Tahun Depan Vine Dipastikan Reinkarnasi dengan Nama Baru

Kejelasan akan penerus atau reinkarnasi dari Vine akhirnya menunjukkan titik terang, pasca meluasnya kabar akan kebangkitan layanan berbagi video singkat itu dengan nama yang berbeda beberapa waktu lalu.

Pendiri Vine, Dom Hofmann baru-baru ini berkicau bahwa versi baru dari aplikasi looping video pengganti Vine yang bernama Byte akan diluncurkan pada musim semi 2019. Tetapi, Hofmann berhenti sampai di sana sehingga detail tentang layanan ini masih diselimuti misteri. Tetapi Hofmann menyebut Byte sebagai “aplikasi looping video” atau masih seperti yang pernah ditawarkan oleh Vine namun tentu dengan kemasan yang berbeda. Untuk saat ini, jika Anda tertarik untuk mempelajari informasi lebih lanjut tentang Byte, bisa mendaftar di situs web Byte yang sudah bisa diakses oleh publik.

Selain potongan informasi itu, Byte juga sudah memiliki akun Twitter, Instagram, dan YouTube resmi. Semua akun saat ini masih dalam kosong, bahkan forum Byte juga belum memberikan banyak informasi.

Twitter menolak untuk menunggu nasib yang tak menentu dengan memutuskan untuk menutup Vine dua tahun lalu. Keputusan ini banyak disayangkan oleh orang mengingat kompilasi Vine dianggap masih menarik. Hofmann sebagai co-founder Vine jelas berdiri di pihak yang meyakini ide video looping masih memiliki ruang yang tersisa di ceruk media sosial yang padat sekarang ini.

Pada bulan November tahun lalu, Hofmann mengutarakan niatannya untuk membawa Vine dari kematian dengan menyebutkan sebagai Vine V2. Bahkan ia sudah membuat branding baru berupa logo. Sayangnya di awal tahun 2018, ia mengumumkan penundaan peluncuran dengan alasan yang tidak diketahui. Sampai sekarang, akhirnya Vine hampir pasti menjalani reinkarnasi sebagai Byte. Kita tinggal menunggu hari itu datang.

Sumber berita 9to5Mac.

Facebook Luncurkan Sticker Musik dan Perluas Akses Fitur Lip Sync Live

Di samping meluncurkan Messenger versi baru dengan tampilan yang gres, Facebook turut memperkenalkan sejumlah fitur seputar musik. Facebook, seperti diberitakan pada bulan Maret lalu, telah mengantongi lisensi dari tiga label musik ternama, dan mereka tampaknya tidak mau menyia-nyiakan investasi besar ini.

Fitur yang pertama adalah sticker musik. Ya, fitur ini sama persis seperti yang lebih dulu diluncurkan untuk Instagram Stories, yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan sebuah lagu pada foto atau video yang diunggahnya. Bedanya, sticker musik di sini tak hanya tersedia pada Facebook Stories saja, melainkan juga di News Feed.

Sama seperti di Instagram, pengguna bebas menentukan bagian lagu spesifik yang hendak digunakan. Bersiaplah untuk melihat lebih banyak lagi video lip sync di Facebook, mengingat fitur ini memang sangat cocok dipakai untuk itu.

Facebook Lip Sync Live

Bicara soal lip sync, Facebook juga memperluas akses fitur Lip Sync Live yang mereka luncurkan pada bulan Juni lalu ke lebih banyak pengguna di berbagai negara. Di samping itu, fitur ini sekarang juga dapat diakses oleh para musisi dan kreator via Facebook Page-nya masing-masing, memberikan mereka cara baru untuk berinteraksi dengan para penggemarnya.

Facebook tak lupa mengintegrasikan lirik pada sejumlah lagu populer di Lip Sync Live, sehingga pengalaman yang ditawarkan jadi lebih mirip sesi karaoke betulan. Jumlah lagu yang dibekali lirik dipastikan akan terus bertambah seiring waktu.

Music on Facebook Profile

Terakhir, Facebook bakal menambahkan seksi baru khusus untuk musik pada profil masing-masing pengguna, sehingga kita semua bisa memamerkan lagu favorit kita maupun yang sedang kita gandrungi saat ini.

Kalau perlu, lagu favorit ini bisa kita pin ke bagian paling atas. Saat pengguna lain melihat dan memutarnya, mereka bakal disuguhi sepotong klip lagunya beserta video yang menampilkan foto sekaligus album art karya sang musisi terkait. Selanjutnya, mereka juga bisa menambahkan lagu yang sama ke profil mereka jika mau.

Sumber: Facebook.

Instant Games Kini Hadir di Facebook Lite dan Facebook Group

Masih ingat zaman kita membuka Facebook hanya untuk memainkan game seperti FarmVille, Restaurant City, dan lain sebagainya? Era tersebut sudah resmi berakhir sejak kebangkitan industri mobile gaming, akan tetapi bukan berarti Facebook sudah menyerah di bidang gaming.

Sebagai gantinya, Facebook ikut mengarahkan fokusnya ke mobile gaming melalui platform Instant Games, yang memanfaatkan kecanggihan HTML5 agar game dapat konsumen nikmati di perangkat apapun yang bisa dipakai untuk mengakses Facebook.

Konsep Instant Games yang tidak mengharuskan pengguna untuk mengunduh apa-apa sejatinya sangat cocok untuk konsumen di negara berkembang, yang umumnya memiliki akses internet cukup terbatas. Oleh karena itu, Facebook baru-baru ini memutuskan untuk membawa Instant Games ke Facebook Lite.

Di samping itu, Instant Games rupanya juga bakal segera hadir sebagai suatu fasilitas untuk grup Facebook seputar gaming, sehingga pengguna dapat menikmati sederet permainan yang tersedia bersama rekan-rekan sejawatnya. Untuk grup non-gaming, Facebook berencana menghadirkan Instant Games sebagai fitur yang opsional.

Facebook Instant Games

Kehadiran Instant Games di lebih banyak tempat ini pada dasarnya merupakan kabar baik bagi para developer game, apalagi mengingat Facebook sudah membuka aksesnya ke semua developer sejak bulan Maret lalu. Sejumlah opsi monetisasi tentu saja sudah disediakan agar developer bisa memanfaatkan platform ini sebagai lahan bisnis barunya.

Dilansir TechCrunch, pendapatan Facebook dari sektor gaming tentu tidak lagi sebesar pada masa keemasan FarmVille. Kendati demikian, angka $190 juta per kuartal masih tergolong lumayan, dan ini sejatinya yang mendorong Facebook agar tidak patah semangat di ranah gaming.

Belum lama ini, Facebook juga telah merilis portal gaming-nya, fb.gg, sebagai aplikasi mobile – meski baru berstatus beta. Tanpa harus terkejut, Instant Games juga merupakan salah satu fitur yang ditawarkan di aplikasi tersebut.

Sumber: TechCrunch dan Facebook.

Data 29 Juta Akun Facebook Dipastikan Bocor!

Apabila Anda termasuk yang rajin berinteraksi via Facebook, sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk memeriksanya keamanan akun Anda. Pasalnya, media sosial nomor satu di dunia, Facebook baru saja mengumumkan bahwa sekitar 30 juta akun Facebook telah diretas, mencakup data nama pengguna, nomor telepon, email dan informasi pribadi lainnya.

Dalam laporan terdahulu dikatakan bahwa peretas memanfaatkan celah di dalam fitur “View As” dengan cara mencuri akses token yang memungkinkan pengguna untuk tetap masuk tanpa harus login setiap kali membuka Facebook. Dalam laporan awal itu, Facebook memperhitungkan ada 50 juta akun terdampak.

Setelah melakukan penyelidikan mendalam, Facebook menemukan angka yang lebih rendah, hanya 30 juta akun namun dengan kerusakan yang cukup menakutkan. Ada sekitar 15 juta pengguna Facebook yang mengalami kebocaran nama pengguna dan informasi kontak termasuk nomor telepon, alamat email, dan informasi kontak lainnya tergantung informasi yang tercantum di profilnya.

Kemudian ada sekitar 14 juta pengguna yang selain dua set informasi yang disebutkan di atas, juga mendapatkan serangan pada informasi jenis kelamin, bahasa, status hubungan, agama, kota asal, kota saat ini, tanggal lahir, jenis perangkat yang digunakan untuk mengakses Facebook, pendidikan, pekerjaan, 10 tempat terakhir yang mereka periksa atau ditandai di web, orang atau halaman yang mereka ikuti, dan 15 pencarian terbaru.

Sisanya, sekitar 1 juta pengguna Facebook diserang tetapi peretas tidak memiliki data pribadi pengguna.

Kabar baiknya, peretas tidak dapat mengakses konten pesan pribadi apa pun, seperti informasi di Messenger, Messenger Kids, Instagram, WhatsApp, Oculus, Workplace, Pages, pembayaran, aplikasi pihak ketiga, akun pengembang dan iklan.

Untuk memeriksa apakah Anda terkena dampak dari kejadian ini, silahkan ke laman bantuan yang sudah disediakan oleh Facebook. Tapi pihak Facebook berjanji akan mengirimkan pesan khusus ke 30 akun terdampak untuk menjelaskan apa yang terjadi dan apa langkah yang harus diambil selanjutnya.

Sumber berita Newsroom.

Google+ Bakal Ditutup Agustus 2019, Tapi Versi Enterprise-nya Masih Lanjut

Apa kabar Google+? Saya tidak menyalahkan apabila Anda lupa dengan eksistensi media sosial yang satu ini, tapi jika dibandingkan Facebook dan Twitter, Google+ memang sangat tidak laku.

Sejak lama saya bertanya dalam hati, “kapan Google+ bakal ditutup?” Path belum lama ini sudah mengumumkan rencana penutupannya, dan saya semakin penasaran kapan Google bakal mengambil keputusan yang sama. Pertanyaan itu sudah terjawab: Google+ bakal berhenti beroperasi pada akhir Agustus 2019.

Namun yang menjadi alasan penutupannya bukanlah jumlah pengguna yang sedikit – meski Google pada akhirnya mengakui hal tersebut dan mengatakan bahwa 90 persen dari semua sesi penggunaan Google+ berlangsung kurang dari lima detik. Yang dijadikan alasan justru adalah kasus kebocoran data.

Kasus ini pertama dilaporkan oleh Wall Street Journal, lalu Google mengonfirmasinya dan menjelaskannya secara lebih merinci lewat blog resminya. Dijelaskan bahwa ada sebuah bug pada Google+ API yang memungkinkan aplikasi untuk mengakses informasi pada profil pengguna yang statusnya privat.

Bug tersebut sebenarnya sudah ditangani Google sejak bulan Maret lalu, akan tetapi salah mereka adalah tidak menginformasikannya sama sekali ke pengguna. Pembelaan Google adalah mereka sama sekali tidak menemukan bukti penyalahgunaan bug tersebut.

Terlepas dari itu, kasus ini pada akhirnya memaksa Google untuk berbenah. Imbasnya, Google+ pun harus dikorbankan. Namun ternyata yang ditutup hanyalah Google+ versi konsumen, versi enterprise-nya yang terbilang cukup populer masih akan lanjut beroperasi seperti biasa.

Jadi apabila Anda pernah aktif menggunakan Google+ dan merasa ada data yang perlu diselamatkan, Anda masih punya waktu sekitar 10 bulan untuk melakukannya. Dalam beberapa bulan ke depan, Google bakal menyediakan informasi lebih lengkapnya.

Sumber: Google via Engadget.

Notifikasi Instagram Sekarang Terlihat Juga di Browser dan Versi Lite

Meski baru saja kehilangan co-foundernya, tak lantas membuat Instagram berhenti berinovasi. Aplikasi berbagi gambar kepunyaan Facebook justru kembali menggulirkan perubahan baru bagi pengguna setianya.

Perubahan yang pertama adalah kehadiran notifikasi bagi pengguna yang mengakses Instagram melalui peramban Chrome. Itu artinya, mereka akan mendapatkan pemberitahuan saat ada pengikut baru atau adanya komentar dan jempol baru dari pengikut yang sudah ada sebelumnya.

Kedua, Instagram juga mulai menguji fitur notifikasi yang sama untuk Instagram Lite, aplikasi versi ringan yang lebih ringkas. Meski baru dalam tahap penggodokan, namun fitur ini secara perlahan mulai memangkas faktor pembeda antara versi lite dan versi standar.

screenshot-www.androidpolice.com-2018-09-26-15-31-28

Untuk versi peramban, sejumlah laporan mengatakan bahwa notifikasi tampil di platform desktop dan mobile. Namun seperti sebelumnya, di versi peramban dan lite ini ketersediaan fitur Instagram masih sangat terbatas. Pengguna belum bisa mengirimkan pesan DM dan mengunggah video, tetapi dari sana pengguna sudah dapat berselancar ria membaca linimasa, mencari postingan tertentu, melihat Stories teman atau jika memang diperlukan mereka bisa menggunggah foto.

Instagram Lite sendiri digulirkan pertama kali di Meksiko. Kabar ini terendus media pada bulan Juni lalu. Tergolong lambat memang, tetapi menurut Techcrunch saat ini Instagram sedang mempertimbangkan untuk memboyong versi ringannya itu ke lebih banyak negara berkembang.

Popularitas Instagram sendiri diprediksi masih akan meroket di tahun-tahun mendatang. Statista memproyeksikan pertumbuhan pengguna Instagram melampaui 111 juta pada tahun 2019. Jadi cukup wajar jika layanan berbagi foto ini terus berbenah dan menyempurnakan semua platform yang ia dukung.

Sumber berita AndroidPolice dan gambar header Medium.

Belanja di Instagram Kini Semakin Mudah

Bukan rahasia lagi bahwa Instagram menjadi salah satu media promosi yang efektif. Sebaliknya, Instagram juga tak segan-segan menyediakan tools untuk memudahkan pengguna lain yang gemar berbelanja online tanpa repot harus berurusan dengan keranjang belanja di marketplace atau toko online.

Kesan sebagai media sosial yang glamor dan tempat berbelanja makin terasa setelah tim pengembang menggulirkan dua fitur baru yang lagi-lagi disasar untuk para penjual dan influencer. Tetapi di saat bersamaan juga memudahkan pengguna untuk belanja produk dari brand yang diikuti.

Fitur yang pertama adalah kehadiran kanal Shopping di dalam menu tab Explore, memudahkan pengguna setia Instagram untuk memperoleh berbagai penawaran barang yang memang diminati. Brand yang tampil di daftar Shopping ini hanya brand yang diikuti oleh pengguna, kemudian dari sana mereka dapat melihat produk apa saja yang dijajakan, lalu dengan mudah melakukan pembelian dengan berbagai alat transaksi yang ditawarkan.

Kanal Shopping digulirkan secara perlahan mulai hari ini, dan diharapkan bakal mendarat di perangkat pengguna Instagram global dalam beberapa pekan ke depan.

Fitur yang kedua adalah dukungan tag Shopping yang merambah ke Stories. Ini sebenarnya bukan fitur baru, karena ia pertama kali diluncurkan pada bulan Juni namun memang hanya untuk pengguna terbatas. Nah, sekarang jangkauan fitur ini telah diperluas ke 46 negara, memberikan keleluasaan bagi brand untuk menyematkan ikon tas ke Stories sehingga konsumen bisa langsung membeli dari sana.

Peluncuran dua fitur ini tak lepas dari hasil sebuah survei, di mana ditemukan bahwa ketika pengguna menonton Stories, mereka juga ingin mengetahui update dari brand yang mereka ikuti. Kemudian 90 juta akun sudah mengetuk foto untuk melihat tag di pos belanja, menunjukkan adanya ketertarikan yang besar akan produk.

Sumber berita Instagram dan gambar header Pixabay.

Raditya Dika Bergabung Sebagai Chief Creative Officer Penulis.ID

Makin masifnya penerapan content marketing untuk kegiatan pemasaran menjadi peluang tersendiri untuk startup yang ingin menyasar sektor tersebut. Salah satunya adalah Penulis.ID yang merupakan startup content agency yang menyediakan jasa pemasaran konten, mulai dari pembuatan artikel, rilis pers, manajemen media sosial, hingga konten video.

Untuk memperkuat tim dan mempercepat pertumbuhan perusahaan, Penulis.ID menggandeng selebritis Raditya Dika. Bergabungnya Raditya Dika sebagai Chief Creative Officer akan fokus membantu meningkatkan kualitas tim media sosial, video, dan konten perusahaan.

“Dengan bergabungnya Raditya Dika di tim Penulis.ID, kita memiliki target dalam dua tahun ke depan bisa tumbuh 5 kali lipat dari sekarang. Pengalaman yang dimiliki oleh Raditya Dika di dua channel ini yang menurut kita berharga,” kata CEO Penulis.ID Adhika Dwi Pramudita kepada DailySocial.

Hingga kini Penulis.ID mengklaim telah memiliki puluhan klien perusahaan besar yang membutuhkan bantuan untuk memperbaiki strategi konten agar bisa menarik audiens yang lebih luas.

“Tren marketing ke depan itu lebih ke konten ya. Tanpa konten yang bagus, brand bakal susah menjangkau audiens. Market bisnis konten ini sangat besar. Jadi saya yakin bisa membantu Penulis.ID berkembang jadi perusahaan yang besar juga,” kata Raditya.

Belum ada rencana galang dana baru

Untuk memudahkan startup dan brand memanfaatkan layanan yang dimiliki, Penulis.ID menyediakan tiga paket dengan harga yang bervariasi. Dengan kisaran harga Rp2,4 juta hingga Rp11 juta, perusahaan bisa mendapatkan layanan lengkap yang dianggap cukup terjangkau.

“Pasar content marketing sedang berkembang pesat. Kebetulan kami memang sedang melayani beberapa klien merek-merek besar di Indonesia, termasuk salah satunya startup unicorn,” kata Adhika.

Setelah melakukan penggalangan dana pada tahun 2014 lalu, hingga kini Penulis.ID belum memiliki rencana untuk melakukan fundraising. Mengklaim telah memiliki cashflow yang cukup positif tahun 2017 lalu, target Penulis.ID selanjutnya adalah melakukan ekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara.

“Dengan bergabungnya Raditya Dika kami cukup optimis. Kemungkinan kalau kita bisa achieve target, penggalangan dana dan ekspansi ke Asia Tenggara baru kita lakukan. Hal tersebut tentunya baru bisa dilakukan 1-2 tahun ke depan,” tutup Adhika.

Instagram Berikan Fitur Keamanan Baru untuk Penggunanya

Pengguna Instagram tak lama lagi bakal mendapatkan proteksi lebih dari ancaman orang-orang usil di luar sana. Jejaring sosial milik Facebook itu baru saja mengumumkan sedang menggulirkan penambahan dukungan untuk otentikasi aplikasi pihak ketiga yang bertujuan memperketat keamanan akun pengguna setianya.

Sebelumnya, Instagram sudah menawarkan fitur faktor keamanan dua arah yang cara kerjanya menggunakan nomor ponsel untuk mengirimkan kode keamanan tambahan ketika pengguna login ke dalam aplikasi. Cara ini dianggap yang paling aman, namun bagi pengguna yang merasa kurang nyaman dengan cara ini segera bisa mencoba alternatif baru yang ditawarkan oleh Instagram.

Otentikasi dua langkah baru dari Instagram memungkinkan pengguna untuk menghubungkan akun dengan aplikasi Authenticator seperti Authy, Duo atau Google Authenticator tanpa nomor ponsel, diklaim lebih cepat dan mudah. Fitur ini dapat menjadi alternatif ketika pengguna sedang berada jauh dengan ponsel utamanya.

 

Dalam pengumunan resminya di blog, Instagram mengatakan pembaruan untuk aplikasi authenticator pihak ketiga sudah mulai diluncurkan dan akan tersedia untuk pengguna global dalam beberapa minggu mendatang. Mereka yang sudah kebagian dapat menemukan fitur tersebut di menu Pengaturan –  Autentikasi Dua Faktor, lalu memilih “Aplikasi Otentikasi” untuk menerapkan otentikasi dua faktor yang tidak melibatkan nomor telepon.

 

Selain peningkatan otentikasi dua faktor, Instagram juga memperketat keamanan akun dengan panel baru bernama About This Account yang akan disematkan ke akun orang-orang berpengaruh seperti selebritis, tokoh negara, dan pemerintahan. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memeriksa informasi dan memastikan keaslian akun.

 

Terakhir, Instagram akhirnya merilis juga fitur permintaan verifikasi berupa lencana centang biru yang prestisius. Tetapi, Instagram sekali lagi menegaskan bahwa proses verifikasi akan dilakukan secara manual. Akun yang tidak memenuhi kriteria tidak akan bisa mendapatkan lencana verifikasi yang diminta.

Sumber berita Instagram dan gambar header

Ilustrasi Instagram di iPhone
Ilustrasi Instagram di iPhone

.

Platform Analisis Instagram Analisa.io Diluncurkan

Platform analisis Instagram Analisa.io (Analisa) resmi diluncurkan. Menjadi salah satu portofolio Mumu.id, Analisa berusaha menyuguhkan informasi akurat dan lengkap untuk analisa akun dan hashtag Instagram. Berbekal dukungan AI (Artificial Intelligence), Analisa cukup optimis bisa memberikan wawasan lengkap mengenai konten populer, demografi pengguna hingga geo trend heat map.

Analisa mengklaim mampu memberikan data-data yang mampu ditindaklanjuti untuk keperluan kampanye influencer, agensi, brand marketer dan mereka yang menjalakan social media marketing terutama mereka yang spesifik membutuhkan kampanye untuk Instagram.

Analisa sendiri akan melengkapi protofolio Mumu.id sebagai tools analisa Instagram yang memberikan kesempatan untuk siapa pun agar bisa membaca analisis trend di Instagram untuk akun atau hashtag tertentu.

“Seiring dengan semakin penting dan tumbuhnya efektivitas media sosial dan dampak untuk masyarakat, kami berharap dapat menyediakan tools yang dapat diakses [dan mampu] membawa perubahan yang positif dan optimal untuk aktivitas media sosial bagi siapa pun. Sambil membawa transparansi dan akuntabilitas ke industri. Tujuan kami di Mumu.id adalah selalu membangun platform yang powerful dan mampu mendemokrasi social empowerment kepada setiap individu atau bisnis,” terang co-founder Mumu.id Winston Muljadi.

Analisa optimis menyasar semua kalangan, mulai dari brand marketer, agensi, hngga influencer dari seluruh dunia. Termasuk pasarnya adalah individu yang berusaha mengukur performa akun atau hashtag Instagram.

Setelah melepas versi beta, Analisa memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk mencoba tools mereka. Jika membutuhkan data yang lebih lengkap, Analisa menyediakan versi berbayar untuk data dan fitur yang lebih lengkap.

Setelah melakukan pivot Mumu.id berusaha membangun portofolio yang lengkap dan fokus pada segmen media sosial, khususnya Instagram. Selain Analisa, mereka juga memiliki IconReel sebagai platform yang menghubungkan influencer dengan agensi.