#NgobrolinStartup “Building Healthy Lifestyle Ecosystem in Indonesia”

Di Indonesia mulai banyak yang menggemari tren hidup sehat. Mulai dari rutin berolahraga seperti lari dan yoga hingga urusan makanan. Tren ini yang coba dieksplorasi oleh Lemonilo, salah satu consumer-tech brand yang menawarkan berbagai produk alami, terjangkau, dan praktis untuk mendukung pola hidup sehat.

Selengkapnya dapat disimak dalam Podcast #NgobrolinStartup “Building Healthy Lifestyle Ecosystem in Indonesiabersama Shinta Nurfauzia, Co-Founder & Co-CEO Lemonilo. Tinggal klik aja tombol play di bawah ini.

Episode 78 Part One #Lemonilo “Building Healthy Lifestyle Ecosystem in Indonesia”

Episode 78 Part Two #Lemonilo “Building Healthy Lifestyle Ecosystem in Indonesia”

Kamu juga dapat menyimak episode #NgobrolinStartup lainnya di halaman ini, ya!

Bagaimana Keluarga Bersama Membangun Startup

Industri startup yang dinamis menarik berbagai talenta untuk andil di dalamnya. Tak terkecuali mereka yang memiliki pertalian darah, alias kakak-adik atau bahkan saudara kembar. DailySocial mencatat beberapa startup yang didirikan keluarga ini mampu bertahan dan tetap relevan di kancah persaingan industri.

Startup-startup ini bergerak di industri media, foodtech, gaming, dan fintech. Berikut ini beberapa pembahasan tentang pengalaman dan dukungan keluarga ketika membangun startup.

Anton dan Roki: hobi dan minat yang sama

Anton dan Roki Soeharyo
Anton dan Roki Soeharyo

Saat mendirikan Touchten, kakak beradik Anton dan Roki Soeharyo memiliki hobi yang sama, yaitu game, yang diturunkan langsung oleh ayah mereka. Melihat peluang yang ada, ketika dewasa, Anton dan Roki memutuskan mendirikan perusahaan gaming di Indonesia.

“Awalnya hanya berpikiran jika bisa main game dan ‘digaji’. Setelah kami dewasa kami mulai ‘evolve‘ dan memutuskan untuk menciptakan game sendiri. Akhirnya kami berpikir bagaimana startup kami dapat mengangkat industri game Indonesia,” kata Anton.

Touchten sendiri berdiri sejak tahun 2009. Meskipun didirikan bersama sang adik, kini Anton fokus mengembangkan platform PlayGame dan MainGame. Roki kini menjabat sebagai CEO, menggantikan posisi Anton.

Blood is thicker than water. Walau beda perusahaan, pastilah selalu adik saya ada di hati. Kalau ada yang bisa saya bantu dari dukungan moral atau dukungan apapun pastinya akan dibantu. Sebagai entrepreneur pastinya kita perlu dukungan moral atau sekedar temen curhat,” kata Anton.

Untuk mereka yang ingin mendirikan startup bersama keluarga, Anton membagikan tips menarik berdasarkan pengalaman dirinya membangun bisnis bersama sang adik.

“Yang pasti sulitnya adalah maintain clear distance antara keluarga dan bisnis. Be professional, harus tegas antara keluarga dan kolega. Saat di rumah boleh menjadi kakak dan adik, tapi ketika menginjak kaki di kantor harus profesional biar bisa maju,” kata Anton.

Mario, Marbio, dan Marius Suntanu: Work-life balance

Marius, Mario dan Marbio Suntanu
Marius, Mario, dan Marbio Suntanu

Yummy Corp berawal dari visi Mario Suntanu yang melihat perkembangan industri food delivery yang semakin pesat di mana-mana, termasuk di Indonesia. Mario menggaet adik-adiknya, Ismaya Group, dan Co-Founder lainnya (Juan Chene dan Daisy Harjanto) untuk membangun perusahaan bersama.

Tahap pertama startup dipimpin Marbio Suntanu sebagai Managing Director untuk membangun bisnis yang memberikan makan siang yang sehat, lezat, membantu produktivitas, namun tetap terjangkau. Di tahun 2018, Mario bergabung secara full-time di Yummy Corp sebagai CEO. Di tahun yang sama, Marius Suntanu bergabung sebagai Food Development Director dan bertanggung jawab atas semua variasi makanan Yummy Corp. Dalam satu tahun, tim yang dipimpinnya berhasil menghadirkan sekitar 11.350 variasi menu berbeda.

Salah satu kunci keberhasilan Yummy Corp adalah hubungan positif antar saudara. Serupa dengan dengan hubungan rekan kerja lainnya, masing-masing harus bisa saling support di berbagai situasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah saling menghargai pendapat dengan expertise di bidang masing-masing agar saling melengkapi.

“Kelebihan menjadi satu keluarga, diskusi dan brainstorm di luar office hour sangat mungkin dilakukan saat kumpul keluarga. Namun diperlukan batasan sampai mana diskusi itu berlanjut agar work-life-balance tetap terjaga dan hubungan keluarga saat di luar kantor tetap hangat,” kata Mario.

Kombinasi expertise Ivan Tambunan, Mikhail Tambunan, dan Christopher Gultom

Mikhail Tambunan, Christopher Gultom, Ivan Tambunan
Mikhail Tambunan, Christopher Gultom, dan Ivan Tambunan

Keunggulan yang diklaim dimiliki CEO Ivan Tambunan, CFO Mikhail Tambunan, dan Chief Credit Officer Christopher Gultom adalah expertise masing-masing. Hal tersebut mendukung Ivan semakin percaya diri menetapkan strategi dan memimpin pengembangan produk Akseleran. Masing-masing bertanggung jawab berdasarkan skill dan pengalaman kerja dalam menjalankan perusahaan.

“Didukung dengan background masing-masing yang berhubungan di bidang keuangan, kita mempunyai visi yang sama yaitu mengurangi financing gap yang ada di Indonesia, dan yang paling besar itu dialami oleh UKM,” kata Christopher.

Menurut Mikhail, hal yang paling berat adalah bagaimana tetap menjaga hubungan saudara di tengah hubungan profesional di perusahaan. Jika visi misi serta tugas dan wewenang tidak jelas, maka hal parah bisa terjadi adalah keretakan di hubungan persaudaraan.

Bagi Ivan, meskipun memiliki risiko konflik yang bisa merusak hubungan, banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika mendirikan startup bersama keluarga, terutama pada aspek dukungan moral dan kepercayaan satu sama lain.

“Yang terpenting, startup harus dijalankan dengan merit based. Jadi membangun bersama keluarga bukan hanya karena hubungan kekeluargaan [nepotisme] melainkan karena memang expertise dari masing-masing pihak. Selain itu dari awal sudah harus kompak dan memutuskan untuk transparan dan fair terhadap satu sama lain,” kata Ivan.

Winston dan William Utomo: bisnis media

William dan Winston Utomo
William dan Winston Utomo

Sebagai CEO IDN Media, Winston Utomo mengawali bisnis berbentuk situs bernama IDN Times bersama sang adik William sejak tahun 2014 lalu. Kini IDN Times menjadi platform media berbagai generasi, khususnya generasi muda, walaupun keduanya tidak memiliki pengalaman di bidang jurnalistik.

Sayangnya Winston dan William Utomo tidak menanggapi permintaan wawancara yang dilayangkan DailySocial terkait pengalamannya memulai dan menjalankan bisnis bersama saudara ini.

Dukungan moral Reynold dan Ronald Wijaya

Ronald dan Reynold Wijaya
Ronald dan Reynold Wijaya

Berbeda dengan kakak-adik pendiri startup lainnya, Reynold dan Ronald Wijaya memiliki startup di industri yang berbeda. Reynold Wijaya CEO Modalku yang menyasar industri fintech, sementara saudara kembarnya Ronald Wijaya membangun bisnis healthy food product bernama Lemonilo.

Meskpun berbeda, saat mulai membangun bisnis masing-masing saling memberikan dukungan moral. Hal tersebut dirasakan benar oleh Ronald yang sempat mengalami kesulitan saat membangun startup pertamanya, yaitu Konsula.

“Di saat-saat kelam itu, justru saya mendapatkan banyak dukungan moral dari Reynold, dan of course dari istri dan keluarga lainnya. Karena sifat nature dari bisnis kita yang sangat berbeda, maka saya lebih banyak mendapatkan dukungan moral. Tetapi menurut saya, dukungan moral sebenarnya jauh lebih penting daripada hal lainnya. Banyak saat-saat dimana kita mau menyerah, tapi akhirnya bangkit kembali karena dukungan moral tersebut,” kata Ronald.

Sebagai saudara, hubungan Reynold dan Ronald sangat dekat. Keduanya bisa saling mengandalkan dan terbuka satu sama lainnya. Sebagai saudara kembar, mereka dari lahir sampai universitas selalu di sekolah yang sama.

“Tentunya kami saling mendukung satu sama lain dan dalam menjalankan bisnis mencoba yang terbaik untuk memberikan masukan terhadap perkembangan bisnis, memecahkan masalah, atau menumbuhkan perusahaan dengan baik,” kata Reynold.

Untuk mereka yang ingin membangun startup bersama adik atau kakak, ada tips menarik yang dibagikan Ronald dan Reynold. Meskipun mereka memutuskan untuk tidak mendirikan bisnis bersama, namun ada pelajaran penting yang menjadi fokus keduanya.

“Hal terbaik bila tetap ingin membuat usaha bersama adalah boleh kok untuk dari awal membagi saham kepada keluarga lainnya, asal jelas. Tetapi dari hal manajemen, jangan ada dua suara. Harus menentukan siapa kapten kapalnya sehingga bisa membedakan dengan jelas antara manajemen dengan kepemilikan,” kata Ronald.

Memahami Strategi Membangun Ekosistem “Healthy Lifestyle” Lewat Produk dan Teknologi

Kemajuan teknologi semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan beragam informasi seputar gaya hidup sehat dengan spektrum yang sangat luas. Hal ini dimanfaatkan oleh para pelaku startup sebagai peluang untuk menghadirkan solusi kesehatan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Di Indonesia, salah satu startup yang bermain di area gaya hidup sehat adalah Lemonilo. Startup ini memposisikan dirinya sebagai qurated marketplace yang menyediakan produk-produk alami untuk dapat mendukung ekosistem gaya hidup sehat masyarakat Indonesia.

Pada sesi #SelasaStartup kali ini, Co-founder & CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia membagikan beberapa poin penting mengenai upaya membangun ekosistem gaya hidup sehat melalui produk dan teknologi.

Membidik target pasar secara bertahap

Menurut Shinta, keinginan hidup sehat dapat dijangkau oleh siapapun. Namun, hal ini kurang didukung karena banyaknya permasalahan pada sektor kesehatan di Indonesia. Situasi ini dapat diselesaikan dengan memanfaatkan produk teknologi.

Pada kasus Lemonilo, startup ini ingin berkontribusi terhadap ekosistem gaya hidup sehat dengan memproduksi dan mendistribusikan produk alami ke masyarakat. Shinta menyebut pentingnya menentukan hipotesis dalam menentukan target pasar.

Ia mencontohkan bagaimana Lemonilo menerapkan strategi product-market-fit dengan hipotesis produk Lemonilo cocok dikonsumsi 80 juta orang. Mengapai demikian?

“Perhitungannya adalah kelas berpenghasilan Rp4 juta ke atas adalah segmen pasar yang sudah bisa memikirkan decision purchasing, seperti kualitas makanan apa yang bisa dijangkau konsumen,” ungkapnya.

Seiring berkembangnya bisnis, Lemonilo mulai masuk ke segmen mass market, di mana target pasarnya semakin lebar. Hal ini turut dipicu oleh kehadiran Mi Instan Lemonilo sebagai produk alami yang kini dinilai mulai masuk ke dalam ekosistem gaya hidup sehat masyarakat Indonesia.

Memahami konsumen melalui produk dan teknologi

Catatan lainnya adalah melakukan edukasi terhadap masyarakat Indonesia untuk melakukan gaya hidup sehat. Shinta menilai upaya edukasi ini tidak bisa dilakukan hanya beberapa kali saja. Perlu ada strategi khusus yang memudahkan target pasar untuk lebih memahami gaya hidup sehat.

“Kita tahu bahwa rata-rata tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah. Nah, kami selalu mengedukasi gaya hidup sehat dengan gaya bahasa yang mudah dicerna pasar,” tutur Shinta.

Selain itu, kami memanfaatkan teknologi untuk mengenali dan memahami konsumen dan apa yang mereka inginkan. Dalam hal ini, kami selalu meluncurkan produk baru melalui online channel, lalu mengirimkan survei kepada konsumen untuk mendapatkan masukan terhadap produk tersebut.

“Pada strategi lainnya, kami mempercepat R&D dan product cycling. Kami mengembangkan produk yang memiliki cycle lebih cepat dibandingkan produk dari perusahaan FMCG. Hal ini kami lakukan supaya biaya lebih efisien, serta dapat menganalisis hasil dan dampak ke konsumen menggunakan data,” ujarnya.

Memanfaatkan jalur online dan offline

Shinta berujar selalu ada barrier entry bagi konsumen yang tertarik mencoba gaya hidup sehat saat membeli produk online, yaitu ongkos kirim. Menurutnya, konsumen cenderung reluctant saat membeli tanpa ada subsidi ongkos kirim, apalagi kalau product size-nya tidak seberapa.

Dalam mengatasi isu ini, ia menilai pentingnya pemanfaatan toko offline (minimarket dan supermarket) dengan harga jual yang sama dengan toko online. Hal ini tentu dapat mengakomodasi segmen pasar yang tidak dapat menjangkau produk secara online.

“Kami juga menetapkan strategi baru dengan memfokuskan platform untuk produk dari brand sendiri. FMCG dulu biasanya hanya punya 1-2 produk sukses karena produksi, peluncuran, dan distribusi ke supermarket butuh biaya sangat besar,” ungkap Shinta.

Berbeda perusahaan FMCG, model bisnis seperti Lemonilo memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan banyak produk dan meluncurkannya via online. Adapun, distribusi offline hanya berlaku bagi produk yang sukses di pasar saja.

Kantongi Pendanaan Baru, Lemonilo Kembangkan Teknologi dan Tambah Varian Produk

Lemonilo, platform e-commerce yang fokus kepada makanan organik (alami) dan makanan-makanan sehat lainnya untuk mendukung pola hidup sehat, mengumumkan perolehan pendanaan baru dari Alpha JWC Ventures dan Unifam Capital.

Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang diberikan, namun CEO dan Co-Founder Lemonilo Shinta Nurfauzia kepada DailySocial menyebutkan, dana segar tersebut akan digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan di platform dan menambah produk baru.

“Pendanaan ini sudah kami finalisasi sejak bulan Juli lalu. Selain mengembangkan teknologi platform di situs dan aplikasi nantinya, kami juga berniat untuk menambah produk CPG (Clinical Practice Guidelines),” kata Shinta.

Produk sehat terkurasi

Saat ini Lemonilo telah memiliki 10 produk CPG, di antaranya adalah mie goreng alami dan kaldu pelezat alami. Secara khusus Lemonilo menghadirkan produk terkurasi dari bahan-bahan yang sehat untuk pelanggan. Mengklaim sebagai layanan yang mempertemukan teknologi dengan perusahaan FMCG dan mengedepankan model bisnis M2C (manufacturer-to-consumers).

“Operasi kami terdiri dari melakukan kurasi, membuat dan mendistribusikan. Setelah di kurasi dan memastikan produk yang kami pilih bebas dari bahan yang dikategorikan tidak baik untuk kesehatan, kami kemudian menjualnya dalam marketplace yang terkurasi,” kata Shinta.

Lemonilo juga melakukan riset pasar dan data, proses tersebut dilakukan agar bisa lebih scalable terkait dengan produk yang bisa meningkatkan volume lebih tinggi lagi. Untuk memastikan produk memiliki kualitas yang terbaik, Lemonilo juga melakukan inkubasi kepada mitra untuk kemudian bisa menjadi bagian dari brand Lemonilo.

“Proses tersebut kita lakukan setelah melakukan penyaringan kepada mitra eksklusif yang memiliki potensi untuk menjalin kemitraan dengan Lemonilo dari ratusan produsen yang terdaftar,” kata Shinta.

Lemonilo diprakarsai tiga orang, yakni Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya. Mereka bertiga juga berperan dalam pengembangan layanan Konsula, salah satu layanan yang fokus pada sektor kesehatan.

Layanan E-Commerce Makanan Sehat Lemonilo Resmi Beroperasi

Di Indonesia mulai banyak yang menggemari tren hidup sehat. Mulai dari rutin berolahraga seperti lari dan yoga hingga urusan makanan. Tren ini yang coba dieksplorasi oleh Lemonilo, salah satu bisnis e-commerce yang menawarkan makanan organik (alami) dan makanan-makanan sehat lainnya untuk mendukung pola hidup sehat. Salah satu permasalahan yang coba diselesaikan adalah masalah harga.

Lemonilo sendiri sudah beroperasi kurang lebih selama enam bulan. Selama kurun waktu tersebut, Lemonilo berhasil memiliki ribuan konsumen yang tersebar di seluruh Indonesia dengan konsentrasi di Jawa dan Bali.

Lemonilo diprakarsai tiga orang, yakni Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya. Mereka bertiga juga berperan dalam pengembangan layanan Konsula, salah satu layanan yang fokus pada sektor kesehatan.

“Produk-produk yang ada di Lemonilo.com didapatkan langsung dari produsen sehingga kami bisa menawarkan harga hingga 20-50% lebih murah dari supermarket. Ke depannya, Lemonilo.com tidak hanya akan menawarkan makanan namun juga produk sehat dan alami di kategori lainnya,” ujar Shinta.

Shinta kepada DailySocial juga bercerita bahwa untuk memastikan kualitas produk yang ada di layanan Lemonilo pihaknya memiliki tim food analyst yang memiliki tugas untuk melakukan pengecekan terhadap bahan pembuatan setiap produk yang akan ditampilkan. Sebelum masuk dan tayang di situs Lemonilo sebuah produk akan melewati food trial dan analisis yang dilakukan oleh tim tersebut.

“Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk yang masuk Lemonilo tidak melakukan “klaim sehat palsu” padahal menggunakan bahan-bahan berbahaya. Dari pengalaman kami, sayangnya cukup banyak produsen dan manufacturer yang melakukan ini. Jadi intinya, kalau ada suatu produk yang mengklaim dirinya ‘sehat’ dan tidak masuk Lemonilo, user harus mempertanyakan kebenarannya,” lanjutnya.

Shinta menjelaskan Lemonilo adalah vertikal baru yang dikembangkan Konsula dengan tim yang terdedikasi.

Pasar untuk makanan sehat dan terjangkau

Lemonilo berangkat dari permasalahan mahalnya harga makanan alami dan sehat. Posisinya sebagai bisnis e-commerce diharapkan mampu menjadikan Lemonilo sebagai salah satu pasar yang mudah dijangkau untuk makanan alami, sehat, dan tentu harga yang terjangkau.

Saat ini, untuk terus memperkenalkan dan menjangkau lebih banyak kalangan, Lemonilo menjalankan sejumlah strategi. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan beberapa komunitas-komunitas kesehatan, event, dan tempat gym di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan Lemonilo akan menjajaki kerja sama dengan lembaga, institusi, atau organisasi lain.

Dari data internal yang terkumpul selama ini Lemonilo mengklaim konsentrasi terbesar pelanggan mereka berada di Jawa dan Bali dengan segmen terbesarnya adalah wanita yang berada di kisaran usia 18-34 tahun. Produk yang paling populer adalah snack atau cemilan.

Shinta juga menjelaskan bahwa salah satu kebanggaan tim Lemonilo adalah ketika banyak pelanggan yang dengan suka rela dan bahagia membagikan pengalaman mereka berbelanja di Lemonilo di media sosial pribadi mereka.

Menurut Shinta, dalam waktu dekat pihaknya akan merilis beberapa fitur baru yang merupakan hasil masukan pengguna Lemonilo selama ini.

“Kami juga sangat menyadari bahwa terdapat beberapa produk yang high demand dan sering kali sold out dalam satu jam pertama produknya live. Dari interaksi dengan user seperti inilah kami tambah yakin bahwa hidup sehat memang benar-benar sedang menjadi tren yang terus tumbuh di Indonesia dan produk-produk sehat dan alami berpotensi untuk menggantikan produk konvensional jika harganya dapat dijangkau oleh masyarakat.”

“Lemonilo.com hadir untuk menyambut tren ini dan meningkatkan awareness pengguna kami atas manfaat dari mengonsumsi produk alami dan sehat sehari-hari,” tutupnya.

Layanan E-Commerce ‘Niche’ Lemonilo Tawarkan Produk Makanan dan Minuman Sehat

Satu lagi layanan e-commerce ‘niche’ lokal hadir di Indonesia. Kali ini khusus menawarkan produk makanan dan minuman sehat untuk masyarakat Indonesia yang memperhatikan asupan konsumsinya. Lemonilo, baru hadir selama 3 bulan, menawarkan produk makanan dan minuman segar tanpa bahan pengawet dan pengiriman bisa dilakukan ke seluruh Indonesia.

Di situsnya, Lemonilo disebutkan merupakan bagian PT Konsula Amarta Nusantara, atau yang kita kenal sebagai startup medtech Konsula. Konsula sendiri memiliki marketplace paket kesehatan dan kecantikan. DailySocial belum memperoleh tanggapan soal bagaimana relasi pengelolaan Konsula dan Lemonilo.

Layanan khusus makanan dan minuman sehat

Selama ini pilihan makanan sehat, menu diet, dan minuman segar lainnya sudah banyak dijual melalui toko online atau media sosial. Meskipun demikian belum ada layanan e-commerce yang menghadirkan secara khusus pilihan menu diet dan produk sehat untuk masyarakat Indonesia. Menurut informasi yang kami dapatkan, Lemonilo didirikan dengan mencoba meng-cater pelanggan yang tertarik dengan menu sehat dari berbagai merchant yang ada.

Kategori yang dimiliki Lemonilo cukup beragam, sekilas tidak terlalu berbeda dengan pilihan menu yang ada di Gorry Gourmet, Black Garlic, atau Berry Kitchen. Lemonilo menyediakan pilihan seperti catering, makanan siap saji, cemilan, bahan makanan segar hingga produk minuman. Meskipun semua produk sudah bisa dikirim di seluruh Indonesia, namun untuk bahan makanan yang terbilang segar saat ini hanya tersedia di wilayah Jakarta.

Harga yang ditawarkan juga cukup beragam mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 900 ribu rupiah, sesuai dengan paket dan menu yang dipilih pelanggan.

Menurut sumber kami, Lemonilo melakukan kurasi produk dan memastikan makanan yang dijual tidak mengandung bahan kimia, MSG, atau pewarna makanan.

Meskipun telah beroperasi selama 3 bulan untuk pemesanan dan pembelian, Lemonilo belum diluncurkan secara resmi. Rencananya dalam waktu dekat, menurut informasi yang kami peroleh, Lemonilo segera diresmikan dengan menghadirkan pilihan merchant dan produk yang lebih beragam.