Setelah IGTV, Instagram Dikabarkan Segera Merilis Aplikasi IG Shopping

Setelah aplikasi IGTV diluncurkan pada bulan Juni lalu, aplikasi mandiri Instagram berikutnya dikabarkan bakal terfokus pada aktivitas belanja. Menurut laporan dari The Verge, Instagram sedang merancang aplikasi baru yang kemungkinan besar dinamai, IG Shopping.

Sesuai dengan namanya, IG Shopping atau apapun nanti namanya akan menjadi tempat yang menyenangkan bagi pengguna untuk menelusuri koleksi barang dari brand dan pedagang yang mereka ikuti, kemudian pada akhirnya melakukan pembelian langsung dari dalam aplikasi.

Pengembangan aplikasi IG Shopping sendiri disebut masih berlangsung dan belum jelas kapan akan diluncurkan. Kemungkinan gagal rilis juga masih sangat terbuka mengingat perlunya resource yang tidak sedikit bagi Instagram atau Facebook untuk menjalankan sebuah platform baru. Sayangnya Instagram menolak berkomentar.

Berdasarkan laporan resmi Instagram yang terbaru, lebih dari 25 juta pelaku bisnis sudah memiliki akun Instagram, di mana 2 juta di antaranya adalah pengiklan. Sementara itu empat dari lima pengguna Instagram mengikuti setidaknya satu bisnis. Sehingga Instagram dianggap sebagai platform yang paling ideal bagi brand dan konsumen untuk bertemu dan bertransaksi. Meskipun, pada dasarnya ia adalah aplikasi berbagi foto, sebuah media sosial.

Berangkat dari kondisi ini, cukup beralasan jika Facebook berkeinginan untuk lebih serius menggarap sektor e-commerce, salah satunya dengan menyediakan rumah yang memang didedikasikan untuk aktivitas belanja. Selain akan menyediakan peralatan yang memang diperuntukkan untuk itu, Facebook jelas punya rencana besar yang tampaknya akan lebih memanjakan bisnis.

Sejauh ini, Instagram cukup agresif meluncurkan tool-tool yang memanjakan pengelola bisnis. Di tahun 2016 misalnya, mereka mulai memberikan kebebasan kepada brand untuk menandai produk secara langsung di dalam postingan. Dari sana, konsumen dapat mengeklik tag dan membuka jendela di mana mereka dapat membelinya. Di tahun ini Instagram juga meluncurkan fitur untuk brand khususnya memberikan opsi kepada pebisnis untuk melampirkan alat belanja ke dalam Stories.

Sumber berita Theverge dan gambar header ilustrasi Payfort.

Instagram Analysis Platform Analisa.io is Officially Launched

Instagram analysis platform Analisa.io (Analisa) is officially launched. Becoming one of Mumu.id’s portfolios, Analisa strives to offer an accurate and complete information for Instagram’s hashtag and account analysis. Supported by AI (Artificial Intelligence), Analisa is optimistic to provide a complete insight into popular content, users demographics, and geotrend heat map.

Analisa claims to be able to provide data that can be followed up for campaign purposes for influencers, agencies, brand marketers and those who run social media marketing, especially those who specifically need campaigns for Instagram.

They will complete Mumu.id’s portfolios as an Instagram analysis tool providing opportunities for anyone to read Instagram trend analysis for accounts or hashtags.

“As the increasing social media’s effectiveness and its impact in public, we strive to provide tools which accessible [and capable] to bring positive and optimum impact to social media activities for anyone. Also bringing transparency and accountability to the industry. Our objective in Mumu.id is to create a powerful platform which capable to democratize social empowerment to all individuals or businesses,” Winston Muljadi, Mumu.id’s Co-Founder, said.

Analisa is optimistic to target all classes, of brand marketers, agencies, and influencers worldwide. Include in the market are individuals trying to evaluate Instagram’s hashtags or accounts performance.

No longer in beta version, Analisa offers opportunities for everyone to use their tools. They also provide paid subscription in case you need a more complete data and features.

Mumu.id’s post-pivot act is to build a complete portfolio and focus on social media segments, especially Instagram. Aside from Analisa, they also have IconReel as a platform to connect influencers with agencies.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Instagram Berikan Fitur Keamanan Baru untuk Penggunanya

Pengguna Instagram tak lama lagi bakal mendapatkan proteksi lebih dari ancaman orang-orang usil di luar sana. Jejaring sosial milik Facebook itu baru saja mengumumkan sedang menggulirkan penambahan dukungan untuk otentikasi aplikasi pihak ketiga yang bertujuan memperketat keamanan akun pengguna setianya.

Sebelumnya, Instagram sudah menawarkan fitur faktor keamanan dua arah yang cara kerjanya menggunakan nomor ponsel untuk mengirimkan kode keamanan tambahan ketika pengguna login ke dalam aplikasi. Cara ini dianggap yang paling aman, namun bagi pengguna yang merasa kurang nyaman dengan cara ini segera bisa mencoba alternatif baru yang ditawarkan oleh Instagram.

Otentikasi dua langkah baru dari Instagram memungkinkan pengguna untuk menghubungkan akun dengan aplikasi Authenticator seperti Authy, Duo atau Google Authenticator tanpa nomor ponsel, diklaim lebih cepat dan mudah. Fitur ini dapat menjadi alternatif ketika pengguna sedang berada jauh dengan ponsel utamanya.

 

Dalam pengumunan resminya di blog, Instagram mengatakan pembaruan untuk aplikasi authenticator pihak ketiga sudah mulai diluncurkan dan akan tersedia untuk pengguna global dalam beberapa minggu mendatang. Mereka yang sudah kebagian dapat menemukan fitur tersebut di menu Pengaturan –  Autentikasi Dua Faktor, lalu memilih “Aplikasi Otentikasi” untuk menerapkan otentikasi dua faktor yang tidak melibatkan nomor telepon.

 

Selain peningkatan otentikasi dua faktor, Instagram juga memperketat keamanan akun dengan panel baru bernama About This Account yang akan disematkan ke akun orang-orang berpengaruh seperti selebritis, tokoh negara, dan pemerintahan. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memeriksa informasi dan memastikan keaslian akun.

 

Terakhir, Instagram akhirnya merilis juga fitur permintaan verifikasi berupa lencana centang biru yang prestisius. Tetapi, Instagram sekali lagi menegaskan bahwa proses verifikasi akan dilakukan secara manual. Akun yang tidak memenuhi kriteria tidak akan bisa mendapatkan lencana verifikasi yang diminta.

Sumber berita Instagram dan gambar header

Ilustrasi Instagram di iPhone
Ilustrasi Instagram di iPhone

.

Platform Analisis Instagram Analisa.io Diluncurkan

Platform analisis Instagram Analisa.io (Analisa) resmi diluncurkan. Menjadi salah satu portofolio Mumu.id, Analisa berusaha menyuguhkan informasi akurat dan lengkap untuk analisa akun dan hashtag Instagram. Berbekal dukungan AI (Artificial Intelligence), Analisa cukup optimis bisa memberikan wawasan lengkap mengenai konten populer, demografi pengguna hingga geo trend heat map.

Analisa mengklaim mampu memberikan data-data yang mampu ditindaklanjuti untuk keperluan kampanye influencer, agensi, brand marketer dan mereka yang menjalakan social media marketing terutama mereka yang spesifik membutuhkan kampanye untuk Instagram.

Analisa sendiri akan melengkapi protofolio Mumu.id sebagai tools analisa Instagram yang memberikan kesempatan untuk siapa pun agar bisa membaca analisis trend di Instagram untuk akun atau hashtag tertentu.

“Seiring dengan semakin penting dan tumbuhnya efektivitas media sosial dan dampak untuk masyarakat, kami berharap dapat menyediakan tools yang dapat diakses [dan mampu] membawa perubahan yang positif dan optimal untuk aktivitas media sosial bagi siapa pun. Sambil membawa transparansi dan akuntabilitas ke industri. Tujuan kami di Mumu.id adalah selalu membangun platform yang powerful dan mampu mendemokrasi social empowerment kepada setiap individu atau bisnis,” terang co-founder Mumu.id Winston Muljadi.

Analisa optimis menyasar semua kalangan, mulai dari brand marketer, agensi, hngga influencer dari seluruh dunia. Termasuk pasarnya adalah individu yang berusaha mengukur performa akun atau hashtag Instagram.

Setelah melepas versi beta, Analisa memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk mencoba tools mereka. Jika membutuhkan data yang lebih lengkap, Analisa menyediakan versi berbayar untuk data dan fitur yang lebih lengkap.

Setelah melakukan pivot Mumu.id berusaha membangun portofolio yang lengkap dan fokus pada segmen media sosial, khususnya Instagram. Selain Analisa, mereka juga memiliki IconReel sebagai platform yang menghubungkan influencer dengan agensi.

Facebook dan Instagram Memiliki Khasiat yang Sama dalam Pemasaran Digital

Berbicara soal penggunaan Facebook, generasi muda jaman sekarang berpendapat bahwa Facebook telah ketinggalan jaman, dan pelan-pelan beralih menuju Instagram. Para pebisnis dan marketer, sebagai konsekuensinya, ikut-ikutan memiliki perspektif yang negatif tentang penggunaan Facebook dan berpendapat bahwa mengalokasikan lebih banyak budget ke Instagram merupakan pilihan yang tepat.

Menurut informasi resmi, di Indonesia hingga sekarang terdapat sekitar 130 juta pengguna aktif Facebook setiap bulannya, angka ini dua kali lebih banyak dari pengguna aktif Instagram, yaitu 53 juta per bulan. Selain itu, pengguna media sosial Facebook terdiri atas beragam kelompok usia, mulai dari 18 hingga 60 tahun. Namun pengguna Instagram hanya berkisar pada usia 18-29 tahun.

Penggunaan Instagram mungkin terlihat lebih meriah akhir-akhir ini karena para remaja yang cenderung lebih ekspresif dalam membagikan kisah dan karya mereka melalui Instagram.

Meskipun banyak yang terhipnotis dengan keramaian penggunaan Instagram, sedikit yang menyadari bahwa Facebook akan tetap menjadi media sosial terpopuler. Database milik Tagtoo sendiri membuktikan bahwa Facebook adalah channel terbaik dalam menarik pengunjung baru dan mendatangkan transaksi. Dengan perpaduan usia pengguna yang lebih beragam, Facebook memiliki visibilitas yang lebih tinggi dan dapat digunakan untuk mempromosikan produk pada kelompok usia yang berbeda. Dengan pengguna yang beragam pula, Facebook dapat menjadi senjata yang ampuh untuk melakukan remarketing dan menarik konversi.

Di sisi lain, kekuatan Instagram juga tidak dapat dipungkiri. Maraknya penggunaan Instagram saat ini menjadikannya tempat yang ampuh untuk meningkatkan user engagement terhadap brand atau produkmu. Di samping itu, Instagram mungkin merupakan platform yang tepat untuk menjangkau para audiens remaja saat ini.

Serupa tapi tak sama, Facebook dan Instagram merupakan platform yang sama-sama bermanfaat bagi kampanye marketing, namun keduanya memiliki peran yang berbeda dalam meningkatkan penjualan. Dalam situasi apapun, kita memfokuskan kampanye hanya pada satu platform.

“Facebook dan Instagram sudah seperti saudara. Hanya dengan memadukan keduanya mereka dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat,” tutur JC Chang, Media Director of Tagtoo.


Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Edison Chen, diterjemahkan dan diperbarui oleh Sisylia Angkirawan. Sebelumnya pernah dimuat di situs Tagtoo

New York Public Library Luncurkan Novel Digital di Instagram

Sejak Instagram meluncurkan fitur Stories, saya melihat ada banyak pengguna yang tidak sadar bahwa dirinya telah bergelagat seperti blogger, menjabarkan cerita demi cerita dalam bentuk teks yang cukup panjang, hanya saja lewat medium yang berbeda. Pengguna lain rupanya tidak keberatan harus menahan jempolnya di layar untuk bisa membaca keseluruhan teksnya, dan akhirnya tren ini pun terus berlanjut hingga sekarang.

Kebiasaan baru pengguna internet ini rupanya memicu ide menarik bagi New York Public Library (NYPL). Bekerja sama dengan studio desain Mother in New York, NYPL meluncurkan proyek bernama Insta Novels. Sesuai namanya, Insta Novels adalah novel digital yang bisa kita baca lewat Instagram, tepatnya melalui fitur Stories.

NYPL Insta Novels

Insta Novels pertama yang diterbitkan adalah karya klasik “Alice’s Adventure in Wonderland” (lainnya akan menyusul). NYPL tidak asal mengetikkan caption yang berisikan teks dari novel tersebut, tetapi mereka telah merancang layout yang mudah dibaca – bahkan ada space kecil di ujung kanan bawah bertuliskan “Thumb here” yang disiapkan buat pengguna meletakkan jempolnya selagi membaca halaman demi halaman.

Tak hanya itu, setiap Insta Novels juga akan disisipi ilustrasi yang menarik, bahkan juga video. Cover depannya pun sungguh menggugah dan langsung kelihatan bahwa ini bukan proyek asal-asalan, melainkan merupakan bentuk upaya NYPL untuk mendorong kebiasaan membaca generasi digital.

Berhubung Story hanya bertahan selama 24 jam, NYPL pun telah menyematkan Insta Novels ini pada seksi “Highlights” di profil Instagram mereka, sehingga semua orang dapat mengaksesnya kapan saja mereka mau. Dengan begitu, akun Instagram NYPL sejatinya telah beralih fungsi menjadi rak buku digital buat seluruh pengguna Instagram.

NYPL Insta Novels

Yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa harus Instagram Stories? Sederhana saja, sebab setiap harinya ada sekitar 400 juta orang yang aktif di Stories. Ibaratnya seperti membuka perpustakaan di lokasi umum yang ramai pengunjung.

Bukankah NYPL punya aplikasi e-reader sendiri bernama SimplyE? Betul, dan Insta Novels ini pada dasarnya dibuat untuk memicu ketertarikan pengguna baru, sehingga mereka nantinya juga bisa ikut menjadi pengguna SimplyE (ketika ‘rasa haus’ mereka akan buku-buku digital sudah semakin kuat).

Inisiatif ini bisa dikatakan cukup berhasil. Sejak Insta Novels diluncurkan beberapa hari yang lalu, follower akun NYPL sudah bertambah sekitar 7.100 orang, atau 56 kali lebih banyak daripada pertumbuhan follower mereka biasanya. Buat yang tertarik, langsung saja buka @nypl dan lihat bagian Highlights-nya untuk mulai membaca.

Sumber: Fast Company dan NYPL.

Instagram Bakal Sisipkan Rekomendasi Postingan di Akhir Feed

Instagram sedang melakukan pengujian fitur rekomendasi postingan yang bakal ditampilkan di feed, demikian bunyi pengumuman yang dirilis di blog resmi Instagram. Lebih lanjut Instagram menjelaskan bahwa daftar postingan rekomendasi tersebut didasarkan pada akun yang diikuti bersama dengan foto dan video yang disukai.

Digarapnya fitur ini bertujuan agar ke depannya Feed Instagram menjadi tempat terbaik untuk berbagi dan terhubung dengan orang-orang yang paling penting dan relevan dengan pengguna. Dalam praktiknnya nanti setelah digulirkan, feed akan berisi konten-konten yang paling disukai oleh komunitas atau orang-orang yang saling terhubung satu sama lain.

Recommended-Posts-2-up-EN-MVP

Dijelaskan lagi, pengguna Instagram nantinya akan melihat postingan rekomendasi di akhir feed- mereka. Pengguna dapat dengan mudah mengidentifikasi konten yang disarankan dengan adanya label besar “Direkomendasikan Untuk Anda’ atau ‘Recommended for You.

Instagram menutup pengumuman barunya ini dengan memastikan bahwa fitur rekomendasi postingan akan digulirkan dalam beberapa hari ke depan. Layanan berbagi foto populer itu tidak menyebutkan platform yang bakal kebagian jatah duluan, mengisyaratkan pembaruan ini akan menyasar kedua platform, baik Android maupun iOS.

Mengingat fitur ini tidak akan mengganggu keasyikan pengguna dalam menjelajah feed, fitur ini sepertinya bakal menjadi tambahan yang menyenangkan, membebaskan pengguna dari prosedur yang rumit.

Pengujian ini juga menambah panjang pekerjaan rumah Instagram setelah sebelumnya mereka juga menguji fitur menghapus follower secara diam-diam, fitur permintaan verifikasi dan tool untuk mematikan notifikasi.

Sumber berita Instagram dan gambar header Pixabay.

Sedang Diuji, Fitur ini Bisa Digunakan untuk Menghapus Follower Instagram Tanpa Diketahui

Ada banyak cara yang bisa dilakukan saat Anda merasa terganggu dengan tindak tanduk follower di Instagram. Yang pertama, mereka bisa saja diblokir, tetapi ketika Anda melakukan ini, mereka tidak dapat mengakses profil Anda sama sekali, sehingga cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya dan mulai melayangkan protes atau sindiran yang berpotensi memperburuk keadaan. Kedua, Anda bisa menggunakan fitur Mute yang baru saja digulirkan oleh Instagram. Tapi, mereka masih bisa dengan mudah memantau akun Anda dan ini hanya bersifat sementara. Opsi ketiga, Anda bisa saja mengubah akun menjadi private. Tetapi, saya yakin opsi ini berat untuk dilakukan, jadi lupakan saja.

Kabar baiknya, Instagram telah mengonfirmasi kepada Theverge bahwa mereka sedang menguji fitur baru lainnya yang akan memungkinkan pengguna Instagram dengan akun publik untuk menghapus pengikut mereka. Fitur ini disebut sudah tersedia untuk sejumlah pengguna Instagram di Android dengan akun publik.

Screenshot_20180717_124253_2.png

Pada dasarnya, orang sengaja memilih akun publik karena ingin memiliki pengikut sebanyak mungkin. Tetapi, di situasi tertentu, tidak semua pengikut cocok dengan pandangan Anda, atau disebabkan oleh alasan lain. Apapun alasannya, fitur ini dirancang agar pengguna Instagram mempunyai kendali lebih baik dalam menentukan siapa yang boleh menjadi pengikutnya. Dan ketika digunakan, pengikut tidak akan mendapatkan notifikasi bahwa dia sudah dihapus.

Kendati fitur Remove Follower ini tidak sepenuhnya mencegah kesalah-pahaman, namun setidaknya dapat digunakan untuk mencegah orang tertentu mengikuti akun Anda dan mulai mencari-cari masalah menggunakan fitur yang ada. Misalnya, membuat postingan sindiran, ujaran kebencian, rasis dan lain sebagainya dengan menyertakan Anda di dalamnya atau membuat Anda membaca setiap postingan negatif tersebut. Sayangnya belum ada keterangan resmi kapan fitur Remove Follower akan digulirkan ke publik.

Sumber gambar header Pixabay.

Fitur Permintaan Verifikasi Instagram Sedang Digodok di Australia

Layanan berbagi foto milik Facebook, Instagram dilaporkan sedang menguji formulir dalam aplikasi yang memungkinkan semua akun berkesempatan untuk mendapatkan tanda centang biru yang didambakan oleh banyak orang.

Memang pada faktanya, tidak semua akun Instagram bisa mendapatkan status “Verified” sebagai bukti bahwa akun tersebut merupakan akun resmi, asli, otentik, terpercaya atau apapun sebutan lainnya. Verifikasi memberi legitimasi dan kepercayaan. Oleh karenanya, hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkannya. Seperti kepala pemerintahan, artis, organisasi dan brand tertentu. Bahkan di masa lalu, simbol tanda centang biru tersebut pernah menjadi komoditas yang ditawarkan dengan harga selangit karena beberapa orang bersedia membayar mahal demi mendapatkannya. Walaupun pada akhirnya berujung pada tindakan penipuan.

Instagram-verification-request

Formulir permintaan verifikasi disebut saat ini tersedia untuk pengguna iOS dan hanya terbatas di Australia. Platform Android diyakini mengikuti di belakang dalam beberapa minggu mendatang. Dalam proses pengajuan tersebut, pengguna wajib memberikan nama pengguna, nama lengkap dan identifikasi berupa kartu identitas asli. Ketika permohonan diajukan, Instagram akan melakukan pemeriksaan secara manual pada akun terkait. Jika memenuhi persyaratan, maka tanda centang biru akan muncul di sebelah akun.

Instagram sendiri belum buka suara terkait pengujian ini, namun kemungkinan besar Australia hanyalah permulaan sebelum digulirkan secara global. Menarik juga untuk melihat bagaimana cara Instagram mempersiapkan diri menghadapi gelombang permohonan yang tentu akan meledak jika fitur ini tersedia di pasar global. Terlebih proses verifikasi haruslah dilakukan secara manual.

Sumber berita Nine dan gambar header Pixabay.

Facebook Uji Iklan Berformat Augmented Reality di News Feed

Pemanfaatan augmented reality untuk keperluan pemasaran dan periklanan bukan suatu hal yang asing bagi Facebook. Sekarang, media sosial terbesar sejagat raya itu malah sedang menguji iklan berformat AR pada News Feed bersama sejumlah brand terpilih.

Facebook menjelaskan bahwa sepintas wujud iklannya tidak berbeda dari yang biasa pengguna jumpai di News Feed, terkecuali adanya simbol kamera disertai label “Tap to try on” pada gambar. Saat disentuh, pengguna bakal langsung dibawa ke tampilan kamera untuk mencoba produknya secara virtual.

Gambar di atas adalah salah satu contoh iklan AR yang Facebook uji bersama Michael Kors, di mana pengguna dapat langsung mencoba kacamata hitam yang tengah diiklankan berkat bantuan AR. Lalu seumpama produknya cocok, mereka juga bisa langsung membelinya secara online.

Facebook AR ads

Selain Michael Kors, sejumlah brand kecantikan seperti Sephora, Nyx dan Bobbi Brown, serta perusahaan furniture macam Pottery Barn dan Wayfair juga akan menguji iklan AR-nya di News Feed dalam beberapa bulan ke depan. Seperti biasa, fitur ini bakal lebih dulu diuji di Amerika Serikat sebelum merambah ke negara-negara lain.

Di samping iklan AR, Facebook turut menyediakan tool bernama Video Creation Kit guna memudahkan brand membuat video iklan menggunakan sejumlah aset gambar yang sudah ada. Hasil akhirnya pada dasarnya hanyalah sekumpulan gambar dengan animasi transisi, plus logo dan sejumlah informasi lainnya. Meski begitu, format video tetap dinilai jauh lebih efektif ketimbang gambar statis untuk kebutuhan periklanan.

Terakhir, Facebook juga memperluas cakupan brand yang memanfaatkan Instagram untuk berdagang. Seperti yang kita tahu, Instagram belum lama ini memang kedatangan fitur belanja, dan ke depannya jumlah brand yang menawarkan produknya via Instagram bakal terus bertambah banyak.

Sumber: TechCrunch dan Facebook.