Lemonilo Snags 516.2 Billion Rupiah Series C Funding

Lemonilo healthy food startup received a series C funding of $36 million or around 516.2 billion Rupiah led by Sofina Ventures SA, Sequoia Capital India also participated in this round. Lemonilo will use this funding to strengthen its distribution network in Indonesia and expand its products overseas.

In the official statement, Lemonilo‘s Co-Founder & Co-CEO, Shinta Nurfauzia said that the company has proven its business model to work effectively in Indonesia. Therefore, Lemonilo plans to duplicate this business concept to other countries, starting with the neighbors, Malaysia and Singapore.

“With Sofina’s best practive with established FMCG companies, we believe Lemonilo can build the new image of FMCG companies in Indonesia and its surroundings,” Shinta said.

Sofina Ventures’ Member of the Executive Committee, Maxence Tombeur said that this strategic investment is in line with Sofina’s values. “Lemonilo is the pioneer of Indonesia’s healthy living movement aiming to become the world’s leading FMCG brand. We are delighted to partner with Lemonilo’s ambitious and mission-motivated founders, and aligned with its long-run strategy of offering affordable access to healthy food and products throughout Indonesia,” Tombeur said.

On a general note, Sequoia Capital India previously led Lemonilo’s series B funding with an undisclosed amount in the second half of 2021. From our observation, this funding has brought Lemonilo’s valuation to $300 million, or around Rp.4.3 trillion and strengthening its position in the ranks of startup centaur.

Thus, Lemonilo’s investor list includes Alpha JWC Ventures, Unifam Capital, Sequoia Capital India, and Sofina Ventures SA. Before exited, East Ventures was involved in Lemonilo’s seed funding.

Global expansion

Lemonilo is known as a new economy startup that produces healthy food alternatives. Founded in 2016 by Shinta Nurfauzia, Ronald Wijaya, and Johannes Ardiant, Lemonilo use self-developed platforms, both websites and applications, to distribute and promote its products.

To date, Lemonilo has launched more than 40 types of products, such as instant noodles, snacks, and spices sold on its own platform at more than 200 thousand Point of Sales (POS) in Indonesia, including resellers.

Lemonilo’s Co-CEO, Ronald Wijaya revealed that the compnay will continue focuusing on its main market while innovating new products. His team will strengthen Lemonilo’s distribution network to strengthen its position on a national scale. This is in line with Lemonilo’s mission to provide Indonesian people with access to a healthier lifestyle.

“We believe there are many people want to live healthier, especially since Covid-19. We expect more Indonesians will adopt a better lifestyle through practical, delicious and affordable products,” Ronald said.

In a previous interview with DailySocial.id, Shinta revealed that she is currently focusing on strengthening the product distribution network, increasing the number of teams, and launching various new products.

Shinta said, Lemonilo wants to fill the market gap between the demand for high-priced imported healthy products and the number of existing FMCG companies. Lemonilo ensures that its production is free from more than 100 potentially harmful ingredients, such as preservatives, flavor enhancers, and various synthetic ingredients, which are often found in many consumer goods products.

In fact, the Covid-19 pandemic has encouraged changes in people’s food consumption in Indonesia. Quoting Alinea, Femina’s survey in early 2021 recorded 82% of 300 respondents changed their diet during the pandemic. Meanwhile, 62% of them change their diet to maintain their health.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Lemonilo Dapat Pendanaan Seri C Senilai 516,2 Miliar Rupiah

Startup pengembang makanan sehat Lemonilo mendapatkan pendanaan seri C senilai $36 juta atau sekitar 516,2 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Sofina Ventures SA, serta partisipasi kembali dari Sequoia Capital India. Melalui pendanaan ini, Lemonilo akan memperkuat jaringan distribusi di Indonesia dan ekspansi produk ke luar negeri.

Dalam keterangan resminya, Co-Founder & Co-CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia mengatakan bahwa perusahaan telah membuktikan model bisnisnya bekerja efektif di Indonesia. Maka itu, Lemonilo berencana untuk menduplikasi konsep bisnis ini ke negeri lain, dimulai dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

“Dengan keahlian Sofina bekerja sama dengan perusahaan FMCG yang sudah mapan, kami yakin Lemonilo dapat menjadi salah satu wajah baru perusahaan FMCG di Indonesia dan sekitarnya,” ungkap Shinta.

Member of the Executive Committee Sofina Ventures Maxence Tombeur mengatakan bahwa ini merupakan investasi strategis yang sesuai dengan nilai-nilai Sofina. “Lemonilo adalah pelopor gerakan hidup sehat di Indonesia dengan tujuan menjadi merek FMCG terkemuka di dunia. Kami senang bermitra dengan para pendiri Lemonilo yang ambisius dan termotivasi dengan misi, dan selaras dengan strategi panjang untuk menawarkan akses terjangkau ke makanan dan produk sehat di Indonesia dan sekitarnya,” papar Tombeur.

Sebagai informasi, Sequoia Capital India sebelumnya memimpin pendanaan seri B di Lemonilo dengan nominal yang dirahasiakan pada paruh 2021 ini. Dari informasi yang kami himpun, pendanaan ini mendongkrak valuasi Lemonilo sebesar $300 juta atau sekitar Rp4,3 triliun, sekaligus mengukuhkan posisinya ke dalam jajaran startup centaur.

Dengan demikian, jajaran investor Lemonilo kini terdiri dari Alpha JWC Ventures, Unifam Capital, Sequoia Capital India, dan Sofina Ventures SA. Sebelumnya, East Ventures sempat terlibat pada pendanaan awal Lemonilo, tapi kini sudah exit.

Ekspansi luar negeri

Lemonilo dikenal sebagai startup new economy yang memproduksi produk makanan sehat alternatif. Didirikan di 2016 oleh Shinta Nurfauzia, Ronald Wijaya, dan Johannes Ardiant, Lemonilo memanfaatkan platform yang dikembangkan sendiri, baik situs web maupun aplikasi, untuk mendistribusikan dan mempromosikan produknya.

Hingga kini, Lemonilo kini telah meluncurkan lebih dari 40 jenis produk, seperti mie instan, camilan, dan bumbu dapur, yang dijual platform sendiri di lebih dari 200 ribu Point of Sales (POS) di Indonesia, termasuk melalui reseller.

Co-CEO Lemonilo Ronald Wijaya mengungkap bahwa Lemonilo akan tetap fokus menggarap pasar utamanya sambil melakukan inovasi produk-produk baru. Pihaknya akan memperkuat jaringan distribusi Lemonilo untuk mengokohkan posisinya di skala nasional. Hal ini sejalan dengan misi Lemonilo untuk memberikan akses gaya hidup yang lebih sehat kepada masyarakat Indonesia.

“Kami yakini semakin banyak orang ingin hidup lebih sehat, terutama sejak Covid-19 melanda negara kita. Kami harap semakin banyak masyarakat Indonesia yang menerapkan gaya hidup lebih baik melalui produk-produk yang praktis, lezat, dan terjangkau,” tutur Ronald.

Dalam wawancaranya kepada DailySocial.id beberapa waktu lalu, Shinta mengungkap tengah fokus memperkuat jaringan distribusi produk, menambah jumlah tim, dan meluncurkan berbagai produk baru.

Menurut Shinta, Lemonilo ingin mengisi gap pasar antara permintaan produk sehat impor berharga tinggi dengan jumlah perusahaan FMCG yang ada. Lemonilo memastikan produksinya bebas dari lebih dari 100 bahan berpotensi bahaya, seperti pengawet, penguat rasa, dan aneka bahan sintetis, yang kerap ditemukan di banyak produk consumer goods.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 mendorong perubahan konsumsi makanan masyarakat di Indonesia. Mengutip Alinea, survei Femina di awal 2021 mencatat sebanyak 82% dari 300 responden mengubah pola makan selama pandemi. Sementara, 62% di antaranya mengubah pola makan demi menjaga kesehatan.

Application Information Will Show Up Here

Lemonilo Confirmed as a Centaur, Entering the List of Indonesia’s Startups with Valuation Exceeded $100 Million

The new economy startup, a healthy food products developer, Lemonilo, recently secured a series B funding. The new round has further strengthened the its valuation, listed the company as one of the centaurs. According to our source, Lemonilo’s estimated valuation has reached around $300 million or equivalent to 4.3 trillion Rupiah.

Regarding Lemonilo’s entry into the centaur list, it is also confirmed by one of the participated investors in the investment round.

Lemonilo’s current list of investors includes Alpha JWC Ventures, Unifam Capital, and Seqouia Capital. Previously, East Ventures was also involved in the seed funding, but already exited.

The startup was founded in 2015 by Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, and Ronald Wijaya. From producing healthy alternatives for instant noodles, the Lemonilo product category has now expanded, including food ingredients, beverages, even skin care product brands.

In this segment, Lemonilo competes with other players. There are several new economy startups entering this segment. In terms of healthy noodles, the wellness startup The Fit Company also produces Fitmee product variants.

Lemonilo’s Co-Founder & Co-CEO Shinta Nurfauzia in an interview with DailySocial.id revealed, it is expected that instant noodle are still the favorite, but they admit that they have quite a large demand for other products such as snacks.

The company is currently focused on developing product innovation, including to present new flavors. It is said that they have launched more than 40 types of products to this day. All of these products are sold on its own digital platform and are available at more than 100 thousand distribution points in various parts of Indonesia — including utilizing its reseller network.

From the very beginning, Lemonilo leveraged its self-developed technology platform – a website and an application – for product distribution and promotion.

“The area with most of Lemonilo’s customers is still Java. Lemonilo’s target by the end of this year is to add more product variants for customers,” Shinta added.

She also said that the fresh funds obtained in the last round will be channeled to expanding and strengthening its product distribution network in Indonesia, increasing the number of teams, developing and launching new products, as well as developing technology to better serve users.

Lemonilo intends to fill the market gap between high-priced imported healthy products and FMCG companies in the market. Every product developed by Lemonilo has three pillars: healthy, practical and affordable. Using this standard, every Lemonilo product is guaranteed to be free from 100+ potentially harmful ingredients (such as preservatives, flavor enhancers, and various synthetic ingredients) that are often found in other consumer goods products.

In the 2020 Startup Report, we recorded that by the end of 2020 there are 43 Indonesian startups had listed in the ranks of the centaurs. There are 6 of them have entered the ranks of late-stage centaurs with a valuation of over $500 million.

Startup Centaur Indonesia 2020
Indonesia’s centaur list 2020 / DSInnovate

Apart from Lemonilo, there are several startups has reached that certain valuation this year. Among those are BukuWarung, Ula, and BukuKas.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Lemonilo Masuk Jajaran Centaur, Tambah Panjang Daftar Startup Indonesia yang Capai Valuasi Lebih dari $100 Juta

Startup new economy pengembang produk makanan sehat Lemonilo belum lama ini membukukan pendanaan seri B. Perolehan di putaran baru tersebut makin mengokohkan valuasi perusahaan, hingga masuk ke jajaran centaur. Dari informasi yang kami dapat, estimasi valuasi Lemonilo telah mencapai sekitar $300 juta atau setara 4,3 triliun Rupiah.

Soal masuknya Lemonilo ke centaur, kami juga mendapatkan konfirmasi dari salah satu pihak yang terlibat dalam putaran investasi mereka.

Jajaran investor Lemonilo saat ini termasuk Alpha JWC Ventures, Unifam Capital, dan Seqouia Capital. Sebelumnya East Ventures sempat terlibat juga di pendanaan awal mereka, hanya saja saat ini sudah exit.

Startup tersebut diinisiasi sejak tahun 2015 oleh tiga orang founder, yakni Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya. Berawal dari memproduksi alternatif mi instan sehat, kini kategori produk Lemonilo sudah meluas, meliputi produk bahan makanan, minuman, bahkan sampai brand produk perawatan kulit.

Di segmen ini, Lemonilo tidak bermain sendiri. Ada beberapa startup new economy yang juga masuk ke ranah tersebut. Untuk produk mi sehat sendiri, startup wellness The Fit Company juga memproduksi varian produk Fitmee.

Co-Founder & Co-CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia dalam kesempatan wawancara dengan DailySocial.id mengungkapkan, tidak dimungkiri saat ini produk mi instan masih menjadi terfavorit, namun mereka mengaku mendapati permintaan yang cukup besar untuk produk lain seperti camilan.

Inovasi produk saat ini juga tengah menjadi fokus perusahaan, termasuk untuk menghadirkan varian rasa baru. Disampaikan sampai saat ini mereka telah meluncurkan lebih dari 40 jenis produk. Semua produk ini dijual di platform digitalnya sendiri serta tersedia di lebih dari 100 ribu titik distribusi di berbagai wilayah Indonesia — termasuk memanfaatkan jaringan reseller yang dimiliki.

Sejak awal, Lemonilo memanfaatkan platform teknologi yang dikembangkan sendiri –berupa situs web dan aplikasi—untuk distribusi dan promosi produk.

“Area yang masih mendominasi sebagian besar pelanggan Lemonilo adalah pulau Jawa. Target Lemonilo hingga akhir tahun ini bisa menambah lebih banyak varian produk untuk pelanggan,” kata Shinta.

Ia juga mengatakan, dana segar yang didapat pada putaran terakhir akan difokuskan untuk ekspansi serta memperkuat jaringan distribusi produknya di Indonesia, menambah jumlah tim, mengembangkan dan meluncurkan produk baru, juga pengembangan teknologi untuk melayani penggunanya dengan lebih baik.

Lemonilo ingin mengisi market gap antara produk sehat impor berharga tinggi dengan perusahaan FMCG yang ada di pasar. Setiap produk yang dikembangkan oleh Lemonilo memiliki tiga pilar: sehat, praktis, dan terjangkau. Dengan standar ini, setiap produk Lemonilo dipastikan bebas dari 100+ bahan berpotensi bahaya (seperti pengawet, penguat rasa, dan aneka bahan sintetis) yang kerap ditemukan pada produk consumer goods lainnya.

Dalam Startup Report 2020 kami mendata, hingga akhir 2020 terdapat 43 startup Indonesia yang sudah masuk ke jajaran centaur. Bahkan 6 di antaranya sudah masuk ke jajaran centaur tahap akhir dengan valuasi di atas $500 juta.

Startup Centaur Indonesia 2020
Startup Centaur Indonesia 2020 / DSInnovate

Selain Lemonilo, tahun ini ada beberapa startup yang masuki ke valuasi tersebut. Di antaranya BukuWarung, Ula, dan BukuKas.

Application Information Will Show Up Here

Layanan E-Commerce Makanan Sehat Lemonilo Resmi Beroperasi

Di Indonesia mulai banyak yang menggemari tren hidup sehat. Mulai dari rutin berolahraga seperti lari dan yoga hingga urusan makanan. Tren ini yang coba dieksplorasi oleh Lemonilo, salah satu bisnis e-commerce yang menawarkan makanan organik (alami) dan makanan-makanan sehat lainnya untuk mendukung pola hidup sehat. Salah satu permasalahan yang coba diselesaikan adalah masalah harga.

Lemonilo sendiri sudah beroperasi kurang lebih selama enam bulan. Selama kurun waktu tersebut, Lemonilo berhasil memiliki ribuan konsumen yang tersebar di seluruh Indonesia dengan konsentrasi di Jawa dan Bali.

Lemonilo diprakarsai tiga orang, yakni Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya. Mereka bertiga juga berperan dalam pengembangan layanan Konsula, salah satu layanan yang fokus pada sektor kesehatan.

“Produk-produk yang ada di Lemonilo.com didapatkan langsung dari produsen sehingga kami bisa menawarkan harga hingga 20-50% lebih murah dari supermarket. Ke depannya, Lemonilo.com tidak hanya akan menawarkan makanan namun juga produk sehat dan alami di kategori lainnya,” ujar Shinta.

Shinta kepada DailySocial juga bercerita bahwa untuk memastikan kualitas produk yang ada di layanan Lemonilo pihaknya memiliki tim food analyst yang memiliki tugas untuk melakukan pengecekan terhadap bahan pembuatan setiap produk yang akan ditampilkan. Sebelum masuk dan tayang di situs Lemonilo sebuah produk akan melewati food trial dan analisis yang dilakukan oleh tim tersebut.

“Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk yang masuk Lemonilo tidak melakukan “klaim sehat palsu” padahal menggunakan bahan-bahan berbahaya. Dari pengalaman kami, sayangnya cukup banyak produsen dan manufacturer yang melakukan ini. Jadi intinya, kalau ada suatu produk yang mengklaim dirinya ‘sehat’ dan tidak masuk Lemonilo, user harus mempertanyakan kebenarannya,” lanjutnya.

Shinta menjelaskan Lemonilo adalah vertikal baru yang dikembangkan Konsula dengan tim yang terdedikasi.

Pasar untuk makanan sehat dan terjangkau

Lemonilo berangkat dari permasalahan mahalnya harga makanan alami dan sehat. Posisinya sebagai bisnis e-commerce diharapkan mampu menjadikan Lemonilo sebagai salah satu pasar yang mudah dijangkau untuk makanan alami, sehat, dan tentu harga yang terjangkau.

Saat ini, untuk terus memperkenalkan dan menjangkau lebih banyak kalangan, Lemonilo menjalankan sejumlah strategi. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan beberapa komunitas-komunitas kesehatan, event, dan tempat gym di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan Lemonilo akan menjajaki kerja sama dengan lembaga, institusi, atau organisasi lain.

Dari data internal yang terkumpul selama ini Lemonilo mengklaim konsentrasi terbesar pelanggan mereka berada di Jawa dan Bali dengan segmen terbesarnya adalah wanita yang berada di kisaran usia 18-34 tahun. Produk yang paling populer adalah snack atau cemilan.

Shinta juga menjelaskan bahwa salah satu kebanggaan tim Lemonilo adalah ketika banyak pelanggan yang dengan suka rela dan bahagia membagikan pengalaman mereka berbelanja di Lemonilo di media sosial pribadi mereka.

Menurut Shinta, dalam waktu dekat pihaknya akan merilis beberapa fitur baru yang merupakan hasil masukan pengguna Lemonilo selama ini.

“Kami juga sangat menyadari bahwa terdapat beberapa produk yang high demand dan sering kali sold out dalam satu jam pertama produknya live. Dari interaksi dengan user seperti inilah kami tambah yakin bahwa hidup sehat memang benar-benar sedang menjadi tren yang terus tumbuh di Indonesia dan produk-produk sehat dan alami berpotensi untuk menggantikan produk konvensional jika harganya dapat dijangkau oleh masyarakat.”

“Lemonilo.com hadir untuk menyambut tren ini dan meningkatkan awareness pengguna kami atas manfaat dari mengonsumsi produk alami dan sehat sehari-hari,” tutupnya.