Kata.ai Kenalkan “Suites” Berisi Platform AI dan NLP Terintegrasi untuk Berbagai Kebutuhan

Dengan layanan yang terus bertambah, platform AI dan NLP untuk pengembangan chatbot Kata.ai kenalkan Kata Platform Conversational Suites. Yakni satu bundel layanan terpadu di dalamnya terdapat beberapa produk yang terbagi dalam tiga segmen berjuluk Core Platform, Customer Service Platform, dan Marketing Platform.

Co-founder & CEO Kata.ai Irzan Raditya menjelaskan bahwa suites ini merupakan wujud “super app” dari Kata.ai untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan layanan pesan otomatis untuk pelanggan.

“Semua berawal ketika kami memperkenalkan Kata Platform di penghujung tahun 2017 dalam bentuk IDE (Integrated Development Environment) dengan tujuan memudahkan developer mengembangkan asisten virtual dengan kapabilitas NLU (Natural Language Understanding) Bahasa Indonesia dan juga terhubung dengan aplikasi seperti LINE, WhatsApp, Facebook Messenger, dan Telegram,” cerita Irzan.

Ia melanjutkan, seiring berjalannya waktu pelanggan bisnis semakin bertambah dan Kata.ai semakin banyak mendapat masukan, seperti kebutuhan untuk divisi pemasaran yang akhirnya melahirkan Kata CMS dan Kata Boost.

Kata.ai Layanan WhatsApp 2

Kata Platform Conversational Suites

Kata.ai kini menyediakan beberapa jenis solusi yang lahir dari masukan rekan penggunanya. Di segmen pertama ada Core Platform, sebuah platform as services yang berbentuk IDE (Integrated Development Environment) berserta Natural Language API dan BOT API.

Di dalamnya ada Kata Flow, asisten virtual yang dikembangkan khusus untuk korporasi. Ada juga Kata NL, platform untuk mengembangkan model natural language dan mengolah insight dari data percakapan. Fitur baru yang ditambahkan di dalam Kata NL adalah Kata Generator, memungkinkan pengguna membuat, memberi label, dan melakukan training untuk dataset natural language.

Di kategori selanjutnya ada Customer Service Platform. Di segmen ini ada Kata Omnichat, sebuah dasbor yang menggabungkan pengelolaan proses customer service oleh agen manusia dan asisten virtual ke dalam satu workflow. Dukungan integrasinya meliputi WhatsApp, Line, Facebook Messenger, Telegram, Web, dan App Chat.

Ada juga Kata Assist, sebuah aplikasi mini yang membantu agen customer service melayani pelanggan dengan bantuan AI yang mampu memberikan rekomendasi jawaban dari pelanggan dan belajar dari respons yang diberikan para agen.

“Saat ini Kata Assis baru terhubung dengan Zendesk, ke depannya akan terhubung juga dengan CRM populer lainnya, seperti Salesforce, Freshdesk, dan Microsoft Dynamics,” jelas Irzan.

Kemudian, yang terakhir untuk segmen customer service platform ada Kata Voice, platform untuk mengembangkan asisten virtual interaktif berbasis suara dengan teknologi Automated Speech Recognition, Text to Speech, dan Call Center Analytics.

Di kategori terakhir ada Marketing Platform. Meliputi Kata Boost, platform untuk mengelola kampanye pemasaran dalam aplikasi pesan; Kata CMS, dasbor yang memudahkan pengguna non-teknis mengelola dan mengorganisasi konten dalam asisten virtual yang dikembangkan melalui Kata Flow dan Kata NL; Kata Business Dashboard, sebuah dasbor untuk mengelola dan mengautomasi percakapan di dalam saluran WhatsApp, mulai dari registrasi WhatsApp Business API hingga memproses Template Message.

Co-Founders Kata.ai Meluncurkan Kata Bot Platform

Kata.ai selanjutnya

Inovasi dari Kata.ai tampaknya tidak akan berhenti di sini. Irzan menceritakan, di tahun 2019 mereka menghadapi tantangan dengan kebutuhan-kebutuhan pasar yang akhirnya dijawab dengan sederet inovasi. Dalam menatap tahun 2020, Kata.ai tengah fokus untuk memperkuat produk-produk yang ada di Suites dan terus mendorong pertumbuhan pelanggan.

“Kami percaya kolaborasi dengan penyedia jasa dan platform lain adalah kunci strategi pertumbuhan kami, seperti halnya yang sudah kami lakukan di dua tahun terakhir dengan tech startup lainnya, seperti Qiscus dan Halosis, ataupun juga mitra system integrator seperti Accenture, Medlinx, Sprint, Telkom Infomedia, dan lain-lainnya. Kami sangat terbuka dalam menyambut lebih banyak lagi sinergi dan kemitraan yang bisa dihasilkan di tahun 2020,” tutup Irzan.

Indonesia Menuju Adopsi Kecerdasan Buatan yang Lebih Matang

“Kecerdasan buatan merupakan sebuah kreasi yang membentuk masa depan kita,” tutur Irzan Raditya, co-founder sekaligus CEO Kata.ai saat membuka konferensi INTERACT di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dalam keynote speech-nya, Irzan menegaskan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tak akan menggantikan pekerjaan manusia seperti yang diprediksi banyak pihak, termasuk Stephen Hawking yang menyebut pengembangan AI justru jadi akhir dari kehidupan manusia.

“Teknologi ini justru membantu [manusia] untuk berpikir kreatif dan strategis, dan juga sebagai akselerator,” ungkap pria berkacamata tersebut.

Yang dimaksud kreatif dan strategis oleh Irzan adalah menangkap peluang pengembangan AI dengan memanfaatkannya di sejumlah sektor industri. Konferensi bertajuk “AI for Intelligent Digital Transformation” dirasa pas dengan sejumlah sektor di Tanah Air yang punya sekelumit masalah. Contohnya, sektor kesehatan (healthcare).

Di salah satu sesi INTERACT, Timur Bawono, GM PT Medlinx Asia Teknologi, mengungkapkan bahwa industri kesehatan di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, seperti kurangnya tenaga medis, belum terdigitalisasinya dokumen/database/rekam medis pasien, hingga sulitnya masyarakat mengakses layanan kesehatan karena keterbatasan wilayah/lokasi.

“Sebagai penyelanggara IT yang fokus di healthcare, kami ingin industri ini terbantu teknologinya. Misalnya AI, teknologi ini bisa bantu kelola dan analisa data sehingga bisa membuat keputusan dan rencana bisnis yang lebih achieveable. Karena data di rumah sakit, klinik, dan lainnya belum terdigitalisasi,” jelas Timur.

Sementara menurut Alfonsius P Timboel, VP Products Halodoc, pihaknya kini mulai serius menggarap AI untuk menjaga kualitas layanan. AI dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ribuan konsultasi pengguna. Artinya, konsultasi yang tadinya ditangani dokter, kini bisa dibantu penanganannya oleh mesin tanpa mengurangi kualitas konsultasi itu sendiri.

Kembali lagi, Irzan berujar AI sama dengan ragam teknologi lain yang dapat diimplementasikan untuk berbagai sektor sesuai kebutuhan. Saat ini saja, sudah banyak perusahaan di sejumlah sektor di Indonesia yang memanfaatkannya untuk keperluan bisnis, seperti telekomunikasi dan perbankan.

Healthcare misalnya, teknologi ini bisa membantu pasien yang tinggal di daerah dan menghubungkannya dengan dokter-dokter di kota besar. Ini tinggal menunggu waktu, semua industri perlu kalau tidak mereka akan ketinggalan,” ujarnya lagi.

Saat ini, lanjutnya, posisi Indonesia dalam hal pengadopsian AI memang masih tertinggal jauh dari negara-negara kiblat teknologi macam Amerika Serikat dan Tiongkok. Semakin banyak data terstruktur akan meningkatkan input untuk AI. Terlebih, di sana regulator telab memberikan dukungan penuh untuk mengimplementasi AI, seperti profiling.

“Sekarang Indonesia sedang di fase realisasi. Tapi, pertumbuhan AI tak bisa bergantung pada kami, harus dari perusahaan besar ikut implementasi. Data atau tanpa data, algoritma secanggih apapun, tidak akan jalan kalau tidak ada yang adopsi. Tapi ini awal baik, startup [yang bergerak di bidang AI] mulai banyak.”

Inovasi baru peringkas informasi teks

Di konferensi INTERACT, Kata.ai juga memamerkan inovasi terbarunya untuk Kata Platform 3.0, versi terbaru Kata Platform yang dirancang untuk mengembangkan chatbot. Text Summarization yang akan hadir tahun depan, dipamerkan lewat sebuah demonstrasi apik oleh Pria Purnama, VP Product and Engineering Kata.ai.

Text Summarization merupakan inovasi lanjutan yang dapat mengolah informasi teks panjang menjadi ringkasan tiga hingga empat kalimat secara otomatis. Fitur ini dapat mempermudah pembaca untuk mencerna artikel berita lewat aplikasi pengiriman pesan.

DailySocial berkesempatan menyaksikan demo fitur terbaru ini. Ada dua berita dari situs Tempo.co yang dijadikan sebagai contoh. Sama seperti tampilan dan fungsi di Google Translate, fitur ini meringkas berita lebih dari 3000 karakter menjadi kurang dari 400 karakter saja.

Burhan Solikhin, Executive Director Tempo.co, yang juga hadir di sesi Demo Day ini, turut mengungkap bahwa AI juga dapat berfungsi untuk mengecek dan menyaring berita hoax di masa depan.

“Mungkin kami bisa membuat kolaborasi dengan Kata.ai untuk membuat filter [berita hoax] dengan AI. Misi kami adalah untuk publik dan republik, sehingga kami ingin kualitas berita semakin baik, seperti berita startup dan UKM, saat ini masih kurang.”

Saat ini Kata Platform telah digunakan lebih dari 3.700 developer untuk mengembangkan chatbot, dengan total pesan di chatbot Kata Platform telah mencapai 400 juta pesan. Setidaknya, terdapat lebih dari 30 perusahaan terkemuka yang menggunakan chatbot ini, superti Telkomsel, BRI, Unilever, Alfamart, dan Pegadaian.

Baca info lebih lengkap di sini