Garmin Ungkap Vivofit Jr., Activity Tracker Khusus Anak-Anak

Activity tracker untuk anak-anak adalah salah satu tren baru yang muncul di ranah wearable belakangan ini, dan Garmin sepertinya tidak ingin ketinggalan kesempatan. Berangkat dari kesuksesan seri Vivofit, Garmin memperkenalkan Vivofit Jr.

Didesain untuk anak-anak berusia 4 – 9 tahun, Vivofit Jr. mempunyai desain yang unik dimana strap-nya tidak dilengkapi mekanisme pengencang. Sebagai gantinya, material yang digunakan bisa melar, dan ini diyakini dapat terasa lebih nyaman di pergelangan tangan.

Berbagai variasi motif yang warna-warni menjadi daya tarik tersendiri perangkat ini di mata anak-anak. Durabilitas juga menjadi aspek penting buat Vivofit Jr., mengingat aktivitas anak-anak umumnya bisa lebih ‘brutal’ dari orang dewasa. Melengkapi semua itu, Vivofit Jr. tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Selain memonitor jumlah langkah kaki dan waktu aktif anak-anak, Vivofit Jr. juga akan memonitor pola tidur mereka. Perangkat dilengkapi sebuah layar beresolusi tinggi dan sangat terang, bahkan di bawah terik matahari sekalipun, yang akan menampilkan waktu dan tanggal sekaligus mengingatkan anak-anak untuk terus aktif lewat sebuah move bar.

Vivofit Jr. ditemani oleh sebuah aplikasi pendamping untuk anak-anak maupun orang tua. Bagi para orang tua, mereka dapat memantau aktivitas harian maupun pola tidur anak-anaknya melalui aplikasi ini. Sedangkan untuk anak-anak, aplikasi ini mengemas semacam mini game dimana achievement tertentu akan dibuka setelah mereka menyelesaikan target hariannya selama 60 menit.

Motivasi sejatinya merupakan elemen penting bagi keseharian anak, dan fitur ini diharapkan bisa membuat mereka jadi lebih aktif. Buat yang tertarik, Garmin Vivofit Jr. sekarang telah dipasarkan seharga $80.

Sumber: Business Wire.

Action Cam Garmin Virb Ultra 30 Andalkan Sensor 4K dan Fitur Perintah Suara

Sebelum GoPro memperkenalkan Hero5 atau nama apapun yang mereka berikan pada action cam selanjutnya, sekarang adalah momen yang tepat bagi pabrikan lain untuk mencuri start. Garmin adalah salah satu yang bergerak cepat dengan mengungkap action cam terbarunya, Virb Ultra 30.

Virb Ultra 30 membawa peningkatan yang sangat pesat dibanding kedua pendahulunya. Namanya mengindikasikan kemampuan utamanya, yakni merekam video Ultra HD alias 4K dalam kecepatan 30 fps, atau bisa juga untuk mengabadikan video slow-motion 240 fps dalam resolusi 720p.

Menemani sensor 12 megapixel tersebut adalah sistem image stabilization 3-axis yang siap menstabilkan dan memuluskan perekaman di bermacam kondisi. Garmin tak lupa menyematkan mikrofon bersentivitas tinggi, yang diyakini bisa menangkap audio berkualitas meski kamera terbungkus oleh casing anti-airnya yang tahan hingga kedalaman 40 meter.

Desain Garmin Virb Ultra 30 sangat mirip dengan GoPro / Garmin
Desain Garmin Virb Ultra 30 sangat mirip dengan GoPro / Garmin

Akan tetapi perubahan terbesar yang dibawa Virb Ultra 30 adalah sistem kontrol berbasis suara, persis seperti yang kita jumpai pada mayoritas smartphone terkini. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan kamera tanpa mengandalkan tangannya sama sekali; cukup ucapkan kalimat seperti “OK Garmin, start recording” atau “OK Garmin, remember that” untuk menandai momen tertentu dalam hasil rekaman.

Aplikasi pendamping Virb di smartphone kini juga telah mendukung fitur live streaming ke YouTube. Lewat aplikasi ini pula pengguna bisa menambatkan data-data seperti kecepatan atau tingkat ketinggian pada video yang semuanya dikumpulkan oleh sensor-sensor milik kamera, sebuah fitur yang dipopulerkan oleh Virb X dan Virb XE tahun lalu.

Garmin Virb Ultra 30 bisa dioperasikan dengan perintah suara seperti smartphone / Garmin
Garmin Virb Ultra 30 bisa dioperasikan dengan perintah suara seperti smartphone / Garmin

Secara desain, Virb Ultra 30 tampak semakin mirip dengan GoPro. Sisi belakangnya didominasi oleh layar sentuh, dan layar ini masih tetap bisa beroperasi meski kamera sedang berada dalam casing anti-air. Dimensinya ringkas, hanya 88 gram termasuk unit baterainya. Baterainya sendiri diperkirakan bisa bertahan selama 1 jam ketika dipakai untuk merekam video 4K.

Garmin Virb Ultra 30 saat ini telah dipasarkan seharga $500. Melihat canggihnya fitur-fitur yang ditawarkan, sepertinya GoPro punya banyak pekerjaan rumah untuk segera diselesaikan.

Sumber: Garmin.

Perangkat GPS Terbaru Garmin Diciptakan untuk Kegiatan Bersepeda Berkelompok

Bersepeda adalah salah satu kegiatan yang lebih asyik dilakukan secara berkelompok. Semakin ramai, biasanya semakin seru pula aktivitas bersepeda di akhir pekan. Itulah mengapa Garmin merancang perangkat GPS sepeda barunya dengan fitur unik bernama GroupTrack.

Ada dua perangkat GPS sepeda baru yang Garmin luncurkan pekan lalu, yakni Edge 820 dan Edge Explore 820. Dua-duanya sama-sama mengusung fitur GroupTrack yang memungkinkan hingga 50 pengguna sekaligus untuk saling terhubung ketika sedang bersepeda bareng dalam radius 16 km.

Fitur GroupTrack ini sangat berguna terutama ketika rekan bersepeda Anda punya ‘betis kuda’ dan suka sekali ngebut; Anda tak perlu bersusah-payah mengejarnya, cukup kayuh sesuai kemampuan, lalu lacak lokasi teman Anda tersebut dengan memanfaatkan fitur GroupTrack seandainya sudah tertinggal jauh dan lenyap dari pandangan mata.

Tentunya bukan cuma GPS yang tertanam di Edge 820 dan Edge Explore 820, tetapi juga GLONASS dan altimeter, memungkinkannya untuk memonitor kecepatan, jarak tempuh, lokasi dan tingkat elevasi. Khusus untuk Edge 820, ia bisa memonitor VO2 max (volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh selagi beraktivitas) saat dipadukan dengan heart-rate monitor, baik yang berwujud chest strap maupun smartwatch macam Vivoactive HR.

Garmin Edge Explore 820 / Garmin
Garmin Edge Explore 820 / Garmin

Masing-masing perangkat mengemas layar sentuh 2,3 inci yang bisa dioperasikan meski menggunakan sarung tangan atau jari sedang basah. Keduanya juga kompatibel dengan lini perangkat Garmin Varia, termasuk halnya Varia Vision yang merupakan heads-up display (HUD) khusus para pesepeda.

Layar yang sama juga bisa dipakai untuk menampilkan notifikasi panggilan telepon atau pesan teks dari smartphone yang tersambung. Baterainya diyakini sanggup bertahan selama 15 jam, dan bisa lebih lama lagi jika mode battery saver-nya diaktifkan.

Saat ini Garmin Edge 820 dan Edge Explore 820 telah dipasarkan masing-masing seharga $400 dan $350. Garmin juga bakal menawarkan Edge 820 yang dibundel bersama sensor kecepatan, sensor cadence dan heart-rate monitor seharga $500.

Sumber: CNET dan Garmin.

Activity Tracker Terbaru Garmin Dibekali Heart-Rate Monitor, GPS dan Fitur Tracking Otomatis

Garmin terus membentangkan sayapnya di ranah perangkat wearable. Setelah memperkenalkan Vivomove, jam tangan analog dengan kemampuan activity tracking, kini Garmin kembali merilis versi anyar dari tracker andalannya, Vivosmart.

Versi baru ini dijuluki Vivosmart HR+. Bentuk dan desainnya hampir identik dengan Vivosmart HR yang diumumkan tahun kemarin. Perbedaannya ada ada jeroannya, dimana Vivosmart HR+ kini tak cuma dibekali sensor laju jantung saja, tetapi juga GPS dan kemampuan memonitor sejumlah aktivitas secara otomatis (Garmin Move IQ), mulai dari berjalan, berlari, bersepeda, berenang sampai latihan elliptical.

Kehadiran GPS juga berarti data yang dikumpulkan untuk aktivitas berbasis jarak akan jauh lebih akurat. Meski sepintas pembaruannya terdengar biasa-biasa saja, penambahan GPS dan fitur Move IQ tadi saja sudah bisa memberikan pengalaman yang lebih signifikan ketimbang pendahulunya.

Sama seperti perangkat wearable Garmin lainnya, data yang dikumpulkan Vivosmart HR+ akan disinkronisasikan secara otomatis dengan aplikasi Garmin Connect di smartphone. Pengguna juga bisa memanfaatkan Vivosmart HR+ untuk meneruskan notifikasi, mengontrol jalannya musik maupun melacak lokasi ponsel yang terselip entah ke mana.

Soal baterai, Vivosmart HR+ diklaim mampu beroperasi hingga lima hari nonstop meski tengah memonitor laju jantung secara konstan. Namun perlu dicatat, daya tahan baterainya akan menurun drastis menjadi 8 jam saja ketika GPS diaktifkan.

Garmin Vivosmart HR+ saat ini sudah mulai dipasarkan dengan banderol harga $220. Ia datang dalam tiga pilihan warna dan dua ukuran strap.

Sumber: Garmin.

Garmin Luncurkan Vivomove, Arloji Analog Berkemampuan Activity Tracking

Seiring berjalannya waktu, pabrikan semakin mengerti bahwa tidak semua konsumen menginginkan smartwatch. Sebagian mungkin hanya membutuhkan gelang pintar, sebagian lain belum bisa lepas dari jam tangan tradisional, dan sisanya mungkin mendambakan sebuah arloji premium dengan fitur activity tracking.

Pabrikan asal Perancis, Withings, sebelumnya sudah memulai tren arloji analog berkemampuan activity tracking lewat lini Activité. Namun kini Garmin sudah siap dengan pesaingnya yang dijuluki Vivomove.

Fisik Vivomove sengaja dirancang seelegan mungkin, mengingat ia memang merupakan sebuah jam tangan analog dengan tiga jarum penunjuk waktu. Ia hadir dalam tiga varian: Vivomove Sport, Vivomove Classic dengan strap kulit, dan Vivomove Premium dengan bodi stainless steel dan strap kulit.

Jika dilihat sepintas, Anda mungkin tidak menyadari kalau jam tangan ini menyimpan fitur pintar ala activity tracker pada umumnya. Di antara angka 8 dan 10, terdapat sebuah garis indikator hitam yang akan terisi selagi pengguna menjalani aktivitas dan mendekati target hariannya.

Di sisi sebaliknya, hadir garis indikator merah yang akan terisi ketika pengguna sudah terlalu lama duduk diam. Warna merah yang mencolok akan menjadi pengingat yang efektif bagi pengguna untuk terus bergerak demi kebugaran tubuhnya sendiri.

Garmin Vivomove hadir dalam tiga varian: Sport, Classic dan Premium / Garmin
Garmin Vivomove hadir dalam tiga varian: Sport, Classic dan Premium / Garmin

Selain memonitor aktivitas, Vivomove juga siap memonitor pola dan kualitas tidur penggunanya. Semua data yang dikumpulkan akan disinkronisasikan secara otomatis dengan aplikasi Garmin Connect di smartphone untuk dievaluasi lebih lanjut.

Selebihnya, Vivomove menyimpan segala kebaikan yang kita kenal dari jam tangan tradisional, seperti misalnya ketahanan air hingga 50 meter dan daya tahan baterai sampai setahun nonstop, tidak lupa juga desain menawan ala arloji buatan Swiss.

Garmin Vivomove akan dipasarkan seharga $150 untuk varian Sport, $200 untuk varian Classic, dan $300 untuk varian Premium. Mengikuti tren terkini, varian Classic dan Premium-nya juga hadir dalam aksen warna emas dan rose gold. Ia pun juga kompatibel dengan strap arloji standar berukuran 20 mm.

Sumber: Garmin.

Garmin Rilis Dua Perangkat Wearable Anyar, Vivofit 3 dan Vivoactive HR

Kemeriahan event Mobile World Congress 2016 di Barcelona dimanfaatkan Garmin untuk memperkenalkan dua perangkat wearable terbarunya: Garmin Vivofit 3 dan Garmin Vivoactive HR. Keduanya merupakan suksesor yang membawa sejumlah peningkatan, baik dari segi fitur maupun estetika.

Garmin Vivofit 3

Garmin Vivofit 3

Sejak generasi pertamanya, Vivofit secara spesifik ditujukan buat konsumen yang sekadar memerlukan fitness tracker sederhana yang bisa diandalkan setiap harinya. Vivofit 3 masih mempertahankan esensi tersebut, namun desainnya kini telah diperbarui sehingga tampak lebih fashionable.

Layarnya kini mengecil, tapi tidak masalah karena pengguna sekarang bisa mengganti strap-nya dengan gaya yang bermacam-macam. Semua fitur tracking-nya masih tersedia, mulai dari memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan fitur sleep tracking secara otomatis.

Namun perubahan yang paling menonjol adalah kehadiran fitur bernama Move IQ. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan Vivofit 3 untuk mengenali berbagai macam aktivitas fisik, termasuk berlari, bersepeda atau berenang, lalu memulai proses tracking dengan sendirinya. Kedengarannya tidak asing? Ya, cara kerjanya memang mirip seperti fitur SmartTrack milik Fitbit.

Atribut penting pendahulunya turut dipertahankan oleh Vivofit 3, yakni daya tahan baterai selama satu tahun penuh. Ia mengemas baterai kancing standar seperti yang biasa dipakai oleh jam tangan, jadi Anda tak perlu dipusingkan dengan charging sama sekali.

Vivofit 3 akan dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini seharga $100. Garmin juga akan menawarkan bundle berisi dua strap ekstra karya desainer ternama seharga $40. Contohnya bisa Anda lihat sendiri pada gambar di atas.

Garmin Vivoactive HR

Garmin Vivoactive HR

Selain Vivofit 3, Garmin turut memperkenalkan suksesor dari smartwatch Vivoactive. Didapuk Vivoactive HR, desainnya kini jauh lebih modis daripada pendahulunya. Layarnya masih menggunakan panel sentuh berwarna yang selalu menyala, serta dapat dibaca dengan mudah meski berada di bawah terik matahari.

Penambahan label “HR” menandakan bahwa smartwatch ini sekarang punya kemampuan memonitor laju jantung pengguna secara konstan. Garmin memakai teknologi rancangannya sendiri, sama seperti yang tersematkan dalam Garmin Forerunner 235. Tidak ketinggalan pula kehadiran barometric altimeter yang memungkinkannya untuk memonitor tingkat elevasi.

Smartwatch ini masih ditenagai oleh software Garmin Connect IQ yang memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengunduh aplikasi maupun watch face ekstra dengan mudah. Bersamaan dengan itu, hadir pula fitur Move IQ seperti yang dimiliki Vivofit 3 tadi.

Soal daya tahan baterai, Garmin mengklaim Vivoactive HR bisa bertahan selama 8 hari meski digunakan untuk memonitor aktivitas maupun laju jantung secara terus-menerus. Hanya saja kalau pengguna turut mengaktifkan fungsi GPS, daya tahan baterainnya akan menurun drastis menjadi 13 jam saja.

Sama seperti Vivofit 3, Vivoactive HR bakal meluncur ke pasaran mulai kuartal kedua tahun ini seharga $250. Konsumen juga bisa membeli strap ekstra dalam berbagai pilihan warna, masing-masing dihargai $30.

Sumber: Garmin 1, 2 via Wareable 1, 2.

Garmin Varia Vision Suguhkan Heads-Up Display untuk Pesepeda

Tahun lalu, Garmin memperkenalkan lini produk baru bernama Varia, dengan misi mulia yakni mengurangi angka cedera yang dialami para pesepeda. Enam bulan berselang, kini Garmin sudah siap mengungkap anggota terbaru dari lini tersebut, yang dipamerkan langsung ke hadapan pengunjung CES 2016.

Dijuluki Garmin Varia Vision, perangkat ini punya tujuan untuk menyajikan informasi penting dengan cara yang lebih intuitif ketimbang alat GPS navigator standar. Merujuk namanya, sebenarnya kita bisa menduga bahwa perangkat ini ada hubungannya dengan mata pengguna. Dan benar saja, Anda boleh menganggapnya sebagai Google Glass-nya penggiat olahraga bersepeda.

Namun tidak seperti Google Glass, Varia Vision hanya merupakan sebuah aksesori pelengkap yang bisa Anda jepitkan ke frame kacamata – baik di sisi kiri ataupun kanan – menyulap kacamata apapun menjadi sebuah heads-up display (HUD) yang informatif dan mudah dipahami tanpa mengganggu konsentrasi ketika berada di jalanan.

Sebuah layar kecil akan menampilkan sederet info, mulai dari data performa, panduan navigasi sampai notifikasi yang berasal dari smartphone. Tapi informasi tersebut tidak dikumpulkan dengan sendirinya, melainkan diteruskan dari perangkat yang kompatibel macam navigator Edge 1000 ataupun Varia Rearview Radar.

Garmin Varia Vision

Sepintas memang terkesan terlalu rumit karena membutuhkan kehadiran perangkat lain. Akan tetapi hal ini justru bisa membuka potensi Varia Vision lebih luas lagi. Contohnya, ketika dipasangkan dengan Varia Rearview Radar, Varia Vision akan menampilkan peringatan terkait mobil ataupun kendaraan lain yang sedang melaju di belakang pesepeda, sehingga pada akhirnya mereka bisa lebih berhati-hati dan waspada terhadap kondisi lalu lintas yang seringkali tak terduga.

Untuk mengendalikan Varia Vision, pengguna bisa memanfaatkan panel sentuh yang berada di bagian sisi, tepat di sebelah frame kacamata. Panel sentuh ini bisa beroperasi meski pengguna memakai sarung tangan atau tangannya basah. Secara keseluruhan, Varia Vision sendiri tahan air sehingga hujan-hujanan sambil mengayuh masih mungkin dilakukan bersamanya.

Ide yang ditawarkan Garmin Varia Vision terdengar menarik, terlebih kalau Anda sudah punya perangkat navigator yang kompatibel ataupun Varia Rearview Radar tadi. Harganya $400, semahal kacamata brand kenamaan itu sendiri.

Sumber: Garmin.

5 Action Cam Terbaik untuk Tahun 2015

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 ini pabrikan-pabrikan teknologi tampaknya semakin gencar menantang GoPro di ranah action camera. GoPro mungkin masih mendominasi, akan tetapi pabrikan lain kian percaya diri menawarkan fitur uniknya masing-masing.

Dari sederet action cam anyar yang dirilis tahun ini, tentunya ada yang menarik dan ada yang kurang menarik. Kali ini saya akan membahas 5 action cam terbaik untuk tahun 2015. Syaratnya cuma satu, yaitu kamera tersebut harus dirilis di tahun ini, sehingga produk macam GoPro Hero4 Silver dan Black pun tidak bisa dimasukkan hitungan.

1. Xiaomi Yi

Xiaomi Yi

Xiaomi Yi mungkin merupakan action cam yang paling laris di tanah air. Fisik, fitur sekaligus spesifikasinya memang sangat mirip dengan GoPro Hero4 Silver. Akan tetapi semua itu dikemas dalam nuansa yang benar-benar Xiaomi, alias dalam harga yang amat terjangkau.

Bayangkan saja, dengan modal sekitar 1 jutaan, Anda sudah bisa merekam video beresolusi 1080p pada kecepatan 60 fps. Foto pun bisa ia tangkap dalam resolusi 16 megapixel, dan kualitasnya cukup terjamin berkat kehadiran sensor Exmor R besutan Sony.

Bagi yang baru akan memulai petualangannya bersama action camera, Xiaomi Yi adalah pilihan terbaik kalau modal yang dimiliki terbatas.

2. Polaroid Cube+

Polaroid Cube+

Mungkin Anda terkejut melihat action cam ini yang masuk dalam daftar dan bukan GoPro Hero4 Session. Pertimbangannya adalah, Polaroid Cube-lah yang berhasil menginspirasi GoPro untuk menciptakan anggota baru dari lini Hero4 tersebut. Padahal biasanya GoPro-lah yang menjadi panutan pabrikan lain dalam merancang sebuah action cam.

Tidak cuma itu, Polaroid Cube+ juga membawa sejumlah fitur baru yang semakin mematangkan pendahulunya. Utamanya adalah konektivitas Wi-Fi, memungkinkan pengguna untuk mengontrol kamera lewat smartphone masing-masing.

Selanjutnya, resolusi perekaman video ditingkatkan menjadi 1440p 30 fps, dan dukungan kapasitas kartu microSD-nya juga naik menjadi 64 GB. Tapi kelebihan utama Cube+ tetap terletak pada desainnya yang super ringkas nan tahan banting, serta bisa dilekatkan ke permukaan logam apapun berkat lapisan magnetnya.

Semua itu masih kurang menarik? Coba lirik banderol harganya: $150 saja.

3. Garmin Virb XE

Garmin Virb XE

Virb XE pantas mendapat tempat di sini karena ketahanan fisiknya yang melampaui standar. Seperti yang kita tahu, sebuah action cam haruslah tahan banting, dan Virb XE pun membuktikannya dengan ketahanan air hingga 50 meter tanpa dibalut casing.

Di atas kertas, spesifikasinya juga cukup oke. Resolusi maksimumnya 1080p 60 fps, tapi yang lebih menarik adalah kehadiran fitur Pro Mode, dimana pengguna dapat mengatur setelan kamera secara manual – sebuah fitur yang amat jarang didapati dari sebuah action camera.

Lebih lanjut, Virb XE juga dibekali sederet sensor untuk mengumpulkan berbagai informasi selagi perekaman video berlangsung. Informasi berupa kecepatan, ketinggian, waktu melayang di udara dan sebagainya ini bisa ditambatkan di atas video pada saat proses editing.

Hasilnya, penonton bisa tahu seberapa cepat Anda meluncur atau dari ketinggian berapa ribu meter Anda melompat saat melakukan aksi gila yang diabadikan tersebut. Konsep yang ditawarkan Virb XE ini sangat menarik sampai-sampai sejumlah action cam lain juga ikut menghadirkan fitur serupa.

Jadi kalau memang Anda ingin memberikan lebih dari sekedar video dan mendambakan kamera yang amat tahan banting, Virb XE adalah pilihan tepat seharga $400.

4. TomTom Bandit

TomTom Bandit

TomTom Bandit adalah salah satu dari sejumlah action cam yang terinspirasi fitur unik milik Virb XE tadi. Pun demikian, TomTom tidak sekedar mencomotnya begitu saja. Mereka juga menghadirkan fitur unik lain berdasarkan data-data yang dikumpulkan tersebut.

Fitur unik tersebut adalah penyuntingan otomatis. Pada dasarnya, info-info yang dikumpulkan tadi bakal dijadikan penanda momen-momen seru yang terjadi selama perekaman berlangsung. Dari situ aplikasi pendampingnya akan menyatukan klip-klip video dengan sendirinya sehingga Anda tidak perlu repot-repot menyunting secara manual.

Spesifikasi serta desain TomTom Bandit sendiri juga cukup menarik. Mode perekaman video yang ditawarkan mencakup 4K 15 fps, 2,7K 30 fps, 1080p 60 fps, 720p 120 fps dan seterusnya. Soal fisik, keunikannya terletak pada modul baterai yang bisa dilepas-pasang, lalu pengguna tinggal menancapkan konektor USB-nya ke PC atau adapter untuk memulai proses charging.

Ketahanan fisiknya mungkin kalah jauh dibanding Garmin Virb XE, tapi kekurangan itu dibayar dengan kemampuan mengedit video secara otomatis. Tertarik? Siapkan dana $400.

5. DJI Osmo

DJI Osmo

Saya yakin Anda heran melihat nama DJI di sebuah daftar action cam terbaik. Tapi kenyataannya memang DJI Osmo ini merupakan action cam perdana dari sang raja drone.

Tidak seperti action cam pada umumnya, Osmo merupakan perpaduan antara sebuah monopod dan action camera. Monopod tersebut juga berfungsi sebagai joystick untuk mengatur gerakan kamera yang menancap di atas gimbal 3-axis, memastikan hasil perekaman tetap mulus meski Anda menggenggamnya sambil berlari.

Osmo siap merekam video 4K maupun menangkap foto beresolusi 12 megapixel. Ia turut dilengkapi mode slow-motion 1080p 120 fps, dan pengguna bisa menjadikan smartphone sebagai viewfinder sekaligus untuk mengatur setelan kamera secara manual.

Status Osmo sebagai action camera memang masih harus dipertanyakan, terlebih terkait ketahanan fisiknya. Pun begitu, kemampuan merekam video dengan stabil dalam kecepatan tinggi menurut saya membuatnya pantas disebut sebagai action cam juga.

Lebih lanjut, paket penjualan seharga $649-nya juga mencakup sejumlah aksesori terpisah macam Bike Mount dan Universal Mount. Dan kelimpahan aksesori ini tentu juga merupakan aspek penting bagi sebuah action camera.

Gambar header: TomTom.

Garmin Umumkan Activity Tracker Generasi Baru dan Timbangan Pintar

Garmin baru saja memperkenalkan generasi terbaru activity tracker andalannya, Vivosmart HR. Vivosmart sendiri cukup populer di kalangan pengguna, menawarkan keseimbangan antara desain simpel, fungsionalitas dan baterai yang awet. Continue reading Garmin Umumkan Activity Tracker Generasi Baru dan Timbangan Pintar

Trio Smartwatch Terbaru Garmin Manjakan Atlet Lari Sekaligus Penggiat Olahraga Kasual

Garmin sudah lama bereksperimen dengan jam tangan. Di tangan mereka, sebuah arloji bisa berganti peran menjadi instruktur pribadi seorang atlet lari. Itulah konsep dasar yang dibawa lini Garmin Forerunner. Kini, Garmin ingin deretan arloji GPS-nya bisa menarik perhatian publik yang lebih luas. Continue reading Trio Smartwatch Terbaru Garmin Manjakan Atlet Lari Sekaligus Penggiat Olahraga Kasual