Facebook Kini Tawarkan Layanan Pesan Makanan Secara Online

Dalam beberapa bulan terakhir, Facebook secara rutin menggulirkan sejumlah fitur baru untuk layanannya, baik untuk mobile ataupun web. Di sela-sela kesibukan itu, tim pengembang portfolio-nya yang lain yakni WhatsApp dan Instagram juga tak kalah rajin melahirkan fitur baru yang makin memanjakan penggunanya.

Baru-baru ini Facebook kembali melahirkan fitur baru yang ditujukan untuk aplikasi mobile dan juga web. Pembaruan ini menghadirkan sebuah menu baru bernama Order Food yang muncul di kedua platfrom tersebut. Sesuai dengan namanya, Order Food adalah layanan baru yang memungkinkan pengguna memesan makanan dari restoran tertentu langsung dari aplikasi. Artinya, mereka kini tak harus memasang aplikasi pesan antar makanan atau mengunjungi web restoran terkait saat ingin memesan makanan dari rumah.

0otplrpy

Menu Order Food ditandai dengan ikon hamburger dengan warna yang berbeda antara platform web dan mobile. Seluruh proses pemesanan hingga ke pembayaran dilakukan melalui situs atau aplikasi Facebook, kendati baru dibatasi untuk pengguna di kawasan Amerika Serikat. Pun demikian, seluruh pesanan yang masuk tidak secara langsung dikerjakan oleh Facebook, melainkan oleh layanan pihak ketiga yakni Delivery.com atau Slice.

6iqsbc3h

Yang membuat layanan Order Food berpotensi disukai adalah kemudahan dan kelengkapan yang disuguhkan. Layanan ini menampilkan semua restoran di satu halaman termasuk foto, rincian harga dan juga jenis makanannya. Facebook juga memberikan informasi pelengkap apakah restoran terkait melayani pesan antar atau jemputan.

Jika Anda masih ingat, di bulan Oktober tahun lalu Facebook pernah berkolaborasi dengan dua layanan yang sama untuk menginisiasi bisnis pemesanan online. Proyek itu kemudian diwujudkan dalam bentuk fitur Start Order yang digulirkan untuk Facebook Page. Dengan hadirnya fitur yang sama di layanan utama Facebook, tampakya jejaring sosial raksasa ini siap untuk merambah bisnis baru memanfaatkan ekosistemnya yang kian solid.

Sumber berita Techcrunch dan gambar header Pixabay.

Strava Ciptakan Media Sosial Mini Khusus Penggemar Olahraga di dalam Aplikasinya

Sharing di media sosial merupakan salah satu bentuk motivasi berolahraga yang paling efektif menurut hasil studi MIT. Gampangnya, untuk kegiatan bersepeda misalnya, kita pasti terdorong untuk menempuh jarak yang lebih jauh dan lebih cepat daripada teman-teman sesama pesepeda.

Itulah mengapa hampir semua aplikasi fitness menawarkan fitur sharing ke Facebook atau Twitter. Namun sekarang Strava ingin mengumpulkan semua itu di satu tempat lewat fitur baru bernama Athlete Posts. Fitur ini pada dasarnya bisa dianggap sebagai platform blogging mini di dalam aplikasi Strava.

Strava sendiri mendeskripsikannya sebagai “cara baru untuk menciptakan dan membagikan konten” bagi jutaan penggunanya. Memang seberapa banyak pengguna Strava? Tanpa mengungkapkan angka pastinya, Strava cuma bilang kalau setidaknya ada satu juta pengguna baru setiap 45 hari.

Contoh konten Athlete Posts di Strava / Strava
Contoh konten Athlete Posts di Strava / Strava

Pengguna nantinya dapat mem-posting catatan kecil, tips, artikel maupun topik diskusi, lengkap beserta foto-foto yang relevan. Sekali lagi anggap saja ini sebagai Facebook atau Twitter mini di dalam Strava, tapi tentunya dengan koleksi konten seputar kebugaran dan kesehatan yang dapat menginspirasi sekaligus memotivasi pengguna.

Strava sendiri sudah menyiapkan konten dengan menggandeng sekitar 36 atlet berpengaruh untuk berbagi pengalamannya, sebelum nantinya merilis Athlete Posts secara publik pada musim panas.

Sumber: Digital Trends dan Strava.

Twitter Resmi Perkenalkan Twitter Lite

Tingkat adopsi smartphone terus meningkat setiap harinya, akan tetapi pergerakannya tidak sebanding dengan pemerataan jaringan internet yang terbilang lamban. Alhasil, ada banyak pengguna smartphone yang harus terkendala koneksi yang lambat. Fakta ini adalah alasan utama di balik lahirnya aplikasi macam Facebook Lite dan YouTube Go.

Twitter rupanya juga tidak mau ketinggalan. Mereka baru saja memperkenalkan Twitter Lite, yang secara fungsi dan tujuan sangat mirip seperti kedua aplikasi di atas. Bedanya, Twitter Lite bisa langsung diakses dari browser ponsel atau tablet tanpa harus mengunduh apa-apa karena ia pada dasarnya merupakan situs mobile.twitter.com yang sudah didandani.

Kecepatan menjadi prioritas dalam Twitter Lite, bahkan jika pengguna hanya berada di jaringan 2G. Waktu loading-nya diklaim lebih cepat 30 persen, dan navigasi secara menyeluruh juga lebih gegas dari sebelumnya. Semua ini tanpa mengonsumsi data lebih dari 1 MB.

Twitter Lite dapat mengirim push notification meski pengguna sudah keluar dari browser / Twitter
Twitter Lite dapat mengirim push notification meski pengguna sudah keluar dari browser / Twitter

Hampir semua fitur Twitter tersedia dalam Twitter Lite. Tidak cuma Timeline, Tweet dan Direct Message saja, tapi juga Trends, Profiles, Media Uploads sampai push notification. Ya, Anda tetap bisa menerima notifikasi meski sudah keluar dari Twitter Lite, dan shortcut-nya pun juga bisa ditambahkan ke homescreen.

Lebih lanjut, Twitter Lite juga menyimpan fitur data saver. Aktifkan fitur ini, maka gambar dan video tidak akan otomatis di-load, melainkan secara manual berdasarkan pilihan Anda sendiri. Menurut Twitter, konsumsi data bisa dihemat hingga 70% dengan fitur ini.

Terakhir, seandainya koneksi Anda tiba-tiba terputus di tengah jalan, konten yang sudah di-load tetap bisa dilihat. Dan karena Twitter Lite sejatinya merupakan situs versi mobile, ia bisa dinikmati di perangkat Android dan iOS – bahkan dari komputer saja bisa. Tanpa perlu menunggu lama-lama, Twitter Lite sudah tersedia sekarang juga dan di mana pun Anda berada.

Sumber: Twitter.

Targetkan Pengguna Baru, Yogrt Luncurkan Fitur Live Content

Layanan media sosial dengan konsep social discovery berbasis lokasi, Yogrt, hari ini kembali meluncurkan fitur terbaru untuk target pengguna yaitu kalangan millennial di Indonesia. Melalui Live Content, kini pengguna memiliki kesempatan untuk menyiarkan konten video secara langsung sebagai hiburan dan interaksi para pengguna.

Melalui fitur Live Content, Yogrt berencana memberdayakan 10 ribu anak muda Indonesia untuk secara independen mempertunjukkan bakat mereka. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Yogrt berencana berkolaborasi dengan partner-partner potensial dan universitas lewat aktivitas pencarian bakat di beberapa kota di Indonesia.

Contoh kategori yang akan tersedia di fitur Live Content akan meliputi menyanyi, menari, stand-up comedy, fashion/make up, reportase acara, olahraga, wisata.

Layanan media sosial yang saat ini mengklaim telah memiliki sekitar 5 juta pengguna dari Indonesia, dengan fitur terbaru ini menargetkan bisa menambah jumlah pengguna hingga 15 juta dalam 12 bulan ke depan.

“Para pengguna sosial media di masa ini tahu apa yang mereka inginkan dari semua media yang bersifat real time. Hal ini mencakup kemudahan bernavigasi, tampilan yang bersahabat, dan konten yang menarik. Lewat sistem Live Content yang ‘berfokus pada anak-anak muda berbakat’, Yogrt menawarkan konten yang lebih menyenangkan dan aman, yang dapat memaksimalkan pengalaman para pengguna ketika mengaksesnya,” kata Co-Founder dan CEO Yogrt Jason Lim.

Fitur terbaru ini sengaja diluncurkan oleh Yogrt sebagai salah satu pengembangan fitur yang strategis, sekaligus memberikan platform baru untuk kalangan millennial berbagi kreativitas melalui video secara langsung.

Untuk memastikan konten video tersebut sesuai dengan standar dan ketentuan Yogrt, proses verifikasi yang lumayan ketat akan dilakukan tim Yogrt. Proses tersebut mencakup talenta dan konten untuk memastikan konten yang dihasilkan adalah konten yang berkualitas, sesuai, dan aman.

Application Information Will Show Up Here

Facebook Uji Fitur Komentar Bergambar Dalam Format GIF

Facebook tampaknya belum mau berhenti berinovasi dan melakukan ujicoba fitur baru demi memperkaya layanannya. Setelah meresmikan fitur Mentions dan Reactions di Messenger, jejaring sosial terbesar tersebut dikabarkan sedang menguji tombol baru yang memungkinkan pengguna meninggalkan komentar gambar GIF dari layanan Giphy atau Tenor.

Menurut juru bicara Facebook kepada Techcrunch, “bahwa semua orang menyukai GIF yang unik dan kami tahu orang-orang ingin bisa menggunakannya di kolom komentar. Jadi, kami berencana untuk memulai fase uji coba yang memungkinkan pengguna menambahkan gambar GIF ke dalam komentar. Tapi sekali lagi,ini baru akan diuji.”

facebook-gif-button

Menurut sumber yang sama, dikatakan lebih lanjut bahwa tombol komentar berformat GIF hanya akan tersedia untuk sekelompok kecil pengguna Facebookdan akan digulirkan ke pengguna apabila ternyata disambut dengan baik. Tombol ini disebut mempunyai fungsi yang sama dengan Facebook Messenger, memberikan opsi kepada pengguna untuk menjelajah gambar GIF populer dan sedang tren yang dianggap mewakili status yang dikomentari.

Facebook terus melakukan polesan demi menjaga ketertarikan pengguna terhadap portofolio-nya. Sebelum ini, mereka juga menggulirkan Mentions dan Reactions yang membuat Messenger semakin mirip dengan layanan utama Facebook. Selain itu, Facebook juga terbilang rajin menghadirkan fitur yang diadopsi dari rivalnya, Snapchat. Termasuk ke aplikasi Instagram dan juga WhatsApp.

Sumber berita Techcrunch dan gambar header Pixabay.

LinkedIn Perkenalkan Fitur Baru, Trending Storylines

Sebagai jejaring sosialnya para pekerja profesional, LinkedIn banyak diisi dengan diskusi-diskusi menarik dari beragam topik dan sudut pandang. Dan kini ada cara baru yang lebih mudah untuk mengikuti perbincangan-perbincangan tersebut.

Didapuk Trending Storylines, fitur baru ini akan muncul tepat di sebelah tab Feed pada halaman depan aplikasi LinkedIn. Konten yang disajikan akan terus diperbarui setiap harinya, mengandalkan kurasi berbasis algoritma dan tim editorial LinkedIn sendiri.

Yang LinkedIn banggakan dari fitur ini adalah bagaimana konten yang disuguhkan mencakup beragam perspektif, baik dari sosok-sosok berpengaruh dan media publikasi ternama, sampai orang-orang yang ada pada jaringan Anda.

Tampilan fitur Trending Storylines di web / LinkedIn
Tampilan fitur Trending Storylines di web / LinkedIn

Menurut LinkedIn, contohnya seperti ini: anggap Anda bekerja di bidang pelayanan kesehatan, maka Anda akan disuguhi topik terkait perkembangan terkini di ilmu biometrik. Dari situ Anda akan menemui opini para ahli kesehatan, sebuah artikel dari majalah kesehatan ternama dan deretan post yang dibagikan oleh koneksi-koneksi pribadi Anda.

Tiap-tiap topik ini akan hadir bersama dengan hashtag-nya sendiri, sehingga Anda juga bisa berpartisipasi dalam diskusi dengan mudah.

Untuk sementara Trending Storylines baru tersedia buat pengguna di Amerika Serikat saja, namun LinkedIn berjanji untuk menghadirkannya ke negara-negara lain dalam waktu dekat. Selain di perangkat mobile, fitur ini juga dapat diakses lewat web di perangkat desktop.

Sumber: LinkedIn.

Mirip Facebook, Twitch Pulse Ingin Menjadi Tempat Berbagi Para Gamer di Luar Sesi Live Streaming

Twitch pada dasarnya sudah bisa dianggap sebagai media sosialnya para gamer. Pun demikian, di luar sesi live streaming, para streamer biasanya memilih Twitter atau Facebook untuk memberikan update, membagikan potongan klip, atau sekadar bersenda gurau lewat sederet meme.

Mulai hari ini, mereka tidak lagi perlu meninggalkan Twitch untuk melakukan itu semua. Twitch baru saja memperkenalkan fitur bernama Pulse, yang pada dasarnya merupakan tempat dimana streamer dan penonton bisa saling berbagi dan berinteraksi. Facebook di dalam Twitch, kira-kira begitu penjelasan paling mudahnya.

Tampilannya sendiri memang sangat mirip seperti Facebook. Teks, link, foto, GIF maupun video yang berasal dari YouTube pun bisa dibagikan di sini, dan para streamer sejatinya bisa berinteraksi dengan para follower maupun penonton yang jarang mengunjungi channel mereka mengingat Pulse dapat diakses langsung dari halaman utama Twitch.

Tampilan Twitch Pulse sangat mirip seperti Facebook / Engadget
Tampilan Twitch Pulse sangat mirip seperti Facebook / Engadget

Streamer dapat membuat posting lewat Broadcaster Dashboard maupun Channel Feed. Post yang dikirim lewat Channel Feed ini akan muncul di halaman utama follower mereka. Konten dalam Pulse disajikan secara kronologis, akan tetapi ke depannya mungkin bisa berubah selagi Twitch tengah menggodok metodenya sendiri.

Twitch Pulse sudah bisa diakses mulai hari ini juga oleh semua pengguna Twitch, atau dalam beberapa minggu ke depan bagi yang belum kebagian jatah. Pulse juga akan tersedia melalui aplikasi mobile Twitch – ini penting seandainya Twitch ingin komunitas penggunanya tidak meninggalkan Twitch di luar sesi live streaming.

Sumber: Twitch Blog.

Facebook Mulai Tandai Berita Hoax

Di era serba digital dan terhubung sekarang ini, mudah sekali bagi seseorang untuk membagikan berita yang kemudian menjadi viral di dunia maya, khususnya di jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Masalahnya, tak sedikit berita yang booming itu ternyata tak didasari dengan bukti yang konkrit sehingga lebih dahulu mengakibatkan kerusakan dan kesalahan informasi sebelum dapat dibuktikan. Masalah ini terjadi hampir di seluruh dunia, dan mencapai klimaks ketika menjadi kambing hitam kekalahan Hillary Clinton dalam pemilihan Presiden AS, sehingga memaksa Facebook berpikir keras menemukan cara untuk memberantasnya.

Kabar baiknya, Facebook sepertinya sudah menemukan formula yang tepat untuk menghentikan wabah tersebut dengan cara menandai postingan hoax dengan label “Disputed”. Ini merupakan bentuk nyata dari janji mereka di bulan Desember tahun lalu, merupakan bagian dari upaya serius Facebook memerangi sebaran berita palsu yang meresahkan. Jadi pada dasarnya label disputed berarti bahwa artikel atau berita yang dibagikan diduga tidak berdasarkan informasi yang akurat atau dapat dipercaya. Label ini juga akan disertai dengan tautan ke situs pemeriksa fakta yang akan melampirkan bukti dan juga penjelasan.

Screenshot label Disputed di berita yang dianggap palsu
Screenshot label Disputed di berita yang dianggap palsu

Solusi ini jelas sebuah kemajuan dalam upaya memerangi penyebaran berita palsu. Tapi, proses yang dibutuhkan ternyata tak sesingkat dan semudah yang dibayangkan, bahkan cenderung lambat sehingga dikhawatirkan gagal mencegah meluasnya penyebaran berita yang sebaliknya berjalan sangat cepat.

Sebelum sebuah postingan ditandai, pengguna harus melaporkan postingan tersebut sebagai berita palsu, atau piranti lunak Facebook mencium gelagat itu. Berikutnya butuh beberapa hari sebelum berita tersebut diverifikasi oleh organisasi pemeriksa fakta yang terdiri dari ABC News, Politifact, FactCheck, Snopes, dan Associated Press. Dan setidaknya dua dari mereka harus satu suara agar label Dispute bisa dipasang.

Masalahnya, di saat yang sama ribuan atau jutaan orang mungkin sudah membagikan berita palsu tersebut. Jadi, yap, Facebook tampaknya membutuhkan sumber daya yang lebih banyak untuk mempercepat proses penandaan tersebut.

Sumber berita Engadget, Recode dan gambar header Pixabay.

Konten Video di Facebook Kini Diputar Otomatis Bersama dengan Audionya

Semakin hari, News Feed di Facebook saya semakin penuh dengan video, dan saya pun otomatis jadi lebih banyak menonton video ketimbang membaca curhatan orang-orang. Belakangan ini Facebook sendiri memang cukup fokus pada konten video, dan mereka baru saja meluncurkan sejumlah pembaruan demi menyempurnakan pengalaman pengguna.

Pembaruan yang pertama adalah autoplay video dengan suara otomatis dijalankan. Sebelum ini, video-video di Facebook memang akan diputar dengan sendirinya, namun audionya dalam posisi mute. Untuk bisa mendengarkan audionya, pengguna harus mengkliknya terlebih dahulu.

Sekarang, audio akan diputar bersamaan dengan videonya, tanpa mengharuskan pengguna untuk mengkliknya terlebih dulu. Pun begitu, Anda yang tidak suka dengan pembaruan ini tak perlu khawatir sebab audio tetap tidak akan terdengar apabila ponsel dalam posisi silent, atau Anda juga bisa mematikan fitur ini secara manual lewat menu pengaturan.

Yang kedua, tampilan preview video vertikal kini jauh lebih optimal di layar ponsel, tidak lagi berbentuk kotak dan terpotong banyak, baik untuk platform Android maupun iOS. Namun untuk bisa menontonnya dalam tampilan penuh, pengguna masih harus mengklik video tersebut.

Tampilan fitur picture-in-picture pada aplikasi ponsel Facebook / Facebook
Tampilan fitur picture-in-picture pada aplikasi ponsel Facebook / Facebook

Yang ketiga dan yang tak kalah menarik adalah semacam fitur picture-in-picture, dimana pengguna dapat memperkecil jendela video dan menempatkannya di bagian ujung manapun supaya mereka tetap bisa melihat-lihat konten lain di News Feed tanpa menutup video tersebut.

Khusus untuk pengguna perangkat Android, mereka bahkan masih bisa menonton video di luar aplikasi Facebook selagi membalas pesan teks atau browsing misalnya. Lalu untuk mematikannya, tinggal geser jendela video kecil tersebut ke simbol “X” yang ada di bagian bawah.

Terakhir, Facebook akan merilis aplikasi khusus untuk sejumlah platform smart TV, yakni Apple TV, Amazon Fire TV dan Samsung Smart TV – platform lainnya akan menyusul. Facebook sepertinya tidak rela pengguna hanya membuka Netflix atau YouTube saja di TV-nya masing-masing.

Sumber: Facebook.

Demi Menciptakan Komunitas yang Damai, Twitter Umumkan Tiga Fitur Kemanan Baru

Twitter identik dengan kebebasan berekspresi. Namun yang namanya kebebasan selalu ada konsekuensi penyalahgunaan. Twitter tidak luput dari masalah ini, dan mereka tampaknya sadar bahwa harus ada upaya khusus untuk bisa menciptakan ruang berekspresi yang lebih kondusif.

Upaya ini sebenarnya sudah dijalankan sejak bulan November kemarin, dimana Twitter pada dasarnya mencoba untuk memberikan pengguna lebih banyak kendali atas konten macam apa yang ingin mereka nikmati di Twitter. Prosedur pelaporan Tweet yang bersifat menghina atau merendahkan juga telah diperbaiki baru-baru ini.

Namun itu saja pastinya belum cukup karena pada dasarnya siapapun dapat membuat akun baru lalu dengan semena-mena menyerang pengguna lain secara verbal. Untuk itu, Twitter baru saja mengumumkan tiga pembaruan yang akan dirilis dalam beberapa minggu ke depan, yang semuanya ditujukan untuk menciptakan rasa aman selama menggunakan Twitter.

Yang pertama dilakukan adalah mencegah pembuatan akun-akun baru yang dengan sengaja dibuat untuk menyerang dan melecehkan pengguna lain. Twitter rupanya sudah mempersiapkan sejumlah trik khusus untuk mengidentifikasi orang-orang yang akunnya telah ditangguhkan (suspended) secara permanen, lalu mencegah supaya mereka tidak membuat akun baru.

Yang kedua, Twitter telah merombak sistem pencarian supaya hasil yang ditampilkan lebih ‘aman’ dari sebelumnya. Caranya dengan menyingkirkan konten-konten yang sifatnya sensitif serta Tweet milik akun-akun yang diblokir atau di-mute dari hasil pencarian.

Konten yang sudah disingkirkan ini sebenarnya tidak dihapus dan masih bisa ditemukan kalau Anda dengan sengaja mencarinya, hanya saja secara default jenis konten ini tidak akan muncul di hasil pencarian.

Respon-respon yang kasar, melecehkan dan merendahkan akan dipindah ke bagian bawah / Twitter
Respon-respon yang kasar, melecehkan dan merendahkan akan dipindah ke bagian bawah / Twitter

Terakhir, Twitter akan mengidentifikasi respon-respon (Replies) yang kasar, bersifat melecehkan, merendahkan serta yang berpotensi menyebarkan ancaman, lalu memindah itu semua ke bagian bawah. Dengan kata lain, Twitter akan mendahulukan percakapan yang lebih relevan ke bagian awal.

Sekali lagi balasan-balasan kasar tersebut bukannya dihapus, melainkan hanya disingkirkan untuk sementara dan masih bisa dicari kalau Anda mau, akan tetapi Twitter secara default akan memilah-milahnya terlebih dulu.

Sumber: Twitter Blog. Gambar header: Pexels.