Nikon Z fc Resmi, Mirrorless dengan Tampilan Jadul Ala SLR

Nikon merupakan pemain kawakan di industri pencitraan, gemilang sejak era kamera SLR maupun DSLR. Meski saat ini Nikon sedang berupaya keras menggaet kembali penggemar setianya dengan sistem kamera mirrorless modern mereka, Nikon Z.

Saya tidak meragukan kemampuan tiga kamera mirrorless Nikon yang diluncurkan pada tahun 2020 seperti Nikon Z6 II, Z7 II, dan Z5. Mereka sangat powerful untuk menangani kebutuhan fotografer/videografer profesional saat ini, teknologi penting tetapi menurut saya Nikon juga butuh yang namanya ‘diferensiasi’.

Mari tengok ke tahun 1959, Nikon memperkenalkan kamera dengan sistem SLR 35mm pertama mereka yang disebut Nikon F dan merupakan salah satu kamera paling canggih pada zamannya. Apa pendapat Anda bila Nikon membawa seri kamera legendaris tersebut ke masa sekarang? Perkenalkan Nikon Z fc, kamera mirroless dengan retro bergaya kamera analog tetapi menggunakan Z-mount.

Untuk body only, Nikon Z fc dibanderol dengan harga US$960 atau sekitar Rp13,9 jutaan. Sementara, Nikon Z fc dengan lensa kit DX 16-50mm F3.5-6.3 VR dijual US$1.100 atau Rp15,9 jutaan. Juga tersedia dengan lensa Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) seharga US$1200 atau Rp17,4 jutaan.

Kenapa bisa murah karena Nikon Z fc berbagi spesifikasi yang mirip seperti Nikon Z50. Di mana ukuran sensor yang dipakai bukanlah full frame, melainkan APS-C beresolusi 21MP dan digerakkan oleh prosesor gambar Expeed 6.

Bisa dilihat di bagian atas, terdapat dial ikonik untuk mengatur ISO, shutter speed, dan exposure compensation. Desain punuk dan terutama yang warna silver sangat mengundang untuk bernostalgia, juga ada enam warna tambahan selain silver yang bisa dipilih sesuai style pengguna.

Meski mengusung desain klasik, Nikon tetap memadukan dengan elemen modern seperti layar dengan mekanisme vari-angle dan port USB-C yang memungkinkan pengisian daya langsung ke kamera. Layarnya touchscreen 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot dan di atasnya jendela bidik elektronik dengan panel OLED 2,36 juta dot.

Lebih lanjut, Nikon Z fc dapat memotret beruntun hingga 11 fps dengan full autofocus atau 9 fps untuk Raw 14-bit. Sementara untuk video, kamera ini dapat merekam video hingga resolusi 4K oversampled dari lebar penuh sensornya.

Bersama Nikon Z fc, Nikon juga memperkenalkan lensa Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) dengan tampilan vintage. Namun ini adalah lensa full frame dan bila dipasang pada Nikon Z fc menawarkan focal length 42mm.

Secara optik, Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) terdiri dari 8 elemen dalam 7 kelompok, dengan elemen depan yang kecil dan elemen belakang yang relatif besar. Fokus digerakkan oleh motor stepping kembar dan jarak fokus minimumnya 19cm dengan filter depan 52mm.

Lensa ini tersedia sebagai bagian dari kit dengan Nikon Z fc atau bisa dibeli secara terpisah seharga US$299 (Rp4,3 jutaan). Bila melihat harganya, Nikon Z fc akan bersaing langsung dengan Fujifilm X-E4 yang juga mengandalkan desain retro ala rangefinder. Semoga saja, Nikon Z fc bisa menyambangi pasar Indonesia secepatnya.

Sumber: DPreview

Profoto Umumkan Aplikasi Kamera Smartphone untuk Foto Profesional dengan Flash

Smartphone adalah alat yang super powerful untuk menunjang pekerjaan, termasuk bagi para fotografer profesional. Profoto sangat memahami hal itu, sebelumnya produsen aksesori lighting kamera tersebut memiliki aplikasi mobile bernama Profoto Control yang memungkinkan menyesuaikan pengaturan pencahayaan lewat smartphone.

Kini Profoto kembali merilis aplikasi mobile baru terpisah dari Profoto Control yang ditunjukkan untuk pengguna produk Profoto, disebut Profoto Camera. Seperti namanya, ini adalah sebuah aplikasi kamera di smartphone dan pengambilan gambarnya terintegrasi dengan lampu Profoto, serta didukung format foto mentah Profoto Raw.

Foto: PetaPixel
Foto: PetaPixel

Saat menginstal Profoto Camera di smartphone, kita diwajibkan untuk menghubungkan dengan produk Profoto. Contohnya seperti studio light untuk smartphone Profoto C1 Plus yang di pasaran bisa didapat dengan harga Rp5,2 jutaan.

Aplikasi kamera ini menawarkan dua mode pengambilan gambar dengan lighting Profoto. Pertama mode classic yang memungkinkan kontrol pengaturan exposure dan flash secara manual, atau menggunakan AirX Smart-TTL dengan algoritma exposure otomatis baru.

Foto: PetaPixel

Kemudian yang kedua adalah mode smart, mode otomatis yang menawarkan serangkaian efek contrast dan warm cerdas dengan menggunakan flash Profoto. Aplikasi Profoto Camera ini tersedia di Play Store dan App Store dan saat ini kompatibel dengan lighting Profoto yang dilengkapi dengan teknologi AirX mencakup Profoto C1, C1 Plus, A10, B10-series, dan Pro-11 pack.

Sumber: PetaPixel

CIPA: Pengiriman Kamera Digital Turun, Mirrorless Sudah Kalahkan DSLR

Penjualan kamera digital terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, penyebabnya antara lain karena ancaman kamera smartphone yang semakin canggih dan diperparah dengan pandemi Covid-19. Lalu, bagaimana kondisi pasar kamera digital di tahun 2021?

Asosiasi Produk Kamera dan Pencitraan atau biasa disingkat CIPA (Camera and Imaging Products Association) telah merilis laporan terkait produksi dan pengiriman kamera di seluruh dunia edisi April 2021. Biasanya data terbaru tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun mengingat sejak April 2020 dan seterusnya industri kamera terkenda dampak langsung pandemi, angka penjualan kamera digital secara keseluruhan lebih rendah pada tahun 2020.

Untuk mendapat gambaran lebih jelas, mari kita bandingkan dengan data CIPA tahun 2019. Pada April 2021 terdapat 756.155 unit yang dikirimkan dengan nilai 44,6 miliar Yen. Turun 50% berdasarkan volume dan 26,8% berdasarkan nilai dibandingkan dengan data April 2019.

Khusus kamera dengan lensa yang dapat dipertukarkan termasuk DSLR dan mirrorless, terdapat 496.224 unit yang dikirimkan pada April 2021 dengan nilai 37,7 miliar Yen. Dibandingkan dengan April 2019, angka-angka ini masing-masing turun 40% dan 19,9% berdasarkan volume dan nilai.

Jika melihat secara eksklusif pada kamera DSLR, ada 225.584 unit dikirimkan pada April 2021 dengan nilai 9,86 miliar Yen, turun 48,8% berdasarkan volume dan 45,1% berdasarkan nilai dibandingkan dengan April 2019. Di sisi lain, kamera mirrorless berhasil mengirimkan 270.640 unit dengan nilai 27,8 miliar Yen, turun 29,7% berdasarkan volume dan 3,8% berdasarkan nilai.

Meskipun unit kamera dengan lensa yang dapat dipertukarkan lebih sedikit yang dijual, nilai unit tersebut tidak turun dengan kecepatan yang sama. Faktanya data tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata kamera saat ini terjual jauh lebih banyak daripada dua tahun lalu.

Tren ini terutama terlihat di pasar kamera mirrorless yang semakin matang di mana nilai kamera mirrorless yang dikirimkan hanya turun sekitar 1/8 volume. Fakta lain adalah pengiriman kamera mirrorless telah melebihi DSLR, pada April 2019 kamera DSLR terkirim 56.961 unit lebih banyak daripada mirrorless, sedangkan pada April 2021, kamera mirrorless terkirim 45.056 unit lebih banyak daripada DSLR.

Perbedaan ini akan terus meningkat karena Sony, Canon, Nikon, dan Panasonic bersaing satu sama lain di pasar mirrorless full frame. Laporan yang dikeluarkan oleh CIPA ini hanya menunjukkan pengiriman unit kamera digital berdasarkan volume dan nilai. Namun tidak diketahui apakah semua kamera yang dikirimkan tersebut terjual semuanya atau tidak.

Sumber: DPReview

Venus Optics Umumkan Lensa Ultra Wide Angle 7.5mm F2 MFT dengan Kontrol Aperture Digital Lewat Kamera

Pada bulan September 2016, Venus Optics memperkenalkan lensa ultra-wide-angle Laowa 7.5mm F2 MFT. Di sistem Micro Four Thirds yang memiliki crop factor 2x, artinya lensa tersebut menawarkan focal length ekuivalen 15mm di sensor full frame.

Kini Venus Optics telah memperbarui Laowa 7.5mm F2 MFT, ini tetap lensa dengan pemfokusan sepenuhnya manual tetapi model terbarunya telah dilengkapi chip CPU dan motor. Sama seperti Laowa 10mm f/2 Zero-D MFT dan 50mm f/2.8 2x Ultra Macro APO, di mana dapat menyediakan metadata dalam EXIF dan memungkinkan mengontrol aperture secara digital melalui kamera.

Laowa 7.5mm F2 MFT memiliki konstruksi optik yang sama seperti pendahulunya, terdiri dari 13 elemen dalam 9 grup. Jumlah bilah pada aperture-nya berkurang dari 7 menjadi 5 yang menurut Venus Optics memungkinkan lensa menghasilkan efek semburat cahaya sun star 10 titik.

Dari segi ukuran, lensa ini hadir dengan dimensi 53×48 mm, bobot 150 gram, dan filter 46mm. Jarak pemfokusan minimumnya 12mm dengan maksimum magnification 0.11:1 yang memungkinkan pengambilan gambar macro.

Menurut Venus Optics, lensa ultra-wide-angle dengan aperture cepat jarang ditemukan di pasaran. Apertur F2 ini menambahkan lebih banyak fleksibilitas, terutama dalam kondisi cahaya redup. Di mana fotografer dapat mempertahankan shutter speed yang lebih cepat dan menekan ISO lebih rendah untuk mencegah terlalu banyak noise.

Selain itu, Laowa 7.5mm F2 MFT juga menghadirkan depth of field yang lebih dangkal untuk memisahkan subjek dari latar belakang saat foto portrait. Laowa 7.5mm F2 MFT dengan kontrol aperture elektronik ini dibanderol dengan harga US$549 atau sekitar Rp7,8 jutaan.

Sumber: PetaPixel

Samsung Umumkan Sensor Gambar Terkecil ISOCELL JN1 50MP untuk Kamera Depan dan Sekunder

Samsung telah memperkenalkan sensor gambar untuk kamera smartphone terbarunya, disebut ISOCELL JN1 dan mengemas resolusi 50MP. Hadir dengan ukuran per pikselnya hanya 0.64 μm dan seluruh sensornya adalah tipe 1/2.76 inci yang menjadikannya terkecil di industri saat ini dan yang pernah diproduksi oleh Samsung.

Samsung mengatakan bahwa ukuran sensor yang kecil akan memberikan produsen smartphone lebih fleksibel dan mengurangi ukuran modul kamera hingga 10%. Sensor gambar ini dirancang untuk kamera depan, atau kamera sekunder menggunakan lensa telephoto dan ultra wide angle pada smartphone kelas menengah maupun flagship.

Sejumlah peningkatan yang dibawa Samsung antara lain adalah teknologi ISOCELL 2.0 untuk advanced pixel isolation dan mengurangi cross-talk. Secara teori juga dapat meningkatkan sensitivitas cahaya hingga 16% dan color fidelity.

Samsung juga mengadopsi teknologi phase-detection autofocus generasi kedua yang disebut Double Super PDAF. Di mana memiliki kerapatan piksel phase-detection dua kali lipat lebih banyak dan menawarkan kecepatan AF yang sama cepat meski saat memotret dalam kondisi cahaya 60% lebih rendah bila dibandingkan dengan teknologi Super PDAF.

Selain itu, sensor gambar ISOCELL JN1 menggunakan teknologi pixel-binning Tetracell yang menggabungkan empat piksel menjadi satu piksel besar 1.28 μm untuk kualitas foto optimal pada resolusi 12,5MP. Juga mendukung fitur real-time HDR dan dan Smart ISO, serta perekam video hingga 4K 60fps atau Full HD hingga 240 fps.

Saat ini, sensor gambar Samsung ISOCELL JN1 sudah dalam tahap produksi massal. Artinya, tidak akan butuh waktu lama lagi sampai dapat dijumpai di smartphone baru mendatang.

Sumber: GSMArena

OM Digital Solutions Umumkan Kamera Mirrorless MFT Pertamanya, Olympus PEN E-P7 dan Lensa 8-25mm

OM Digital Solutions telah mengumumkan kamera mirrorless Micro Four Thirds (MFT) pertama mereka sejak mengakuisisi brand Olympus pada awal tahun, yaitu Olympus PEN E-P7. Bila dilihat dari nomor serinya, kamera ini merupakan penerus Olympus PEN E-P5 yang dirilis tahun 2013.

Meski begitu dari segi penampilan, Olympus PEN E-P7 mewarisi desain premium yang khas dari Olympus PEN-F. Bagian depan ada tombol switch color mode, tetapi tanpa dibekali elektronik viewfinder dan memiliki layar flip ke bawah untuk selfie atau vlog.

Bagian inti dari kamera mirrorless ini adalah Live MOS sensor beresolusi 20MP Micro Four Thirds dan prosesor gambar TruePic VIII. Sistem autofocus-nya mengandalkan 121 contrast AF point, lengkap dengan mode Super Spot, Face, Eye Priority.

Seperti kebanyakan kamera MFT, Olympus PEN E-P7 telah dilengkapi fitur 5-axis in-body image stabilization (IBIS) yang menurut rating dari CIPA dapat mengkompenasi goyangan hingga 4,5 stop. Sementara, kemampuan videonya mencapai resolusi 4K pada 24p, 25p, dan 30p dengan bitrate 102 Mbps atau 1080p hingga 60p.

Selain pengumuman PEN E-P7, OM Digital Solutions juga memperkenalkan lensa kelas atas terbarunya, M.Zuiko Digital ED 8-25mm F4 Pro. Lensa ini menawarkan bidang pandang setara ultra-wide angle 16mm yang dapat diperbesar hingga 50mm dan aperture F8 di kamera bersensor full frame.

Lensa ini terdiri dari 16 elemen dalam 10 grup, mencakup elemen khusus seperti Super ED, ED, dan EDA. Untuk menekan berbagai jenis aberasi termasuk aberasi kromatik guna menghasilkan foto beresolusi tinggi yang tajam di seluruh rentang zoom. Sementara, elemen DSA secara signifikan dapat mengurangi aberasi sagittal comatic.

Selain itu, ZERO Coating dan bentuk lensa yang dioptimalkan membantu menekan ghost dan flaring ketika memotret dalam kondisi backlit. Bodi lensa juga tahan percikan dan debu yang setara dengan sertifikasi IPX1 sehingga dapat digunakan di lingkungan berat seperti saat turun hujan.

Untuk ketersediannya, Olympus PEN E-P7 akan tersedia pada bulan Juni dalam kombinasi warna hitam perak dan putih perak. Harganya dibanderol 799€ (sekitar Rp13,7 jutaan) untuk body only dan 899€ (Rp15,4 jutaan) dengan lensa kit M.Zuiko Digital ED 14-42mm F3.5-5.6 EZ. Sementara, lensa M.Zuiko Digital ED 8-25mm F4 Pro dibanderol US$1.099 (Rp15,6 jutaan).

Sumber: DPreview

Sony Resmikan Lensa Ultra Wide FE 14mm F1.8 G Master, Tawarkan Perpekstif Baru untuk Wide-shot dan Self-vlogging

Sony telah resmi meluncurkan lensa ultra-wide G Master terbarunya di Indonesia, yaitu FE 14mm F1.8 GM (model SEL14F18GM). Lensa full frame ini menawarkan perspektif baru dalam resolusi tinggi, terutama diperuntukkan untuk pengambilan gambar landscape, arsitektur, astrograf, interior, perekaman wide-shot, dan self-vlogging.

Sebagai lensa sudut ultra lebar, biasanya ukurannya cukup besar tetapi ukuran lensa FE 14mm F1.8 GM ini ternyata cukup ringkas. Dimensinya hanya 83mmx99,8 mm dengan berat 460 gram dan bodinya sudah tahan debu dan kelembapan sehingga dapat digunakan di kondisi yang menantang.

Sony melengkapinya dengan beberapa opsi kontrol serbaguna, termasuk focus mode switch dan focus hold button yang fungsinya bisa disesuaikan lewat pengaturan di kamera. Serta, aperture ring dan focus ring dengan Linear Response MF untuk pemfokusan manual yang presisi.

Lensa ini terdiri dari dua elemen XA (extreme aspherical) yang dapat mempertahankan resolusi yang baik di seluruh area gambar bahkan di sudut. Dua elemen kaca ED (extra-low dispersion) dan satu elemen kaca Super ED untuk menghasilkan penyempurnaan optik dengan menekan aberasi kromatik, memberikan kontras yang baik, dan rendering yang baik di semua aperture.

Saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang menantang, teknologi Nano AR Coating II asli Sony akan memaksimalkan kejernihan dengan meredam flare dan ghosting. Elemen lensa depan memiliki lapisan fluor yang dapat menangkis air, minyak, dan kontaminan lainnya. Juga memiliki built-in petal hood yang secara efektif memblokir cahaya asing yang dapat menyebabkan flare dan bayangan.

Elemen belakang juga dilapisi fluor untuk menjaga permukaan tetap bersih saat mengganti filter belakang. Selain itu, FE 14mm F1.8 GM menyertakan dudukan filter belakang yang menerima filter tipe lembar standar untuk ND, koreksi warna, filter lembut, dan lain-lain.

Sony FE 14mm F1.8 GM tetap dapat menghasilkan bokeh latar belakang yang indah tanpa efek onion-ring, bahkan dengan panjang fokus 14mm. Berkat elemen XA, mekanisme apertur 9-blade circular, dan aberasi yang dikelola secara optimal. Jarak fokus minimumnya 0,25m yang memungkinkan pengambilan gambar still dan video secara close-up.

Menggunakan dua Motor Linear XD (extreme dynamic), fokus dapat diperoleh dan dipertahankan secara akurat bahkan saat memotret dengan depth of field yang sempit di F1.8. Juga memungkinkan AF senyap dengan getaran minimal untuk transisi fokus yang mulus, yang mana penting dalam pembuatan konten video.

Hadirnya lensa FE 14mm F1.8 GM menambah koleksi lensa E-mount Sony menjadi total 64 lensa. dan akan segera tersedia di Indonesia pada bulan Juni 2021 dengan harga Rp22.999.000. Pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 28 Mei – 13 Juni 2021 di seluruh Sony Authorized Dealers. Pembelian lensa selama masa pre-order akan mendapatkan special gift berupa Sony Exclusive Wrapping Cloth.

Panasonic Umumkan Lumix GH5M2 dan Lumix GH6, Siap Rebut Kembali Hati Kalangan Videografer

Empat tahun setelah diluncurkan, Panasonic Lumix GH5 akhirnya punya penerus, yakni Lumix GH5M2. Seperti pendahulunya, kamera ini masih mengemban misi untuk menjadi kamera favorit kalangan videografer, dan itu diwujudkan lewat sejumlah penyempurnaan.

Yang paling utama, Lumix GH5M2 sanggup merekam video dalam resolusi 4K 10-bit 4:2:0 di kecepatan 60 fps secara internal. Pada generasi pertamanya, Lumix GH5 perlu disambungkan ke perangkat external recorder agar bisa merekam video 10-bit 60 fps. Dukungan format V-Log, yang sebelumnya harus ditebus secara terpisah oleh konsumen Lumix GH5, kini bisa langsung dinikmati di Lumix GH5M2.

Lebih lanjut, Lumix GH5M2 turut menawarkan kinerja sistem penstabil gambar yang lebih efektif dari pendahulunya, dengan kemampuan mengompensasi hingga 6,5 stop (naik dari 5 stop). Performa autofocus-nya pun juga diklaim lebih cekatan ketimbang generasi pertamanya. Perubahan ini dimungkinkan berkat pembaruan yang diterapkan pada image processor-nya. Sensor yang digunakan sendiri sama persis, masih Micro Four Thirds dengan resolusi 20 megapixel, tapi kini dengan lapisan anti-reflektif.

Pembaruan lain yang tak kalah menarik adalah dukungan live streaming secara nirkabel. Jadi dengan bantuan sebuah smartphone saja, Lumix GH5M2 mampu merekam sekaligus menyiarkan video dalam resolusi maksimum 1080p 60 fps. Pengguna juga tidak perlu khawatir dengan daya tahan baterainya, sebab selain mengemas baterai dengan kapasitas yang lebih besar (2.200 mAh), Lumix GH5M2 juga dapat beroperasi selagi dicolok kabel USB-C.

Terakhir, Lumix GH5M2 mengusung layar sentuh berukuran sedikit lebih kecil (3 inci dibanding 3,2 inci), tapi dengan resolusi yang lebih tinggi di angka 1,84 juta dot, serta tingkat kecerahan yang lebih baik. Viewfinder elektroniknya juga sudah diperbarui agar mampu mendukung refresh rate maksimum 120 Hz.

Secara keseluruhan, Panasonic Lumix GH5M2 memang tidak menawarkan perubahan yang terlalu drastis jika dibandingkan dengan generasi pertamanya, tapi itu juga berarti Panasonic bisa menjualnya dengan harga yang lebih terjangkau lagi dari sebelumnya, persisnya $400 lebih murah. Di Amerika Serikat, Panasonic Lumix GH5M2 akan dijual seharga $1.699 (body only), atau $2.299 bersama lensa 12-60mm f/2.8-4. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai bulan Juli.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, kenapa Panasonic harus menunggu selama ini untuk merilis kamera yang pada dasarnya cuma sebatas evolusi ketimbang revolusi? Jawabannya adalah karena mereka juga sedang sibuk menyiapkan kamera lain, yaitu Lumix GH6.

Panasonic Lumix GH6

Kamera inilah yang bakal menggantikan posisi Lumix GH5 sebagai kamera paling flagship dari lini Lumix G. Panasonic sejauh ini belum membeberkan spesifikasi maupun mengungkap wujudnya secara lengkap, sebab Lumix GH6 memang masih dalam tahap pengembangan.

Pun begitu, ada sejumlah detail penting yang sudah bisa kita soroti sejauh ini. Utamanya adalah kombinasi sensor dan prosesor baru yang memungkinkan Lumix GH6 untuk merekam video 5,7K 10-bit di kecepatan 60 fps, atau 4K 10-bit 4:2:2 di kecepatan 60 fps tanpa batasan durasi sama sekali. Saat dibutuhkan, Lumix GH6 juga siap merekam video 4K 120 fps, lengkap dengan audio.

Sebagai bagian dari lini Lumix G, Lumix GH6 dipastikan mengusung sensor Micro Four Thirds, bukan sensor full-frame seperti yang dijagokan lini Lumix S. Mode perekaman dalam resolusi 5,7K sejatinya mengindikasikan kalau sensor baru ini punya resolusi paling tidak 24 megapixel.

Menurut Panasonic sendiri, Lumix GH6 bakal dirilis ke publik di akhir tahun 2021 ini juga, dengan kisaran harga $2.500. Guna mendampingi kamera flagship baru ini, Panasonic juga tengah menyiapkan lensa premium anyar, yakni Leica DG 25-50mm f/1.7, yang bakal ditawarkan sebagai alternatif dari Leica DG Vario-Summilux 10-25mm f/1.7 ASPH.

Sumber: DP Review dan PetaPixel.

5 Laptop dengan Kamera Terbaik untuk Video Call Bersama Keluarga

Lebaran tahun kemarin dan tahun ini selamanya bakal jadi momen yang tidak terlupakan, sebab tidak seperti biasanya, kita hanya bisa kumpul-kumpul secara online via Zoom atau Google Meet.

Selain menggunakan smartphone, tentu saja kita juga bisa memakai laptop. Laptop apa saja tentu bisa, selama ada kamera tertanam di atas layarnya. Pun demikian, akan lebih ideal seandainya kita menggunakan laptop dengan kamera yang berkualitas bagus, sebab tidak semua kamera laptop diciptakan sama.

Berikut adalah lima laptop pilihan dengan kamera terbaik yang bisa digunakan untuk video call bersama keluarga, sekaligus tentu saja untuk kebutuhan bekerja atau belajar ke depannya (sebab pandemi tidak akan langsung selesai begitu saja pasca Lebaran).

1. Lenovo ThinkBook 14 Gen 2

Baru diluncurkan pada akhir April kemarin, Lenovo ThinkBook 14 Gen 2 secara spesifik dirancang agar bisa mengakomodasi kebutuhan WFH dan WFA (work from anywhere) berkat satu pasang mikrofon dan fitur noise cancellation berbasis AI untuk meredam suara di sekitar. Kameranya sendiri sudah beresolusi HD (720p), serta bisa ditutup kapan saja demi menjamin privasi pengguna.

Spesifikasinya mencakup prosesor AMD Ryzen 7 4700U, RAM 8 GB, SSD NVMe 512 GB, baterai 45 Wh, tidak ketinggalan pula layar IPS 14 inci beresolusi FHD (1080p). Harga untuk varian ini dipatok Rp12.099.000.

2. Acer Swift 5 Antimicrobial (SF514-55TA)

Laptop ini mungkin adalah yang paling relatable dengan kondisi dunia saat ini: seluruh permukaannya, mulai dari layar sampai ke engsel dan karet pada kaki-kakinya, telah dilapisi dengan material khusus yang mampu mereduksi mikrob hingga 99,9%. Untuk keperluan video call, ia mengandalkan kamera 720p beserta sepasang mikrofon dengan fitur noise reduction.

Acer Swift 5 Antimicrobial hadir mengusung layar sentuh IPS FHD 14 inci, prosesor Intel Core i5-1135G7, RAM 8 GB, dan SSD NVMe 512 GB, cukup untuk kebutuhan produktivitas maupun hiburan sehari-hari. Perangkat ini bisa dibeli dengan banderol Rp14.999.000, sudah termasuk lisensi software OFFIce Home & Student 2019 yang berlaku seumur hidup.

3. HP Spectre x360

Budget yang lebih besar bukan cuma berarti spesifikasi yang lebih baik, tapi terkadang juga kamera yang lebih oke, seperti kasusnya pada HP Spectre x360. Laptop convertible seharga Rp22.599.000 ini datang membawa kamera 1080p, lengkap beserta sensor infra-merah untuk mengenali wajah pengguna sebagai metode input biometrik (Windows Hello). Demi menjaga privasi, HP tak lupa membekalinya dengan tuas fisik untuk menonaktifkan kameranya sepenuhnya.

Di rentang harga ini, yang terkesan premium tentu bukan cuma wujud fisiknya saja, melainkan juga spesifikasinya: prosesor Intel Core i7-1165G7, RAM 16 GB, dan SSD NVMe sebesar 1 TB. Layar sentuhnya merupakan panel IPS 13,3 inci beresolusi HD yang telah dilapisi solusi non-reflektif Gorilla Glass NBT.

4. Asus ROG Strix Scar 15

Bagi yang mengincar laptop gaming, Asus ROG Strix Scar 15 bisa menjadi salah satu pilihan yang menarik. Spesifikasinya gres dan meliputi prosesor AMD Ryzen 7 5800H, GPU Nvidia GeForce RTX 3060, RAM 8 GB, SSD NVMe 1 TB, serta baterai 90 Wh. Layarnya pun istimewa: IPS FHD 15,6 inci, dengan refresh rate 300 Hz.

Sebagai sebuah laptop gaming, sudah pasti ia ideal untuk kegiatan streaming. Kameranya mampu mengambil gambar dalam resolusi 1080p 60 fps, dan perangkat turut dilengkapi mikrofon dengan noise cancellation berbasis AI. Bisa untuk kumpul-kumpul bersama keluarga sekaligus mengisi waktu liburan dengan memainkan deretan game AAA terbaru. Harganya Rp29.999.000.

5. Samsung Galaxy Tab S7+ plus Book Cover Keyboard

Terakhir, buat yang tidak percaya dengan kamera bawaan laptop, mungkin Anda bisa mempertimbangkan tablet plus aksesori keyboard cover seperti Samsung Galaxy Tab S7+. Sebagai sebuah tablet, sudah pasti kameranya jauh lebih mumpuni, dengan kemampuan mengambil video 1080p 30 fps. Itu baru kamera depannya, sebab tablet ini juga punya bukan satu, tapi dua kamera belakang sekaligus.

Dari segi spesifikasi, Tab S7+ sudah bisa memenuhi kriteria perangkat flagship: Qualcomm Snapdragon 865+, RAM 8 GB, storage 256 GB (plus slot microSD), dan baterai berkapasitas 10.090 mAh. Layarnya pun superior, dengan panel Super AMOLED 12,4 inci beresolusi 2800 x 1752, lengkap beserta refresh rate 120 Hz dan sertifikasi HDR10+. Harganya dibanderol Rp15.999.000, tapi Book Cover Keyboard-nya harus ditebus secara terpisah seharga Rp2.699.000.

Gambar header: Depositphotos.com.