Aplikasi Lionsgate Play Resmi Meluncur di Indonesia, Tawarkan Konten Premium Hollywood dan Bollywood

Setelah sebelumnya mengumumkan kemitraan strategis, aplikasi video streaming Lionsgate Play hari ini (21/4) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Mereka menawarkan beragam konten khas Hollywood yang dimiliki oleh Lionsgate Studio dan Starz, juga konten Bollywood ternama dan sajian orisinal mereka. Sebelum di Indonesia, akhir tahun 2020 lalu Lionsngate Play telah resmi meluncur di India.

Dalam acara temu media, President & Chief Executive Officer STARZ Jeffrey A. Hirsch menyebutkan, besarnya jumlah populasi di Indonesia, koneksi teknologi, dan penetrasi internet yang sudah cukup baik, menjadi alasan ideal bagi mereka sehingga memutuskan untuk menjajakan produknya di sini. Ia juga menegaskan, di Indonesia saat ini hanya ada sekitar 2-4 platform yang juga menawarkan layanan serupa [ditinjau dari konten salah satunya], sehingga masih banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia.

Di fase awalnya, mereka masih fokus pada konten Hollywood dan Bollywood saja. Namun ke depannya Lionsgate Play juga berencana untuk menambah konten asal Indonesia. Menurut Managing Director SEA & Networks Rohit Jain, saat pandemi menjadi waktu yang tepat bagi Lionsgate Play untuk berinvestasi kepada konten dan fokus kepada pengalaman pengguna. Untuk itu ke depannya akan ditambah lagi konten menarik untuk pengguna premium Lionsgate Play.

“Sebelumnya kami telah meluncurkan layanan ini di India dan mendapatkan respons yang baik dari pasar. Kami juga telah menemukan blue print atau model bisnis yang tepat saat muncul pertama kali di India. Terutama untuk emerging market di Asia, dengan demikian model tersebut bisa direplikasi di pasar lainnya,” kata Rohit.

Untuk mendukung teknologi yang diterapkan di platform, Lionsgate saat ini telah memiliki Tech Developement Center di dua negara yaitu di Denver Amerika Serikat dan di Timur Tengah. Dengan demikian diharapkan mereka bisa memberikan pengalaman pengguna yang terbaik, didukung dengan tampilan UI/UX yang seasmless dan kemudahan mengakses aplikasi.

Menjalin kemitraan strategis

Dalam acara peluncuran Lionsgate Play Indonesia, turut dihadirkan juga tim lokal yang nantinya bertanggung jawab untuk mengelola Lionsgate Play di Indonesia. Mereka di antaranya adalah Guntur Siboro (Country Manager Indonesia), Karina Mahadi (Content Manager), dan Gene Tamesis Jr (SVP Bizdev & Partnerships).

Untuk mendukung pertumbuhan pengguna Lionsgate Play di Indonesia, telah dijalin kemitraan strategis. Mulai dari dengan operator telekomunikasi seperti Telkomsel hingga Indihome. Untuk memudahkan pilihan pembayaran, Lionsgate Play Indonesia juga telah bermitra dengan Gopay, ShopeePay, hingga Doku.

“Tentunya kami juga menawarkan pilihan pembayaran umum lainnya seperti kartu kredit, kartu debit hingga pembayaran melalui billing carrier (potong pulsa). Sesuai dengan esensi perusahaan, kami akan terus menambah kemitraan dengan pihak yang relevan,” kata Guntur.

Meskipun saat ini paket bundling hingga promosi masih tersedia untuk pengguna Telkomsel, namun ke depannya Lionsgate Play juga akan menambah kemitraan dengan operator telekomunikasi lainnya di Indonesia.

Layanan Lionsgate Play menyediakan dua model berlangganan untuk mengakses aplikasi yaitu Rp35.000 per bulan dan Rp179.000 selama setahun. Pilihan harga ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada konsumen Indonesia untuk menikmati hiburan global terbaik dengan harga terjangkau dan kenyamanan mereka.

“Tujuan dari kemitraan ini tentunya adalah berguna bagi kedua belah pihak. Bagi mitra mereka bisa mendapatkan konten beragam dari kami dan tentunya pilihan yang ideal bagi pelanggan mereka,” imbuh Guntur.

Peluang Lionsgate Play di Indonesia

Berbeda dengan pemain lainnya yang lebih dulu telah hadir di Indonesia seperti Disney+Hotstar, pendekatan yang dilakukan oleh mereka adalah secara langsung menawarkan konten orisinal yang beragam asal sineas Indonesia. Netflix sendiri makin agresif menjalin kemitraan strategis dengan sineas lokal, yang tujuannya untuk menambah konten orisinal asal Indonesia.

Namun bagi Lionsgate Play yang selama ini sudah dikenal memiliki konten film asal Hollywood berkualitas yang telah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan piala Oscar hingga Golden Globes, diyakini bisa menjadi pemancing bagi pengguna di Indonesia untuk menjadi pelanggan Lionsgate Play.

Selain konten dari perpustakaan milik Lionsgate Studio dan Starz, Lionsgate Play juga telah mengakuisisi konten dari beberapa perusahaan entertainment di mancanegara, seperti dari BBC, Studio Canal dan Summit. Lionsgate Play di Indonesia menargetkan bisa menjangkau jutaan pengguna baru yang mendaftarkan diri menjadi pengguna Lionsgate Play.

“Saat ini Lionsgate telah memiliki sekitar 28 juta pengguna di lebih dari 56 negara. Dengan konten terkurasi tersebut kami berharap bisa memberikan pilihan baru kepada pengguna yang ingin menikmati konten premium,” kata Jeffrey.

Application Information Will Show Up Here

John Wick Diangkat Jadi Game, Hidangkan Gameplay Hybrid Strategi Action

Mungkin makna yang bisa diambil dari film John Wick ialah jangan pernah menganiaya binatang, apalagi jika hewan itu dipelihara oleh Keanu Reeves. Bagian ketiga – ber-subtitle Parabellum – seri ciptaan Derek Kolstad itu merupakan salah satu film yang paling dinanti di 2019, rencananya akan tayang pada tanggal 17 Mei. Lionsgate ternyata juga punya satu kejutan lagi buat para penggemar berat John Wick.

Menggandeng publisher Good Shepherd Entertainment, minggu ini Lionsgate Games resmi mengumumkan permainan John Wick Hex. Diadopsi dari film, game digarap oleh tim pimpinan developer Mike Bithell (di bawah nama Bithell Games). Bagi Anda yang kurang familier dengannya, Bithell adalah desainer  game asal Inggris, kreator dari judul-judul indie fenomenal seperti Thomas Was Alone, Subsurface Circular, dan Volume.

Premis John Wick Hex berbeda dari bayangan saya terhadap penyajian adaptasi film ke video game pada umumnya. John Wick Hex menghidangkan gameplay strategi bertempo cepat yang diorientasikan pada elemen action. Dengan pendekatan seperti ini, developer ingin Anda berpikir cepat seperti John Wick. Permainan saat ini tengah dikembangkan untuk console, PC serta Mac.

Penggarapan John Wick Hex dilakukan oleh Bithell Games secara kolaboratif bersama tim kreatif dan stunt film. Lionsgate mendeskripsikan game ini sebagai ‘permainan catur dengan pertempuran ter-koreografi’, menjanjikan aksi-aksi ‘gun fu‘ yang ikonis sembari memperluas jagat John Wick. Pemain ditantang untuk memandu sang protagonis dalam mengambil keputusan secara cermat serta selalu siap menghadapi konsekuensinya.

Segala gerakan John Wick di permainan dirancang agar terasa seperti adegan film dan pertempuran menuntut pemikiran strategis. Penjelasan Lionsgate Games mengindikasikan konten utama berupa mode campaign single-player yang difokuskan pada cerita. Tampaknya level-level di sana dirancang untuk dimainkan berulang-ulang, dan semakin baik Anda menyelesaikannya, terbuka pula kesempatan buat membuka lokasi dan senjata baru.

Menariknya lagi, tiap senjata yang John Wick gunakan akan mengubah taktik serta cara bermain. Persediaan amunisi selalu terbatas dan ‘disimulasikan secara realistis’. Kita dituntut untuk mengeksekusi apapun dengan akurat, misalnya menggunakan senjata seefisien mungkin serta mengisi ulang peluru di waktu yang tepat.

Berbicara soal talenta, aktor-aktor kawakan seperti Ian McShane dan Lance Reddick kabarnya turut berpartisipasi mengisi suara karakter-karakter game, namun saya belum bisa memastikan apakah John Wick juga diperankan oleh Keanu Reeves atau orang lain.

Untuk sekarang belum diketahui kapan tepatnya John Wick Hex dirilis, tetapi Lionsgate telah mengonfirmasi bahwa versi Windows dan Mac game ini akan didistribusikan secara eksklusif lewat Epic Games Store.

Via Gamespot.

 

Usung Formula Ala Hotline Miami, Reservoir Dogs Akan (Kembali) Diangkat Jadi Video Game

Reservoir Dogs kreasi sutradara Quentin Tarantino baru populer setelah kesuksesan Pulp Fiction yang tayang dua tahun sesudahnya. Tapi banyak orang setuju, Reservoir Dogs merupakan cult classic, bahkan ditunjuk Empire sebagai film independen terbaik sepanjang masa. Tak heran jika ada percobaan untuk mengadaptasinya ke medium hiburan lain, video game misalnya.

Upaya tersebut pertama kali dilakukan oleh Volatile Games dan Ubisoft di tahun 2006. Para pengembangnya berusaha tetap setia pada versi filmnya, namun meski mereka membubuhkan lebih banyak detail, Reservoir Dogs tetap belum mampu memuaskan fans karena repetitif dan membosankan. Tapi harapan belum sirna. Kabarnya, para talenta yang pernah mengerjakan Battlefied: Bad Company dan Payday punya rencana untuk menggarap permainan Reservoir Dogs baru.

Beberapa hari yang lalu, Big Star Games dan Lionsgate mengumumkan kolaborasi untuk mengembangkan Reservoir Dogs: Bloody Days. Kali ini, developer menggunakan arahan yang betul-betul berbeda dari permainan terdahulu. Tak lagi mengusung genre third-person shooter, Bloody Days menyajikan gameplay action top-down bertempo cepat – menyerupai Hotline Miami.

Tentu saja kreasi Big Star Games bukanlah tiruan mentah dari Hotline Miami. Permainan dibekali fitur unik bernama Time Back. Tiap level merepresentasikan aksi perampokan, di mana Anda mengendalikan dua atau tiga karakter, dan Time Back memungkinkan pemain mengatur semuanya sekaligus. Caranya? Pertama, Anda memulai dengan mengontrol satu karakter selama yang dibutuhkan, lalu ketika tombol spasi ditekan, waktu akan dimundurkan seperti rewind kaset VHS.

Reservoir Dogs Bloody Days 1

Selanjutnya, Anda akan mengendalikan karakter kedua dalam jangka waktu yang ditentukan oleh tokoh pertama, serta berlaku buat karakter berikutnya. Hal ini sangat berguna jika ada musuh yang sebelumnya tidak Anda sadari (penyuguhannya boleh dibilang mirip Super Time Force). Sistem tersebut menambahkan layer strategi dalam permainan, membuat Bloody Days berbeda dari game shooter top-down standar.

Hal yang mungkin mengecewakan bagi fans Reservoir Dog adalah ketiadaan atmosfer ala film Quentin Tarantino di Bloody Days. Walaupun penuh dengan kekerasan, dari trailer-nya. game ini terlihat penuh warna. Kemudian, juga belum ada konfirmasi mengenai apakah Bloody Days turut didukung para aktor filmnya – baik dalam voice acting ataupun kesamaan penampilan karakter.

Reservoir Dogs: Bloody Days merupakan permainan ‘besar’ pertama Big Star Games setelah sebelumnya fokus di platform mobile. Rencananya game ini akan dirilis di PC via Steam di musim semi, disusul versi Xbox One di akhir 2017.

Via Polygon.

Kerja Sama dengan Lionsgate, Steam Kini Sewakan Film

Steam yang kita kenal sudah tidak seperti dulu lagi. Platform game besutan Valve tersebut kini telah berkembang menjadi platform hiburan berbasis digital yang lengkap, dan ini merupakan suatu kemajuan.

Belum lama ini, studio Lionsgate baru saja menandatangani kerja sama dengan Valve untuk mendistribusikan film-film produksinya melalui Steam. Paling tidak ada sekitar 100 film produksi Lionsgate yang akan meluncur ke Steam, sayang katalog di tiap negara berbeda-beda.

Di AS, film-film populer seperti The Hunger Games, Saw dan Twilight tercantum dalam katalog, sedangkan untuk wilayah Indonesia masih belum. Kendati demikian, banderol harga yang ditetapkan masuk akal di kisaran 25 ribu sampai 70 ribu rupiah.

Kenapa bisa murah sekali? Karena Steam bukannya menjual, tetapi menyewakan film-film tersebut agar bisa ditonton selama 48 jam ke depan.

Kehadiran konten film dalam Steam sebenarnya tidak terasa aneh. Pasalnya Steam sudah cukup lama menawarkan fitur Big Picture Mode, dimana pengguna bisa mengakses Steam dalam tampilan yang lebih simpel di layar besar, atau lebih tepatnya di layar TV di ruang tamu.

Pun demikian, untuk bisa bersaing dengan platform hiburan digital lain, tentunya Steam perlu dukungan dari lebih banyak studio film. Semoga saja kerja sama dengan Lionsgate hanya merupakan langkah awal, dan katalog filmnya untuk Indonesia bisa diperlengkap dalam waktu dekat.

Sumber: PR Newswire dan Engadget.

Update Info Penting Mengenai Game Titanfall 2 yang Perlu Anda Ketahui

Titanfall bukanlah game sempurna. Visi Respawn Entertainment untuk meleburkan mode campaign dengan multiplayer memang belum mencapai ekspektasi, namun ia merupakan salah satu judul kuat di 2014, dibekali formula gameplay ‘vertikal’ bertempo cepat yang membuat banyak judul FPS lain terasa hambar – terutama seri blockbuster seperti Call of Duty atau Battlefield.

Kelemahan paling besar yang menghalagi tercapainya potensi Titanfall adalah kendala keterbatasan konten. Namun dari info terkini, sekuelnya mengusung pendekatan berbeda. Meski belum resmi diumumkan, Respawn sudah lama mengkonfirmasi bahwa mereka sedang menggarap Titanfall 2. Jadi seperti apa perbedaan fundamental antara kedua permainan?

Berdasarkan wawancara Forbes dengan lead writer Jesse Stern, Titanfall 2 akan menghidangkan mode campaign singleplayer layaknya game shootermainstream‘. Alasan mengapa mode tersebut tidak disertakan di permainan terdahulu ternyata terkait dana. Saat itu Respawn adalah start-up, belum memiliki biaya besar untuk menyajikan singleplayer dan multiplayer secara bersamaan. Tapi berkat kesuksesan Titanfall menggaet 10 juta gamer lebih, masa depan mereka jadi lebih cerah.

Tentu saja dengan kehadiran singleplayer di Titanfall 2, developer tidak melupakan esensi dari Titanfall. Stern berjanji, aksi multiplayer di sana akan jauh lebih baik lagi. Kemudian yang awalnya franchise cuma dihadirkan di platform Microsoft, judul penerusnya dapat menjangkau lebih banyak sistem gaming, termasuk console Sony PlayStation 4.

Lewat Titanfall 2, Respawn mencoba menyampaikan kembali kisah adaptasi Perang Sipil dan Revolusi Amerika, berlatar belakang luar angkasa. Stern membayangkan kelompok imigran yang berusaha tinggal di sebuah planet baru. Developer tidak mengadopsi setting fiksi ilmiah biasa. Mereka menerapkan arahan unik di sisi desain, sehinggga kendaraan-kendaraan perang di sana tampak lebih praktis – menyerupai alat penggalian dan konstruksi.

Berdasarkan deskripsi sang lead writer, dunia Titanfall 2 mencoba menyatukan ‘ilmu pengetahuan dengan keajaiban’, tapi tetap realistis dan ‘kotor’ layaknya di masa perang. Dan demi membangun jagat fiksi secara lebih detail lagi, Stern juga membenarkan bahwa Respawn sedang menciptakan serial televisi Titanfall, berkolaborasi bersama Lionsgate. Namun developer belum memberi tahu apakah TV show tersebut akan jadi seri berkelanjutan atau tidak.

Buat tanggal rilis sendiri, Respawn hanya memberikan proyeksi secara luas: antara bulan April 2016 sampai Maret 2017. Saya memprediksi, peluncuran game lebih mendekati Titanfall pertama, yaitu di bulan Maret tahun depan.

Via The Escapist. Gambar: Titanfall.com.

Nikmati Game Parodi Film The Expendables, The Expendabros, Gratis via Steam

Hingga kini, permainan movie tie-in yang benar-benar dibuat dengan apik untuk console dan PC masih sulit ditemukan, dan mayoritas dari mereka dirilis di platform mobile. Di satu sisi, perusahaan film hanya melihatnya sebagai proyek promosional sampingan; di sisi lain, pemain di platform game mainstream memiliki standar yang tinggi. Continue reading Nikmati Game Parodi Film The Expendables, The Expendabros, Gratis via Steam