Google Play Books Hadirkan Fitur Baru Supaya Anda Tidak Terus-Terusan Begadang

Sejak menggunakan smartphone, saya sangat terbiasa membaca di malam hari. Sayangnya kebiasaan ini membuat saya jadi sering susah tidur, dan banyak studi ilmiah yang telah membuktikannya. Alasannya sederhana: cahaya kebiru-biruan yang keluar dari layar smartphone membuat produksi hormon melatonin menurun, dan akhirnya kita pun jadi sulit terlelap.

Sebagai salah satu aplikasi bacaan yang paling populer, Google Play Books tampaknya merasa bertanggung jawab atas sebuah solusi supaya kita tidak terus-terusan begadang. Maka dari itu, fitur Night Light pun dihadirkan.

Fitur ini pada dasarnya akan memfilter cahaya kebiru-biruan tadi, sehingga tampilan layar akan tampak kuning atau kemerah-merahan. Tujuannya tidak lain supaya kita bisa memejamkan mata dan terlelap lebih cepat setelah selesai membaca.

Night Light juga akan mengadaptasikan suhu warna cahaya yang tampak pada layar dengan waktu setempat. Semakin malam, suhu warna akan menurun dan tampilan layar akan semakin memerah. Saya sendiri sudah mencoba fitur serupa di PC Windows dengan software bernama f.lux, dan efeknya cukup terasa.

Fitur Night Light ini akan tersedia pada versi terbaru aplikasi Google Play Books di Android maupun iOS. Untuk mengaktifkannya, Anda tinggal masuk ke menu pengaturan. Dari situ Night Light akan menyesuaikan suhu warna cahaya secara otomatis seiring berjalannya waktu.

Sumber: TheNextWeb dan Android Blog.

Google Launchpad Accelerator Diluncurkan untuk Startup di Indonesia

Google baru saja mengumumkan program Launchpad Accelerator yang siap merangkul startup di Indonesia, India dan Brasil. Program tersebut memfokuskan pada kegiatan mentoring, pelatihan, dukungan serta memberikan pendanaan bebas ekuitas hingga $50.000 bagi startup pengembang solusi mobile.

Roy Glasberg selaku pimpinan global untuk Google Launchpad Accelerator mengatakan bahwa program ini akan fokus mencari startup yang dapat memberikan dampak tinggi di pasar lokal. Visi dari program ini tak lain untuk mengidentifikasi game changer di industri digital di masing-masing negara, khususnya untuk platform Android.

Pendekatan pendanaan bebas ekuitas dipilih Google karena tak ingin membebani pengembang dengan pencapaian return of investment (ROI) dan ekuitas itu sendiri. Launchpad Accelerator akan memberikan dukungan selama enam bulan kepada startup, termasuk memfasilitasi perjalanan ke kantor Google di Silicon Valley bagi startup yang terpilih untuk mengikuti rangkaian program pelatihan.

Startup akan dibimbing langsung di kantor pusat Google selama dua Minggu

Program akselerator ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Pertama, setelah startup terpilih akan diterbangkan ke Mountain View guna mengikuti bootcamp selama dua Minggu. Dalam acara bootcamp tersebut startup akan bertemu beberapa mentor, dari dalam dan dari luar perusahaan Google. Dua Minggu ini akan menjadi modal penting bagi startup untuk mampu merencanakan dengan matang strategi eksekusi di lima setengah bulan berikutnya.

Beberapa materi tentang desain produk dan strategi pemasaran juga akan menjadi fokus bootcamp. Sehingga diharapkan ketika para startup kembali ke negaranya masing-masing, mereka mendapatkan insight dan akses ke jaringan lokal dan internasional. Masing-masing startup juga akan mendapatkan akses khusus ke platform pengembang dan kit pemasaran dari Google.

Akselerator ini ditargetkan mampu merangkul 50 startup baru per tahun. Pada sesi pertama yang sudah berjalan dari beberapa waktu lalu, sudah terpilih 20 startup terbaik, dan pada pertengahan Januari nanti akan diterbangkan ke Mountain View untuk mengikuti program perdana mereka. Sedangkan untuk kelas kedua saat ini proses seleksi juga sudah mulai dibuka dan akan dieksekusi pada pertengahan tahun depan.

Menurut situs Google Launchpad Accelerator, Jojonomic, Kakatu, HarukaEdu, Kerjabilitas, Kurio, eFishery, dan Setipe bakal mengikuti batch pertama ini.

Dari sisi bisnis fokus Google untuk berinvestasi “tanpa syarat” kepada startup pengembang solusi mobile tak lain untuk terus mengembangkan inovasi aplikasi Android, khususnya di negara berkembang. Ini menjadi solusi kritis, setelah ditemukan fakta bahwa pertumbuhan perangkat Android terpantau melambat ketika bertarung melawan platform iOS.

Dengan melahirkan berbagai solusi mobile dengan sentuhan dan kultur lokal yang kental diharapkan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekosistem Android di masing-masing negara. Indonesia, India, dan Brazil memiliki populasi yang sangat besar untuk dimaksimalkan sebagai lahan pertumbuhan pangsa pasar Android.

Google Indonesia Rilis Pencarian Paling Populer Tahun 2015

Jelang akhir tahun 2015 Google Indonesia merilis informasi penting seputar informasi atau kata yang paling sering dilihat dan dicari oleh pengguna internet di Indonesia melalui mesin pencari Google. Tahun ini Google merilis data tren pencarian terpopuler, sedangkan tahun sebelumnya Google hanya merilis data berdasarkan penelusuran paling banyak atau top search. Tahun 2015 lebih mengedepankan trending search atau pencarian yang mencapai topik tertinggi pada periode tertentu di tahun 2015. Trending search adalah penelusuran dengan traffic tertinggi (highest spike) yang terjadi pada periode tertentu di tahun 2015.

Trending search atau penelusuran terpopuler memberikan riset yang lebih mendalam dan lebih menarik di Indonesia sepanjang tahun 2015,” kata Communications Head Google Indonesia Putri Silalahi kepada media hari ini di Jakarta.

Google mencatat fenomena yang menarik pada bulan April 2015, dalam jumlah yang signifikan mesin pencarian Google diramaikan dengan pencarian Doa Ujian Nasional mulai jam empat sore hingga tengah malam hari jelang Ujian Nasional berlangsung yang dicari oleh pelajar di Indonesia.

Peritiswa menarik lainnya yang juga diungkapkan oleh Putri adalah pada saat pertandingan tinju antara Floyd Mayweather Jr melawan petinju asal Filipina Manny Pacquiao. Kata kunci yang paling banyak dicari oleh netizen Indonesia adalah “Siapa istri Manny Pacquiao?”. Hal tersebut membuktikan masyarakat memanfaatkan mesin pencari Google berdasarkan tren atau peristiwa yang tengah terjadi.

Di antara kategori yang secara umum sudah dilakukan di 70 negara, termasuk Indonesia, tahun ini Google merlis tiga kategori baru khusus untuk Indonesia. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan peningkatan yang cukup signifikan di kalangan pengguna smartphone di Indonesia. Dengan menggunakan smartphone, sebagian besar netizen mencari tiga kategori baru yang berhasil dirangkum dan dikelompokkan oleh Google Indonesia.

“Berdasarkan hal tersebut Google Indonesia mengkelompokan pencarian baru dalam tiga kategori yaitu bagaimana cara atau how to, mode dan kecantikan, dan yang ketiga adalah meme. Semua kategori tersebut hanya ada di Indonesia,” ungkap Putri.

Google telah menyiapkan data yang komprehensif khusus untuk publik yang ingin mengetahui lebih dalam seputar pencarian Google paling populer di Indonesia selama tahun 2015. Semua informasi seputar rangkuman 10 hal paling populer masing-masing kategori bisa dilihat langsung di tautan berikut.

Mulai dari Go-Jek hingga kue cubit

Tahun 2015 ini batu akik, Go-Jek, dan kue cubit menjadi tiga tren teratas yang paling banyak mengundang rasa ingin tahu masyarakat Indonesia. Kue cubit menjadi tren yang sangat signifikan.

Tren pencarian kategori selebriti diwarnai dengan nama Cita Citata di posisi puncak, Isyana Sarasvati yang sukses berada di peringkat ke-2, diikuti nama Didi Petet di urutan ketiga.

Sementara untuk peristiwa nasional yang paling banyak dicari oleh netizen sepanjang tahun 2015 adalah pembekuan PSSI di urutan pertama diikuti dengan meletusnya Gunung Raung di posisi kedua. Untuk tokoh yang paling banyak dicari adalah Valentino Rossi, diikuti dengan Bon Jovi di urutan kedua.

“Kami menyebut tren ini sebagai ‘micro moments’. Netizen mengandalkan smartphone atau ponsel mereka untuk menemukan informasi yang bisa membuat rutinitas mereka menjadi lebih mudah. Mulai dari informasi mengenai model rambut yang tengah tren, hingga mencari resep untuk makan malam. Google Indonesia merasa senang dan bangga bisa menjadi bagian dari semua aktifitas tersebut,” kata Country Industry Head Google Indonesia Hengky Prihatna.

Fitur Baru Inbox by Gmail Beri Kemudahan Merencanakan Liburan Bersama Kerabat

Salah satu kelebihan aplikasi Inbox by Gmail adalah kemampuannya mengorganisasikan berbagai informasi menjadi ringkasan yang mudah dipahami. Fitur tersebut dinamai Trip Bundles. Jadi semisal Anda punya email berisikan info tiket berangkat dan pulang menggunakan pesawat, Inbox akan menyatukannya sehingga Anda tak perlu repot-repot mencarinya satu per satu.

Berkat Trip Bundles, Inbox pada dasarnya bisa merangkap sebagai agenda kecil terkait perjalanan Anda, baik untuk keperluan pekerjaan maupun liburan. Bicara soal musim liburan yang sudah semakin dekat, Inbox rupanya punya kejutan lain buat para penggunanya.

Dalam beberapa minggu ke depan, aplikasi Inbox by Gmail akan menerima update yang membawa peningkatan pada fitur Trip Bundles dan attachment. Nantinya, ringkasan informasi perjalanan yang dibuat bisa dibagikan ke anggota keluarga maupun rekan pengguna hanya dengan satu tap saja.

Fitur Trip Bundles di Inbox by Gmail

Tak hanya itu, pengguna sekarang juga bisa menambahkan email ke sebuah Trip. Jadi semisal ada email yang tidak tercantum secara otomatis, pengguna bisa menambahkannya secara manual menggunakan opsi “Move to”. Trip Bundles nantinya juga bisa diakses secara offline, sangat krusial ketika Anda tidak punya akses ke internet.

Terakhir, Inbox juga telah menyempurnakan fitur attachment, dimana pengguna kini dapat mengakses foto-foto terbaru dengan cepat dan melampirkan beberapa foto sekaligus. Bisa kita lihat kalau penyempurnaan ini benar-benar dimaksudkan buat menyambut musim liburan.

Aplikasi Inbox by Gmail sendiri bisa Anda dapatkan di Android maupun iOS.

Sumber: Gmail Blog.

Google Photos Hadirkan Fitur Shared Album, Permudah Kolaborasi Antar Platform

Saat kumpul-kumpul bersama keluarga atau teman lalu foto-foto, pastinya semua yang terlibat ingin terus mengingat-ingat momen manis tersebut. Selama ini cara yang kita terapkan adalah dengan mengirim foto atau videonya lewat berbagai aplikasi messaging. Tapi kalau Anda merupakan pengguna Google Photos, ada cara lain yang jauh lebih efisien.

Cara baru itu datang dalam wujud Shared Album. Fitur baru ini dirancang supaya pengguna Google Photos bisa berbagi kenangan dengan mudah dan berkolaborasi tanpa batasan platform.

Sebelumnya, pengguna Google Photos memang sudah bisa berbagi foto atau album dengan mengirimkan link via SMS, email ataupun berbagai aplikasi messaging lainnya. Namun dengan fitur Shared Album ini, pengguna bisa membuat suatu album jadi bersifat kolaboratif, memungkinkan pengguna lain untuk turut berkontribusi dan menambahkan foto atau video yang diambilnya sendiri.

Pengguna juga bebas menyimpan foto dan video dari suatu Shared Album ke library-nya masing-masing. Setiap kali ada foto atau video baru yang ditambahkan ke album tersebut, notifikasi akan muncul di perangkat masing-masing.

Namun bagian yang paling menarik dari fitur Shared Album ini adalah prosesnya yang sangat simpel. Apapun perangkat yang digunakan keluarga atau teman Anda – laptop, tablet, Android ataupun iOS – mereka dapat mengakses semua foto yang dibagikan. Mereka bahkan tak perlu mempunyai akun Google, kecuali mereka ingin ikut menambahkan foto atau video ke dalam album tersebut.

Jadi sekali lagi, fitur Shared Album ini tak mengenal batasan platform. Anda bisa menikmatinya dari aplikasi Google Photos di Android, iOS maupun langsung dari web.

Sumber: Google Blog.

Inilah 10 Video YouTube Terpopuler di Indonesia Tahun 2015

Seperti biasa, menjelang akhir tahun YouTube selalu mengumumkan daftar video terpopuler yang berhasil mendulang view paling banyak. Sama seperti tahun lalu, tahun ini YouTube kembali membagi daftarnya menjadi dua kategori, yakni musik dan non-musik.

Hal ini sama sekali tidak mengejutkan. Video musik adalah salah satu penyumbang traffic terbesar buat YouTube, dan di Indonesia situasinya pun juga sama – saya yakin Anda juga pernah memutar video musik hanya untuk menyenangkan telinganya saja, sedangkan mata Anda tertuju ke hal lainnya.

Untuk kategori non-musik, berikut daftar 10 video YouTube terpopuler di Indonesia tahun 2015:

Yang menarik, 6 dari 10 video yang berhasil masuk dalam daftar di atas adalah karya YouTuber lokal – tahun lalu cuma ada 3 video. Ini menunjukkan bahwa karya-karya anak bangsa semakin hari semakin matang dan sanggup menarik minat serta antusias kaum netizen tanah air. Apalagi yang mengangkat tema-tema keseharian seperti “28 Tipe Kaget” karya ChandraLiow.

Juga menarik untuk diperhatikan adalah kesuksesan acara televisi dalam meraih popularitas di YouTube. Seperti yang tercantum di atas, ada 2 video yang berasal dari channel X Factor Indonesia. Tren kesuksesan acara TV di YouTube ini semakin menguat ketika kita melihat daftar video terpopuler versi global. Berikut link-nya: Non-Musik dan Musik.

Sedangkan untuk video musik terpopuler di Indonesia, daftarnya adalah sebagai berikut:

Di sini lagi-lagi posisi pertama diduduki oleh musisi luar. Kendati demikian, penyanyi dangdut Cita Citata juga kembali menempati posisi kedua dengan “Goyang Dumang.” Ia bahkan semakin membuktikan kesuksesannya dengan sebuah video musik lain yang juga masuk dalam daftar yang sama di urutan keempat.

Putri Silalahi, Communications Head Google Indonesia, mengungkapkan bahwa ia sangat senang melihat tren dimana karya kreator Indonesia berhasil mendominasi daftar video terpopuler tahun ini. “Kami tak sabar melihat lebih banyak lagi kreativitas anak bangsa bermunculan dan menemukan audiensnya di YouTube,” pungkasnya.

Gambar header: YouTube via Shutterstock.

Fitur Indoor Maps Kini Sudah Tersedia di Indonesia

Memetakan kota demi kota sudah menjadi tugas Google Maps sejak lama. Akan tetapi di tahun 2011, tugasnya bertambah, yaitu memetakan mall demi mall, bandara demi bandara, sampai museum demi museum. Yup, fitur bernama Indoor Maps ini sudah ada dalam Google Maps sejak lama. Sayang belum ada lokasi di Indonesia yang didukung.

Empat tahun berselang, Google akhirnya siap meluncurkan fitur Indoor Maps ini untuk sejumlah lokasi di tanah air. Dalam debutnya, Indoor Maps akan memetakan sekitar 60 tempat populer yang tersebar di 13 kota di Indonesia, mulai dari mall sampai universitas. Masing-masing dari 60 gedung ini akan dipetakan per lantai, sehingga pengguna bisa mendapat informasi merinci saat berkunjung ke sana.

Denah setiap lantai yang ditampilkan secara mendetail ini akan muncul secara otomatis setiap kali pengguna melakukan zoom in pada gedung atau lokasi yang telah masuk dalam database Indoor Maps. Anda bisa mengetahui titik tempat Anda berdiri di dalam gedung, dan aplikasi akan langsung memperbarui lokasi saat Anda berpindah dari satu lantai ke yang lain.

Fitur Indoor Maps ini jelas akan mempermudah masyarakat setempat maupun turis dalam bernavigasi di berbagai lokasi yang populer di Indonesia, terutama ketika bantuan meja informasi tidak tersedia.

“Dengan liburan akhir tahun sudah di depan mata, kami berharap Indoor Maps akan membuat pengalaman Anda dalam menikmati dan menjelajahi Indonesia lebih menyenangkan lagi,” papar Nikhil Vaishnavi selaku Product Manager Google Maps dalam siaran persnya.

Tentu saja ke depannya Google bakal menambahkan lebih banyak lokasi ke dalam database Indoor Maps dengan bantuan dari para pemilik bisnis. Fitur Indoor Maps saat ini sudah bisa dinikmati semua pengguna perangkat Android dengan meng-update aplikasi Google Maps ke versi yang terbaru. Daftar lengkap lokasi yang didukung bisa dilihat langsung dari laman bantuan Google.

Berkat Teknologi App Streaming, Iklan di Google Bisa Dimainkan Seperti Aplikasi

Saat kita melihat sebuah banner iklan yang muncul dalam suatu aplikasi, kecil kemungkinan kita akan mengacuhkannya. Semisal kita klik banner tersebut, biasanya akan tampil sebuah video yang diputar berulang-ulang. Cara ini masih tergolong kurang efektif dalam menarik perhatian kita terhadap konten yang dipromosikan.

Namun Google kini punya cara baru supaya sebuah iklan bakal lebih memikat. Mereka menghadirkan teknologi app streaming supaya pengguna bisa menjajal langsung seperti apa aplikasi yang diiklankan tanpa harus mengunduhnya terlebih dahulu.

Jadi saat menjumpai sebuah iklan, pengguna bakal ditawari kesempatan untuk mencoba versi demo dari aplikasi yang diiklankan selama satu menit. Versi demo ini bisa dimainkan seperti aplikasi aslinya, dan bukan sebuah looping video ataupun web app yang mengandalkan teknologi HTML5.

Selagi mencoba, sisa waktu akan ditampilkan di atas sendiri. Tepat di sebelahnya adalah tombol “Install” yang akan membawa pengguna langsung menuju Google Play untuk mengunduh aplikasi tersebut.

Google App Streaming Ads

Ini sebenarnya bukan pertama kali Google memraktekkan teknologi app streaming. Sebelumnya, teknologi ini sudah hadir lebih dulu di aplikasi Google Search. Fungsinya adalah menampilkan hasil pencarian dari dalam aplikasi yang tidak ada di perangkat.

Klik hasil tersebut, maka pengguna bisa melihatnya langsung dalam aplikasi tanpa harus mengunduh aplikasi yang dimaksud terlebih dulu. Hal ini dimungkinkan karena sebenarnya aplikasi itu berjalan pada server milik Google.

Kendati demikian, format iklan baru ini baru tersedia secara terbatas untuk sejumlah pengiklan saja. Fitur app streaming itu sendiri juga baru bisa dinikmati oleh pengguna di Amerika Serikat. Jadi kita masih harus bersabar sebelum akhirnya dapat memainkan iklan seperti sebuah aplikasi.

Sumber: TechCrunch dan AdWords Blog. Gambar header: Smartphone via Shutterstock.

Sambut Natal, Google Hadirkan Santa Tracker dengan Beragam Konten Edukatif

Dalam rangka menyambut perayaan Natal, Google kembali menghadirkan Santa Tracker seperti di tahun sebelumnya. Google Santa Tracker pada dasarnya merupakan sekumpulan aktivitas menarik yang akan terus ditambahkan setiap harinya.

Aktivitas yang ditawarkan sangat bervariasi dan banyak yang sifatnya mendidik. Salah satunya adalah Code Lab yang mengajarkan dasar-dasar pemrograman JavaScript menggunakan puzzle – mirip seperti yang ditawarkan Microsoft dan Code.org. Kemudian ada juga kumpulan bacaan interaktif terkait tradisi-tradisi perayaan Natal di berbagai negara.

Google Santa Tracker - Code Lab

Namun selain sebagai media pembelajaran, tidak sedikit juga aktivitas yang benar-benar dirancang untuk sekedar membuat kita tersenyum. Salah satu contohnya adalah Santa Selfie, dimana kita bisa mendandaninya seenak udel – mencukur seluruh jenggotnya – lalu membagikan foto selfie-nya ke media sosial.

Setiap harinya akan muncul aktivitas-aktivitas baru, sampai akhirnya kita tiba di malam Natal pada tanggal 24 Desember nanti. Pada saat itu, Google pun akan membuka akses terhadap fitur utama Santa Tracker, yakni melacak pergerakan Santa di berbagai kawasan di dunia. Sebagai bonus, Google bakal menyertakan sejumlah game eksklusif yang hanya bisa dimainkan di hari itu juga.

Google Santa Tracker

Agar semuanya tidak ketinggalan kesempatan, Google Santa Tracker dapat diakses dari berbagai perangkat sekaligus: dari TV dengan bantuan ChromeCast, dari browser di PC ataupun laptop, dari smartphone melalui aplikasi yang bisa diunduh di Google Play sampai di smartwatch Android Wear dalam wujud watch face.

Google mungkin dalam hati menargetkan Santa Tracker pada anak-anak, tapi toh tidak ada yang melarang orang dewasa yang kurang kerjaan seperti saya untuk ikut mencobanya. 🙂

Sumber: Google Blog.

Smartphone Nexus Bakal Dapat Suntikan Keyboard Emoji Terbaru

Awal bulan Oktober 2015 lalu, Hiroshi Lockheimer selaku Senior Vice President Android di Google telah mengungkapkan melalui akun Twitter-nya bahwa pihaknya tengah menyiapkan keyboard dengan fitur emoji teranyar yang siap digulirkan untuk pengguna Android. Continue reading Smartphone Nexus Bakal Dapat Suntikan Keyboard Emoji Terbaru