Huawei Watch GT 3 Diperkenalkan di Indonesia: Smartwatch Pertama dengan HarmonyOS

Huawei saat ini sedang mendorong ekosistem dengan sistem operasi HarmonyOS pada setiap perangkatnya. Hal tersebut sudah dimulai dengan diluncurkannya smartphone yang sudah menggunakan sistem operasi tersebut. Saat ini, ternyata Huawei sudah memiliki sebuah perangkat AIoT yang juga menggunakan sistem operasi HarmonyOS. Perangkat tersebut berupa jam tangan pintar dengan nama Huawei Watch GT 3.

Smartwatch yang satu ini resmi diperkenalkan Huawei di Indonesia dan akan diluncurkan pada tanggal 8 November 2021 mendatang. Seperti biasa, Huawei mengadakan sebuah workshop untuk para jurnalis saat akan meluncurkan sebuah perangkat. Workshop tersebut diadakan pada tanggal 29 Oktober 2021 yang lalu melalui aplikasi Zoom.

Patrick Ru, Country Head Huawei CBG Indonesia, menjelaskan, “Kehadiran Huawei Watch GT 3 merupakan langkah besar dari perjalanan perangkat wearable Huawei. Sebagai pemimpin pasar yang selalu menyediakan inovasi teknologi, dan senantiasa menghadirkan produk unggulan, Huawei berupaya untuk terus menghadirkan produk-produk berkualitas  yang mendukung gaya hidup sehat, menyediakan pengalaman real-time sport yang lebih komprehensif, serta membangun koneksi yang begitu dekat dengan penggunanya.”

“Dengan produk wearable yang semakin terhubung dengan kehidupan penggunanya, Huawei juga akan terus mengembangkan teknologinya melalui peningkatan ekosistem software maupun hardware. Kami juga hadirkan inovasi terdepan untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna  dalam mengatur kebugaran dan kesehatan mereka melalui teknologi. Kami tidak sabar dalam menghadirkan Huawei Watch GT 3 kepada masyarakat,” tambah Patrick bersemangat.

Huawei Watch GT 3 merupakan perangkat smartwatch pertama yang menggunakan HarmonyOS besutan Huawei sendiri. Sistem operasi ini sendiri akan dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang juga menggunakan HarmonyOS pula. Dengan HarmonyOS, Huawei pun juga bisa mendesain perangkatnya dengan lebih leluasa lagi.

Saat ini, menu dari Watch GT 3 pun sudah berbeda dari versi-versi sebelumnya. Jika dilihat, menu yang ada saat ini penuh dengan icon-icon aplikasi dan fitur dari perangkat tersebut. Hal tersebut tentu saja membuat navigasi dari jam tangan pintar ini menjadi lebih untuk dan juga mudah.

Jam tangan pintar ini juga menawarkan fitur AI Running Coach, serta fitur All-day Health Monitoring untuk mereka yang suka berolah raga. Ada pula fitur TruSeen, teknologi pemantauan detak jantung juga telah dikembangkan ke generasi 5.0+, yang dapat memantau detak jantung dan pemantauan saturasi oksigen (SpO2) yang diklaim lebih baik dan akurat dari generasi sebelumnya.

Dari segudang fitur yang ditawarkan oleh Huawei, Watch GT 3 masih belum memiliki dukungan koneksi dengan eSIM. Sayang memang, hal ini mengharuskan Watch GT 3 terhubung dengan smartphone untuk menerima panggilan suara.

Jam tangan pintar ini sudah bisa diinstal beberapa aplikasi pihak ketiga. Huawei mengklaim bahwa sudah ada lebih dari 15 third party apps yang dapat terhubung dengan Huawei Watch GT 3, mulai dari aplikasi olahraga hingga produktivitas sehari-hari. Huawei juga berjanji akan terus menambah aplikasi yang bisa terhubung dengan Watch GT 3. Semua itu bisa langsung dicari dengan menggunakan aplikasi dari Huawei.

[Review] Huawei Freebuds 4: TWS Open-fit dengan ANC 2.0, Suara Bagus tanpa Gangguan Suara Luar

Huawei merupakan salah satu produsen AIoT yang memperkenalkan teknologi active noise cancelling pada produk True Wireless Stereo-nya di Indonesia. Berselang 2 tahun kemudian, Huawei kembali meluncurkan produk TWS-nya yang memiliki teknologi ANC yang lebih canggih lagi. Produk tersebut adalah penerus dari Huawei Freebuds 3, yaitu Huawei Freebuds 4.

Berbeda dengan Huawei Freebuds 4i yang memiliki desain in-ear, Freebuds 4 masih mengadopsi desain yang sama dengan Freebuds 3, yaitu Open-Fit. Unit review dari Huawei ini juga sudah menghampiri rumah saya semenjak bulan lalu. Dan semenjak itu, saya penasaran ingin mencoba teknologi ANC 2.0 yang dibenamkan pada TWS baru ini. Huawei juga mengatakan bahwa Freebuds 4 sudah dicoba dengan berbagai macam bentuk telinga sehingga ANC-nya lebih efektif dibandingkan seri sebelumnya.

Hal tersebut juga lah yang membuat saya sangat tertarik untuk mencobanya. Saya merupakan salah satu orang yang kurang cocok dengan TWS dengan desain Open-Fit. Hal tersebut tentu saja karena TWS jenis ini mudah tergeser ke bagian luar sehingga suara dari driver tidak sepenuhnya masuk ke rongga telinga serta noise dari luar yang mengganggu suara.

Huawei Freebuds 4 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 4,1 gram per earbuds, 38 gram case
Versi Bluetooth 5.2
Ukuran Driver ⌀14,3 mm dynamic
Dimensi 41,4 x 16,8 x 18,5 mm (earbud), ⌀58 x 21,2 mm (case)
Kapasitas Baterai 30 mAh (per earbud), 410 mah (case)

Seperti pendahulunya, Huawei Freebuds 4 masih menggunakan driver besar dengan dimensi 14,3 mm. Driver berukuran besar ini memang cocok untuk melepaskan suara dengan lebih kuat ke rongga telinga pada model Open-fit. Huawei juga menjanjikan latensi rendah, yaitu 150ms pada smartphone EMUI serta 90 ms pada sistem operasi HarmonyOS. Sayangnya, saya sedang tidak memegang perangkat HarmonyOS pada saat pengujian.

Unboxing

Pada paket penjualan dari Huawei Freebuds 4 hanya akan ditemukan sebuah kabel USB-C untuk mengisi daya. Bagi pengguna yang memakai smartphone dengan port USB-C tentunya tidak perlu menggunakan kabel ini dan bisa memakai bawaan dari smartphone-nya.

Desain

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Huawei Freebuds 4 menggunakan model Open ear atau Open fit. Model ini sendiri akan digantung pada celah yang ada di telinga bagian bawah. Oleh karena itu, model Open fit tentu tidak akan masuk rapat ke rongga telinga dan seringkali tergeser ke luar. Dengan begitu, suara dari luar akan masuk ke rongga telinga sehingga suara dari driver kerap terganggu dan tidak penuh dan di sinilah ANC 2.0 dari Huawei berfungsi.

Sama seperti TWS yang beredar di pasaran, Huawei Freebuds 4 masih menggunakan bahan plastik polikarbonat yang tebal. Saat dipegang, TWS ini memang terasa kokoh sehingga saya tidak terlalu khawatir jika perangkat ini jatuh dari telinga. Charging case-nya pun juga dibuat sangat kokoh oleh Huawei sehingga tidak perlu khawatir untuk menaruhnya pada kantong belakang celana Anda.

Pada setiap earbuds-nya terdapat sebuah speaker, microphone, serta beberapa sensor. Pada bagian batang setiap earbuds-nya terdapat sensor sentuh yang bisa dikonfigurasi fungsinya dari aplikasi AI Life. Sensor tersebut memiliki 3 jenis gesture, yaitu sentuh 1x, sentuh 2x, dan menggeser dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dan pada bagian bawah dari TWS ini terdapat konektor untuk mengisi ulang baterai dari case-nya.

Pada charging case-nya sendiri terdapat sebuah LED pada bagian depannya. Saat case ini terbuka, earpiece-nya akan langsung mencari perangkat bluetooth lainnya untuk melakukan pairing atau langsung terhubung. Pada bagian kanannya terdapat sebuah tombol untuk melakukan pairing dengan perangkat lainnya.

Huawei telah membenamkan driver berukuran besar ke dalam TWS Open-fit ini. Dengan dimensi yang sedikit lebih besar dibandingkan sang pendahulunya, Freebuds 4 pun memiliki driver 14,3 mm. Penggunaan driver yang lebih besar sendiri juga membuat suara pada bagian bass menjadi lebih baik. Hal ini pula lah yang dibutuhkan pada sebuah TWS dengan model ini.

Baterai yang ditanamkan pada kedua buah earpiece ini memiliki kapasitas 30 mAh. Dengan kapasitas ini, Huawei menjanjikan pemakaian hingga 4 jam tanpa ANC dan 2,5 jam dengan ANC. Untuk Charging case-nya sendiri sudah ditanamkan baterai 410 mAh yang membuat total pemakaian bisa mencapai 22 jam atau seharian penuh. Pengisian baterai charging case-nya sendiri menggunakan USB-C yang sudah umum digunakan saat ini.

Untuk orang yang sering berkeringat seperti saya, tidak perlu lagi khawatir TWS-nya akan rusak. Huawei Freebuds 4 sudah memiliki sertifikasi IP4X yang tahan terhadap percikan air. Jadi, perangkat ini juga cocok dijadikan perangkat penghilang kebosanan saat sedang berolah raga sendirian.

Huawei Freebuds 4 menggunakan sebuah aplikasi yang bernama AI Life. Aplikasi ini akan memperlihatkan informasi mengenai Huawei Freebuds 4, seperti sisa baterai. Selain itu, aplikasi ini juga bisa mengubah setting seperti gesture dan mengkonfigurasi ANC yang ada. Tentunya, aplikasi ini juga bisa melakukan upgrade firmware.

Menggunakan selama sebulan

TWS dengan model Open-ear memang tidak cocok untuk orang dengan telinga seperti saya. Setiap kali memasangkannya pada telinga, selalu saja ujung eartips menjauh dari rongga telinga. Hal tersebut tentu saja membuat suara yang dihantarkan dari driver ke telinga berkurang dan menjadi tidak lengkap. Oleh karena itu, saya sangat tertarik untuk mencoba ANC yang ada pada TWS ini.

Setelah membuka paket penjualannya, saya langsung menghubungkannya ke smartphone yang digunakan. Perangkat ini sudah mendukung codec SBC dan AAC dalam mentransfer suara. Aplikasi AI Life juga langsung mendeteksi perangkat yang satu ini. Setelah itu, sebuah firmware pun juga terdeteksi setelah terhubung dengan aplikasi tersebut, sehingga ada beberapa peningkatan pada Huawei Freebuds 4 yang saya gunakan.

 

Sekarang waktunya memasangkan perangkat ini pada kedua telinga saya. Tentunya saat memasangkan kedua earpiece tersebut, tidak ada yang berbeda dengan TWS Open-fit pada umumnya. Ujung dari earpiece lagi-lagi tidak mencapai rongga telinga sehingga saya cukup jelas mendengar semua suara di sekitar saya.

Kemampuan ANC 2.0 pada TWS ini pun saya uji kebenarannya. Saat menyalakannya, suara yang ada dari luar memang terdengar lebih kecil dibandingkan biasanya. Suara kipas PC yang biasanya cukup terdengar, sekarang terdengar sekitar 30-40%-nya saja. Apalagi suara ketikan dari sebuah keyboard mechanical yang menjadi hampir tidak mengganggu.

Setelah itu, saya langsung mendengarkan sebuah lagu dari aplikasi Spotify. Dengan menggunakan bitrate tertinggi (Vorbis 320 Kbps), saya mencoba pada volume sekitar 80% saja. Ternyata, suara yang ada dari luar menjadi sangat kecil sehingga suara dari lagu yang dimainkan menjadi dominan. Hal ini tentunya menambah kenyamanan pemakainya dalam mendengarkan musik.

Sayangnya, karena terdapat celah antara earpiece dan rongga telinga, membuat saya harus menaikkan volume suara menjadi 90%-100%. Pada tingkat ini, suara dari luar sudah hampir tidak terdengar sama sekali. Selain itu, menaikkan volume dari TWS ini juga diperlukan karena memang suara yang dihasilkan terdengar kurang kuat.

Satu hal yang pasti pada perangkat TWS ini adalah suara vokal yang dihasilkan terdengar jernih. Untuk channel high dan low, akan cukup menyenangkan mereka yang menyukai profil balanced. Untuk saya, TWS memberikan bass yang kurang dominan sehingga harus menyalakan fungsi bass boost pada aplikasi AI Life. Setelah itu, baru TWS ini terasa pas suaranya.

Mendengarkan lagu dengan format FLAC bahkan menjadi lebih enak untuk ukuran TWS Open-fit. Saya bisa mendengar petikan senar gitar dengan cukup jelas pada lagu Tears in Heaven. Tentunya suara dari Eric Clapton sendiri terdengar jelas dan tidak mendominasi. Untuk urusan mendengar musik, TWS ini berhasil memikat hati saya.

Dengan menyalakan ANC-nya, saya juga mencoba menonton film-film yang ada di Netflix. Hasilnya memang cukup menyenangkan. Suara yang ada terasa sangat fokus pada film tersebut dan hampir tidak terdengar suara lain dari luar. Akan tetapi apabila ada orang didekat saya sedang berbicara, tentu saja masih akan terdengar suaranya.

Dengan janji latensi yang rendah, tentu saja saya mencoba TWS ini dengan bermain game. Saya mencoba TWS ini dengan bermain game di PC, yaitu Shadow of the Tomb Raider dan Valorant. Alangkah senangnya pada kedua game ini, delay yang terjadi hampir tidak terasa sama sekali. Suara langkah musuh bisa saya dengar dengan jelas dan tepat.

Terakhir adalah pengujian untuk melakukan panggilan dengan menggunakan Whatsapp Call. Saya pun mencoba di luar ruangan yang memiliki banyak gangguan suara dan angin. Call Noise Cancellation yang ada bisa meredam gangguan dengan cukup baik, walaupun belum mengisolasi suara saya secara utuh.

Janji Huawei untuk daya tahan baterai pada TWS ini ternyata cukup tepat. Tanpa ANC, saya bisa menggunakannya hingga 4 jam. Untuk ANC, TWS ini akan mati dalam waktu sekitar 2,5 jam saja. Untuk mengisi baterai pada earpiece-nya, akan penuh dalam waktu sekitar 30 menit.

Verdict

Membeli sebuah TWS Open-Fit akan terasa sama jika tidak memiliki sebuah Active Noise Cancelling. Hal tersebut disebabkan oleh adanya celah yang cukup besar antara eartips dengan rongga telinga. Hal tersebut akan membuat suara dari luar masuk ke telingga sehingga suara dari TWS akan memudar. Masalah ini pun dipecahkan oleh Huawei dengan mengeluarkan Freebuds 4.

Teknologi Open-fit noise cancellation yang ada pada Huawei Freebuds 4 memang membuatnya berbeda dari TWS lain. Walaupun posisinya tidak pas pada telinga saya, suara yang dihadirkan pun menjadi lebih terdengar karena suara dari luar akan terhalau oleh ANC. Dengan volume penuh, suara luar akan terasa terisolasi dan akan memberikan suara yang bagus.

Daya tahan baterai dari TWS ini juga cukup baik saat tidak menyalakan ANC-nya. Selain itu, IP4x juga menjamin bahwa perangkat ini tidak rusak akibat terkena keringat di telinga. Latensi pada perangkat ini juga cukup kecil yang membuatnya pas untuk bermain game.

Untuk semua fitur yang dihadirkan, Huawei menjual Freebuds 4 dengan harga Rp. 2.199.000. Dengan harga tersebut, konsumen akan mendapatkan sebuah TWS Open-fit yang terasa pas untuk semua telinga berkat ANC 2.0-nya. Huawei menjual TWS ini pada jalur distribusi mereka baik online maupun offline.

Sparks

  • Teknologi ANC yang membuat TWS ini mirip in-ear
  • Kualitas suara yang dihasilkan bagus
  • Desainnya cukup nyaman di telinga
  • Aplikasi AI Life menyediakan fungsi yang cukup lengkap
  • Latensi kecil yang nyaman untuk bermain game

Slacks

  • Suara yang dihasilkan terasa kurang keras
  • Daya tahan baterai, terutama dengan ANC, kurang lama

Huawei MatePad 11 Hadir Sebagai Meeting Master, Tersedia Warna Baru dan Penyimpanan 256GB

Tren bekerja secara mobile sudah terbentuk sejak lama, perubahan tersebut dipercepat oleh pandemi. Kini bekerja tidak lagi dikaitkan dengan berada di meja kantor dan perangkat serbaguna yang sangat cocok digunakan di era new normal ialah tablet.

Dalam perkembangannya, tablet berupaya menghadirkan pengalaman layaknya menggunakan PC. Lengkap dengan dukungan aksesori keyboard, pena digital, dan bahkan mouse – contohnya seperti tablet terbaru Huawei yakni MatePad 11.

Sejak diluncurkan pada Agustus tahun ini, MatePad 11 telah menerima antusiasme yang tinggi dari konsumen. Ia berhasil menempatkan diri sebagai perangkat yang mampu meningkatkan pengalaman mobile productivity jauh lebih berkesan bagi para pengguna aktif di era digital yang dinamis.

Tingginya minat konsumen pada MatePad 11 menunjukkan permintaan publik akan perangkat portabel seperti tablet yang dapat berfungsi sama seperti PC. Karena itu, Huawei mengumumkan kehadiran MatePad 11 dengan warna baru yang dilengkapi kapasitas penyimpanan lebih besar.

Konsumen dapat memiliki MatePad 11 dengan warna Olive Green dengan kapasitas penyimpanan 256GB pada tanggal 15 Oktober 2021 seharga Rp8.299.000. Khusus periode pertama penjualan sampai 31 Oktober 2021, gratis aksesori keyboard untuk MatePad 11 senilai Rp 1.599.000.

MatePad 11 dengan warna baru Olive Green ini menggunakan material ramah lingkungan untuk bagian belakang produk. Dengan pola yang halus dan bertekstur seperti kulit, secara keseluruhan hal ini menambah kenyamanan pengguna dalam menggenggam tablet. Dari segi penggunaan, material ramah lingkungan ini juga memiliki keunggulan anti gores, anti licin dan mudah dibersihkan.

Selain itu, Huawei dengan bangga memperkenalkan MatePad 11 sebagai meeting master. Demi menjawab permasalahan umum pada pengguna ketika melakukan meeting virtual, seperti koneksi internet yang tidak stabil, output suara yang kecil, dan input mikrofon yang bising.

Pengguna tidak perlu khawatir akan jaringan koneksi internet, sebab MatePad 11 telah didukung dengan WiFi 6 yang menawarkan 80 MHz bandwidth dan kecepatan sampai 1.2Gbps. Serta, dilengkapi dengan Ultra-wide bandwidth Wi-Fi 2.4G antenna.

Saat pengguna berada di tengah lingkungan yang sibuk atau ramai, pengguna masih dapat mendengar suara rekan meeting virtual dengan jelas berkat empat speaker premium Harman Kardon. Percakapan pengguna juga bakal terdengar jelas oleh rekan meeting berkat empat mikrofon bawaan.

Tidak hanya mengatasi masalah jaringan dan audio, MatePad 11 hadir dengan kamera 8MP dengan aperture f/2.0. Yang mana membuat pengguna dapat tampil maksimal ketika mengikuti virtual meeting.

Sekilas spesifikasinya, MatePad 11 merupakan tablet pertama dengan HarmonyOS 2. Ia mengusung FullView Display 10,95 inci beresolusi 2560×1600 piksel dengan rasio screen-to-body tinggi mencapai 86%. Dapur pacunya mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 865 yang memastikan performanya dapat diandalkan untuk keperluan apapun.

Pengalaman layaknya menggunakan PC pada MatePad 11 berkat dukungan keyboard magnetik dengan 1,3mm keystroke untuk kenyamanan mengetik dan M-Pencil generasi ke-2 untuk mencatat secara cepat. Pengguna juga dapat menghubungkan mouse dan memiliki navigasi yang serupa dengan pengoperasian mouse pada PC. MatePad 11 didukung dengan Multi-screen Collaboration, dalam tiga mode yaitu Mirror Mode, Extend Mode dan Collaborate Mode.

Huawei Tablet Festival

Pada periode 15 hingga 31 Oktober 2021, Huawei memberikan penawaran menarik pada konsumen Indonesia yang ingin memiliki jajaran produk tablet Huawei. MatePad 11 hadir dengan harga yang menarik seharga mulai dari Rp7.299.000 untuk varian Matte Gray dan bisa mendapatkan MatePad 11 Keyboard senilai Rp1.599.000 secara gratis.

Huawei Tablet Festival juga memberikan cashback senilai Rp200.000 untuk pembelian MatePad yang dibanderol Rp4.499.000, MatePad T10 Rp2.599.000, MatePad T10 Kids Edition Rp2.899.000, dan MatePad T8 Kids Edition dengan harga Rp2.499.000. Serta, masih banyak lagi manfaat lainnya yang bisa dirasakan oleh konsumen pada Huawei Tablet Festival.

Huawei nova 9 Series Resmi dengan HarmonyOS 2.0 dan OLED 120Hz

Saat ini Huawei bukan lagi termasuk pemain smartphone lima besar di dunia. Imbas dari sanksi dari Amerika Serikat juga membuatnya tidak bisa membenamkan konektivitas 5G. Meski demikian, bukan berarti smartphone terbaru Huawei kurang menarik.

Baru-baru ini Huawei telah memperkenalkan smartphone kelas menengah premium mereka, sambutlah nova 9 dan nova 9 Pro. Sama seperti flagship P50 series, nova 9 series juga langsung menjalankan sistem operasi HarmonyOS 2.0.

Tak seperti pendahulunya yang menggunakan chipset Kirin, duo nova 9 ini ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 778G 4G. Ditopang besaran RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB atau 256GB. Khusus nova 9 Pro turut dibekali sistem pendingin VC graphene.

Keunggulan utama nova 9 series terletak pada layarnya, menggunakan panel OLED dengan refresh rate 120Hz dan punya sistem keamanan fingerprint under display. Untuk nova 9 layarnya berukuran 6,57 inci ditopang resolusi 1080×2340 piksel, sedangkan versi Pro mengemas layar lebih besar 6,72 inci dengan resolusi lebih tinggi 1236×2676 piksel dalam aspek rasio yang sama 19.5:9.

Konfigurasi kamera di bagian belakangnya identik, quad-camera dengan kamera utama 50MP f/1.9 RYYB. Ditemani kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide, 2MP f/2.4 untuk macro, dan 2MP f/2.4 sebagai depth sensor. Sementara, kamera depannya 32MP f/2.0 dan untuk versi Pro-nya memiliki satu lagi kamera ekstra yakni 32MP f/2.4 dengan lensa ultrawide 100 derajat.

Perbedaan lainnya, nova 9 dibekali baterai 4.300 mAh dengan fast charging 66W yang dapat mengisi dari baterai kosong ke 100% dalam waktu 38 menit. Sedangkan baterai nova 9 Pro 4.000 mAh, tetapi dengan fast charging 100W yang dapat mengisi penuh 20 menit.

Huawei nova 9 series akan tersedia dalam opsi warna blue, purple, green, dan black. Untuk harga, nova 9 dengan memori 8GB/128GB dibanderol CNY 2.699 (Rp5,9 jutaan) dan CNY 2.999 (Rp6,6 jutaan) untuk versi 8GB/256GB. Kemudian untuk nova 9 Pro 8GB/128GB dijual CNY 3.499 (Rp7,7 jutaan) dan CNY 3.899 (Rp8,6 jutaan) untuk varian 8GB/256GB.

Sumber: GSMArena

Huawei Luncurkan Tablet untuk Anak, Monitor, Serta Workstation di Indonesia: Rambah Pasar Baru

Kebutuhan untuk bekerja dan sekolah anak-anak pada saat PSBB dan PPKM memang membutuhkan kehadiran perangkat teknologi. Oleh sebab itu, Huawei sepertinya ingin menawarkan solusi mereka untuk mereka yang sedang bekerja dan sekolah di rumah. Hal tersebut diwujudkan dalam peluncuran yang dilakukan oleh Huawei pada tanggal 17 September 2021 secara virtual melalui Zoom. Pada peluncuran tersebut, Huawei memperkenalkan 4 perangkat baru yang bisa ditemukan di Indonesia.

Perangkat pertama adalah sebuah tablet Android bernama Huawei Matepad T8 Kids Edition. Seperti Huawei Matepad T10 Kids Edition yang diluncurkan bulan Juni 2021 yang lalu, perangkat ini juga ditujukan untuk anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Huawei telah melengkapi tablet yang satu ini dengan casing berbahan karet yang bisa menahan saat terjatuh. Selain itu, orang tua juga bisa memberikan rentang waktu tertentu dalam pemakaian tabletnya.

Tablet yang satu ini menggunakan SoC Mediatek MT8768 dengan Cortex A53 sebagai prosesornya. RAM dan penyimpanan internalnya masih menggunakan kapasitas 2 GB dan 16 GB yang bisa ditambahkan microSD. Tablet ini juga sudah dilengkapi dengan stylus pen yang berbentuk seperti crayon. Dengan layar 8 inci, perangkat ini sudah memiliki resolusi 1280×800 piksel.

Huawei MateView merupakan perangkat ke 2 yang diperkenalkan pada peluncuran kali ini. MateView merupakan sebuah monitor dengan panel IPS yang memiliki resolusi 3840 × 2560 berdimensi 3:2. Monitor yang satu ini memiliki cara yang unik untuk bernavigasi OSD-nya, yaitu dengan SmartBar yang dapat disentuh.

MateView juga membawa fitur yang sangat lengkap untuk sebuah monitor. Beberapa di antaranya adalah HDR400 dengan warna 10 bit, 98% DCI-P3, dan akurasi Delta E<2. Monitor ini juga menawarkan sertifikasi flicker free yang membuat mata menjadi tidak lelah. Terakhir, monitor ini juga bisa langsung disambungkan ke perangkat-perangkat seperti smartphone dan tablet tanpa kabel.

Perangkat ketiga adalah Huawei MateStation S yang merupakan sebuah workstation yang menggunakan prosesor AMD Ryzen 5 4600G. Selain itu, desktop ini juga didesain dengan pendingin yang sunyi bernama sleep conductive noise level. Dimensi yang dimiliki juga cukup kecil, hanya 315,5 x 93 x 293 mm saja. Huawei juga sudah menaruh 2×2 dual antenna untuk WiFi dan Bluetooth.

Perangkat terakhir menjadi sebuah teman bagi Huawei MateStation S. Perangkat tersebut adalah monitor Huawei Display 23.8 yang menggunakan panel IPS. Monitor ini memiliki bezel yang cukup tipis, yaitu 5.7 mm pada tiga sisi yang berbeda. Untuk konektivitasnya, Huawei Display 23.8 memiliki port VGA dan HDMI.

Huawei MatePad T8 Kids Edition dijual pada 23 September hingga 10 Oktober dengan harga Rp 2.499.000. Huawei MateStation S dibanderol seharga  Rp 9.499.000 dengan bonus router Huawei AX3 dual core. HUAWEI MateView akan dijual dengan harga Rp 10.499.000 dan berhadiah router Huawei WS5200. Terakhir, Huawei Display 23.8 dijual dengan harga Rp. 2.499.000 dan berhadiah router HUAWEI WS5200.

Huawei MatePad T8 bisa untuk SFH?

Sampai saat ini, perangkat Android dari Huawei tidak memiliki Google Play Store. Hal itu tentu saja berimbas pada beberapa aplikasi yang tersedia untuk tablet yang baru saja diluncurkan tersebut. Saya pun menanyakan bagaimana dukungan Huawei terhadap aplikasi pendukung sekolah jarak jauh seperti Google Classroom dan Zoom.

Edy Supartono selaku Country Training Manager Huawei Indonesia mengatakan bahwa para orang tua tidak perlu khawatir akan kompatibilitasnya. Untuk Google Classroom dan Zoom sudah pasti bisa diakses pada Huawei MatePad T8 Kids Edition. Jadi untuk kegiatan school from home sudah bisa menggunakan tablet ini dengan pilihan aplikasi-aplikasi yang saat ini sering digunakan.

Bedanya dengan non Kids Edition?

Saat ini, Huawei MatePad T8 juga sudah tersedia semenjak tahun lalu. Walaupun begitu, Huawei tetap menghadirkan perangkat yang memiliki nama sama namun dengan tambahan Kids Edition. Apakah kedua perangkat ini memiliki perbedaan yang cukup mencolok?

Edy kembali mengatakan bahwa secara spesifikasi, kedua tablet sama saja. Perbedaan yang terlihat adalah Kids Edition terlindungi dengan karet. Selain itu, Kids Edition juga memiliki benefit seperti Kids Corner, serta pen stylus-nya. Selain itu, handle yang ada pada perangkat Kids Edition juga bisa digunakan sebagai kaki untuk membuat tablet ini berdiri dengan mode landscape.

Huawei Hadirkan MateBook D14 dan D15, Terjangkau di Bawah Rp10 Juta

Saat ini, bekerja dan belajar online dari rumah telah menjadi bagian dari kehidupan para pekerja muda, pelajar, dan mahasiswa. Tren bekerja dan belajar jarak jauh di masa pandemi ini membuat kebutuhan akan laptop meningkat pesat.

Menurut data Hootsuite di 2021, menunjukkan bahwa ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia dan 74,7% di antaranya menggunakan laptop atau komputer desktop. Memahami kebutuhan tersebut, Huawei telah meluncurkan dua laptop terbarunya di Indonesia, MateBook D14 dan MateBook D15.

Bagian yang mengejutkan ialah harganya di bawah Rp10 juta. Padahal dari segi desain, laptop berwarna mystic silver ini punya penampilan yang terbilang premium dan terbuat dari bahan aluminium.

Saat laptop dibuka, terpampang full-view display dengan bezel minim disekelilingnya. Untuk MateBook D14 dengan layar 14 inci memiliki rasio screen-to-body 84% dan 87% untuk MateBook D15 dengan layar 15 inci. Keduanya ditopang resolusi FHD dalam aspek rasio 16:9 dan telah mengantongi sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk emisi cahaya biru yang rendah.

Salah satu faktor yang membuat laptop Huawei ini punya rasio screen-to-body tinggi ialah karena posisi webcam-nya bukan berada di bezel layar bagian tas, melainkan tersembunyi pada keyboard sehingga membuat dimensi laptop lebih portabel. Masing-masing punya bobot yang cukup ringan yakni 1,38 kg dan 1,53 kg. Ia juga dilengkapi dengan sensor fingerprint yang memudahkan masuk ke sistem Windows 10.

MateBook D14 juga dilengkapi baterai berkapasitas tinggi (56 Wh), yang memungkinkan pemutaran video 1080p terus menerus hingga 9,5 jam hanya dengan sekali pengisian daya. Sedangkan, MateBook D15 dilengkapi dengan baterai berkapasitas 42Wh dan didukung pengisian daya cepat 65W.

Beberapa fitur unggulan MateBook D14 dan D15 ialah Huawei Share yang mana dapat menghubungkan smartphone Huawei ke laptop tanpa kabel, pengguna dapat mengakses smartphone lewat laptop dan berikut isinya. Huawei Share memungkinkan multi-screen collaboration yang menghilangkan batasan yang memisahkan laptop, smartphone, dan tablet.

Alasan kenapa Huawei bisa menjual MateBook D14 dan D15 dengan harga yang sangat kompetitif ialah karena hanya tersedia dalam satu konfigurasi yakni menggunakan prosesor Intel Core i3-1011U generasi ke-10 dengan integrated grafis Intel UHD 620. Singkatnya untuk menangani rangkaian tugas sehari-hari bagi pengguna umum masih cukup lancar, tetapi tidak cocok untuk bermain game dan editing video.

Bagi yang ingin melakukan pre-order MateBook D14, Huawei menggandeng e-commerce terkemuka di Indonesia untuk menjangkau konsumen, meliputi JD.ID, Blibli, dan Shopee. Huawei MateBook D15 tersedia dari mulai tanggal 25 Agustus 2021, dengan harga Rp8.999.000. Hingga 12 September 2021, konsumen akan mendapatkan benefit berupa laptop stand, Office 365, backpack dan wireless mouse dengan total senilai Rp1.758.000.

Sementara, pre-order HUAWEI MateBook D14 akan dimulai pada 1 – 12 September 2021. Selama masa pre-order, konsumen bisa mendapatkan harga spesial Rp7.999.000 dengan benefit berupa backpack dan powerbank. Dengan potongan harga Rp 2 juta dari semula Rp 9.999.999 dan total keuntungan senilai Rp700.000.

Huawei Bersiap Luncurkan Varian MateBook D 14 dan D 15 yang Ditenagai Prosesor Intel Core i3

Pasar laptop entry-level di tanah air terus memanas dalam beberapa pekan terakhir dengan hadirnya sejumlah pemain baru. Seakan tidak mau kehilangan momentum, Huawei pun tengah bersiap untuk meluncurkan dua laptop baru dari keluarga MateBook D Series.

Dua laptop yang dimaksud adalah MateBook D 14 dan MateBook D 15, persisnya varian yang ditenagai prosesor Intel Core i3-10110U. Sebelum ini, Huawei memang sudah lebih dulu memasarkan MateBook D 14 dan D 15 yang dibekali prosesor Intel Core i5. Sayang memang varian terbaru yang diluncurkan belum juga menggunakan prosesor Intel generasi ke-11.

Ketika ditanya mengenai hal ini, Edy Supartono selaku Country Training Manager Huawei Consumer Business Group menjelaskan bahwa riset yang mereka lakukan menunjukkan bahwa prosesor Intel generasi ke-10 sebenarnya masih cukup mumpuni untuk mengakomodasi kebutuhan target konsumen MateBook D14 maupun D15, baik itu kalangan pelajar maupun ibu rumah tangga.

Huawei bisa saja menyematkan prosesor Intel generasi ke-11 ke kedua laptop ini, tapi otomatis harga jualnya pun pasti bakal jadi lebih mahal.

Huawei MateBook D 15 / Huawei

Meski berbeda ukuran, panel layar yang digunakan D 14 dan D 15 sama, yakni panel IPS dengan resolusi 1920 x 1080 pixel. Bezel yang mengitarinya, kecuali di bagian bawah, sangatlah tipis, dan seperti biasa, webcam-nya disembunyikan di balik tombol keyboard ketimbang diposisikan di atas layar. Juga sudah menjadi ciri khas adalah sensor sidik jari yang tertanam di tombol power.

Meski ditujukan untuk segmen entry-level, MateBook D 14 dan D 15 tetap mengusung DNA Huawei perihal estetika premium. Keduanya memiliki rangka yang terbuat dari bahan aluminium. Dimensinya pun tergolong ringkas; D 14 dengan tebal 15,9 mm dan bobot 1,38 kg, sedangkan D 15 dengan tebal 16,9 mm dan berat 1,53 kg.

Pada samping kiri dan kanannya, pengguna bisa menemukan satu port USB-C, dua port USB-A, port HDMI, dan jack audio. Khusus D 15, ada tambahan satu port USB-A. Perangkat dapat di-charge via USB-C, dan Huawei turut menyertakan charger 65 W dengan ukuran yang cukup ringkas pada paket penjualannya.

Baik D 14 maupun D 15 sama-sama mendukung fitur Huawei Share yang memungkinkan pengguna untuk menyambungkan smartphone Huawei via NFC atau Bluetooth. Bukan cuma ponsel, tablet seperti MatePad 11 pun juga bisa dihubungkan dan dioperasikan menggunakan keyboard sekaligus trackpad bawaan laptop.

Rencananya, Huawei MateBook D 14 dan D 15 akan dirilis secara resmi pada tanggal 25 Agustus mendatang. Harga jualnya juga baru akan diinformasikan di hari itu, namun yang pasti lebih terjangkau daripada varian D 14 dan D 15 yang dibekali prosesor Core i5, yang masing-masing dijual seharga Rp10.999.000 dan Rp12.999.000, apalagi mengingat kapasitas RAM dan SSD-nya juga lebih kecil (8 GB/256 GB).

Honor Umumkan Trio Smartphone Flagship Magic3 Series, Versi Pro+ Punya Sensor Besar Sony IMX700

Honor akhirnya merilis smartphone flagship terbarunya, Magic3 series yang terdiri dari Magic3, Magic3 Pro, dan Magic3 Pro+. Mereka merupakan smartphone pertama yang mengantongi sertifikasi IMAX-enhanced yang menawarkan profil color grading 3D LUT eksklusif dan perekaman video sinematik dalam format LOG yang menawarkan fleksibilitas lebih besar dalam pengeditan pasca produksi.

Ketiganya mengusung panel OLED 10-bit yang mendukung 1 miliar warna dengan desain melengkung pada kedua sisi sampingnya. Layar 6,76 inci tersebut beresolusi 1344×2772 piksel dalam rasio 18.5:9 dengan refresh rate tinggi 120Hz yang sama.

Di pojok kiri atas terdapat dual punch-hole, satu untuk kamera depan 13MP f/2.4 dan satu lagi merupakan 3D ToF depth sensor untuk fitur face unlock yang lebih aman. Pembeda utamanya dari Magic3 series terletak pada dapur pacu dan konfigurasi kamera belakangnya.

Selain itu, mereka menjalankan Magic UI 5 berbasis Android 11 dan mendukung layanan Google Mobile Services. Tanki baterainya berkapasitas 4.600 mAh dengan fast charging 66W, khusus versi Pro dan Pro+ mendukung pula fast wireless charging 66W dan reverse wireless charging.

Honor Magic3

Untuk Magic3 orisinal dijual mulai dari €899 atau sekitar Rp15,1 jutaan dan ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 888, ditopang RAM 8GB dengan opsi penyimpanan internal 128GB atau 256GB. Ia memiliki bodi tahan air dan debu dengan sertifikasi IP54, serta hadir dalam dua desain berbeda. Meliputi warna Golden Hour dan Blue Hour yang menonjolkan kulit sintetis pada bagian cover belakangnya, serta warna klasik Black dan White dengan finishing kaca yang lebih tradisional.

Pada bagian belakang tersebut tersemat tiga unit kamera, dengan kamera utama 50MP f/1.9 menggunakan sensor Sony IMX766 berukuran 1/1.56 inci. Dipadukan kamera sekunder monochrome 64MP f/1.8 dan 13MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 120 derajat.

Honor Magic3 Pro

Beralih ke Magic3 Pro, ia punya bodi dengan sertifikasi IP68 dan dibanderol €1.099 atau sekitar Rp18,5 jutaan dalam warna Golden Hour, Black, dan White. Dapur pacunya mengandalkan chipset Snapdragon 888+, ditunjang besaran RAM 8GB atau 12GB dan penyimpanan internal 256GB atau 512GB.

Kamera belakangnya ada empat unit, termasuk tiga kamera seperti yang dimiliki Magic3 yakni 50MP+64MP+13MP. Ditambah satu kamera 64GB dengan lensa telephoto 84mm f/3.5 dilengkapi OIS yang menawarkan 3,5x optical zoom, 10x hybrid zoom, dan hingga 100x digital zoom.

Honor Magic3 Pro+

Inilah jagoan utama Honor, Magic3 Pro+ yang juga ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 888+ dengan satu konfigurasi memori yaitu RAM 12GB dan penyimpanan internal 512GB. Harganya mencapai €1.499 atau sekitar Rp25,3 jutaan dalam opsi warna Ceramic Black atau Ceramic White.

Magic3 Pro+ adalah monster kamera smartphone yang sesungguhnya, Honor menyematkan teknologi kamera terbaiknya saat ini. Terdapat empat unit kamera belakang dengan kamera utama 50MP menggunakan sensor gambar Sony IMX700 yang punya ukuran sensor lebih besar 1/1.28 inci dengan ukuran per piksel 1,22um. Didepannya mengandalkan lensa wide 23mm f/1.9 yang mendukung Full Pixel Octa PD AutoFocus.

Kemudian masih ada kamera monochrome 64MP f/1.8 dan kamera 64MP dengan lensa ultrawide f/2.4 126 derajat yang lebih baik. Serta, kamera 64MP dengan lensa telephoto 84mm f/3.5 yang menawarkan 3.5x optical zoom, 10x hybrid zoom, dan 100x digital zoom.

Sumber: GSMArena 1, 2

Huawei MatePad 11 dan Freebuds 4 Akhirnya Resmi Hadir di Indonesia

Huawei kembali meluncurkan dua produk mereka yang sedang naik daun di Indonesia. Bukan smartphone, Huawei meluncurkan sebuah tablet dan juga true wireless stereo. Kedua perangkat tersebut adalah Huawei MatePad 11 dan Freebuds 4. Huawei MatePad 11 sendiri juga sudah diperkenalkan kepada para jurnalis pada bulan Juli yang lalu.

Patrick Ru, Country Head Huawei Consumer Business Group Indonesia menyatakan, “Kami berupaya mengatasi hal tersebut dengan menghadirkan sebuah solusi, yaitu Huawei MatePad 11. Sebuah tablet yang dapat menjadi penggerak produktivitas harian Anda dengan pengalaman menggunakan tablet seperti layaknya PC. Menghadirkan fitur serbaguna dengan harga yang bersaing. Disandingkan dengan aksesori seperti Huawei M-Pencil (generasi ke-2), produk ini adalah perangkat yang luar biasa untuk mendukung pekerjaan. ”

MatePad 11 merupakan tablet pertama dari Huawei yang menggunakan Harmony OS 2. Hal ini menandakan pertama kalinya untuk Huawei memindahkan sistem operasi perangkat tablet dari Android. Tentunya, Huawei masih mempertahankan kompatibilitas dengan aplikasi-aplikasi Android. Huawei sendiri juga sudah menambahkan beberapa aplikasi pada Huawei App Gallery.

Huawei MatePad 11 juga merupakan tablet Huawei pertama yang mendukung kecepatan refresh rate 120 Hz. MatePad 11 menghadirkan Multi-screen Collaboration PC-Tablet baru, termasuk tiga mode, yaitu Mirror Mode, Extend Mode, dan Collaborate Mode. Jadi, tablet ini nantinya bakal berfungsi sebagai monitor ke 2 jika dihubungkan dengan laptop Huawei dan hanya bisa pada laptop dengan merek yang sama tersebut.

 

Huawei MatePad 11 juga dapat dilengkapi dengan sebuah stylus yang memiliki nama M-Pencil. M-Pencil yang disematkan pada tablet terbarunya ini ternyata sudah merupakan generasi ke 2 dan memiliki latensi serendah 2 ms, sehingga ssaat menggambar akan menjadi lebih cepat. Huawei Smart Magnetic Keyboard dan mouse juga sudah didukung pada tablet ini sehingga nantinya akan beroperasi layaknya sebuah PC.

Selanjutnya adalah FreeBuds 4 yang merupakan set earbud open-fit pertama dengan teknologi dual-microphone noise cancellation, di mana mikrofonnya bisa menangkap kebisingan sekitar dengan akurasi yang jauh lebih tinggi. Huawei FreeBuds 4 menggunakan teknologi Adaptive Ear Matching (AEM) noise cancellation dan merupakan earbuds open-fit pertama yang mengimplementasikan teknologi ini. Saat noise cancellation diaktifkan, earbud secara otomatis mendeteksi bentuk telinga pengguna dan menentukan pengaturan optimal untuk setiap pengguna, menghasilkan pengalaman noise cancellation yang paling nyaman.

Huawei FreeBuds 4 mengadopsi peningkatan mesin bass, tabung bass, dan motherboard baru yang ditingkatkan untuk membentuk rongga suara yang dikunci secara independen. Dibandingkan dengan FreeBuds 3, Huawei FreeBuds 4 secara dramatis meningkatkan kedap udara dan tekanan akustik, dan volume tabung bass meningkat sebesar 15%, yang memberikan efek resonansi intensif dari udara dan diafragma.

Huawei MatePad 11 dijual dengan harga Rp. 7.299.000 dan dapat dipesan dengan cara pre-order hingga tanggal 13 Agustus 2021. Sedangkan Huawei Freebuds 4 dijual pada harga Rp. 2.199.000 dan dapat dipesan dengan cara yang sama dengan waktu yang sama pula dengan MatePad 11. Keduanya dapat ditemukan pada toko resmi online Huawei yang tersebar pada beberapa ecommerce.

Multi Screen Collaboration: Hanya untuk Laptop Huawei

Fitur tablet Huawei yang satu ini tentu saja sangat menarik. Hal tersebut dikarenakan kita seakan memiliki dua buah monitor yang dapat tersambung satu sama lainnya. Akan tetapi, apakah fitur ini bisa hadir di semua laptop yang dijual di pasar Indonesia, atau hanya untuk laptop Huawei saja.

Edy Supartono selaku Country Training Manager Huawei Indonesia mengatakan bahwa fitur ini memang eksklusif Huawei. Fitur ini tentu saja hanya bisa digunakan untuk disambungkan dari tablet Huawei ke laptop Huawei saja. Sebelumnya, Multi Screen Collaboration hadir pada perangkat smartphone Huawei saja.

Fitur ini nantinya hanya akan bisa digunakan pada perangkat Huawei yang sudah menggunakan Harmony OS. Untuk laptopnya, Huawei mengharuskan untuk melakukan update ke software PC Manager terbaru, yaitu 11.1. Jadi kombinasi inilah yang nantinya akan bisa menggunakan Multi Screen Collaboration tersebut.

Smart Screen dari Huawei Menjalankan HarmonyOS 2.0, Dirancang Untuk Belajar Anak

Pada bulan Juni lalu, Huawei memperkenalkan MatePad T10 Kids Edition di Indonesia. Sebuah tablet yang dirancang khusus untuk anak-anak usia dini dengan berbagai fitur untuk menyuguhkan pengalaman digital anak yang aman dan sehat.

Belum lama ini Huawei kembali mengungkap perangkat pintar baru berupa Smart Screen yang juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar anak. Ia menjadi produk pendidikan anak-anak pertama Huawei yang hadir dengan sistem operasi HarmonyOS 2.0 dan menghadirkan pengalaman pengguna yang benar-benar baru.

Untuk spesifikasinya, Huawei Smart Screen mengusung panel IPS 10,4 inci dengan resolusi 1200×2000 piksel dalam screen-to-body ratio 82,26%. Layarnya punya tingkat kecerahan maksimum 580 nits dan rasio kontras 1300:1. Urusan fotografi, Huawei mengandalkan kamera belakang 13MP f/1.8 dan kamera depan 8MP f/2.0.

Dimensi perangkat ini tentunya lebih bongsor daripada tablet, yaitu 190.83×247.18×88.52 mm dengan bobot sekitar 2,07 kg. Sebab ia mengemas empat mikrofon dan tiga speaker yang terdiri dari 2x 8W full range dan 2W mid to high-frequency untuk menyokong kegiatan kelas virtual.

Selain itu, kapasitas baterainya tergolong jumbo yaitu 10.995 mAh dengan dukungan pengisian cepat 22,5 w. Performanya didukung RAM sebesar 4GB dengan opsi penyimpanan internal 64GB atau 128GB. Fitur lain termasuk Bluetooth 5.0, konektivitasnya WiFi only, gravity sensor, ambient light sensor, dan status indicator.

Tentu saja, Huawei telah membekali Smart Screen dengan akses ke berbagai materi dan layanan pembelajaran. Beberapa fiturnya antara lain reading textbook, searching problem, famous teacher classes, Education Center, smart learning arrangement, parent management, vision protection, dan banyak lagi.

Kenapa harus memilih Smart Screen dibanding tablet? Tablet mungkin perangkat yang lebih serbaguna, namun Smart Screen dari Huawei ini merupakan perangkat khusus yang diciptakan untuk tujuan tertentu yaitu sebagai perangkat untuk belajar anak.  Untuk harganya, Huawei Smart Screen dibanderol 2699 Yuan (Rp5,9 jutaan) untuk varian 4GB+64GB dan 2999 Yuan (Rp6,6 jutaan) untuk versi 4GB+128GB.

Sumber: Huawei Central