Intip! Daftar 15 Startup Logistik di Indonesia

BPS (Badan Pusat Statistik) melaporkan, pada tahun 2021 sektor logistik mampu tumbuh 3,24%. Banyak faktor yang melandasinya, mulai dari permintaan tinggi dari sektor e-commerce, sampai dengan transformasi digital yang ada di bisnis logistik itu sendiri. 

Tren positif bisnis logistik juga menjadi kesempatan tersendiri bagi startup digital yang fokus menggarap sektor logistik untuk turut mengakomodasi pasar. Saat ini ada berbagai stratup dengan solusi unik di bidang logistik — mulai dari layanan agregator, pengantaran, sampai dengan manajemen armada.

Berikut ini adalah 15  startup logistik Indonesia yang patut diketahui.

Andalin

Andalin adalah startup logistik Indonesia yang berdiri sejak tahun 2016. Mereka menghadirkan platform yang dapat membantu para pemilik UMKM di Indonesia untuk mengimpor dan mengekspor barang dari dalam dan luar negeri. 

Para kliennya hanya perlu mengirimkan semua persyaratan dan biaya yang dibutuhkan Andalin. Selanjutnya platform akan memastikan proses pengiriman barang lintas negara tersebut berjalan dengan baik. Andalin juga bisa melakukan pemantauan secara real-time dengan Andalin Get yang telah diluncurkan tahun lalu.

Belum lama ini Andalin mengumumkan tambahan pendanaan sebesar $4 juta atau setara dengan 57,2 miliar rupiah yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Sejumlah investor terlibat seperti Cardig Group, Beenext, dan investor strategis lainnya. Pendanaan ini melanjutkan putaran seri A yang diperoleh perusahaan pada Maret 2021.

AnterAja

Salah satu startup logisitk Indonesia yang saat ini kian ekspansif. Perusahaan logistik ini berfokus pada pengiriman barang. Pelayanan yang diberikan AnterAja ini cukup bervariatif dari regular, next day, same day tergantung dari jarak lokasi juga. 

Pada tahun 2021 IFC (International Finance Coorporation) melakukan investasi kepada AnterAja dengan nilai yang cukup fantastis sebesar 451 miliar Rupiah untuk melakukan ekspansi produknya ke beberapa pulau di Indonesia.

Biteship

Startup solusi logistik e-commerce Biteship telah berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal  dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Pendanaan tersebut dipimpin oleh East Ventures dan Beenext. 

Biteship ini didirakan Mirsa Sadikin (CEO) dan Afra Sausan (CMO) pada tahun 2019. 

Biteship ini memiliki model bisnis yang cukup unik dibandingkan dengan startup logisitik Indonesia yang lain, karena biteship ini dapat mengirim paket dari berbagai pilihan kurir lainnya. Selain pengiriman barang mereka juga dapat menyewakan gudang untuk melakukan perdagangan di dalam maupun luar negeri.

Deliveree

Deliveree didirikan oleh Tom Kim selaku CEO dan Co-Founder pada tahun 2015. Deliveree ini memiliki banyak sekali fitur yang dapat digunakan terhadap jasa pengiriman dan logistik.

Salah satu layanan yang terbaru Muat Sebagian (Less Than Truckload/LTT) menjadi alternatif pilihan yang bisa dimanfaatkan seluruh bisnis dari berbagai skala, termasuk UMKM yang memiliki limitasi budget.

CEO Deliveree Tom Kim menjelaskan, ada kucuran dana $14,5 juta yang baru dikeluarkan dari Gobi Partners bersama Asia Summit Capital dan Inspire Ventures ini akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan marketplace logistik di kawasan Asia Tenggara.

Envio

Salah satu startup logistik Indonesia yang berbasi B2B digitalisasi, Envio mendapatkan pendanaan pre-seed pada tahun ini dengan nominal yang dirahasiakan dari Antler, Iterative, dan sejumlah angel investor lainnya. Pendanaan ini akan digunakan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis Envio di 2022.

Envio didirikan pada tahun 2021 oleh Richard Cahyanto dan Alif Amri Suri yang masing – masing menjadi CEO dan CTO. Model bisnis Envio sendiri ini lebih mengarah kepada B2B digitalisasi hal ini memudahkan konsumen melihat secara real-time dan end-to-end barang yang mereka kirim.

J&T Express

J&T Express merupakan startup logistik Indonesia yakni seperti jasa pengiriman barang, baik berupa dokumen maupun paket. J&T Express adalah startup logistik yang juga menggunakan IT dalam menawarkan layanannya, mereka menawarkan keuntungan dalam mengambil barang. Sehingga pelanggan tidak perlu datang ke kantor J&T jika ingin mengirim barang.

J&T Express adalah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 20 Agustus 2015. Didirikan oleh Robin Lo Perusahaan ini pada umumnya bergerak dalam bidang ekspedisi. Pada tahun 2018, J&T telah membangun gudang sortir otomatis di Semarang dan Surabaya.

Startup logistik J&T Express dilaporkan telah memperoleh putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara 35,6 triliun Rupiah dengan valuasi mencapai $20 miliar (sekitar 285 Rupiah triliun), alias sudah menyandang gelar “decacorn“. Penggalangan dana ini merupakan bagian dari rencana J&T agar dapat melantai di bursa Hong Kong pada kuartal pertama 2022.

Janio

Startup logistik yang berbentuk e-commerce ini memiliki banyak fitur seperti pelacakan real time, analisa terstruktur dan komunikasi khusus untuk pengiriman paket pada satu platform

Selain itu, Di dalam platform tersebut, berisi informasi saat barang masuk gudang, pengiriman first mile, proses bea cukai di bandara udara asal dan tujuan, distribusi, hingga pengiriman last mile. Layanan ini bisa dipakai untuk bisnis UKM maupun korporasi yang memulai ekspansi bisnis secara internasional.

Janio ini didirikan oleh Syed Ali Ridha Madihid pada tahun 2019, Dalam segi pendanaan Janio ini dibantu oleh Choco Up perusahaan investasi berbasis pendapatan antarmuka senilai $8 Juta.

Kargo Tech

Startup logistik yang satu ini menawarkan fitur yang dapat memberikan kemudahan untuk mengelola logistik dengan cara yang baik. Kargo Nexus adalah fitur yang dapat memudahkan perusahaan untuk melakukan pengelolaan logistik dengan cara digital.

Kargo tech ini didirikan oleh Tiger Fang pada tahun 2015. Selain Kargo Nexus, startup logistik yang satu ini juga menyediakan jasa logistik truk antar pulau seperti diesel, engkel, fuso, hingga kontainer.

Pada bulan febuari 2022, Kargo tech mendapatkan pendanaan dari teleport (anak perusahaan Air Asia) senilai 501 Miliar Rupiah untuk melakukan ekspansi ke mancanegara.

Logisly

Logisly merupakan perusahaan startup logistik Indonesia pertama yang menerapkan e-forwading dimana mempertemukan pengguna dengan penyedia jasa logistik. Sejak beroperasi Juli 2019 terdapat 5000 truk dengan mayoritasnya adalah pengusaha truk yang telah menggunakan logisly dan telah terverifikasi.

Melalui teknologinya logisly ini dapat memungkinkan para pengusaha truk mendapatkan order melalui logisly serta cash flow yang lebih terjaga melalui fitur tersebut. 

CEO Logisly, Roolin Njotosetiadi mengungkapkan bahwasannya logisly akan terus melakukan ekspansi serta pembaruan agar konsumen serta pengusaha penyedia logistik puas dengan kinerja dari logisly.

Pada tahun 2020 Logisly mendapatkan pendanaan Seri A senilai 87,7 Miliar Rupiah dipimpin oleh Monks Hill Ventures.

McEasy

McEasy menyediakan solusi digital berbasis Internet dan GPS Tracker untuk menjawab kebutuhan operasional logistik dan pelacakan lokasi kendaraan. Perusahaan didirikan oleh Raymond Sutjiono dan Hendrik Ekowaluyo sejak tahun 2017 dan terus bertransformasi menjadi terdepan dalam memberikan solusi terintegrasi di bidang transportasi logistik.

Application Information Will Show Up Here

Pada bulan september 2021, Perusahaan ini mendapatkan 22 Miliar Rupiah dari East Ventures pada tahap awal. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun teknologi logistik, merekrut tim pemasaran dan penjualan guna menjangkau lebih banyak pengguna.

Paxel

Paxel adalah startup logistik indonesia pertama berbasis aplikasi yang menawarkan layanan Same Day Delivery dengan biaya pengiriman yang terjangkau. Paxel didirikan oleh Bryant Christanto (CEO), Zaldy Ilham Masita (Co-Founder), dan Johari Zein (Co-Founder) pada awal tahun 2018. 

Saat ini Paxel hanya mengakomodasi layanan di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Layanan pemesanan cukup menggunakan aplikasi. Maksimal 8 jam barang akan sampai di tempat tujuan. Saat ini, Paxel memiliki armada lebih dari 200 sepeda motor dan lima mobil. Kedepannya, Paxel menargetkan hadir di lima kota lain di Indonesia

Startup Paxel ini mendapatkan pendanaan seri B dipimpin oleh MDI Ventures dengan valuasi nominal senilai 134, 7 Miliar Rupiah.

Shipper

Startup logsitik Indonesia yang pertama akan dibahas adalah shipper, Shipper ini didirikan pada tahun 2016 oleh Budi Handoko (Co-Founder & COO) dan Phil Opamuratawongse (Co-Founder & CEO). 

Shipper sendiri menawarkan beberapa layanan yang pastinya berbeda dengan startup logistik di Indonesia yang lain. Perusahaan ini tidak hanya menawarkan jasa pengiriman barang akan tetapi mereka juga menawarkan penyewaan gudang. Selain itu, perusahaan ini Terintegrasi denga API (Aplication Programing Interface) dimana hal tersebut memudahkan para kurir dengan banyak dengan satu platform saja.

Dalam pendanaan seri B bulan lalu, sebagai agretator bisnis shipper mendapatkan $63 Juta atau kisaran 923 Milliar Rupiah.

Sicepat

PT Sicepat Ekspres ini didirikan oleh The Kim Hai pada tahun 2014. Model bisnis dari sicepat ini sangat bervariasi bagi mulai dari COD, Kirim barang lebih dari 3 Kilogram, Kargo, Layanan cepat dalam sehari dan sebagainya.

Pada maret 2022, Sicepat ini berhasil mendapatkan mendanaan senilai $170 Juta atau 2,4 Triliun Rupiah untuk mengekspansi serta membuat inovasi yang lebih baik lagi untuk perusahaan kedepannya.

Transtrack.ID

Startup logistik Indonesia yang satu ini merupakan start up dengan mengintegrasikan antara kondisi setempat dengan waktu yang tepat (real time). Trastrack.ID ini memiliki beberapa fitur lengkap untuk mendukung manajemen logistik.

Perusahaan ini didirikan oleh Anggia Meisari dan Aris Pujud selaku CEO pada tahun 2019. Selain itu pada tahun 2022 Transtrack.id ini mendaptkan seed funding untuk untuk mendukung pengembangan produk dan pertumbuhan sales senilai $570 ribu atau 8 miliar Rupiah.

Waresix

Waresix adalah startup logistik Indonesia yang menyediakan solusi penyimpanan end-to-end yaitu mencakup transportasi hingga kebutuhan pergudangan. Perusahaan rintisan ii didirikan pada 2017 oleh para engineer Andree Susanto, Edwin, dan Filbert Hansel. Saat ini, Waresix memiliki lebih dari 200 mitra gudang.

Pada April 2022, Waresix mendapatkan pendanaan senilai $50 Juta atau setara dengan 718,4 miliar Rupiah untuk mengekspansi serta menambah daya gedor untuk sales.

Andalin Announces Follow on Funding of 57 Billion Rupiah

Andalin announced an additional funding of $4 million or equivalent to 57.2 billion Rupiah led by Intudo Ventures. A number of investors were involved, including Cardig Group, Beenext, and other strategic investors.

The funding follows the previous series A round in March 2021, at which time BRI Ventures was involved. While Beenext previously led Andalin’s initial funding in 2020.

The fresh money will be focused on increasing the presence of Andalin products in the local market, including strengthening its position in eastern Indonesia. The company is to add more team, targeting 200 people. In addition, a number of new product innovations will soon be rolled out, such as financing, trading platforms for producers and distributors, etc.

Focus on export-import management solution

Was founded in October 2016, Andalin’s focus is to provide digital services that make it easier to manage cross-border shipments. It includes having a B2B model to help shipping companies in Indonesia find affordable cargo transportation — by plane (Air Cargo & Air Courier) or by ship (Full Container Load & Low Container Load).

Through the Andalin platform, customers can communicate, track, and schedule shipments to global destinations. In addition, it also performs real time monitoring with the Andalin Go application launched last year. With the supply chain efficiency, it is expected to help customers reduce shipping costs, simplify administration, and make deliveries on time.

“We started Andalin with the vision of simplifying Indonesia’s international trade by integrating its highly fragmented services ranging from logistics, finance and other trade services into one platform. Indonesia’s export-import value grew from around $300 billion in 2020 to $430 billion in 2021, a remarkable growth especially during the pandemic,” Andalin’s Co-Fonder & CEO, Rifki Pratomo said.

Andalin’s technology aims to solve this issue with a presence in 200 global ports and 200 service partners worldwide. From February 2021 to December 2021, Andalin’s monthly revenue grew by 690%, coupled with a 10.6x increase in the total number of containers shipped.

Apart from Rifki, Andalin was also founded by Ivhan Famly Gunawan (CTO) and Saut Tambunan (COO).

“Indonesia is at the crossroads of global trade routes and now occupies an increasingly prominent position in the supply chain with many global brands leveraging its developing country consumer base and rich natural resources. Built from a suite of cutting-edge digital freight forwarding services, Andalin brings Indonesia to the world and the world to Indonesia, simplifying the export-import process from start to finish,” Intudo Ventures’ Founding Partner, Patrick Yip said.

Logistics startup development

In terms of export-import logistics solutions, there are not many existing startups in the market. Apart from Andalin, platforms that offer similar solutions include Tera Logistic, Allsome, and Janio.

Meanwhile, the issue of logistics within the country itself (for domestic shipments) also still leaves many challenges – especially in the midst of rapidly increasing demand due to e-commerce. So most players are still focused on solving these issues, starting from the supply chain, vehicle management, to logistics management.

Logistics innovation also received good support from investors. Until 2021, DailySocial.id noted a number of startups that have received good support from investors, including:

Perusahaan Putaran Tahun
ASSA (induk AnterAja) Convertible Bond 2021
Andalin Seed Funding, Series A 2020, 2021
Deliveree Series A 2017
Finfleet Series A 2019
GudangAda Series A Series B 2020 2021
J&T Express Venture Round 2021
Kargo Technologies Seed Funding Series A 2019 2020
Logisly Series A 2020
McEasy Seed Funding 2021
Pakde Seed Funding 2018
RaRa Delivery Seed Funding 2021
Ritase Series A 2019
Shipper Seed Funding Series A Series B 2019 2020 2021
SiCepat Series B 2021
TransTrack Seed Funding 2021
Triplogic Seed Funding 2019
Waresix Seed Funding Pre-Series A Series A Series A+ Series B 2018 2018 2019 2020 2020
Webtrace Seed Funding 2020

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here

Andalin Umumkan Pendanaan Lanjutan Senilai 57 Miliar Rupiah

Andalin mengumumkan perolehan pendanaan tambahan senilai $4 juta atau setara 57,2 miliar Rupiah dipimpin Intudo Ventures. Sejumlah investor turut terlibat termasuk Cardig Group, Beenext, dan investor strategis lainnya.

Pendanaan ini melanjutkan perolehan seri A yang didapat perusahaan pada Maret 2021 lalu, kala itu BRI Ventures turut terlibat. Sementara Beenext sebelumnya memimpin pendanaan awal Andalin pada tahun 2020 lalu.

Dana segar akan difokuskan untuk meningkatkan kehadiran produk Andalin di pasar lokasl, termasuk memperkuat posisinya di Indonesia timur. Tim juga akan diperkuat, dari berjumlah 100 ditargetkan menjadi 200. Selain itu sejumlah inovasi produk baru akan segera digulirkan, seperti pembiayaan, platform perdagangan untuk produsen dan distributor, dll.

Fokus di solusi manajemen ekspor-impor

Didirikan sejak Oktober 2016, fokus Andalin adalah menyediakan layanan digital yang mempermudah manajemen pengiriman barang lintas negara (cross border). Termasuk memiliki model B2B untuk membantu perusahaan pengiriman di Indonesia menemukan angkutan kargo yang terjangkau — menggunakan pesawat (Air Cargo & Air Courier) atau kapal laut (Full Container Load & Low Container Load).

Memalui platform Andalin, pelanggan bisa melakukan komunikasi, pelacakan, penjadwalan pengiriman atas barang ke berbagai tujuan global. Juga melakukan pemantauan real time dengan aplikasi Andalin Go yang diluncurkan tahun lalu. Dengan efisiensi proses rantai pasok, diharapkan membantu pelanggan mengurangi biaya pengiriman, menyederhanakan administrasi, dan melakukan pengiriman tepat waktu.

“Kami memulai Andalin dengan visi menyederhanakan perdagangan internasional Indonesia dengan mengintegrasikan berbagai layanannya yang sangat terfragmentasi mulai dari logistik, keuangan, dan layanan perdagangan lainnya ke dalam satu platform. Nilai ekspor-impor Indonesia tumbuh dari sekitar $300 miliar pada 2020 menjadi $430 miliar pada 2021, pertumbuhan yang luar biasa terutama di masa pandemi,” kata Co-Fonder & CEO Andalin Rifki Pratomo.

Teknologi Andalin mencoba memecahkan isu tersebut dengan kehadiran di 200 port global dan 200 mitra layanan di seluruh dunia. Dari Februari 2021 hingga Desember 2021, pendapatan bulanan Andalin mengalami pertumbuhan 690%, ditambah dengan peningkatan 10,6x dalam jumlah total kontainer yang dikirim.

Selain Rifki, Andalin turut didirikan oleh Ivhan Famly Gunawan (CTO) dan Saut Tambunan (COO).

“Indonesia berada di persimpangan rute perdagangan global dan sekarang menempati posisi yang semakin menonjol dalam rantai pasokan dengan banyaknya merek global yang memanfaatkan basis konsumen negara berkembang dan sumber daya alam yang kaya. Dibangun dari rangkaian layanan pengiriman barang digital mutakhir, Andalin membawa Indonesia ke dunia dan dunia ke Indonesia, menyederhanakan proses ekspor-impor dari awal hingga akhir,” sambut  Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip.

Perkembangan startup logistik

Untuk solusi logistik ekspor-impor, startup yang hadir di pasar memang masih bisa dihitung dengan jari. Selain Andalin, platform yang menyuguhkan solusi serupa di antaranya Tera Logistic, Allsome, dan Janio.

Sementara itu, isu logistik di dalam negeri sendiri (untuk pengiriman domestik) juga masih menyisakan banyak tantangan – apalagi di tengah kebutuhan yang meningkat pesat akibat e-commerce. Sehingga kebanyakan pemain masih fokus untuk menyelesaikan isu-isu tersebut, mulai dari supply chain, manajemen kendaraan, hingga tata kelola logistiknya.

Inovasi logistik turut mendapatkan dukungan baik dari para investor. Hingga tahun 2021, DailySocial.id mencatat sejumlah startup yang telah mendapatkan dukungan baik dari pemodal, di antaranya:

Perusahaan Putaran Tahun
ASSA (induk AnterAja) Convertible Bond 2021
Andalin Seed Funding, Series A 2020, 2021
Deliveree Series A 2017
Finfleet Series A 2019
GudangAda Series A Series B 2020 2021
J&T Express Venture Round 2021
Kargo Technologies Seed Funding Series A 2019 2020
Logisly Series A 2020
McEasy Seed Funding 2021
Pakde Seed Funding 2018
RaRa Delivery Seed Funding 2021
Ritase Series A 2019
Shipper Seed Funding Series A Series B 2019 2020 2021
SiCepat Series B 2021
TransTrack Seed Funding 2021
Triplogic Seed Funding 2019
Waresix Seed Funding Pre-Series A Series A Series A+ Series B 2018 2018 2019 2020 2020
Webtrace Seed Funding 2020
Application Information Will Show Up Here

Andalin Memperkuat Ekosistem Layanan Ekspor-Impor, Meluncurkan “Andalin GET”

Usai memperkenalkan aplikasi Andalin Go di paruh tahun ini, startup digital freight forwarder Andalin kembali memperkenalkan produk Andalin GET untuk memperkuat posisinya di industri ekspor-impor Indonesia. Dengan produk ini, eksportir dapat mengatasi kelangkaan pengiriman laut jenis Full Container Load (FCL) dengan beralih ke jenis Less than Container Load (LCL).

Dalam keterangan resminya, Andalin mengubah pengiriman dari sebelumnya FCL menjadi beberapa kontainer berskala kecil (LCL) sehingga pengiriman barang tidak terhambat. Andalin menjamin ketersediaan space LCL dan kepastian jadwal keberangkatan yang dipilih klien.

Head of Commercial Andalin Arlia Irishtiana mengungkapkan, Andalin GET hadir untuk mengatasi fenomena kelangkaan muatan kontainer yang terjadi sejak 2020, terutama di rute laut Indonesia-Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI), ketimpangan jumlah kapal dengan muatan kontainer yang dibawa terjadi sejak 2020. Mengingat banyak pelabuhan yang ditutup karena pandemi Covid-19, pergerakan volume barang mulai lesu sehingga banyak kapal terpaksa berubah jadwal dan mengakibatkan sedikit kontaier yang siap dikirim. Fenomena ini memicu lonjakan biaya pengiriman laut dari Indonesia ke AS hingga 300%.

Menurut Arlia, jika terus berlanjut, situasi ini akan menciptakan dampak buruk terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Pasalnya, ekspor ke AS menyumbang 12% dari total ekspor non-migas Indonesia di 2020 senilai Rp26,5 triliun. AS merupakan negara tujuan ekspor terbesr kedua bagi Indonesia.

“Menjelang akhir tahun, pasti terjadi peningkatan pengiriman karena pola musiman dari kegiatan dna konsumsi masyarakat. Tren ini memicu kelangkaan space pengiriman dan diestimasi terus berlanjut hingga Tahun Baru Imlek di kuartal satu 2022. Maka itu, pelaku pengiriman internasional harus beradaptasi dari yang biasa menggunakan pengiriman FCL untuk mengeksplorasi jenis LCL agar penjualan ke pasar AS tetap berjalan,” paparnya.

Lebih lanjut, Andalin GET membidik berbagai pelaku bisnis dari berbagai vertikal industri. Namun, saat ini Andalin GET baru melayani pengiriman ekspor ke AS mengingat rute ini membutukan inovasi tercepa untuk mengatasi kelangkaan kontainer. Adapun, pelaku bisnis dapat memantau status pengiriman barang secara real-time melalui platform Andalin.

Dihubungi secara terpisah, CEO Andalin Rifki Pratomo mengatakan, untuk tahap awal, layanan Andalin GET baru dapat diakses dengan menghubungi tim ahli Andalin. Ke depannya, Andalin GET akan diintegrasikan ke platform Andalin untuk memudahkan akses layanan.

Pertumbuhan bisnis

Kepada DailySocial, Rifki mengungkap bahwa tahun ini Andalin berhasil mengeksekusi sejumlah inovasi penting untuk mendigitalisasi proses ekspor-impor di Indonesia. Misalnya, peluncuran aplikasi Andalin Go yang bertujuan untuk memangkas rumitnya proses birokrasi logistik dan mendorong efisiensi pada pengiriman barang ekspor-impor.

Kemudian, Andalin juga digandeng platform lending Investree sebagai mitra startup pertama yang memperkenalkan produk paylater untuk UMKM. DailySocial sempat menanyakan perkembangan kerja sama paylater ini, tetapi Rifki enggan memberikan komentar. 

“Pandemi belum usai dan masih ada tantangan pengiriman yang terjadi di dunia selama pandemi. Terlepas dari itu, Andalin tetap tumbuh pesat di 2021 dengan mencatat pertumbuhan bisnis sebesar lebih dari 400% dibandingkan tahun sebelumnya. Kami akan terus berinovasi mempermudah pengiriman bagi perdagangan internasional dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi solusi baru di 2022,” ungkapnya.

Ia mengungkap, gelombang kedua pandemi justru membuat Andalin dapat beradaptasi dengan baik, baik dari sisi bisnis maupun cara bekerja. “Bisnis eksportir harus beradaptasi mengingat banyak kemacetan dan kelangkaan kargo akibat penutupan pelabuhan sehingga diperlukan inovasi-inovasi baru, seperti Andalin GET dan Andalin Go,” tambahnya.

Tahun depan Andalin GET akan fokus melanjutkan tren perkembangan di 2021 dengan meningkatkan jumlah klien dan volume barang. Pihaknya juga sedang mengembangkan platform untuk mendorong kegiatan ekspor dengan konsep one-stop international trade solution.

Investree Mulai Debut Produk Paylater B2B, Gaet Andalin

Startup fintech lending Investree memperkenalkan produk paylater B2B untuk membiayai UKM yang membutuhkan pembayaran di awal. Startup digital freight forwarder Andalin menjadi startup pertama yang digandeng Investree untuk peluncuran produk ini.

Dalam kerja sama ini, pada tahap awal, Investree menawarkan akses pembiayaan bea cukai dan pajak bagi para UKM di Andalin. Baik Investree dan Andalin termasuk dalam portofolio BRI Ventures.

Dalam wawancara bersama DailySocial, Co-Founder & CEO Investree Adrian A. Gunadi menjelaskan dalam dua tahun terakhir perusahaan fokus pada pembiayaan produktif untuk ekosistem digital yang memiliki banyak jaringan UKM dengan kebutuhan kredit yang tidak sedikit.

Posisi Investree sebagai perusahaan fintech lending, membuka kesempatan bagi ekosistem digital tersebut untuk melengkapi kebutuhan para UKM-nya terutama dari sisi kredit modal kerja. “Paylater ini untuk melengkapi produk pembiayaan mata rantai yang dimiliki Investree,” ucapnya.

Penggunaan terminologi paylater dirasa kini semakin familiar di telinga orang Indonesia sebagai pengganti kartu kredit. Dengan demikian, diharapkan akan semakin diterima bila dibawa untuk sektor B2B, ketimbang memakai istilah buyer financing untuk konsep yang sama.

Andalin, sambungnya, termasuk perusahaan yang menarik karena mereka adalah perusahaan 4PL logistik yang tidak hanya menangani urusan ekspor dan impor untuk UKM, namun juga membantu pengurusan administrasinya. Dengan demikian, para UKM dapat diringankan, tidak perlu mengeluarkan biaya besar di awal, sehingga arus kas perusahaan dapat dioptimalkan. Mereka dapat mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

“Apa yang kita finance saat ini adalah uang yang diperlukan UKM untuk membiayai cukai dan segala perizinan terkait barang yang mereka jual ke luar negeri. Sebab, kendala di lapangan, biasanya UKM punya barang bagus tapi kesulitan urus izin ekspor karena butuh dana di depan untuk pembayarannya.”

Dari data yang dikutip, diperkirakan potensi dari pembiayaan bea cukai dan pajak ini mencapai $6 juta (Rp86 miliar), ditambah lagi kesempatan tersebut belum banyak digarap oleh pemain fintech yang bermain di pembiayaan mata rantai.

Dengan masuk ke ekosistem Andalin, Investree berkesempatan untuk menganalisis kinerja UKM berdasarkan data historis, seperti berapa kali melakukan ekspor, rata-rata perdagangannya, dan nilai transaksinya. Data alternatif ini dipakai sebelum menentukan risiko dan tingkat bunganya.

“Kita lihat pembiayaan di sektor produktif ini banyak tantangan, oleh karenanya kita perlu bekerja sama dengan ekosistemnya karena merekalah yang punya data historis terkait terkait kinerja UKM di platform tersebut.”

Secara terpisah, dalam keterangan resmi yang disampaikan pada hari ini (29/6), CEO Andalin Rifki Pratomo menuturkan, kemitraan dengan Investree dapat mendorong perusahaan untuk meracik produk finansial yang menarik dan kompetitif, sekaligus menerapkan risiko yang kuat. “Kami percaya, kolaborasi dengan Investree, yang dimulai dari pembiayaan bea cukai dan pajak, bisa menjadi tahap penting untuk membuat perubahan di bidang pendanaan perdagangan supply chain global.”

Terkait produk paylater ini punya tenor mulai dari dua sampai tiga bulan, dengan tingkat bunga mulai dari 10%-20% untuk setahun efektif. Sumber dana yang dipakai Investree untuk produk ini dari para lender institusi yang sudah bermitra dengan perusahaan, seperti Bank Mandiri, BRI Group, dan Bank Danamon.

“Kami sudah bermitra dengan puluhan lender institusi, mayoritas dari bank lokal dan institusi internasional. Bagi bank segmen ekspor-impor ini sesuai dengan appetite mereka karena ada kaitannya juga dengan membantu UKM naik level.”

Ke depannya, Investree akan terus menggencarkan persebaran produk paylater untuk ekosistem digital lainnya. Ada sejumlah potensi kerja sama yang akan dilakukan, di antaranya dengan perusahaan fesyen dan FMCG yang UKM di dalamnya butuh modal kerja.

Adrian menargetkan produk paylater B2B ini dapat berkontribusi sekitar 15%-20% dari total penyaluran perusahaan senilai Rp5 triliun. Selama ini produk pembiayaan dengan kontribusi terbesar adalah PO financing dan invoice financing dengan kontribusi sebesar 80%.

Perusahaan juga akan memboyong paylater B2B ini untuk unit usahanya yang ada di Thailand dan Filipina karena juga dibutuhkan oleh UKM di sana. “Kami juga berencana untuk meningkatkan fitur paylater B2B ini ke versi ke-2, rencananya akan dirilis pada semester II ini. Nantinya semua proses full host-to-host dengan API jadi automated, kalau versi pertama ini UKM harus registrasi dulu ke situs Investree,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Andalin Logistics Secures Series A Funding from BRI Ventures

BRI Ventures, through Sembrani Nusantara Venture Fund, announced series A funding for Andalin logistics startup. The investment value was undisclosed, but it adds to the bags of pre-series A funding that the company previously obtained in October 2020 worth around seven-figure.

In his remarks, Andalin’s Co-Founder & CEO, Rifki Pratomo said, “We see an opportunity in digitizing first-mile logistics, simplifying processes that are often complicated and confusing for MSMEs, as well as reducing cost barriers. If all goes well, it will encourage MSMEs to do more export-import activities.”

Based on the data, local players account for 70% of the transportation and logistics industry in Indonesia, but the market conditions are still very fragmented. For instance, the top 10 players control less than 30% of the market share.

Last year, Andalin alone managed to facilitate the delivery of goods worth a total of $20 million and was close to positive EBITDA. With GMV reaching $100 million, they are also quite optimistic to secure new funding round at the end of 2021.

This industry potential is projected to grow. One of the motors is the increase in export demand from China, following the ratification of the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), which has 15 members in the Asia Pacific. RCEP is estimated to help increase Indonesia’s overall exports by 11%, and increase investment by up to 20% in the five years after the agreement runs.

Was founded in 2016, Andalin helps many businesses to run export-import shipments. This includes having a B2B model to help shipping companies in Indonesia find affordable cargo transportation – using aircraft (Air Cargo & Air Courier) or ships (Full Container Load & Low Container Load).

In addition, Andalin also has a supply chain service. This includes consulting services, customs management for export-import, and cargo insurance. They have also become Alibaba’s official partner in Indonesia, bridging the needs of local entrepreneurs to embrace the international market through the Alibaba platform.

“We are very pleased to support Andalin’s mission to bridge the logistical gap which has historically been a major obstacle for Indonesian businesses trying to go global. This is in line with BRI’s commitment to developing and empowering the nation’s MSMEs,” BRI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said.

Logistics startups continue to attract investors. In 2020, besides Andalin, there were 6 other startups that also received funding, including Webtrace, Logisly, Shipper, GudangAda, Kargo Technologies, and Waresix. Even Wasresix’s last investment round in series B managed to realize the total fund worth $75 million.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Gambar Header: Depositphotos.com

Startup Logistik Andalin Bukukan Pendanaan Seri A dari BRI Ventures

BRI Ventures, melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara, mengumumkan pendanaan seri A untuk startup logistik Andalin. Tidak disebutkan nilai investasi yang diberikan, namun menambah pundi-pundi modal dari dana pra-seri A yang sebelumnya didapat perusahaan Oktober 2020 lalu dengan kisaran nilai 7-digit dolar.

Dalam sambutannya, Co-Founder & CEO Andalin Rifki Pratomo mengatakan, “Kami melihat peluang dalam mendigitalkan logistik first-mile, menyederhanakan proses yang sering berbelit-belit dan tidak jelas untuk UMKM, sekaligus mengurangi hambatan biaya. Jika semua lancar, maka akan mendorong UMKM untuk lebih banyak melakukan kegiatan ekspor impor.”

Dari data yang disampaikan, pemain lokal menyumbang 70% dari industri pengangkutan dan logistik di Indonesia, namun kondisi pasarnya masih sangat terfragmentasi. Sebagai gambaran, 10 pemain teratas menguasai kurang dari 30% dari pangsa pasar.

Andalin sendiri tahun lalu berhasil memfasilitasi pengiriman barang senilai total $20 juta dan mendekati EBITDA positif pada akhir tahun lalu. Dengan GMV mencapai $100 juta, mereka juga cukup optimis bisa membukukan putaran pendanaan baru di akhir tahun 2021 ini.

Diproyeksikan potensi industri ini akan terus bertumbuh. Salah satu penggeraknya adalah peningkatan permintaan ekspor dari China, menyusul ratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang beranggotakan 15 negara di Asia Pasifik. RCEP diperkirakan dapat membantu meningkatkan ekspor Indonesia secara keseluruhan sebesar 11%; dan meningkatkan investasi hingga 20% dalam lima tahun setelah kesepakatan tersebut berjalan.

Didirikan sejak tahun 2016, Andalin banyak membantu bisnis untuk melakukan pengiriman ekspor-impor. Termasuk memiliki model B2B untuk membantu perusahaan pengiriman di Indonesia menemukan angkutan kargo yang terjangkau — menggunakan pesawat (Air Cargo & Air Courier) atau kapal laut (Full Container Load & Low Container Load).

Selain itu Andalin juga memiliki layanan supply chain. Di dalamnya termasuk jasa konsultan, kepengurusan bea cukai untuk ekspor-impor, dan asuransi kargo. Mereka juga sudah menjadi mitra resmi Alibaba di Indonesia, menjembatani kebutuhan pengusaha lokal untuk merangkul pasar internasional lewat platform Alibaba.

“Kami sangat senang untuk mendukung misi Andalin dalam menjembatani kesenjangan logistik yang secara historis menjadi rintangan utama bagi bisnis Indonesia yang mencoba mendunia. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM bangsa,” ujar CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Startup logistik terus memikat para investor. Tahun 2020 lalu, selain Andalin ada 6 startup lainnya yang juga mendapatkan pendanaan, meliputi Webtrace, Logisly, Shipper, GudangAda, Kargo Technologies, dan Waresix. Bahkan putaran investasi terakhir yang dibukukan Waresix dalam seri B berhasil menggenapkan total dana yang dihimpun senilai $75 juta.

Gambar Header: Depositphotos.com

Andalin Secures New Funding, Local Logistics are Getting the Highlight

The smart logistic platform developer Andalin posted new funding led by BEENEXT. Access Ventures and ATM Capital took part in this round. There was no further details regarding the nominal, but Andalin is said to have raised $1.5 million, equivalent to 22 billion Rupiah.

The additional capital will be focused on expanding the team and strengthening services, the target is to acquire more clients from manufacturing companies and distributors. The service expansion throughout Indonesia will be their next target.

Was founded in 2016 by Rifki Pratomo, Andalin helps many businesses to perform export-import shipments. Including having a B2B model to help shipping companies in Indonesia find affordable cargo transportation – using aircraft (Air Cargo & Air Courier) or ships (Full Container Load & Low Container Load).

In addition, Andalin also has a supply chain service. This includes consulting services, customs management for import-export, and cargo insurance. They have also become Alibaba’s official partner in Indonesia, bridging the needs of local entrepreneurs to embrace the international market through the Alibaba platform.

“Our mission is to simplify and optimize international trade for businesses in Indonesia, starting with cross-border logistics,” Rifki said.

He also believes that Indonesia is experiencing a manufacturing boom, as happened in China three decades ago. This trend was accelerated by the US-China trade war which resulted in companies relocating manufacturing from China to countries in Southeast Asia, including Indonesia.

“By building a delivery company with modern technology, Andalin has the ability to dynamically simplify international supply chain solutions for our clients,” he added.

In Indonesia, the logistics business is quite developed, driven by many factors. Apart from manufacturing developments, the e-commerce business growth trend is also predicted to be a supporting factor. Moreover, there are many services from home and abroad that reach the international market. In the export-import segment, Andalin is not alone, there are several other players in the area include Expedito, Tera Logitic, and Janio.

Ekosistem bisnis logistik di Indonesia data iInfografik per Maret 2019)
Logistis business ecosystem in Indonesia, Infographic per March 2019

Logistics startup funding

The pandemic has become a momentum for logistics startups to maximize business. Evidently, this year there have been several startups in related fields that have received funding. The most significant was obtained by Waresix through the series B round if in total the company had raised $ 100 million worth of funding or the equivalent of 1.5 trillion Rupiah.

Startup Stage Nominal Investor
Andalin Seed BEENEXT, Access Ventures, ATM Capital
Waresix Series B EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, Redbadge Pacific
Webtrace Seed Corin Capital, Prasetia Dwidharma, Astra Ventures
Shipper Series A $20 million Prosus Ventures, Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, AC Ventures
GudangAda Series A $25,4 million Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker Partners
Kargo Technologies Series A $31 million Tenaya Capital, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, Mirae Asset Venture Investment
Waresix Series A $25,5 million EV Growth, Jungle Ventures

Compared to last year, the trend is increasing, both in terms of quantity and nominal volume. From DailySocial’s records, there were 6 startups in the logistics sector that received funding from investors throughout 2019, as follows:

Startup Stage Nominal Investor
Kargo Technologies Seed $7,6 million Sequoia India, 10100 Fund, Agaeti Ventures, Northstar Group, Intudo Ventures, Zhenfund, ATM Capital, Innoven Capital
Triplogic Seed East Ventures
Ritase Series A $8,5 million Golden Gate Ventures, Jafco Asia, ZWC Partners, Insignia Ventures, Beenext, Skystar Capital, Mitsubishi Corporation
Waresix Series A $14,5 million EV Growth, Sinarmas Digital Ventures, Jungle Ventures
Shipper Seed $5 million Lightspeed Ventures, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures, Y Combinator
Finfleet Seri A $3,5 juta Kejora Ventures, XL Axiata, Gobi Ventures, Skystar Ventures, Asian Trust Capital


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Andalin Dapat Pendanaan Baru, Startup Logistik Lokal Makin Diperhitungkan Investor

Pengembang platform smart logistic Andalin membukukan pendanaan baru yang dipimpin oleh BEENEXT. Access Ventures dan ATM Capital turut andil dalam putaran ini. Tidak disebutkan detail nominal pendanaan yang diberikan, namun disampaikan Andalin telah mengumpulkan total pendanaan $1,5 juta setara 22 miliar Rupiah.

Modal tambahan akan difokuskan untuk memperluas tim dan memperkuat layanan, targetnya dapat mengakuisisi lebih banyak klien dari perusahaan manufaktur dan distributor. Perluasan layanan di seluruh Indonesia juga akan jadi target selanjutnya.

Didirikan sejak tahun 2016 oleh Rifki Pratomo, Andalin banyak membantu bisnis untuk melakukan pengiriman ekspor-impor. Termasuk memiliki model B2B untuk membantu perusahaan pengiriman di Indonesia menemukan angkutan kargo yang terjangkau — menggunakan pesawat (Air Cargo & Air Courier) atau kapal laut (Full Container Load & Low Container Load).

Selain itu Andalin juga memiliki layanan supply chain. Di dalamnya termasuk jasa konsultan, kepengurusan bea cukai untuk ekspor-impor, dan asuransi kargo. Mereka juga sudah menjadi mitra resmi Alibaba di Indonesia, menjembatani kebutuhan pengusaha lokal untuk merangkul pasar internasional lewat platform Alibaba.

“Misi kami adalah merampingkan dan terus mengoptimalkan perdagangan internasional untuk bisnis di Indonesia, dimulai dengan logistik lintas batas,” kata Rifki.

Ia juga meyakini, bahwa di Indonesia sedang mengalami booming manufaktur, seperti yang terjadi di Tiongkok tiga dekade lalu. Tren ini dipercepat oleh perang dagang AS-Tiongkok yang mengakibatkan perusahaan merelokasi manufaktur dari Tiongkok ke negara-negara di Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia.

“Dengan membangun perusahaan pengiriman dengan teknologi modern, Andalin memiliki kemampuan untuk secara dinamis merampingkan solusi rantai pasokan internasional untuk klien kami,” imbuhnya.

Di Indonesia sendiri bisnis logistik cukup berkembang, didorong oleh banyak faktor. Selain perkembangan manufaktur, tren pertumbuhan bisnis e-commerce juga digadang-gadang menjadi faktor penyokong. Terlebih, banyak layanan dari dalam dan luar negeri yang menjamah pasar internasional. Di segmen ekspor-impor sendiri, Andalin tidak sendirian, beberapa pemain lain di area tersebut antara lain Expedito, Tera Logitic, dan Janio.

Ekosistem bisnis logistik di Indonesia data iInfografik per Maret 2019)
Ekosistem bisnis logistik di Indonesia data iInfografik per Maret 2019)

Pendanaan startup logistik

Pandemi justru seperti menjadi momentum bagi para startup logistik untuk memaksimalkan bisnis. Terbukti, sepanjang tahun ini sudah ada beberapa startup di bidang terkait yang mendapatkan pendanaan. Paling signifikan didapatkan Waresix melalui putaran seri B, jika ditotal secara keseluruhan perusahaan telah mengumpulkan pendanaan senilai $100 juta atau setara dengan 1,5 triliun Rupiah.

Startup Tahapan Nilai Investor
Andalin Seed BEENEXT, Access Ventures, ATM Capital
Waresix Series B EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, Redbadge Pacific
Webtrace Seed Corin Capital, Prasetia Dwidharma, Astra Ventures
Shipper Series A $20 juta Prosus Ventures, Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, AC Ventures
GudangAda Series A $25,4 juta Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker Partners
Kargo Technologies Series A $31 juta Tenaya Capital, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, Mirae Asset Venture Investment
Waresix Series A $25,5 juta EV Growth, Jungle Ventures

Dibanding tahun lalu trennya meningkat, dari sisi kuantitas maupun nominal yang dibukukan. Dari catatan DailySocial, sepanjang 2019 ada 6 startup di bidang logistik yang mendapatkan pendanaan dari investor, sebagai berikut:

Startup Tahapan Nilai Investor
Kargo Technologies Seed $7,6 juta Sequoia India, 10100 Fund, Agaeti Ventures, Northstar Group, Intudo Ventures, Zhenfund, ATM Capital, Innoven Capital
Triplogic Seed East Ventures
Ritase Series A $8,5 juta Golden Gate Ventures, Jafco Asia, ZWC Partners, Insignia Ventures, Beenext, Skystar Capital, Mitsubishi Corporation
Waresix Series A $14,5 juta EV Growth, Sinarmas Digital Ventures, Jungle Ventures
Shipper Seed $5 juta Lightspeed Ventures, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures, Y Combinator
Finfleet Seri A $3,5 juta Kejora Ventures, XL Axiata, Gobi Ventures, Skystar Ventures, Asian Trust Capital

Delapan Startup Tuntaskan Pitching Final Virtual Startup Hunt Bubu Awards V.10

Indosat Ooredoo IDByte 2017 resmi digelar pada Senin, (25/9), dengan mengadakan Final Virtual Startup Hunt yang merupakan bagian Bubu Awards v.10.

Sebelum babak final diselenggarakan, Visual Startup Hunt telah menyelesaikan babak penyisihan di lima kota, yakni Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan pada 5-6 Agustus 2017. Akhirnya, terpilih delapan startup untuk pitching di hadapan dewan juri.

Seluruh startup akan dievaluasi dalam lima area, yaitu tingkat urgensi produk di pasar, inovasi secara pendekatan pedagogis, user experience (UX), potensi pertumbuhan dalam user base, dan potensi berkembang menjadi bisnis yang berkelanjutan.

Berdasarkan lima penilaian ini, juri akan memilih dua pemenang dengan dua kategori Best Growth dan Most Innovative Startup. Pemenang akan diumumkan dalam Bubu Awards pada 28 September 2017. Para pemenang akan diterbangkan ke Silicon Valley dan Swedia untuk menjalani bootcamp pada Februari 2018 mendatang.

Dalam kompetisi yang sama pada dua tahun lalu, Startup Hunt memilih startup dari Bandung yaitu Kakatu, platform pemantau aktivitas digital anak di smartphone.

“Melalui penyelenggaraan Bubu Awards v.10, kami berharap agar para pengusaha di Indonesia dapat lebih percaya diri dalam mengajukan gagasan-gagasan dan talenta mereka, juga agar bisa lebih sukses dan mampu mentransformasi bisnis mereka sehingga dapat berperan aktif di pasar dunia,” ujar Ketua Komite Penyelenggara IDByte 2017 & Bubu Awards v.10 Shinta W Dhanuwardoyo.

Untuk lebih detil mengenai delapan startup yang mengikuti pitching Final Virtual Startup Hunt, berikut rangkumannya:

Andalin

Startup ini fokus mengembangkan layanan terintergasi satu pintu yang fokus pada kepabean untuk memudahkan pengusaha UKM hingga menengah ke atas dalam kegiatan ekspor dan impor. Andalin telah bekerja sama dengan shipping agent dan warehouse di beberapa negara. Mereka juga terpilih menjadi salah satu pemenang dalam program akselerator Ideabox batch keempat.

Bildeco

Bildeco pernah menjadi startup yang berhak mengikuti program Founder Institute Angkatan Keenam. Ini adalah layanan e-commerce khusus untuk bahan bangunan yang membantu perusahaan kontraktor mendapatkan harga terbaik melalui jaringan pabrik dan penyuplai yang luas di Indonesia. Terhitung saat ini Bildeco sudah menghimpun lebih dari 10 ribu SKU.

Botika

Pernah terpilih sebagai peserta dalam kompetisi #NextDev. Botika adalah platform artificial intelligence yang menggunakan Natural Language Processing (NLP) berbahasa Indonesia. Platform ini dapat terhubung dengan berbagai layanan messanging, menawarkan rekomendasi pilihan kepada pengguna. Botika dapat merespons otomatis di bidang customer service, tiket pesawat, pemesanan kamar hotel, jadwal film hingga pemesanan restoran.

Eresto

Startup ini sebelumnya baru terpilih sebagai salah satu startup yang akan dikirim untuk konferensi di Startup World Cup 2018. Eresto menyediakan jasa layanan manajemen restoran berbasis SaaS. Startup ini menyediakan layanan terintegrasi dan real time untuk restoran dengan banyak cabang. Selain itu, tersedia fitur self-order sehingga konsumen dapat langsung memesan dari mejanya.

Jala

Jala sebelumnya pernah menjadi juara dalam kompetisi Creative Business Cup 2017. Jala adalah startup yang bergerak sebagai asisten untuk usaha tambak udang. Sistem yang dihadirkan adalah perangkat IoT yang dikembangkan sendiri untuk membantu petambak dalam memantau kualitas air. Perangkat tersebut didesain untuk mengatasi masalah budidaya udang dengan mengukur, menganalisis, dan memberikan semua rekomendasi berdasarkan kondisi air tambak.

Mall Sampah

Mall Sampah adalah startup yang lahir di Makassar, menghadirkan solusi kelola sampah secara online untuk rumah tangga dan kantor. Semua orang dapat menjual dan mengelola sampah melalui situs Mall Sampah. Cara kerjanya, Mall Sampah menghubungkan pengguna dengan pengepul dan pemulung terdekat, sehingga lebih mudah dalam menjual dan mengelola sampah.

Marlin Booking

Bersama dengan Eresto, Marlin Booking juga terpilih sebagai salah satu pemenang yang akan dikirim untuk mengikuti konferensi di Startup World Cup 2018. Marlin Booking merupakan aplikasi pemesanan tiket ferry online. Saat ini rute yang dilayani untuk Batam-Singapura dan Batam-Malaysia, serta sebaliknya dengan jaminan waktu pemesanan 15 menit.

Simbah

Sebelumnya Simbah pernah tergabung sebagai peserta untuk program inkubator Indigo. Simbah merupakan aplikasi virtual assistant untuk membantu para petani dalam memberikan informasi seputar pertanian. Selain itu, Simbah juga membantu petani menjual produknya dalam marketplace.


Disclosure: DailySocial adalah media partner rangkaian IDBYTE 2017