steel bermotif jaring-jaringnya kini menggunakan pengait magnetik. Sisanya masih sama simpel dan kelihatan mewah seperti sebelumnya.

Skagen Falster 2

Yang berubah banyak justru tersembunyi di dalamnya. Chipset yang digunakan masih sama Snapdragon Wear 2100, akan tetapi Skagen telah menambahkan sensor laju jantung, GPS dan NFC. Penambahan ini jelas meningkatkan kapabilitas fitness tracking-nya secara drastis. Falster 2 bahkan juga memiliki bodi yang tahan air, sehinga memonitor aktivitas berenang pun juga dapat ia sanggupi.

Pembaruan yang diterapkan ke Falster 2 ini sejalan dengan smartwatch terbaru Fossil, Q Venture dan Q Explorist, sebab Skagen memang masih di bawah satu payung Fossil Group. Berhubung masih gres, Falster 2 semestinya juga akan kebagian update tampilan Wear OS yang baru.

Skagen Falster 2

Rencananya, Skagen Falster 2 akan dipasarkan mulai 12 September, dengan harga mulai $275. Harganya ini sama persis seperti pendahulunya, sehingga konsumen yang tertarik dengan Falster generasi pertama sebaiknya menahan diri dulu sambil menunggu Falster 2 tersedia di pasaran.

Sumber: Business Wire.

Smartwatch Hybrid Misfit Path Mengemas Fitur yang Lengkap Terlepas dari Tampang Minimalnya

Dalam dua tahun terakhir, Misfit telah menelurkan dua smartwatch hybrid bertampang menawan: Phase dan Command. Tahun ini, anak perusahaan Fossil Group itu kembali meluncurkan smartwatch hybrid baru bernama Misfit Path, yang sempat mereka pamerkan sewaktu event CES Januari lalu.

Path merupakan yang terkecil dalam lini smartwatch hybrid Misfit. Diameter case berbahan stainless steel-nya cuma 36 mm, sedangkan lebar strap interchangeable-nya 16 mm. Ini membuatnya sangat pas di tangan kaum hawa, dan tiga dari empat kombinasi warna yang ditawarkan memang terkesan chic.

Misfit Path

Tidak seperti Command, Path mengadopsi desain minimalis ala Phase. Kendati demikian, wajah minimalnya tidak bisa menjadi indikasi bahwa fiturnya juga sedikit. Aktivitas fisik maupun pola tidur pengguna dapat ia monitor secara otomatis, dan pengguna pun juga bisa membawanya berenang, mengingat bodi perangkat tahan air hingga kedalaman 50 meter – Misfit bilang bahwa ke depannya Path bakal bisa memonitor aktivitas berenang.

Perihal notifikasi, Path tentu saja cukup terbatas mengingat tidak ada secuil pun layar di wajahnya. Meski begitu, lewat aplikasi pendampingnya pengguna bisa merancang pola getaran unik yang mewakili masing-masing jenis notifikasi (alarm, telepon dan teks, serta email dan app).

Misfit Path

Path turut mengemas tombol multi-fungsi yang dapat dipakai untuk mengontrol jalannya musik, menjadi remote control kamera ponsel maupun mengaktifkan fitur find my phone. Soal baterai, pengguna hanya perlu menggantinya setiap enam bulan sekali.

Misfit Path saat ini sudah bisa dibeli seharga Rp 2.055.500. Strap ekstranya dapat dibeli secara terpisah seharga Rp 273.900 (bahan silikon) atau Rp 548.000 (kulit).

Sumber: Misfit.

Skagen dan Kate Spade Luncurkan Smartwatch Android Wear Perdananya

Skagen meluncurkan smartwatch pertamanya di pertengahan tahun 2016 lalu, akan tetapi perangkat tersebut sejatinya tak lebih dari jam tangan analog yang dibubuhi fitur activity tracking. Tahun ini, produsen arloji asal Denmark yang merupakan anak perusahaan Fossil Group itu sudah siap dengan smartwatch digital perdananya.

Dinamai Skagen Falster, desainnya tampak minimalis sekaligus atraktif, seperti yang sudah menjadi ciri khas produk-produk Skagen selama ini. Meski sepintas terkesan unisex, diameter 42 mm membuatnya lebih ideal di tangan yang besar, sehingga mungkin kaum hawa bakal kurang tertarik dengannya.

Nuansa minimalis terus dibawa sampai ke ranah software. Falster menjalankan sistem operasi Android Wear 2.0, akan tetapi layar sentuh bulatnya juga siap menampilkan sejumlah watch face eksklusif yang tampak bersih sekaligus elegan. Skagen juga bilang bahwa tampilan serba hitam ini bisa membantu menghemat konsumsi baterai, mengindikasikan bahwa layarnya mengemas panel OLED.

Skagen Falster

Performanya ditopang oleh chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100. Sayang fungsi fitness tracking-nya juga terbilang minim, mengingat perangkat sama sekali tak dibekali sensor laju jantung maupun GPS. NFC pun turut absen, yang berarti perangkat tak bisa dimanfaatkan sebagai metode pembayaran elektronik.

Skagen Falster bakal tersedia dalam empat varian desain; dua dengan strap bergaya mesh, dan dua lagi dengan strap berbahan kulit. Harganya dipatok $275 – $295.

Kate Spade Scallop Touchscreen

Kate Spade Scallop Touchscreen

Selain Skagen, brand lain yang juga menyingkap smartwatch digital perdananya adalah Kate Spade, yang sebenarnya juga masih merupakan bagian dari Fossil Group tapi dengan sistem lisensi. Dijuluki Kate Spade Scallop Touchscreen, smartwatch yang satu ini benar-benar menonjolkan aura feminim dan ditargetkan untuk kalangan perempuan.

Namanya sendiri diambil dari motif pada bezel yang mengitari layar sentuh 1,19 incinya. Strap-nya hanya selebar 16 mm, sekali lagi menegaskan kaum hawa sebagai target pasarnya. Sama seperti Skagen Falster di atas, smartwatch ini juga dibekali OS Android Wear 2.0 dan sejumlah watch face eksklusif.

Yang agak unik, watch face ini bisa pengguna kustomisasi sendiri. Caranya juga tidak umum: ketimbang memilih bentuk dan warna dial, angka dan elemen lainnya sendiri, pengguna akan diberi pertanyaan seputar pakaiannya maupun warna-warna dominan pada perhiasaannya, baru setelahnya aplikasi akan meracikkan watch face yang sesuai.

Kate Spade berencana memasarkannya mulai awal Februari nanti. Varian dengan strap kulit dihargai $295, sedangkan varian dengan strap logam dibanderol $325.

Sumber: 1, 2, 3, 4.

Misfit Kembali Luncurkan Smartwatch Berwajah Analog, Misfit Command

Produsen smartwatch Misfit kembali merilis produk baru, kali ini yang berwujud hybrid alias analog ketimbang yang menjalankan sistem operasi Android Wear 2.0. Dinamai Misfit Command, desainnya tampak minimalis sekaligus menumbuhkan nuansa klasik, tapi sebagai smartwatch tentunya ia juga mengemas sejumlah fitur pintar.

Ini bukan pertama kalinya Misfit merilis smartwatch hybrid. Baru tahun lalu, mereka memperkenalkan Misfit Phase yang wujudnya bahkan lebih minimalis lagi, tapi di saat yang sama masih menawarkan kepintaran yang setara, yang mencakup fungsi activity dan sleep tracking, serta untuk meneruskan notifikasi dari smartphone.

Misfit Command

Fitur yang ditawarkan Command kali ini sebenarnya hampir tidak berbeda. Pengguna masih bisa memonitor parameter sederhana seperti jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar, atau jarak tempuh. Yang berbeda adalah cara penyajian notifikasinya: kalau Phase mengandalkan indikator LED dengan warna yang berbeda, Command memanfaatkan iconicon mungil yang akan menyala guna mewakili tipe notifikasi yang diterima.

Mana yang lebih baik menurut saya tergantung pada selera masing-masing konsumen. Juga mirip dengan Phase adalah sebuah tombol multi-fungsi yang dapat diprogram untuk mengontrol jalannya musik di ponsel, mengambil foto menggunakan smartphone dari kejauhan, atau mencari lokasi ponsel yang hilang.

Misfit Command

Kalau memperhatikan desainnya, saya pribadi melihat Misfit Phase sebagai smartwatch hybrid yang ditujukan untuk konsumen wanita, lalu Command ini untuk kaum adam. Dimensi rangka stainless steel Command cukup besar dengan diameter 44 mm dan tebal 15 mm. Perangkat tahan air hingga kedalaman 50 meter, sedangkan strap 20 mm-nya dapat dilepas-pasang dengan mudah.

Satu hal yang selalu membuat smartwatch hybrid lebih superior ketimbang smartwatch digital adalah daya tahan baterai. Baterai kancing milik Command diklaim bisa bertahan sampai satu tahun sebelum perlu diganti dengan yang baru.

Konsumen yang tertarik saat ini sudah bisa membeli Misfit Command dari situs resminya. Di sana harganya dipatok Rp 1.634.900 untuk varian dengan strap silikon, atau Rp 1.852.900 untuk varian berwarna silver yang mengemas strap stainless steel.

Sumber: Digital Trends.

Fossil Luncurkan Smartwatch Android Wear Berpenampilan Sporty

Fossil Group adalah salah satu pabrikan smartwatch yang paling produktif. Usai merilis sederet smartwatch digital dan analog berpenampilan elegan dalam dua tahun terakhir, Fossil kini memperkenalkan smartwatch berpenampilan sporty pertamanya, yaitu Q Control.

Desainnya tergolong minimalis, dan sepintas mengingatkan saya akan Misfit Vapor, yang baru saja mulai dipasarkan akhir Oktober lalu. Pada kenyataannya, cukup banyak kemiripan antara Fossil Q Control dan Misfit Vapor, mulai dari fitur sampai sistem operasi Android Wear 2.0 yang dijalankannya.

Fossil Q Control

Hal ini wajar mengingat Fossil sendiri telah mengakuisisi Misfit sejak dua tahun silam. Q Control mengemas case berdiameter 45 mm, dengan ketebalan 14 mm dan strap 20 mm berbahan silikon yang mudah digonta-ganti. Menurut Fossil, desainnya banyak terinspirasi oleh pakaian olahraga dari era 90-an.

Layar sentuhnya dikitari oleh bezel yang juga dilengkapi panel sentuh, sehingga pengguna dapat mengoperasikannya tanpa harus menutupi layar dengan jarinya, sama seperti di Misfit Vapor. Kemiripannya pun terus berlanjut sampai ke sensor laju jantung dan GPS terintegrasi.

Fossil Q Control

Spesifikasinya sendiri meliputi chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100, kapasitas penyimpanan 4 GB dan baterai yang diperkirakan bisa bertahan selama 24 jam penggunaan. Secara keseluruhan, bodi Q Control tahan air sampai kedalaman 50 meter.

Semua fitur Android Wear 2.0 tersedia di sini, termasuk halnya integrasi Google Assistant. Konsumen pada dasarnya bakal mendapat pengalaman yang sama seperti Misfit Vapor, hanya saja dengan sejumlah watch face unik yang Fossil racik khusus untuk Q Control. Perangkat ini sekarang sudah dipasarkan seharga $275.

Sumber: Wareable dan Fossil.

Fossil Kembali Luncurkan Smartwatch Hybrid, Kali Ini untuk Kalangan Perempuan

Fossil kembali hadir dengan sepasang smartwatch hybrid baru, kali ini yang didesain secara spesifik untuk kaum hawa. Bernama Q Neely dan Q Jacqueline, keduanya merupakan smartwatch berwajah analog yang paling kecil di antara koleksi Fossil, dengan casing berdiameter 36 mm.

Fitur dan spesifikasi keduanya sama persis. Satu-satunya perbedaan di antaranya adalah, Q Neely tidak mengemas angka sama sekali pada wajahnya, sedangkan Q Jacqueline dilengkapi empat angka romawi. Selebihnya, keduanya merupakan jam tangan analog dengan kemampuan activity tracking dan penerus notifikasi.

Fiturnya tentu saja tergolong sangat terbatas jika dibandingkan dengan smartwatch digital. Tanpa adanya layar, notifikasi hanya tersaji dalam bentuk getaran saja. Tracking-nya juga hanya mencakup langkah kaki dan pola tidur saja, dan pengguna dapat memantau progress-nya melalui dial kecil yang menunjuk angka 0 – 100.

Ketiga tombol yang ada di samping kanannya dapat diprogram sesuai kebutuhan melalui aplikasi pendampingnya di perangkat Android maupun iOS. Dua contoh fungsi yang cukup menarik adalah untuk mengontrol jalannya musik pada smartphone serta menggantikan tombol shutter pada aplikasi kamera bawaan ponsel.

Fossil tidak lupa merombak aplikasi pendampingnya ini supaya lebih mudah dinavigasikan dan dapat menawarkan fungsionalitas lebih. Soal baterai, Fossil mengklaim Q Neely dan Q Jacqueline bisa bertahan sampai 6 bulan, terlepas dari dimensinya yang mungil.

Q Neely dan Q Jacqueline dijadwalkan tersedia di pasaran mulai 22 Oktober mendatang, dengan harga mulai $155.

Sumber: The Verge.