Industri Logistik Terus Bertumbuh, Lacak.io Gencarkan Fitur Baru dan Rencanakan Penggalangan Dana

Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif selama pandemi adalah logistik. Tidak hanya di sisi traksi proses pengiriman, peningkatan terjadi hampir di seluruh ekosistem bisnis logistik, termasuk di sisi pemanfaatan teknologinya. Pengembang platform logistik berbasis internet of things Lacak.io menjadi salah satu yang turut terdampak.

“Saat pandemi, semakin banyak perusahaan yang membutuhkan teknologi, khususnya IoT untuk bisa memonitor aset, armada, dan tenaga kerja. Sehingga meskipun dilakukan secara remote, setiap pekerjaan masih bisa dilakukan dengan baik,” kata Founder & CEO Lacak.io Fariz Iskandar kepada DailySocial.

Saat ini mereka telah memiliki sekitar 100 klien dan 10 lebih mitra. Targetnya tahun ini bisa membawa layanannya ke seluruh ibu kota provinsi di Indonesia.

Turut disampaikan Fariz, selain layanan e-commerce yang paling banyak memanfaatkan teknologi dari Lacak.io adalah instansi pelayanan publik, penegakan hukum, perusahaan penambangan, multifinance, penyedia cold storage, perkebunan, angkutan umum, sampai operator pelabuhan.

“Di tengah pandemi, layanan e-commerce di Indonesia menjadi salah satu sektor yang justru mengalami pertumbuhan pesat, yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pengiriman jarak-jauh. Menjawab kebutuhan ini, perusahaan pun semakin membutuhkan sistem logistik dengan manajemen armada yang lebih baik. Di sinilah Lacak.io berkembang sebagai platform IoT untuk perusahaan, menawarkan manajemen armada dan solusi pelacakan yang komprehensif sebagai dua fitur utamanya,” ujar Fariz.

Di sini, startup teknologi logistik sendiri cukup berkembang, baik yang fokus ke first-mile sampai dengan last-mile. Isu logistik di Indonesia memang cukup unik, salah satunya disebabkan karena kondisi geografis yang bentuknya kepulauan — sementara bisnis banyak terfokus di kota besar seperti Jabodetabek.

Selain Lacak.io, startup lain yang bermain di lanskap ini ada Waresix, Logisly, Paxel, Webtrace, hingga Andalin. Waresix menjadi yang paling signifikan, setelah menutup putaran seri B pada September 2020 lalu, perusahaan berhasil membukukan dana investasi hingga 1,5 triliun Rupiah.

Fitur baru dan rencana penggalangan dana

Salah satu tantangan utama yang dihadapi perusahaan di sektor logistik adalah memastikan keamanan pengiriman dari penjual ke konsumen, dengan memverifikasi identitas pengemudi secara akurat. Di sinilah solusi unik Lacak.io seperti iButton dan DSM hadir untuk membantu mengidentifikasi, memverifikasi pengemudi, sekaligus mengaktifkan proses pemantauan jarak jauh selama perjalanan untuk mengetahui perilaku mereka selama mengemudi. Platformnya juga menawarkan pelacakan akurat dengan GPS yang menghadirkan pembaruan secara real-time.

Dengan fitur ADAS, Lacak.io dapat memberikan peringatan dini atas kemungkinan potensi tabrakan yang dapat terjadi untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Lacak.io juga dilengkapi dengan fitur axle load solution untuk membantu pengemudi dan pemberi kerja memantau kapasitas beban.

Memasuki tahun 2021 masih banyak rencana yang ingin dilancarkan oleh Lacak.io. Selain menghadirkan fitur baru yang relevan untuk klien, perusahaan juga memiliki rencana untuk mencari investasi.

“Rencananya penggalangan dana akan kami lakukan di semester kedua tahun ini. Nantinya dana segar tersebut akan digunakan untuk merambah ke seluruh daerah di Indonesia, dan menghadirkan solusi-solusi yang memberikan benefit untuk berbagai vertikal bisnis yang melibatkan armada dan pekerja lapangan,” tutup Fariz.

Tips Menyusun Ide Awal Sebelum Berkarier di Startup

Semua orang bisa mendirikan startup, tapi tidak semua orang cocok untuk berkarier di sana. Butuh keuletan yang ekstra dan tahan banting di berbagai kondisi dan situasi karena di dunia ini tidak ada kesuksesan yang instan.

Untuk mengawali topik di atas, di #SelasaStartup edisi pekan kedua Agustus 2019 DailySocial mengundang Co-Founder dan COO Lacak.io Danny Jiang sebagai pembicara. Dia banyak berbagi tips seputar entrepreneurship di dunia startup yang tentunya sangat korelasi dengan menyusun ide awal mendirikan startup.

Lacak.io merupakan startup fleet management untuk pelaku UKM di bidang logistik yang ingin menekan biaya operasional dan keamanan kendaraan dengan teknologi.

Berikut rangkumannya:

Realita sebenarnya bekerja di startup

1. Tidak punya kebebasan atur jam kerja

Perlu ditekankan di sini, banyak orang mendirikan startup itu artinya sebagai founder punya kebebasan untuk mengatur jam kerja, sangat timpang dengan jam kerja karyawan pada umumnya yang tersistem. Anggapan ini sama sekali tidak benar.

Danny menjelaskan ketika memutuskan untuk menjadi founder, pada tahun awal bahkan sampai startup itu benar-benar bisa stabil, maka founder tersebut tidak akan punya waktu bebas. Hingga mengira waktu 24/7 itu tidak akan cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan.

“Kebebasan waktu itu hanya ada dipikiran saja, kenyataannya sama sekali tidak demikian. Jadi harus bersiap sampai lima tahun ke depan sampai startup-nya stabil, harus kerja siang malam setiap hari,” ujar Danny.

2. Penghasilan pasif tidak datang secara instan

Pandangan lainnya, berkarier di startup itu sama dengan bebas secara finansial karena punya usaha yang tidak perlu dipantau setiap waktu. Anggapan ini lagi-lagi tidak benar.

Saat baru dirintis, founder harus siap dengan kemungkinan besar usahanya belum bisa memberikan untung. Bahkan ada yang sampai bertahun-tahun harus bakar uang karena belum ada konsumen yang benar-benar mau bayar layanan yang dibuat.

“Ini harus ditanamkan dalam pikiran founder bahwa mendirikan startup itu belum tentu dalam waktu dekat punya unlimited income.”

3. Tidak bisa sepenuhnya melakukan hal yang disuka

Danny melanjutkan, banyak orang yang keluar dari kantor lama dan tertarik mendirikan startup karena mereka ingin melakukan hal yang mereka sukai. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar.

Bahkan dia memperkirakan hanya 20%-30% pekerjaan saja yang benar-benar sesuai dengan minat. Sisanya? Founder harus melakukan semua pekerjaan, yang tidak disukai sekalipun. Artinya harus mau bertemu orang untuk jualan, rekrut orang baru, melakukan pembukuan, tidak hanya coding saja.

“Kalau mau menjalankan startup, mau tidak mau harus bersinggungan dengan itu semua.”

4. Siap tahan banting

Kenyataan lainnya yang perlu disadari calon founder adalah butuh daya banting selama bertahun-tahun siap berhadapan dengan berbagai tekanan. Seperti kondisi startup belum bisa beri penghasilan dalam waktu dekat, tidak ada orang yang mau beli produk, dan tantangan lainnya.

Ketika sudah berdarah-darah merintisnya, sampai startup tiba waktunya untuk bersinar, artinya founder tersebut punya daya tahan teruji.

Endurance-nya itu bukan dorong founder untuk lari sprint, ibaratnya. Tapi kemauan untuk lari marathon, pelan tapi pasti. Kalau pitching ke investor dan di-judge tidak akan sukses, jika endurance-nya kendor pasti mudah nyerah.”

Keempat realitas ini setidaknya harus disadari betul oleh para calon founder sebelum benar-benar mulai eksekusi idenya.

Memulai ide awal yang tepat

1. Cari peluang dari masalah di lapangan

Menurut Danny, selama ada masalah di lingkungan sekitar pasti bisa menjadi potensi bisnis. Ketika sudah berhasil memecahkan masalah tersebut, orang pasti mau membayar produk apa yang kita buat.

Yang terpenting, solusi yang mau kita pecahkan ini pada dasarnya haruslah bidang yang kita kuasai. Bila tidak, pemecahan solusinya bakal kurang tajam.

Untuk itu, founder haruslah punya passion yang kuat sebagai seorang entrepreneur. Bila mereka tidak suka dengan apa yang harus dilakukan, pasti tidak akan bisa bertahan di dunia startup.

Passion itulah yang membuat seorang entrepreneur bertahan.”

2. Buat nilai tambah dari solusi yang sudah ada

Maksudnya di sini adalah founder itu tidak harus memulai dari sesuatu yang nol. Selagi ada solusi yang ditawarkan startup lain, pasti akan muncul masalah berikutnya. Yang mana hal itu bisa kita manfaatkan.

“Bisa kok copy dari apa yang sudah ada, tapi dengan menambahkan value. Lihat contohnya dari Shopee, mereka masuk Indonesia lebih lambat dari pemain sejenis yang sudah dahulu beroperasi. Namun sekarang mereka sudah cukup ahead dan bisa mengejar ketertinggalan karena menawarkan promosi gratis ongkir.”

3. Mulai dari hal kecil dan fokus ke konsumen

Danny mencontohkan, Lacak.io ini dimulai awalnya bukan sebagai fleet management karena melakukan berbagai riset, melainkan hanya sebatas perusahaan yang menjual alat untuk pantau proses bisnis. Konsumennya bermacam-macam dari berbagai industri, ada rental juga logistik.

Seiring waktu, karena perusahaan punya keterbatasan tenaga kerja, akhirnya memutuskan untuk survei konsumen agar lebih fokus ke pelayanan. Ditemukan bahwa alat yang dijual ini lebih memberikan manfaat buat pelaku logistik karena mereka butuh alat untuk memantau truk secara digital. Mereka pun tercatat sebagai konsumen aktif yang selalu membutuhkan solusi ini.

Dari situ akhirnya membuat tim bersemangat untuk lebih dalam mendalami soal fleet management. DHL pun menunjukkan ketertarikannya untuk dicarikan solusi serupa. Setelah riset 1,5 tahun melihat masalah dari DHL, Lacak.io pun akhirnya resmi berdiri.

“Di sini awalnya kita fokus ke masalah satu konsumen yaknk DHL. Kemudian setelah satu konsumen puas dan mau bayar solusi kita, ada kesempatan untuk scale up sehingga bisa gaet banyak konsumen. Sekarang kita sudah menghubungkan sekitar 2 ribu truk dengan solusi Lacak.io,” tutupnya.

[DSChoice] Lacak.io and Invita are in Fundraising Stage

As part of the commitment to support Indonesian startup industry, DailySocial is making a list of curated startups that are currently fundraising by reviewing the industry potential and the current traction. Information displayed here comes directly from the founders. Each recommendation is accompanied with limited details.

Lacak.io (Jakarta)

Vertical, Platform & Year of Founded: Logistics, Web & Mobile (Android), 2014

Situs Lacak.io
Lacak.io front interface

Lacak develops a platform to facilitate the business to monitor their logistics units. The app is also able to to detect various data, such as the item and engine temperature, fuel level, and driving manner. Lacak.io is using a monetization system based on membership per device.

What is Lacak.io?

“The app is to focus on logistics management solution in reducing the cost of monitoring trucks location (location tracking), fuel consumption (efficiency), driving behavior (safety), shipment performance (productivity), cargo temperature (quality). Connecting trucks to the larger corporation system (connectivity/integration).”

“It’s also to transform traditional trucking for better logistics in Indonesia by having digitalized units to improve efficiency & safety.”

How about Lacak.io’s business traction and metrics?

“Our business model depends on the active trucks connected to our platform. One account/user can have more than one trucks, should they have 100 trucks, we’ll take $10 for each from one use per month.”

Explain what you’re planning to do with the funding?

“We realized that our product offer much more opportunities, for example, detecting distraction such as sleepy movements, cellphone usage during the trip, etc. The video surveillance to prove what happened around the trucks during an accident/robbery. Therefore, we’ll use the fresh funding to bring as much opportunity and features for a better logistics company in Indonesia.”

“In addition, we often get inquiries from customers outside Jabodetabek area. There will be difficulties to serve potential customers coming from other cities with such small teams. We also plan to use part of the funding to open rep office (in a coworking space to save cost) for at least 1-2 customer relation, product, and engineer teams can handle each city.”

“Furthermore, the current traction is obtained through our CEO and COO, we haven’t had any significant marketing and sales strategy. We’re to accelerate sales by pushing the sales team and marketing strategy for both offline and online.”

“Should we receive funding within the Q3, we are confident to achieve 25K connected trucks. It’s to bring benefit worth USD 150K+ monthly revenue.”

“We do expect our investors as strategic partners that could also save us potential customers, and those eager to make a revolution in the logistics industry in Indonesia.”

Fundraising Detail

How much do you expect to raise? How much equity are you willing to give away for this round?
$400.000 20% max

Further details:

  • Founders: Danny Jiang and Fariz Iskandar, supported by 25 team members
  • Funding Round: seed ($200,000)
  • Competitor: Nusantara GPS, Cartrack, GPSku, etc.

Invita (Medan)

Vertical, Platform & Year of Founded: SaaS platform in design, Web, 2017

Situs Invita.id
Tampilan situs Invita.id

Invita runs a website platform for the digital invitation that allows anyone to design an online invitation. They also use some supporting technologies, for example, the QR Code check-in to facilitate invitees in filling the guest book. Currently, the variant designs are still focused on weddings.

What is Invita?

“We are creating a platform to help couples celebrate wedding effortlessly and effectively. Start from digital invitations.”

“People can see that there is a huge problem when the potential customers being asked ‘How was your wedding?’ and their only answer is ‘It’s so stressful, tiring, hectic, and so on…'”

How about Invita’s business development traction and metrics?

“Currently, we have 1160 registered members and 1348 monthly unique visitors.”

Explain what you’re planning to do with the funding?

“We’ve started an angel round, the raised funding is to be used mostly for developing a new product and revenue model. In terms of the marketing plan, considering this as a new service in the wedding industry, it’ll cost much to educate the market.”

Fundraising Detail

How much do you expect to raise? How much equity are you willing to give away for this round?
$450,000 20% max

Further details:


If you are an investor or part of the venture capital, we have a special newsletter of complete information about the recommendations, including pitch deck and traction. However, have you had any intention to connect with the related founder, we’d be willing to help. For further information, please contact [email protected].

Lacak.io Dukung Armada Logistik Skala UKM Tersistem secara Digital

Industri logistik masih memiliki banyak tantangan dalam menyambut percepatan industri 4.0. Lacak.io berusaha menjawab tantangan tersebut dengan produk yang mereka sediakan.

Co-Founder dan CCO Lacak.io Danny Chiang menjelaskan, bisnisnya menyediakan solusi bagi perusahaan logistik kecil menengah di Indonesia untuk bisa scale-up, mengubah armada tradisional tanpa sistem menjadi armada yang terkoneksi secara digital.

Lacak.io memungkinkan pihak manajemen mendapatkan visibilitas terbaik dari actionable data armada seperti data sensor suhu muatan, suhu mesin, level bahan bakar, dan gaya berkendara; data kinerja armada apakah sudah terutilisasi maksimal atau belum; data jumlah pengiriman apakah tepat waktu atau tidak.

Dikelola juga data perawatan armada yang dilakukan tepat waktu atau tidak. Data ini dianggap penting untuk menjaga armada dalam kondisi selalu prima mengingat armada kendaraan adalah mesin utama penghasil uang bagi perusahaan logistik.

“Selain mendapat visibility data terbaik dengan terkoneksinya armada mereka secara digital, maka kesempatan bisnis mereka untuk bekerja sama dengan korporasi besar juga akan terbuka lebih lebar,” terang Danny kepada DailySocial.

Model bisnis Lacak.io

Dalam menyajikan layanannya, Lacak.io menggunakan teknologi web interface untuk pemantauan dengan fitur seperti visibilitas data lokasi, laporan, notifikasi, utilitas armada, jumlah pengiriman, jadwal perawatan, dan evaluasi gaya berkendara.

Untuk menunjang tim lapangan yang lebih mengandalkan smartphone, pihaknya menyediakan pemantauan praktis dengan aplikasi Lacak Live. Pada dasarnya, aplikasi ini mengubah smartphone pengemudi menjadi GPS pelacak. Tim lapangan lainnya seperti kurir, sales, driver, atau engineer yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perangkat GPS pelacak, Lacak.io menyediakan aplikasi Lacak Mobile.

Aplikasi tersebut memungkinkan lokasi tim lapangan dan status kerjanya terpantau oleh perusahaan. Tidak hanya itu, tim lapangan bisa berkirim pesan dengan tim perusahaan dari aplikasi tersebut.

“Contohnya, mereka bisa melihat tugas hari ini ke mana saja dan melaporkan hasil pekerjaan menggunakan formulir elektronik, tanda tangan digital dan upload gambar yang sudah tersedia semua di Lacak Mobile.”

Menurutnya, produk yang ditawarkan ini adalah jawaban dari solusi yang sebenarnya di butuhkan perusahaan logistik. Kebanyakan produk manajemen armada hanya menawarkan pemantauan lokasi tanpa ada data yang bisa diterjemahkan untuk mengambil suatu keputusan bisnis.

Dalam menjalankan bisnisnya, Lacak.io menetapkan sistem monetisasi berdasarkan keanggotaan per perangkat. Ada tiga jenis keanggotaan dari enterprise, professional, dan basic dengan biaya bervariasi mulai dari Rp6,1 juta untuk enterprise pada tahun pertama saja dan jadi Rp2 juta pada tahun berikutnya.

Rencana bisnis

Danny menerangkan pada tahun lalu perusahaan yang aktif menggunakan layanan ini mencapai 80 perusahaan. Di antaranya DHL Supply Chain Indonesia, Jasa Marga, KMDI, Malaba, dan lainnya. Dilihat dari jumlah armada yang terkoneksi aktif dengan sistem Lacak.io ada sekitar 1.700 unit dengan pertumbuhan 376%.

Perusahaan ingin meningkatkan pencapaian tersebut hingga berkali-kali lipat pada tahun ini. Armada yang terkoneksi bisa mencapai 4 ribu dan menghubungkan 25 ribu kendaraan barang atau setara dengan 0,32% dari total keseluruhan kendaraan barang terdaftar di Indonesia.

Untuk mencapai itu, Lacak.io sedang mengembangkan layanan yang lebih menyasar ke visualisasi gambar dan video sehingga tidak hanya data kendaraan yang dapat terlihat, melainkan situasi lingkungan sekitar dapat terlihat. Bakal ada juga Driver Status Monitoring System untuk mengirimkan notifikasi saat supir terdeteksi ter-distract oleh smartphone, merokok, menelepon, atau kelelahan.

Berikutnya tim sedang menyiapkan Advance Driver Assistance System yang memungkinkan pendeteksian dua detik lebih dini untuk driver sehingga meminimalisir tingkat kecelakaan dari tabrakan belakang.

Perusahaan tengah mencari pendanaan eksternal untuk mengembangkan bisnis Lacak.io sebesar Rp6 miliar di tahun ini. Danny mengaku saat ini masih dalam proses pitching ke investor.

“Putaran paling pertama sebenarnya sudah sejak 2016 waktu itu bentuknya convertible note dari teman. Kalau benar-benar dari eksternal ini baru pertama kalinya.”

Sebanyak 60% dari dana tersebut nantinya akan digunakan untuk mendorong pemasaran dan membuka kantor perwakilan di beberapa provinsi seperti Jawa, Bali, Makassar, dan Medan. Sisanya untuk pengembangan teknologi, layanan, serta pengembangan tim operasional.