Tambah Layanan “Cold Storage”, Crewdible Berambisi Jadi Penyedia Jaringan Gudang Mikro Terbesar

Startup penyedia jaringan pergudangan mikro Crewdible mengumumkan perluasan bisnis ke gudang pendingin (cold storage) untuk melayani pelaku bisnis makanan beku (frozen food) membutuhkan fasilitas pendingin khusus. Inisiasi tersebut adalah langkah perusahaan mengantisipasi melonjaknya konsumsi makanan beku sejak pandemi.

Corporate Marketing Manager Crewdible Gunawan Lee menerangkan, cold storage memiliki fasilitas khusus seperti chest freezer, chiller, hingga cold storage room. Kebutuhan ini disiapkan untuk beragam produk, terutama yang cepat rusak (perishable) butuh kondisi suhu tertentu agar dapat mempertahankan kesegarannya.

“Pencapaian ini merupakan bagian dari usaha kami dalam memberikan kemudahan bagi pelaku usaha frozen food yang membutuhkan fasilitas penyimpanan khusus untuk membantu mengembangkan usahanya,” ucap Gunawan kepada DailySocial.

Alasan pihaknya masuk ke segmen ini dipicu karena berubahnya kebiasaan konsumsi masyarakat. Terbatasnya ruang gerak dan pilihan dalam membeli makanan membuat masyarakat mencari alternatif, salah satunya mempertimbangkan opsi makanan beku.

Dari sisi lain, teknologi pengolahan makanan beku turut mengalami peningkatan dalam hal kualitas dan keamanan bahan makanan. Pengguna jasa makanan beku pun meluas, seperti rumah sakit, hotel, maskapai penerbangan, hingga militer.

Kendati begitu, sambungnya, dari sisi pelaku bisnis ada beberapa tantangan saat mempertimbangkan penggunaan micro cold storage. Di antaranya adalah mencari ketersediaan lokasi yang sesuai dengan kebutuhan, besarnya biaya pengelolaan fasilitas yang harus disiapkan, serta kebutuhan manpower dan investasi fasilitas pendingin yang jumlahnya bisa mencapai ratusan juta Rupiah.

“Penggunaan micro cold storage melalui aplikasi Crewdible mampu memangkan berbagai kendala yang dihadapi tersebut. Dengan jaringan mitra, para pelaku bisnis tidak hanya mendapat referensi lokasi gudang yang strategis, namun juga berkesempatan untuk membuka potensi area distribusi baru guna mengembangkan jaringan usahanya.”

Dia melanjutkan, ada sejumlah ketentuan untuk mitra cold storage yang ingin bergabung. Bisa dimulai dari rumah dengan ruangan khusus berukuran 50 meter persegi. Adapun untuk keperluan B2C atau seller dari e-commerce, lebih diprioritaskan ruko/rukan sebagai mitra gudang karena kapasitas lebih besar.

“Kami juga memprioritaskan mitra yang berlokasi di tempat strategis, seperti di pusat kota, atau mitra yang pernah handle usaha frozen food, baik yang pernah berjualan atau pernah jadi stockist. Terakhir, memprioritaskan mitra yang sudah punya fasilitas micro cold storage, seperti chest freezer dan chiller.”

“Namun demikian, kami juga akan tetap membantu penyediaan fasilitas bagi mitra gudang yang berencana menjadi cold storage, tetapi belum memiliki perangkat yang dibutuhkan,” sambung dia.

Gunawan menargetkan sampai akhir tahun ini diharapkan total mitra gudang pendingin dapat mencapai angka 200 unit di seluruh Indonesia. Mereka juga tengah menyiapkan ekosistem distribusi dari para pengguna mitra cold storage Crewdible agar alur suplai (supply chain) jadi lebih efektif dan efisien.

Selain itu, perusahaan akan membantu pengguna mitra cold storage Crewdible untuk memasarkan produknya melalui e-commerce channel seperti situs marketplace, social media commerce, serta kanal lainnya.

Salah satu mitra cold storage dari Crewdible / Crewdible
Salah satu mitra cold storage dari Crewdible / Crewdible

Meski Crewdible hanya bertindak sebagai penyedia jaringan gudang mikro, proses pengadaan (fulfillment) sepenuhnya dikerjakan oleh mitra gedung. Akan tetapi, Gunawan mengaku kalau ada lima gudang yang dioperasikan langsung oleh tim Crewdible di Jabodetabek.

Mekanisme penggunaan Crewdible sepenuhnya melalui aplikasi dan dan mendaftarkan diri sebagai seller. Seller dapat mencari referensi gudang dan langsung mengirimkan produknya untuk di simpan di sana. Aplikasi juga dapat digunakan untuk memantau aktivitas pergudangan, termasuk jenis produk dan jumlah stok barang yang disimpan.

Apabila ada pesanan, seller cukup memasukkan pesanan ke dalam order management system (OMS) Crewdible untuk disiapkan menuju proses fulfillment oleh pihak gudang. Tim Crewdible akan mengemas produk untuk dijemput oleh pihak logistik, sesuai dengan pesanan pembeli.

Disebutkan, jumlah pengguna gudang Crewdible telah tembus dari 16 ribu pebisnis sejak perusahaan pertama kali beroperasi. Mayoritas dari seller ini menjual produknya lewat platform e-commerce dengan kategori fesyen, peralatan rumah (home living), dan makanan.

Adapun total mitra gudang angkanya lebih dari 100 gudang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan juga telah memisahkan penggunaan gudang berdasarkan kategori produk halal dengan non-halal tidak dalam satu fasilitas yang sama.

Kompetisi dengan TokoCabang

Gunawan mengaku kalau konsep fulfillment yang diterapkan Crewdible mirip dengan apa yang Tokopedia terapkan di TokoCabang. Namun ia menekankan ada sejumlah perbedaan, di antaranya perusahaan mengusung konsep desentralisasi, baik micro storage maupun non-micro storage. Lalu, tidak mengenakan biaya penyimpanan (storage fee) kepada pengguna sejak awal.

“Crewdible dapat mengubah fixed cost yang selalu membebani seller menjadi variable cost berbasis commission. Bagi siapa pun yang tertarik mencoba layanan kami, dipastikan kami tidak membebani seller dengan storage fee di awal.”

Pembeda lainnya, Crewdible bersifat multi-channel yang dapat menghilangkan batas-batas antar-marketplace. Alias, pengguna dapat memanfaatkan gudang untuk semua bisnisnya di berbagai platform.

“Kami akan tetap terbuka dengan marketplace lain yang ingin menggunakan fasilitas dan infrastruktur dari Crewdible.”

Meski belum bersedia mendetailkan, Gunawan mengungkapkan pihaknya sedang dalam proses penjajakan kerja sama untuk menjadi official fulfillment center untuk salah satu pemain marketplace terbesar di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Dikabarkan Berinvestasi ke SiCepat, Gerak Cepat Konsolidasi Bangun “IaaS”

Di akhir tahun 2018, platform marketplace Tokopedia mengumumkan perolehan pendanaan 16 triliun Rupiah dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Co-Founder & CEO William Tanuwijaya mengungkapkan, modal tersebut akan digunakan merealisasikan visi perusahaan menjadi “Infrastructure as a Services” bisnis ritel di Indonesia.

Sederhananya, Tokopedia ingin menyediakan berbagai infrastruktur yang dapat mendukung berjalannya bisnis jual-beli online. Mereka akan membangun gudang yang akan dijadikan sebagai pusat distribusi dan pemenuhan barang, tentu dilengkapi dengan teknologi. Termasuk di sisi logistik, mereka ingin mencoba melakukan berbagai terobosan “smart logistics” agar lebih efisien.

“Tadinya kalau mau beli keripik pisang di Aceh harus menunggu sampai beberapa hari, sekarang bisa lebih cepat. Penjual keripik pisang pun seakan-akan bisa punya cabang di seluruh Indonesia,” William mencontohkan dampak dari IaaS yang tengah diupayakan.

Konsolidasi

Visi besar itu tidak dibangun dari nol. Yang dilakukan Tokopedia adalah mengorkestrasi ekosistem yang ada, termasuk menggandeng startup di sektor terkait. Dalam sebuah kesempatan tahun lalu William menyampaikan, pihaknya tengah dalam proses investasi terhadap dua startup logistik dan satu pertanian.

Di sisi agritech, santer tersiar Tokopedia memilih Sayurbox. Narasumber kami mengatakan bahwa perusahaan memang terlibat ke dalam putaran pendanaan terakhirnya. Kini giliran perusahaan logistik yang mendapatkan. Menurut sumber DealStreetAsia, Tokopedia telah berinvestasi ke SiCepat dalam putaran seri A bersama Kejora-Intervest dan Barito Teknologi, nilainya US$50 juta.

Kami mencoba menghubungi pihak-pihak terkait untuk mendapatkan konfirmasi, namun sejauh ini belum ada yang mengungkapkan informasinya.

Sebelumnya, PT Semangat Bambu Runcing (sahamnya dimiliki salah satu co-founder Tokopedia) bersama layanan asal Tiongkok SF Express juga berinvestasi ke perusahaan logistik lokal Anteraja. Kendati tidak melibatkan Tokopedia secara langsung, dinilai hal ini menjadi langkah strategis penguatan unsur logistik perusahaan ke depannya.

Smart logistics

Ada banyak permasalahan logistik yang belum tuntas mengakomodasi kebutuhan era e-commerce. Inovasi pun coba terus digencarkan, termasuk melalui inisiatif “smart logistic”. Konsep tersebut mencoba mengelaborasi kapabilitas teknologi untuk membantu proses bisnis secara end-to-end. Seperti diketahui proses logistik terdiri dari kombinasi berbagai fungsi, mulai transportasi, pergudangan, pengemasan, distribusi, penyimpanan, dan sistem informasi.

Big data, komputasi awan, IoT, kecerdasan buatan, hingga RFID (Radio Frequency Identification) diterapkan untuk menjadi komponen smart logistics. Harapannya bisa mendatangkan efisiensi dan penghematan ongkos, ujungnya pada kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap sistem ritel online itu sendiri. Peluang yang besar membuat banyak startup hadir menggarap solusi terkait, sebut saja nama-nama seperti Waresix, Kargo Technologies, atau Paxel.

Berbagai perusahaan logistik yang saat ini melayani bisnis ritel di Indonesia / DailySocial
Berbagai perusahaan logistik yang saat ini melayani bisnis ritel di Indonesia / DailySocial

Menginisiasi secara mandiri

Baik SiCepat, Anteraja, maupun Sayurbox sebenarnya belum secara terbuka menyebutkan pihaknya bermitra secara strategis dengan Tokopedia. Faktanya, layanan tersebut juga masih terbuka secara non-eksklusif. SiCepat sendiri belum lama ini bekerja sama dengan Bukalapak meluncurkan fitur resi otomatis.

Jika ditelisik lebih dalam, layanan e-commerce memang menjadi pendorong utama lahirnya inovasi logistik, karena logistik sendiri menjadi komponen penting dalam ekosistem bisnis mereka. Kecepatan logistik pun bisa menjadi nilai plus sekaligus pembeda antar-layanan e-commerce ditinjau dari kepuasan pengguna.

Tokopedia sudah berinvestasi membangun gudang pintar TokoCabang yang memungkinkan penjual menitipkan stok produknya di gudang-gudang pintar yang tersedia dan tim akan membantu menangani pesanan yang masuk, mengemas pesanan, hingga menyerahkannya ke kurir pengiriman. Saat ini TokoCabang baru berada di berbagai beberapa kota besar di Jawa seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Penguatan logistik juga dilakukan pemain e-commerce lain, misalnya JD.id, bahkan mereka mencanangkan strategi logistik untuk menghadirkan diferensiasi dengan layanan lain.

Cara unik juga dilakukan Bukalapak. Mereka memanfaatkan Mitra yang tersebar di berbagai wilayah untuk menjadi drop-point. Penjual bisa menitipkan barang kirimannya ke Mitra terdekat, termasuk melakukan pembayaran, untuk kemudian diambil secara kolektif oleh layanan logistik yang dipilih. Metode ini baru berjalan di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Rencana-Rencana PopBox Pasca Perolehan Investasi dari Salim Group

Pasca perolehan investasi dari Salim Group akhir tahun 2017 lalu dengan nilai yang tidak disebutkan, layanan loker pintar PopBox menggandeng elevenia, yang baru diakuisisi Salim Group, menghadirkan fitur baru PopStore.

Fitur ini memudahkan pembeli E-MART, layanan supermarket elevenia dengan harga grosir, mendapatkan barang di hari yang sama (same day delivery). Proses fulfilment ditangani PopStore.

Kepada DailySocial, Co-founder PopBox Greta Bunawan mengungkapkan, kerja sama ini merupakan yang pertama dilancarkan oPopStore dengan layanan e-commerce elevenia.

“PopStore adalah bentuk kerja sama dengan elevenia untuk menjalankan fulfilment dari produk-produk FMCG dengan harga grosir yang dikemas dalam fitur E-MART. Intinya adalah kami membantu mengelola E-MART dengan menyediakan barangnya, pick & pack dan mengirimkan barangnya para pembeli.”

Masih tersedia di Jadetabek, layanan ini diklaim mampu mengatasi masalah pengiriman sekaligus pengemasan agar lebih mudah dan lebih cepat untuk seluruh merchant di elevenia. Disinggung apakah elevenia bakal melancarkan kerja sama dengan layanan e-commerce atau perusahaan lainnya, disebutkan oleh Greta, peluang tersebut masih terbuka.

“Layanan PopStore saat ini masih terbatas di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi, namun ke depannya kami memiliki rencana untuk memperluas area jangkauan,” kata Greta.

Rencana PopBox di tahun 2018

Saat ini PopBox telah tersebar di 350 titik di dua negara, yaitu Malaysia dan Indonesia. Selain di Jakarta, loker pintar PopBox juga telah tersedia di Bandung, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, Bali, Medan dan Palembang.

Selain berfungsi sebagai tempat penitipan dan penjemputan barang, loker pintar PopBox saat ini juga sudah bisa digunakan sebagai pembelian pulsa, pembelian berbagai produk memanfaatkan metode pembayaran e-wallet dan NFC (near field communication).

Rencana lain yang bakal diluncurkan PopBox adalah PopExpress, sebuah layanan logistik berbasis kurir yang bisa mengantarkan barang ke alamat atau loket pintar.

“Target kita di tahun 2018 ini adalah terus mengembangkan titik network smart locker PopBox sebagai opsi pengiriman dan pengambilan barang, sekaligus memperluas mitra-mitra PopBox lainnya,” kata Greta.

Application Information Will Show Up Here