Platform CariTruk Bantu Temukan Kebutuhan Armada Truk

Perusahaan logistik IMS Logistik memperkenalkan layanan logistik digital bernama CariTruk. Ide dasarnya menjembatani antara perusahaan yang membutuhkan armada truk dengan perusahaan yang menyewakan armada truk (trucker). Platform ini menawarkan sejumlah keuntungan khas layanan digital, yakni kemudahan, harga yang terjangkau, percepatan proses pengiriman, dan transparansi.

Menurut penjelasan Chief Everything Officer Fabianto, saat ini CariTruk tengah mengembangkan bisnisnya untuk bisa menjangkau beberapa target pengguna mereka, yakni perusahaan logistik / distributor skala menengah ke atas dengan volume pengiriman yang reguler dan perusahaan penyewaan truk skala kecil hingga besar.

Bayangkan Go-Box, tapi dengan skala armada dan jangkauan area yang lebih besar. Mulai beroperasi sejak tahun 2016, CariTruk saat ini fokus pada jumlah trucker yang bergabung, utamanya trucker skala UKM. Selain itu CariTruk juga fokus pada perluasan formula perhitungan harga hingga keluar wilayah Jawa, implementasi sistem real time tracking, dan aplikasi mobile.

CariTruk sendiri berangkat dari pengalaman yang dihadapi IMS Logistik menjalankan bisnis. Salah satu faktor yang menghambat pengiriman barang adalahwaktu yang dihabiskan untuk mencari harga sewa truk dan ketersediaan secara konvensional. Pencarian posisi dan status pengiriman barang juga dirasa menyulitkan. Masalah-masalah tersebut yang coba diminimalisir CariTruk.

CariTruk mengajak para trucker untuk bekerja sama meningkatkan pendapatan. Untuk menjaga kualitas layanan, CariTruk akan memvalidasi legalitas para trucker. Dijelaskan Fabianto, CariTruk saat ini juga mempunyai formula perhitungan penyewaan truk berdasarkan jarak dan area. Marginlah yang akan menjadi sumber pendapatan CariTruk.

Fabianto mengatakan, “Penyewa truk memesan truk melalui website berdasarkan formula dan membayarnya. Pesanan akan ditawarkan kepada para trucker melalui aplikasi mobile dengan harga patokan penawaran yaitu harga penyewaan dikurangi margin keuntungan. Para trucker yang berminat bisa mengambil pesanan dan merevisi harga penawaran jika bisa memberikan harga lebih rendah untuk meningkatkan peluang mendapatkan pesanan karena Caritruk memakai sistem bidding untuk menentukan trucker yang akan mendapatkan pesanan tersebut.”

Trucker akan menjemput dan mengirim barang, mengupdate status pengiriman barang, serta mengembalikan bukti pengiriman (POD) ke CariTruk. CariTruk akan mengirimkan bukti pengiriman kepada penyewa dan membayar trucker,” pungkas Fabianto.

Anterin Jalin Kemitraan Strategis dengan TLab

PT Anterin Digital Nusantara (Anterin), sebuah marketplace logistik, menjalin kemitraan strategis dengan TLab untuk penelitian dan pengembangan terkait aplikasi Anterin sekaligus mendirikan Research & Development (R&D) Center yang berlokasi di kantor TLAB Yogyakarta. Kemitraan ini juga menjadi salah satu usaha ANTERIN untuk menyempurnakan sistemnya yang masih terus dikembangkan. Anterin juga berharap tahun ini melakukan ekspansi bertaraf nasional dan bahkan internasonal.

Diterangkan Co-Founder Anterin Rachmat Efendi, kemitraan dengan TLab diharapkan bisa memberikan dampak positif dengan saling mendukung dari sisi teknologi baik dalam bisnis maupun operasional. Termasuk mengkolaborasikan produk-produk yang dimiliki kedua belah pihak.

“Banyak produk-produk unggulan yang telah dihasilkan TLAB, baik software maupun hardware. Diharapkan jalinan kerja sama ini tidak hanya menciptakan software tetapi hardware-hardware pendukung operasional Anterin,” tambah Rachmat.

Menanggapi kerja sama ini, CEO TLab Novizul Efendi menyambut baik dan menganggap kesempatan ini sebagai tantangan sekaligus peluang bagi TLab untuk membuat karya yang terbaik baik bagi bangsa melalui Anterin untuk bisa bersaing secara nasional maupun internasional.

Perusahaan teknologi asal Yogyakarta TLab sejauh ini telah menelurkan beberapa produk seperti Juru.id, sistem pengelolaan manajemen parkir, dan Tiketapasaja. Pengalaman TLab diharapkan mampu berkontribusi terhadap perkembangan layanan Anterin ke depannya.

Rencana Anterin goes to Pakistan

Selain menapaki jalan untuk bisa bersaing dan berjaya di Indonesia, Anterin juga berupaya untuk menjadi perusahaan Indonesia yang berbicara di kancah internasional. Selain mempersiapkan diri untuk beroperasi di beberapa kota di Indoensia, Anterin tengah menjajaki peluang ekspansi ke Pakistan. Pakistan dinilai memiliki potensi dan belum terdapat pesaing di segmen yang sama dengan Anterin.

“Pakistan dipilih karena sebelumnya kami bertemu dengan partner lokal pada acara Websummit 2016 di Lisbon waktu lalu. Mereka tertarik dengan konsep yang ditawarkan Anterin, karena menurutnya belum ada pemain sejenis yang memiliki konsep seperti Anterin di Pakistan. Selain itu, Pakistan dipilih karena kondisi lingkungan dan budayanya hampir sama dengan Indonesia, khususnya Jakarta,” jelas Rachmat.

Tahun ini, Anterin juga berencana menyempurnakan aplikasi Android dan iOS yang ditargetkan rampung kuartal kedua tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Berkenalan dengan Perusahaan E-Logistik Iruna, Khusus Layani Industri E-Commerce

Menyambut geliat industri e-commerce Tanah Air yang makin berkembang pesat, perlu dibantu oleh kematangan ekosistem di sekitarnya. Di antaranya e-payment dan e-logistik. Penyedia layanan e-payment diklaim sudah ramai di pasaran, sementara belum bagi logistik.

Perusahaan logistik yang selama ini beredar, dinilai belum bisa disebut sebagai solusi utama untuk industri e-commerce. Dikarenakan teknologi yang ditawarkan belum dapat mengakomodasi akselerasi bisnis e-commerce. Untuk mengatasi hal tersebut, hadirlah PT Jasa Digital Nusantara dengan produk Iruna, perusahaan yang bergerak di bisnis e-logistik.

Sementara ini, baik situs maupun aplikasi Iruna belum terbuka untuk publik.

Founder Iruna Yan Hendry Jauwena menjelaskan, Iruna hadir untuk membantu industri e-commerce dengan solusi teknologi yang dapat diintegrasikan dengan situs dagang mereka, dilengkapi dengan sistem inventaris yang bisa diakses secara online.

“Iruna baru akan tersedia pada 31 Januari 2017. Layanannya bisa diakses lewat situs dan aplikasi, sebelum resmi diluncurkan bakal ada produknya yang versi beta,” ucapnya kepada DailySocial, Selasa (27/12).

Yan melanjutkan, Iruna menyediakan gudang dengan luas sekitar 3 ribu hingga 10 ribu m2 di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Palembang, Balikpapan, Makassar, Manado dan Ambon. Gudang tersebut dipergunakan untuk menyimpan barang stok dan mengirimnya ke pembeli.

“Jadi sistemnya, penjual tinggal menyimpan barang dagangannya di gudang Iruna. Nantinya pihak Iruna yang akan melakukan pengiriman barangnya. Bakal ada laporan secara real time dari Iruna, baik untuk penjual maupun pembeli.”

Dengan sistem seperti, sambung Yan, diharapkan bisa memudahkan penjual UKM baik yang berjualan lewat situsnya sendiri atau lewat layanan marketplace untuk bisa fokus memaksimalkan pendapatannya. Tanpa harus memikirkan inventarisnya, pengepakan, hingga pengiriman barang ke pihak logistik.

“Mereka [penjual] hanya tinggal fokus ke front end untuk peningkatan penjualannya saja lewat berbagai channel e-commerce. Kami yang akan urus bagian back end-nya hingga barang bisa sampai ke tangan pembeli.”

Kompetisi kian ketat

Kehadiran Iruna, otomatis meramaikan kondisi persaingan perusahaan logistik di Tanah Air. Sebelum Iruna, sudah ada beberapa penguasa di antaranya JNE, Tiki, 21Express, Pos Logistik Indonesia, aCommerce, Deliveree hingga Ninja Xpress.

[Baca juga: Sektor E-Commerce Baru Sumbang 7 Persen Bisnis Logistik Indonesia]

JNE dan Tiki adalah contoh perusahaan logistik dengan jaringan yang sudah merambah ke seluruh Indonesia, bahkan luar negeri. Beda halnya dengan Deliveree ataupun Ninja Xpress yang masih bermain di kawasan Pulau Jawa, Bali, dan sebagian Sumatera.

Iruna sendiri, dalam langkah pertama berbisnisnya mulai agresif membuka gudang di sembilan titik di kota besar di Indonesia. Ke depannya, bakal ada gudang lainnya di kota-kota kecil segera menyusul untuk mendukung pengusaha UKM yang di sana.

Yan berharap, salah satu upayanya ini dapat membantu Iruna merealisasikan ambisinya sebagai perusahaan e-logistik terbesar di Tanah Air dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun mendatang.

“Potensi bisnis e-commerce Indonesia sangat besar, sehingga sudah bukan saatnya untuk tes pasar. Kami serius masuk ke bisnis ini dengan dimulai dari skala besar, ingin menjawab solusi yang kerap dihadapi industri e-commerce,” pungkas Yan.

Layanan Logistik ESL Express Luncurkan Aplikasi Mobile

Pertumbuhan sektor logistik diramalkan akan terus terjadi mengingat industri e-commerce yang terus berkembang. Kesibukan sektor logistik yang marak di beberapa tahun belakangan memaksa mereka untuk semakin inovatif dalam rangka memperbaiki kualitas layanan dan pengalaman pengguna. Salah satu cara para pemain logistik ini untuk berinovasi melalui aplikasi mobile. Yang terbaru ESL Express meluncurkan aplikasi mobile untuk memudahkan para pengguna memantau dan melacak kiriman mereka.

Aplikasi mobile ini merupakan bentuk inovasi selanjutnya ESL Express yang telah beroperasi selama 21 tahun di Indonesia. Layanan yang berada di bawah PT Eka Sari Lorena ini berharap dengan adanya aplikasi mobile ini pengguna bisa lebih nyaman dalam menggunakan layanan mereka dan tentunya bisa mengambil bagian dari melonjaknya transaksi e-commerce di Indonesia.

“Aplikasi bergerak ini memudahkan konsumen untuk melakukan pengiriman barang. Layanan ini dikembangkan dengan pedoman personalized serviceyang diberikan ESL Express secara khusus kepada konsumen. Belum ada perusahaan lain serupa yang memberikan layanan seperti kami,” jelas Managing Director PT Eka Sari Lorena Eka Sari Lorena.

Dengan aplikasi ini, ESL Express menyusul layanan logistik lain seperti Pos Indonesia, 21 Express dan JNE yang juga telah mengeluarkan aplikasi mobile yang juga digunakan untuk memudahkan pengguna mereka melakukan pantauan terhadap paket yang dikirimkan.

Jika berbicara masalah peluang kehadiran beberapa startup logistik jelas menandakan peluang di sektor ini besar dan masih terbuka untuk persaingan. Tengok saja Etobee, sebuah layanan logistik on demand yang mengandalkan teknologi. Atau Anterin yang mendung konsep marketplace untuk layanan logistik. Belum layanan-layanan OpenPort, CargoCentral, bahkan GO-BOX atau Go-Send.

Meski punya segmen masing-masing, mereka jelas hadir dengan ide yang berbeda dan inovasi teknologi untuk bersaing mendapatkan bagian dari besarnya potensi logistik di Indonesia.

Inovasi saja tak cukup

Belajar dari apa yang dilakukan banyak perusahaan logistik inovasi dengan teknologi saja tidak cukup untuk meningkatkan basis pengguna, butuh sesuatu yang lain. Butuh kolaborasi dengan banyak pihak untuk bisa mendapat banyak pengguna, setidaknya mendekatkan kepada pengguna.

Kerja sama dengan pihak e-commerce menjadi salah satu yang terbaik. Namun juga bisa dikembangkan dengan kolaborasi dengan pihak-pihak lainnya yang sekiranya bisa membawa keuntungan bersama. Baik kolaborasi dari segi teknologi, dari segi marketing, atau dari segi armada.

Application Information Will Show Up Here

On-Trucks App Provides Large-Scale Logistics, Transportation Services

A mobile application that facilitates users’ large-scale logistics and transportation needs by providing trucks, tow trucks and buses was launched on Wednesday.

Developed by PT Phos Tekno Indonesia, On-Trucks is currently available for Android and is coming soon for iOS devices.

The app features a loading security code and driver position tracking that can be viewed in real time.

Similar to other transportation-hailing apps, customers can utilize On-Trucks by entering their address and choosing their preferred type of transportation. The service currently has seven types of goods transportation, including a small pick-up truck option, extra-large pick-up trucks and trailers from 20 to 40 feet in size. It also provides three types of tow trucks, as well as large, medium, small and mini buses that can be used for road trips.


Disclosure: The original article is in Indonesian and syndicated in English by The Jakarta Post

CargoCentrals Upayakan Pengiriman Kargo yang Mudah dan Transparan

Semua sepakat bahwa salah satu cara untuk mendapatkan pengguna adalah mendekat ke pengguna itu sendiri. Di era mobile seperti sekarang ini salah satu cara untuk mendekat ke pengguna adalah hadir dalam bentuk aplikasi mobile. Kehadiran layanan dalam bentuk mobile selain menambah cara terhubung dengan sistem yang ada juga bisa menjadi salah satu jalan untuk menyuguhkan pengalaman pengguna yang berbeda bagi setiap pengguna.

PT Amarta Development juga melakukan pendekatan ini dengan menghadirkan aplikasi CargoCentrals. Sebuah aplikasi mobile untuk melakukan booking kargo secara online.

Layanan booking kargo online yang dilayani CargoCentrals adalah booking kargo dari bandara ke bandara. Aplikasi ini dikelola oleh Amarta Development sedangkan pelaksanaan pengiriman kargo dilakukan oleh agen air line yang ada di setiap bandara.

CEO Amartha Development Herry Dwijaya menjelaskan dengan konsep yang disediakan oelh aikasi yang mulai dikomersilkan sejak akhir Juni 2016 ini memungkinkan pengirim barang dapat mengirimkan barang dari dan ke seluruh wilayah Indonesia.

“Melalui aplikasi ini shipper (pengirim barang) dapat langsung cek biaya per kg, memilih maskapai penerbangannya, menentukan tujuan, melakukan pembayaran dan langsung mendapatkan airways bill nya. Dengan kondisi ini setiap shipper mendapatkan kepastian informasi yang clear sebelum mengirimkan barangnya. Melalui aplikasi ini secara otomatis mampu memutus rantai distribusi,” terang Herry.

Saat ini layanan CargoCentrals ini sudah melayani maskapai di beberapa bandara di Indonesia, di antaranya adalah Bandung, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Bali, Pekanbaru, Medan, Manado, dan Yogyakarta. Untuk tahun ini sendiri pihak Amarta Development menargetkan bisa melayani minimal 15 provinsi.

“Target total adalah bergabungnya 34 agent air line di 34 provinsi di Indonesia. Tahun 2016 minimal 15 provinsi dan saat ini sudah 10 agent air line mewakili 10 provinsi (bandara) sudah bergabung,” papar Herry.

Selain pasar nasional Amarta Development juga menargetkan pasar internasional. Pasar yang ditargetkan antara lain Srilanka Airlines, China Airlines, Air Asia, dan beberapa penerbangan lain di kawasan Asia.

”Kami harap, tahun 2017 sudah bisa operasional. Target kami pada 2016 dapat memenuhi 2% dari total volume kargo di Indonesia. Sementara itu, pada tahun berikutnya, Amarta membidik mampu mengelola 10% dari total volume kargo yang ada. ”Menurut saya ini sudah cukup besar, pada 2015 saja totalnya mencapai 210 juta kilo,” ujar Herry seperti dikutip dari Kontan.

Layanan logistik sendiri merupakan salah satu layanan yang turut “kecipratan untung” dari melonjaknya transaksi e-commerce di tanah air. Dengan potensi yang masih bisa terus berkembang untuk bisnis e-commerce ini bukan tidak mungkin layanan atau jasa logistik juga turut berkembang. Memiliki potensi yang sama untuk bisa tumbuh besar. Diluncurkannya CargoCentrals ini merupakan salah satu bentuk usaha dari Amarta Development untuk mendapatkan potensi tersebut.

Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang hadir dalam acara peluncuran CargoCentrals mengungkapkan bahwa layanan kargo memiliki peranan penting dalam memangkas selisih harga barang di daerah dan di kota. Selain biaya logistik yang bisa ditekan adanya sistem online juga bisa memberikan transparansi sehingga meminimalkan bahkan menghapuskan praktek calo sehingga harga bisa dipangkas lebih jauh.

Rudiantara memaparkan ada tiga komponen penting dalam logistik yang mempengaruhi besaran biaya logistik. Yang pertama adalah transportasi, penyimpanan, dan administrasi. Ketiga faktor ini diharapkan bisa dioptimalkan dengan adanya sistem yang transparan.

Application Information Will Show Up Here

 

Kargoku Hadirkan Layanan Logistik Backloading, Manfaatkan Ruang Kosong Truk di Perjalanan Kembali

Startup baru bernama Kargoku hadir mencoba menawarkan layanan backloading untuk kebutuhan logistik. Backloading adalah proses pengangkutan yang memanfaatkan kapasitas truk yang tidak terpakai ketika perjalanan balik dari proses pengiriman barang. Menariknya Kargoku hadir dengan sistem lelang dalam hal pembiayaannya.

Kargoku saat ini memiliki empat fitur utama, yakni untuk sistem lelang, pelacakan truk, pembayaran dan pelaporan. Ketika memulai aplikasi, pengguna dihadapkan pada dua menu Login, untuk personal (konsumen) dan untuk bisnis (penyedia jasa truk). Jika login sebagai konsumen, selanjutnya pengguna akan diminta memilih kategori barang dan tujuan, kemudian akan dimunculkan estimasi harga.

Setelah proses order masuk, sistem akan mengirimkan permintaan tersebut kepada penyedia jasa. Melalui laman bisnis penyedia dapat menerima order tersebut, dengan harga yang telah disepakati. Siapa saja boleh mengambil selagi memiliki jalur yang sama. Aplikasi tersebut terhubung dengan sistem GPS di ponsel pengemudi, sehingga akan memudahkan pengirim barang mengetahui di mana posisi truk pengantar saat ini.

Kategori pengiriman yang telah ada saat ini meliputi pengiriman kendaraan, peralatan rumah tangga, pindah rumah/kantor, alat berat, dan juga komoditi pangan. Namun barang lain yang belum masuk ke dalam kategori masih bisa diinputkan manual dengan menyertakan dimensi dan ukuran barang tersebut, sehingga dapat diberikan estimasi harga kirim oleh sistem untuk dilelang ke para pemilik truk angkutan.

Disampaikan Martin Nababan selaku Founder Kargoku, bahwa visi dari layanannya untuk memberikan manfaat kepada pelanggan sekaligus perusahaan yang menjalankan ekspedisi pengiriman. Martin mengatakan:

“Aplikasi Kargoku akan memberikan estimasi harga penyewaan truk untuk setiap transaksi. Estimasi harga ini hanya digunakan sebagai dasar penawaran untuk kedua belah pihak. Nantinya Kargoer (konsumen pengguna Kargoku) bisa melakukan penawaran, dan pemilik truk yang tertarik bisa mengambil order tersebut.”

Lelang terbuka secara online dinilai turut memberikan keuntungan untuk mendapatkan harga dan layanan yang lebih kompetitif.

“Adanya sistem lelang ini juga menjadikan harga lebih kompetitif. Sehingga ke depannya pemilik barang dapat menurunkan biaya jasa pengirimannya sampai dengan 30 persen.”

Kendati bisnis logistik masih melemah di Indonesia, namun hadirnya Kargoku dinilai sebagai terobosan baru yang tepat. Permasalahannya perusahaan ekspedisi pengantaran barang sering kali melakukan inefisiensi. Sepulang proses pengantaran barang, truk akan berjalan kembali ke markas dengan bak yang kosong. Sistem Kargoku dapat menjadi salah satu alternatif, karena idealnya harga pun dapat ditekan, perusahaan atau sopir mungkin akan berpikir “dari pada kosong, buat angkut sekalian jalan mungkin tidak apa”.

Application Information Will Show Up Here

Ubah Model Bisnis, Porter Berencana Ekspansi ke Lima Kota Indonesia Hingga Tahun 2018

Setahun berdiri Porter mengklaim bisnis yang dijalankan sudah tepat dan sesuai dengan harapan. Layanan logistik yang menyasar kalangan B2B ini telah mengalami perubahan model bisnis dan menambah pilihan target merchant. Mereka sampai sekarang mampu bertahan dari kompetisi sengit di sektor logistik on-demand. Untuk memperluas jangkauan wilayah, Porter akan melakukan ekspansi ke lima kota besar di Indonesia hingga tahun 2018.

Setelah sebelumnya menghadirkan layanan jasa pengiriman makanan dan minuman Kakilima dan telah dipilih sebagai salah satu jasa pengantaran makanan dalam kegiatan Smart City #KAKI5jakartacampaign, kini Porter bertransformasi menjadi layanan logistik terpadu.

Co-Founder Porter Richard Cahyanto kepada DailySocial mengungkapkan:

“Menyusul kesuksesan yang kami dapatkan dari Porter Kakilima, kami memutuskan untuk melakukan skalabilitas bisnis kami dan pivot menjadi penyedia layanan hyperlocal logistics. Melayani bukan hanya di kota Jakarta.”

Menurut Richard, target pelanggan yang dituju bukan lagi hanya restoran atau tempat makan, melainkan juga vertikal lainnya seperti katering, supermarket dan layanan e-commerce. Hingga kini Porter masih terus menambah jumlah merchant untuk menjadi partner. Hal ini yang membuat Porter bertahan dari terjangan layanan on-demand Go-Jek dan Grab yang semakin merajalela.

“Untuk merchant kebanyakan berasal dari kalangan individu atau bisnis yang biasanya membutuhkan jasa pengantaran untuk produk mereka namun tidak memiliki sistem yang terintegrasi. Dengan Porter kami juga bisa membantu menawarkan model O2O,” kata Richard.

Saat ini Porter telah menjalin kemitraan dengan beberapa layanan e-commerce di Indonesia memanfaatkan layanan logistik terintegrasi yang telah dimiliki pemain e-commerce pada umumnya. Tentunya dengan pilihan yang beragam yaitu, hyperlocal logistics hingga model dropship.

“Setelah menjalankan model bisnis yang baru serta [memahami] target pasar yang kami sasar, saat ini kami cukup yakin untuk menjalankan bisnis kami untuk masa mendatang,” tutup Richard.

Sektor E-Commerce Baru Sumbang 7 Persen Bisnis Logistik Indonesia

Secara kasat mana orang sering menilai, ketika saat ini industri e-commerce di Indonesia sedang mencuat, bisnis logistik sebagai pendukungnya pun turut menguat. Namun dari data yang disampaikan oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyatakan bahwa tahun ini industri logistik secara umum hanya akan mampu tumbuh 10 persen, lebih rendah dari target yang dipatok sebesar 15%. Bisnis e-commerce diperkirakan menyumbang kontribusi 5-7% hingga September lalu, tak sesignifikan pertumbuhan industri e-commerce itu sendiri.

Disampaikan oleh Ketua Umum ALI Zaldi Ilham Masita, kendati tren belanja online meningkat, namun bisnis tersebut belum membawa logistik mampu menunjukkan peningkatan berarti. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena kondisi ekonomi yang masih kembang-kempis, adanya kenaikan biaya logistik di bandara dan pelabuhan hingga 30 persen dan arus barang yang tidak mengalami peningkatan drastis. Kendati demikian ALI meyakini di tahun 2017 mendatang kontribusi sektor e-commerce bisa mencapai 15%.

Kebutuhan logistik di e-commerce semakin banyak opsinya

Industri e-commerce dituntut untuk makin handal dengan makin beragam barang yang diperdagangkan. Untuk memfasilitasi tuntutan tersebut, banyak inovasi yang dilakukan layanan e-commerce terkait dengan dukungan logistik. Beberapa layanan e-commerce besar mulai membangun kanal logistiknya sendiri, contohnya Lazada dengan Lazada Express. Kenyamanan menggunakan layanan logistik sendiri ini turut didukung dengan tren pembangunan gudang di berbagai titik yang memiliki traksi pelanggan tinggi.

Kerja sama dengan penyedia layanan on-demand turut menjadi solusi yang mulai banyak diterapkan, contohnya oleh Bukalapak dan Tokopedia menggandeng Go-Jek untuk layanan antar cepat. Selain itu, PopBox dengan menghadirkan loker-loker di tempat strategis, turut menyumbang pilihan dalam penyampaian barang oleh sebuah layanan e-commerce. Beberapa layanan e-commerce yang beroperasi di Indonesia, seperti ZALORA dan MatahariMall, turut menggunakannya.

Opsi tersebut tentu memberikan dampak kepada bisnis logistik. Terlebih saat melihat demografi konsumen aktif e-commerce adalah di jangkauan layanan-layanan tadi. Meskipun demikian, beberapa pengguna (umumnya online marketplace) masih tinggi ketergantungannya dengan bisnis logistik umum. Apakah bisnis logistik tetap bisa menaruh harapan tinggi untuk terdongkrak melalui sektor e-commerce saat arus logistik di dalamnya memiliki opsi yang lebih banyak? Tren di negara lain menunjukkan hal ini dan hal serupa seharusnya juga terjadi di Indonesia untuk tahun-tahun mendatang.

Tak hanya terjadi di Indonesia, inovasi logistik juga terus digenjot di India

Perbincangan terkait dengan dukungan bisnis logistik dan e-commerce tak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara dengan pertumbuhan e-commerce yang cukup tinggi pun turut mematangkannya. India, dengan karakteristik yang sering dikatakan mirip dengan Indonesia, tatanan bisnis logistik di wilayah tersebut juga didorong untuk berinovasi. Industri logistik di sana saat ini mencapai $300 miliar. Tentu saja ada tantangan yang harus dipecahkan untuk mampu menumbuhkan bisnis bersama hype e-commerce, salah satunya terkait dengan kecepatan pengiriman.

Beberapa bisnis e-commerce telah memiliki basis besar di India. Mereka pun mulai merumuskan strategi logistik yang  beragam, seperti halnya di Indonesia. Contohnya Snapdeal, sejak tahun 2015 pihaknya telah meluncurkan Snapdeal Instant, layanan pengantaran dengan durasi hitungan jam. Ada juga Amazon. salah satu pemain kunci di e-commerce global ini bahkan telah membangun gudang penyimpanan di lima titik krusial di India untuk efisiensi proses logistik. Para pemain berlomba-lomba menaruh investasi dalam pemenuhan logistik.

Tatanan bisnis logistik di India saat ini banyak memfokuskan untuk sistem manajemen pengiriman yang memberikan kenyamanan lebih. Contohnya pada sistem tracking hingga pemanfaatan big data untuk melakukan analisis prediktif kebutuhan konsumen. Ketergantungan tinggi terhadap kualitas logistik dalam menunjang bisnis e-commerce memaksa para pemainnya untuk sigap dalam memenuhi tuntutan konsumen.

Bukalapak Kolaborasi dengan Go-Jek Hadirkan Pengiriman Cepat

Mulai minggu lalu Go-Jek telah menjalin kerja sama dengan Bukalapak untuk menghadirkan layanan pengiriman barang Go-Send. Sebuah metode pengiriman barang yang diklaim memiliki waktu sampai yang cepat. Layanan Go-Send ini juga sudah terintegrasi, artinya penentuan lokasi sampai dengan pemesanan driver bisa dilakukan langsung melalui Bukalapak.

Di fase awal, penggunaan Go-Send untuk pengiriman barang melalui Bukalapak baru bisa dinikmati oleh penjual atau pelapak dan pembeli yang sama-sama berada di area Jabodetabek, dengan jarak pengiriman maksimal 30 KM dan bobot maksimal 7 kg. Pelayanannya pun masih terbatas, yakni mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB, di luar jam tersebut layanan Go-Send masih bisa digunakan namun baru akan dikirimkan sesuai jam operasional yang berlaku. Untuk pengoperasiannya pun masih terbatas. Fitur atau layanan Go-Send bisa pesan menggunakan web, untuk aplikasi mobile-nya tampaknya masih dipersiapkan oleh kedua belah pihak.

Tombol cari driver Go-Send / Bukalapak

Dari penjelasan yang tertera di laman resmi Bukalapak, cara kerja Go-Send ini diharapkan bisa memudahkan pelapak dan pembeli yang ingin segera mengirim atau mendapatkan barang mereka. Langkah-langkahnya pun terbilang cukup sederhana, pembeli pertama kali diminta untuk memilih metode pengiriman Go-Send, setelah itu wajib melengkapi alamat, lengkap dengan posisi yang diterangkan dengan peta. Setelah semua proses dijalankan, pelapak akan mendapat notifikasi dan mulai melakukan pencarian driver. Selanjutnya barang bisa diproses untuk dikirimkan ke pembeli.

Perihal ongkos, semua ongkos driver Go-Jek sudah terhitung dengan biaya pembayaran di awal. Belum jelas apakah nantinya driver akan mendapat pemasukan berupa uang cash atau kredit.

Jika ditengok dalam beberapa tahun terakhir ini bukan kali pertama Go-Jek berkolaborasi dengan layanan e-commerce kenamaan. Sebelumnya Go-Jek juga menghadirkan layanan sejenis dengan menggandeng Tokopedia bertajuk Go-Kilat. Selain Go-Jek, Ninja Xpress juga memberikan alternatif pengiriman barang bagi merchant dengan solusi berbasis teknologi, terutama di kawasan Jabodetabek.