Raih Penghargaan Bergengsi, Ini Rahasia Halodoc Hadirkan Inovasi Relevan bagi Penggunanya

Platform layanan kesehatan digital Halodoc baru saja meraih sejumlah penghargaan bergengsi dalam waktu kurang dari tiga bulan secara berturut-turut. Penghargaan yang berhasil diraih adalah Marketeers Youth Choice Award (YCA) 2023, Fortune Indonesia Change the World 2022, Katadata25: The Game Changer in Digital, dan PPKM Award 2023 dari Pemerintah Indonesia

Melalui berbagai penghargaan ini, Halodoc kini membuktikan menjadi salah satu platform kesehatan digital pilihan dan andalan masyarakat. Saat ini, Halodoc telah digunakan oleh lebih dari 20 juta pengguna aktif per bulannya, dengan pengguna yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Maluku, Kepulauan Riau, Kalimantan, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Chief Operating Officer Halodoc, Veronica Sari Utami, menyatakan pencapaian ini tak terlepas dari inovasi Halodoc yang relevan dengan kebutuhan pengguna dan strategi marketing berbasis data yang tepat dan konsisten. “Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pengguna, dukungan stakeholder serta media yang telah menjadi faktor penting di balik semua manfaat baik yang diberikan oleh tim Halodoc saat ini. Selama hampir tujuh tahun beroperasi, Halodoc terus berinovasi guna menghadirkan akses layanan kesehatan yang dapat diandalkan pengguna kapan pun dan dimana pun,” ujar Veronica.

“Di Halodoc kami selalu mengedepankan kepentingan pengguna patient first. Kemudahan dan kenyamanan mereka dalam mengakses layanan kesehatan menjadi fokus Halodoc. Kami juga bersyukur bahwa berbagai inovasi yang telah kami hadirkan kini menjadi solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan semakin menjadi bagian dari keseharian masyarakat,” sambungnya.

Tak cuma inovasi layanan end-to-end, Halodoc juga sadar demi mempermudah akses layanan kesehatan, mereka butuh strategi marketing yang tak cuma untuk memperluas telehealth, tetapi juga bagaimana layanan ini bisa diterima dengan  baik oleh masyarakat. Pada awal Halodoc berdiri di 2016, telehealth masih menjadi konsep yang awam, tetapi berkat strategi marketing yang konsisten, telehealth sekarang telah menjadi bagian gaya hidup sehat banyak orang.

Veronica menekankan, strategi marketing yang dimaksud meliputi strategi berbasis data yang fokus ke 7P (product, promotion, people, place, price, process, dan physical evidence). Selain itu, lanjutnya, Halodoc juga terus mengedukasi masyarakat dengan informasi yang fokus pada tindakan preventif seperti artikel kesehatan yang bisa mudah dicari lewat aplikasi dan blog Halodoc, serta hadirnya solusi layanan preventif Home Lab untuk memungkinkan penggunanya melakukan tes kesehatan dari rumah.

Aplikasi Halodoc sendiri dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan berbagai generasi, mulai dari gen Z, millennial, hingga baby boomers. Sejauh ini, Halodoc telah menghadirkan sederet inovasi mulai dari layanan Janji Temu, Home Lab, Mental Health, dan Animal Health. Layanan kesehatan Halodoc juga terintegrasi dalam satu aplikasi untuk memudahkan kebutuhan pengguna gen Z dan milenial yang kini jumlahnya mencapai 53,81% dari total populasi Indonesia.

Tak lupa untuk kalangan lansia, Halodoc pun menghadirkan layanan yang semakin memudahkan caregiver dalam merawat keluarganya salah satunya dengan fitur Langganan untuk reminder dan membantu pembelian produk kesehatan orang tua secara rutin.  Ke depannya, Halodoc akan fokus untuk terus mengembangkan berbagai layanan kesehatan preventif dan menjadikan aplikasi Halodoc semakin relevan untuk masyarakat di berbagai kalangan usia.

“Sebagai platform layanan kesehatan berbasis digital, kami berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dari berbagai kalangan masyarakat. Kami melihat bahwa masih terdapat pain points bagi masyarakat yang ingin terus menjaga kesehatannya dan para caregiver yang merawat orang tua mereka. Oleh karena itu, kami fokus untuk menghadirkan layanan kesehatan seamless yang dapat diandalkan sehingga mereka dapat #TenangMenjaga kapan pun dan di mana pun,” tutup Veronica.

 

Digitalisasi Pelayanan Kesehatan Melalui Startup Healtech di Indonesia

Salah satu dampak positif yang dapat kita rasakan terkait dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekosistem startup seperti saat ini adalah semakin bervariasinya kemunculan startup yang ada di Indonesia, salah satu bidang startup yang cukup menarik untuk diulas adalah healthtech. Secara singkat healthtech merupakan sebuah inovasi yang dilakukan pada bidang kesehatan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Era pandemi yang kita rasakan saat ini memaksa kita untuk membatasi segala jenis aktivitas fisik, hal ini dilakukan guna menekan persebaran virus Corona yang kabarnya belakangan ini belum juga dapat diatasi.

Kemunculan healthtech tentunya dapat dilihat sebagai sebuah solusi di tengah pandemi ini, selain berguna untuk menekan persebaran virus Covid di Indonesia karena tidak perlunya kontak fisik yang terjadi antara pasien dengan penyedia jasa kesehatan Healthtech juga akan memberikan kemudahan akses untuk Anda terkait konsultasi masalah kesehatan.

Apa itu Healthtech?

Healthtech merupakan sebuah terobosan terbaru yang dikembangkan oleh Health Technology Assessment (HTA) untuk mengoptimalkan kinerja pada bidang kesehatan di tengah pademi ini, artinya adalah sebuah inovasi yang dilakukan  dalam  bidang kesehatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.

Terlebih disaat seperti sekarang ini produk-produk yang bersinggungan dengan kesehatan mendadak menjadi laku keras di pasaran, tentunya hal ini dapat dilihat sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan.

Salah satu problematika yang dihadapi oleh para pelaku perusahaan rintisan pada bidang healthtech saat ini adalah kurang bergairahnya ekosistem bidang kesehatan dan kurang jelasnya regulasi yang mengatur tentang pendanaan tentang pelayanan kesehatan digital yang ada di Indonesia. Faktor selanjutnya adalah minimnya informasi tentang healthtech, baik secara edukasi maupun adopsi dari para praktisi kesehatan tentang pemanfaatan teknologi pada bidang kesehatan. Sehingga masyarakat cenderung untuk lebih menggunakan cara konvensional dibandingkan dengan cara digital untuk terkait dengan masalah kesehatan yang mereka alami.

Kini Healthtech muncul sebagai solusi yang akan memberikan Anda kemudahan untuk melakukan konsultasi perihal masalah kesehatan dimanapun dan kapanpun tanpa perlu memikirkan kemungkinan untuk tertular penyakit.

Perkembangan Healthtech di Indonesia

Menurut DailySocial.id, Asia merupakan ladang basah dalam bidang healthtech, tercatat ada pertumbuhan yang cukup signifikan antara tahun 2017-2018 yakni nilai investasi healthtech mencapai angka $3.3 miliar.

Saat ini Tiongkok dan India masih menjadi negara yang mendominasi bidang healthtech di wilayah Asia, kemudian disusul oleh Singapura (11%), Jepang (8%), Singapura (8%), Indonesia dan Filipina (7%). Indonesia memang menjadi salah satu negara di Asia yang mendapatkan deal investasi, namun kurang mendapatkan sorotan jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Dari sekian banyak layanan yang coba diberikan oleh bidang healthtech ada beberapa layanan yang cukup dilirik oleh para investor dalam bidang ini, berikut ada 6 layanan healthtech yang cukup banyak diminati, yakni:

  1.       Penelitian kesehatan (14 investasi)
  2.       Online marketplace (12 investasi)
  3.       Genomics dan aplikasi terkait (12 investasi)
  4.       Data dan analisis medis (10 investasi)
  5.       IoT (5 investasi)
  6.       Diagnosis kesehatan (3 investasi)

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa problematika yang dihadapi oleh para pengembang bisnis khususnya pada bidang healthtech bahwa ketidakjelasan regulasi yang mengatur hukum tentang proses pendanaan, stabilitas ekonomi dan kurangnya penyuluhan informasi menjadi faktor yang menyebabkan bidang healthtech belum dapat berkembang secara optimal di negara tersebut.

Hal demikian juga terjadi pada Indonesia, namun dalam survei tersebut dijelaskan bahwa sebenarnya Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup potensial yang dapat menunjang perkembangan healthtech pada wilayah Asia.

Jumlah populasi penduduk dan semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia menjadi sebuah aset yang cukup menjanjikan bagi para pengembang bisnis terutama yang bergerak dalam penyediaan layanan healthtech.

Bahkan pada 2015 lalu sudah berdiri sebuah lembaga yang bernama Indonesia Healthtech Association (IHA), lembaga ini menjadi rumah yang menaungi perusahaan-perusahaan rintisan dalam bidang teknologi kesehatan.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif

5 Startup Healthtech di Indonesia

Pada era pandemi seperti yang saat ini kita jalani menjadi sebuah momentum yang cukup bagi para pengembang healthtech di Indonesia, kemudahan akses dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat membuat saat ini mulai banyak masyarakat yang mempercayakan kesehatannya pada healthtech.

Berikut adalah 5 daftar startup yang bergerak dalam bidang healthtech di Indonesia:

1. Halodoc

Startup yang didirikan oleh Jonathan Sudharta pada tahun 2016 ini kini resmi meluncurkan aplikasi yang digunakan untuk menunjang pelayanannya, Halodoc memberikan kemudahan bagi para konsumen untuk dapat mengakses beberapa fitur seperti teleconsultation atau konsultasi online, pemeriksaan lab secara on-demand­ dan pembelian dan pengantaran obat melalui apotik.

Saat ini Halodoc sudah menjalin berbagai macam kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya adalah dengan Kemenkes, Gojek, Laboratorium Prodia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk memberikan kemudahan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2018, Halodoc menerima penghargaan “The Most Innovative Start Up” dari Galen Growth Asia dan dipilih langsung oleh Forbes Indonesia sebagai “Choice Startup” untuk tahun itu. Sementara itu pada 2019, Halodoc terpilih sebagai “Startup Pilihan Tempo 2019” dalam kategori People’s Choice.

 2. Klikdokter

Jenis startup healthtech yang kedua adalah Klikdokter, startup ini lebih berfokus sebagai portal informasi dan edukasi terkait dengan isu-isu kesehatan yang ada. Klikdokter dikelola oleh para dokter dan tenaga medis profesional, selain itu ada beberapa fitur yang disediakan oleh Klikdokter seperti daftar rumah sakit, obat, apotek dan direktori daftar dokter.

Saat ini Klikdokter sedang mengembangkan aplikasi yang dapat menunjang edukasi kesehatan dengan basis mobile bersama dengan Lifebuoy.

 3. Alodokter

Sejak pertama kali diresmikan pada 2014 silam kini ada sekitar 18 juta pengguna aktif yang mempercayakan Alodokter sebagai platform konsultasi kesehatan, hal ini dikarenakan pelayanan diberikan Alodokter cukup dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu Alodokter juga terintegrasi secara lengkap untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, semua dokter yang terdaftar pada Alodokter memiliki Surat Tanda Regristrasi (STR) yang artinya sudah memenuhi standarisasi yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia.

 4. Konsula

Selanjutnya adalah konsula, startup healthtech ini termasuk dalam kategori yang cukup unik. Berangkat dari fakta bahwa di Indonesia masih sangat sulit untuk mempertemukan antara kebutuhan pasien dengan dokter yang kompeten untuk menanganinya membuat Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya akhirnya memutuskan untuk membuat Konsula.

Konsula yang berperan sebagai marketplace antara pasien dan dokter ini berhasil mendapatkan pendanaan dari East Ventures pada 2015 dan meresmikan versi penuhnya untuk melayani masyarakat. Pada tahun 2016 lalu Konsula meriliskan platform mobile terbarunya yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan konsultasi dengan dokter.

5. Dokter.id

Kemudian yang terakhir adalah Dokter.id, startup besutan Grace Tahir ini kabarnya berhasil mendapatkan suntikan dana dari RingMD. Ada beberapa fitur utama yang disediakan oleh Dokter.id, salah satunya adalah forum diskusi online ‘Tanya Dokter’. Forum ini akan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melakukan diskusi secara online dengan dokter.

Kabarnya Fitur terbaru yang diberikan oleh Dokter.id adalah berupa ulasan tentang rumah sakit, tentunya fitur ini akan lebih memberikan informasi bagi masyarakat untuk memilih rumah sakit terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan.

Jika melihat dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang cukup besar yang dapat menunjang perkembangan healthtech di wilayah Asia. Saat ini tercatat ada lebih dari 17 perusahaan startup yang bergerak pada bidang healthtech di Indonesia, dan tentunya akan semakin berkembang lagi seiring dengan berjalannya waktu.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif

Kaleidoskop Startup Kesehatan dan Wellness Selama Tahun 2019

Sepanjang tahun ini Indonesia diramaikan dengan berita investasi di startup yang menyasar sektor kesehatan dan makin maraknya layanan wellness.

Tidak hanya layanan kesehatan yang mencoba untuk meng-cater konsumen secara langsung, startup yang berbasis teknologi kesehatan juga mulai menawarkan teknologi yang bisa digunakan pihak rumah sakit, dokter, dan klinik. Hal tersebut membuktikan teknologi sudah mulai diadopsi sektor kesehatan yang selama ini dikenal paling sulit untuk di-disrupt.

Munculnya layanan wellness

Salah satu layanan yang makin menjamur kehadirannya sepanjang tahun 2019 adalah layanan menyediakan pilihan aktivitas atau kegiatan olahraga. Konsep yang mengedepankan kemitraan dan agregator pusat kebugaran ditawarkan oleh layanan seperti The Fit Company, ClassPass hingga R Fitness.

Bulan Agustus 2019 lalu The Fit Company meluncurkan aplikasi bernama “Fitco” dan berkomitmen untuk menciptakan gaya hidup aktif dan sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Aplikasi Fitco merupakan produk unggulan yang memungkinkan masyarakat mengakses layanan gaya hidup aktif dan sehat dengan mudah. Sementara itu usai mengantongi pendanaan Pra-Seri A sebesar Rp17,7 miliar, R Fitness melakukan rebranding dan menawarkan tiga pilihan aktivitas olah raga yang lengkap untuk warga penggunannya. Setelah sebelumnya dikenal dengan nama Ride, startup wellness yang menghadirkan layanan kebugaran, khususnya indoor cycling, melakukan rebranding menjadi R Fitness.

Sementara platform asal Amerika Serikat “ClassPass” meresmikan kehadiran mereka di Indonesia. Kepada DailySocial, Country Manager ClassPass Indonesia Anjani Percaya mengungkapkan, makin besarnya minat warga ibukota peduli akan olahraga dan gaya hidup yang sehat, menjadikan platform seperti ClassPass mulai banyak diminati saat ini. ClassPass merupakan platform wellness asal Amerika Serikat, saat ini telah memiliki 20 ribu mitra secara global.

Khusus untuk suplemen, Jovee menjadi pendatang baru yang menawarkan kebutuhan suplemen untuk pengguna milenial. Jovee didirikan oleh veteran industri, Natali Ardianto, yang sebelumnya adalah Co-Founder Tiket.com.

Hadirnya berbagai layanan kesehatan baru

Jika di tahun 2017-2018 banyak bermunculan startup healthtech yang menawarkan layanan konsultasi dokter (telemedicine) dan pengantaran obat langsung ke rumah pelanggan, sepanjang tahun 2019 makin banyak bermunculan layanan kesehatan berbasis teknologi yang menawarkan ragam layanan baru, mulai dari jasa perawat yang bisa dipesan seperti MHomecare hingga platform yang menghadirkan informasi dan berita kesehatan terkurasi SehatQ.

Kedua layanan tersebut mencoba untuk meng-cater target pasar dari berbagai kalangan untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan hingga informasi kesehatan yang diinginkan.

Layanan kesehatan yang lebih fokus kepada kosmetik atau perawatan dental (gigi) juga mulai hadir di Indonesia, diprakarsai platform lokal Rata dan platform Singapura yang merupakan alumni program Surge Sequoia India bernama Zenyum. Tahun 2020 mendatang diprediksi makin banyak lagi layanan kesehatan kosmetik berbasis teknologi.

Sementara itu, Grab melalui GrabHealth meresmikan layanan kesehatan bersama Good Doctor Technology Indonesia (anak usaha Ping An Good Doctor). President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, GrabHealth adalah salah satu buah investasi SoftBank senilai $2 miliar yang diumumkan pada Juli 2019 untuk Indonesia. Perusahaan percaya pemanfaatan teknologi yang tepat bisa membawa manfaat positif buat masyarakat.

Ada empat fitur yang dihadirkan, di antaranya tanya jawab kesehatan dengan dokter, membuat janji konsultasi tatap muka dengan dokter, belanja produk kesehatan dan kebugaran (Health Mall), dan konten kesehatan dan gaya hidup yang dikurasi oleh tim dokter. Seluruh fitur ini dapat diakses secara gratis, sementara tersedia di Jabodetabek, dan segera digulirkan ke kota lain di dalam cakupan operasional Grab secara bertahap.

Layanan lain untuk rumah sakit dan klinik

Dengan regulasi yang ketat di industri, belum banyak startup healthtech yang menyasar konsumen rumah sakit dan klinik. Didukung Ikatan Dokter Indonesia, tahun ini beberapa startup healtech mencoba mengakomodir konsumen ini. Salah satunya adalah Medigo yang menawarkan joint venture dengan pihak klinik untuk memberikan sistem manajemen layanan kesehatan terpadu dan proses digitalisasi klinik melalui Klinik Pintar. Dikabarkan IDI juga berniat untuk merangkul lebih banyak investor untuk mendukung klinik yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengadopsi teknologi melalui kemitraan.

Sementara fitur unik lainnya adalah ulasan rumah sakit melalui Dokter.id. melalui fitur ini nantinya Pengguna bisa memberikan pendapat, kritik, dan testimoni kepuasan pelanggan terhadap layanan dokter, perawat, dan proses pengobatan selama berada di rumah sakit.

Layanan yang sudah dikenal publik, seperti Halodoc dan Alodokter, terus menambah lini bisnis baru, termasuk menyasar konsumen korporasi dan peningkatan variasi layanan. Pengembangan teknologi dan strategi bisnis yang ada membuktikan bahwa layanan kesehatan berbasis teknologi mendapatkan momentum yang tepat tahun ini.

5 Tren Teknologi yang Terus Membantu Bisnis di Tahun 2020

Ekspansi dan pertumbuhan teknologi tidak menunjukkan tanda-tanda untuk melambat dalam waktu dekat. Teknologi digital tak jarang menjadi disrupsi utama dalam industri. Bahkan saat ini, digital membentuk kembali bagaimana industri dan berbagai perusahaan di dalam industri tersebut dalam beroperasi dan berkinerja. Yang menarik adalah bahwa teknologi baru diadopsi dengan cepat, yang memaksa berbagai bisnis untuk beradaptasi dengan cepat atau berisiko ketinggalan.

Adaptasi teknologi teranyar punya sifat disruptif. Hal tersebut seringkali mengubah cara sebuah perusahaan beroperasi sedikit demi sedikit, bahkan terkadang mengubah secara keseluruhan. Dengan kata lain, teknologi selalu berdampak pada bisnis. Di penghujung 2019 ini, masih banyak menyisakan pertanyaan tentang bagaimana teknologi dapat terus memberikan impact terhadap sebuah industri. Oleh karena itu, berikut ini adalah tren teknologi yang akan membantu bisnis di masa depan, khususnya di tahun 2020.

Artificial Intelligence (AI) dan Big Data

Walaupun masih ada perdebatan seputar Artificial Intelligence (AI) dan perkembangannya—sebagian orang khawatir AI akan menggantikan peran manusia sementara yang lain cukup antusias tentang manfaatnya—pengembangan AI di Indonesia masih dalam tahap awal pengembangan dan masih jauh dari perkembangan true AI. Namun, apa yang berkembang sejauh ini telah menemukan jalannya ke industri dan perusahaan.

Saat ini, AI dan Big Data hadir di hampir semua bidang bisnis mulai dari fitur chatbot hingga layanan transkripsi hukum bertenaga AI yang digunakan oleh firma hukum hingga penggunaan praktis dalam industri, seperti kesehatan, manufaktur, pendidikan, dan lain-lain. AI bisa dibilang adalah teknologi yang paling cepat diadopsi karena menggunakan machine learning, pembelajaran yang dalam, dan kemampuan pengenalan alami yang dapat digunakan oleh berbagai bisnis baik besar maupun kecil. Karena potensinya yang tampaknya tidak terbatas, tren AI akan terus mempengaruhi bisnis dan mendorong inovasi melalui industri di tahun-tahun mendatang.

Selain AI, Implementasi big data atau himpunan data dalam jumlah besar umumnya lebih sering ditujukan untuk kebutuhan bisnis. Dewasa ini, big data banyak dijadikan sebagai salah satu penentu dalam pengambilan keputusan bisnis.

Berbicara dalam scope yang lebih luas, big data tak hanya diandalkan semata-mata untuk itu. Big data dapat diaplikasikan pada jenis usaha yang dapat memberikan perubahan lebih baik terhadap masyarakat.

Internet of Things (IoT)

Internet of Things (IoT) dipercaya sebagai satu teknologi yang semakin memengaruhi kinerja bisnis berbagai lini kegiatan organisasi. Transformasi digital dimungkinkan dengan memanfaatkan teknologi ini. Industry 4.0, Intelligent Transportation System dan Smart City adalah bidang yang memanfaatkan IoT sebagai enabler nya. Tren ini sudah mulai mempengaruhi bisnis modern dan akan terus meningkat di masa depan. Permintaan ini menciptakan kebutuhan akan lebih banyak perangkat IoT. Saat ini, perangkat pintar dan gadget perlahan menjadi standar tidak hanya untuk konsumen tetapi juga untuk bisnis. Perangkat, seperti Amazon Alexa, Echo, Google assitant, dan lainnya cukup populer di kalangan konsumen akhir-akhir ini.

Selain fokus pada kota-kota yang sudah melek digital. Bidang industri juga memiliki pasar yang besar untuk pengembangan dan implementasi IoT. Syarat yang sama juga berlaku pada perusahaan-perusahaan pasar IoT. Memang, untuk skala Nasional, Indonesia masih jauh dikatakan siap untuk implementasi proyek IoT ini. Namun, dengan mulai pada beberapa area yang sudah “matang” bukanlah langkah yang buruk, hal tersebut akan mempercepat pengembangan dan implementasi IoT sehingga, proyek IoT tidak berhenti.

Fintech

Fintech merupakan kolaborasi antara finansial/keuangan dan teknologi. Cepatnya kemajuan teknologi membantu para startup membangun inovasi produk keuangan yang berbeda dari perbankan konvensional. Di banyak negara, inovasi keuangan dari startup tersebut terbukti tidak hanya memunculkan solusi-solusi baru yang inovatif buat konsumen, tetapi sekaligus menggoyang industri keuangan yang sudah mapan.

Fintech merupakan salah satu contoh primadona dibandingkan industri lainnya karena terus bertransformasi. Fintech tidak melulu berbicara soal sistem pembayaran dan lending, tapi ada juga vertikal bisnis lainnya seperti insurtech, remitansi, regtech, blockchain, kripto, data analytics, dan lain sebagainya.

Alasan pertama, layanan Fintech menawarkan kecepatan. Dengan teknologi big data, penggunaan algoritma, dan proses online, keputusan kredit bisa diambil dalam rentang waktu sangat cepat jika dibandingkan bank konvensional. Pengisian aplikasi dilakukan sepenuhnya melalui online dengan desain teknologi yang sangat memahami perilaku para penggunanya. Pinjaman diproses tanpa perlu tatap muka dengan nasabah

Health Tech

Salah satu vertikal startup yang diprediksi bakal mengalami perkembangan adalah health tech. Dalam survei Gallen Growth Asia dilaporkan beberapa tren perkembangan layanan healthtech, mulai dari kategori, pendanaan, hingga sebarannya di wilayah Asia Pasifik.

Bidang kesehatan menjadi salah satu segmen yang saat ini banyak digarap oleh para pengembang di level startup. Umumnya menyediakan layanan reservasi dan direktori dokter, namun beberapa lainnya mengeluarkan inovasi baru yang siap diandalkan untuk kebutuhan medis penggunanya.

Di Indonesia, layanan teknologi kesehatan diprediksikan sebagai sektor yang menyimpan potensi besar. Salah satu layanan yang ada di industri ini adalah layanan konsultasi dokter online. Sudah banyak penyedia layanan ini tersedia di Indonesia. Sebagai bisnis yang bergantung kepada kepercayaan pengguna, tantangan besar bagi para penyedia layanan untuk bisa menjaganya.

Cloud Computing

Cloud computing (atau komputasi awan) saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat umum, terutama di kalangan pengembang software. Berbagai keunggulan cloud computing, seperti dalam skalabilitas, keandalan dan portabilitas membawakan daya tarik tersendiri, terlebih sistem pembayaran layanan cloud kebanyakan cukup fleksibel, yakni dibayarkan sesuai dengan penggunaan atau umum disebut dengan istilah “pay as you use”. Teknologi telah menjadi komponen kritis dalam operasional bisnis, berbagai kegiatan, terutama yang menghubungkan langsung dengan konsumen banyak ditompang olehnya, dan salah satu platform yang banyak digunakan tak lain adalah cloud computing.

Pembiayaan untuk kebutuhan teknologi dalam lebih diefisienkan dengan pemanfaatan teknologi cloud computing, seperti meminimalisir biaya pembelanjaan hardware dan pemeliharaan, namun untuk menciptakan nilai yang optimal bisnis juga harus mengenal betul kemampuan dan kebutuhannya. Cloud computing menawarkan sistem pembayaran yang cukup fleksibel, gunakan sumber daya tinggi saat penggunaan tinggi, dan minimalkan penggunaan sumber daya saat kebutuhan rendah. Hal ini bisa dicontohkan di beberapa skema bisnis, misalnya sistem yang ramai di masa tertentu, sebut saja toko online baju muslim.

Sudah cukup banyak pilihan layanan cloud yang saat ini tersaji. Karena bisnis membutuhkan teknologi yang handal untuk operasional bisnis yang berkelanjutan, pastikan bisnis memilih layanan cloud yang sudah teruji dan terpercaya. Setidaknya sudah ada case study atau pihak bisnis yang sebelumnya pernah menggunakan layanan tersebut dan memberikan testimoni baik. Terlepas dari itu layanan global ataupun layanan lokal.

Tren teknologi tersebut akan terus subur jika pengembangan produk terus dilakukan. Inisiatif inovasi dari korporasi menjadi penting dalam hal ini, terutama perusahaan dengan market access yang besar. Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi dengan lebih dari 163 juta pengguna, lebih dari 189.000 BTS yang beroperasi di 11 wilayah Indonesia, dan lebih dari 5.500 talenta di dalamnya, saat ini tengah melakukan upaya transformasi digital dengan kegiatan yang dapat membuka potensi inovator Tanah Air.

Telkomsel memperkuat keseriusannya dalam mendorong inovasi digital di Indonesia tersebut melalui program Telkomsel Innovation Center (TINC). Bentuk dukungannya antara lain berupa penyediaan laboratorium IoT (bagi startup yang menggunakan teknologi ini), development funding, development kit, platform, 5G Lab, working space, serta networking access bagi para startup, developer, maupun system integrator dengan para pemain industri terkait.

Tertarik dengan program inovasi dan segala keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan kolaborasi bersama TINC? Telkomsel telah membuka batch 4 dari program inovasi mereka. Informasi lebih lengkap, masuk ke www.instagram.com/tinc.id dan tinc.id.

Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Telkomsel.

Pembaruan PesanLab Kenalkan Layanan Home Service

Kiprah PesanLab sebagai startup yang menjembatani masyarakat dengan akses pelayanan lab kesehatan di tahun 2017 terus berlanjut. PesanLab yang dari awal memang didesain untuk memudahkan masyarakat akan mencoba menghadirkan layanan home service untuk pengambilan darah dan mengirimkan hasil lab via online.

Terobosan ini dilakukan PesanLab untuk terus berusaha menyuguhkan pelayanan prima bagi masyarakat yang membutuhkan akses ke lab untuk beberapa keperluan. Selain proses pemesanan yang bisa dilakukan via web PesanLab pembayaran pun dimudahkan dengan fasilitas pembayaran melalui kartu kredit atau pun bank transfer dengan konfirmasi otomatis.

Sejauh ini untuk memastikan kualitas layanan dari segi lab, PesanLab sudah menjalin kerja sama dengan lab klinik yang memiliki standar mutu tinggi untuk melayani konsumen dalam melakukan pemeriksaan. Nama-nama klinik yang menjadi mitra PesanLab meliputi lab klinik Prodia, Gunung Sahari, Parahita, Biotest, Kimia Farma, Pathlab, Primadiaa, Medika dan Lider Lab. Semua mitra lab tersebut bisa menjangkau setiap wilayah Jabodetabek. Konsumen bisa memantau harga, jenis/paket tes dan lokasi terdekat.

“Kami bangga dapat membantu dan melayani konsumen untuk mendapatkan akses ke lebih dari 500 jenis tes lab dan medical check up secara mudah, terjangkau dan menghemat waktu. Kini mereka tak perlu lagi direpotkan dengan menelepon, mencari lab klinik yang pilihan dan terdekat serta pulang-pergi ke lab untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan mereka. Dengan website pesanlab.com, mereka dapat melakukan semuanya dari smartphone atau komputer, dalam waktu yang singkat dan efisien,” ujar CEO dan Founder PesanLab Dimas Prasetyo.

Kondisi PesanLab saat ini

Dari data internal PesanLab sekarang sudah terdapat 1000 pengguna terdaftar dengan lebih dari 2000 tes sejak per utama kali diluncurkan pertengahan tahun lalu. Dengan total cabang sudah mencapai 50 unit.

“Ada lebih dari 1000 user terdaftar dan lebih dari 400 konsumen yang sudah menggunakan layanan PesanLab untuk melakukan lebih dari 2000 tes sejak diluncurkan dari pertengahan tahun 2016 lalu. Pengeluaran untuk tes antara Rp200.000 – Rp3.500.000 per konsumen di PesanLab, 40% nya adalah tes yang dilakukan secara rutin seperti kolesterol, diabetes, tiroid dan lain-lain, “ imbuh Dimas.

Untuk inovasinya sendiri PesanLab rencananya akan membuka layanan home service yang akan di mulai pada minggu kedua bulan Maret.

“Untuk mempermudah dan lebih menjangkau konsumen, mulai minggu kedua bulan Maret ini akan dibuka layanan home service pengambilan darah di rumah pada hari yang sama. kita sudah sediakan 45 perawat di area Jabodetabek. Jadi, konsumen nanti akan mendapatkan 3 hal, yakni harga yang lebih murah dibandingkan datang ke lab langsung, layanan home service di hari yang sama dan pengiriman hasil online,” terangnya.