Hooq Gelontorkan Puluhan Juta Dolar untuk Produksi Konten Orisinal

Layanan video on demand Hooq baru saja memperkenalkan produksi 19 konten orisinal baru yang terdiri dari serial dan film di empat negara tempat mereka beroperasi. Hooq merahasiakan nilai investasi dalam produksi konten, namun mengindikasikan uang yang digelontorkan mencapai puluhan juta dolar AS.

“Kami mengeluarkan jutaan dolar, puluhan juta dolar, untuk kawasan ini. Ini investasi konten terbesar yang pernah dilakukan oleh Hooq,” ujar CEO Hooq Peter Bithos.

Dari 19 judul baru, produksi konten orisinal Hooq terbanyak ada di Indonesia dengan 14 judul yang terdiri dari serial, film, dan acara stand up comedy. Angka itu jauh melebihi produksi di Thailand, Filipina, dan Singapura. Ketiga negara itu hanya kebagian tujuh produksi judul baru.

Banyaknya slot konten baru di Indonesia tak mengherankan lantaran pasar Hooq di Asia Tenggara mayoritas berasal dari Indonesia. Hal itu dibenarkan oleh Country Head Hooq Indonesia, Guntur Siboro.

“Dari 5 negara di mana Hooq beroperasi, Indonesia itu kira-kira 60-70 persen total pelanggannya. Jadi ya memang porsinya besar, tapi kalau berapa investasinya jutaan dolar tentunya,” imbuh Guntur.

Geliat Hooq dalam memproduksi konten asli tak lepas dari target mereka mencapai 100 judul original pada kuartal kedua tahun depan. Angka itu cukup besar mengingat produksi konten original Hooq saat ini masih di angka 59.

Pasar Asia Tenggara masih menjadi fokus Hooq. Sepanjang tahun ini saja, total 51 persen waktu menonton datang dari pasar Asia Tenggara. Hal inilah yang menurut Bithos menjadi fokus Hooq untuk terus tumbuh sehingga mereka enggan ekspansi ke kawasan lain di luar Asia Tenggara dan India.

“Hanya ada dua negara yang kita dambakan untuk masuk ke sana yakni Vietnam dan Malaysia. Di samping mereka, kita sudah sangat senang. Kami tidak ada keinginan ke Afrika misalnya atau ke negara mana pun,” ucap Bithos.

Hooq saat ini masih beroperasi di lima negara saja yakni India, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Singapura. Jumlah pengguna mereka pun diklaim sudah mencapai 80 juta orang, menjadikan mereka yang terbesar di kawasan ini. Konten original menjadi kunci pertumbuhan mereka di kelima negara tersebut.

Kendati begitu, Hooq bukannya tanpa pesaing. Baik secara regional maupun di Indonesia, mereka memiliki cukup banyak pesaing. Selain Netflix dan Iflix, mereka harus berhadapan dengan pemain lokal seperti Maxstream, MNC Now, hingga GoPlay.

Hooq kini memiliki koleksi konten dengan total durasi 35.000 jam yang terdiri dari film, serial, dan program tayangan lain. Mereka turut menggandeng sejumlah rumah produksi di setiap negara tempat mereka beroperasi dalam memproduksi konten orisinal.

Application Information Will Show Up Here

Konten Video Hooq Kini Bisa Ditonton Melalui Aplikasi Grab

Grab hari ini (13/2) meresmikan kemitraan strategis dengan Hooq dalam menghadirkan konten video on-demand di dalam aplikasinya. Indonesia jadi negara pertama yang menjajal integrasi layanan tersebut, berikutnya akan digulirkan ke Singapura, Filipina, dan Thailand.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menerangkan, Indonesia jadi negara pertama menikmati layanan ini, karena bagi kedua perusahaan (Grab dan Hooq) Indonesia adalah pasar utama. Mengutip dari berbagai riset, video online telah menjadi salah satu format media yang paling populer di Asia Tenggara.

Sebanyak 80% masyarakat Asia Tenggara menyatakan mereka menonton video online setiap harinya. Diprediksikan pendapatan dari biaya berlangganan video on-demand meningkat hingga 6,5 kali, menjadi US$390 juta pada 2022 dari US$60 juta di 2017.

“Ke depannya kami juga akan menyediakan pilihan rekomendasi video yang sesuai dengan lokasi, waktu, dan perilaku pengguna,” ucapnya Rabu (13/2).

Ridzki menambahkan, kehadiran Hooq dalam Grab juga melihat dari tren tingkat unduhan aplikasi yang semakin ketat semakin waktu. Risiko churn rate yang tinggi mengakibatkan orang semakin selektif dalam menggunakan aplikasi. Upaya Grab untuk menjadi super app dengan menghubungkan ekosistem di sekitarnya dapat menjadi jawaban untuk risiko tersebut.

“Sekarang orang spending ke aplikasi sudah selektif. Jadi fight suatu aplikasi untuk dipakai sangat luar biasa. Sekarang pengguna Hooq tidak perlu unduh aplikasi lagi, cukup lewat Grab untuk menonton video.”

Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro melanjutkan, pihaknya tidak khawatir apabila terjadi penurunan dari angka unduhan karena pengguna yang mulai beralih ke Grab. Tinggi rendahnya angka unduhan bukan faktor utama yang dikejar perusahaan, melainkan berapa besar tingkat engagement yang dihasilkan.

“Ketika diklik [menu] video dalam Grab, itu engagement-nya masuk ke kita karena kan video player-nya yang sudah kita masukkan ke Grab. Jadi orang sudah enggak perlu unduh dua aplikasi lagi. Untungnya buat Grab, setelah selesai nonton, orang tetap ada di dalam Grab,” kata Guntur.

Aplikasi Hooq sendiri sudah diunduh lebih dari 35 juta kali di Indonesia. Dari seluruh negara, Indonesia menyumbang traffic terbesar antara 60%-70%.

Sebelumnya, Hooq sudah tersedia di dalam aplikasi Ovo. Namun sebatas menyediakan opsi pembelian paket Hooq. Untuk menonton videonya, pengguna diarahkan ke peramban atau aplikasi Hooq.

Pada tahap awal, konten Hooq dalam aplikasi Grab baru bisa dinikmati oleh pelanggan yang sudah berada di kategori Platinum. Pelanggan dapat menikmati seluruh tayangan Hooq, mulai dari premium channel, film lokal, free to air TV, multi channel network secara gratis sampai tiga bulan ke depan.

Pelanggan akan dikenakan biaya sebesar Rp100 ribu untuk berlangganan selama tiga bulan berikutnya. Pembelian paket Hooq ke depannya juga bisa dilakukan lewat Grab.

Rencana Grab

Setelah ini, Ridzki menyebut pihaknya akan merealisasikan investasi strategis yang sudah diumumkan tahun lalu lewat peluncuran sejumlah layanan baru. Grab akan segera menyediakan layanan medis dan travel di dalam aplikasinya, melengkapi ambisinya sebagai super app.

Grab menggandeng startup medis dari Tiongkok Ping An Good Doctor dan Booking Holdings untuk menyediakan layanan travel. Kedua mitra ini tergabung dalam putaran pendanaan Grab. Dia enggan menyebut kapan peluncurannya, namun dipastikan seluruh layanan akan hadir dalam tahun ini.

Kurang lebih tujuh tahun beroperasi, Grab telah memiliki 8,5 juta micro entrepreneurs termasuk di dalamnya mitra pengemudi se-Asia Tenggara. Cakupan layanan Grab tersedia di 335 kota, 222 kota di antaranya adalah Indonesia. Aplikasi Grab sudah diunduh lebih dari 130 juta kali. Sementara jumlah karyawan Grab ada lebih dari 5 ribu.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

HOOQ Introduces Live TV Freemium Content and Daily Subscription

Celebrating its second anniversary, a video-on-demand service (VOD) HOOQ
introduces the latest feature of  Live TV to all subscribers for free. The feature is to increase the current active users that reached 30% of the 20 million registered users.

Guntur Siboro, Country Head of HOOQ Indonesia, said to DailySocial that there are four local channels already available, JAKTV, RTV, Kompas TV, and Metro TV. More local channels are expected to be registered in HOOQ.

“We’re currently in the process of adding local channels to join HOOQ. It’s still being explored. Targeted by the end of 2018, more locals can register to complete HOOQ lists,” he said.

Regarding international channels in Live TV, Siboro said that the opportunity is open, but HOOQ will be focused on local channels for now.

Daily subscription option

In addition, HOOQ presents a daily subscription that cost Rp3,300. With carrier billing scheme, users can now subscribe using the new service.

Targeting “Young Family”, HOOQ claims to get various classes of users. By displaying 60% of local films, HOOQ is consistent with its core mission as video-on-demand (VOD) service for local content.

“After running the business for two years, we saw many users outside Jakarta are enjoying our local movie content. It is why we’re focused on local and Hollywood,” he said.

HOOQ is already partnered up with MD Entertainment, Starvision, Rapi Films, and TBS Films to add more variant of local content. The partnership consists of the movie availability (in term of direct home video) from the four production houses not more than 120 days from the premiere in the cinema.

This year’s target

The launching of these two services is expected to acquire the new and active users of HOOQ. Siboro expects the HOOQ’s commitment that putting the variant local content forward to boost the service in becoming Indonesia’s leading player.

“HOOQ is currently available in five countries and Indonesia has done 70-80% contribution. We’re optimistic that the various content we provide will increase total users in all over Indonesia,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Rayakan HUT Kedua di Indonesia, HOOQ Hadirkan Konten Freemium Live TV dan Pilihan Berlangganan Harian

Merayakan HUT yang kedua, layanan video-on-demand (VOD) HOOQ meluncurkan fitur terbaru konten freemium dengan Live TV yang bisa dinikmati semua pengguna secara gratis. Diluncurkannya fitur ini diharapkan bisa menambah jumlah active user HOOQ saat ini yang sudah mencapai sekitar 30% dari jumlah pengguna terdaftar yang mencapai 20 juta orang.

Kepada media, Country Head HOOQ Indonesia Guntur Siboro menyebutkan, saat ini sudah empat kanal TV lokal yang terdaftar, yaitu JAKTV, RTV, Kompas TV dan Metro TV. Diharapkan nantinya akan lebih banyak lagi TV lokal yang bergabung dengan HOOQ.

“Saat ini kami masih melakukan proses penambahan TV lokal untuk bisa bergabung dengan HOOQ. Masih dalam tahap penjajakan, ditargetkan hingga akhir tahun 2018 jumlah TV lokal yang tersedia di HOOQ akan semakin lengkap,” kata Guntur.

Disinggung apakah HOOQ akan menambah TV asing untuk melengkapi fitur Live TV di aplikasi, Guntur menyebutkan tidak menutup kemungkinan peluang tersebut akan dijajaki, namun fokus HOOQ saat ini adalah melengkapi TV lokal di aplikasi.

Pilihan berlangganan harian

Layanan terbaru lainnya yang dihadirkan oleh HOOQ adalah pilihan berlangganan harian dengan biaya Rp.3300. Menggunakan skema carrier billing (potong pulsa), pengguna kini bisa memanfaatkan pilihan berlangganan tersebut setiap harinya.

“Kami menyebutnya paket sachet, melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar membeli produk hingga paketan kuota secara harian. Dengan alasan itulah kami kemudian meluncurkan pilihan berlangganan harian,” kata Guntur.

Menargetkan “Young Family”, HOOQ mengklaim telah mendapatkan beragam kategori pengguna. Dengan mengedepankan konten yang hampir 60% adalah film lokal, HOOQ konsisten dengan misi awalnya yaitu sebagai layanan video-on-demand (VOD) dengan konten lokal.

“Setelah menjalankan bisnis selama dua tahun, kami melihat kebanyakan pengguna di luar Jakarta merasakan benar manfaat dari konten film lokal yang kami miliki. Karena alasan itulah kami masih fokus dengan konten lokal dan Hollywood,” kata Guntur.

Untuk menambah konten lokal yang lebih beragam, HOOQ sudah menjalin kemitraan dengan MD Entertainment, Starvision, Rapi Films dan TBS Films. Kemitraan ini meliputi ketersediaan film layar lebar buatan empat rumah produksi tersebut, yang didukung HOOQ, secara eksklusif tidak lebih dari 120 hari setelah penayangan di bioskop.

Target tahun ini

Diluncurkannya dua layanan terbaru ini diharapkan bisa menambah jumlah pengguna aktif sekaligus pengguna baru yang menggunakan HOOQ setiap harinya. Guntur berharap komitmen HOOQ yang mengedepankan konten lokal beragam bisa mendorong layanan ini menjadi pemain lokal unggulan di Indonesia.

“HOOQ saat ini sudah ada di lima negara dan Indonesia hingga kini sudah memberikan kontribusi sebesar 70-80%. Kami optimis dengan konten dan pilihan beragam yang kami miliki, bisa menambah jumlah pengguna di seluruh Indonesia,” pungkas Guntur.

Application Information Will Show Up Here

HOOQ Miliki Hampir Sejuta Pengguna di Indonesia

HOOQ, layanan video-on-demand (VOD), menargetkan jumlah pengguna di Indonesia sampai tahun depan dapat menyentuh angka 5 hingga 10 juta orang. Adapun posisi sekarang ini hampir mencapai angka satu juta pengguna. Target tersebut diharapkan bisa membawa Indonesia sebagai pengguna HOOQ terbanyak yang saat ini masih diduduki India.

Perlu diketahui, HOOQ baru menginjak enam bulan beroperasi di Indonesia. HOOQ pertama kali diluncurkan di India pada Mei 2015, kemudian secara berurutan tiba di Thailand dan Filipina. Singapura dan Vietnam disebutkan masuk ke pipeline negara berikutnya yang bakal disambangi.

Meski Indonesia adalah negara yang terakhir disambangi, namun persentase pertumbuhan pengguna yang pesat menjadikan HOOQ ingin bergerak agresif di pasar ini. Hal ini terlihat dari sejumlah rencana kerja sebelum menginjak usia pertamanya di Indonesia.

Dalam wawancara dengan DailySocial,CEO HOOQ Peter Bithos menerangkan Indonesia memiliki banyak kelebihan dibandingkan negara berkembang lainnya yang sudah HOOQ sambangi, termasuk jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat, kualitas internet yang mulai membaik, partnership yang kuat dengan sejumlah perusahaan telekomunikasi, dan budaya orang Indonesia yang social media oriented.

HOOQ juga mengklaim memiliki data film Indonesia terbanyak dibanding layanan VOD lainnya. Hampir 70% dari 3596 film Indonesia ada di database HOOQ.

“Kami sangat optimis jumlah pengguna HOOQ di Indonesia akan menempati posisi pertama, mengalahkan India di 2017,” ujarnya, Senin (17/10).

Dalam waktu dekat, HOOQ siap menggelontorkan dana pemasaran agar layanan VOD ini bisa dikenal di seluruh Indonesia, salah satunya dengan meluncurkan iklan televisi.

“Ada tiga tujuan dari peluncuran TVC ini. Kami ingin menyasar keluarga Indonesia karena konten kartun kami yang cukup lengkap, bagaimana dampak HOOQ dalam kehidupan sehari-hari, dan mengapa harus berlangganan HOOQ. Kami ingin melakukan pendekatan tersebut secara emosional dengan menerbitkan TVC,” terang Ravi Prakash Vora, CMO HOOQ.

Umumkan layanan freemium

Sekaligus dalam rangka menjaring pengguna baru, HOOQ juga mengumumkan layanan tanpa iklan berbasis freemium. Pengguna yang sudah memakai layanan free trial HOOQ selama tujuh hari dapat berkesempatan menggunakan layanan tersebut untuk menonton episode pertama serial TV yang tersedia di database tanpa ada iklan yang bakal mengganggu mereka.

Bithos mengklaim layanan ini adalah pertama kalinya hadir di ASEAN. Pengguna yang tertarik dengan suatu serial TV lewat menonton episode pertamanya bisa dipastikan akan lebih mudah ditarik menjadi pelanggan tanpa harus mengunduh episode setiap serial secara ilegal.

“Kami bersemangat untuk memperkenalkan hybrid model ini karena memberikan keleluasaan kontrol kepada konsumen atas keputusannya sebelum menjadi pelanggan HOOQ.”

Menurutnya, hybrid model ini adalah hasil yang telah dilakukan oleh tim riset HOOQ selama setahun belakangan mempelajari pola konsumen dan bagaimana keinginan mereka terhadap layanan VOD.

“Kami percaya model ini adalah win win solution baik untuk konsumen dan bisnis kami sendiri. Kami jadi memiliki banyak kesempatan untuk re-engage konsumen setiap ada konten baru setelah masa free trial mereka berakhir.”

Lakukan redesign aplikasi

Tak sampai di situ, HOOQ juga menyiapkan tampilan aplikasi baru untuk smartphone yang siap didistribusikan merata pada pekan ini. Redesign aplikasi ini dilakukan karena hampir 80% pengguna HOOQ mengaksesnya dari smartphone. Tampilan baru HOOQ merupakan gabungan beberapa media sosial yang umumnya dipakai oleh pengguna, dari Facebook, Instagram, bahkan tampilan video yang bisa di-minimize seperti YouTube.

Ada fitur real time content feed yang cukup di-scroll, poster yang menarik seperti Instagram, bisa menyimpan konten dalam kolom favorit, melihat daftar film apa yang sudah ditonton oleh teman, fitur pencarian yang lebih mudah, dan wish-list.

Redesign ini bertujuan agar pengguna tidak memerlukan banyak klik. Kami mudahkan seluruh fitur, bahkan untuk menonton film hanya butuh satu klik saja.”

Ke depannya, HOOQ akan menambahkan fitur baru seperti parental control.

“Kami tahu sebagian besar pengguna HOOQ mengaksesnya lewat smartphone, jadi ini hal yang natural bila kami memutuskan ingin menambah kualitas layanan situ. Banyak fitur yang lebih user friendly guna menambah experience pengguna jadi lebih baik dan ada fitur lainnya siap menyusul untuk smartphone,” pungkas Guntur Siboro, Country Head HOOQ Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

HOOQ Mengklaim sebagai Layanan “Video-On-Demand” dengan Film Indonesia Terbanyak

April 2016 silam layanan video-on-demand (VOD) HOOQ dari Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros secara resmi hadir di Indonesia. Meski masih baru, tetapi HOOQ sudah bergerak dengan agresif dan mengklaim sebagai layanan VOD dengan basis data film Indonesia paling banyak. Total, hampir 70 persen dari sekitar 3.596 film Indonesia yang sudah dibuat diklaim ada dalam layanan HOOQ.

Country Manager HOOQ Indonesia Guntur Siboro mengatakan, “Film Indonesia itu jumlahnya sekarang mencapai 3000-an [lebih dari 3.596]. Dari 3.000-an itu, hampir 70 persen ada di library HOOQ. Jadi, saya tidak tahu dengan yang lain, [tetapi] kami bisa klaim HOOQ itu terbesar untuk film Indonesia. […] Film asingnya comparable lah dengan yang lain. Ada film yang kami punya mereka tidak dan begitu juga sebaliknya.”

Lebih jauh, Guntur juga mengungkap bahwa selama kurang lebih tiga bulan beroperasi di Indonesia pihaknya juga terus menambah jaringan kemitraan. Seperti yang diketahui, HOOQ telah menjalin kemitraan dengan Tri, Indosat Ooredoo, dan juga Smartfren tidak lama setelah peluncuran perdananya.

Paling baru, kini HOOQ juga telah menjalin kerja sama dengan Indihome melalui Indihome Store untuk pembelian voucher berlangganan HOOQ selama satu bulan. Selain itu, HOOQ juga menjalin kerja sama dengan Telkomsel melalui skema bundling untuk Telkomsel simPATI Entertainment.

Guntur mengatakan,

“Entertainment itu tidak bisa dimonopoli oleh satu pihak, jadi kami welcome terhadap kompetisi karena menurut kami layanan lah yang akan membuktikan yang mana yang akan akan diterima. Harga pasti bisa bersaing, […] itu pasti akan terjadi. Tapi, menurut saya industri ini [industri kreatif dan film] kalau mau berkembang harus [memiliki] sustainable pricing. Bagaimana Anda bisa memproduksi sebuah konten kreatif kalau tidak ada revenue-nya?”

“Memang ini perlu waktu untuk proses edukasi, tetapi dengan [skema] bundle proses edukasi akan lebih cepat. […] Sampai saat ini sudah ada 300.000-an orang yang mencoba [layanan HOOQ], mengunduhnya dan mencobanya selama tujuh hari [free trial],” kata Guntur.

Beberapa rencana HOOQ di Indonesia

Di samping menambah konten dan kemitraan, Guntur juga mengungkap beberapa rencana lainnya yang sedang disiapkan oleh HOOQ. Beberapa di antaranya adalah pengembangan fitur parental control , peningkatan UI/UX untuk menyesuaikan perilaku pengguna di Indonesia, dan juga tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi dan meluncurkan konten eksklusifnya sendiri.

Guntur mengatakan, “Dengan menjadi bagian dari salah satu pilihan distribusi, itu akan membuat industrinya [film] bergerak. […] Kami menjadi saluran [distribusi film] baru, secara tidak langsung membantu restorasi film [ke digital], dan kami juga tengah mengeksplorasi untuk produksi bersama orang lain. Belum bisa disclosed dengan siapa saja […] mungkin ke depan namanya akan jadi HOOQ original atau semacam itu.”

Sementara itu untuk fitur parental control, Guntur menjelaskan bahwa pengembangan fitur ini dilakukan untuk memenuhi permintaaan dan menghilangkan kekhawatiran pengguna terhadap konten yang tidak sesuai. Sejauh ini HOOQ sendiri hanya menerapkan proses self censorship pada tiap konten film yang dihadirkannya.

Sebagai informasi, dalam hasil survei yang diungkap oleh Nusaresearch, HOOQ adalah salah satu layanan VOD paling populer di Indonesia yang menempati peringkat keempat. Di samping itu, HOOQ juga menjadi pilihan utama sebagai “jalan tengah” para penikmat layanan VOD yang ingin beralih layanan dengan persentase mencapai 48,3 persen.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Video-On-Demand HOOQ Resmi Hadir di Indonesia

Satu lagi layanan video-on-demand hadir di Indonesia. HOOQ, startup yang didirikan pada bulan Januari 2015 oleh Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros ini secara resmi hari ini mengumumkan kehadirannya dalam acara temu media di Potato Head Garage Jakarta. Indonesia merupakan negara ke empat yang disambangi oHOOQ, setelah Filipina, Thailand, dan India.

Selain menawarkan pilihan serial televisi dan film Hollywood, HOOQ menyebutkan juga menghadirkan lebih dari 1000 pilihan film Indonesia dan 6000 serial televisi Indonesia. Selain pilihan subtitel bahasa Inggris, HOOQ juga dilengkapi dengan subtitel bahasa Indonesia yang dibuat secara khusus oleh tim HOOQ di Indonesia.

“Dengan misi membawa sejuta cerita untuk semua orang Indonesia, kami berupaya untuk mengubah cara masyarakat Indonesia mendapatkan hiburan dari layanan video-on-demand terbesar di Asia,” kata CEO HOOQ Peter Bithos.

Saat ini HOOQ sudah bisa diakses di desktop, mobile site, aplikasi di platform Android dan iOS, dekoder dan smart TV melalui Google Chromecast. HOOQ menyediakan lebih dari 35 ribu jam film-film Hollywood dan program lokal populer untuk pengguna, baik secara streaming maupun diunduh ke perangkat pengguna.

“Saat ini HOOQ memiliki kantor representative di Jakarta dan tim development di Bandung. Kami menyadari sebagai perusahaan digital asing di Indonesia, eksistensi menjadi hal yang penting. Untuk itulah kami hadirkan kantor perwakilan HOOQ di Indonesia,” kata Country Head HOOQ Indonesia Guntur S Siboro.

Kehadiran Guntur, yang sudah tidak asing lagi di industri digital Indonesia, di jajaran manajemen HOOQ diharapkan bisa menciptakan kolaborasi yang positif dengan pemerintah dan mitra lokal. Sebelumnya Guntur sempat menjabat sebagai CMO Indosat dan memimpin perusahaan televisi berbayar Aora TV.

Mengedepankan konten-konten lokal, saat ini HOOQ telah bermitra dengan sejumlah mitra lokal di Indonesia, seperti 13 Entertainment, MNC Contents, Multivision Plus, dan Transmedia. HOOQ juga akan menghadirkan secara eksklusif sejumlah film FTV dan serial TV pada saat peluncurannya, di antaranya adalah film box office Indonesia Surat dari Praha akhir April mendatang.

“Untuk ke depannya diharapkan HOOQ bisa menjadi outlet yang terlengkap untuk semua film Indonesia yang saat ini semakin sulit untuk diakses, terutama film-film klasik yang dulu sempat menjadi favorit. Dengan hadirnya HOOQ, semua bisa dinikmati bersama,” kata Guntur.

Pendaftaran dan sistem pembayaran

Untuk memastikan HOOQ bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat Indonesia, HOOQ bekerja sama dengan semua penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia, yaitu Telkomsel, XL, Indosat Ooredoo, Smartfren dan Hutchinson 3 Indonesia dalam skema carrier billing. Harga yang ditawarkan untuk berlangganan HOOQ adalah Rp 49.500 per bulan dan Rp 18.700 per minggu.

“Ketika pengguna telah melakukan pendaftaran dan memiliki akun HOOQ, secara otomatis akan mendapatkan akses gratis selama 7 hari. Usai dari masa percobaan akan ditawarkan pilihan pembayaran melalui operator yang digunakan atau melalui pembayaran kartu kredit,” kata Guntur.

Dengan menggunakan adaptive streaming technology, pengguna dapat memaksimalkan bandwidth jaringan yang tersedia. Fitur-fitur yang ditawarkan di antaranya pengaturan kualitas gambar dan indikator yang menganalisis konektivitas jaringan internet. Selain itu pengguna juga dapat mengunduh maksimal 5 film yang kemudian bisa dinikmati secara offline di desktop dan aplikasi.

“Pilihan mengunduh tersebut tentunya akan menjadi hal yang menarik dan diharapkan bisa menjadi pilihan favorit pengguna HOOQ. Nantinya di mana pun dan kapan pun tanpa adanya koneksi pengguna bisa menikmati tayangan film favorit,” kata Guntur.

Terkait dengan isu sensor atau film-film yang dinilai terlalu vulgar, tim HOOQ Indonesia akan melakukan penyaringan secara internal terhadap konten film yang dihadirkan selain itu jika diperlukan. HOOQ juga akan menampung semua rekomendasi atau masukan dari pengguna.

“Dengan kehadiran tim Indonesia diharapkan pengguna bisa menggunakan HOOQ setiap harinya, dan kami pun akan selalu melakukan pembaruan terhadap konten secara berkala,” kata Guntur.

Kehadiran HOOQ di Indonesia akan bersaing secara langsung dengan Netflix yang sudah hadir sejak bulan Januari 2016 dan iflix yang segera hadir menggandeng UseeTV Telkom.

Application Information Will Show Up Here