Layanan Logistik ESL Express Luncurkan Aplikasi Mobile

Pertumbuhan sektor logistik diramalkan akan terus terjadi mengingat industri e-commerce yang terus berkembang. Kesibukan sektor logistik yang marak di beberapa tahun belakangan memaksa mereka untuk semakin inovatif dalam rangka memperbaiki kualitas layanan dan pengalaman pengguna. Salah satu cara para pemain logistik ini untuk berinovasi melalui aplikasi mobile. Yang terbaru ESL Express meluncurkan aplikasi mobile untuk memudahkan para pengguna memantau dan melacak kiriman mereka.

Aplikasi mobile ini merupakan bentuk inovasi selanjutnya ESL Express yang telah beroperasi selama 21 tahun di Indonesia. Layanan yang berada di bawah PT Eka Sari Lorena ini berharap dengan adanya aplikasi mobile ini pengguna bisa lebih nyaman dalam menggunakan layanan mereka dan tentunya bisa mengambil bagian dari melonjaknya transaksi e-commerce di Indonesia.

“Aplikasi bergerak ini memudahkan konsumen untuk melakukan pengiriman barang. Layanan ini dikembangkan dengan pedoman personalized serviceyang diberikan ESL Express secara khusus kepada konsumen. Belum ada perusahaan lain serupa yang memberikan layanan seperti kami,” jelas Managing Director PT Eka Sari Lorena Eka Sari Lorena.

Dengan aplikasi ini, ESL Express menyusul layanan logistik lain seperti Pos Indonesia, 21 Express dan JNE yang juga telah mengeluarkan aplikasi mobile yang juga digunakan untuk memudahkan pengguna mereka melakukan pantauan terhadap paket yang dikirimkan.

Jika berbicara masalah peluang kehadiran beberapa startup logistik jelas menandakan peluang di sektor ini besar dan masih terbuka untuk persaingan. Tengok saja Etobee, sebuah layanan logistik on demand yang mengandalkan teknologi. Atau Anterin yang mendung konsep marketplace untuk layanan logistik. Belum layanan-layanan OpenPort, CargoCentral, bahkan GO-BOX atau Go-Send.

Meski punya segmen masing-masing, mereka jelas hadir dengan ide yang berbeda dan inovasi teknologi untuk bersaing mendapatkan bagian dari besarnya potensi logistik di Indonesia.

Inovasi saja tak cukup

Belajar dari apa yang dilakukan banyak perusahaan logistik inovasi dengan teknologi saja tidak cukup untuk meningkatkan basis pengguna, butuh sesuatu yang lain. Butuh kolaborasi dengan banyak pihak untuk bisa mendapat banyak pengguna, setidaknya mendekatkan kepada pengguna.

Kerja sama dengan pihak e-commerce menjadi salah satu yang terbaik. Namun juga bisa dikembangkan dengan kolaborasi dengan pihak-pihak lainnya yang sekiranya bisa membawa keuntungan bersama. Baik kolaborasi dari segi teknologi, dari segi marketing, atau dari segi armada.

Application Information Will Show Up Here

Kargoku Hadirkan Layanan Logistik Backloading, Manfaatkan Ruang Kosong Truk di Perjalanan Kembali

Startup baru bernama Kargoku hadir mencoba menawarkan layanan backloading untuk kebutuhan logistik. Backloading adalah proses pengangkutan yang memanfaatkan kapasitas truk yang tidak terpakai ketika perjalanan balik dari proses pengiriman barang. Menariknya Kargoku hadir dengan sistem lelang dalam hal pembiayaannya.

Kargoku saat ini memiliki empat fitur utama, yakni untuk sistem lelang, pelacakan truk, pembayaran dan pelaporan. Ketika memulai aplikasi, pengguna dihadapkan pada dua menu Login, untuk personal (konsumen) dan untuk bisnis (penyedia jasa truk). Jika login sebagai konsumen, selanjutnya pengguna akan diminta memilih kategori barang dan tujuan, kemudian akan dimunculkan estimasi harga.

Setelah proses order masuk, sistem akan mengirimkan permintaan tersebut kepada penyedia jasa. Melalui laman bisnis penyedia dapat menerima order tersebut, dengan harga yang telah disepakati. Siapa saja boleh mengambil selagi memiliki jalur yang sama. Aplikasi tersebut terhubung dengan sistem GPS di ponsel pengemudi, sehingga akan memudahkan pengirim barang mengetahui di mana posisi truk pengantar saat ini.

Kategori pengiriman yang telah ada saat ini meliputi pengiriman kendaraan, peralatan rumah tangga, pindah rumah/kantor, alat berat, dan juga komoditi pangan. Namun barang lain yang belum masuk ke dalam kategori masih bisa diinputkan manual dengan menyertakan dimensi dan ukuran barang tersebut, sehingga dapat diberikan estimasi harga kirim oleh sistem untuk dilelang ke para pemilik truk angkutan.

Disampaikan Martin Nababan selaku Founder Kargoku, bahwa visi dari layanannya untuk memberikan manfaat kepada pelanggan sekaligus perusahaan yang menjalankan ekspedisi pengiriman. Martin mengatakan:

“Aplikasi Kargoku akan memberikan estimasi harga penyewaan truk untuk setiap transaksi. Estimasi harga ini hanya digunakan sebagai dasar penawaran untuk kedua belah pihak. Nantinya Kargoer (konsumen pengguna Kargoku) bisa melakukan penawaran, dan pemilik truk yang tertarik bisa mengambil order tersebut.”

Lelang terbuka secara online dinilai turut memberikan keuntungan untuk mendapatkan harga dan layanan yang lebih kompetitif.

“Adanya sistem lelang ini juga menjadikan harga lebih kompetitif. Sehingga ke depannya pemilik barang dapat menurunkan biaya jasa pengirimannya sampai dengan 30 persen.”

Kendati bisnis logistik masih melemah di Indonesia, namun hadirnya Kargoku dinilai sebagai terobosan baru yang tepat. Permasalahannya perusahaan ekspedisi pengantaran barang sering kali melakukan inefisiensi. Sepulang proses pengantaran barang, truk akan berjalan kembali ke markas dengan bak yang kosong. Sistem Kargoku dapat menjadi salah satu alternatif, karena idealnya harga pun dapat ditekan, perusahaan atau sopir mungkin akan berpikir “dari pada kosong, buat angkut sekalian jalan mungkin tidak apa”.

Application Information Will Show Up Here

Sektor E-Commerce Baru Sumbang 7 Persen Bisnis Logistik Indonesia

Secara kasat mana orang sering menilai, ketika saat ini industri e-commerce di Indonesia sedang mencuat, bisnis logistik sebagai pendukungnya pun turut menguat. Namun dari data yang disampaikan oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyatakan bahwa tahun ini industri logistik secara umum hanya akan mampu tumbuh 10 persen, lebih rendah dari target yang dipatok sebesar 15%. Bisnis e-commerce diperkirakan menyumbang kontribusi 5-7% hingga September lalu, tak sesignifikan pertumbuhan industri e-commerce itu sendiri.

Disampaikan oleh Ketua Umum ALI Zaldi Ilham Masita, kendati tren belanja online meningkat, namun bisnis tersebut belum membawa logistik mampu menunjukkan peningkatan berarti. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena kondisi ekonomi yang masih kembang-kempis, adanya kenaikan biaya logistik di bandara dan pelabuhan hingga 30 persen dan arus barang yang tidak mengalami peningkatan drastis. Kendati demikian ALI meyakini di tahun 2017 mendatang kontribusi sektor e-commerce bisa mencapai 15%.

Kebutuhan logistik di e-commerce semakin banyak opsinya

Industri e-commerce dituntut untuk makin handal dengan makin beragam barang yang diperdagangkan. Untuk memfasilitasi tuntutan tersebut, banyak inovasi yang dilakukan layanan e-commerce terkait dengan dukungan logistik. Beberapa layanan e-commerce besar mulai membangun kanal logistiknya sendiri, contohnya Lazada dengan Lazada Express. Kenyamanan menggunakan layanan logistik sendiri ini turut didukung dengan tren pembangunan gudang di berbagai titik yang memiliki traksi pelanggan tinggi.

Kerja sama dengan penyedia layanan on-demand turut menjadi solusi yang mulai banyak diterapkan, contohnya oleh Bukalapak dan Tokopedia menggandeng Go-Jek untuk layanan antar cepat. Selain itu, PopBox dengan menghadirkan loker-loker di tempat strategis, turut menyumbang pilihan dalam penyampaian barang oleh sebuah layanan e-commerce. Beberapa layanan e-commerce yang beroperasi di Indonesia, seperti ZALORA dan MatahariMall, turut menggunakannya.

Opsi tersebut tentu memberikan dampak kepada bisnis logistik. Terlebih saat melihat demografi konsumen aktif e-commerce adalah di jangkauan layanan-layanan tadi. Meskipun demikian, beberapa pengguna (umumnya online marketplace) masih tinggi ketergantungannya dengan bisnis logistik umum. Apakah bisnis logistik tetap bisa menaruh harapan tinggi untuk terdongkrak melalui sektor e-commerce saat arus logistik di dalamnya memiliki opsi yang lebih banyak? Tren di negara lain menunjukkan hal ini dan hal serupa seharusnya juga terjadi di Indonesia untuk tahun-tahun mendatang.

Tak hanya terjadi di Indonesia, inovasi logistik juga terus digenjot di India

Perbincangan terkait dengan dukungan bisnis logistik dan e-commerce tak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara dengan pertumbuhan e-commerce yang cukup tinggi pun turut mematangkannya. India, dengan karakteristik yang sering dikatakan mirip dengan Indonesia, tatanan bisnis logistik di wilayah tersebut juga didorong untuk berinovasi. Industri logistik di sana saat ini mencapai $300 miliar. Tentu saja ada tantangan yang harus dipecahkan untuk mampu menumbuhkan bisnis bersama hype e-commerce, salah satunya terkait dengan kecepatan pengiriman.

Beberapa bisnis e-commerce telah memiliki basis besar di India. Mereka pun mulai merumuskan strategi logistik yang  beragam, seperti halnya di Indonesia. Contohnya Snapdeal, sejak tahun 2015 pihaknya telah meluncurkan Snapdeal Instant, layanan pengantaran dengan durasi hitungan jam. Ada juga Amazon. salah satu pemain kunci di e-commerce global ini bahkan telah membangun gudang penyimpanan di lima titik krusial di India untuk efisiensi proses logistik. Para pemain berlomba-lomba menaruh investasi dalam pemenuhan logistik.

Tatanan bisnis logistik di India saat ini banyak memfokuskan untuk sistem manajemen pengiriman yang memberikan kenyamanan lebih. Contohnya pada sistem tracking hingga pemanfaatan big data untuk melakukan analisis prediktif kebutuhan konsumen. Ketergantungan tinggi terhadap kualitas logistik dalam menunjang bisnis e-commerce memaksa para pemainnya untuk sigap dalam memenuhi tuntutan konsumen.

Bukalapak Kolaborasi dengan Go-Jek Hadirkan Pengiriman Cepat

Mulai minggu lalu Go-Jek telah menjalin kerja sama dengan Bukalapak untuk menghadirkan layanan pengiriman barang Go-Send. Sebuah metode pengiriman barang yang diklaim memiliki waktu sampai yang cepat. Layanan Go-Send ini juga sudah terintegrasi, artinya penentuan lokasi sampai dengan pemesanan driver bisa dilakukan langsung melalui Bukalapak.

Di fase awal, penggunaan Go-Send untuk pengiriman barang melalui Bukalapak baru bisa dinikmati oleh penjual atau pelapak dan pembeli yang sama-sama berada di area Jabodetabek, dengan jarak pengiriman maksimal 30 KM dan bobot maksimal 7 kg. Pelayanannya pun masih terbatas, yakni mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB, di luar jam tersebut layanan Go-Send masih bisa digunakan namun baru akan dikirimkan sesuai jam operasional yang berlaku. Untuk pengoperasiannya pun masih terbatas. Fitur atau layanan Go-Send bisa pesan menggunakan web, untuk aplikasi mobile-nya tampaknya masih dipersiapkan oleh kedua belah pihak.

Tombol cari driver Go-Send / Bukalapak

Dari penjelasan yang tertera di laman resmi Bukalapak, cara kerja Go-Send ini diharapkan bisa memudahkan pelapak dan pembeli yang ingin segera mengirim atau mendapatkan barang mereka. Langkah-langkahnya pun terbilang cukup sederhana, pembeli pertama kali diminta untuk memilih metode pengiriman Go-Send, setelah itu wajib melengkapi alamat, lengkap dengan posisi yang diterangkan dengan peta. Setelah semua proses dijalankan, pelapak akan mendapat notifikasi dan mulai melakukan pencarian driver. Selanjutnya barang bisa diproses untuk dikirimkan ke pembeli.

Perihal ongkos, semua ongkos driver Go-Jek sudah terhitung dengan biaya pembayaran di awal. Belum jelas apakah nantinya driver akan mendapat pemasukan berupa uang cash atau kredit.

Jika ditengok dalam beberapa tahun terakhir ini bukan kali pertama Go-Jek berkolaborasi dengan layanan e-commerce kenamaan. Sebelumnya Go-Jek juga menghadirkan layanan sejenis dengan menggandeng Tokopedia bertajuk Go-Kilat. Selain Go-Jek, Ninja Xpress juga memberikan alternatif pengiriman barang bagi merchant dengan solusi berbasis teknologi, terutama di kawasan Jabodetabek.

Layanan Logistik Singapura Ninja Van Resmikan Bisnis di Indonesia

Ninja Van, perusahaan logistik asal Singapura, meresmikan Indonesia sebagai negara ekspansi berikutnya. Dengan brand Ninja Xpress, perusahaan mencoba memberikan solusi revolusioner untuk industri e-commerce Indonesia.

Seperti diketahui, Ninja Van mendapatkan pendanaan seri B sebesar $30 juta pada April 2016 dari The Abraaj Group, Monk Bukit Ventures, B Capital Group, dan Yahoo Japan Capital. Sebagian dananya digunakan manajemen untuk pengembangan bisnis di Indonesia.

Indra Wiralaksmana, Country Head Ninja Xpress, mengatakan sebenarnya Ninja Van sejak awal tahun ini sudah melakukan tes pasar di Indonesia. Setelah mendapatkan pendanaan baru, bisnis di Indonesia mulai diseriusi dengan memperbanyak jumlah mitra e-commerce dan armada kurir hingga akhirnya diresmikan pada Selasa, (6/9).

Sama seperti pemain asing lainnya, manajemen Ninja Van, lanjut dia, melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat berpotensi, terutama dari pertumbuhan e-commerce selama beberapa tahun terakhir. Fase-fase saat ini merupakan saat terpenting untuk masuk ke pasar Indonesia.

“Pelaku e-commerce menuntut layanan pengantaran paket yang efisien dan dapat diandalkan. Inilah salah satu alasan kami hadir,” ujarnya.

Menurut Indra, layanan utama yang ditawarkan Ninja Xpress adalah terintegrasinya sistem teknologi dengan situs klien. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk tracking secara benar-benar real time, mulai dari paket saat dibungkus oleh penjual, masuk ke gudang, hingga pengiriman. Setiap perpindahan paket, ada notifikasi SMS yang masuk ke pembeli.

Solusi ini mencoba membantu menjawab keresahan pembeli online yang selama ini sering mengalami masalah karena lamanya waktu kedatangan paket dan tidak sesuai dengan keterangan yang tertera saat dilacak. “Kami benar-benar real time, tidak sekedar gembar gembor layanan tracking semata. Sebab kami memiliki barcode unik yang selalu diperiksa saat paket mengalami perpindahan proses.”

Ninja Xpress memiliki dua sasaran segmen klien, untuk kalangan e-commerce dan ritel. Dengan klien e-commerce, sudah ada beberapa brand besar yang sudah tergabung seperti Berrybenka, Tokopedia, Lazada, Shopee, Zalora, dan lain-lain. Adapun lokasinya kini sudah berada di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, dan Medan.

Untuk menjangkau segmen ritel, perusahaan menggunakan gerai Ninja Point. Saat ini jumlahnya baru 5 gerai, yakni di Thamrin City, ITC Cempaka Mas, ITC Mangga Dua, ITC Kuningan, dan Pusat Grosir Cililitan (PGC). Ditargetkan sampai akhir tahun akan menambah 50 gerai. Terhitung, kini Ninja Xpress sudah memiliki 1.000 armada kurir mobil dan motor.

Ninja Xpress juga memberikan layanan cash on delivery (COD) untuk pembeli dari klien e-commerce. Untuk menjamin keamanan uangnya, kurir akan dibekali dengan aplikasi Ninja Xpress. Setelah kurir menerima uang, mereka wajib melakukan konfirmasi. Secara sistem terintegrasi baik pihak merchant e-commerce dan pembeli akan mendapat notifikasi bahwa paket sudah diantar dan uang sudah diterima.

“Dengan adanya transparansi dan real time tracking, semua bisa dilacak dengan baik. Merchant tidak perlu khawatir uang COD akan tetap masuk sesuai waktunya.”

Beri diferensiasi

Dari beberapa pemain logistik di Indonesia, hampir seluruhnya sudah menggunakan layanan fitur real time tracking. Namun, apa yang membedakan Ninja Xpress dengan yang lainnya? Danu Wicaksana, Managing Director Berrybenka, menjelaskan dari beberapa pemain logistik yang sudah bermitra dengan perusahaan, hanya Ninja Xpress yang memiliki akurasi hampir 100%.

Fitur real time tracking yang dimiliki Ninja Xpress sangat berguna bagi perusahaan dalam menjaga kepercayaan konsumen. Dia menambahkan, tidak semua perusahaan logistik memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi ketika mengirimkan paket.

“Dari kacamata user, tracking itu sangat penting sebab konsumen ingin barangnya cepat datang. Dengan transparansi, kekhawatiran konsumen barangnya tidak datang on time bisa diminimalisir,” pungkas Danu.

RPX Jadi Mitra Logistik Baru Elevenia

Elevenia, marketplace anak usaha milik XL Axiata, menambah kerja sama dengan perusahaan logistik RPX dalam memudahkan mitra seller dalam melakukan drop off dan pick up. Layanan ini sudah bisa dinikmati oleh mitra seller mulai bulan ini di seluruh gerai Indomaret yang kini berjumlah 13.200 gerai.

PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan RPX membentuk perusahaan patungan jasa pengiriman ritel dan e-commerce dengan nama PT Indo Repex Global. Tujuan utama pendirian perusahaan, pelanggan dapat mengirimkan paket, mengambil pesanan, dan melakukan pembayaran tunai untuk setiap transaksi Elevenia di Indomaret.

Menurut Anggita Vela Lydia, General Manager Partnership & Promotion Elevenia, hal ini bisa memudahkan seller dalam berbagai hal. Misalnya seller tidak perlu menuliskan nomor resi secara manual.

Mereka hanya perlu mendaftarkan template pengiriman pada Seller Office dengan menekan tombol “RPX Regular”. Apabila memilih Drop Off/I-Drop, seller dapat mengundung kode booking di halaman Print Out Invoice di menu seller office Elevenia.

“Dengan menempelkan kode booking dan menyebutkan layanan I-Drop, seller dapat memberikan nomor akun pada kasir Indomaret. Mereka akan memproses scan kode booking pada paket tersebut,” ujar Anggita dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Dia menambahkan untuk layanan pick up minimal mitra seller mengirimkan lima paket pesanan dengan tujuan yang berbeda. Kemudian, kurir RPX akan melakukan pick up ke lokasi seller dan proses scan kode booking paket pesanan. Layanan ini bisa dilakukan sepanjang hari kerja Senin-Jumat hingga pukul 3 sore dan Sabtu hingga pukul 11 siang.

Bertambahnya kemitraan logistik, sambungnya, menjadi bagian dari program loyalti Elevenia. Menurut Anggita, layanan terbaik tidak hanya diberikan kepada konsumen saja, tetapi juga untuk seller dengan memberikan kemudahan untuk pemasarannya.

Dengan bertambahnya RPX, mitra logistik Elevenia untuk regular costum kini semakin bervariatif, termasuk aCommerce, Etobee, Gojek, J&T, Ninja Express, Pandu Logistic, Pos Indonesia, SAP Express (Satria Antaran Prima) dan Si Cepat.

Application Information Will Show Up Here

Tiki Luncurkan Layanan “Self Service Machine”

PT Citra Van Titipan Kilat (Tiki) meluncurkan layanan self service pertama di Indonesia. Layanan ini sementara baru tersedia di kantor pusat Tiki di Cikini, Jakarta. Diharapkan sampai akhir tahun akan ada penambahan masing-masing satu unit mesin di wilayah Bodetabek.

Rocky Nagoya, Direktur Operasional Tiki, mengatakan penambahan unit mesin sementara ini baru di kawasan Jabodetabek, sekaligus menjadi langkah perusahaan untuk mempelajari karakteristik pasar apakah sesuai atau tidak. Kemudian memeriksa bagaimana tingkat keamanan barangnya setelah diinput ke dalam mesin.

Rencananya, lokasi penempatan mesin self service akan ditempatkan di kantor utama Tiki. Ke depannya, pihaknya akan merencanakan pembukaan mesin di tempat umum, misalnya mal, convenience store, atau ATM.

“Sampai akhir tahun ini kami ingin menambah paling tidak di Jabodetabek, masing-masing kota ada satu mesin. Kami ingin tes pasar sebelum menempatkan mesin ke tempat publik,” ujarnya saat acara perayaan ulang tahun Tiki ke-46, Kamis (1/9).

Rocky mengungkapkan pengembangan mesin tersebut mengajak pihak ketiga dengan total investasi per mesinnya sekitar 100 juta Rupiah. Pengembangan layanan ini dimulai sejak awal tahun ini.

Sasaran utama pelanggan yang diharapkan bisa menggunakan fasilitas ini adalah kalangan ritel. Ttotal pengiriman paket barang di seluruh Indonesia yang ditampung oleh Tiki per bulannya mencapai 2 juta barang, dengan sekitar 50%-nya berasal dari ritel.

“Dengan bertambahnya layanan ini membuat banyaknya variasi pilihan yang bisa dipilih pelanggan kami, sebab sasaran utama self service machine adalah orang-orang yang ingin mengirim barang secara 24 jam dan tidak ingin antri di counter Tiki.”

Tiki, lanjutnya, juga sudah meluncurkan layanan lainnya seperti Fast Line dan Drive Thru. Saat ini booth Fast Line baru tersedia satu unit di kantor pusat Tiki. Sementara, untuk Drive Thru hadir di kantor cabang Tiki di Rawamangun, Jakarta. Rocky menargetkan pada awal tahun depan pihaknya akan segera menambah satu Drive Thru lagi di daerah Jakarta Selatan.

Pengoperasian self service

Sebelum menggunakan self service machine, terang Rocky, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu berat barang maksimal adalah 5 kg dan ukuran yang tidak boleh lebih dari ukuran kotak dropbox, juga memiliki dompet elektronik sebagai alat pembayarannya. Sehingga, tidak ada proses uang tunai ketika transaksi berlangsung.

“Semua proses di self service machine ini cashless dan paperless, kami menjamin seluruh prosesnya aman tersimpan dalam database server Tiki.”

Data-data yang perlu dimasukkan saat menggunakan mesin ini adalah nama pengirim, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan alamat pengiriman beserta kode pos. Kemudian, dalam layar akan ada instruksi yang tertera dan perlu ditempuh, mulai dari mengukur berat barang, hingga memilih paket layanan.

Sebelum proses pengiriman selesai, pelanggan akan menerima dua sticker print out yang perlu ditempelkan di paket dan satu lagi disimpan sebagai bukti transaksi. Berikutnya, melunasi pembayaran secara elektronik, dengan kartu kredit atau dompet elektronik. Terakhir, pelanggan tinggal memasukkan paket ke dalam kotak yang sudah terbuka

“Untuk kerja sama dengan pembayaran elektronik, kami belum bisa sebut nama partnernya karena belum MoU. Tetapi, mereka itu berasal dari pemain lokal.”

Rocky menambahkan, mesin sudah di desain memiliki kapasitas tertentu. Artinya, bila sudah memenuhi kuota ada sensor otomatis yang akan memberikan notifikasi pesan singkat untuk segera diangkut oleh kurir. Dari sisi pengamanan, mesin sudah memiliki x-ray untuk memastikan semua paket yang dikirim bukanlah barang-barang terlarang dan berbahaya.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi MyPOS Bantu Berikan Layanan POS Indonesia di Genggaman

Bisnis logistik di Indonesia turut bertumbuh berkat bisnis e-commerce yang semakin lama semakin ramai di Indonesia. Bahkan perusahaan logistik sudah mulai berinovasi ke ranah digital dengan membuat layanan-layanan yang bisa diakses melalui web mereka. Salah satu satu inovasi digital dari perusahaan logistik hadir pada penciptaan aplikasi mobile. Saat ini hampir semua perusahaan logistik memiliki aplikasi mobile, termasuk POS Indonesia.

Berbarengan dengan dominasi layanan digital, adopsi perangkat mobile tidak bisa dibilang sedikit. Ada peningkatan penggunaan perangkat smartphone di masyarakat. Hadirnya aplikasi mobile tentu membawa pengalaman berbeda bagi para pengguna supaya mudah mengakses layanan-layanan yang mereka berikan.

Untuk POS Indonesia, tercatat pada tanggal 25 Agustus 2016 dipublikasikan aplikasi MyPOS di Google Play. Aplikasi yang nantinya akan menjadi ujung tombak POS Indonesia di segmen mobile.

Screenshot_2016-09-01-13-27-36_com.mypos

Sama seperti kebanyakan aplikasi mobile perusahaan-perusahaan logistik, MyPOS menghadirkan fitur-fitur yang memungkinkan pengguna mengakses layanan dan transaksi dari POS Indonesia. Fitur-fitur standar dan wajib untuk aplikasi sebuah perusahaan logistik seperti pengecekan tarif, pelacakan kiriman, info kode pos, dan alamat kantor terdekat sudah bisa digunakan di aplikasi MyPOS ini.

MyPOS juga tampaknya akan dilengkapi dengan fitur-fitur lain seperti PICK ME untuk layanan penjemputan kiriman dan BELI-BELI untuk pembelian kebutuhan pulsa, token listrik, tiket kereta api, dan lain-lain. Ada juga fitur BAYAR-BAYAR, WESELPOS, dan PICKUP AGENCY, yang semuanya mewakili layanan-layanan yang ada di POS Indonesia. Hanya saja fitur-fitur ini tampaknya masih dalam tahap pengembangan, karena belum bisa diakses secara sempurna dan tampilan di aplikasinya masih berwarna abu-abu.

Bisa dibilang aplikasi My POS ini masih sederhana. Sudah cukup lengkap bagi pengguna yang hanya ingin memantau transaksi kiriman, tapi belum cukup bagi mereka yang ingin mendapatkan layanan lengkap POS Indonesia di genggaman mereka.

Application Information Will Show Up Here

Startup Logistik Deliveree Siap Ekspansi ke Vietnam dan Malaysia Tahun Depan

Startup penyedia jasa logistik asal Thailand, Deliveree mengungkapkan paling lambat pertengahan tahun depan akan berekspansi ke dua negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Vietnam. Dalam waktu yang bersamaan, Deliveree akan merambah satu kota lagi untuk Indonesia yaitu Surabaya. Saat ini, Deliveree sudah menginjakkan bisnisnya di tiga negara Thailand (Bangkok), Indonesia (Jakarta dan Bandung), dan Filipina (Manila).

Nattapak Atichartakarn, Regional Senior Manager Deliveree, mengatakan ekspansi ke negara baru merupakan langkah yang dipilih perusahaan untuk memperluas pangsa pasar. Indonesia termasuk negara dengan potensi bisnis logistik terbesar daripada negara lainnya. Hal itulah yang menjadi dasar Deliveree untuk menambah lokasi baru.

Menurutnya, Deliveree sudah memiliki satu kantor perwakilan di Vietnam namun belum beroperasi sama sekali karena masih mempelajari struktur pasar. “Dua minggu yang lalu kami baru resmikan Manila, Filipina sebagai negara ketiga. Dalam pipeline kami, Vietnam dan Malaysia jadi negara selanjutnya pada pertengahan tahun depan,” ujarnya, Rabu (10/8).

Ekspansi Deliveree di Indonesia, lanjutnya, cukup gencar. Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun oleh Deliveree, Indonesia menyimpan potensi bisnis terbesar dibanding Thailand dan Filipina, sebesar $207 miliar. Sementara dua negara lainnya masing-masing hanya sebesar $63,2 miliar dan $29,2 miliar.

Kendati Indonesia menyimpan potensi terbesar, Indonesia sekaligus menjadi negara dengan biaya logistik terbesar pertama di antara dua negara lainnya sebesar 20% dari total biaya. Sedangkan, Thailand sebesar 15% dan Filipina sebesar 18%.

Hingga Juli, jumlah kurir yang telah bergabung di Deliveree Indonesia mencapai 2.000 orang berlokasi di Jabodetabek dan Bandung, dengan armada sepeda motor, city car, MPV, van, pick up, dan box truck. Adapun pelanggan Deliveree terdiri atas 33% korporasi, 33% pengusaha UKM, dan 33% individu.

Perubahan fokus

Nat menerangkan di awal berdiri Deliveree  lebih banyak menawarkan jasanya ke pelanggan individu. Namun, pihaknya menyadari bahwa pelanggan di segmen tersebut bukan tipe yang rutin menggunakan jasa logistik. Sebab, kebanyakan dari mereka menggunakan jasa ini untuk pindahan rumah atau apartemen, mengirim dokumen, bingkisan, dan sebagainya.

Hal ini tentu saja, bakal membuat roda bisnis Deliveree berjalan lambat. Akhirnya, perusahaan pun memutuskan untuk menambah segmen konsumen. Pelanggan korporat dan pengusaha UKM terbilang cukup rutin frekuensinya dalam menggunakan jasa logistik.

Korporat menggunakan jasa logistik untuk mengirim barang dari gudang atau pabrik ke toko, atau dari toko ke pengguna akhir. Sementara itu, pengusaha UKM menggunakan jasa Deliveree kebanyakan berasal dari usaha katering, furniture, bakery, dan fast moving consumer goods (FMCG).

Untuk dapat lebih menjangkau kebutuhan konsumen korporat dan UKM, sambung Nat, Deliveree akan menambah armada baru yakni box truck berukuran besar pada akhir tahun ini.

Sekadar informasi, Deliveree didirikan dengan pendanaan dari Inspire Ventures dan Ardent Capital senilai $2 juta. Perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia pada September 2015.

Perusahaan sejenis Deliveree cukup banyak meramaikan industri logistik di Tanah Air, sebut saja Etobee, Go-Box, Grab Express, dan 21Express yang juga membuka layanan logistik berskema B2C.

Application Information Will Show Up Here

Masuki Bisnis Ritel, Perusahaan Logistik 21Express Klaim Pertumbuhan 10% di Semester Satu 2016

Perusahaan penyedia jasa pengiriman barang, PT Globalindo Dua Satu Express (21Express) mencatatkan pertumbuhan sekitar 10% di semester I 2016 dari segi volume pengiriman barang, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Salah satu faktor pendukungnya adalah dimulainya bisnis ritel sejak tahun lalu.

Fany Wyandi, Managing Director 21Express menjelaskan pasca dimulainya bisnis ritel, secara otomatis mendorong terbukanya kesempatan dan peluang kemitraan bisnis baru, termasuk meluncurkan aplikasi mobile untuk kemudahan akses.

Dia mengatakan aplikasi ini memudahkan pelanggan dalam melakukan pengiriman dan melacak keberadaan barang. Selain itu, pelanggan juga dapat meminta pengambilan barang tanpa harus menghubungi customer service. Sejak diluncurkan, aplikasi tersebut sudah diunduh hampir 5 ribu pengguna aktif.

[Baca Juga: Jasa Pengiriman Barang dan Dokumen 21Express Luncurkan Aplikasi Mobile]

Kedua, memperluas keagenan. Fany menerangkan perusahaan secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pameran franchise di beberapa kota besar untuk membuka kesempatan menjadi agen. Terhitung saat ini sudah ada 50 agen aktif yang berlokasi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Kepulauan Riau, Banten, dan Maluku.

Ketiga, kampanye produk kemasan ramah lingkungan. Keempat, kemitraan keagenan dengan perusahaan lain, kerja sama dengan situs e-commerce Fabelio dan MatahariMall, bermitra dengan bank untuk kemudahan pembayaran cash on delivery (COD), dan menjadi mitra resmi pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2016 (GIIAS) pada 11-21 Agustus 2016 di International Convention Exhibition (ICE) BSD.

“Kami memilih untuk tumbuh secara organik dan terukur. Dari berbagai inisiatif yang kami lakukan, memberikan bukti bahwa kami bisa tetap eksis di industri jasa pengiriman di Indonesia,” pungkas dia dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Selasa (9/8).