Jenius Co.Create is Launched to Involve Customer in Product Development

Jenius, digital finance product from BTPN, introduces platform for idea collaboration with customer called Co.Create. This platform is initiated to catch new ideas related to Jenius development in following the digital lifestyle.

“Jenius was build of two pillars, life finance and co-creation. Every existing in-app feature are the results of co-creation with customers. We want Jenius to evolve following the dynamic lifestyle of those digital savvy. Therefore, we will continue this co-creation spirit to make Jenius stay relevant,” said Peterjan van Nieuwenhuizen, BTPN’s Digital Banking Head on Thursday (12/14).

There will be four components in Jenius Co.Create fulfilling each others, it is the Co.Create, shared spaces, articles and workshops. Co.Create is in charge for collecting workshop information to be held by Jenius and partners.

However, the shared spaces can be used for customers or community to gather and conduct meeting. From website or workshop, every customer will be asked for opinion regarding their experience in using Jenius and idea for kinds of financial services they prefer.

All opinions will be displayed in Co.Create forum. Customer can vote every idea as additional consideration for Jenius further development.

At one point, Co.Create presence will help team to decide faster regarding which feature to be developed first. Jenius team will provide application updates every two weeks.

Co.Create shared spaces are currently available in three locations around Jakarta. Two of which are collaboration with casual restaurants The Goods Cafe (affiliate with The Goods Dept) in Pondok Indah Mall 3 and Mal Kelapa Gading. The other is located at BTPN office in Kuningan, Jakarta.

It is possible for Co.Create to reach Bandung next year following Jenius debut earlier.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Jenius Co.Create Diluncurkan untuk Libatkan Nasabah dalam Pengembangan Produk

Jenius, produk keuangan digital dari BTPN, menghadirkan platform kolaborasi ide dengan nasabah dinamai Co.Create. Wadah ini jadi inisiatif untuk memancing ide baru dalam mengembangkan fungsi Jenius sehingga makin selaras dengan prinsip gaya hidup digital.

“Jenius itu dibangun dengan dua pilar, life finance dan co-creation. Jadi setiap fitur yang ada di aplikasi merupakan hasil kokreasi dengan para nasabah. Kami ingin Jenius terus berevolusi untuk menyesuaikan gaya hidup para digital savvy yang begitu dinamis. Maka semangat kokreasi terus kami lakukan agar Jenius tetap relevan,” ucap Digital Banking Head BTPN Peterjan van Nieuwenhuizen, Kamis (14/12).

Untuk konsepnya, di dalam Jenius Co.Create ada empat komponen yang saling mengisi satu sama lain, yaitu situs Co.Create itu sendiri, ruang berbagi, artikel, dan workshop. Situs Co.Create bertugas untuk menampung seluruh informasi workshop yang akan diadakan Jenius dan mitranya.

Sementara, untuk ruang berbagi dapat digunakan nasabah atau komunitas berkumpul dan mengadakan workshop. Dari situs maupun workshop, setiap nasabah akan dimintai masukan tentang pengalamannya dari menggunakan Jenius dan ide layanan finansial seperti apa yang mereka inginkan.

Seluruh masukan akan dipajang di forum Co.Create, setiap ide bisa di-vote oleh nasabah sebagai tambahan pertimbangan pihak Jenius untuk mengembangkan lebih lanjut.

Di saat yang sama, kehadiran Co.Create akan membantu tim memutuskan pertimbangan lebih cepat fitur mana yang bisa dikembangkan terlebih dulu. Secara berkala, tim Jenius rutin memberikan pembaruan aplikasi setiap dua minggu sekali.

Saat ini ruang berbagi Co.Create baru tersedia di tiga lokasi di sekitar Jakarta. Dua lokasi berkolaborasi dengan restoran kasual The Goods Cafe (terafiliasi dengan The Goods Dept) di Pondok Indah Mall 3 dan Mal Kelapa Gading. Satu lagi berlokasi di kantor BTPN berlokasi di Kuningan, Jakarta.

Kemungkinan besar, Co.Create akan merambah ke Bandung pada tahun depan seiring Jenius telah hadir di kota tersebut baru-baru ini.

Application Information Will Show Up Here

BRI Gandeng PAYFAZZ Hadirkan Layanan Perbankan Inklusif Melalui Smartphone

Bersamaan dengan perhelatan Indonesia Banking Expo (IBEX) yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada 19-20 September 2017 lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengumumkan jalinan kerja sama dengan PT Payfazz Teknologi Nusantara (PAYFAZZ). PAYFAZZ dikenal sebagai startup fintech jebolan program inkubasi Indigo yang mengembangkan sistem pembayaran berbasis aplikasi untuk menyasar unbanked society.

Melalui jalinan kerja sama ini, BRI berkomitmen memberikan dukungan kepada PAYFAZZ dalam pengembangan sistem dan teknologi termasuk mengandalkan keunggulan konektivitas melalui satelit BRIsat. Peran PAYFAZZ sendiri akan menyediakan produk aplikasi perbankan untuk BRI yang akan diintegrasikan ke dalam sebuah sistem keagenan untuk layanan perbankan mandiri (di luar kantor bank) di daerah. Selain itu nantinya produk-produk perbankan BRI dapat diakses melalui aplikasi smartphone yakni “BRI-Powered by PAYFAZZ”.

“Saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa sepenuhnya menikmati layanan perbankan utamanya di luar Pulau Jawa. Dengan semakin banyaknya pengguna smartphone di berbagai wilayah di Indonesia, kami menjawab tantangan tersebut melalui inovasi layanan digitalisasi perbankan,” sambut Corporate Secretary Bank BRI Hari Siaga Amijarso.

Salah satu tujuan yang diharapkan, melalui aplikasi ini, masyarakat dapat mendaftarkan diri menjadi Agen Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif), bisa membuka rekening tabungan (Basic Saving Account), referral pengajuan aplikasi kredit mikro BRI, dan melakukan  berbagai transaksi perbankan lainnya seperti setor tunai, tarik tunai, pembayaran asuransi AMKKM, pembayaran multi-finance FIF, OTO, serta Verena.

“PAYFAZZ optimis bahwa dalam satu tahun ke depan, teknologi dan aplikasinya akan melahirkan 2 juta agen keuangan nusantara untuk menyediakan akses layanan keuangan bagi ratusan juta masyarakat Indonesia yang membutuhkannya. Dengan strategi partnership dan teknologi pemasaran digital yang tepat, 2 juta agen bukan angka yang sulit untuk dicapai,” ujar CEO PAYFAZZ Hendra Kwik.

Agen PAYFAZZ menjadi representasi sistem “ATM” BRI

Secara spesifik, selain Agen Laku Pandai, ada beberapa hal yang dikonsolidasikan dalam kerja sama ini. Beberapa penambahan fitur yang dibubuhkan di PAYFAZZ atas bantuan BRI di antaranya sistem Pulsa & Payment Point Online Bank (PPOB), fitur kanal akun virtual BRI, fitur kanal setor tunai, pengembangan sistem perbankan, termasuk bantuan pengajuan lisensi operasi dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dari PAYFAZZ ada dua hal utama yang disampaikan dalam kerja sama ini. Pemanfaatan jaringan agen PAYFAZZ untuk distribusi produk perbankan BRI ke seluruh Indonesia dan pengembangan aplikasi agen maupun aplikasi nasabah.

Dengan hadirnya akses Laku Pandai di aplikasi PAYFAZZ, 50.000 agen PAYFAZZ yang ada saat ini akan berfungsi layaknya kantor cabang bank dan ATM untuk BRI. Jumlahnya yang banyak dan persebarannya yang luas membuat agen PAYFAZZ menjadi jalur distribusi yang lebih efektif dan efisien daripada kantor cabang bank dan mesin ATM konvensional.

Terkait kemungkinan kerja sama dengan mitra lain, Hendra menyampaikan, “Tentu ada, kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai perusahaan lain, terutama dengan bank dan perusahaan pembayaran. Semua ini dilakukan demi mempercepat proses digitalisasi pembayaran di Indonesia.”

Hendra mengaku bahwa timnya juga masih terus mencoba menganalisis perilaku agen dan pengguna layanan PAYFAZZ untuk meningkatkan kualitas aplikasi secara berkala. Beberapa pembaruan yang baru diluncurkan di antaranya fitur kredit untuk membantu agen yang membutuhkan tambahan modal dalam menyediakan layanan PAYFAZZ, fitur Virtual Account PAYFAZZ untuk memfasilitasi pembayaran real-time 24 jam, dan peningkatan performa aplikasi PAYFAZZ sehingga konsumsi datanya menjadi lebih ringan dan kecepatannya meningkat ketika digunakan.

Application Information Will Show Up Here

Bank QNB Indonesia Resmikan Aplikasi Mobile Banking DooEt+

Perbankan swasta, Bank QNB Indonesia, meresmikan peluncuran aplikasi mobile banking DooEt+ untuk kemudahan nasabahnya saat bertransaksi dengan mengedepankan kemudahan, kecepatan, dan keamanan. DooEt+ merupakan kepanjangan dari Direct-One-on-One Electronic Transaction.

Sebagaimana layaknya aplikasi mobile banking, DooEt+ dilengkapi dengan berbagai macam fitur umum seperti cek saldo, bayar tagihan, beli voucher pulsa, transfer, dan lainnya. Namun, yang sedikit berbeda dari DooEt+ adalah setiap nasabah Bank QNB dapat memiliki virtual account dengan mendaftarkan nomor ponselnya dan langsung dikaitkan dengan tabungan.

Pengaitan ini bisa dilakukan lewat aplikasi, tanpa harus mengunjungi kantor cabang. Saat pertama kali menggunakan aplikasi ini, nasabah hanya diharuskan untuk melengkapi proses registrasi dengan mengisi data pribadi sesuai data saat pembukaan rekening. Saat ini DooEt+ sudah bisa diunduh baik untuk pengguna Android maupun iOS.

Andi Kartiko Utomo, Head of E-banking & Non Traditional Channel Bank QNB Indonesia, menerangkan manfaat yang diberikan dari aplikai ini diharapkan bisa membawa dampak positif bagi nasabah karena mereka dapat menggerakkan dananya setiap saat antara akun tabungan dan akun virtual.

“Salah satu credo kita, ‘mudah’ adalah hal utama yang dilakukan agar nasabah dapat lebih efisien bertransaksi dan lebih sederhana hanya dengan satu aplikasi,” terangnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Dia melanjutkan, melalui aplikasi ini nasabah juga dapat berbelanja atau membayar di berbagai merchant yang sudah bekerja sama dengan menggunakan scan QR Code. Beberapa perusahaan yang sudah teken kerja sama di antaranya adalah Citilink Indonesia dan Kereta Api Indonesia.

Melalui kerja sama tersebut, nasabah dimungkinkan untuk melakukan reservasi dan pembayaran tiket lewat aplikasi ini. Kelebihan lainnya, setiap pembayaran tiket, nasabah akan mendapat perlindungan asuransi jiwa kecelakaan diri dari FWD.

“Kami dan Bank QNB Indonesia memiliki kesamaan visi untuk mengembangkan layanan keuangan dengan cepat, mudah, dan nyaman dengan mengedepankan teknologi. FWD Life memberikan asuransi secara gratis untuk nasabah yang membeli tiket perjalanan di aplikasi DooEt+,” terang Anggi Sangadi, Chief of Partnership Distribution FWD Life.

Untuk meningkatkan layanan digital perbankan, ke depannya perusahaan berkomitmen untuk terus fokus memasarkan aplikasi ini ke masyarakat luas guna meningkatkan jumlah nasabah baru. Serta inovasi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan nasabah terhadap perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Application Information Will Show Up Here

Mandiri E-Cash Ditargetkan Miliki 100 Juta Pengguna di Tahun 2020

Mandiri E-Cash ingin optimalkan momentum pematangan adopsi pernagkat mobile / Bank Mandiri

Sebagai salah satu langkah untuk mengkampanyekan transaksi non-tunai di Indonesia, Bank Mandiri berambisi merangkul setidaknya lima juta pengguna aplikasi mobile untuk transaksi mikro di akhir tahun ini. Disampaikan E-Banking Group Vice President Bank Mandiri Budi Hartono bahwa ini merupakan rangkaian dari rencana jangka panjang untuk memiliki 100 juta pengguna Mandiri E-Cash di tahun 2020. Langkah yang dilakukan Bank Mandiri untuk memaksimalkan penggunaan layanan e-cash sejalan dengan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang telah dicanangkan pemerintah. Continue reading Mandiri E-Cash Ditargetkan Miliki 100 Juta Pengguna di Tahun 2020

MEF: Trust Remains the Biggest Issue, Although Mobile Banking Application in Indonesia Reached 80%

Despite the fact that Indonesia is one of most populated countries in the world, only 70 mill Indonesians possess at least one bank account, or only a quarter of the total number of the population. To stop or at least reduce the domination of the unbanked, the Bank of Indonesia has done a number of programmes, from branchless banking to mobile banking, to accommodate the citizens’ modern lifestyle. Continue reading MEF: Trust Remains the Biggest Issue, Although Mobile Banking Application in Indonesia Reached 80%

MEF: Penggunaan Mobile Banking Capai 80% di Indonesia, Isu Kepercayaan Menjadi Masalah Terbesar

Indonesia mendapat sorotan karena jumlah nasabah bank di negeri ini setelah berpuluh-puluh tahun hanya mencapai 70 juta. Angka tersebut hanya sekitar seperempat dari total penduduk di tanah air. Jumlah penduduk yang belum menjadi nasabah bank (biasa disebut unbanked) masih mendominasi. Salah satu hal yang digalakkan oleh Bank Indonesia adalah kehadiran branchless banking dan mobile banking untuk mengakomodasi tren dan kebiasaan di masyarakat modern.

Menurut laporan MEF, 80% responden di Indonesia menyatakan sudah menggunakan sarana mobile banking. Di tahun 2013, angkanya hanya mencapai 58%. Biasanya mereka menggunakan mobile banking untuk mengecek saldo dan mentransfer dana ke pihak lain.

Meskipun belum setinggi di negara-negara Afrika, terima kasih terhadap popularitas dan kesuksesan M-PESA, angka ini lebih baik ketimbang dari angka rata-rata global dan capaian berbagai negara Asia lainnya. Sebagai negara mobile-first, segala hal yang berbau mobile mudah diadopsi oleh masyarakat. Meskipun demikian, bukan berarti solusi ini tanpa ada kekhawatiran.

Seperti disebutkan di laporan tersebut, penghalang terbesar penggunaanmobile banking untuk transaksi finansial adalah masalah kepercayaan. 32% pengguna mobile di Indonesia menyebutkan hal ini sebagai masalah utama yang membuatnya khawatir menggunakan solusi ini. Hal yang sama juga dialami oleh layanan e-commerce dan mobile wallet. Ini berarti berarti isu kepercayaan menjadi hal klasik yang harus dipecahkan bersama oleh semua layanan yang berbasis elektronik dan online.

mef_mobile_banking

Meskipun perkembangannya dianggap bagus, bukan berarti mobile bankingadalah satu-satu solusinya dalam mengatasi masalah unbanked dan underbanked di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Berbeda dengan istilah unbanked, underbanked digunakan untuk golongan orang yang sudah ter-expose kegiatan finansial tapi memilih tidak melakukannya dengan institusi perbankan.

Lembaga konsultan Empathic Marketing menganggap mobile banking hanya efektif di perkotaan ketika masyarakatnya terbiasa menggunakan bank sebagai sarana kegiatan finansial, dengan layanan mobile banking mempermudah prosesnya. Masyarakat pedesaan, menurut mereka, sejak awal memang tidak terbiasa bergantung pada bank untuk mengambil uang tunai, mengirim uang, atau meminjam dana utang. Empathic Marketing mengajak praktisi di bidang ini untuk mengenal lebih dekat seperti apa kebiasaan masyarakat pedesaan dan bagaimana institusi finansial, terutama perbankan, memberikan solusi untuk kebutuhan mereka.

[Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

MEF: Penggunaan Mobile Banking Capai 80% di Indonesia, Isu Kepercayaan Menjadi Masalah Terbesar

Ilustrasi Penggunaan Mobile Banking / Shutterstock

Indonesia mendapat sorotan karena jumlah nasabah bank di negeri ini setelah berpuluh-puluh tahun hanya mencapai 70 juta. Angka tersebut hanya sekitar seperempat dari total penduduk di tanah air. Jumlah penduduk yang belum menjadi nasabah bank (biasa disebut unbanked) masih mendominasi. Salah satu hal yang digalakkan oleh Bank Indonesia adalah kehadiran branchless banking dan mobile banking untuk mengakomodasi tren dan kebiasaan di masyarakat modern.

Continue reading MEF: Penggunaan Mobile Banking Capai 80% di Indonesia, Isu Kepercayaan Menjadi Masalah Terbesar

Fiserv’s Perspective on Mobile Money in Indonesia

Sunil and Andrew

Fiserv is one of the world biggest financial technology (fintech) service provider that currently looking to expand its business in Indonesia. We had a chance to speak with Sunil Sachdev, Fiserv’s Managing Director for International Payments Group, and Andrew Parker, Fiserv’s Sales Director for Digital Channels in Asia Pacific, about mobile money condition in Indonesia and what is the challenge that needs to be overcame.

Continue reading Fiserv’s Perspective on Mobile Money in Indonesia

Pendekatan Modern Bank Danamon Terhadap Aplikasi Mobile Banking D-Mobile

mob-banking

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk (Bank Danamon) beberapa waktu lalu resmi meluncurkan aplikasi mobile banking yang bertajuk “D-Mobile“. Rupa serta fungsi aplikasi ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan aplikasi mobile banking kebanyakan, hanya saja D-Mobile memiliki pendekatan yang jauh lebih modern ketimbang aplikasi serupa lainnya.  Continue reading Pendekatan Modern Bank Danamon Terhadap Aplikasi Mobile Banking D-Mobile