Bukalapak and Bank Mandiri Added a New Initiative to Empower Small Shops as Financial Agents

The strategy to acquire small shops as financial agents is getting discovered by both corporations and startups. After BRI with Grab, Bukalapak collaborated with Bank Mandiri to realize the plan this year.

As reported by Reuters, Bukalapak and Mandiri will encourage the micro retailer segment by increasing the role of small shops as an officeless financial services agent. Both are developing a model for this collaboration.

By planting it as a financial agent, the small shops can help people without smartphones to access financial services, especially basic services such as opening saving account.

In contact with DailySocial, Bukalapak did not elaborate on further development plans of the financial services agent initiative with Mandiri. However, Bukalapak’s Director of Payment, Fintech and Virtual Products, Victor Lesmana, ensures that this cooperation is to empower Warung Mitra Bukalapak and utilize QRIS (Quick Response Indonesian Standard) for payment transactions.

The expectation is for Warung Mitra Bukalapak to become an ‘agent of change’ to open the way to financial inclusiveness. This is because SME still dominates 65% -70% of retail transactions in Indonesia. It means, its presence is expected to not only encourage economic prosperity but also help reduce economic inequality.

“This collaboration is to increase access to financial services, especially for the unbanked and underbanked population. The use of QRIS has placed Mandiri as the largest ATM network in Indonesia,” he said.

Furthermore, Victor said Warung Mitra Bukalapak now has access to the Kirim Uang feature. This feature allows shop owners to help people send money.

Meanwhile, since the early 2020, Bukalapak has launched several other features for Warung Mitra Bukalapak, Bayar Tempo, top-up e-money, and Jutawan to provide added value in revenue and capabilities. Since  July 2020, there are 5.5 million Warung Mitra Bukalapak around 189 cities and districts throughout Indonesia.

DailySocial tries to reach Mandiri regarding this matter, but there has been no further response.

Financial access to the unbanked

The initiative from Bukalapak and Mandiri, adds a series of partnerships and similar services provided by Grab and BRI. In this case, BRI through BRILink and Grab Indonesia through GrabKios utilizes QRIS for payment systems.

As of June 2020, there were 429 thousand customers who became BRILink agents, 13 thousand of whom had already used the QRIS system. While GrabKios, which has been present since 2014, has pocketed more than 2.8 million partners with networks spread across 505 cities and districts in Indonesia.

This indicates how the financial and digital industries look at small shops as an appropriate touch point to reach unbanked and underbanked people.

Aside from small shops, the banking sector has also aggressively collaborated with startups to expand access to financial services in recent years by making it a front-end platform. The targeted vertical business platforms range from ride-hailing, marketplaces to P2P lending.

BRI, for example, has partnered with Grab, Tokopedia, and Traveloka to open financial access, such as opening saving accounts and online lending. Recently, BRI opened a special channel for entirely digital-based saving account opening, including the KYC process.

In addition,  the financial industry is also anticipating the big plans for some banks to realize digital banks with new entities and branding. Despite the collaboration and products, banking and startup innovations want to support equal access to finance.

According to Google, Temasek, Bain & Company report in October 2019, there were 92 million Indonesians in the unbanked segment (50.83%), followed by the banked segment at 42 million people (23.20%), and the underbanked segment 47 million (25.97%).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bukalapak dan Bank Mandiri Tambah Deretan Upaya Pemberdayaan Warung untuk Agen Keuangan

Strategi menggaet warung kelontong sebagai agen layanan keuangan semakin dilirik, baik korporasi maupun startup. Setelah BRI dan Grab, tahun ini Bukalapak berkolaborasi dengan Bank Mandiri untuk merealisasikan rencana tersebut.

Sebagaimana dikutip Reuters beberapa waktu lalu, Bukalapak dan Mandiri berupaya mendorong segmen micro retailer dengan meningkatkan peran warung melalui agen layanan keuangan tanpa kantor. Keduanya tengah melakukan pengembangan model kerja sama untuk kolaborasi ini.

Dengan memanfaatkannya sebagai agen keuangan, keberadaan warung dapat membantu masyarakat yang tidak memiliki smartphone untuk mengakses layanan keuangan, terutama layanan dasar seperti pembukaan rekening.

Dihubungi DailySocial, Bukalapak tidak merinci bagaimana rencana pengembangan agen layanan keuangan dengan Mandiri selanjutnya. Namun, Director of Payment, Fintech and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana memastikan bahwa kerja sama ini dapat memberdayakan Warung Mitra Bukalapak dan memanfaatkan QRIS (Quick Response Indonesian Standard) untuk transaksi pembayaran.

Pihaknya berharap Warung Mitra Bukalapak dapat menjadi ‘agen perubahan’ untuk membuka jalan menuju inklusivitas keuangan. Hal ini karena warung mendominasi sebanyak 65%-70% transaksi ritel di Indonesia. Artinya, keberadaan warung diharapkan tak hanya mendorong kemakmuran perekonomian, tetapi juga membantu mengurangi ketidaksetaraan ekonomi.

“Kerja sama ini untuk meningkatkan akses terhadap layanan keuangan, terutama yang belum punya akses ke perbankan, yaitu underbanked dan unbanked. Pemanfaatan QRIS menjadikan Mandiri sebagai bank dengan jaringan ATM terbesar di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Victor berujar bahwa saat ini Warung Mitra Bukalapak sudah bisa mengakses layanan Kirim Uang. Fitur ini memungkinkan pemilik warung untuk membantu masyarakat mengirim uang.

Adapun, sejak awal 2020, Bukalapak sudah meluncurkan beberapa fitur lainnya untuk Warung Mitra Bukalapak, yaitu Bayar Tempo, top up e- money, dan Jutawan untuk memberikan nilai tambah bagi pendapatan dan kapabilitas.  Hingga Juli 2020, terdapat sebesar 5,5 juta Warung Mitra Bukalapak yang tersebar di 189 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

DailySocial sudah menghubungi pihak Mandiri terkait hal ini, tetapi belum ada respons lebih lanjut.

Akses keuangan terhadap unbanked

Masuknya Bukalapak dan Mandiri, menambah deretan kemitraan dan layanan serupa yang dilakukan Grab dan BRI. Dalam hal ini, BRI melalui BRILink dan Grab Indonesia melalui GrabKios memanfaatkan QRIS untuk sistem pembayaran.

Hingga Juni 2020, terdapat 429 ribu nasabah yang menjadi agen BRILink, 13 ribu di antaranya sudah menggunakan sistem QRIS. Sementara GrabKios yang hadir sejak 2014, telah mengantongi lebih dari 2,8 juta mitra dengan jaringan yang tersebar di 505 kota dan kabupaten di Indonesia.

Ini menandakan bagaimana industri keuangan dan digital melihat warung sebagai touch point yang tepat untuk menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked.

Selain warung, sektor perbankan juga semakin agresif menggandeng startup untuk memperluas akses layanan keuangan dalam beberapa tahun terakhir dengan menjadikannya sebagai front-end platfrom. Vertikal bisnis platform yang dibidik beragam, mulai dari ride hailing, marketplace, hingga P2P lending.

BRI, misalnya, sudah menggandeng Grab, Tokopedia, dan Traveloka untuk membuka akses keuangan, seperti pembukaan rekening dan online lending. Bahkan baru-baru ini, BRI membuka channel khusus untuk pembukaan rekening yang sepenuhnya dilakukan berbasis digital, termasuk proses KYC.

Tak hanya itu, industri keuangan juga sedang mengantisipasi rencana besar sejumlah bank untuk merealisasikan bank digital dengan entitas dan branding baru. Apapun kolaborasi dan produknya, inovasi perbankan dan startup ingin mendukung pemerataan akses keuangan.

Laporan Google, Temasek, Bain & Company pada Oktober 2019 mencatat ada sebanyak 92 juta masyarakat Indonesia masuk ke dalam segmen unbanked (50,83%), diikuti dengan segmen banked sebanyak 42 juta jiwa (23,20%), dan segmen underbanked 47 juta (25,97%)

Application Information Will Show Up Here

Blibli Lakukan Penyesuaian Strategi Omnichannel

Blibli melakukan adaptasi penyesuaian strategi omnichannel selama pandemi berlangsung. Strategi ini termasuk elemen penting dalam perusahaan, yang tak hanya mengenai transaksi saja tapi juga soal pembayaran, operasional, dan logistik.

EVP of Consumer Goods Blibli Fransisca Krisantia Nugraha menerangkan, pihaknya menahan rencana ekspansi lokasi baru untuk Blibli Offline Store sampai akhir tahun ini. Blibli Offline Stores adalah gerai offline yang cashless dan cashierless, konsumen cukup menggunakan aplikasi Blibli untuk checkout barang secara mandiri.

Adapun gerai ini baru diresmikan pada Februari 2020, baru ada satu lokasi di Gedung Sarana Jaya, Jakarta. Lalu sebulan kemudian ditutup tepat saat PSBB diberlakukan hingga Mei kemarin. Gerai kembali dibuka dengan penyesuaian baru pada akhir Juni ini.

“Ekspansi akan kita re-strategize lagi, bahkan tunda ekspansi pada tahun ini. Kemungkinan baru mulai [ekspansi] tahun depan, tapi R&D tetap kami jalankan,” terangnya kepada DailySocial.

Penyesuaian berikutnya adalah solusi omnichannel lainnya yang sudah dirilis perusahaan, yaitu Blibli InStore kini tersedia dalam bentuk aplikasi untuk seller. Tujuannya agar seller dapat bekerja sama dengan brand gadget besar untuk memperluas metode pengiriman dan pembayaran agar pelanggan semakin banyak opsi berbelanja walau di tengah kondisi sekarang.

Dengan adaptasi seperti ini, sebenarnya adalah hal yang baik buat Blibli agar tetap relevan karena perusahaan percaya tren omnichannel ke depannya di Indonesia akan jauh menjanjikan. Menurut Fransisca, pandemi telah mengakselerasi adopsi e-commerce oleh seller maupun pelanggan karena layanan e-commerce dapat memberikan layanan yang stabil di tengah situasi yang menantang.

“Di April 2020, jumlah seller di Blibli bahkan naik 90% dari tahun ke tahun dengan maraknya seller membuka toko online agar bisa meneruskan usaha mereka.”

Percepatan tersebut adalah hal positif bagi omnichannel, karena konsumen dan pelanggan semakin menyadari kekuatan online retail. Di tambah, mereka dapat merasakan berbagai keuntungan dari online retail saat melakukan offline retail. Omnichannel akan menjadi solusi yang menggabungkan kekuatan online dan offline retail ke dalam satu pengalaman belanja yang terintegrasi.

“Jadi ketika toko offline mulai beroperasi seperti biasa, mereka bisa mengadopsi omnichannel untuk menggabungkan offline dan online sales channel untuk semakin mengembangkan usaha.”

Untuk menyambut tren itu tiba, perusahaan tidak hanya mengeluarkan inovasi di bidang omnichannel saja, tapi juga edukasi seller tentang berbagai manfaat dari penerapan solusi omnichannel.

Selain Blibli Offline Store dan Blibli InStore, perusahaan telah merilis dua solusi omnichannel lainnya. Yakni, Blibli Click&Collect (membeli produk seller secara online dan mengambil produk di toko offline seller untuk mendapatkan layanan after-sales service) dan Blibli Mitra (menyasar pemilik warung dan toko kelontong untuk berjualan produk digital dan membeli produk dagangan dengan harga grosir).

Tambah kategori Menu Restoran

Sebagai bagian dari strategi omnichannel, Blibli meresmikan kategori baru di dalam kategori Groceries BlibliMart untuk hidangan makanan dan minuman siap saja, dinamai “Menu Restoran”. Di dalamnya, terdapat kurasi pilihan menu makanan dan minuman yang bisa dipilih konsumen Blibli dengan pengiriman instan.

Fransisca menjelaskan, menu tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak April kemarin dengan menghadirkan kopi literan. Lalu kurasi berkembang menjadi hidangan siap saji yang disuguhkan pengusaha F&B, mulai dari skala mikro hingga besar, menawarkan produk ready-to-eat, drink, cook, and heat.

Karena Blibli bukan marketplace, jadi seller yang ingin bergabung harus melalui proses kurasi yang ketat sebelum onboarding ke platform e-commerce. Blibli menyiapkan tim khusus untuk mempercepat proses tersebut, sekaligus memastikan yang bergabung adalah brand principal; distributor resmi; dan peritel yang sudah berpengalaman melayani pelanggan.

Di samping itu, pebisnis dapat memanfaatkan jaringan gudang milik Blibli untuk ekspansi usahanya, tanpa harus membuka cabangnya di sana. Adapun Blibli memiliki 20 gudang di 15 kota besar di Indonesia. Mereka yang sudah gabung saat ini mencapai lebih dari 50 brand dan yang masih dalam proses verifikasi ada lebih dari 100 brand.

“Pengirimannya kita pakai kurir internal dan eksternal, ada Grab dan Gojek. Saat ini pebisnis yang sudah gabung lokasinya terbanyak dari Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, dan Denpasar.”

Sejak pertama kali meluncur, menu ini diklaim mendapat antusiasme yang baik dari konsumen. Jumlah pemesanan meningkat sebesar enam kali lipat antara April-Juni 2020. Hidangan yang paling banyak dipesan adalah bakmi, bakso, dan spaghetti, untuk minuman ada kopi susu, earl grey tea, dan cokelat.

Application Information Will Show Up Here

aCommerce Menjadi Mitra Google AdWords Premier SMB

Hasil Kemitraan Akan Maksimalkan Potensi Pemasaran Online / Shutterstock

Hari ini aCommerce mengumumkan pihaknya telah terpilih sebagai Mitra Google AdWords Premier SMB. Kemitraan ini memungkinkan aCommerce untuk menawarkan solusi online marketing melalui plaftorm Google AdWords bagi para pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di pasar Asia Tenggara. Pemilihan aCommerce oleh Google bukanlah tanpa alasan. Dewasa ini aCommerce terkenal cukup licah menjalankan kampanye pemasaran strategis bersama beberapa rekanannya, seperti MatahariMall, Cdiscount, Blibli dan juga Groupon. Continue reading aCommerce Menjadi Mitra Google AdWords Premier SMB

Operator Lokal di Taiwan Akan Kerja Sama dengan Foxconn Untuk Kembangkan Android Murah

Operator lokal di Taiwan, Taiwan Mobile, diinformasikan akan melakukan kerja sama dengan Foxconn untuk merilis smartphone murah yang akan diberi nama A5.

Seperti yang dikutip dari TheNextWeb berdasarkan laporan China Times, ponsel ini akan memiliki layar 4.3 inci dengan prosesor 1Ghz dan Android 4.1 Jelly Bean. Smartphone yang dilengkapi dengan kamera 5 megapixel ini akan dibanderol dengan harga NT$ 3.990 (dollar Taiwan) tanpa kontrak. Foxconn yang jadi pabrikan untuk membuat ponsel ini disebutkan adalah langkah mereka yang pertama untuk menjadi pabrikan ponsel yang akan membawa merek operatol lokal Taiwan.

Selain dengan Foxconn, Taiwan Mobile juga bekerja sama dengan ZTE Corp. untuk merilis tiga smartphone dengan layar 3.5, 4 dan 5 inci.

Foxconn sendiri sepertinya mulai melebarkan sayap, tidak hanya menjadi pabrikan untuk produk seperti Apple tetapi menjadi mitra untuk merek-merek lain. Misalnya saya kerja sama dengan Firefox dan Taiwan Mobile.

Di Indonesia sendiri, kita juga sedang menanti kehadiran mereka untuk bermitra dengan perusahaan lokal. Konfirmasi telah dilakukan Erajaya bahwa mereka adalah salah satu mitra Foxconn di Indonesia. Modelnya sepertinya sama, Erajaya akan mengembangkan brand lokal yang pembuatannya dilakukan pabrik Foxconn di Indonesia.

Kita tunggu model produk seperti apa yang akan dikembangkan mitra Foxconn di pasaran.

Startup Layanan Direktori Kota Urbanesia Bermitra Dengan Situs Properti Online Rumah123

Urbanesia, sebuah startup layanan direktori Jakarta yang beberapa bulan lalu diakuisisi oleh Kompas, baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan situs online properti Rumah123. Rumah123 sendiri telah diakuisisi oleh iProperty Group tahun lalu, yang saat ini bisa dikatakan sebagai situs daftar properti online terbesar di Indonesia.

Continue reading Startup Layanan Direktori Kota Urbanesia Bermitra Dengan Situs Properti Online Rumah123