Fasilitas Baru nan Mewah Team Liquid Adalah Bukti Pesatnya Pertumbuhan Industri Esport

Bagi yang mengikuti perkembangan esport, nama Team Liquid pasti sudah terdengar familier di telinga Anda, terutama sejak tim Dota 2-nya menjuarai turnamen paling bergengsi The International tahun lalu. Selain mendatangkan hadiah sebesar $10,8 juta, prestasi luar biasa tersebut tentu saja menjadi motivasi Team Liquid untuk terus mengasah talenta masing-masing atletnya.

Salah satu caranya adalah dengan membangun pusat latihan baru yang demikian mewah, jauh melebihi ekspektasi kita terhadap tempat berlatihnya suatu tim esport. Fasilitas baru tersebut bisa dianggap sebagai kado istimewa dari salah satu sponsor utama Team Liquid, yakni Alienware, yang sudah menemani tim asal Belanda tersebut selama enam tahun.

Maka dari itu, jangan kaget melihat nama Alienware Training Facility terpampang di gedung seluas ± 740 meter persegi itu. Lokasinya berada di kota Santa Monica, tidak jauh dari kantor pusat Riot Games, pengembang game League of Legends (LoL). Rencananya, fasilitas baru ini memang bakal dijadikan markas untuk kedua tim LoL (profesional dan amatir) serta satu tim Counter-Strike milik Team Liquid.

Salah satu sudut ruang berlatih di Alienware Training Facility milik Team Liquid / VentureBeat
Salah satu sudut ruang berlatih di Alienware Training Facility milik Team Liquid / VentureBeat

Namun jangan bayangkan fasilitas ini sebagai warnet luar biasa besar dengan komputer berspesifikasi kelas dewa, sebab Team Liquid juga memperhatikan aktivitas-aktivitas di luar sesi latihan. Para atlet akan didorong untuk berolahraga di gym setiap pagi, dan seorang ahli nutrisi dipercaya meracikkan menu dan pola makan yang sehat bagi masing-masing atlet.

Bicara soal spesifikasi komputer, Alienware benar-benar totalitas dalam memanjakan salah satu tim kebanggaannya tersebut. Sederet monitor 4K 25 inci telah disiapkan, demikian pula sejumlah gaming laptop dan PC, termasuk halnya komputer kelas sultan Area 51. Saya yakin sebagian dari Anda pasti bertanya dalam hati, “buat apa spesifikasi setinggi itu kalau hanya untuk bermain League of Legends dan CS:GO?”

Tidak, semua itu tidak akan disia-siakan begitu saja, sebab fasilitas ini juga bakal dihuni oleh tim manajemen, dan yang paling penting, oleh 1UP Studios, yang tidak lain merupakan tim produksi video mandiri milik Team Liquid sendiri. Semuanya diharapkan bisa bekerja dan berkolaborasi secara efisien dengan adanya fasilitas terpusat seperti ini.

Sampai sekarang fasilitas ini masih dalam tahap pembangunan, akan tetapi Team Liquid sudah punya rencana untuk membangun fasilitas serupa lain di kampung halamannya apabila semuanya berjalan dengan baik. Juga tidak menutup kemungkinan adalah inisiatif dari tim esport lainnya untuk membangun fasilitas serupa, apalagi jika melihat pertumbuhan industri esport yang begitu pesat, serta melibatkan perputaran uang dalam skala luar biasa besar.

Sumber: VentureBeat.

Tim NXA Ladies Buka Kesempatan Bagi Anda Untuk Berkarier Sebagai Gamer Pro

Siapa yang tidak kenal Nixia dan NXA Ladies? Gamer dengan nama asli Monica Carolina itu memulai kariernya kira-kira delapan tahun silam di kancah lokal dan internasional, hingga akhirnya ia dilirik oleh sejumlah produsen hardware dan gaming gear ternama, memperoleh sponsor hingga ditunjuk sebagai brand ambassador. Tak heran jika perjalanan Nixia menginspirasi banyak gamer.

Ingin mengikuti jejak langkah Nixia? Ada kabar gembira untuk Anda. Tim management NXA Ladies baru saja menghubungi DailySocial dan mengabarkan bahwa mereka telah membuka pendaftaran calon anggota baru. Tujuannya selaras dengan visi awal tim all-female asal Indonesia itu, yakni demi memberikan kesempatan dan wadah bagi para gamer perempuan lain buat berkiprah di bidang ini apapun latar belakang mereka.

Perwakilan NXA Ladies menjelaskan pada saya, meski peluang ini mengarahkan Anda ke ranah gaming kompetitif, tujuannya bukanlah mengejar titel kemenangan, melainkan pengembangan passion dan mencari bakat-bakat terpendam. Jika sekedar mencari gamer pro saja, NXA yakin hal ini kemungkinan bisa menyurutkan antusiasme calon-calon anggota baru yang awam terhadap eSport. Meski demikian, tentu NXA Ladies punya harapan mereka akan berprestasi di waktu ke depan.

Reshuffle 2016

Dari bincang-bicang saya dengan manager NXA Fram Pramono, fokus utama mereka saat ini ialah memperkuat formasi divisi League of Legends, Dota 2 dan Overwatch. Individu-individu yang terpilih akan melewati tiga tahap penyaringan, yaitu audisi, bermain bersama anggota veteran NXA Ladies, dan selanjutnya mereka segera memasuki masa percobaan.

“Kenapa kami membuka perekrutan anggota baru?” kata sang manager. “Kami menyadari ada banyak wanita di luar sana yang ingin bergabung ke NXA Ladies.”

Tertarik? Simak dulu persyaratannya:

  • Mendapatkan izin dari keluarga atau orang tua.
  • Memiliki waktu untuk melakukan latihan secara rutin.
  • Mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan diri.
  • Siap mengikuti turnamen-turnamen baik lokal maupun global.
  • Mampu mengatur waktu secara bijaksana antara bermain dengan aktivitas akademis atau kehidupan sehari-hari.
  • Diprioritaskan bagi mereka yang bertempat tinggal di kota Jakarta dan sekitarnya atau Bandung.

Silakan segera daftarkan identitas Anda lewat tiga tautan ini: League of Legends, Dota 2 dan Overwatch. Saya menyarankan agar Anda  jangan menunda-nunda karena periode berlangsungnya program ini terbatas. Menariknya, tim NXA Ladies tidak memberikan batasan umur bagi calon peserta.

Mereka yang terpilih tentu akan memperoleh berbagai akomodasi layaknya gamer profesional seperti gaji bulanan, laptop gaming, serta gaming gear lainnya.

EDIT: ada sedikit update info.

Perangkat Wearable Ini Beri Anda ‘Pandangan 360 Derajat’ dalam Game CS:GO atau LoL

Dalam permainan kompetitif seperti CS:GO atau League of Legends, minimap merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dan berpengaruh besar pada kemenangan. Sayangnya masih ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan, sehingga seringkali pemain mengabaikan minimap dan otomatis kehilangan kesadaran akan posisinya di peta – atau yang gamer kenal dengan istilah map awareness.

Dampak buruknya? Pemain mudah disergap dari belakang atau samping di CS:GO. Contoh lain, komunikasi tim jadi kurang efektif dalam LoL karena pemain tidak mengetahui posisi rekan setimnya yang tengah diserbu oleh tim lawan. Singkat cerita, map awareness tidak kalah pentingnya dari sekadar bakat aiming dan respon cepat.

Masalah ini memicu sebuah startup bernama OmniWear Haptics untuk merancang solusi yang menarik. Bernama OmniWear Arc, perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah neckband yang dikalungkan di leher. Fungsinya adalah memberikan pengguna ‘pandangan 360 derajat’ lewat informasi minimap yang diterjemahkan menjadi getaran.

Menariknya, Arc sama sekali tidak perlu disambungkan ke komputer, dan pengguna juga tidak diminta untuk meng-install software tambahan. Arc bekerja dengan sebuah aplikasi smartphone yang dibekali teknologi computer vision untuk mengolah seluruh informasi yang ditangkap melalui minimap.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut: pasangkan ponsel pada mount yang tersedia dalam paket pembelian, dan arahkan kamera pada minimap. Ketika aplikasi mendeteksi ada musuh di belakang Anda, maka Arc akan menggetarkan sisi belakangnya dengan intensitas dan frekuensi yang beragam, tergantung seberapa dekat letak musuh.

OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics
OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics

Total ada 8 haptic actuator yang tersebar di bodi Arc, memberikan Anda petunjuk posisi musuh maupun objek lainnya dalam minimap sesuai delapan arah mata angin, alias 360 derajat. Dengan cara seperti ini, mata Anda bisa terus tertuju pada apa yang ada di hadapan Anda dan konsentrasi tidak harus buyar akibat harus melirik ke minimap.

Penggunaan smartphone terbilang menarik karena OmniWear sendiri bisa mengembangkan teknologinya tanpa perlu keterlibatan developer game. Sejauh ini baru CS:GO dan LoL saja yang didukung, tapi ke depannya OmniWear menjanjikan gamegame lain seperti misalnya Dota 2 dan lain sebagainya.

Saat ini OmniWear Arc ditawarkan melalui Kickstarter dengan harga early bird $99. Sayangnya OmniWear baru akan menawarkannya ke pasar Amerika Serikat dan Kanada saja.

Usung Elemen Dota, RoboMasters Hadir Sebagai Lawan Tangguh Buat Robot Wars

Upaya menghidupkan kembali game show teknologi populer BBC bertajuk Robot Wars disambut meriah oleh para pemirsa. Dengan arena, robot dan presenter baru, episode perdananya ditonton jutaan orang dan menjadi trending topic di jejaring sosial. Namun tim produksi Robot Wars tidak boleh terlena, karena ada pesaing yang tidak kalah menarik datang dari Tiongkok.

Diadakan oleh produsen spesialis drone dan videography udara DJI, RoboMasters ialah turnamen pertempuran robot tahunan pertama di China, berhasil memikat perhatian ratusan universitas, hampir 1.000 perusahaan teknologi, serta menghimpun puluhan ribu fans. Misi DJI adalah menyediakan sebuah wadah bagi para pelajar dalam menuangkan kreativitas dan kemampuan mereka.

Robomasters 1

Ada sejumlah alasan mengapa DJI RoboMasters berpotensi menyingkirkan Robot Wars ke posisi kedua sebagai acara turnamen robot terpopuler. Faktor terpentingnya adalah dari segi penyajian program. Memang sangat seru menyaksikan robot-robot saling menghancurkan, namun DJI punya twist unik dalam menghidangkan RoboMasters. Mereka membumbuinya dengan salah satu tema kegemaran penduduk Tiongkok: video game, atau lebih spesifiknya, formula MOBA.

Robomasters 2

RoboMasters menyuguhkan medan tempur mirip League of Legends atau Dota 2. Di sana ada dua tim berisi empat robot rover yang berupaya saling menghancurkan base lawan. Layaknya video game, arena menyediakan pilihan power-up – memberikan bonus serangan, pertahanan atau health. Ketika di Robot Wars, robot-robot di sana betul-betul saling melumat ala gladiator, RoboMasters mengusung arahan yang lebih ‘beradab’.

Tiap robot dilengkapi senjata proyektil dengan amunisi karet dan pelat yang bisa mendeteksi tekanan. Cara kerjanya mungkin sudah dapat Anda bayangkan: tembakan ke area tersebut akan mengurangi health lawan, dan jika health habis, maka robot jadi non-aktif. Power-up bisa diperoleh di area-area tertentu dalam arena atau menyelesaikan tantangan – contohnya ‘computer vision‘, menantang pemain buat menembak sasaran bergerak. Menariknya lagi, semuanya disuguhkan lewat perspektif orang pertama, mirip game shooter.

Robomasters 3

Buat mempertahankan base, tiap tim mempunyai tipe robot berbeda, terdiri dari infantri, hero, drone (UAV) dan stasiun pengisian amunisi. Infantri hanya bisa menembakkan amunisi karet, sedangkan hero dipersenjatai bola golf. Bola golf lebih susah diperoleh dan dapat menghasilkan damage lebih besar. Untuk mendapatkannya, tim harus mendesain sistem mekanik yang tepat dan efisien, misalnya memanfaatkan drone buat mengumpulkan bola golf.

Pendekatan distingtif ini sudah pasti memberikan RoboMasters keunggulan dibanding Robot Wars serta meningkatkan peluang bagi DJI dalam merangkul khalayak lebih luas – terutama kalangan gamer.

Update: Anda bisa saksikan ringkasan mengenai RoboMasters lewat video persembahan The Verge di sini:

Masih penasaran? Simak juga video-video RoboMasters di bawah:

Sumber: The Verge & RoboMasters. Gambar: RoboMasters.

Mouse Razer Naga Hex V2 Dioptimalkan untuk Game Ber-genre MOBA

Skill dan teamwork adalah dua atribut terpenting kalau Anda ingin menjadi jawara dalam permainan MOBA, entah itu Dota 2, League of Legends, Heroes of the Storm maupun yang lainnya. Akan tetapi dalam banyak kasus, peripheral yang tepat – keyboard dan mouse – bisa menopang dua atribut tersebut lebih maksimal lagi.

Bagi Anda yang gemar bermain genre MOBA, Razer punya mouse anyar yang dirancang khusus buat Anda. Bernama Naga Hex V2, Razer tak segan menyebutnya sebagai mouse OP alias overpowered, sebuah istilah untuk menggambarkan skill tingkat dewa di kalangan para gamer.

Jantung Naga Hex V2 adalah sensor laser 5G 16.000 DPI yang memastikan pergerakan kursor Anda lincah sekaligus akurat, tidak peduli ukuran layarnya sebesar apa – mau multi-monitor atau layar 4K sekalipun. Desainnya pun dirancang seergonomis mungkin untuk dipakai dengan tangan kanan.

Razer Naga Hex V2 datang bersama tujuh tombol macro beserta grip bertekstur di tengahnya / Razer
Razer Naga Hex V2 datang bersama tujuh tombol macro beserta grip bertekstur di tengahnya / Razer

Namun yang menjadi sorotan utama justru adalah tujuh tombol ekstra berdesain memutar di sisi kiri mouse. Tombol-tombol ini bisa diprogram sesuai kebutuhan, dan tepat di tengahnya adalah sebuah grip karet bertekstur agar ibu jari pengguna selalu siap dengan aksi berikutnya.

Menurut pengakuan salah satu pemain LoL terbaik sejagat, Lee “Faker” Sang-hyeok, penempatan tombol ekstra pada Naga Hex V2 memungkinkan pemain untuk bereaksi dengan cepat dan akurat tanpa ada resiko salah klik. Hal ini penting mengingat salah klik bisa berakibat fatal dalam sebuah permainan MOBA.

Sebagai pemanis, Razer turut menyematkan teknologi pencahayaan Chroma yang bisa diprogram dalam 16,8 juta pilihan warna dan efek yang beragam lewat software Razer Synapse. Melalui software yang sama ini pula pengguna juga bisa mengunduh profil khusus yang telah dioptimalkan untuk game MOBA, utamanya LoL dan Dota 2.

Razer Naga Hex V2 saat ini sudah dipasarkan seharga $80. MOBA mania yang tengah mengincar mouse baru sepertinya bisa melirik penawaran Razer yang satu ini.

Sumber: Razer.

Logitech G Meriahkan Kompetisi Esport Garena LGS Summer 2016 dengan Peripheral Terbarunya

Kancah esport tanah air kembali dimeriahkan oleh ajang kompetisi 2016 Garena League of Legends Garuda Series Summer Split (Garena LGS Summer). Setiap hari Sabtu mulai tanggal 14 Mei 2016 sampai tiga bulan ke depan, sejumlah tim akan bertarung memperebutkan titel juara.

Dalam rangkaian event ini, Logitech G yang berperan sebagai sponsor rupanya juga berupaya untuk memberikan pengalaman gaming kelas atas bagi para peserta. Pabrikan peripheral tersebut tidak segan mengerahkan produk-produknya yang terkini, seperti headphone Logitech G633 Artemis Spectrum, serta dua keyboard gaming teranyarnya, Logitech G810 Orion Spectrum RGB dan G610 Orion Brown.

Esports kian tumbuh dan populer di Indonesia, kehadiran kami di Garena LGS Summer memberi kesempatan bagi para peserta untuk merasakan pengalaman gaming luar biasa dengan perlengkapan gaming Logitech,” terang Ismail Maksum selaku Country Manager Logitech Indonesia dalam siaran persnya.

Headphone ini akan banyak menghiasi telinga peserta Garena LGS Summer 2016 / Logitech
Headphone ini akan banyak menghiasi kepala peserta Garena LGS Summer 2016 / Logitech

Garena LGS Summer sendiri akan diawali dengan babak liga yang berlangsung selama tujuh minggu ke depan. Setiap minggunya akan berlangsung 8 pertandingan berbeda, dan 4 di antaranya akan ditayangkan secara live di channel YouTube resmi League of Legends Indonesia.

Pada akhir klasemen, empat tim di posisi teratas berhak mengikuti babak playoff yang akan diselenggarakan setelah Hari Raya Idul Fitri, dan pemenang dari setiap pertandingan akan bertemu di babak Grand Final.

Tencent Coba Saingi Xbox dan PlayStation Dengan Console Buatan Mereka?

Nintendo, Sony dan Microsoft adalah tiga nama yang selalu kita ingat begitu mendengar kata console. Hal itu memang tidak mengherankan. Tanpa menyertakan microconsole Android, belum ada produsen yang mencoba menggarap platform permainan sekelas mereka. Tapi satu raksasa gaming Tiongkok mencoba mengubah tren ini dengan upaya pengembangan sistem game baru.

Dilaporkan oleh AllChinaTech, Tencent selaku perusahaan induk dari kreator League of Legends serta pemegang hampir separuh saham Epic Games menyingkap ‘Tencent Games Platform Box’ di acara CES Asia Shanghai, yaitu sebuah console bernama Blade. Mereka tidak melakukannya sendirian. Untuk mengerjakan proyek ini, Tencent menggandeng nama-nama besar di industri teknologi seperti Intel dan Haier.

Intel bertanggung jawab menyediakan platform komputasi beserta teknologi-teknologi pendukung, contohnya sistem smart home dan kapabilitas sensing; sedangkan Haier bertugas pada proses produksi. Tencent sendiri berperan sebagai pengembang konten, menyiapkan wadah inkubasi dan membantu proses import konten game. Namun ketika digali lebih dalam, Blade malah lebih menyerupai Steam Machines dibanding PlayStation 4 atau Xbox One.

Dari sebuah foto, Balde mempunyai bentuk tajam, seperti mobil sport. Wujudnya mengingatkan saya pada penampilan gaming PC, bertubuh hitam ditambah LED merah. Kesamaannya dengan komputer tidak berhenti sampai di sana. Console ditenagai oleh prosesor Intel generasi keenam, dan tampaknya konsumen bisa memilih antara versi i3, i5 atau i7. Kemudian Blade juga berjalan di atas sistem operasi Windows 10.

Lalu apa bedanya Blade dengan PC ataupun console tradisional? Tencent bermaksud mengubah cara kita berinteraksi ke sistem permainan. Sang perusahaan asal Shenzhen itu melengkapi Blade bersama ‘mode TGP Box’ di mana Anda dapat mengunduh dan meng-update konten dari store, serta juga menikmati game secara lokal atau via live stream.

Sejauh ini, Tencent telah menghadirkan beberapa judul permainan mereka di Blade, misalnya League of Legends, FIFA Online 3, NBA 2K Online, Monster Hunter Online, Need for Speed: Hot Pursuit Tournament, dan lain-lain. Tencent juga mempunyai agenda untuk menambah koleksi game, terutama dari developer third party.

Untuk sekarang, belum diketahui informasi lebih rinci mengenai spesifikasi dan teknologi di belakang Tencent Games Platform Box, serta kapan Blade akan tersedia di luar wilayah China.

Via Neowin.

Garena Ungkap Info Mengenai Update FIFA Online 3, Turnamen LGS Series 6, dan PBGC 2016

Sejak diluncurkan, layanan Garena mengalami perkembangan sangat pesat di Asia. Dengan menggandeng perusahaan ternama seperti EA dan Riot Games, mereka berhasil menghimpun belasan juta user aktif tiap bulan. Dan belakangan ini, sang publisher kembali gencar mengadakan media gathering untuk membahas produk serta event yang sedang mereka langsungkan.

Di pembukaan presentasinya, perwakilan Garena kembali mengungkap satu visi mereka: memajukan esport di Indonesia. Salah satu upaya paling signifikannya ialah dengan melaksanakan berbagai turnamen game serta melakukan kampanye ‘Kami main bersih’. Dalam acara itu, Garena fokus pada tiga tema: update FIFA Online 3, kompetisi League of Legends Garuda Series 6, dan Point Blank Garena Championship 2016.

FIFA Online 3

Merayakan ulang tahun kedua yang jatuh pada tanggal 16 Maret 2016, FIFA Online 3 Indonesia memperoleh update versi serta engine. Selain menyuguhkan kulitas visual lebih baik, varian baru Impact Engine mendongkrak level realisme gerakan para pemain, sehingga terlihat lebih halus dan nyata. Pesepak bola terkenal seperti Ronaldo dan Messi jadi lebih menyerupai aslinya.

Garena Media Gathering 01

Pembaruan roster pemain sesuai perpindahaan dari musim 2014 ke 2015 tak lupa diberlakukan lewat update tersebut. Contohnya, Raheem Sterling telah ditransfer dari Liverpool ke Manchester City, Angel Di Maria dari Manchester United ke PSG, Memphis Depay dari PSV Eindhoven ke Manchester United, dan lain sebagainya. Kemudian pemain seperti Martial, Lewandowski, Rodriguez serta Sanchez juga memperoleh kenaikan status atribut di masing-masing klub.

Garena Media Gathering 06

Manager-manager dapat menikmati bonus di beragam mode permainan. Misalnya penambahan hadiah saat level meningkat, disesuaikan dengan level yang telah diraih. Bonus mode ranking, liga dan cup turut diseimbangkan ‘demi menjangkau’ manager yang menyukai tipe permainan berbeda.

Garena Media Gathering 02

Perayaan ulang tahun FIFA Online juga dimeriahkan dengan penyelenggaraan Anniversary Tournament di 32 Kota, serta Newbie Tournamen di 24 kota buat menjangkau gamer-gamer baru.

League of Legends Garuda Series 6 Final Week

Garena mengumumkan bahwa Team Terserah (TSR) merupakan tim terakhir yang masuk ke babak empat besar LGS musim keenam. Tim bersisi pro gamer dari Indonesia-Tiongkok ini lolos setelah sukses mengalahkan Jakarta Juggernauts di babak tiebreaker karena kedua tim berbagi posisi empat di penghujung group stage. Alhasil, Jakarta Juggernauts gagal melangkah ke playoff buat pertama kalinya sejak event berlangsung.

Garena Media Gathering 03

JOY (The Jokes on You) asal Makassar juga gagal terbang ke Jakarta karena dibungkam dua kali oleh Team Terserah. Mereka mesti puas duduk di urutan keenam klasemen sesudah kalah melawan J2G di match tiebraker.

Tiga tim lain yang sudah mengamankan tempat di babak empat besar meliputi Kayana Gaming, Zero Latitude, serta sang jawara Revival Esports. Rencananya, pertandingkan diadakan hari Sabtu tanggal 19 Maret besok. Terserah akan berhadapan dengan Revival, lalu Kayana akan berlaga melawan Zero Latitude. Pemenang dijadwalkan untuk bertemu di panggung grand final tanggal 20 Maret 2016, berlokasi di The Ice Palace Lotte Shopping Avenue.

Garena Media Gathering 04

Garena telah menyiapkan uang sebesar Rp 250 juta sebagai hadiahnya: Rp 100 juta untuk posisi podium, Rp 50 juta buat runner-up, Rp 15 juta untuk pemenang ketiga serta keempat, dan sisanya dibagi sesuai urutan. Hanya juara satu sampai empat yang berhak mendapatkan set gaming gear.

Point Blank Garena Championship 2016

Setelah tersaring dalam penyisihan offline-online regional di awal bulan Maret silam, Garena mengumpulkan delapan tim buat mewakili wilayah mereka di final PBGC 2016. Seminggu kemudian, juara turnamen tahun lalu N1CS Turbo ZL asal Surabaya memastikan diri menjadi tuan rumah berkat keberhasilan mereka melewati penyisihan Region Pusat 2 bersama Wow QDNA dari Semarang. Di bawah ini daftar lengkapnya:

  • CC Nasa PRFS – Palembang
  • FFPS GTH 186 – Batam
  • Wow QDNA – Semarang
  • N1CS Turbo ZL – Surabaya
  • FFPS GF7 – Jakarta
  • We Made Legend 186 – Bandung
  • Avil_NGC. Team – Banjarmasin
  • Tenb389 – Palangkaraya

Garena Media Gathering 09

Final akan diselenggarakan di Surabaya Town Square pada hari Minggu tanggal 27 Maret, dari pukul 9:00 pagi sampai 18:00 sore. Ada total hadiah Rp 350 juta menanti para pemenang, dan juara pertama berhak membawa pulang Rp 100 juta ditambah satu tiket untuk mewakili Indonesia di ajang Point Blank World Challenge 2016 di Korea Selatan nanti.

Garena Media Gathering 08

Garena Media Gathering 07

PC Kalahkan Mobile Dalam Penjualan Konten Digital, Hasilkan $ 6,3 Miliar di 2015

Perangkat bergerak memang bukan lagi jadi sekedar alat komunikasi. Banyak orang mengaggapnya sebagai medium hiburan serbaguna, yang cepat atau lambat akan menggeser posisi home console dan PC. Puluhan juta user Steam mungkin tidak setuju dengan pendapat tersebut, dan laporan terbaru dari SuperData Research bisa menampiknya.

Firma riset pasar yang didirikan oleh veteran industri gaming itu menyampaikan bahwa meskipun kita menyaksikan sendiri meroketnya mobile gaming, PC belum mampu ditumbangkan. SuperData mengumumkan, game-game PC mengalahkan mobile dalam penjualan koten digital, memperlihatkan angka US$ 6,3 miliar versus US$ 6,18 miliar di tahun 2015.

Bisa mudah ditebak, ‘kemenangan’ ini merupakan kontribusi dari kombinasi game-game MMO free-to-play, MMO berbasis langganan, serta judul-judul esport. Dalam setahun, permainan-permainan PC tersebut menghasilkan lebih dari US$ 32 miliar, dan penyumbang pemasukan terbesar tak lain adalah permainan MOBA favorit ciptaan Riot Games, League of Legends.

Di bawah ini daftar top ten permainan komputer personal dengan penjualan konten digital terbanyak:

  1. League of Legends – US$ 1,628 miliar
  2. CrossFire – US$ 1,110 miliar
  3. Dungeon Fighter Online – US$ 1,052 miliar
  4. World of Warcraft – US$ 814 juta
  5. World of Tanks – US$ 446 juta
  6. Lineage – US$ 339 juta
  7. Maplestory – US$ 253 juta
  8. Dota 2 – US$ 238 juta
  9. Counter-Strike: Global Offensive – US$ 221 juta
  10. Grand Theft Auto V – US$ 205 juta

Silakan bandingkan dengan game mobile:

  1. Clash of Clans – US$ 1,345 miliar
  2. Game of War: Fire Age – US$ 799 juta
  3. Puzzle & Dragons – US$ 729 juta
  4. Candy Crush Saga – US$ 682 juta
  5. MonsterStrike – US$ 674 juta
  6. Candy Crush Soda Saga – US$ 518 juta
  7. Fantasy Westward Journey – US$ 451 juta
  8. Colopl Rune Story – US$ 356 juta
  9. Disney Tsum Tsum – US$ 326 juta
  10. Boom Beach – US$ 297 juta

Console memang berada di tempat terakhir dengan total ‘hanya’ US$ 4 miliar selama setahun, namun penjualan digital di platform itu mengalami lonjakan paling besar, yaitu 34 persen. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Call of Duty: Advanced Warfare – US$ 355 juta
  2. FIFA 15 – US$ 332 juta
  3. Grand Theft Auto V – US$ 322 juta
  4. Destiny – US$ 291 juta
  5. Call of Duty: Black Ops III – US$ 224 juta
  6. FIFA 16 – US$ 212 juta
  7. Fallout 4 – US$ 108 juta
  8. Star Wars Battlefront – US$ 106 juta
  9. Madden NFL 16 – US$ 76 juta
  10. Madden NFL 15 – US$ 73 juta

Dari data ini, tiga publisher yang memperoleh pendapatan terbesar adalah Activision (US$ 2,9 miliar), Supercell (US $1,64 miliar) and Tencent (US$ 1,62 miliar). Kemudian selain League of Legends, game-game paling menguntungkan meliputi Clash of Clans (US$ 1,3 miliar), CrossFire (US$ 1,1 miliar) and Dungeon Fighter Online (US$ 1,05 miliar).

Walaupun judul-judul F2P tampak mendominasi, laris manisnya penjualan Grand Theft Auto V, Fallout 4 dan The Witcher 3 mengindikasikan lebih banyak gamer PC mengadopsi metode transaksi digital.

Gambar header: Shutterstock.

ESPN Luncurkan Portal Resmi Esport

Bagi banyak orang, nama ESPN selalu lekat dengan penayangan beragam program dan pertandingan olahraga. Sebagai pionir di bidang itu, ESPN sempat mengungkap kegembiraan dan sedikit ketertarikan pada esport berkat suksesnya The International 2014. Tapi upaya menciptakan ‘ESPN-nya esport‘ malah terdengar dari Activision Blizzard saat mereka mengakuisisi MLG.

Mengejutkannya, Activision malah didahului oleh ESPN sendiri. Channel spesialis acara olahraga yang oleh dimiliki Disney tersebut meluncurkan portal esport resmi mereka. ESPN Esport saat ini fokus pada tiga judul permainan, yaitu League of Legends, Dota 2 dan Hearthstone. Di sana, Anda bisa menyimak artikel-artikel serta video feature dan rekaman pertandingan.

Langkah ini terbilang menarik karena presiden ESPN John Skipper dahulu pernah bilang bahwa esport bukanlah olahraga. Ia menjelaskan, seperti pertandingan catur dan checkers, esport lebih cocok dikategorikan sebagai kompetisi. Skipper juga menuturkan, dirinya lebih tertarik pada ‘olahraga sungguhan’. Tanpa memberi aba-aba, langkah tersebut dieksekusi ESPN kurang dari dua minggu setelah Activision membeli Major League Gaming.

Di sebuah artikel, senior writer Darren Rovell menjelaskan, perhatian publik pada esport telah melambung tinggi dari mulai penyebarannya di Asia dan Eropa hingga tiba di Amerika. Ia mengambil contoh dari penjualan tiket final League of Legends World Championship 2013 yang ludes cuma dalam tiga menit, ditambah selalu habisnya tiket Dota 2 The International selama dua tahun berturut-turut.

Hebatnya lagi, esport juga tidak kalah seru jika disaksikan secara online. Berdasarkan pengakuan Riot Games, final League of Legends antara SKT dan Koo Tigers beberapa bulan silam ditonton oleh 14 juta pasang mata bersama-sama. Saat ini, terhitung ada 200 gamer profesional berpartisipasi di ranah tersebut, dengan pemasukan minimal sekitar US$ 40.000. Buat perbandingan, uang sebanyak itu dihasilkan oleh pemain tennis urutan ke-150 atau pegolf urutan ke-330 dunia selama satu tahun.

Aspek lain yang memperkuat argumentasi bahwa esport sangat mirip olahraga sejati ialah tiap-tiap tim gamer memiliki pelatih, manager, analis, serta psikolog sendiri. Gamer profesional tidak perlu memikirkan hal apapun kecuali pertandingan.

Untuk sekarang, ESPN baru mengonfirmasi dukungan pada tiga judul game di atas. Namun di bagian bawah website, kita dapat menyaksikan video recap dari final WCS StarCraft 2 2015 di BlizzCon. Ada kemungkinan ESPN akan merangkul lebih banyak permainan kompetitif, termasuk Smash Bros. berdasarkan info dari tweet general editor.