[Review] Huawei Watch GT 2 Pro: Desain Lebih Premium, Fitur Bertambah, Namun Tambah Mahal

Mungkin para pembaca sudah sering mendengar tentang jam tangan pintar buatan Huawei yang bernama Watch GT 2. Jam tangan yang penjualannya meningkat 200% di tahun 2019 tersebut ternyata memiliki sebuah keluarga baru. Huawei belum lama ini meluncurkan Watch GT 2 Pro yang memiliki fitur lebih dari generasi sebelumnya.

Huawei Watch GT2 Pro

Huawei Watch GT 2 Pro kembali membawa daya tahan yang sama dengan GT 2, yaitu ketahanan selama dua minggu. Spesifikasi yang dibawa juga sama dengan GT 2, yaitu menggunakan HiSilicon Kirin A1. Namun, pada GT 2 Pro ada penambahan berupa sensor yang bisa mendeteksi untuk swing yang berfungsi untuk memberikan informasi pada olah raga Golf dan Ski.

Spesifikasi lengkap dari Watch GT 2 Pro adalah sebagai berikut

SoC HiSilicon Kirin A1 + STL4R9
CPU ARM Cortex M7 200 MHz
RAM 32 MB
Internal 4 GB
Layar 1.39 inci OLED 454×454
Baterai 455 mAh
Sistem Operasi Huawei Lite OS
Konektivitas Bluetooth 5.1 + BLE, GPS + GLONASS
Dimensi 46.7 x 46.7 x 11.4 mm
Bobot 52 gram

Perbedaan yang terlihat pada sisi spesifikasi hanyalah ada pada dimensi dan bobotnya saja. Selain itu, saya sama sekali tidak melihat adanya perbedaan. Baterainya yang berkapasitas 455 mAh juga sama-sama mampu bertahan selama dua minggu. Oh ya, yang saya bandingkan adalah GT 2 versi 46 inci, ya…

Unboxing

Didalam paket penjualannya, terdapat perlengkapan seperti berikut ini

Huawei Watch GT2 Pro - Unboxing

Desain

Huawei mengubah desain depan dari jam tangan pintar dengan bentuk bundar ini. Jika pada GT 2 desainnya seperti jam tangan olah raga, maka pada GT 2 Pro desainnya disamakan dengan jam tangan premium. Hal itu berarti bahwa lingkarannya hanya memiliki 12 garis yang menunjukkan jam saja tanpa menit.

Huawei Watch GT2 Pro - Tombol

Huawei menyertakan dua buah tali jam tangan pada paket penjualan Watch GT 2 Pro. Secara default, tali jam tangan yang terpasang adalah yang terbuat dari kulit. Jika ingin berolah raga, gunakan saja yang terbuat dari bahan karet silikon, karena kulit asli sering kali bau saat terkena keringat. Untuk menggantinya pun mudah, hanya dengan menggeser pin yang ada dan langsung terbuka.

Sama seperti Watch GT 2, jam tangan pintar yang satu ini juga menggunakan layar dengan jenis OLED. Dimensi layarnya sebesar 1.39 inci dengan resolusi 454×454. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan Sapphire Glass yang kuat terhadap goresan dan benturan. Materialnya sendiri terbuat dari titanium.

Huawei Watch GT2 Pro - Bawah

Pada sisi sebelah kanan dari Huawei Watch GT 2 Pro, terdapat dua buah tombol. Yang bagian atas digunakan untuk menampilkan fungsi-fungsi yang sudah ada untuk jam ini. Tombol yang bawah dibuat khusus untuk fungsi-fungsi olah raga. Saat digeser layarnya dari bagian atas ke bawah, akan muncul quick setting seperti perangkat Android.

Di bawah kedua tombol tersebut, terdapat sebuah speaker mono yang suaranya cukup keras. Di sebelahnya juga terdapat sebuah microphone membuat jam tangan pintar ini dapat dipakai untuk menerima panggilan. Di bagian bawahnya terdapat sensor untuk mendeteksi detak jantung. Jam tangan pintar ini juga sudah dilengkapi dengan GPS, gyroscopeaccelerometer, sensor tekanan udara, swing, dan cahaya.

Huawei Watch GT2 Pro - GT2

Masih sama dengan semua wearables buatan Huawei, sangat disayangkan bahwa tidak ada aplikasi pihak ketiga yang bisa terpasang pada jam tangan pintar ini. Nantinya, penambahan feature akan datang melalui update firmware. Hal ini juga pernah terjadi pada Huawei Watch GT 2 saat menambahkan fungsi SpO2.

Kurang lebih sama dengan GT 2, tetapi lebih elegan

Terus terang, seperti yang sudah sering saya beritahukan sebelumnya, saya sangat menyukai jam tangan pintar dengan dimensi bundar. Hal tersebut karena pada umumnya memang sebuah jam tangan memiliki desain tersebut. Walaupun memang cukup banyak juga yang menggunakan model kotak. Tetapi, semua itu memang menjadi pilihan masing-masing penggunanya.

Saat dikeluarkan dari kotak paket penjualannya, ada satu hal yang cukup mengganggu. Huawei mengubah cara pengisian baterainya menjadi wireless charging. Hal ini membuat mereka yang memiliki Watch GT 2 tidak lagi dapat menggunakan charger yang sama dengan Watch GT 2 Pro. Untungnya, Watch GT 2 Pro mendukung power bank yang memiliki fungsi wireless charging.

Huawei Watch GT2 Pro - Wireless Charger

Setelah melakukan pengisian ulang sampai penuh, jam tangan pintar ini pun mulai saya gunakan setiap hari. Sayangnya, pada masa pandemi seperti ini membuat kegiatan sangat terbatas. Selama 14 hari pun saya tidak pernah keluar rumah untuk berjalan-jalan mau pun berolah raga. Akan tetapi, saya tetap menggunakan jam tangan ini untuk mengetahui informasi mengenai detak jantung serta oksigen dalam darah.

Berbicara mengenai jumlah oksigen dalam darah, pada firmware terbaru yang saya unduh (versi 10.1.2.36), Huawei memperkenalkan pemindaian SpO2 secara berkesinambungan. Kadar oksigen dalam darah sendiri sering digunakan untuk melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan gejala COVID-19. Untungnya, kadar oksigen dalam darah saya selalu di atas 97. Jika Anda terdeteksi di bawah 90, ada baiknya Anda langsung menghubungi dokter atau rumah sakit.

Huawei Watch GT2 Pro - Menu-Heart Rate

Pada jam tangan ini terdapat sebuah speaker dan microphone. Oleh karena itu, saya bisa menerima panggilan dan berbicara langsung pada jam tangan ini seperti seorang mata-mata :). Namun sayangnya, sampai saat ini Huawei belum membuat perangkat ini untuk bisa menerima panggilan suara dari aplikasi messenger seperti Whatsapp, FB Messenger, atau Telegram.

Menggunakan sistem operasi buatan Huawei sendiri membuat jam tangan pintar ini tidak dapat ditambahkan aplikasi. Tidak seperti jam tangan pintar yang menggunakan Android Wear, Huawei OS Lite ini hanya akan mendapatkan fitur baru jika Huawei memasukkannya dalam firmware barunya. Cukup sayang memang, makna “pintar” pada jam tangan ini menjadi sedikit berkurang. Mungkin hal ini pula yang membantu perangkat ini bisa mencapai 14 hari masa penggunaannya.

Anda juga bisa mendengarkan musik langsung pada jam tangan ini. Suara yang dikeluarkan dari speaker yang ada pada bagian bawahnya ternyata cukup kencang. Selain melalui speaker tersebut, saya juga bisa membuat perangkat ini untuk terhubung dengan TWS melalui bluetooth. Saat berolah raga, hal ini tentu membuat bawaan lebih ringan karena tidak memerlukan smartphone lagi.

Huawei Watch GT2 Pro - New Sports

Pengalaman saya dalam menggunakan Huawei Watch GT 2 Pro memang hampir tidak berbeda dengan Watch GT 2. Hal yang membedakan dari sisi visual hanyalah desain dari Watch GT 2 Pro memang lebih elegan dari sang pendahulunya. Namun secara fungsi, tidak ada perbedaan mendasar antara keduanya dan saya juga tidak bermain ski atau pun Golf. Keduanya benar-benar mengesankan.

Verdict

Huawei sekali lagi mengeluarkan sebuah jam tangan pintar dengan desain yang apik. Desain tersebut pun masih diikuti dengan ketahanan baterai yang sangat panjang untuk sebuah jam tangan pintar. Selain itu, fungi-fungsi yang ada pada sebuah jam tangan juga dirasa cukup lengkap pada smartwatch yang bernama Huawei Watch GT 2 Pro ini.

Kinerja dari Huawei Watch GT 2 Pro memang cukup mengesankan. Dalam pemakaiannya, tidak ada lag yang saya temukan atau kesulitan sensor dalam membaca informasi seperti detak jantung dan SpO2. Namun dengan menggunakan sistem operasi tersendiri, membuat pengguna tidak bisa menambahkan aplikasi pada jam tangan ini.

Kapasitas baterai yang digunakan termasuk cukup besar pada kelasnya, yaitu 455 mAh. Tanpa menggunakan sistem operasi Android Wear, membuat baterainya mampu bertahan hingga 14 hari. Baterai ini sendiri juga bisa diisi dengan menggunakan charger apa pun yang mendukung wireless charging. Hal ini menambah kenyamanan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Huawei menjual jam tangan elegan yang satu ini pada harga Rp. 4.299.000. Harga ini memang tergolong cukup jauh jika dibandingkan dengan non Pro-nya. Namun, memang target market yang dituju cukup berbeda, sehingga harga tersebut memang masih tergolong lebih rendah dibandingkan dengan para pesaingnya. Jika harga tersebut terasa mahal, Anda bisa membeli versi non Pro yang terlihat lebih murah dari Watch GT 2 Pro.

Sparks

  • Daya tahan baterai dua minggu
  • Responsif saat bernavigasi
  • Desain elegan
  • Feature bawaan cukup lengkap, seperti SpO2 dan heart rate
  • 5 ATM
  • Mendukung wireless charging
  • Bonus strap karet pada paket penjualannya

Slacks

  • Tidak ada aplikasi pihak ketiga
  • Harga lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya
  • Tidak bisa digunakan untuk menerima panggilan VOIP Messenger seperti Whatsapp Call

Huawei dan Honor Siap-siap Kehabisan Kirin dan Belum Bisa Produksi Lagi

Masalah tidak habis-habisnya datang menghantui Huawei, salah satu perusahaan asal Tiongkok yang memproduksi smartphone seperti P40, Mate, dan Nova. Selama ini, Huawei tidak lagi menggunakan Google Mobile Service pada perangkat Android mereka karena pemerintah Amerika. Namun, hal tersebut bisa dilalui oleh Huawei dengan membuat ekosistem sendiri.

Apakah setelah itu masalah selesai? Tidak. Kali ini, Huawei terancam untuk tidak bisa menggunakan cip buatan sendiri, yaitu Kirin. CEO Huawei, Richard Yu mengatakan bahwa mereka saat ini kehabisan cip Kirin karena sanksi dari pemerintah Amerika. Hal tersebut disebabkan oleh pabrik yang memproduksi cip mereka menggunakan teknologi manufaktur dari Amerika.

Huawei Nova 7 -

“Ini kerugian yang sangat besar bagi kami. Sayangnya, dalam putaran kedua sanksi AS, produsen cip kami hanya menerima pesanan hingga 15 Mei 2020. Produksi akan ditutup pada 15 September 2020. Tahun ini mungkin merupakan generasi terakhir chip kelas atas Huawei Kirin.”, kata Richard Yu.

Huawei saat ini masih bakal meluncurkan seri Mate 40 pada kuartal akhir tahun 2020 ini. Akan tetapi, seri ini nantinya bisa jadi bakal terpengaruh karena jumlah cip yang semakin menipis. Huawei sendiri juga sudah melakukan pembicaraan dengan Qualcomm, namun belum terjadi persetujuan di antara kedua pihak.

Di lain pihak, Honor yang juga anak perusahaan dari Huawei akan mendapatkan imbas dari minimnya cip Kirin tersebut. Namun, saat ini secara perlahan mereka bakal pindah menggunakan cip Mediatek sampai keadaan antara Huawei dengan pemerintah Amerika membaik.

MediaTek Dimensity 820 / MediaTek

Walaupun belum ada persetujuan antara kedua belah pihak, Honor sudah secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka akan menggunakan cip 5G dari Mediatek. Apalagi kalau bukan Mediatek Dimensity yang saat ini sedang dikedepankan oleh pihak Mediatek.

Huawei tampaknya juga menggunakan cip dari Mediatek. Saat ini, Huawei sudah memiliki perangkat bernama Enjoy Z atau ChangXiang Z. Smartphone Huawei Enjoy Z sendiri menggunakan Mediatek Dimensity 800 yang sudah mendukung jaringan 5G. Namun, perangkat ini masih dijual di pasar Tiongkok dan belum ada informasi apakah bakal masuk ke Indonesia.

Honor 30

Lalu apakah ini merupakan sebuah solusi bagi Huawei dalam meluncurkan perangkat smartphone mereka? Waktu yang akan menjawabnya, karena pemerintah AS pasti bisa mencari cara agar para produsen chipset seperti Mediatek dan Samsung untuk tidak bekerja sama dengan Huawei.

Sumber: 9To5GoogleSlashGear

 

 

 

[Review] Huawei Nova 7: Kencang dan Nyaman Walau Tanpa GMS

Masa pandemi saat ini tidak mengurungkan niat Huawei untuk meluncurkan perangkat baru mereka. Saat ini, DailySocial sudah kedatangan sebuah perangkat terbaru mereka, yaitu Huawei Nova 7. Smartphone yang satu ini memang ditujukan untuk mereka yang ada di kelas menengah, terutama mereka yang masih muda. Jadi, kelasnya berbeda dengan seri P yang merupakan flagship.

Mungkin satu hal yang menjadi poin yang tidak menarik bagi para calon pengguna adalah tidak adanya Google Mobile Service (GMS) yang diganti oleh HMS (Huawei Mobile Service). Memang, selama ini para pengguna smartphone Android terlena dengan ekosistem dari Google yang sudah matang tersebut. Namun, sepertinya mindset pengguna pada perangkat ini harus sedikit diubah dari sebuah smartphone Android menjadi perangkat yang bisa meng-install aplikasi Android.

Huawei Nova 7 -

Perangkat yang satu ini datang dengan spesifikasi yang tinggi. Perangkat yang saya dapatkan memiliki spesifikasi sebagai berikut

Huawei Nova 7
SoC HiSilicon Kirin 985
CPU 1×2.58 GHz Cortex-A76 + 3×2.40 GHz Cortex-A76 + 4×1.84 GHz Cortex-A55
GPU Mali G77 8 Core
RAM 8 GB
Internal 256 GB
Layar 6,53 inci OLED 2400 x 1080
Dimensi 160.6 x 74.3 x 8 mm
Bobot 180 gram
Baterai 4000 mAh
Kamera 64 MP/16 MP, 8 MP UltraWide, 8 MP Telephoto, 2MP macro, 32 MP selfie pop up
OS (per pengujian) Android 10 EMUI 10.1

Hasil dari CPU-Z, AIDA64, dan SensorBox adalah sebagai berikut

Unboxing

Seperti inilah perlengkapan yang ditemukan pada kotak penjualan Huawei Nova 7

Huawei Nova 7 - Unboxing

Desain

Saat saya membuka paket penjualannya, sempat terpikir bahwa perangkat yang ada adalah Huawei Nova 5. Hal tersebut disebabkan oleh miripnya posisi punch hole kamera depan yang berada pada sisi kiri atas layar. Tentu saja, lubang kecil ini tidak terlalu mengganggu karena sejajar dengan notification bar.

Huawei Nova 7 - Atas

Smartphone yang satu ini sudah menggunakan chassis berbahan metal, membuatnya lebih kuat terhadap tekanan. Pada bagian belakangnya, Huawei mendesainnya dengan menggunakan kaca. Jika diperhatikan, Huawei juga menyematkan logo NOVA sebagai motif pada badan belakangnya. Dan motif itu pun akan mudah tertutup oleh sidik jari.

Layar yang digunakan pada Huawei Nova 7 berjenis OLED dengan resolusi 2400×1080. Layar ini sudah menggunakan profile warna DCI-P3, sehingga lebih kaya dibandingkan dengan RGB biasa yang ada dipasaran saat ini. Layarnya juga sudah dilapisi oleh lapisan anti gores, sehingga tidak akan melukai layar aslinya. Sayangnya, belum ada informasi pelindung apa yang digunakan untuk layarnya, namun Huawei mengatakan bahwa layarnya sudah lebih tahan terhadap goresan.

Huawei Nova 7 - Kanan

Menggunakan layar dengan jenis OLED, Huawei juga menyematkan sensor sidik jari dibawahnya. Sidik jarinya sendiri juga responsif saat saya uji. Hal tersebut membuat bagian belakangnya hanya ditemukan tiga buah kamera beserta lampu LED flash saja.

Pada bagian kanan terdapat tombol volume dan juga power. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot SIM, port USB-C, microphone, serta speaker. Pada bagian atasnya terdapat microphone kedua. Dan pada bagian kirinya, tidak ditemukan apa-apa.

Huawei Nova 7 - Bagian Bawah

Smartphone yang satu ini datang dengan Android 10 dengan EMUI 10.1. Oleh karena masih “dimusuhi” oleh Amerika, membuat perangkat ini tidak memiliki GMS. Huawei pun membuat sistem sendiri dengan Huawei Mobile Service, di mana masih dapat melakukan instalasi aplikasi yang ditujukan untuk Android.

Petal Search

Satu hal yang perlu diapresiasi untuk sistem HMS adalah Petal Search. Petal Search merupakan cara Huawei untuk membuat penggunanya nyaman dalam mencari aplikasi, baik yang sudah terinstal mau pun belum. Jadi, jika pada Huawei App Galery kita tidak menemukan aplikasi yang diinginkan, gunakan saja Petal Search.

Satu hal yang membuat saya nyaman menggunakan Petal Search adalah kemampuannya untuk melakukan instalasi XAPK yang ada pada beberapa situs seperti APKMirror dan APKPure. Biasanya pada smartphone Android lainnya, kita harus melakukan instalasi installer untuk XAPK. Jadi, kita tinggal mencari aplikasi yang diinginkan pada Petal Search yang terdapat pada homescreen, download, install, dan aplikasi tersebut sudah ada pada homescreen.

Memang, yang sangat disayangkan adalah banyak sekali aplikasi yang menggunakan GMS. Hal ini membuat aplikasi-aplikasi tersebut seperti Gojek tidak dapat berjalan sama sekali. Hal ini memang membuat para penggunanya harus mencari alternatif lainnya. Huawei memang sudah mengusahakan agar beberapa aplikasi bisa berjalan pada ekosistemnya, namun hal tersebut masih harus memakan waktu lebih lama.

Jaringan

Huawei Nova 7 memang dipasarkan untuk mendukung 5G. Namun, Huawei masih mengunci kemampuan jaringan baru ini. Kemampuan ini pun akan dibuka oleh Huawei pada saat pemerintah Indonesia secara resmi menggelar jaringan 5G di Indonesia

Untuk dukungan 4G, perangkat ini sendiri mendukung kanal 1 (2100), 2 (1900),3 (1800), 4 (1700), 5 (850), 6 (850), 7 (2600), 8 (900), 9 (1800). 18 (850), 19 (850), 20 (800), 26 (850), 28 (700), 38 (2600), 40 (2300), 41 (2500), dan 66 (). Modem yang digunakan mendukung LTE Cat 22 dan sudah mendukung fitur Carrier Aggregation.

Untuk jaringan WiFi, perangkat ini sudah mendukung kanal 5 GHz dan 2,4 GHz dengan lancar. Wifi yang bisa tersambung pada perangkat ini adalah sampai dengan 802.11ac atau yang saat ini sering disebut oleh WiFi 5. Saya tidak menemukan masalah pada saat melakukan sambungan pada jarak yang cukup jauh.

Kamera

Pada Nova 7, Huawei menyematkan empat buah kamera pada bagian belakangnya. Hal tersebut terdiri dari kamera 64 MP dengan teknologi quad bayer, 8 MP ultrawide, 8 MP telephoto, dan 2 MP Makro. Sensor 64 MP saat ini hanya dimiliki oleh Sony dan Samsung, namun melihat dari sejarahnya, sepertinya pada perangkat ini terpasang sensor Sony IMX.

Huawei Nova 7 - Belakang

Kamera utamanya mampu menangkap gambar dengan sangat baik. Bahkan hasilnya cukup comparable dengan P30. Hasilnya rendah noise, tajam, serta memiliki warna yang cukup akurat. Namun, pada saat menggunakan night mode, tingkat ketajamannya cukup menurun. Berikut adalah contoh hasilnya

Kamera ultrawide dan telephoto-nya memiliki karakteristik yang sama. Hasilnya kurang tajam serta seperti terlalu agresif dalam menghilangkan noise. Kadang hasilnya juga terlihat seperti overbrightness. Berikut adalah contoh hasilnya.

Kamera makro yang dimiliki oleh smartphone ini, walau hanya memiliki resolusi 2 MP, namun dapat menangkap gambar dengan lumayan. Walaupun begitu, detail yang tertangkap tidak terlalu baik. Hasilnya juga dapat dibilang pas-pasan. Berikut adalah contoh hasil gambarnya.

Kamera selfie merupakan kamera terbaik kedua pada smartphone ini. Kameranya juga menggunakan algoritma quad bayer sehingga dapat menangkap gambar dengan resolusi tinggi. Hasil yang didapat memang bisa memberikan detail yang cukup baik.

Pengujian

Jika ada yang berpikiran bahwa Kirin 985 adalah versi 5G dari Kirin 980, Anda salah besar. Kirin 985 merupakan cip baru yang memiliki arsitektur yang berbeda. SoC ini menggunakan 3 cluster, di mana yang pertama adalah Cortex A-76 dengan kecepatan 2.58 GHz, yang kedua adalah 3 inti Cortex A-76 berkecepatan 2.4 GHz, dan cluster hemat daya dengan 4 inti Cortex A-55 berkecepatan 1.8 GHz.

Oleh karena Huawei Nova 7 memiliki harga pada rentang 6 jutaan, tentu saja ia bersaing dengan perangkat lain yang menggunakan Snapdragon 855 dan Snapdragon 765. Selain itu, ada juga perangkat yang menggunakan Snapdragon 865 dan 730G pada rentang harga ini.

Semua game yang saya mainkan memang dapat berjalan dengan frame rate penuh, yaitu 60 fps. Namun sayang memang, tidak semua game dapat berjalan pada Nova 7. Game-game yang saya coba dan bisa berjalan seperti LifeAfter, PUBG Mobile, dan Mobile Legend. Sayang, Call of Duty Mobile tidak bisa berjalan pada Nova 7 karena memerlukan GMS.

Sama seperti aplikasi yang sering digunakan untuk bekerja. Saya sendiri adalah pengguna Trello dan Slack. Sayangnya, Trello masih menggunakan GMS sehingga tidak dapat berjalan pada Nova 7. Walaupun begitu, Slack masih bisa berjalan dengan cukup baik pada smartphone ini. Selain itu, ada beberapa aplikasi seperti OVO dan Gojek yang tidak mampu dijalankan pada perangkat ini.

Pengujian Daya Tahan Baterai

Huawei Nova 7 hadir dengan baterai berkapasitas 4000 mAh. Baterai dengan kapasitas seperti ini memang besar, namun sepertinya tidak lebih besar dari para pesaingnya yang sudah menggunakan kapasitas 4500 mAh ke atas. Namun jangan salah, kapasitas seperti ini sudah pasti bisa menjaga perangkat untuk tetap nyala seharian

Saya menguji baterai dari Huawei Nova 7 dengan menggunakan video MP4 resolusi 1080p. Video di-loop sampai baterai dari smartphone ini habis. Hasilnya, perangkat ini mampu bertahan hingga 14 jam 36 menit. Hasilnya memang cukup baik untuk sebuah perangkat dengan baterai kapasitas tersebut.

Smartphone yang satu ini juga dapat diisi dengan cukup cepat. Saya melakukan pengisian baterai dari 0 sampai 100% hanya dalam waktu sekitar satu jam saja. Pengisian tersebut pun juga dalam kondisi perangkat dinyalakan pada kapasitas 10%-nya.

Verdict

Walaupun memiliki banyak keterbatasan, tidak membuat Huawei menyerah untuk mengeluarkan perangkat Android-nya. Tanpa menggunakan GMS, Huawei menelurkan HMS yang saat ini menarik untuk digunakan dan dipelajari secara perlahan-lahan. Salah satu perangkat terbaru yang mereka luncurkan adalah Huawei Nova 7.

Kinerja yang ditawarkan oleh perangkat ini memang sangat menarik. Dengan menggunakan Huawei Nova 7, Anda bisa mendapatkan perangkat kencang seperti smartphone gaming yang ada di pasaran saat ini. Sayang memang, kinerja yang kencang tersebut terhambat oleh terbatasnya aplikasi yang bisa digunakan di perangkat ini.

Kamera juga menjadi menjadi salah satu pemanis pada perangkat ini. Kinerja kameranya cukup apik dan mampu digunakan dalam menangkap momen sehari-hari. Memang, kameranya tidak seapik Huawei seri P atau Mate, namun hasilnya masih sangat bisa diandalkan.

Walaupun dipasarkan untuk kelas menengah ke atas, harga yang ditetapkan tergolong cukup tinggi. Huawei Nova 7 dijual dengan harga Rp. 6.899.000. Saya berharap semoga harganya mengikuti Nova 5T yang segera turun dalam beberapa bulan. Rasanya, cukup mahal menetapkan harga tersebut tanpa bisa menggunakan seluruh kemampuan Android yang menjadi sistem operasinya.

Akhir kata, saya sangat menyarankan agar Huawei mempercepat program kompatibilitas aplikasinya. Walaupun banyak alternatif penggunaan aplikasi, namun pilihan orang terhadap sebuah aplikasi haruslah dijadikan prioritas utama. Dengan begitu, tentu akan banyak orang yang melirik kembali untuk menggunakan perangkat Huawei dengan HMS.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Kirin 985
  • Daya tahan baterai cukup baik
  • Responsif
  • Hasil kamera utama dan selfie yang baik
  • Isi ulang cepat
  • Respon biometrik yang cepat

Slacks

  • Tanpa GMS, pengguna harus mencoba-coba aplikasi yang berjalan atau tidak
  • Sekali lagi, tanpa ada GMS, harganya terlihat mahal
  • 5G masih terkunci, membuat perangkat ini tidak bisa dibawa ke luar negeri

Arsitektur Snapdragon 8150 Bakal Mirip Kirin 980?

ARM merupakan salah satu pembuat arsitektur prosesor yang sampai saat ini masih digunakan pada perangkat mobile. Dengan Arsitektur yang berbeda dengan x86 yang dipakai oleh AMD dan Intel, ARM pun merajai dunia perangkat mobile karena arsitekturnya menjadi dasar dan dipakai oleh smartphone seperti iPhone dan sebagian besar perangkat Android.

Salah satu yang menggunakan arsitektur ARM tentu saja Qualcomm. Setiap prosesor Kryo dan Krait yang digunakan oleh Qualcomm menggunakan basis arsitektur ARM Cortex. Selain itu, ARM juga memiliki arsitektur dengan nama big.LITTLE di mana sebuah SoC dapat menggunakan dua prosesor berbeda.

qualcomm-snapdragon-845

ARM pun memperbarui arsitektur big.LITTLE dengan ARM DynamIQ. Arsitektur yang satu ini membuat sebuah SoC mampu menggunakan tiga prosesor berbeda, sehingga sebuah perangkat bisa diatur dengan lebih baik lagi oleh para produsennya.

Baru-baru ini, HiSilicon membuat SoC Kirin 980 dengan menggunakan tiga prosesor berbeda. Kirin 980 yang menggunakan proses pabrikasi 7nm ini menggunakan 2 inti prosesor Cortex A76 2,6 GHz, 2 inti prosesor Cortex A76 1,9 GHz, dan 4 inti prosesor Cortex A53 1,8 GHz.

Ternyata, Snapdragon 8150 juga menggunakan arsitektur yang sama. SoC yang nantinya bernama Snapdragon 855 ini juga bakal menggunakan arsitektur DinamIQ dengan setting 2+2+4. Kabar ini disebutkan oleh Roland Quandt, seorang yang sering memberikan tips dan bocoran mengenai dunia teknologi, khususnya smartphone.

Snapdragon 8150 pun juga telah muncul namanya pada file sistem di Android Pie serta file sertifikasi Bluetooth. Roland juga mengatakan bahwa Snapdragon 8150 juga bakal diperkenalkan pada sebuah konferensi pers di Hawai pada bulan Desember nanti. Mari kita tunggu kehadiran SoC terkencang dari Snapdragon tersebut.

Sumber: GizChina.

Smartphone Android Honor 9i Resmi Hadir di Indonesia, Gunakan Prosesor Kirin 659

Dengan ambisinya untuk mengisi posisi ketiga di pasar smartphone Indonesia pada tahun 2020, Honor sepertinya tidak lelah untuk memenuhi pasar dengan perangkatnya. Hal ini cukup terlihat dalam peluncuran yang diadakan pada Ballroom Hotel JS Luwansa pada tanggal 18 September 2018 yang lalu.

 

Smartphone yang diluncurkan kali ini adalah Honor 9i yang menyasar pada pangsa pasar millenials. Desain yang diusung masih menggunakan notch pada bagian atasnya. Yang unik adalah Honor menggunakan 12 lapis kaca pada bagian belakangnya agar dapat terlihat seperti cermin.

Satu hal yang cukup disayangkan adalah, Honor masih menggunakan Kirin 659 untuk prosesor Honor 9i. SoC ini sudah dapat dibilang cukup lama dan sudah digantikan oleh Kirin 710. Akan tetapi, Honor tetap mengatakan bahwa chipset ini masih mumpuni untuk digunakan hingga saat ini.

Honor 9i

Honor 9i memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC HiSilicon Kirin 659
CPU 4×2.36 GHz Cortex-A53 + 4×1.7 GHz Cortex-A53
GPU Mali-T830 MP2
RAM / Internal Storage 3 GB / 32 GB atau 4 GB / 64 GB
Layar 5,84″ 2280 x 1080 IPS rasio 19:9
Baterai 3000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 EMUI 8
Kamera Depan: 16 MP , Belakang: 13 MP + 2 MP

Honor 9i dijual dengan harga Rp. 2.599.000 untuk versi 3+32 GB dan Rp. 3.099.000 untuk versi 4+64 GB. Honor pun menggandeng Shopee untuk menjual produknya tersebut.

Tanpa Gyroscope

Honor 9i dijual dengan spesifikasi yang cukup mumpuni untuk bermain game. Saat mencoba perangkat ini secara sekilas, memang antar muka yang dimiliki cukup mulus untuk digunakan. Namun, jika berkaca dari beberapa smartphone lain yang menggunakan SoC yang sama, pengalaman bermain game memang terasa kurang.

Honor 9i Models 2

Hal tersebut juga diperburuk dengan absennya Gyroscope pada perangkat yang satu ini. Tentu saja, hal tersebut akan mengurangi feature untuk bermain VR yang saat ini sudah cukup banyak muncul di Google Play.

Skor Benchmark Tidak Penting

Saat ditanya pada sesi wawancara terpisah, kami cukup penasaran dengan berita yang tersebar akhir-akhir ini. Salah satu website melakukan benchmarking terhadap perangkat Honor dan mengatakan bahwa mereka melakukan kecurangan.

Honor 9i Interview

James Yang, Presiden Honor Indonesia, mengatakan bahwa nilai skor benchmark tidaklah penting. Mereka lebih mementingkan pengalaman pengguna saat memakai smartphone tersebut.

Nilai benchmark sendiri sering digunakan untuk mematok seberapa baik sebuah perangkat dalam melakukan editing dan gaming. Dengan semakin tingginya nilai benchmarking biasanya semakin baik juga pengalaman dalam bermain game.

Honor 9i - Belakang

James juga mengatakan bahwa dalam kurun waktu dua bulan ke depan, mereka akan memperkenalkan smartphone baru. Perangkat yang bakal diluncurkan tersebut akan mereka sebut sebagai smartphone gaming. Sayangnya, smartphone yang bakal dikeluarkan tersebut bukanlah Honor Play.

Benchmark Kirin 710 di Huawei Nova 3i Terkuak, Bisakah Kalahkan Snapdragon 710?

Seperti yang Anda ketahui, Huawei membuat SoC (System on Chip) sendiri yang disebut Kirin dan diproduksi oleh anak perusahaannya yakni HiSilicon. Nah baru-baru ini Huawei telah memperkenalkan chipset Kirin 710 sebagai penantang Snapdragon 710.

Smartphone pertama dengan Kirin 710 ialah Huawei Nova 3i. Sedangkan, ponsel pintar dengan Snapdragon 710 ada Xiaomi Mi 8 SE dan Vivo Nex A.

huawei-nova-3i-1

SoC Kirin 710 ini menggunakan proses pabrikasi 12 nm. Terdiri dari empat inti Cortex A-73 dengan kecepatan 2,2GHz dan empat inti Cortex A53 dengan kecepatan 1,7GHz, serta GPU Mali-G51 MP4.

Sebagai pembanding, Snapdragon 710 menggunakan pabrikasi 10nm. CPU Kryo 360 ini terdiri dari dua inti gold custom Cortex-A75 dengan kecepatan 2.2GHz dan enam inti silver custom Cortex-A55 dengan kecepatan 1.7GHz, serta GPU Adreno 616.

hisilicon-kirin-710

Jadi, siapa yang lebih unggul – apakah Kirin 710 atau Snapdragon 710? Jawabannya bisa kita lihat dari hasil benchmark Huawei Nova 3i dan Xiaomi Mi 8 SE di aplikasi GeekBench 4,2.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-2

Hasil ujicoba single-core Huawei Nova 3i mencetak skor 1.601 poin, sedangkan Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor lebih tinggi yakni 1.863 poin – selisih 262 poin.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-3

Kemudian hasil ujicoba multi-core Huawei Nova 3i meraih skor 5.457 poin, sementara Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor 5.801 poin – 344 poin.

Hasil sementara dari hasil BeekBench 4.2 dimenangkan oleh Xiaomi Mi 8 SE dengan Snapdragon 710. Hasil ini belum tentu sebanding dengan kinerja dalam dunia nyata.

Sekali lagi, mari kita lihat komposisi intinya – Kirin 710 memiliki empat core besar, sedangkan Snapdragon 710 hanya memiliki dua. Jadi, konfigurasi mana yang lebih baik dalam praktik ber-smartphone sehari-hari?

Huawei rencananya akan merilis seri Nova generasi ke-3 di Indonesia pada 31 Agustus 2018. Kemungkinan, seri Nova 3i dan kami pasti akan melakukan review lebih lengkap.

Sumber: GSMArena

Huawei Nova 3 Tiba dengan Chip Kirin 970 dan 4 Kamera

Tahun lalu, Huawei merilis cukup banyak varian dari smartphone kelas menengah seri Nova generasi ke-2. Hampir semuanya dibekali dengan fitur menarik seperti konfigurasi dual-camera, bahkan diantaranya punya empat buah kamera, dan desain layar penuh.

Kini Huawei telah mengungkap kehadiran Nova 3, Huawei menaikkan kelasnya dengan dapur pacu yang lebih kuat, desain layar kekinian dengan notch yang menempel di dahi, empat buah kamera, dan banyak lagi.

Kirin 970 dan GPU Turbo

huawei-nova-3-dirilis-7

Bagi saya, hal yang paling menarik ialah penggunaan Mobile AI Processor yakni chipset Hisilicon Kirin 970 pada Nova 3, ini adalah chipset yang sama digunakan pada smartphone flagship P20 dan P20 Pro.

huawei-nova-3-dirilis-4

SoC Kirin 970 ini memiliki NPU (Neural Processing Unit) untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan AI. Didukung dengan besaran RAM mencapai 6GB, ruang penyimpanan 128GB, dan teknologi GPU Turbo yang membuat Nova 3 nyaman buat aktivitas gaming.

Layar Notch

Suka atau tidak, notch seolah menjadi level selanjutnya dari desain layar penuh, Nova 3 mempunyai tonjolan di dahinya. Layarnya sendiri berukuran 6,3 inci, beresolusi Full HD+ dalam rasio 19:9, dengan dimensi yang tetap ramping 157×73,7×7,3 mm, dan berat 166 gram.

Nova 3 berjalan di atas Android 8.1 Oreo dengan user interface EMUI 8.2 yang dijejali sejumlah fitur baru, termasuk diantaranya Qmoji 3D,  scene recognition, dan app optimization.

Empat Kamera

huawei-nova-3-dirilis-1

Sektor fotografi Nova 3 juga mendapatkan peningkatan yang cukup signifikan. Huawei menyematkan empat buah kamera, dua di belakang dan sisanya di depan.

Menariknya, konfigurasi kamera ganda di bagian belakang tiba dengan sensor utama RGB 16-megapixel bukaan f/1.8. Sedangkan, sensor kamera sekunder berupa monochrome 24-megapixel.

Sisanya, dua lagi diberikan di depan, resolusinya 24-megapixel dan 2-megapixel untuk selfie dengan latar belakang bokeh.

Ketersediaan Huawei Nova 3

Bagaimana dengan harga dan ketersediaannya? Sebenarnya Huawei baru akan mengadakan sebuah acara untuk meresmikan Nova 3 pada tanggal 18 Juli, namun pemesanan awal sepertinya telah dibuka lebih cepat di patner e-commerce Vmall.

Entah sengaja atau tidak, hal tersebut membuat nyaris semua spesifikasi Huawei Nova 3 terungkap. Tentu saja, saya masih menanti kejutan dari Huawei – karena mungkin saja Huawei akan merilis Nova 3 dalam beberapa varian.

Sumber: GSMArena

Huawei Mate 9 Diduga Kuat Mengadopsi Dapur Pacu Kirin 960

Huawei disebut-sebut bakal menggelar event peluncuran Mate 9 dan Mate 9 Pro. Dua hari yang lalu, Huawei merilis teaser pertama yang mengonfirmasi tanggal yang sebelumnya telah dispekulasikan. Hari ini, Huawei kembali merilis teaser dan juga kicauan Twitter yang secara jelas mengonfirmasi kehadiran chipset Kirin 960 di tanggal yang sama dengan peluncuran duo Mate 9.

Chipset Kirin 960 membawa empat inti Cortex-A73 yang melahap tugas-tugas berat, dan empat inti Cortex-A53 untuk menangani tugas-tugas ringan. Sebagai pendukungnya, Huawei membenamkan Mali-G71 MP8 untuk mengolah urusan grafis. Chipset dipastikan bakal menyapa publik pada 3 November, bertepatan dengan peresmian Mate 9 dan kuat kemungkinan juga akan debut di dalam jeroan kedua varian.

Dalam teaser-nya, Huawei mengklaim bahwa Kirin 960 mempunyai kinerja CPU 18% lebih baik ketimbang Kirin 950. Dan menyajikan performa grafis 180% lebih baik ketimbang grafis sebelumnya.

Selain Kirin 960, Huawei Mate 9 diyakini bakal mengemas RAM dengan kapasitas paling tidak sebesar 6GB. Bagian ini mendapat perhatian lebih sebagaimana pola serupa juga ditempuh oleh Xiaomi melalui Mi Note 2 dan Galaxy C9 Pro.

Sementara itu Huawei Mate 9 Pro disebutkan bakal mengemas layar 5,9 inci, RAM 6GB dan memori internal seluas 64GB. Opsi lainnya disebut mencapai 256GB. Namun berbeda dengan sang adik, Huawei Mate 9 Pro bakal menyuguhkan layar dengan resolusi QHD untuk membedakan kelas keduanya. Membuat perangkat ini menjadi satu dari sedikit perangkat yang mendukung penggunaan Daydream VR.

Sumber berita Playfuldroid.