Instagram Jadi Non-Kronologis, Panik Massal Terjadi

Belum lama ini, Instagram mengumumkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan mereka hendak mengubah sistem timeline-nya dari yang sebelumnya kronologis menjadi non-kronologis berdasarkan algoritma khusus, sama seperti yang sudah lama dilakukan oleh Facebook. Meski belum ada tanda-tanda perubahan, rupanya sudah banyak pengguna yang panik.

Sebuah petisi muncul di situs Change.org dengan maksud untuk meminta Instagram tidak menerapkan sistem timeline baru tersebut. Sejauh ini sudah ada lebih dari 300 ribu orang yang menandatanganinya, dengan target 500 ribu orang.

Sejumlah selebriti dengan jumlah follower yang mencapai jutaan pun ikut angkat bicara, seperti salah satunya John Mayer. Penyanyi berusia 38 tahun tersebut menuliskan uneg-unegnya di Instagram, menegaskan bahwa selera dan rasa ingin tahunya akan selalu berubah setiap hari, sehingga kalau dia sendiri tidak tahu konten seperti apa yang relevan untuknya, bagaimana Instagram bisa tahu.

Bentuk kepanikan lain datang dari mayoritas pengguna yang membuat posting dengan tagar #turnmeon, yang pada dasarnya meminta para follower untuk mengaktifkan fitur “Turn On Post Notifications” agar foto dan video yang mereka unggah tidak hilang tertelan algoritma rancangan Instagram.

Melihat panik massal seperti ini, pihak Instagram pun langsung mengambil tindakan. Lewat akun Twitter-nya, Instagram memastikan bahwa sampai detik ini perubahan sistem timeline ini masih belum diterapkan. Mereka juga berjanji untuk membuat pengumuman resmi saat pembaruan ini sudah melewati masa pengujian dan siap dirilis ke semua pengguna.

Sumber: Engadget. Gambar header: Instagram via Pexels.

Path untuk Android Kini Punya Tampilan Baru yang Lebih Segar

Setelah sebelumnya menghadirkan kembali fitur messaging di dalam aplikasinya, jejaring sosial Path kini kembali memperkenalkan sejumlah fitur menarik dalam update terbaru versi Android-nya.

Pembaruan yang paling mencolok adalah desain tampilan anyar yang lebih segar sekaligus lebih mudah dinavigasikan. Lewat tampilan baru ini, pengguna dapat mengakses berbagai fitur Path hanya dengan menggeser ke kiri atau kanan.

Selanjutnya, Path turut menghadirkan fitur streaming video, dimana pengguna tidak lagi diharuskan mengunduh terlebih dahulu untuk bisa menikmati momen video yang dibagikan oleh teman-teman mereka. Saat terhubung ke Wi-Fi, video akan diputar secara otomatis.

Untuk pengguna yang gemar bercakap-cakap, Path kini telah mengusung fitur mention di bagian komentar. Cukup ketikkan simbol “@”, maka Path akan menampilkan rekomendasi daftar teman berdasarkan siapa saja yang berada dalam momen tersebut. Tidak kalah penting, Path kini juga akan mengingatkan pengguna terkait ulang tahun teman-teman mereka.

Secara keseluruhan, update ini dapat memberikan pengalaman yang lebih sempurna buat pengguna Path. Melengkapi semua itu adalah fitur in-app browser, dimana berbagai macam tautan bisa dibuka tanpa harus keluar dari aplikasi Path itu sendiri. Untuk menikmati fitur-fitur baru ini, silakan langsung update aplikasi Path lewat Google Play.

Application Information Will Show Up Here

Menyusul Facebook dan Twitter, Instagram Bersiap Tampilkan Konten Terkurasi

Dalam beberapa bulan ke depan, akan ada sesuatu yang berbeda dari timeline Instagram kita. Kalau biasanya konten ditampilkan secara kronologis, dimana foto-foto yang terbaru akan muncul di paling atas, ke depannya tidak lagi demikian. Pasalnya, Instagram tengah menyiapkan algoritma khusus untuk menampilkan konten terkurasi.

Rencana ini diumumkan langsung lewat blog resmi Instagram. Keputusan ini didasari oleh semakin membeludaknya foto maupun video yang dibagikan oleh pengguna Instagram, yang setiap harinya semakin melipat ganda – di Indonesia saja ada 22 juta pengguna aktif. Hal ini mengakibatkan pengguna melewatkan sekitar 70 persen dari konten yang terdapat di timeline-nya, berdasarkan data yang dikumpulkan Instagram.

Cara kerja kurasi konten Instagram ini nantinya akan mirip seperti yang sudah lama kita jumpai di Facebook. Foto maupun video dari pengguna yang kita ikuti tak lagi ditampilkan secara kronologis, melainkan berdasarkan minat kita, hubungan kita dengan sang pengunggah dan timing.

Contohnya, kalau musisi yang kita follow mengunggah video dari konser semalam, video tersebut akan muncul di bagian paling atas ketika kita membuka Instagram. Sama halnya dengan foto hewan peliharaan baru dari teman baik kita; Instagram akan memastikan supaya kita tidak melewatkannya.

Sebelum ini, Twitter juga sempat mengambil langkah serupa dengan mengubah sistem timeline-nya. Dalam kasus Twitter, media sosial berlambang burung tersebut menawarkan fitur ini secara opsional, yang berarti pengguna masih bisa mengakses konten di timeline secara kronologis.

Untuk Instagram, belum ada keterangan apakah fitur ini juga bersifat opsional. Tapi kalau melihat apa yang dilakukan Facebook selama ini dengan dua tipe News Feed yang berbeda, yakni “Top Stories” dan “Most Recent”, sepertinya Instagram juga akan menerapkan metode serupa. Hal ini krusial karena pasti ada banyak pengguna yang lebih memilih menerima konten secara kronologis.

Sumber: The Guardian. Gambar header: Instagram via Pixabay.

Aplikasi Twitter Resmi Tersedia untuk Windows 10 Mobile

Masalah keterbatasan aplikasi Windows 10 Mobile lambat laun mulai teratasi. Setelah Facebook meluncurkan Instagram versi beta, kini giliran Twitter yang secara resmi merilis aplikasinya untuk smartphone Windows 10 Mobile.

Sebelum ini, Twitter sudah lebih dulu merilis aplikasi untuk Windows 10. Aplikasi tersebut dirancang mengikuti standar Universal Windows Platform, yang artinya tampilannya bisa diadaptasikan ke berbagai ukuran layar. Pun demikian, rupanya tim Twitter masih butuh waktu cukup lama untuk mengoptimalkan semuanya buat Windows 10 Mobile.

Aplikasi Twitter untuk Windows 10 Mobile ini punya fitur yang cukup lengkap kalau dibandingkan dengan versi iOS atau Android-nya. Pengguna bisa mengakses fitur Moments, group Direct Messages, quote Tweet dengan tambahan komentar, hingga menyimak koleksi Tweet yang populer tanpa harus login terlebih dahulu.

Pengguna juga bisa merekam video, mengeditnya lalu mengunggahnya langsung dari aplikasi. Namun masih ada satu fitur yang tak bisa kita jumpai di versi iOS maupun Android-nya, yakni dark theme. Tampilan serba hitam ini sudah menjadi andalan Twitter sejak era Windows Phone. Untuk mengganti tema, pengguna bisa mengakses menu Settings, lalu Personalization.

Melengkapi semua itu adalah dukungan Cortana, dimana pengguna bisa meminta bantuan asisten virtual tersebut untuk menuliskan Tweet atau mencari konten di Twitter. Bagi pengguna handset Windows 10 Mobile, silakan unduh aplikasi Twitter resmi ini langsung di Windows Store.

Sumber: Windows Blog.

Setelah WhatsApp, Giliran Instagram yang Blokir Tautan ke Telegram

Bulan Desember lalu, sejumlah pengguna Telegram sempat terkejut mengetahui bahwa WhatsApp memblokir semua tautan menuju ke Telegram.me. Kabar itu pun memicu reaksi pihak pengembang Telegram yang menuding sikap tidak sportif Facebook selaku pemilik WhatsApp dalam menghadapi persaingan di kancah aplikasi pesan instan.

Belum ada penjelasan terkait kejadian tersebut, sekarang giliran Instagram yang melakukan hal serupa. Kabar ini dilaporkan langsung oleh akun Twitter resmi Telegram, dimana mereka mengunggah screenshot yang menunjukkan dialog peringatan di Instagram yang mencegah pengguna untuk menyelipkan tautan Telegram pada profilnya. Sekadar mengingatkan, Facebook adalah pemilik Instagram.

Sebelum ini, pengguna Instagram bisa mencantumkan tautan menuju ke akun media sosial lain macam Telegram pada profilnya. Namun berdasarkan pengalaman pendiri Telegram, Pavel Durov, hal tersebut tak lagi berlaku, seperti yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Setelah saya coba sendiri, ternyata memang muncul dialog peringatan yang sama.

Dialog peringatan akan muncul ketika pengguna hendak mencantumkan tautan ke Telegram di profilnya

Namun dalam kasus ini bukan Telegram saja yang menjadi ‘korban’, melainkan juga Snapchat. Seorang juru bicara Instagram telah mengonfirmasi kepada TechCrunch bahwa mereka telah menghilangkan fitur untuk mencantumkan tautan berjenis ‘add me’ pada profil Instagram. Mereka beralasan bahwa ini bertentangan dengan fungsi Instagram yang sebenarnya.

Anehnya, Instagram masih membolehkan pengguna untuk mencantumkan tautan menuju ke blog, website, channel YouTube atau bahkan akun Twitter. Tautan yang diblokir hanya yang menuju ke akun Snapchat dan Telegram. Hal ini pun semakin membuktikan bahwa Facebook mungkin agak ‘keder’ melihat pertumbuhan Telegram yang telah mencapai angka 100 juta pengguna aktif.

Sumber: TechCrunch.

Facebook Prioritaskan Live Video di News Feed

Selang beberapa hari setelah mengumumkan kehadiran fitur Live Video di Android, Facebook kini meluncurkan update algoritma News Feed demi meningkatkan popularitas Live Video di kalangan pengguna. Update ini pada dasarnya akan memperbesar kemungkinan suatu Live Video untuk muncul di atas sendiri di News Feed.

Keputusan ini bukan semata diambil karena fitur Live Video masih baru, tapi juga didasari oleh observasi Facebook, dimana mereka mendapati bahwa pengguna menghabiskan waktu tiga kali lebih lama menonton Live Video ketimbang yang sudah tidak live lagi. Alasannya sederhana: Live Video jauh lebih menarik saat momennya sedang terjadi ketimbang setelahnya.

Ini sebenarnya bukan pertama kali Facebook mencoba mengoptimalkan algoritma News Feed-nya untuk konten video. Sebelumnya, Facebook sudah lebih dulu mencoba memberikan News Feed yang lebih personal lewat konten video yang sesuai dengan selera pengguna, yang didasari oleh riwayat video yang mereka tonton maupun yang mereka bubuhi like.

Jadi kini saat Anda membuka Facebook, kemungkinan besar post yang muncul di paling atas adalah suatu Live Video. Seiring menyebarnya fitur Live Video ini ke negara-negara lain selain AS, bisa dipastikan News Feed pengguna akan semakin ramai dengan video-video yang tengah disiarkan secara langsung.

Sumber: Facebook.

Seberapa Sering Anda Memakai Emoji di Twitter? Cari Tahu dengan Emoji Life

Seberapa sering Anda menggunakan emoji? Pertanyaan ini memang tergolong tidak penting, tapi paling tidak kita bisa mendapat gambaran tentang seberapa besar peran ‘bahasa’ baru ini dalam komunikasi kita sehari-hari.

Kalau Anda penasaran dengan jawabannya, Anda bisa memanfaatkan tool analytics bernama Emoji Life. Emoji Life pada dasarnya mirip seperti tool analytics resmi dari Twitter, namun ia secara khusus akan membeberkan keterlibatan emoji dalam aktivitas Anda di Twitter.

Usai membuka situsnya dan login menggunakan akun Twitter, Anda akan diminta untuk melakukan otorisasi terlebih dahulu. Sesudahnya, Emoji Life akan menampilkan gambaran umum terkait penggunaan emoji selama Anda berkicau di Twitter.

Emoji Life

Saya sendiri tergolong jarang memakai emoji, tapi istri saya ternyata cukup sering. 17,7 persen dari total tweet-nya mengandung emoji, dan mayoritas adalah emoji nyengir. Emoji Life memberi istri saya pangkat “Emoji Novice”, sedangkan saya cuma “Emoji Newb”.

Lebih lanjut, Emoji Life juga akan menjabarkan detail lain seperti berapa jumlah tweet yang mengandung emoji yang di-like atau di-retweet oleh pengguna lain. Anda juga bisa melihat berapa kali masing-masing emoji sudah Anda gunakan, serta kategori apa yang paling populer.

Sekali lagi, tool ini memang terkesan tidak penting. Namun di saat yang sama ia bisa menunjukkan peran emoji yang setiap harinya kian terlibat dalam percakapan di Twitter.

Sumber: TheNextWeb.

Aplikasi Facebook Moments Kini Bisa Dipakai untuk Berbagi Video

Dengan semakin banyaknya konten video yang bisa kita jumpai di Facebook, tidak mengherankan apabila aplikasi Moments ikut meramaikan tren serupa. Ya, aplikasi berbagi foto yang dirilis pada pertengahan tahun kemarin tersebut sekarang juga bisa digunakan untuk berbagi video.

Sekadar mengingatkan, kelebihan utama Moments adalah kemampuannya untuk mengelompokkan foto berdasarkan siapa saja orang-orang yang ada di dalamnya, sekaligus waktu dan tempat pengambilannya. Tujuannya adalah mempermudah pengguna dalam menentukan siapa saja yang punya akses ke koleksi foto tersebut, dan mereka pun juga bebas menambahkan foto-foto lainnya.

Sekarang koleksinya juga mencakup konten video. Dalam beberapa minggu ke depan, pengguna juga bisa membuat slideshow yang terdiri dari kombinasi foto dan video dari suatu event, lalu membagikannya ke timeline Facebook masing-masing.

Facebook Moments

Sejak diluncurkan, sudah ada lebih dari 400 juta foto yang dibagikan melalui Moments. 100 juta di antaranya bahkan berasal dari bulan Januari saja. Angka ini cukup bisa membuktikan popularitas Moments di kalangan pengguna Facebook, dan dukungan konten video sepertinya akan semakin memantapkan posisi tersebut.

Bagi yang belum sempat mencoba, aplikasi Facebook Moments saat ini sudah tersedia untuk iOS maupun Android.

Sumber: TechCrunch.

Application Information Will Show Up Here

Facebook Resmi Luncurkan Fitur Reactions Secara Global

Berangkat dari rumor tombol Dislike lalu dipatahkan oleh pengujian fitur Reactions di dua negara, Facebook akhirnya membuka tirai akses fitur Reactions ke semua pengguna yang tersebar di belantara dunia. Buat yang ketinggalan berita, Reactions diwakili oleh keenam emoji imut yang ada pada gambar di atas.

Facebook memperlakukan fitur Reactions ini sebagai pelengkap dari tombol Like yang sudah ada sejak lama. Maksudnya, ketimbang hanya membubuhkan jempol ke suatu post milik rekan, pengguna bisa mengekspresikan apa yang dirasakannya secara lebih spesifik lagi.

Untuk memberikan reaksi terhadap suatu post, pengguna bisa menyentuh dan menahan tombol Like di perangkat mobile, atau mengarahkan cursor mouse ke tombol Like di desktop. Dari situ akan muncul enam pilihan reaksi yang berbeda, yaitu Like, Love, Haha, Wow, Sad dan Angry.

Mengapa hanya ada enam? Berdasarkan pengakuan Facebook, mereka sudah menjalankan riset selama lebih dari setahun guna menentukan tipe reaksi apa yang bakal paling sering pengguna berikan terhadap suatu post. Mulai dari komentar sampai sticker yang terpopuler, semuanya diperhatikan oleh Facebook hingga akhirnya mereka keluar dengan enam tipe reaksi di bawah.

Facebook Reactions

Selama diujikan, fitur Reactions diyakini mendapat respon positif dari para pengguna. Maka dari itu, Facebook pun sekarang sudah siap merilisnya secara global. Namun entah mengapa – atau memang peluncurannya dilakukan secara bertahap – saya masih belum bisa mengakses fitur ini sampai sekarang.

Apakah ke depannya akan ada tambahan jenis reaksi selain enam yang sudah ada? Tidak ada yang tahu. Facebook hanya mengungkapkan bahwa mereka akan terus mendengar masukan dari para pengguna supaya mereka “bisa mempunyai koleksi tipe reaksi yang bermanfaat buat semua pengguna”, demikian dijelaskan lewat rilis resminya.

Kalau melihat tipe reaksi yang ada sekarang seperti Like dan Love, mungkin saja Facebook bakal menambahkan “Frustrated” atau “Furious” untuk melengkapi reaksi Angry. Terlepas dari itu, paling tidak sekarang kita punya cara yang lebih efisien guna mengungkapkan perasaan kita terhadap curhatan seorang rekan di Facebook.

Sumber: Facebook.