IFC Resmi Jadi Pemegang Saham Induk AnterAja

International Finance Corporation (IFC) kini resmi menjadi pemegang saham di PT Adi Sarana Armada (IDX: ASSA) melalui konversi obligasi sebesar $31 juta (sekitar Rp470 miliar dengan kurs saat ini) yang masa konversinya berakhir pada 27 Juli 2023.

IFC menggenggam kepemilikan saham di perusahaan transportasi dan jasa logistik tersebut usai konversi obligasi sebesar 97,33 juta saham atau setara 2,64% dari total seluruh saham di Adi Sarana Armada.

Perlu diketahui, obligasi konversi ini adalah pendanaan yang diperoleh perusahaan dari IFC pada 2021. Obligasi tersebut akan tercatat di pasar modal selama dua tahun tanpa bunga, dan diterbitkan melalui penawaran umum terbatas (right issue) oleh Adi Sarana Armada.

Mengutip BeritaSatu.com, investasi IFC di Adi Sarana Armada bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor logistik dan konektivitas di Indonesia. “Kami yakin masuknya IFC sebagai pemegang saham ASSA akan memperkuat kinerja kami sebagai perusahaan yang kredibel di mata mitra bisnis maupun investor publik,” ujar Direktur Utama Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto.

Dalam laporan IFC beberapa tahun silam, IFC mengungkap bahwa minat terhadap investasi berdampak (impact investing) cukup tinggi dengan nilai mencapai $26 triliun. Dampaknya tak hanya pada keuntungan finansial yang kuat, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan.

Laporan menyebutkan bahwa apabila 10% dari potensi dana ini disalurkan untuk investasi berdampak, akan tersedia pendanaan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Selain Adi Sarana Armada, IFC juga berinvestasi di sejumlah startup Indonesia, mencakup PasarPolis (insurtech), Amartha (fintech lending), Evermos (social commerce), eFishery (aquatech), KitaBisa (crowdfunding), dan AwanTunai (fintech lending).

Logistik lesu

Adapun, logistik menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan pesat di Indonesia, utamanya didongkrak oleh industri e-commerce yang diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 17% dan nilai GMV $95 miliar hingga 2025 menurut laporan e-Conomy SEA 2022.

Perlu diketahui, Adi Sarana Armada merupakan induk dari platform AnterAja, penyedia jasa pengiriman last mile yang beroperasi pada 2019. Adapun, kinerja AnterAja tengah lesu di sepanjang tahun lalu.

Berdasarkan laporan tahunan 2022, AnterAja mengalami rugi bersih Rp198 miliar dari posisi untung Rp5,8 miliar di tahun sebelumnya. Terbaru, pendapatan AnterAja di semester I 2023 tercatat merosot 56% menjadi Rp817 miliar dari Rp1,8 triliun di periode sama tahun sebelumnya.

Dalam keterangannya, Prodjo mengatakan tengah melakukan aksi efisiensi dan restrukturisasi di lingkup AnterAja untuk memulihkan kinerjanya tahun ini. Salah satunya adalah rencana untuk masuk ke segmen B2B.

“Untuk bisnis Anteraja, sejalan dengan proses right sizing capacity yang sedang dijalankan, perseroan menyesuaikan kapasitas dengan kebutuhan logistik sehingga membuat operasional usaha lebih efisien.” ujarnya diberitakan oleh Bisnis.com.

Application Information Will Show Up Here

Intip! Daftar 15 Startup Logistik di Indonesia

BPS (Badan Pusat Statistik) melaporkan, pada tahun 2021 sektor logistik mampu tumbuh 3,24%. Banyak faktor yang melandasinya, mulai dari permintaan tinggi dari sektor e-commerce, sampai dengan transformasi digital yang ada di bisnis logistik itu sendiri. 

Tren positif bisnis logistik juga menjadi kesempatan tersendiri bagi startup digital yang fokus menggarap sektor logistik untuk turut mengakomodasi pasar. Saat ini ada berbagai stratup dengan solusi unik di bidang logistik — mulai dari layanan agregator, pengantaran, sampai dengan manajemen armada.

Berikut ini adalah 15  startup logistik Indonesia yang patut diketahui.

Andalin

Andalin adalah startup logistik Indonesia yang berdiri sejak tahun 2016. Mereka menghadirkan platform yang dapat membantu para pemilik UMKM di Indonesia untuk mengimpor dan mengekspor barang dari dalam dan luar negeri. 

Para kliennya hanya perlu mengirimkan semua persyaratan dan biaya yang dibutuhkan Andalin. Selanjutnya platform akan memastikan proses pengiriman barang lintas negara tersebut berjalan dengan baik. Andalin juga bisa melakukan pemantauan secara real-time dengan Andalin Get yang telah diluncurkan tahun lalu.

Belum lama ini Andalin mengumumkan tambahan pendanaan sebesar $4 juta atau setara dengan 57,2 miliar rupiah yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Sejumlah investor terlibat seperti Cardig Group, Beenext, dan investor strategis lainnya. Pendanaan ini melanjutkan putaran seri A yang diperoleh perusahaan pada Maret 2021.

AnterAja

Salah satu startup logisitk Indonesia yang saat ini kian ekspansif. Perusahaan logistik ini berfokus pada pengiriman barang. Pelayanan yang diberikan AnterAja ini cukup bervariatif dari regular, next day, same day tergantung dari jarak lokasi juga. 

Pada tahun 2021 IFC (International Finance Coorporation) melakukan investasi kepada AnterAja dengan nilai yang cukup fantastis sebesar 451 miliar Rupiah untuk melakukan ekspansi produknya ke beberapa pulau di Indonesia.

Biteship

Startup solusi logistik e-commerce Biteship telah berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal  dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Pendanaan tersebut dipimpin oleh East Ventures dan Beenext. 

Biteship ini didirakan Mirsa Sadikin (CEO) dan Afra Sausan (CMO) pada tahun 2019. 

Biteship ini memiliki model bisnis yang cukup unik dibandingkan dengan startup logisitik Indonesia yang lain, karena biteship ini dapat mengirim paket dari berbagai pilihan kurir lainnya. Selain pengiriman barang mereka juga dapat menyewakan gudang untuk melakukan perdagangan di dalam maupun luar negeri.

Deliveree

Deliveree didirikan oleh Tom Kim selaku CEO dan Co-Founder pada tahun 2015. Deliveree ini memiliki banyak sekali fitur yang dapat digunakan terhadap jasa pengiriman dan logistik.

Salah satu layanan yang terbaru Muat Sebagian (Less Than Truckload/LTT) menjadi alternatif pilihan yang bisa dimanfaatkan seluruh bisnis dari berbagai skala, termasuk UMKM yang memiliki limitasi budget.

CEO Deliveree Tom Kim menjelaskan, ada kucuran dana $14,5 juta yang baru dikeluarkan dari Gobi Partners bersama Asia Summit Capital dan Inspire Ventures ini akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan marketplace logistik di kawasan Asia Tenggara.

Envio

Salah satu startup logistik Indonesia yang berbasi B2B digitalisasi, Envio mendapatkan pendanaan pre-seed pada tahun ini dengan nominal yang dirahasiakan dari Antler, Iterative, dan sejumlah angel investor lainnya. Pendanaan ini akan digunakan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis Envio di 2022.

Envio didirikan pada tahun 2021 oleh Richard Cahyanto dan Alif Amri Suri yang masing – masing menjadi CEO dan CTO. Model bisnis Envio sendiri ini lebih mengarah kepada B2B digitalisasi hal ini memudahkan konsumen melihat secara real-time dan end-to-end barang yang mereka kirim.

J&T Express

J&T Express merupakan startup logistik Indonesia yakni seperti jasa pengiriman barang, baik berupa dokumen maupun paket. J&T Express adalah startup logistik yang juga menggunakan IT dalam menawarkan layanannya, mereka menawarkan keuntungan dalam mengambil barang. Sehingga pelanggan tidak perlu datang ke kantor J&T jika ingin mengirim barang.

J&T Express adalah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 20 Agustus 2015. Didirikan oleh Robin Lo Perusahaan ini pada umumnya bergerak dalam bidang ekspedisi. Pada tahun 2018, J&T telah membangun gudang sortir otomatis di Semarang dan Surabaya.

Startup logistik J&T Express dilaporkan telah memperoleh putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara 35,6 triliun Rupiah dengan valuasi mencapai $20 miliar (sekitar 285 Rupiah triliun), alias sudah menyandang gelar “decacorn“. Penggalangan dana ini merupakan bagian dari rencana J&T agar dapat melantai di bursa Hong Kong pada kuartal pertama 2022.

Janio

Startup logistik yang berbentuk e-commerce ini memiliki banyak fitur seperti pelacakan real time, analisa terstruktur dan komunikasi khusus untuk pengiriman paket pada satu platform

Selain itu, Di dalam platform tersebut, berisi informasi saat barang masuk gudang, pengiriman first mile, proses bea cukai di bandara udara asal dan tujuan, distribusi, hingga pengiriman last mile. Layanan ini bisa dipakai untuk bisnis UKM maupun korporasi yang memulai ekspansi bisnis secara internasional.

Janio ini didirikan oleh Syed Ali Ridha Madihid pada tahun 2019, Dalam segi pendanaan Janio ini dibantu oleh Choco Up perusahaan investasi berbasis pendapatan antarmuka senilai $8 Juta.

Kargo Tech

Startup logistik yang satu ini menawarkan fitur yang dapat memberikan kemudahan untuk mengelola logistik dengan cara yang baik. Kargo Nexus adalah fitur yang dapat memudahkan perusahaan untuk melakukan pengelolaan logistik dengan cara digital.

Kargo tech ini didirikan oleh Tiger Fang pada tahun 2015. Selain Kargo Nexus, startup logistik yang satu ini juga menyediakan jasa logistik truk antar pulau seperti diesel, engkel, fuso, hingga kontainer.

Pada bulan febuari 2022, Kargo tech mendapatkan pendanaan dari teleport (anak perusahaan Air Asia) senilai 501 Miliar Rupiah untuk melakukan ekspansi ke mancanegara.

Logisly

Logisly merupakan perusahaan startup logistik Indonesia pertama yang menerapkan e-forwading dimana mempertemukan pengguna dengan penyedia jasa logistik. Sejak beroperasi Juli 2019 terdapat 5000 truk dengan mayoritasnya adalah pengusaha truk yang telah menggunakan logisly dan telah terverifikasi.

Melalui teknologinya logisly ini dapat memungkinkan para pengusaha truk mendapatkan order melalui logisly serta cash flow yang lebih terjaga melalui fitur tersebut. 

CEO Logisly, Roolin Njotosetiadi mengungkapkan bahwasannya logisly akan terus melakukan ekspansi serta pembaruan agar konsumen serta pengusaha penyedia logistik puas dengan kinerja dari logisly.

Pada tahun 2020 Logisly mendapatkan pendanaan Seri A senilai 87,7 Miliar Rupiah dipimpin oleh Monks Hill Ventures.

McEasy

McEasy menyediakan solusi digital berbasis Internet dan GPS Tracker untuk menjawab kebutuhan operasional logistik dan pelacakan lokasi kendaraan. Perusahaan didirikan oleh Raymond Sutjiono dan Hendrik Ekowaluyo sejak tahun 2017 dan terus bertransformasi menjadi terdepan dalam memberikan solusi terintegrasi di bidang transportasi logistik.

Application Information Will Show Up Here

Pada bulan september 2021, Perusahaan ini mendapatkan 22 Miliar Rupiah dari East Ventures pada tahap awal. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun teknologi logistik, merekrut tim pemasaran dan penjualan guna menjangkau lebih banyak pengguna.

Paxel

Paxel adalah startup logistik indonesia pertama berbasis aplikasi yang menawarkan layanan Same Day Delivery dengan biaya pengiriman yang terjangkau. Paxel didirikan oleh Bryant Christanto (CEO), Zaldy Ilham Masita (Co-Founder), dan Johari Zein (Co-Founder) pada awal tahun 2018. 

Saat ini Paxel hanya mengakomodasi layanan di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Layanan pemesanan cukup menggunakan aplikasi. Maksimal 8 jam barang akan sampai di tempat tujuan. Saat ini, Paxel memiliki armada lebih dari 200 sepeda motor dan lima mobil. Kedepannya, Paxel menargetkan hadir di lima kota lain di Indonesia

Startup Paxel ini mendapatkan pendanaan seri B dipimpin oleh MDI Ventures dengan valuasi nominal senilai 134, 7 Miliar Rupiah.

Shipper

Startup logsitik Indonesia yang pertama akan dibahas adalah shipper, Shipper ini didirikan pada tahun 2016 oleh Budi Handoko (Co-Founder & COO) dan Phil Opamuratawongse (Co-Founder & CEO). 

Shipper sendiri menawarkan beberapa layanan yang pastinya berbeda dengan startup logistik di Indonesia yang lain. Perusahaan ini tidak hanya menawarkan jasa pengiriman barang akan tetapi mereka juga menawarkan penyewaan gudang. Selain itu, perusahaan ini Terintegrasi denga API (Aplication Programing Interface) dimana hal tersebut memudahkan para kurir dengan banyak dengan satu platform saja.

Dalam pendanaan seri B bulan lalu, sebagai agretator bisnis shipper mendapatkan $63 Juta atau kisaran 923 Milliar Rupiah.

Sicepat

PT Sicepat Ekspres ini didirikan oleh The Kim Hai pada tahun 2014. Model bisnis dari sicepat ini sangat bervariasi bagi mulai dari COD, Kirim barang lebih dari 3 Kilogram, Kargo, Layanan cepat dalam sehari dan sebagainya.

Pada maret 2022, Sicepat ini berhasil mendapatkan mendanaan senilai $170 Juta atau 2,4 Triliun Rupiah untuk mengekspansi serta membuat inovasi yang lebih baik lagi untuk perusahaan kedepannya.

Transtrack.ID

Startup logistik Indonesia yang satu ini merupakan start up dengan mengintegrasikan antara kondisi setempat dengan waktu yang tepat (real time). Trastrack.ID ini memiliki beberapa fitur lengkap untuk mendukung manajemen logistik.

Perusahaan ini didirikan oleh Anggia Meisari dan Aris Pujud selaku CEO pada tahun 2019. Selain itu pada tahun 2022 Transtrack.id ini mendaptkan seed funding untuk untuk mendukung pengembangan produk dan pertumbuhan sales senilai $570 ribu atau 8 miliar Rupiah.

Waresix

Waresix adalah startup logistik Indonesia yang menyediakan solusi penyimpanan end-to-end yaitu mencakup transportasi hingga kebutuhan pergudangan. Perusahaan rintisan ii didirikan pada 2017 oleh para engineer Andree Susanto, Edwin, dan Filbert Hansel. Saat ini, Waresix memiliki lebih dari 200 mitra gudang.

Pada April 2022, Waresix mendapatkan pendanaan senilai $50 Juta atau setara dengan 718,4 miliar Rupiah untuk mengekspansi serta menambah daya gedor untuk sales.

Komisaris Utama GoTo Jadi Investor AnterAja, Kuasai 10% Saham

Konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir menambah portofolio investasi. Yang teranyar, Boy masuk menjadi investor di perusahaan logistik AnterAja. Boy Thohir sendiri adalah Komisaris Utama GoTo bersama Wishutama Kusubandio.

Menurut keterbukaan di Bursa Efek Indonesia, PT Tri Adi Bersama (AnterAja), anak usaha PT Adi Sarana Armada (ASSA) menerbitkan saham baru sejumlah 490.413 saham atau setara Rp70,55 miliar. Seluruh saham tersebut dibeli oleh pihak ketiga, yakni Boy Thohir.

“Seluruh pemegang saham TAB yang sudah ada sebelumnya, akan mengesampingkan hak pre-emptive yang dimiliki untuk mengambil bagian saham atas penerbitan saham baru tersebut,” tulis manajemen ASSA, Rabu (13/4).

Dengan dilakukannya transaksi tersebut, maka kepemilikan saham ASSA dan pemegang saham lainnya terdilusi.

Sebelum transaksi, struktur pemegang saham AnterAja adalah ASSA sebanyak 55%, PT Roda Bangun Selaras 25%, dan Time Prestige Investments Limited 20%. Setelah transaksi, kepemilikan saham menjadi ASSA 49,5%, PT Roda Bangun Selaras 22,5%, Time Prestige Investments Limited 18%, dan Garibaldi Thohir 10%.

Direksi ASSA menegaskan meskipun kepemilikan ASSA terdilusi, pihaknya tetap menjadi pengendali di TAB. “ASSA tetap menjadi pengendali di TAB karena ASSA merupakan pemegang saham terbesar di TAB.”

Sebagai catatan, Tokopedia melalui PT Semangat Bambu Runcing (SBR) awalnya pemegang saham awal di AnterAja sebesar 25%. Namun pada awal tahun lalu, dialihkan ke PT Roda Bangun Selaras (RBS). Adapun SBR ini merupakan afiliasi dari GOTO. Dalam prospektus GOTO, disampaikan bahwa SBR melakukan sejumlah investasi, salah satunya ke PT Wahana Teknologi Indonesia (WTI).

Kemudian, WTI juga melakukan berbagai investasi, salah satunya ke Roda Bambu Runcing (RBS). Selain AnterAja, RBS juga turut berinvestasi ke PT Adi Sarana Logistik (Titipaja) dengan kepemilikan 40% saham.

Kinerja AnterAja

AnterAja merupakan salah satu lini bisnis di ASSA yang memberikan kontribusi bisnis yang cukup signifikan. Dalam laporan keuangan ASSA pada tahun lalu, mencatatkan pendapatan Rp5,1 triliun naik 68% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp3 triliun.

Kenaikan tersebut didorong oleh pertumbuhan signifikan dari bisnis delivery express AnterAja yang berhasil mencapai pertumbuhan pendapatan 248% dan telah memberikan kontribusi laba untuk ASSA. Kenaikan pertumbuhan ini membuat AnterAja berkontribusi terhadap 54% atau senilai Rp2,8 triliun dari total pendapatan ASSA.

“Sejak awal berdiri, tren pendapatan ASSA selalu didominasi oleh bisnis rental yang diikuti oleh penjualan kendaraan bekas hingga kuartal I-2021. Kemudian, sejak kuartal II-2021, pendapatan dari lini bisnis logistik yang terdiri dari ASSA Jasa Logistik dan Anteraja berhasil meningkat melebihi kontribusi pendapatan dari lini bisnis yang lain,” ungkap Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto sebagaimana dilansir dari Investor.id.

Application Information Will Show Up Here

IFC Pours 451 Billion Rupiah into AnterAja’s Parent Company

PT Adi Sarana Armada (IDX: ASSA), or logistics platform AnterAja’s parent company, received funding from the International Finance Corporation (IFC). The value is at $31 million or around 451 billion Rupiah. Previously, that consortium under the World Bank also invested in insurtech startup PasarPolis earlier this year.

The investment is obtained through the purchase of convertible bonds, it is debt securities that can be exchanged into shares at an agreed ratio. In this case, the bonds will be listed on the capital market for two years without interest — through a rights issue by ASSA.

One of the company’s post-funding main focus is to improve its logistics business and transportation network connectivity. AnterAja was particularly mentioned, as its development is expected to provide benefits for MSMEs amidst the rapid growth of the e-commerce business in Indonesia.

AnterAja was introduced by ASSA Rent in February 2019, as a business unit in the last mile logistics sector. The business unit alone has been established since August 2018 in a joint venture with logistics services from China SF Express and PT Spirit Bambu Runcing which shares are owned by William Tanuwijaya.

Then, it was stated that ASSA became the majority shareholder of 55%, SF Express 20%, and Spirit of Bambu Runcing 25%.

Focusing on serving the e-commerce sector, AnterAja has several logistics options, from same day delivery, next day delivery, and regular. It is said they already have around 15 thousand couriers and are able to send around 700 thousand packages per day.

ASSA alone is part of the Triputra Group conglomerate. It also oversees 10 companies related to rental of automotive assets and logistics. Apart from AnterAja, businesses that are close to digital are car rental platform ASSA Mobility (ShareFleet for B2B and ShareCar for B2C) and car marketplace Caroline.

Moreover, Triputra Group also involved in Waresix’ pre-series A funding in 2018. The company also invested in Kedai Sayur the following year. The rounds for the two startups were led by East Ventures.

Logistics investment

With the same hypothesis, investors are flocking added logistics business to their portfolios. The flow of funding for this startup has also increased consistently from year to year – including in the midst of economic uncertainty due to the pandemic.

From 2019 to the first half of 2021, there have been 16 funding rounds involving startups in the logistics sector. Of the 13 rounds of information citing their value, thetotal equity investment valued at $455 million. The trend is increasing in terms of funding quality from year to year.

Logistic startup investment trend for the last 3 years / DailySocial

The types of logistics services provided are quite diverse, from first mile, last mile, fleet management, aggregator, and others. Some players are focus on shipping at a certain level, for example covering import-export needs by providing access to a fleet of ships or aircraft cargo.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

IFC Berinvestasi 451 Miliar Rupiah ke Induk AnterAja

PT Adi Sarana Armada (IDX: ASSA), atau induk platform logistik AnterAja, mendapatkan pendanaan dari International Finance Corporation (IFC). Nilainya mencapai $31 juta atau sekitar 451 miliar Rupiah. Sebelumnya konsorsium di bawah World Bank tersebut juga berinvestasi ke startup insurtech PasarPolis awal tahun ini.

Investasi didapat melalui pembelian obligasi konversi (convertible bond), yakni surat utang yang dapat ditukarkan menjadi saham dengan rasio yang sudah disepakati. Dalam kasus ini, obligasi akan tercatat di pasar modal selama dua tahun tanpa bunga — diterbitkan melalui right issue oleh ASSA.

Salah satu fokus utama perusahaan pascapendanaan ini adalah meningkatkan bisnis logistik dan konektivitas jaringan transportasi. AnterAja turut di-mention secara khusus, karena diharapkan perkembangannya nanti dapat memberikan manfaat untuk UMKM di tengah pertumbuhan pesat bisnis e-commerce di Indonesia.

AnterAja diperkenalkan ASSA Rent pada Februari 2019, sebagai sebuah unit usaha di bidang logistik last mile. Unit usahanya sendiri sudah didirikan sejak Agustus 2018 dalam joint venture bersama layanan logistik asal Tiongkok SF Express dan PT Semangat Bambu Runcing yang sahamnya dimiliki oleh William Tanuwijaya.

Saat itu disampaikan ASSA menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 55%, SF Express 20%, dan Semangat Bambu Runcing 25%.

Fokus melayani sektor e-commerce, AnterAja memiliki beberapa opsi logistik, mulai dari same day delivery, next day day delivery, dan reguler. Dikatakan, mereka telah memiliki sekitar 15 ribu kurir dan mampu mengirim sekitar 700 ribu paket per hari.

ASSA sendiri merupakan bagian dari konglomerasi Triputra Group. Di bawahnya membawahi 10 perusahaan terkait penyewaan aset otomotif dan logistik. Selain AnterAja, bisnis yang erat dengan digital adalah platform penyewaan mobil ASSA Mobility (ShareFleet untuk B2B dan ShareCar untuk B2C) dan marketplace mobil Caroline.

Kemudian untuk Triputra Group sendiri, mereka sempat terlibat dalam pendanaan pra-seri A Waresix pada tahun 2018. Perusahaan juga berinvestasi pada Kedai Sayur di tahun berikutnya. Putaran di kedua startup tersebut dipimpin East Ventures.

Investasi bisnis logistik

Dengan hipotesis yang sama, investor juga terus berbondong-bondong menambah daftar portofolionya dari bisnis logistik. Aliran pendanaan untuk startup ini pun meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun – termasuk di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi.

Sejak tahun 2019 hingga paruh pertama tahun 2021 ini, terdapat 16 putaran pendanaan yang melibatkan startup di bidang logistik. Dari 13 informasi putaran pendanaan yang menyebutkan nilainya, terkumpul investasi ekuitas mencapai $455 juta. Trennya meningkat dari sisi kualitas pendanaan dari tahun ke tahun.

Tren investasi startup logistik dalam 3 tahun terakhir / DailySocial

Adapun tipe layanan logistik yang disajikan juga cukup beragam, mulai dari first mile, last mile, manajemen armada, aggregator, dan lain-lain. Bahkan beberapa pemain fokus untuk pengiriman di level tertentu, misalnya mencakup kebutuhan eskpor-impor dengan menyediakan akses ke armada kapal laut atau kargo pesawat terbang.

Application Information Will Show Up Here

Perluas Mitra Layanan Logistik, DANA Gandeng Anteraja

DANA terus mengembangkan kapasitas layanan logistiknya DANA Delivery dengan menggandeng Anteraja, penyedia jasa pengantaran yang dirintis oleh PT Tri Adi Bersama. Layanan ini pertama kali dirilis pada September tahun lalu bersama Shipper sebagai mitra perdananya.

Dalam keterangan resmi, Founder & CEO DANA Vince Iswara menuturkan, kemitraan dengan Anteraja adalah wujud dari kolaborasi ekosistem yang akan terus diperluas, mengingat logistik telah menjadi mata rantai ekosistem yang krusial dalam mendukung roda ekonomi negara. Sekaligus menegaskan visi DANA menjadi delivery hub bagi penyedia jasa logistik dalam memberikan beragam layanannya, baik B2B maupun C2C.

“Melalui kehadiran Anteraja di DANA Delivery, pengguna DANA dari kalangan masyarakat luas maupun mitra DANA Bisnis bisa melakukan order pengiriman sesuai dengan jenis layanan pengiriman yang dipilihnya. Pengguna kini juga memiliki lebih banyak pilihan jasa kurir saat melakukan order pengiriman, disamping menikmati kemudahan, keamanan, serta jaminan bertransaksi yang diberikan DANA,” ujar Vince dalam keterangan resmi, kemarin (1/2).

CEO Anteraja Suyanto menambahkan, pihaknya senang dengan kerja sama untuk DANA Delivery karena dapat membantu bisnis kecil dan UMKM, hingga pelanggan yang ingin mengirimkan barang secara berkala. “Bersama DANA merupakan salah satu upaya kami dalam memperluas jangkauan wilayah dan layanan. Sehingga diharapkan dengan adanya kerja sama ini, semakin banyak masyarakat di seluruh Indonesia yang memanfaatkan solusi pengiriman on-demand dari rumah,” tuturnya.

Anteraja melengkapi jasa ekspedisi lain yang sudah tersedia di DANA Delivery dengan pilihan jenis pengiriman Same Day dengan SLA pengiriman 8 jam. Anteraja memberikan penawaran flat rate sebesar Rp20 ribu untuk pengiriman di area Jakarta. Adapun saat ini DANA Delivery baru tersedia untuk area Jakarta saja.

Dalam wawancara terpisah bersama DailySocial, Vince menjelaskan antusiasme pengguna DANA terhadap layanan logistik menunjukkan tren positif ditunjukkan selama November hingga Desember 2020 pertumbuhan pesanan sebesar 30%.

“Penambahan mitra logistik menjadi salah satu cara DANA untuk meningkatkan minat pengguna dalam memanfaatkan fitur ini, baik untuk kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan berbisnis. Lewat banyaknya pilihan kurir dan tarif yang kompetitif, DANA Delivery dapat melayani lebih banyak pengguna.”

Ia memastikan perusahaan akan terus menambah kemitraan dengan mitra logistik lainnya untuk memberikan nilai tambah kepada para penggunanya. Perluasan layanan DANA Delivery juga akan terus dikaji, khususnya wilayah Jabodetabek.

DANA Delivery menjamin layanan barang yang diberikan aman karena dilengkapi dengan fitur tracking untuk monitor proses pengiriman barang. Selain itu, pengguna dapat mengajukan klaim kepada mitra ekspedisi jika ada kerusakan atau kehilangan saat proses pengiriman.

DANA Delivery memiliki persyaratan, untuk pengiriman Instant, berat maksimal barang adalah 10-20 kilogram. Sedangkan pengiriman Same Day, berat maksimal 5-7 kg. Barang-barang yang tidak diperbolehkan dalam layanan ini seperti senjata atau bahan peledak, narkoba, organ tubuh manusia, hewan, hingga minuman beralkohol.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Dikabarkan Berinvestasi ke SiCepat, Gerak Cepat Konsolidasi Bangun “IaaS”

Di akhir tahun 2018, platform marketplace Tokopedia mengumumkan perolehan pendanaan 16 triliun Rupiah dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Co-Founder & CEO William Tanuwijaya mengungkapkan, modal tersebut akan digunakan merealisasikan visi perusahaan menjadi “Infrastructure as a Services” bisnis ritel di Indonesia.

Sederhananya, Tokopedia ingin menyediakan berbagai infrastruktur yang dapat mendukung berjalannya bisnis jual-beli online. Mereka akan membangun gudang yang akan dijadikan sebagai pusat distribusi dan pemenuhan barang, tentu dilengkapi dengan teknologi. Termasuk di sisi logistik, mereka ingin mencoba melakukan berbagai terobosan “smart logistics” agar lebih efisien.

“Tadinya kalau mau beli keripik pisang di Aceh harus menunggu sampai beberapa hari, sekarang bisa lebih cepat. Penjual keripik pisang pun seakan-akan bisa punya cabang di seluruh Indonesia,” William mencontohkan dampak dari IaaS yang tengah diupayakan.

Konsolidasi

Visi besar itu tidak dibangun dari nol. Yang dilakukan Tokopedia adalah mengorkestrasi ekosistem yang ada, termasuk menggandeng startup di sektor terkait. Dalam sebuah kesempatan tahun lalu William menyampaikan, pihaknya tengah dalam proses investasi terhadap dua startup logistik dan satu pertanian.

Di sisi agritech, santer tersiar Tokopedia memilih Sayurbox. Narasumber kami mengatakan bahwa perusahaan memang terlibat ke dalam putaran pendanaan terakhirnya. Kini giliran perusahaan logistik yang mendapatkan. Menurut sumber DealStreetAsia, Tokopedia telah berinvestasi ke SiCepat dalam putaran seri A bersama Kejora-Intervest dan Barito Teknologi, nilainya US$50 juta.

Kami mencoba menghubungi pihak-pihak terkait untuk mendapatkan konfirmasi, namun sejauh ini belum ada yang mengungkapkan informasinya.

Sebelumnya, PT Semangat Bambu Runcing (sahamnya dimiliki salah satu co-founder Tokopedia) bersama layanan asal Tiongkok SF Express juga berinvestasi ke perusahaan logistik lokal Anteraja. Kendati tidak melibatkan Tokopedia secara langsung, dinilai hal ini menjadi langkah strategis penguatan unsur logistik perusahaan ke depannya.

Smart logistics

Ada banyak permasalahan logistik yang belum tuntas mengakomodasi kebutuhan era e-commerce. Inovasi pun coba terus digencarkan, termasuk melalui inisiatif “smart logistic”. Konsep tersebut mencoba mengelaborasi kapabilitas teknologi untuk membantu proses bisnis secara end-to-end. Seperti diketahui proses logistik terdiri dari kombinasi berbagai fungsi, mulai transportasi, pergudangan, pengemasan, distribusi, penyimpanan, dan sistem informasi.

Big data, komputasi awan, IoT, kecerdasan buatan, hingga RFID (Radio Frequency Identification) diterapkan untuk menjadi komponen smart logistics. Harapannya bisa mendatangkan efisiensi dan penghematan ongkos, ujungnya pada kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap sistem ritel online itu sendiri. Peluang yang besar membuat banyak startup hadir menggarap solusi terkait, sebut saja nama-nama seperti Waresix, Kargo Technologies, atau Paxel.

Berbagai perusahaan logistik yang saat ini melayani bisnis ritel di Indonesia / DailySocial
Berbagai perusahaan logistik yang saat ini melayani bisnis ritel di Indonesia / DailySocial

Menginisiasi secara mandiri

Baik SiCepat, Anteraja, maupun Sayurbox sebenarnya belum secara terbuka menyebutkan pihaknya bermitra secara strategis dengan Tokopedia. Faktanya, layanan tersebut juga masih terbuka secara non-eksklusif. SiCepat sendiri belum lama ini bekerja sama dengan Bukalapak meluncurkan fitur resi otomatis.

Jika ditelisik lebih dalam, layanan e-commerce memang menjadi pendorong utama lahirnya inovasi logistik, karena logistik sendiri menjadi komponen penting dalam ekosistem bisnis mereka. Kecepatan logistik pun bisa menjadi nilai plus sekaligus pembeda antar-layanan e-commerce ditinjau dari kepuasan pengguna.

Tokopedia sudah berinvestasi membangun gudang pintar TokoCabang yang memungkinkan penjual menitipkan stok produknya di gudang-gudang pintar yang tersedia dan tim akan membantu menangani pesanan yang masuk, mengemas pesanan, hingga menyerahkannya ke kurir pengiriman. Saat ini TokoCabang baru berada di berbagai beberapa kota besar di Jawa seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Penguatan logistik juga dilakukan pemain e-commerce lain, misalnya JD.id, bahkan mereka mencanangkan strategi logistik untuk menghadirkan diferensiasi dengan layanan lain.

Cara unik juga dilakukan Bukalapak. Mereka memanfaatkan Mitra yang tersebar di berbagai wilayah untuk menjadi drop-point. Penjual bisa menitipkan barang kirimannya ke Mitra terdekat, termasuk melakukan pembayaran, untuk kemudian diambil secara kolektif oleh layanan logistik yang dipilih. Metode ini baru berjalan di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

ASSA Rent Perkenalkan Unit Usaha Logistik “Last Mile” Anteraja

ASSA Rent (PT Adi Sarana Armada) memperkenalkan unit usaha teranyarnya yang bergerak di bidang logistik last mile Anteraja Peresmian perusahaan sudah dilakukan sejak Februari 2019 dan sebulan kemudian soft launch dengan pilot project layanan di Tokopedia.

CEO ASSA Prodjo Sunarjanto menerangkan, perusahaan sudah didirikan sejak Agustus 2018 berbentuk perusahaan patungan bersama layanan logistik asal Tiongkok SF Express dan PT Semangat Bambu Runcing yang sahamnya dimiliki oleh salah satu pemegang saham di layanan e-commerce terbesar di Indonesia. ASSA menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 55%, SF Express 20%, dan Semangat Bambu Runcing 25%.

Prodjo menegaskan Tokopedia tidak bergabung sebagai pemegang saham di Anteraja, sekaligus mengoreksi pemberitaan DealStreetAsia yang menyebutkan Tokopedia memiliiki saham 25% di Anteraja. PT Semangat Bambu Runcing disebut sebagai investasi pribadi co-founder sebuah perusahaan e-commerce ternama.

Kepada DailySocial, VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyampaikan perusahaan tidak berkomentar atas rumor pasar terkait pendirian Anteraja ini.

Tahun ini Tokopedia bakal lebih fokus mengembangkan IaaS (Infrastructure-as-a-Platform), bermitra dengan sejumlah pemain smart warehouse dan logistik.

Anteraja nantinya bukan cuma untuk serving Tokopedia saja, tapi open juga untuk melayani [e-commerce] yang lain dan online retail trading,” terang Prodjo kepada DailySocial.

Menurutnya, pertimbangan ASSA untuk ikut terjun ke layanan logistik karena perdagangan ritel dunia sudah berubah menjadi ekonomi digital. Layanan e-commerce dan perdagangan via sosial media meningkat secara eksponensial. Hal itu perlu didukung oleh pengantaran last mile, pick up, dan fulfillment yang harus mengikuti perkembangan teknologi.

Perseroan ikut mengambil peluang tersebut karena sudah didukung oleh cabang, divisi logistik transporter dan pelanggan yang sudah tersebar secara nasional. Anteraja bisa memanfaatkan seluruh jaringan tersebut.

“Teknologinya memanfaatkan keunggulan SF Express yang telah berpengalaman dan proven sebagai perusahaan teknologi yang berkaitan dengan logistik dan last mile. Mereka sudah one step ahead dari pemain lainnya yang memanfaatkan algoritma untuk menentukan density market.”

SF Express disebutkan mampu mengelola sumber daya kurir dengan teknologi dan pemetaan, sehingga utilisasi dan routing menjadi efisien dan efektif untuk mengantisipasi dinamika pergerakan pasar. Dukungan tersebut diharapkan bisa membuat Anteraja lebih cepat memperdalam penetrasi pasarnya di Indonesia. Terlebih pemain last mile sudah ramai hadir dengan segala solusi yang ditawarkan.

Menurut situsnya, Anteraja memiliki layanan regular dan next day. Untuk pengiriman regular, barang akan sampai dalam kurun waktu 1-2 hari. Sedangkan untuk next day lebih cepat, hanya 1 hari. Ada dua moda kendaraan yang tersedia, roda empat dan roda dua.

Sementara ini, Anteraja baru tersedia di Tokopedia. Ketika konsumen memilih Anteraja, kurir akan mengambil pesanan tersebut dari merchant, lalu mengantarkan ke gudang untuk proses internal. Berikutnya baru diantarkan oleh kurir ke end user. Cakupan layanan baru menjangkau seluruh Jakarta.