DBS Indonesia Siapkan Sejumlah Fitur Baru Digibank di Paruh Kedua 2021

Bicara bank digital tentu tak dapat dipisahkan oleh kemunculan digibank milik Bank DBS Indonesia. Sebagai salah satu pelopor bank digital, digibank hadir dengan model perbankan yang dilakukan secara paperless, branchless, dan signatureless.

Menurut Managing Director, Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto, perkembangan teknologi secara perlahan membuat layanan perbankan menjadi invisible. Belajar dari industri yang terdampak disrupsi, seperti musik dan video, pihaknya meyakini bahwa hal ini juga berlaku untuk perbankan.

Artinya, produk perbankan akan tetap sama meskipun delivery method-nya berbeda mengikuti perkembangan teknologi. Dengan situasi saat ini, DBS Indonesia mengaku optimistis melihat tantangan ke depan untuk mentransformasikan layanan perbankannya.

Sejak berdiri di 2017, perusahaan menyebut telah mengantongi pertumbuhan layanan secara signifikan, yang salah satunya disumbang oleh platform digital banking digibank. Kepada DailySocial, Leo berbicara lebih dalam mengenai dampak pandemi terhadap digitalisasi perbankan hingga kelanjutan pengembangan digibank di 2021.

Arti pandemi bagi digibank

Leo mengaku, pandemi Covid-19 memiliki andil besar dalam mengubah preferensi masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan. Masyarakat yang tadinya belum terbiasa menggunakan platform digital mau tak mau harus beradaptasi dengan situasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Berdasarkan data perusahaan, DBS Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi online selama masa PSBB sebesar 75% untuk layanan Bayar & Beli dan kartu debit. Kemudian, jumlah pengguna consumer DBS Indonesia tercatat naik lima kali lipat dalam 3,5 tahun terakhir.

Menariknya, perusahaan juga melihat adanya peningkatan pada layanan wealth management di platform digibank sebesar enam kali lipat di 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Secara volume, pertumbuhan transaksi naik lebih dari 500% dengan jumlah nasabah yang bertransaksi naik 580%.

Meski belum mau membeberkan data pencapaian lainnya, Leo menilai awareness nasabah terhadap pengelolaan keuangan terus meningkat. Inipun terlepas dari kondisi perlambatan ekonomi akibat Covid-19 di Indonesia.

“Kenaikan ini juga tak lepas dari rangkaian kampanye dan peluncuran produk untuk wealth management, yaitu Rekening Valas dan Obligasi Pasar Sekunder di aplikasi digibank pada 2020. Kami menerapkan transformasi digital secara menyeluruh dan memastikan seluruh produk kami dapat tersedia secara digital,” ungkapnya.

Fitur baru di 2021

Leo menilai pertumbuhan pasar perbankan retail di Indonesia termasuk yang paling agresif di Asia Tenggara. Pertumbuhan ini turut didukung dengan beragam inovasi dan produk yang dikembangkan industri demi menarik calon nasabah baru.

Pada tahun ini, DBS Indonesia menargetkan pertumbuhan dua digit yang akan berpusat pada pengembangan produk digital untuk nasabah di semua segmen bisnis. Misinya tetap sama, yakni mendemokratisasi keuangan sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati layanan perbankan yang terjangkau.

Untuk meningkatkan pengalaman nasabah, ada beberapa produk baru yang akan dihadirkan secara digital. Leo mengungkap, layanan reksa dana akan tersedia di platform digibank pada semester kedua 2021. Reksa dana ini akan melengkapi rangkaian produk investasi digibank.

Saat ini, pengguna digibank dapat memilih produk investasi dengan minimal penempatan sebesar Rp1 juta. Ke depan, pengguna dapat memilih produk reksa dana dengan minimal Rp100 ribu. Leo juga menyebut akan meluncurkan kartu kredit online di paruh kedua tahun ini.

“Tak hanya produk keuangan saja, digibank juga akan meningkatkan proses pembukaan rekening baru dengan Face Biometric. Teknologi ini akan mempercepat proses Electronic Know Your Customer (e-KYC) pada calon nasabah,” tutur Leo.

Digibank melayani segmen mass hingga affluent market (menengah ke atas). Untuk segmen korporasi, Bank DBS Indonesia masuk lewat Real Time Application Programming Interface (IDEAL RAPID) yang mengintegrasikan pemrosesan pembayaran, piutang, dan pencairan informasi tentang alur kerja bisnis nasabah secara real-time, dan memfasilitasi transaksi bisnis di jaringan ekosistem nasabah.

Menurut Leo, saat ini pihaknya masih fokus menggarap segmen banked di Indonesia. Namun, pihaknya mengklaim terus meningkatkan literasi keuangan kepada segmen DBS sembari merealisasikan komitmennya untuk menjadi full fledge digital banking.

Pengembangan ekosistem layanan

Sejak dua tahun terakhir, realisasi bank digital di Indonesia semakin banyak. Sejumlah bank mulai mentransformasikan infrastruktur dan layanannya untuk menjadi bank digital. Untuk mengakomodasi hal ini, pemerintah juga tengah bersiap menggodok aturan baru.

Beberapa di antaranya yang sudah berganti identitas menjadi bank digital, menggunakan model bisnis ekosistem terbuka, ketika bank berkolaborasi dengan platform digital.

Bagi Leo, dinamika tersebut menandakan bahwa semakin banyak sektor perbankan yang menyadari pentingnya digitalisasi. Ini juga berarti akan membuka peluang kolaborasi dan mempercepat cita-cita pemerintah mewujudkan transformasi digital di sektor perbankan.

Salah satu upaya DBS Indonesia untuk mendorong transformasi digital ini adalah melalui pengembangan open banking dengan Standar Open API, di mana bank dapat saling terhubung dengan pemain di ekosistem digital.

“Salah satu strategi yang kami lakukan dan kami nilai efektif adalah menggunakan model bisnis ekosistem untuk memudahkan nasabah bertransaksi digital. Kami senantiasa mendukung kebijakan Bank Indonesia dalam mewujudkan Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) di 2025,” paparnya.

Dalam realisasinya, ungkap Leo, DBS Indonesia telah berkolaborasi dengan sejumlah platform. Perusahaan bermitra dengan marketplace untuk menghadirkan pembukaan rekening pinjaman. Selain itu, DBS Indonesia juga telah tersedia sebagai pilihan pembayaran isi ulang e-money dan e-wallet.

Kemudian, perusahaan juga menggandeng Home Credit dan Kredivo untuk menyalurkan pembiayaan bersama kepada pengguna dengan skema joint financing.

“Kita tidak bisa melakukan segala sesuatu sendiri, jadi perlu menggandeng berbagai mitra untuk mengembangkan ekosistem. Sesuai dengan strategi kami, kolaborasi ini hadir untuk menyasar pangsa digibank, baik dari ekosistem fintech, transportasi, marketplace, atau travel,” katanya.

Gadjian Announces Partnership with Digibank

Gadjian, a startup providing payroll and human resources management, announces a marketing partnership with Digibank, a digital banking service by DBS. It allows customers to experience easier and better services, if they download and activate Digibank in their smartphones.

The activity will not only benefit users but also applied for attendance record app, Hadirr. This partnership is in line with Digibank’s spirit to provide an easier and better banking experience with Gadjian ecosystem.

“This is expected to be an example of mutually beneficial partnership between digital startup industry players,” Afia R Fitriati, Gadjian and Hadirr’s CEO and Co-Founder, said in an official release to DailySocial.

On this partnership, she said, each company or potential users of Gadjian and Hadirr apps will get user discount for both apps when they downloaded Digibank app using special promo code.

The discount will be higher if more employees activate Digibank. Companies will also get a deposit for settling Gadjian bills and the employees will get the cashback.

Leonardo Koesmanto, DBS Indonesia’s Head of Digital Banking, added, “There will be more millennial aspects are happening on their smartphones, including payroll and attendance. We expect the users of Digibank and Gadjian apps can Live more, Bank less with more seamless input or output in financial.”

Both DBS and Gadjian are committed to bringing this partnership towards feature development or another form in the near future. Before partnering with Digibank, Gadjian has announced integration with Mandiri Cash Management for payroll.

To expand their market, both companies are in partnership with various aspects to acquire users. Recently, Digibank has announced partnerships with 21 coffee shops for account opening as an effort to accelerate 3,5 million user acquisition by 2022.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Perluas Pemasaran, Gadjian Umumkan Kolaborasi dengan Digibank

Startup penyedia aplikasi penggajian dan pengelolaan SDM Gadjian mengumumkan kolaborasi pemasaran dengan Digibank by DBS. Kerja sama ini memungkinkan para pengguna lebih mudah dan murah menggunakan layanan Gadjian jika mengunduh dan mengaktifkan Digibank di smartphone mereka.

Kegiatan ini diklaim tak hanya menguntungkan bagi pengguna Gadjian, namun juga berlaku untuk aplikasi pencatatan absensi Hadirr. Bagi Digibank, kolaborasi bisnis ini sejalan dengan semangat perusahaan yang ingin memberikan pengalaman beraktivitas perbankan yang lebih mudah dan menyenangkan bagi para nasabahnya dengan ekosistem Gadjian.

“Kolaborasi ini juga diharapkan dapat memberi contoh tentang kerja sama yang saling menguntungkan antara pemain industri perbankan dan pemain industri startup digital,” ujar CEO dan Co-Founder Gadjian dan Hadirr Afia R Fitriati dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Afia menerangkan, dalam kerja samanya tersebut setiap perusahaan pengguna ataupun calon pengguna aplikasi Gadjian dan Hadirr akan mendapatkan diskon penggunaan aplikasi dari kedua aplikasi tersebut apabila karyawan mereka mengunduh aplikasi Digibank dengan kode promo khusus.

Diskon akan semakin besar jika jumlah karyawan yang mengaktivasi Digibank semakin banyak. Perusahaan pun akan mendapatkan deposit untuk melunasi tagihan berlangganan Gadjian dan karyawan mendapatkan cashback.

Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto menambahkan, “Semakin banyak aspek kehidupan milenial yang terjadi dalam kemudahan genggaman smartphone mereka, termasuk aspek gajian maupun absensi. Kami harap pengguna aplikasi Digibank serta Gadjian bisa Live more, Bank less dengan semakin seamless-nya input maupun output keuangan mereka.”

Baik pihak DBS maupun Gadjian berkomitmen untuk membawa kolaborasi ini dapat berkembang ke pengembangan fitur maupun bentuk kolaborasi lainnya di masa yang akan datang. Sebelum menggaet Digibank, Gadjian pertama kali mengumumkan integrasi dengan Mandiri Cash Management untuk pembayaran gaji karyawan.

Dalam perluasan channel pemasaran, kedua perusahaan terus kolaborasi bisnis dengan berbagai aspek demi meningkatkan jumlah pengguna. Digibank terakhir mengumumkan kemitraan dengan 21 kedai kopi untuk pembukaan akun rekening sebagai salah satu langkah mempercepat realisasi target 3,5 juta nasabah baru di 2022 mendatang.

Application Information Will Show Up Here

Bank DBS Bermitra dengan Kedai Kopi untuk Pembukaan Rekening Digibank

Bank DBS umumkan kemitraan dengan 21 kedai kopi untuk pembukaan akun rekening Digibank. Langkah ini menjadi ekspansi perusahaan untuk mempercepat realisasi penarikan 3,5 juta nasabah baru pada tahun 2022 mendatang.

Dalam kedai kopi tersebut, Bank DBS menyiapkan biometric station yang diisi dengan agen untuk melayani calon nasabah dilengkapi dengan alat verifikasi biometrik. Alat tersebut akan membantu proses verifikasi identitas calon nasabah. Perusahaan juga menyiapkan sejumlah gimmick berupa kopi gratis dan promo diskon untuk setiap nasabah yang berhasil melakukan verifikasi.

Proses verifikasi biometrik ini adalah prosedur yang dipilih Bank DBS untuk memenuhi tahapan Know Your Customer (KYC). Sekaligus mematuhi aturan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT). Sebelum inisiasi ini diumumkan, calon nasabah Digibank harus berjanji temu terlebih dahulu dengan para agen Digibank untuk menyelesaikan proses verifikasi.

Beberapa kedai kopi di Jakarta yang sudah bermitra di antaranya St.Ali, Trafique Coffee, Kanawa Coffee, Common Grounds, Sensory Lab. Di Bandung, terdapat di The Parlor, Kozi 3.2 Malaka Hotel, Blue Doors. Sementara di Surabaya, terdapat di Hostorica, Catura, dan Volks Coffee.

“Kami memilih kedai kopi karena ini sudah jadi bagian gaya hidup kalangan masyarakat digital savvy yang sedang berkembang. Kedai kopi sekarang tidak hanya jadi tempat ngopi saja tapi sebagai tempat hangout dan bekerja. Tentunya ini sesuai dengan semangat Digibank. Transaksi perbankan bisa di mana saja tanpa harus ke bank,” terang Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto, Rabu (24/1).

Tidak hanya menyasar kedai kopi, lanjut Leonardo, ke depannya Bank DBS akan menyasar lokasi lainnya seperti komunitas agar lebih mudah menjangkau calon nasabah. Di samping itu, saat ini perusahaan sudah membuka booth di kawasan mal.

Rencana Digibank berikutnya

Menurut Leonardo, ke depannya Digibank akan bermitra dengan perusahaan fintech untuk menambah fitur perbankan dalam aplikasinya. Beberapa fitur yang sedang digarap, di antaranya pinjaman online, investasi, dan asuransi.

Untuk sementara ini, di dalam Digibank baru menyediakan layanan pembukaan rekening, simpan dan transfer dana, pembayaran tagihan, isi ulang e-money, serta pembukaan deposito.

Kemitraan ini, menurutnya menjadi suatu hal yang wajib dilakukan Bank DBS dalam melayani seluruh nasabahnya. Contohnya adalah pemanfaatan fitur chat berbasis AI buatan Kasisto yang dihadirkan di dalam Digibank.

“Untuk pengiriman kartu debit-nya pun, kami bermitra dengan perusahaan startup. Kami sadar, kami tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Perlu bermitra dengan perusahaan startup.”

Terkait investasi untuk pengembangan Digibank di Indonesia, Leonardo mengaku secara grup DBS telah menyiapkan investasi sebesar SG$200 juta. Dana tersebut menurutnya cukup untuk mengembangkan Digibank selama 3-5 tahun ke depan.

Diklaim saat ini, Digibank per harinya dapat menjaring sekitar 1.000 nasabah baru sejak 4,5 bulan dari peluncuran resmi. Bila dihitung kasar, nasabah baru Digibank diperkirakan mencapai 135 ribu orang.

Application Information Will Show Up Here

Bank DBS Resmikan Aplikasi Perbankan Online digibank, Bidik 3,5 Juta Nasabah Hingga Tahun 2022

Bank DBS resmikan kehadiran aplikasi perbankan online digibank sebagai bentuk strategi menjaring nasabah baru. Ditargetkan digibank dapat menjaring 3,5 juta nasabah baru hingga 2022 atau lima tahun dari sekarang.

Terhitung, jumlah nasabah baru yang dijaring digibank sejak soft launch di Mei 2017, diklaim telah menjaring 13 ribu nasabah.

Bank DBS berharap kehadiran inovasi ini dapat menyusul keberhasilan digibank di India pada tahun lalu. Diklaim, DBS India mampu mengakuisisi 1,5 juta nasabah baru hingga saat ini.

“Kami percaya bahwa persembahan berbasis mobile ini mewakili masa depan perbankan dan kami senang memperkenalkammya ke Indonesia, [yang merupakan] pasar utama kami di Asia,” CEO Grup DBS Piyush Gupta, Selasa (29/8).

Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna menambahkan, “Kami telah mengamati perubahan perilaku nasabah dan orang-orang semakin menginginkan cara yang sederhana, cepat, serta praktis dalam melakukan transaksi perbankan. [..] kami berbahagia memperkenalkan digibank ke Indonesia agar nasabah dapat melakikan kegiatan perbankan kapan saja dan dari mana saja.”

Sementara ini, digibank baru menyediakan layanan perbankan standar untuk kebutuhan pembukaan rekening, deposito, dan transfer dana. Ke depannya, Bank DBS akan terus menambah fitur perbankan lainnya guna menjaring lebih banyak nasabah, sekaligus membuat layanan bank jadi semakin mudah diakses. Salah satu tambahan layanan yang akan tersedia adalah pengajuan kredit.

Fitur digibank

Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto menambahkan, digibank memiliki beberapa fitur yang cukup berbeda. Diantaranya, teknologi biometrik sebagai metode KYC yang harus dilakukan nasabah sebelum membuat rekening. Alat biometrik dibawa oleh agen DBS yang bertugas membantu calon nasabah untuk pembukaan rekening. Nasabah hanya perlu mengatur jadwal untuk bertemu agen dan menyiapkan KTP.

Kemudian, fitur Virtual Assistant berteknologi Artificial Intelligence. Untuk memanfaatkan teknologi ini, nasabah hanya cukup mengetik pertanyaan. Misalnya, “Berapakah jumlah saldo rekening saya,” atau “Tunjukkan lima transaksi terakhir saya.” Nanti mesin secara otomatis akan membantu menjawab pertanyaan.

Berikutnya, fitur Spending Tracker untuk membantu nasabah dalam perencanaan dan pengawasan finansial. Nasabah juga dapat memantau transaksi, membuat anggaran, dan menganalisa tren pengeluaran.

Terakhir, fitur Soft Token untuk pengamanan in-built. Soft Token adalah pengamanan dinamis yang ditanam di dalam aplikasi yang lebih aman dari OTP, tidak seperti perbankan lainnya yang menggunakan One-Time Passwords (OTP). Cara ini diklaim memberikan tingkat keamanan lebih tinggi untuk otorisasi transaksi.

“Ke depannya kami akan berkomitmen untuk terus mengembangkan fitur lainnya, intinya kami ingin buat fitur yang bisa mempermudah transaksi perbankan. Mungkin nanti ada layanan cicilan kredit, payment, atau lainnya. Prioritas nasabah jadi fokus utama kami,” pungkas Leonardo.

Selain Bank DBS, perbankan lainnya yang turut mengeluarkan layanan sejenis adalah Bank BTPN lewat produk Jenius. Bank lainnya menggunakan metode yang sedikit berbeda, misalnya Bank Commonwealth dengan pendekatan mesin on-boarding bernama Tyme Digital untuk pembukaan rekening baru.

Application Information Will Show Up Here

Rambah Nasabah Baru, DBS Indonesia Siap Luncurkan Aplikasi Digibank

Bank DBS Indonesia, bagian dari kelompok usaha DBS Grup di Singapura, berencana untuk meluncurkan aplikasi perbankan digital Digibank pada pertengahan tahun ini. Langkah ini menjadi upaya perusahaan untuk menjangkau nasabah baru di luar nasabah prioritas yang selama ini menjadi konsumen utama Bank DBS Indonesia.

Digibank adalah mobile-only bank, sebuah aplikasi yang memungkinkan nasabah untuk pembukaan rekening secara online tanpa harus mendatangi kantor cabang, tidak membutuhkan dokumen fisik. Nasabah hanya memerlukan KTP elektronik untuk persyaratan membuka akun rekening.

Nilai investasi yang dikucurkan DBS Grup untuk pengembangan Digibank mencapai 200 juta dolar Singapura. Indonesia menjadi negara kedua yang menjajal layanan terbaru dari DBS setelah India pada awal tahun lalu. Negara berikutnya adalah Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong.

Untuk pengembangan teknologi Digibank, DBS telah merangkul mitra fintech dari Singapura dan Amerika Serikat menghadirkan kecerdasan buatan (AI) untuk layanan virtual assistant. Di India, Digibank diklaim telah terbukti dapat menjawab sekitar 80%-90% pertanyaan nasabah.

Tak menutup kemungkinan, DBS Indonesia memberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan startup fintech dari lokal untuk pengembangan fitur berikutnya.

Pihak DBS Indonesia mengungkapkan Digibank bakal diluncurkan pada pertengahan tahun ini. Perusahaan sudah menyatakan memegang izin kerja sama dengan Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk pemanfaatan teknologi KTP elektronik

“Sekarang ini momennya sudah pas karena masyarakat Indonesia sangat adaptif dengan teknologi, makanya kami rasa sudah bisa dimulai. Tengah tahun ini bakal diluncurkan,” ucap Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto, Senin (13/3).

Peluncuran Digibank di Indonesia menjadi jurus DBS Indonesia untuk memperbanyak cakupan nasabah baru ke segmen usia produktif yang kini jarang mendatangi kantor cabang. Selama ini nasabah Bank DBS Indonesia berasal dari kalangan prioritas, porsinya hampir 100% dari total nasabah perusahaan yang jumlahnya kini lebih dari 30 ribu orang.

Nasabah prioritas, menurut Leonardo, memiliki pelayanan yang berbeda. Misalnya, mereka didatangi langsung oleh relationship manager dari perusahaan atau mendatangi kantor cabang. Terhitung kini Bank DBS Indonesia telah memiliki 44 kantor cabang yang tersebar di 11 kota besar di Indonesia.

“Digibank dikhususkan untuk segmen yang tidak pernah datang ke kantor cabang. Mereka akan dilayani lewat fasilitas chat. Kami akan mengedepankan sisi experience yang membedakan kami dengan bank lainnya.”

Sebelumnya, dengan inisiatif yang sama, Bank BTPN menghadirkan produk terbarunya Jenius pada tahun lalu. Model bisnisnya tidak jauh berbeda dengan Digibank. Jenius berbentuk aplikasi perbankan yang memiliki fitur tabungan, transfer, transaksi, dan kartu debit. Jenius menyasar berbagai kalangan usia dengan mobilitas tinggi dan pengguna smartphone.

Kolaborasi dengan Founder Institute Jakarta

Dalam kesempatan yang sama, Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan Founder Institute Jakarta untuk memberangkatkan sembilan lulusan Founder Institute Jakarta Summer 2016 ke Silicon Valley yang telah berlangsung pada 19-25 Februarti 2017.

Di sana, para lulusan bertemu dengan beberapa startup yang kini telah menjadi bagian dari perusahaan terpenting di dunia, misalnya, Facebook, Google, dan Airbnb. Mereka berdiskusi langsung dengan beberapa individu terkemuka d ibalik beragam institusi, perusahaan riset teknologi, perusahaan modal ventura, hingga angel investor yang menghubungkan Amerika Serikat dengan Asia Tenggara.

Hasil semua pertemuan di Silicon Valley memberi bekal wawasan esensial bagi seluruh lulusan maupun tim DBS yang sedang berinovasi.

“Kami senang melihat adanya sinergi antara startup dengan perusahaan besar seperti DBS Indonesia. Pencetusan inovasi itu dibutuhkan saat menyatukan ketangguhan dan pemikiran baru para pengusaha muda dengan keahlian para eksekutif industri yang kaya dengan pengalaman,” terang Direktur Founder Institute Jakarta Andy Zain, yang juga merupakan Managing Director di Kejora Ventures.

Bagi DBS Indonesia, langkah awal ini jadi salah satu bentuk upaya mendukung ekosistem tech startup di Indonesia. Berikutnya, DBS Indonesia berencana untuk membuka program akselerator tersendiri untuk menyasar startup fintech guna mendukung bisnis perusahaan.

“Kami berencana ingin membuat program akselerator guna mencari solusi yang bisa memberi impact ke bisnis DBS. Belum ada rencana detilnya, tapi sudah ada arahnya ingin ke sana yang diawali lewat kerja sama dengan Founder Institute Jakarta,” pungkas Leo.