Kinobi Dikabarkan Raih Pendanaan Lanjutan Dipimpin Binus Group

Startup pencari kerja “Kinobi” dikabarkan mengantongi pendanaan lanjutan yang diberikan PT Binus Investama Indonesia, entitas bagian dari Binus Group. Menurut sumber DailySocial.id, putaran ini bernilai $547 ribu (lebih dari 8,5 miliar Rupiah).

Disebutkan pendanaan ini diikuti oleh sejumlah investor, seperti Backstroke Consulting, dan investor individu, yakni Wong Chee Weng, Natasha Foong (Advisor Kinobi), Bernard Gunawan Hadipoespito (CEO Bina Nusantara), dan Roy Sim Yu Jie.

Bila informasi ini dikonfirmasi akurat, maka Kinobi menjadi startup kedua yang menerima pendanaan dari PT Binus Investama, setelah CoLearn. Pendanaan yang diberikan adalah putaran seri A senilai $17 juta pada awal tahun ini.

Kinobi merupakan startup penyedia portal manajemen karier untuk universitas dan perusahaan. Tujuannya membantu universitas demi mempersiapkan karier mahasiswa ataupun fresh graduate. Kinobi menyediakan fitur-fitur seperti CV builder, cover letter builder yang didesain untuk membantu membentuk kompetensi mereka.

Kinobi dirintis pada Mei 2020 oleh Benjamin Wong (CEO), Joshua Phua (CTO), Hafiz Kasman (COO). Perusahaan mengklaim telah bekerja sama dengan lebih dari 200 universitas di Indonesia, Singapura, Filipina, dan Vietnam. Sejumlah kerja sama telah dilakukan bersama universitas di Indonesia di antaranya ITS, ITB, UNPAD, dan UNAIR.

Fitur utama yang ditawarkan adalah CV builder atau aplikasi pembuat CV berbasis AI. Aplikasi ini dapat membantu mahasiswa untuk membuat CV dengan format yang sudah sesuai dengan Applicant Tracking System (ATS).

Portal karier Kinobi juga memiliki fitur job portal, pihak universitas dapat mengunggah lowongan kerja yang hanya dapat diakses oleh mahasiswanya. Hal ini tentu akan memudahkan universitas yang telah berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan dalam menyediakan lowongan kerja.

Baru-baru ini perusahaan merilis fitur tambahan, yakni Company Approval untuk permudah proses kerja sama antara universitas dan perusahaan membuka lowongan kerja; Job Approval untuk memungkinkan tim Kinobi atau whitelabel mengelola lowongan yang diunggah oleh perusahaan.

Berikutnya, Job Offer yang memungkinkan pelamar di job portal Kinobi tidak hanya menunggu panggilan, tapi juga bisa menerima atau menolak job offer dari perusahaan yang dilamar.

Lima Tahun Ekrut, Pertajam Solusi “Headhunting” untuk Talenta Digital

Permintaan dan ketersediaan talenta digital memang masih terjadi kesenjangan di Indonesia. Mencari dan memasang iklan lowongan kerja di job portal masih dianggap kurang efektif dan efisien.

Metode headhunting menjadi pendekatan yang lebih baik bagi perusahaan, hanya saja proses ini masih dilakukan dengan cara manual yang membutuhkan tenaga manusia. Alhasil sulit mengukur dan membatasi potensi proses wawancara dan waktu yang dibutuhkan. Peluang tersebut digarap Ekrut yang memosisikan dirinya sebagai headhunter untuk talenta digital sejak 2016 dengan pemanfaatan teknologi.

Co-Founder dan CEO Ekrut Steven Suliawan mengatakan, pangsa pasar portal lowongan kerja saat ini banyak yang menjalankan bisnisnya dengan memiliki banyak spesialisasi, mulai dari chef untuk restoran, operator excavator untuk perusahaan tambang, hingga software engineer untuk startup. Ekrut mengambil posisi yang berbeda karena fokus pada talenta digital.

“Dengan fokus yang lebih mengerucut, kami dapat lebih detail dalam mengelolah data data, sehingga kami dapat memudahkan tech talent dalam menemukan pekerjaan dengan skill-set yang lebih sesuai untuk kandidat tersebut,” ujarnya kepada DailySocial.

Ekrut sendiri mulai beroperasi sejak akhir 2016 sebagai job portal untuk talenta digital dengan solusi headhunting. Solusi tersebut kembali dipertajam perusahaan sejak 2018 hingga sekarang dengan alasan karena tiga hal, yakni keahlian, pangsa pasar, dan teknologi.

Dari sisi keahlian, tim Ekrut didukung oleh pengalaman para founder yang bergerak di VC, headhunting, dan startup, sangat relevan untuk fokus di ekosistem startup teknologi. Berikutnya dari sisi pangsa pasar, pertumbuhan talenta digital dan permintaan dari perusahaan terhadap talenta tersebut kian meningkat, mengingat tumbuhnya perusahaan yang mulai menerapkan layanannya secara digital.

“Terakhir, dari sisi teknologi, dengan resource kami yang sangat limited, kami juga harus berhati-hati dalam memilih produk, agar teknologi kami bisa benar-benar di-utilize. Salah satunya adalah sistem data science kami dapat menghasilkan output lebih bagus (kasus kita akurat) apabila kita memasukkan input yang detail.”

Ekrut berinovasi mengembangkan teknologi data science system agar proses rekrutmen menjadi semakin efektif. Solusi tersebut makin dibutuhkan perusahaan karena dalam mendapatkan talenta digital dalam waktu singkat masih sulit untuk dicapai.

Untuk mendukung layanan headhunting-nya, disebutkan bahwa saat ini perusahaan telah merilis Talent Search Service. Produk tersebut memungkinkan sebuah perusahaan dapat langsung sourcing dan mengajak wawancara dengan talenta yang sudah disaring Ekrut. Langkah ini sekaligus menjadi nilai tambah yang membedakan Ekrut dengan kompetitor karena memiliki konsep instant sourcing dan pre-screened talent.

Selain itu, pihaknya juga memberikan konsultasi kepada kedua belah pihak, yakni perusahaan dan kandidat. Beda dengan pemain lainnya, yang kebanyakan hanya fokus pada perusahaan dan seringkali pihak kandidat terlewati atau tidak dibantu.

“Kami memastikan kandidat-kandidat kami aktif mencari kerja dan sudah melewati proses screening kami. Perusahaan pun dapat dengan mudah sourcing kandidat dan langsung mengajak interview dengan kandidat yang sudah Ekrut filter.”

Solusi Ekrut sudah dimanfaatkan beragam perusahaan. Beberapa di antaranya adalah LinkAja, Tokopedia, BCA Finance, Garena, Generali, RedDoorz, Bluebird, Gojek, dan OVO.

Menurut Steven, profesi yang paling banyak dicari perusahaan melalui Ekrut adalah Backend Engineer, Java Developer, Mobile Engineer, Product Manager, Software Engineer, Frontend Engineer, dan Android Developer.

“Kebanyakan lowongan pekerjaan yang tersedia di Ekrut adalah kategori PDEM (Product, Data, Engineer, Marketing). Banyak perusahaan mencari tech talents di bidang software engineering, product management, data science, serta digital marketing & communications.”

Di luar kategori PDEM, sambungnya, masih banyak lowongan pekerjaan non-tech yang masih relevan dan tetap dibutuhkan perusahaan teknologi. Misalnya, Business Operations, Finance Officer, Human Resources, Business Development, General Affairs, dan Account Executive.

Dengan bisnis B2B seperti ini, mampu membuat Ekrut tumbuh secara positif. Meski tidak dirinci lebih jauh oleh Steven, Ekrut kini sudah hampir mencapai titik profitabilitas.

“Relatif berbeda dengan tahun 2020, di tahun 2020 ini burn rate kita turun empat kali lipat. Sedangkan revenue kita tetap meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.”

Kondisi tersebut membuat perusahaan tidak tergesa-gesa untuk melakukan penggalangan pendanaan baru. Ekrut terakhir kali mengumumkan pendanaan Pra-Seri A dengan nominal dirahasiakan dipimpin Venturra Capital pada April 2019. “Walaupun sementara ini Ekrut tidak aktif mencari funding, kami selalu ‘open’ untuk fundraising options.”

Dampak kehadiran startup unicorn

Menurutnya, dalam lima tahun Ekrut beroperasi, ekosistem startup sudah jauh lebih matang. Dulu perusahaan benar-benar harus “memohon” kepada para talenta digital agar mau bekerja di perusahaan mereka. Kondisi tersebut sudah berubah karena suplai sudah meningkat secara signifikan. Perusahaan pun mulai mencoba lebih fokus pada profitabilitas.

“Kami melihat keseimbangan yang lebih sehat antara supply dan demand. Sekarang menemukan engineer dengan pengalaman lima tahun sudah relatif lebih mudah daripada lima tahun lalu, di mana mayoritas engineer masih hanya memiliki pengalaman kerja 1-2 tahun.”

“Terima kasih juga dengan decacorn dan unicorn, lewat mereka kualitas tech talents kita juga meningkat,” sambung Steven.

Kebutuhan talenta digital kian meningkat semenjak pandemi karena banyak perusahaan yang dituntut untuk melakukan transformasi digital. Dalam data internal Ekrut, permintaan perusahaan pada talenta profesional tumbuh hingga puncaknya pada kuartal II 2021 sebesar 40,62%.

Lowongan pekerjaan yang paling banyak terjadi sepanjang paruh pertama tahun ini adalah finance and insurance. “Menurut saya, di masa pandemi sekarang ini semakin banyak startup yang lebih hati-hati dengan burn rate, permintaan software engineer masih terus tumbuh perlahan, walaupun tidak seagresif seperti di 2015.”

Supply untuk tech talent juga terus meningkat seiring dengan demand yang ada, hal ini membawa keseimbangan yang lebih sehat dalam supply dan demand,” tutupnya.

Di Indonesia, pemain job portal lainnya yang spesifik juga menyediakan pencarian talenta digital untuk pekerja kerah putih cukup beragam. Beberapa pemainnya adalah Kalibrr, UrbanHire, Glints, hingga LinkedIn.

Sembilan juta talenta digital di 2030

Seperti diketahui, kebutuhan talenta digital terus digenjot oleh pemerintah karena menjadi salah satu kunci transformasi digital. Pemerintah menargetkan jumlah talenta digital terampil dapat mencapai sembilan juta orang pada 2030 mendatang. Agar dapat mencapai angka tersebut, dibutuhkan kerja sama antara lembaga pemerintah dengan pihak swasta.

Di level pemerintah, Kemendikbud Ristek berkontribusi melalui Ditjen Dikti memperkenalkan kebijakan Kampus Merdeka, khusus untuk kegiatan kewirausahaan atau startup digital. Sementara dari swasta, Tokopedia misalnya, mengadakan program magang bersertifikat untuk bidang Software Engineeering, Marketing dan Business Development untuk mendukung Kampus Merdeka.

Berdasarkan The Global Startup Ecosystem 2020, Jakarta dinobatkan sebagai ekosistem perusahaan rintisan terbaik kedua pada Top 100 Emerging Ecosystem setelah Mumbai, India. Indikator yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah performa startup, pendanaan, jangkauan pasar, dan talenta digital. Dari empat indikator, talenta digital memiliki nilai yang paling rendah.

Oleh karenanya, data ini menunjukkan kebutuhan talenta digital di Indonesia akan semakin meningkat ke depannya, maka ada urgensi kolaborasi antar pemerintah, platform digital maupun akademisi dalam mengembangkan talenta digital dan mencapai target 9 juta talenta digital terampil pada 2030.

Penyesuaian Bisnis yang Dilakukan Platform Perekrutan TopKarir di Tengah Pandemi

Memulai kiprahnya di tahun 2015, TopKarir Indonesia menjadi salah satu startup lokal yang membantu bisnis mencari dan mengembangkan talenta siap kerja lewat teknologi. Awalnya, perusahaan menyasar para lulusan SMK (tenaga kerja terampil), lulusan akademisi atau universitas, dan para pencari kerja yang memiliki pengalaman sampai dengan 5 tahun. Seiring perkembangannya, platform job marketplace ini mengembangkan layanan untuk perusahaan (B2B) dengan berbagai skala di Indonesia.

Secara umum, pihaknya melihat tren perekrutan yang semakin menurun dalam situasi pandemi ini. Namun, banyak perusahaan juga melakukan penyesuaian kebutuhan tenaga kerja. Saat ini, perusahaan mencari tenaga kerja yang punya kapasitas multitasking, misalnya pada kebutuhan sales atau marketing. Sejak pandemi, perusahaan mencari tenaga kerja yang juga menguasai digital marketing.

Melihat peluang ini, TopKarir ingin memberikan inovasi baru dengan menyediakan fitur-fitur bermanfaat untuk bisnis mulai dari skala UKM hingga perusahaan besar. Disebutkan, solusi big data yang ditawarkan dan menjadi salah satu fitur unggulannya, akan dimanfaatkan untuk membantu pemerintah dan industri mengetahui skill gap antara kebutuhan dengan pasar tenaga kerja. Nantinya pemetaan ini akan dijadikan dasbor terpusat untuk mempermudah proses perekrutan.

Perkembangan bisnis

Pihaknya menyatakan pertumbuhan bisnis yang agresif sejak tahun 2015 dengan jumlah 138 ribu kandidat yang terdaftar di TopKarir, saat ini sudah menyentuh 6,2 juta dalam waktu kurang lebih lima tahun. Dalam penetrasinya, TopKarir juga telah membantu lebih dari 53 ribu bisnis dalam mencari dan mengembangkan talenta siap kerja.

Disinggung mengenai tantangan dalam dunia rekrutmen, pihaknya mengaku tantangan paling besar ialah belum terpusatnya data talenta dan peluang kareier di Indonesia. Hal ini yang kemudian menjadi dasar dalam menentukan target dan mimpi untuk mengembangkan BIG data TopKarir sehingga dapat membantu menjawab kebutuhan industri dan pemerintah di Indonesia.

Saat ini, TopKarir secara spesifik menyasar kepada anak muda dan membantu perusahaan menemukan serta mengembangkan talenta siap kerja berkualitas di Indonesia. Selain menawarkan iklan lowongan pekerjaan pada umumnya, TopKarir memberikan layanan menyeluruh dalam pengembangan karier .

Beberapa fitur andalan yang ditawarkan untuk perusahaan (employer) dan pencari kerja (job seeker), di antaranya: Tes Minat Bakat, Konsultasi Online, Pelatihan Online, serta sedang dalam tahap awal pengembangan fitur Employers Special Page untuk membantu mengembangkan bisnis dan menjawab kebutuhan perusahaan. Platform TopKarir sendiri dapat diakses melalui website dan tersedia dalam bentuk aplikasi di Android dan iOS.

topkarir

Selain TopKarir, beberapa platform job marketplace lain juga semakin meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam layanan mereka, seperti Glints, Kalibrr, dan lainnya.

Fokus bantu pengembangan UKM

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2020 diproyeksikan meningkat hingga 9,2%, atau 5,5 juta orang. Sementara, data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan, UKM berkontribusi 99% dari total lapangan kerja dan menyerap 97% dari total tenaga kerja di Indonesia.

Berbekal informasi ini, TopKarir berupaya membantu UKM dalam meningkatkan manajemen usaha dan penjualan dengan merekrut talenta muda berbakat secara lebih efektif dan efisien. Salah satunya dengan menggratiskan pemasangan iklan lowongan kerja selama tiga bulan melalui platform TopKarir.

Dalam pernyataan resminya, Co-Founder & CEO TopKarir Bayu Janitra Wirjoatmodjo menyampaikan, “Penting bagi ekonomi Indonesia untuk menjaga UMKM tetap kuat di masa pandemi Covid-19. Dengan pemasangan iklan lowongan kerja gratis di TopKarir, kami berharap mereka bisa menghemat biaya operasional, dan menemukan tim yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Biar kami yang bantu mencarikan talenta yang paling cocok, pelaku UMKM bisa fokus pada hal lainnya” lanjut Bayu

Saat ini, TopKarir juga sedang dalam tahap pengembangan Dashboard Nasional UMKM yang akan digunakan sebagai katalog, pemetaan UMKM serta keputusan strategis lainnya terkait pengembangan UMKM se-Indonesia. Selain itu, pihaknya juga sedang bekerja sama dengan pemerintah daerah, melakukan Tes Minat Bakat untuk seluruh pelajar dan mahasiswa di Jawa Timur.

“Keberadaan UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia mampu meningkatkan perekonomian rakyat secara merata. Masyarakat yang berada di pelosok sekalipun, tidak perlu jauh-jauh ke kota untuk mendapatkan penghidupan layak. Mereka bisa berkarya di daerahnya sendiri” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

The Performance of Job Listing Players Amid Pandemic

Pandemic “hit” all kinds of businesses. Millions of people in Indonesia have lost their jobs. This risk applied not only to blue-collar workers but also to the white-collars.

It is obvious from several global and local scale companies with massive efficiency in order to have a longer runway. All of the workers are quite affected and ended up exploring various job portals to survive.

Previously, DailySocial mentioned how blue-collar job portal players play a role in keeping the law of supply and demand in place. The conditions are not much different for the white-collar workers.

While many are looking for work, some companies freeze recruitment. The current condition is reflected on JobStreet Indonesia’s post, one of the biggest job vacancies site players in Indonesia, on their social media accounts uploaded on August 3rd. They wrote:

“Before the pandemic there could be 30k more vacancies. During the pandemic, there were only about 15k vacancies. Before the pandemic, one position (job vacancies) was usually 400-600 applicants. During a pandemic, one position can have 2k-3k applicants.”

The number is quite unique and Urbanhire is willing to provide its internal data. Urbanhire’s Founder and CEO, Benson Kawengian explained to DailySocial that generally in the third quarter is the peak time to start recruiting.

However, the company’s internal data as of the second quarter showed the ratio (see graphic) of shifting in the number of job seekers above the number of jobs available.

Data internal Urbanhire / Urbanhire
Urbanhire internal data / Urbanhire

“Five months since the pandemic started, new job vacancies entering the Urbanhire platform are still quite in the past few months. It is very different from earlier this year, where the number of vacancies per month could reach 500,” Benson said.

The opposite condition occurs in the number of job applicants. The number can reach 60 thousand per month. He concluded that the pandemic caused an imbalance in the supply of workers and the demand for jobs circulating in society.

New Recruitment

The employment ratio of workers with the vacancies is becoming more intense. Looking at the SEAcosystem.com spreadsheet document and local versions of similar documents, every day the list of laid-off startup workers continues to grow, although not all of them are displayed voluntarily here. From our observation, the majority of the divisions affected were marketing and engineering/product/IT.

Based on Urbanhire data, Benson showed one of the industries still recruiting and involved in the “green” industry during the pandemic was an e-commerce player.

“The government’s social distancing policy forces companies to apply WHF rules for their employees. As a result, there has been an increase in the use of digital-based technology and services. This results in an increasing need for companies for IT talent, as well as for remote workers. ”

The same condition was explained by Ekrut’s Co-Founder and CEO Steven Suliawan. IT-related talents and digital marketing are the most wanted job vacancies these days. From the type of industry, companies engaged in financial services, telecommunications, FMCG, and healthcare are active in recruiting and are not significantly affected by the pandemic.

“In terms of job roles in general, there has been a significant decrease, especially in some business-related matters. Surprisingly, although there has been a decline, the demand for tech-roles is not significantly dropped, such as the position of software engineering, product development, data analysis, and digital marketing position.”

Sumber: Unsplash
Source: Unsplash

Plays an important role

The role of Urbanhire and Ekrut is quite important in connecting information about job vacancies to prospective candidates. Benson said the pandemic has drastically affected the way companies recruit employees by running the recruitment process virtually remotely.

One of the technologies that can support this process is the Applicant Tracking System (ATS), which is increasingly being used by recruiters. Urbanhire issued a free subscription package and the unlimited resume search feature.

This free subscription package can be used by recruiters to post job vacancies and distribute them to various job vacancy portals and universities in Indonesia. Meanwhile, the next feature allows you to access millions of high-quality candidate profiles at no additional cost.

“We hope that companies in Indonesia will be better prepared to face changes due to the pandemic going forward. This readiness is in the form of a change in the way candidates are recruited, where many companies are already recruiting online ”

The previous graph, Benson continued, also indicates another insight that some companies are focusing on rightsizing, looking for the most appropriate number of headcount points (employees) in the midst of a pandemic.

Urbanhire alone does not position itself as a job portal only, but as HR technology and talent solutions, thanks to its strategic partnership with Mercer.

“We have some features to help companies during assessment and data analysis for rightsizing; and remote hiring to help companies which starting to ramp up activity hiring. ”

“We are sure that recruitment will rebound and return to pre-pandemic times after the vaccine came out. But even before the vaccine, digital talents will remain the hot candidates for at least the next five years regardless of the economic situation, “added Steven.

Ekrut has always been focused on fulfilling talents in the information technology field with job-roles ranging from software engineering, product management, data science/analysis, marketing and communications, and operations. The features they have developed include a talent marketplace and a marketplace curation algorithm (MCA).

Sumber: Unsplash
Source: Unsplash

Increasing opportunities

The initiation of the SEAcosystem.com spreadsheet and local versions of similar documents is another form of a simplified version of the job portal that connects them with companies that still hiring, not only a database of who and how many workers are affected.

Increasing job vacancies information will reduce the gap in the ratio of workers to companies looking for the best candidates. This method can be implemented in collaboration between the government and the private sector. In Indonesia alone, there were more than 20 job vacancy site players attending, both local and global, such as Indeed, JobsDB, and JobStreet.

In Singapore, the local Fintech Association has released a job and grant site that lists more than 500 vacancies in six categories, namely information technology, business development, data analytics, management and business, accounting and finance, and marketing and public relations.

The portal also highlights available grants and relevant training opportunities in the fintech sector.

Next, a collaboration between Indeed’s global job site and local governments in one of the U.S. states, Connecticut. Indeed created a customized job portal so that people or employers can open the portal to find or post job advertisements.

The types of jobs that are in high demand there, according to Indeed, are retail sales associates, pharmacy technicians, logistics couriers, customer service representatives, and jobs in the restaurant industry.

Indeed is also working with its competitor, Glassdoor, to provide Americans with the opportunity to return to work as there are more people there.

Both cross-promote their brands and the job listings available on both sites. Even recruiters who use the Indeed platform can reach their potential candidates through Glassdoor, and vice versa. With this kind of partnership, they claim to be able to reach around 80% of online job seekers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bagaimana Pemain “Job Listing” Memainkan Peran di Tengah Pandemi

Pandemi “berhasil” meluluhlantakkan berbagai bisnis. Jutaan orang di Indonesia kehilangan pekerjaan. Risiko tersebut mendera tak hanya pekerja kerah biru saja, tapi juga kerah putih.

Hal ini terlihat dari beberapa perusahaan skala global dan lokal yang melakukan efisiensi besar-besaran agar punya runway yang lebih panjang. Seluruh pekerja yang terdampak ini akhirnya menyerbu beragam portal lowongan kerja (job listing) untuk meneruskan hidup.

Sebelumnya DailySocial pernah membahas bagaimana pemain portal lowongan kerja di kerah biru memainkan peran untuk mempertahankan hukum supply dan demand tetap ada. Kondisi tidak jauh berbeda diambil pemain untuk pekerja kerah putih.

Banyak yang mencari kerja, sementara perusahaan menahan penambahan orang baru. Kondisi tersebut cukup tercermin dari data JobStreet Indonesia, salah satu pemain situs lowongan kerja terbesar di Indonesia, dalam akun media sosialnya yang diunggah pada 3 Agustus kemarin. Mereka menyebut:

“Sebelum pandemi bisa ada 30k lowongan lebih. Saat pandemi, lowongan cuma ada sekitar 15k. Sebelum pandemi, satu loker (lowongan pekerjaan) biasanya 400-600 pelamar. Saat pandemi, satu loker bisa ada 2k-3k pelamar.”

Angka ini menarik didalami lebih jauh dan Urbanhire bersedia memberikan data internal mereka. Kepada DailySocial, Founder dan CEO Urbanhire Benson Kawengian menerangkan umumnya pada kuartal ketiga adalah peak time untuk mulai merekrut.

Akan tetapi, dari data internal perusahaan per kuartal dua kemarin memperlihatkan rasio (lihat grafik) terjadi pergeseran jumlah pencari kerja di atas dari jumlah pekerjaan yang tersedia.

Data internal Urbanhire / Urbanhire
Data internal Urbanhire / Urbanhire

“Lima bulan sejak dimulainya pandemi, lowongan pekerjaan baru yang masuk ke platform Urbanhire setiap bulannya masih berada di angka yang cukup rendah. Berbeda jauh dari awal tahun ini, di mana jumlah lowongan per bulannya bisa mencapai 500,” papar Benson.

Kondisi sebaliknya terjadi di jumlah pelamar kerja yang mendaftar. Angkanya bisa menembus 60 ribu per bulannya. Ia menyimpulkan bahwa pandemi menyebabkan tidak seimbangnya jumlah supply pekerja dan demand pekerjaan yang beredar di masyarakat.

Perekrutan baru

Rasio diterimanya para pekerja dengan pekerjaan yang diincar menjadi lebih sengit. Menengok dokumen spreadsheet SEAcosystem.com dan dokumen sejenis versi lokal, setiap harinya daftar pekerja startup yang di-PHK terus bertambah, meski tidak semuanya ditampilkan secara sukarela di sini. Dari sekian banyak nama-nama di sana, mayoritas divisi yang terdampak adalah pemasaran dan engineering/product/IT.

Menurut data Urbanhire, Benson memperlihatkan salah satu industri yang masih melakukan perekrutan karena masuk industri “hijau” selama pandemi adalah pemain e-commerce.

“Adanya kebijakan social distancing dari pemerintah memaksa perusahaan untuk menerapkan aturan WHF bagi karyawannya. Akibatnya terjadi peningkatan penggunaan teknologi dan servis yang berbasis digital. Hal ini berakibat pada meningkatknya kebutuhan perusahaan akan talenta IT, juga pekerja remote.”

Kondisi yang sama dipaparkan Co-Founder dan CEO Ekrut Steven Suliawan. Talenta digital yang berkaitan dengan IT dan digital marketing adalah lowongan pekerjaan yang paling banyak dicari belakangan ini. Dari jenis industrinya, perusahaan yang bergerak di jasa keuangan, telekomunikasi, FMCG, dan healthcare termasuk aktif merekrut dan tidak begitu terefek oleh pandemi.

“Kalau dari job roles, secara umum ada penurunan yang cukup signifikan khususnya di beberapa yang berkaitan dengan bisnis. Surprisingly, demand untuk tech-roles meski ada penurunan tapi tidak terlalu drastis, seperti posisi software engineering, product development, data analysis, dan posisi digital marketing.”

Sumber: Unsplash
Sumber: Unsplash

Mainkan peran penting

Peran Urbanhire dan Ekrut cukup penting menyambungkan informasi mengenai lowongan pekerjaan kepada para calon kandidat. Benson menuturkan, pandemi secara drastis memengaruhi cara perusahaan merekrut karyawannya dengan menjalankan proses rekrutmen secara virtual dari jarak jauh.

Teknologi yang dapat mendukung proses tersebut salah satunya adalah Applicant Tracking System (ATS) yang semakin marak digunakan para rekruter. Urbanhire mengeluarkan paket berlangganan gratis dan fitur unlimited resume search.

Paket berlangganan gratis ini dapat dimanfaatkan rekruter untuk memasang lowongan pekerjaan dan mendistribusikannya ke berbagai portal lowongan kerja dan universitas-universitas di Indonesia. Sedangkan fitur berikutnya berguna untuk mengakses jutaan profil kandidat berkualitas tinggi tanpa biaya tambahan.

“Kami berharap perusahaan-perusahaan di Indonesia menjadi lebih siap menghadapi perubahan akibat pandemi ke depannya. Kesiapan tersebut berupa perubahan cara perekrutan kandidat, di mana banyak perusahaan yang sudah melakukan perekrutan secara online.”

Grafik sebelumnya, lanjut Benson, juga mengindikasikan adanya insight lain bahwa banyak perusahaan yang sedang fokus pada rightsizing, yaitu mencari titik jumlah headcount (pegawai) paling tepat di tengah masa pandemi.

Urbanhire sendiri tidak memosisikan diri sebagai portal lowongan pekerjaan saja, tetapi HR technology dan talent solutions, berkat kemitraan strategisnya dengan Mercer.

“Kami memiliki sejumlah fitur untuk membantu perusahan saat assessment dan data analysis untuk rightsizing; dan remote hiring untuk bantu perusahaan yang mulai ramp up activity hiring lagi.”

“Kami yakin kalau rekrutmen akan rebound dan kembali ke masa sebelum pandemi setelah vaksin keluar. Tapi bahkan sebelum adanya vaksin, digital talents akan tetap menjadi kandidat-kandidat seksi yang sangat diminati setidaknya hingga lima tahun ke depan bagaimanapun keadaan ekonominya,” tambah Steven.

Ekrut dari awal berfokus pada pemenuhan talenta di bidang teknologi informasi dengan job-roles dari software engineering, product management, data science/analysis, marketing and communications, dan operations. Fitur yang mereka kembangkan di antaranya talent marketplace dan marketplace curation algorithm (MCA).

Sumber: Unsplash
Sumber: Unsplash

Perbanyak jalur informasi

Inisiasi dari spreadsheet SEAcosystem.com dan dokumen sejenis versi lokal adalah bentuk lain dari portal lowongan kerja versi sederhana yang menghubungkan mereka dengan perusahaan yang masih membuka perekrutan, tak hanya mendata siapa saja dan berapa banyak pekerja yang terdampak.

Memperbanyak informasi lowongan pekerjaan akan memperkecil gap rasio para pekerja dengan perusahaan yang mencari kandidat terbaik. Cara tersebut bisa diimplementasikan dengan kolaborasi antara pemerintah dengan swasta. Di Indonesia sendiri, ada lebih dari 20 pemain situs lowongan pekerjaan yang hadir, baik dari lokal maupun global seperti Indeed, JobsDB, dan JobStreet.

Di Singapura, Asosiasi Fintech setempat merilis situs lowongan dan hibah yang mencantumkan lebih dari 500 lowongan di enam kategori, yaitu teknologi informasi, business development, data analytics, manajemen dan bisnis, akuntansi dan keuangan, serta pemasaran dan hubungan masyarakat.

Portal tersebut juga menyoroti dana hibah yang tersedia dan peluang pelatihan yang relevan di sektor fintech.

Berikutnya, kolaborasi antara situs lowongan kerja global Indeed dengan pemerintah lokal di salah satu negara bagian A.S, yakni Connecticut. Indeed membuat portal pekerjaan yang sudah dikustomisasi, sehingga masyarakat atau pemberi kerja dapat membuka portal untuk menemukan atau memasang iklan kerja.

Jenis pekerjaan yang paling banyak diminati di sana, menurut pihak Indeed, adalah retail sales associates, teknisi apotek, kurir logistik, perwakilan layanan pelanggan, dan pekerjaan di industri restoran.

Indeed juga bekerja sama dengan kompetitornya, Glassdoor, untuk memberikan kesempatan ke orang Amerika Serikat untuk kembali bekerja karena di sana makin banyak penduduk yang menganggur.

Keduanya mempromosikan secara silang merek mereka dan daftar pekerjaan yang tersedia di kedua situs tersebut. Pun para rekruter yang menggunakan platform Indeed dapat menjangkau calon kandidat mereka melalui Glassdoor, begitupun sebaliknya. Dengan kemitraan seperti ini, mereka mengklaim dapat menjangkau sekitar 80% pencari kerja online.

Portal Pencarian Kerja Heikaku Fokus Layani UKM

Di Indonesia sudah banyak pilihan portal pencarian pekerjaan. Heikaku kemudian hadir secara spesifik menargetkan pasar UKM. Memberikan pilihan bagi para UKM yang ingin mengiklankan lowongan pekerjaan, di sisi lain, bagi masyarakat bisa lebih mudah mencari lowongan pekerjaan.

“Seperti kita ketahui beberapa job portal hanya menerima perusahaan yang bersertifikat untuk job post, sedangkan UKM kecil tidak diperbolehkan, dan kalau pun boleh biaya iklannya sangat mahal. Padahal nyatanya lebih dari 90% penyerapan pekerjaan dari UKM. Heikaku ingin menjadi pusat iklan lapangan pekerjaan untuk Indonesia terutama lowongan kerja dari UKM,” terang CMO Heikaku Satrya Sjukri.

Mulai beroperasi sejak Juli 2019, Heikaku sudah diminati 2 ribu UKM dengan lebih dari 8 ribu iklan lowongan kerja di dalamnya. Sementara untuk peminatnya ada di angka 69 ribu pelamar.

“Loker yang paling banyak di buka adalah untuk tingkat SMA/SMK seperti admin, sales, drafter, telemarketing, marketing, SPG dan lainnya. Sekitar 87% pelamar di Heikaku adalah lulusan SMA/SMK. Dengan 50:50 untuk pria dan wanita. Namun kami melihat banyak peningkatan drastis di bidang IT,” sambung Satrya.

Heikaku yang juga digawangi oleh Steven Chu (CEO), Detin Melati (CCO), Komala Surya (CTO) ini pernah mendapat suntikan dana dari angle investor yang enggan disebutkan detailnya. Kendati demikian, saat ini mereka masih membuka diri untuk investasi lanjutan untuk membuat mereka berkembang lebih cepat.

Sekarang platform lowongan pekerjaan hadir dengan berbagai macam bentuk. Sebut saja Ekrut, Nusatalent, Job2Go, Workmate, Kormo, Glints, Kalibrr, Job Street, dan semacamnya. Semuanya hadir dengan keunikannya masing-masing, baik dari segi teknologi maupun fitur. Heikaku sendiri cukup optimis dengan keunikan yang mereka pilih.

UKM dan AI

Cerita mengenai implementasi AI di Indonesia sudah banyak terdengar. Banyak bisnis yang “memerkan” teknologi yang mereka miliki ditenagai oleh AI sehingga bisa membuat lebih efisien dan efektif. Heikaku pun demikian, mereka tengah mengembangkan smart scoring yang memanfaatkan teknologi artificial intellegence sehingga bisa menghitung tingkat kesesuaian pelamar dengan lowongan yang ingin dilamar.

“Ini membantu mempercepat proses perekrutan. Kami mengerti keinginan para milenial dalam mencari kerja, mereka dapat mencari fasilitas atau benefit kantor dengan fasilitas-fasilitas seperti kolam renang, dapur, penitipan anak atau dapat bekerja dari rumah. Ini membuat keunikan sendiri dari Heikaku,” ujar Satrya bercerita.

Untuk menjaga kualitas dan keaslian lowongan yang mereka pasang, Heikaku secara khusus menyediakan tim screening yang akan menghubungi, memverifikasi, dan memastikan lowongan yang muncul sesuai dan bertanggung jawab. Heikaku juga menyediakan fitur proteksi untuk kandidat melalui tombol pelaporan.

Sementara itu untuk model bisnis, Heikaku menerapkan model berlangganan. Jadi setiap UKM yang ingin memasang iklan lowongan pekerjaan mereka dikenakan biaya langganan per bulan atau per tahun. Pihak Heikaku juga tengah merencanakan untuk menghadirkan mekanisme cicilan untuk lebih memudahkan UKM dalam menjangkau layanan mereka. Targetnya, di tahun 2020 mereka ingin memiliki 30 ribu UKM terdaftar di situs mereka.

“Mengingat bencana yang sekarang kami rasakan Bersama dari COVID-19, UKM sangat terpukul dan banyak PHK terjadi. Heikaku ingin membantu dan menginformasikan kepada UKM agar tetap tenang karena mereka dapat melanjutkan bisnisnya dengan mencari karyawan di Heikaku. Heikaku dibuat untuk UKM, mereka dapat membuka lowongan kerja dengan gratis. Sehingga dapat membantu para korban PHK dan pencari kerja agar cepat dapat mendapatkan kerja dan melanjutkan kehidupannya lagi,” tutup Satrya.

Application Information Will Show Up Here

“Job Portal” Asal Bangladesh “Kormo” Hadir di Indonesia, Perluas Peluang Kerja di Sektor Informal

Sektor informal menjadi kontributor utama yang menyerap tenaga kerja di Indonesia. Menurut BPS, per Agustus 2018, jumlah pekerja sektor informal mencapai 70,5 juta atau menyerap 58% tenaga kerja lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Hanya saja, tantangannya di sini adalah kurangnya informasi dan pemain penyedia pekerjaan. Hal inilah yang ditawarkan Kormo.

Kormo adalah marketplace informal job portal yang hadir di Google Area 120, workshop Google untuk proyek eksperimental. Kormo dikembangkan khusus untuk menghubungkan pelamar kerja dengan penyedia kerja sektor informal. Setelah dikembangkan selama dua tahun, Kormo diresmikan di Bangladesh pada enam bulan lalu.

“Di negara berkembang terjadi banyak isu salah satunya adalah susahnya anak muda dalam mencari pekerjaan. Di sisi lain, penyedia kerja kesusahan mencari kandidat yang cocok dengan apa yang mereka mau. Kami coba selesaikan masalah tersebut dengan Kormo,” ucap General Manager Kormo Bickey Russell, Rabu (13/3).

Dia melanjutkan aplikasi ini menggunakan machine learning dari Google untuk merekomendasikan lowongan kerja yang disesuaikan dengan profil pengguna dan aktivitas pengguna dalam aplikasi. Kormo menyediakan pembuatan CV digital berdasarkan dari data yang diisi pengguna di menu profil. Juga dapat dihubungkan dengan akun Google.

Yang membedakan Kormo dengan pemain lainnya adalah disediakan fasilitas untuk para pelamar kerja dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui fitur belajar. Kormo menyediakan modul pembelajaran dalam bentuk video dan artikel. Mereka akan mendapat lencana setiap kali selesai mempelajari modul.

Penyedia kerja dapat melihat lencana tersebut dan mendapat gambaran lebih dalam bagaimana keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki pelamar. Di samping itu, aplikasi ini menawarkan transparansi untuk kedua belah pihak berupa notifikasi.

Pelamar akan diberitahu saat lamaran mereka sudah dibaca, saat dipanggil wawancara hingga pengumuman terakhir. Penyedia kerja akan diberitahu ketika lamaran pekerjaan yang mereka unggah ke Kormo telah dibaca dan direspons oleh pelamar.

“Kormo memberikan rekomendasi pekerjaan kepada pelamar berdasarkan ketertarikan, preferensi, kemampuan, dan permintaan langsung dari penyedia kerja. Perusahaan akan lebih cepat mendapat calon kandidat dan segera memprosesnya.”

Rencana di Indonesia

Russell memastikan pihaknya belum memberlakukan monetisasi bisnis, jadi baik pelamar ataupun penyedia kerja dapat secara gratis menikmati seluruh layanannya. Fokus awal Kormo saat ini adalah mengembangkan layanan agar semakin dikenal dan digunakan berbagai pihak.

“Kita belum ada rencana untuk monetisasi bisnis, fokusnya sekarang adalah memberikan nilai yang lebih untuk perusahaan dan job seeker. Mereka bisa sign up secara gratis.”

Perusahaan ingin perbanyak kemitraan dengan berbagai macam bisnis mulai dari perusahaan besar, kecil, hingga menengah agar semakin banyak lowongan pekerjaan yang bisa dicari oleh para pelamar.

Sayangnya, Russell enggan menyebut berapa banyak mitra perusahaan dan pelamar yang sudah bergabung di Indonesia. Menurutnya kebanyakan perusahaan yang bergabung itu datang dari Jakarta, lantaran kehadirannya di Indonesia baru beberapa pekan.

Dia juga menekankan fokusnya untuk mengembangkan pasar Indonesia terlebih dahulu baru ekspansi ke negara berkembang berikutnya.

“Kami ingin memastikan Kormo untuk tumbuh perlahan, dari Jakarta dulu kemudian terus bertambah sampai ke seluruh Indonesia. Ketika itu sudah terjadi, baru kami memikirkan untuk ekspansi.”

Group Product Manager Kormo Rishi Dean menambahkan timnya akan menambah terus berbagai fitur tambahan dan teknologi baru, mengingat saat ini Kormo masih dalam tahap pengembangan awal. Menurutnya, semakin lengkapnya fitur maka akan memberikan dampak positif yang lebih tinggi kepada sektor tenaga kerja informal.

Saat ini belum ada tim lokal yang dikhususkan untuk menangani bisnis Kormo di Indonesia. Kormo masih dibantu tim Digitaraya dan Google Indonesia.

Kehadiran Kormo di Bangladesh diklaim telah membantu lebih dari 250 ribu pelamar menemukan pekerjaannya. Ada lebih dari 400 perusahaan yang bergabung dan menggunggah lowongan dengan tingkat retensi 80%.

Kormo baru hadir untuk versi Android dan telah diunduh lebih dari 100 ribu kali. Aplikasi Kormo didesain ramah kapasitas smartphone, hanya sebesar 5,7 MB dan memiliki tampilan antar muka UI/UX yang diklaim mudah digunakan siapapun.

Application Information Will Show Up Here

Mendapatkan Talenta Terbaik dengan Bantuan Teknologi

Pada dasarnya teknologi dihadirkan untuk mempermudah suatu pekerjaan, tidak terkecuali saat menyaring talenta. Setidaknya, ada lima isu terbesar yang sering kali dihadapi HRD saat merekrut adalah prosesnya yang kurang efektif, benefit yang kurang menarik, KPI yang kurang terukur, dan karyawan tiba-tiba resign.

Dalam menjawab isu tersebut, #SelasaStartup edisi kali ini menghadirkan Founder dan CEO Techinlabs Moch Ardyansah. Techinlabs merupakan startup yang bergerak di bidang headhunting dan hunting talent.

Ardyansah akan berbagi pandangan dan solusinya. Apalagi, talenta yang berasal dari kalangan milenial ini butuh strategi khusus untuk pendekatan awalnya. Berikut rangkumannya:

Membuat branding perusahaan

Sebelum terjun ke teknologinya, Ardyansah menyarankan kepada setiap perusahaan, termasuk startup untuk membuat branding perusahaan. Ada lima hal yang perlu diperhatikan yakni bagaimana kompensasi kepada perusahaan, apa keuntungan buat karyawan, jenjang karier, lingkungan pekerjaan, dan budaya perusahaan.

Lima hal ini paling diperhatikan calon talenta saat mengikuti proses perekrutan dalam perusahaan. Kalangan milenial, sambungnya, sangat memperhatikan budaya perusahaan yang seringkali dilupakan oleh perusahaan.

“Budaya perusahaan itu paling dilihat oleh milenial, tapi sering tidak diperhatikan oleh perusahaan. Ini penting sekali apalagi buat perusahaan baru yang ingin dapat karyawan yang loyal,” katanya.

Sasar kandidat pasif

Menurutnya, kandidat yang aktif mencari pekerjaan belum tentu dikatakan sebagai kandidat yang bagus buat perusahaan. Namun bisa menjadi bumerang buat karyawan aktif karena mereka bisa tiba-tiba pergi dari perusahaan.

Pasif itu mereka yang tidak sedang mencari, namun apabila menemukan suatu pekerjaan dengan kriteria yang cocok dengan kemauan mereka pasti akan tertarik. Bisa jadi mereka yang pasif itu karena memang malu-malu namun memiliki kemauan kerja yang baik.

Untuk itu, perekrut perlu bangun pendekatan awal dengan memancing mereka lewat diskusi. Cara tersebut akan membuat mereka lambat laun mau terbuka terhadap semua peluang yang ditawarkan kepada mereka.

Pasalnya dari hasil internal Techinlabs, kandidat pasif itu sebenarnya terbuka untuk berdiskusi dengan para rekruter (45%), bisa dihubungi dengan jaringan pribadi (15%), sudah cukup puas dan tidak mau pindah perusahaan (15%). Lalu sesekali melihat job portal (13%), dan aktif mencari pekerjaan (12%).

Manfaatkan platform pool talent

Salah satu teknologi terkini yang bisa membantu proses perekrutan adalah platform pool talent. Dalam platform ini, rekruter dapat mengacu pada tempat atau basis data yang disimpan tim SDM terkait semua kandidat terbaiknya.

Perusahaan bisa membuat sendiri pool talent tersebut, dimulai dari melihat segmennya, mengatur ekspektasi, komunikasi secara rutin, dan membuat komunitas. Atau bekerja sama dengan startup yang ahli di bidangnya, salah satunya Techinlabs. Sebab membuat platform seperti itu sulit dan tidak semua paham dengan prosesnya.

Sejak setahun berdiri, Techinlabs memiliki 5.127 talent yang sudah bergabung dalam pool talent. Sebanyak 69 perusahaan teknologi yang sudah memanfaatkan layanan Techinlabs mengaku puas karena memiliki deal ratio sebesar 93%.

Dalam mencocokkan kandidat dengan klien perusahaan, Techinlabs menggunakan proses screening secara manual, lalu memanfaatkan algoritma yang sudah dibangun dilihat dari tes kemampuan, tes psikologi, dan lainnya. Lalu hasilnya dicocokkan dengan kriteria yang diinginkan klien.

Beberapa klien Techinlabs diantaranya Jenius, Tokopedia, Kumparan, Tiket.com, Narasi, Dana, Madhang, dan lainnya.

Layanan Ekrut Usung Sistem “Talent Marketplace”, Konsepnya Perusahaan yang Menemukan Talenta

Di tengah persaingan layanan platform perekrutan, inovasi tetap menjadi kunci untuk memenangkan pasar. Setidaknya hal tersebut diyakini Ekrut, platform lokal yang menghubungkan talenta potensial dengan kebutuhan bisnis. Sepanjang tahun 2018, startup yang didirikan Anthony Kusuma dan Steven Suliawan tersebut telah merilis beberapa fitur baru, di antaranya talent marketplace dan marketplace curation algorithm (MCA).

Marketing Manager Ekrut Aldo Imanuel menjelaskan, konsep talent marketplace yang diusung ialah berbasis data science, diklaim menjadi yang pertama di Indonesia. Sementara MCA merupakan data engine yang menjadi “otak” utama dari proses pencocokan antara talenta dengan kebutuhan perusahaan.

“Layanan lain kebanyakan masih menggunakan konsep job portal, perusahaan mengunggah lowongan, dengan harapan mendapatkan talenta yang sesuai. Sedangkan di Ekrut kami menggunakan konsep sebaliknya, talenta mendaftar dan perusahaan yang akan mencari kandidat sesuai preferensi,” jelas Aldo.

Dengan konsep tersebut, Ekrut menilai akan mempermudah dan mempercepat proses perekrutan, dari yang biasanya butuh waktu 2-4 minggu, kini hanya dalam hitungan menit. Ekrut dari awal berfokus pada pemenuhan talenta di bidang teknologi informasi.

“Semua teknologi yang dibangun berpusat pada bagaimana kami bisa menghubungkan ribuan perusahaan ini dengan talenta yang mereka butuhkan dengan cepat dan relevan,” lanjut Aldo.

Didukung mantan engineer Tesla untuk pengembangan produk

Tim Ekrut
Jajaran manajemen Ekrut; Yediva Kovara (VP of Engineer), Jesse Lybianto (Chief of Data), Steve Suliawan (Co-founder, CEO), Ardo Gozal (Co-founder, COO), Suharsono Hartono (CTO) / Ekrut

Sekitar bulan Desember 2018, Ekrut dikabarkan mendapatkan pendanaan seri A dari Venturra Capital dan Prasetia Dwidharma. Di sesi wawancara kami mencoba mengkonfirmasi hal ini, namun pihak Ekrut belum bisa menginfokan lebih lanjut. Sebelumnya Ekrut memperoleh pendanaan awal dari East Ventures.

Banyak agenda yang akan dilaksanakan Ekrut di tahun 2019. Menurut pemaparan Aldo, salah satu yang menjadi fokus padalah pengembangan produk. Misinya masih tetap sama, berusaha menghasilkan teknologi dan layanan paling efisien untuk proses perekrutan, baik dari sisi HR di perusahaan maupun pelamar.

Product roadmap kami sangat padat di tahun ini terlebih sejak kedatangan mantan senior engineer Tesla yang menjadi Chief of Product kami pada awal Q4 kemarin,” terang Aldo.

Sejak konsep talent marketplace diluncurkan di awal tahun 2018, total pencari kerja yang tergabung melonjak, dari berjumlah ratusan kini mendekati seratus ribu orang. Pun demikian statistik lowongan, proses wawancara, dan perekrutan, meningkat pesat di banding tahun sebelumnya.

Menurut Aldo, hal ini didorong karena penggunaan data science dan algoritma yang membuat perusahaan-perusahaan di Ekrut mendapatkan rekomendasi terbaik untuk memenuhi kebutuhannya.

Application Information Will Show Up Here

Ambisi Kalibrr Mentransformasi Proses Rekrutmen di Indonesia

Perusahaan seringkali kewalahan setiap kali merekrut kandidat untuk menempati suatu posisi karena proses yang harus ditempuh tidak efisien dan sangat manual. Hal ini membuat ongkos yang dikeluarkan membengkak, belum lagi ada potensi tidak cocok dengan kandidatnya. Kalibrr hadir mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut.

Kalibrr adalah perusahaan asal Filipina yang mulai beroperasi di Indonesia sejak 2016. Perusahaan menggabungkan platform rekrutmen berbasis AI dan layanan employer branding untuk membantu perusahaan menunjukkan nilai-nilai mereka, menarik kandidat tepat, dan merealisasikan proses yang mulus.

Managing Director Kalibrr Indonesia Sanuk Tandon menerangkan, salah satu tools yang diunggulkan adalah tes soft skill secara online sesuai dengan spesialisasi para kandidat. Tes ini menjadi pengganti psikotes yang lumrah dilakukan untuk proses rekrutmen konvensional.

Ia mencontohkan, untuk kandidat di posisi data scientist ada salah satu tes yang disebut data interpretation. Setelah mengikuti tes ada skor yang didapat dan bisa menjadi referensi untuk perekrut. Semakin banyak tes yang relevan diikuti oleh kandidat, maka memudahkan perekrut untuk mengambil keputusan.

Tidak sembarang soal tes ini dibuat, Kalibrr bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) yang secara spesifik peduli dengan peningkatan kualitas SDM di negara berkembang. Tak hanya tes soft skill, perusahaan bisa mencantumkan sendiri pertanyaan yang ingin diisi oleh para kandidatnya.

Kecenderungan kandidat untuk mengisi seluruh tes, menurut Sanuk, mayoritas cukup baik terutama di kalangan anak muda.

“Kalau psikotes itu untuk melihat logika berpikir, sementara kalau kita melihatnya sekarang ini perusahaan butuh soft skill sederhana karena lebih relevan dengan kebutuhan mereka,” terangnya kepada DailySocial.

Diferensiasi lainnya dengan pemain job portal yang sudah ada, Kalibrr secara spesifik menyasar lowongan pekerjaan secara terkurasi. Basis data Kalibrr cukup kuat untuk lowongan terkait teknologi, contohnya lowongan soal data scientist, desaigner, engineer, dan sebagainya.

Beda halnya LinkedIn lebih memposisikan sebagai job agregator, juga lowongan pekerjaan yang dipajang di JobStreet cenderung lebih umum sehingga kurang niche.

“Kami lebih premium, kandidat bisa di-review langsung perekrut dari Kalibrr. User experience yang kami tawarkan juga sangat diunggulkan.”

Teknologi AI yang dihadirkan Kalibrr berfungsi untuk memberikan kandidat terbaik untuk perekrut dari database kandidat yang aktif di situs. Hal ini menurut Sanuk akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi bagi perusahaan dan memberikan kesempatan untuk meraih kandidat dengan peran pekerjaan yang memiliki peluang lebih tinggi.

Sebab sistem mencari kandidat selama 24/7 dan menyasar mereka yang berstatus masih bekerja di perusahaan, namun membuka peluang untuk berkarier di tempat baru.

Perkembangan Kalibrr Indonesia

Sejak hadir di Indonesia, sambung Sanuk, perusahaan kini memiliki 650 ribu kandidat yang mencatatkan profilnya. Tumbuh pesat dibandingkan pada tahun lalu hanya 40 ribu kandidat. Ditargetkan angkanya dapat tembus 1 juta kandidat pada tahun depan.

Adapun perekrut yang sudah memanfaatkan layanan Kalibrr di antaranya, Gojek, Bukalapak, Lazada, BCA, Bank Mandiri, Unilever, PwC dan sebagainya. Bila ditotal jumlahnya sekitar 300 perusahaan.

Menurut Sanuk, meski beberapa nama perusahaan di atas adalah perusahaan papan atas, namun sebenarnya layanan Kalibrr juga bisa digunakan oleh perusahaan startup yang baru berdiri. Sebab model bisnis Kalibrr adalah berlangganan tergantung paket yang dibutuhkan perekrut.

“Startup yang masih baru pun bisa jadi klien kami karena pada dasarnya dua jenis perusahaan ini butuh sistem HRD untuk memudahkan pekerjaan rekrutmen.”

Untuk rencana Kalibrr pada tahun depan, perusahaan mau menambah kemitraan dengan berbagai universitas, asosiasi mahasiswa Indonesia di luar negeri, media sosial, dan sebagainya. Tujuannya untuk menjaring kandidat yang tepat sasaran dan mempertemukan kandidat dengan perusahaan terkemuka dalam rangka memberikan pengalaman di bidang karier yang potensial.

Di samping itu, inovasi agar proses rekrutmen yang lebih baik juga siap digencarkan. Secara grup, Kalibrr tengah mempersiapkan rencana untuk ekspansi ke Vietnam pada tahun depan. Vietnam akan jadi negara kedua setelah Indonesia.

Application Information Will Show Up Here