[Review] Mouse Gaming MSI Clutch GM70, Jawara Baru Spesialis Permainan Shooter

Ketika dahulu ditanya soal gaming gear, MSI hanya menjawab bahwa mouse dan keyboard yang mereka ciptakan merupakan pendamping produk-produk utama seperti hardware, notebook, dan PC. Tapi jangan dikira MSI tak tertarik dengan ranah itu. Buka situs globalnya, dan Anda segera disodorkan tidak kurang dari sepuluh mouse dan enam keyboard gaming.

Asumsi saya, deretan gaming gear tersebut dahulu hanya dipasok ke negara-negara tertentu saja. Namun CES 2017 menandai sebuah perubahan strategi yang diusung sang produsen hardware gaming asal Taiwan ini. Tiga periferal anyar mereka ungkap di pameran teknologi terbesar di Bumi itu, dan Clutch GM70 merupakan salah satu perangkat yang MSI bangga-banggakan; yaitu mouse gaming berkonsep semi-modular pertama mereka.

GM70 5

MSI Clutch GM70 baru meluncur resmi di bulan Juli kemarin, dan saya sangat gembira menjadi salah satu orang pertama di Indonesia yang diperkenankan untuk mengulasnya. Bagi saya, uji coba juga jadi lebih mudah karena mouse ini mendukung genre permainan yang saya sukai: shooter dan action. Lalu apakah Clutch GM70 betul-betul dapat meningkatkan performa bermain? Simak review lengkapnya di bawah.

 

Bundel

Satu hal yang saya apresiasi adalah cara MSI membundel paket penjualan ini sehingga terasa memuaskan. Di dalam boks packaging hitam, saya menemukan mouse, dongle USB wireless, dua tipe kabel (normal dan braided), serta pilihan top cover dan side grip yang tersusun rapi. Produsen turut menyediakan pouch untuk memudahkan kita membawa-bawanya, dan jangan lupa, lembar panduan diselipkan di bagian paling bawah.

GM70 4

GM70 31

 

Desain

Clutch GM70 ialah mouse dengan arahan desain ambidextrous, dan MSI benar-benar ingin semua pecinta shooter dapat menggunakannya. Seperti Clutch GM40, device bisa digunakan baik di tangan kanan dan kiri, disempurnakan oleh sepasang thumb button di kedua sisinya. Di setting default, kedua rangkaian ‘tombol jempol’ punya fungsi serupa. Lalu selain itu, Clutch GM70 menyuguhkan layout tombol yang familier.

GM70 25

GM70 33

Aspek estetika juga merupakan elemen terkuat dari Clutch GM70. Penampilannya garang, tapi tidak berlebihan. Warna hitam menyelimuti tubuhnya, dan seolah-olah mouse mempunyai punggung metalik. Jika dilihat lebih teliti, bagian tersebut sebetulnya terbuat dari plastik, namun bukan sembarang plastik: yakni jenis matte yang mudah dibersihkan dan anti-bekas minyak serta sidik jari.

GM70 23

GM70 27

Pemilihan material Clutch GM70 sangat cocok buat saya. Side grip plastik memberikan efek ‘rubbery‘ tanpa penggunaan karet berkat pola anti-slip, sehingga pemakaian di waktu lama tidak menyebabkannya rusak akibat minyak dari tangan. Plastik turut menjaga bobot Clutch GM70 berada di titik ekuilibrium – cukup berat demi menjaga bidikan tetap presisi, dan cukup enteng untuk diangkat. Struktur plastik itu diperkuat oleh frame logam, memproteksi area bawah dan samping.

GM70 28

GM70 17

Mouse dapat terhubung ke PC secara wireless (dengan dongle USB) atau melalui kabel. Pencahayaan LED RGB Mystic Light menyala ketika Clutch GM70 tersambung via kabel, dan di mode tersebut, LED bisa sajikan ‘tarian’ 16,7 juta warna. Selain Mystic Light, Clutch GM70 turut dibekali lampu indikator DPI berwarna merah agar Anda tak perlu menebak-nebak setting yang sedang aktif.

GM70 20

Modul lighting diposisikan di bawah dua tombol utama serta pada logo naga di punggung mouse. Via app MSI Gaming Center, Anda dapat menentukan warna serta pola pencahayaannya – ada efek breath, active on touch sampai rainbow.

GM70 24

Di sisi bawah, Anda dapat menemukan sejumlah tombol utility: terdapat switch power dan pairing (untuk mode wireless), serta tombol buat melepas kabel. Kabel removable braided tersebut memiliki panjang 2m dengan kepala microUSB, diamankan oleh pegangan khusus di ujung unit mouse.

GM70 32

 

Kenyamanan

Jika mouse gaming diibaratkan sebagai pistol, maka Clutch GM70 adalah Glock 17. Ia fungsional, efektif dan berperforma tinggi. Semua aspek di sana punya manfaat, dan tidak ada bagian ‘eksperimental’ yang menyebabkannya jadi kurang nyaman. Clutch GM70 memiliki dimensi 125x665x39-milimeter, tapi ukurannya tersebut tergantung dari modul yang Anda gunakan.

GM70 11

Bagi tangan mungil saya plus postur claw grip, semua tombol berada dalam jangkauan jari. Saya menyadari bagaimana MSI menambahkan sirip sehingga pelat dua tombol utama jadi lebih lebar, mungkin dimaksudkan buat memperluas area input bagi mereka yang berjari lebih panjang. Selanjutnya, saya mengacungi jempol pada switch super-responsif, serta pada scroll wheel-nya – resistensinya pas, ringan namun tetap presisi (dibahas lebih jauh di bawah).

GM70 10

GM70 9

 

Kustomisasi

Salah satu keunggulan utama MSI Clutch GM70 adalah keleluasaan kustomisasi modul side grip dan top cover, masing-masing disediakan dua pilihan: ada jenis side grip dengan sayap pendek dan lebih panjang, serta top cover standar atau model lebih tinggi. Modul-modul tersebut tersambung ke mouse via magnet, mudah dilepas cukup dengan menekannya ke bawah (side grip) atau menariknya ke atas dari celah yang disediakan (top cover).

GM70 15

Kemudahan bongkar pasang modul memungkinkan kita menggunakan desain asimetris. Misalnya Anda tidak suka jempol atau kelingking menyentuh mouse mat, tinggal cantumkan side grip dengan sayap lebih lebar di area yang Anda inginkan.

GM70 14

GM70 22

Top cover tinggi sangat bermanfaat bagi gamer dengan jari panjang karena mengisi genggaman lebih sempurna, apalagi seandainya mereka terbiasa menggunakan postur palm grip.

GM70 12

GM70 13

 

MSI Gaming Center

Kekurangan terbesar, namun sangat mudah untuk diperbaiki, terletak pada penyajian companion app. Masalahnya bukan karena software-nya tidak lengkap, tapi akibat dari sulitnya menemukan aplikasi ini. Saat review ini ditulis, tidak ada tautan download di laman Clutch GM70, dan berita buruknya, MSI memiliki banyak software kustomisasi sehingga proses pencarian jadi membingungkan. Konfigurasi tidak tersedia di Dragon Center (notebook), Gaming App (desktop), dan Gaming Center versi lawas, hingga akhirnya saya menemukan link pengunduhan Gaming Center 1.0.0.6 melalui Support Page.

GM70 1

Sesudah MSI Gaming Center terpasang di PC, semuanya jadi lebih mudah. UI software ini memang tidak secantik punya rival, misalnya Asus ROG atau Corsair Utility Engine, namun ia tetap bisa menunaikan fungsinya dengan baik. Gaming Center akan langsung mendeteksi Clutch GM70 begitu mouse tersambung, dan dari sana Anda dapat mem-program ulang fungsi tombol, mengutak-atik sensor, serta mengubah warna dan pola pencahayaan.

GM70 2

Personalisasi lebih jauh bisa dilakukan dengan mengoprek setting sensor. Anda dipersilakan bermain-main dengan tingkat akselerasi, jarak lift-off, polling rate, DPI, kecepatan scroll serta kecepatan double click.

GM70 3

Alternatifnya, Anda dapat memakai software MSI Mystic Light untuk menyinkronkan pencahayaan RGB di mouse dengan komponen-komponen PC dan gaming gear lain semisal kartu grafis, pendingin CPU, keyboard serta headphone.

 

Pengalaman penggunaan dan performa

Biasanya saya membutuhkan waktu cukup lama untuk beradaptasi dengan mouse baru, tapi tidak pada Clutch GM70. Prosesnya hanya memakan beberapa menit saja, dan selanjutnya, ia segera menjadi ekstensi tangan saya. Saya menggunakannya buat bermain hampir semua game baru dan judul-judul favorit: Titanfall 2, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Nier: Automata sampai Conan Exiles.

GM70 26

GM70 30

Bahkan tanpa melalui proses kustomisasi (hanya mengubah sensitivitas mouse di game), saya merasakan peningkatan performa bermain Titanfall 2 secara drastis setelah sebelumnya memakai Clutch GM40. Kini, berlari dan melompat dari tembok ke tembok jadi lebih mulus; kemudian gerakan yang biasanya sulit saya lakukan (contohnya menggerakan mouse ke kiri sembari membidik musuh secepat-cepatnya) jadi jauh lebih gampang.

GM70 37

GM70 40

Hal tersebut menunjukkan keuntungan memakai Clutch GM70 di permainan-permainan shooter bertempo cepat, termasuk judul-judul eSport kompetitif seperti Counter-Strike: Global Offensive serta Overwatch. Dan sudah pasti ia akan memberikan keunggulan di berbagai game, baik single-player sampai jenis casual.

GM70 21

GM70 36

Keistimewaan itu merupakan buah dari pemanfaatan sensor optik gaming Avago PMW 3360, salah satu sensor terbaik di kelasnya yang sangat akurat dan mampu membaca gerakan di kecepatan tinggi. Clutch GM70 sendiri menghidangkan tingkat sensitivitas dari 1 hingga 18.000 DPI (dots per inch). MSI sepertinya tak main-main dalam memastikan mouse ini future-proof. Dan tak cuma sensor, mouse feet Teflon turut memudahkan Clutch GM70 menggelincir mulus di atas mouse mat – padahal saya hanya memakai tipe kain standar.

GM70 8

GM70 7

Tombol-tombolnya sangat empuk, mampu merespon tekanan secara presisi berkat penggunaan switch Omron. MSI menjanjikan daya tahan sampai 50 juta kali klik, membuatnya awet dipakai bertahun-tahun. Kemudian scroll wheel-nya juga tak kalah istimewa, memanfaatkan ALPS Encoder. Jika mencari-cari kelemahan secara lebih kritis, bagian yang masih dapat disempurnakan adalah thumb button-nya. Tombol-tombol kecil di sana terlalu empuk, sehingga saya sering kali tak sengaja menekannya.

GM70 19

Satu hal perlu Anda ketahui: Clutch GM70 bekerja maksimal di mode wired. Ketika tersambung secara fisik, mouse sanggup merespons di kecepatan 0,33-milidetik (polling rate 3.000Hz). Namun koneksi wireless tetap sama sekali tidak buruk, menyajikan waktu respons 1-milidetik (polling rate 1.000Hz).

GM70 6

 

Kesimpulan

Kehadiran MSI Clutch GM70 berpotensi besar mengancam kedudukan produk-produk high-end dari brand yang lebih populer, SteelSeries dan Razer misalnya. Namun untuk dapat menyalip kepopularitasan mereka, MSI harus lebih agresif dalam memperkenalkan serta mempresen-tasikan fitur-fitur canggih di Clutch GM70. Terlepas dari sejumlah kekurangan kecil, mouse ini akan memberikan keunggulan bagi para penggemar shooter, dan gamer pelu mengetahui eksistensinya.

Hal lain yang bisa diperbaiki adalah penyajian software pendukung. MSI perlu mencari cara agar aplikasi gampang ditemukan, mungkin dengan ‘memperkecil’ jumlahnya agar tidak membingungkan atau memunculkan fitur kustomisasi di app MSI selain Gaming Center.

Tentu saja, satu aturan tetap berlaku untuk Clutch GM70: kualitas tinggi menuntut harga tinggi pula. Mouse ini bukanlah produk murah. MSI belum mengabarkan kapan Clutch GM70 akan mulai dipasarkan di Indonesia, tetapi mereka sudah menetapkan harganya, dibanderol di kisaran Rp 1,3 juta.

Sebagai alternatif, MSI juga mempunyai Clutch GM60. Desain dan fiturnya identik dengan GM70; perbedaanya terletak pada tipe sensor (PMW 3330), DPI maksimal (10.800) dan ketiadaan sambungan wireless.

GM70 34

GM70 35
Clutch GM70 di mode wireless.

GM70 39

GM70 38
Clutch GM70 di mode wired.

Mouse Razer Atheris Adopsi Performa Kelas Gaming Untuk Kebutuhan Produktif

Razer ialah nama yang tidak bisa dilepaskan dari aktivitas gaming, dan belakangan, eksistensi brand ini semakin kuat setelah mengakuisisi THX dan Nextbit – langkah terakhir itu menguatkan indikasi rencana mereka menggarap perangkat mobile-nya sendiri. Meski demikian, Razer tak selalu fokus pada gaming. Sesekali, mereka juga meramu perangkat pendukung kebutuhan produktif.

Minggu lalu, perusahaan pimpinan Min-Liang Tan itu memperkenalkan aksesori PC terbarunya, Razer Atheris. Berbeda dari Mamba atau Naga, mouse Atheris sengaja dioptimalkan untuk mendukung kegiatan kerja dan gaming. Dari pengamatan saya, ada tiga aspek yang Razer ingin tonjolkan: canggihnya performa konektivitas wireless, tingginya daya tahan baterai serta desain ergonomis berukuran mungil demi memastikannya mudah dibawa dan disimpan.

Razer Atheris 2

Razer Atheris adalah mouse ambidextrous, yang artinya memungkinkan untuk digunakan oleh user kidal, memiliki dimensi 99,7×62,8×34,1-milimeter dan bobot cuma 66-gram. Tubuhnya terbuat dari plastik dengan tekstur anti-slip, dipadu side grip berlapis karet.

Layout-nya sendiri sangat familier, mungkin hampir tak berbeda dari mouse yang Anda gunakan sehari-hari: scroll wheel berada di tengah, berada sejajar dengan tombol switch DPI, lalu terdapat dua thumb button di sisi kirinya. Kelima tombol di sana mengusung teknologi Hyperesponse, masing-masing bisa diprogram menggunakan software Razer Synapse 3.

Razer Atheris 5

Jantung dari Atheris adalah sensor optik 7.200DPI sejati. Razer mengklaimnya sebagai salah satu ‘mouse mobile‘ dengan sensitivitas DPI tertinggi, menjanjikan keakuratan tinggi serta keleluasaan dalam kendali. Resolusi besar itu juga sangat berguna sewaktu berinteraksi dengan display 4K, baik ketika ber-gaming atau saat Anda sedang memberikan presentasi. Level sensitivitas tentu saja dapat diubah on-the-fly via switch.

Razer Atheris 3

Senjata andalan Razer di Atheris adalah konektivitas wireless-nya, tersambung ke PC melalui Bluetooth. Mouse dibekali teknologi ‘dual-connectivity‘ 2,4GHz (dengan dongle) plus sistem penstabilan sinyal buatan sang produsen gaming gear itu sendiri. Razer menjamin tak ada interferensi input walaupun Anda memakainya dalam cafe ataupun kantor.

Razer Atheris 4

Tingkat ketahan baterainya juga luar biasa karena Atheris memanfaatkan daya dengan sangat efisien. Bahkan jika Anda lebih banyak memakainya untuk ber-gaming, baterai di dalam dapat bertahan hingga 350-jam.

Razer Atheris bisa Anda miliki dengan mengeluarkan jumlah uang yang tak terlalu banyak, dibanderol hanya US$ 50. Mouse sudah dapat dipesan sekarang di Razer Store, tapi baru tersedia secara global di triwulan keempat 2017 nanti.

Sumber: Razer Zone.

SteelSeries Luncurkan Dua Mouse Gaming Hasil Kolaborasinya dengan SumaiL

SteelSeries, produsen mouse gaming pilihan bintang muda Dota 2 SumaiL, baru saja memperkenalkan dua mouse baru yang diklaim benar-benar didedikasikan untuk para atlet esport. Keduanya adalah Sensei 310 dan Rival 310, dan masing-masing didesain dengan memperhatikan masukan dari sang anggota tim Evil Geniuses tersebut.

Keunggulan utama kedua mouse ini terletak pada sensor optik yang digunakannya. Sensor bernama TrueMove3 yang dikembangkan SteelSeries bersama PixArt ini memiliki spesifikasi 12.000 counts per inch (CPI) dan 350 inches per second (IPS), tapi angka-angka ini sebenarnya belum bisa menggambarkan kapabilitas aslinya.

SteelSeries Sensei 310 / SteelSeries
SteelSeries Sensei 310 / SteelSeries

SteelSeries mengklaim TrueMove3 sanggup menawarkan pengalaman tracking satu banding satu dalam rentang 100 sampai 3.500 CPI. Artinya, jarak yang ditempuh mouse di atas mousepad akan sama persis dengan jarak yang ditempuh kursor di layar, tanpa ada gangguan latency, interpolasi maupun pengaruh terhadap fitur jitter reduction.

Di atas 3.500 CPI, keduanya diyakini masih bisa beroperasi tanpa terasa laggy. SumaiL sendiri mengaku bahwa dia berhasil memenangkan sejumlah turnamen LAN dengan menggunakan prototipe Sensei 310 sejak awal tahun ini.

Selebihnya, kedua mouse sama-sama dibekali switch Omron yang diklaim tahan hingga 50 juta klik, plus grip di kiri-kanan yang terbuat dari silikon murni guna meningkatkan kenyamanan. Prosesor ARM 32-bit dipercaya agar profil pengaturan pengguna – lengkap sampai efek pencahayaan RGB-nya – tetap tersimpan meski digunakan bersama komputer lain.

SteelSeries Rival 310 / SteelSeries
SteelSeries Rival 310 / SteelSeries

Yang membedakan kedua mouse ini adalah desainnya: Sensei 310 mengadopsi desain ambidextrous, sedangkan Rival 310 ditargetkan untuk pengguna tangan kanan – keduanya sama-sama berbobot sekitar 90 gram. Untuk Sensei 310, total ada 8 tombol yang bisa diprogram sesuai kebutuhan, sedangkan Rival 310 hanya punya 6 tombol.

Tentu saja Anda butuh lebih dari sekadar mouse untuk bisa menjadi jagoan Dota 2 seperti SumaiL. Namun seandainya Anda tertarik, SteelSeries Sensei 310 dan Rival 310 saat ini sudah dipasarkan seharga $70.

Sumber: VentureBeat.

Mouse Gaming Asus ROG Pugio Andalkan Tombol Samping dan Switch Modular

Mouse tipe ambidextrous adalah solusi pabrikan atas upayanya untuk tidak mendiskriminasikan pengguna kidal sekaligus tidak merugi akibat penjualan mouse kidal yang sedikit. Sayang tidak semua mouse ambidextrous nyaman digunakan, terutama akibat kehadiran tombol ekstra di kiri-kanan yang sering terklik tanpa sengaja.

Menurut Asus, mereka punya solusi yang lebih efektif dalam wujud mouse ambidextrous dengan tombol samping modular. Modular berarti bisa dilepas-pasang, dan mekanismenya sangat mudah karena mengandalkan magnet. Kalau Anda hanya perlu tombol di sebelah kiri, lepas saja tombol di samping kanan mouse bernama ROG Pugio ini, demikian pula sebaliknya untuk pengguna bertangan kidal.

Asus ROG Pugio

Asus memang bukan yang pertama menerapkan fitur semacam ini; Logitech G900 turut dibekali mekanisme lepas-pasang tombol samping yang serupa. Maka dari itu, Asus sudah menyiapkan fitur lain yang tak kalah menarik, yakni switch tombol yang juga bisa dilepas-pasang dengan mudah.

Mengganti switch milik mouse ini hanya memerlukan tiga langkah: 1) lepas keempat sekrup di bagian bawah mouse, 2) buka mouse dengan menarik penutupnya ke atas, 3) lalu tinggal lepas switch-nya satu per satu – memasangnya pun tidak lebih rumit dari melepasnya.

Asus ROG Pugio

Pugio datang dengan switch Omron D2FC-F-K (buatan Tiongkok) yang tahan sampai 50 juta klik, tapi Asus turut membekalinya dengan switch cadangan Omron D2F–01F (buatan Jepang) – plus Pugio juga kompatibel dengan sejumlah switch Omron model lainnya. Jadi selain bisa memperpanjang umur mouse dengan mengganti switch-nya, pengguna sejatinya juga bisa memilih switch dengan resistensi yang paling pas untuknya.

Soal performa, Asus ROG Pugio didukung oleh sensor optik beresolusi maksimum 7.200 DPI, dan sensitivitasnya dapat diganti menggunakan tombol di bawah scroll wheel. Tentu saja, mouse ini tak akan lengkap tanpa sistem pencahayaan RGB, dan yang tertarik sudah bisa meminangnya seharga $90.

Sumber: PC Gamer.

MSI Resmi Perkenalkan Dua Mouse Gaming Clutch Baru

Sebagai pemain lama di bisnis hardware dan PC gaming, MSI juga tidak asing dengan perancangan periferal. Mouse, keyboard hingga mouse mat MSI sudah lama ada, namun ketika sang perusahaan ditanya apakah mereka berniat untuk menyeriusi bidang gaming gear lebih jauh, MSI waktu itu bilang bahwa perangkat-perangkat tersebut cuma disiapkan sebagai pelengkap.

Namun sebuah arahan baru tersingkap di awal tahun ini: MSI tak malu-malu lagi untuk menyertakan deretan gaming gear dalam presentasinya di ajang CES 2017. Menariknya, butuh waktu hampir enam bulan bagi MSI buat mengumumkannya secara ‘lebih resmi’. Di penghujung bulan Juni kemarin, produsen akhirnya mengenalkan mouse gaming Clutch GM70 dan GM60.

Clutch GM70 GM60 3

Clutch GM60 dan GM70 merupakan mouse gaming flagship racikan MSI dengan prinsip modular. Produsen mempersilakan pengguna menggonta-ganti side grip serta penutup atas hingga mereka betul-betul merasa nyaman. Kedua mouse mengusung desain simetris ambidextrous, penampilannya idetik, dan juga dibekali sistem pencahayaan LED RGB MSI Mystic Light. Perbedaan paling signifikannya adalah hanya Clutch GM70 yang ditunjang konektivitas wireless.

Clutch GM70 GM60 1

Seperti mouse Clutch sebelumnya, MSI menaruh sepasang tombol di kedua sisi samping, melengkapi layout tombol dan scroll wheel standar. Saya menerka (MSI tidak menjelaskan lebih jauh ataupun menampilkan foto sisi bawah mouse), GM60 dan GM70 juga mempunyai switch buat menukar fungsi tombol dan thumb button sehingga dapat digunakan di tangan kiri oleh user kidal.

Clutch GM70 GM60 4

Perbedaan lain antara Clutch GM60 dan GM70 ada pada jeroannya. GM70 memanfaatkan sensor optik PMW 3360, sedangkan adiknya menggunakan PMW 3330. Varian wireless menyuguhkan empat level DPI default di 1000, 1.800, 2.800, dan 3.600, maksimal 18.000; lalu GM60 menyajikan 1.000, 1.800, 2.800, 3.600, dengan maksimal 10.800. Untuk switch tombol, MSI mengandalkan Omron, yang kabarnya dapat bekerja normal hingga 50 juta kali klik.

Clutch GM70 GM60 2

Tombol DPI bisa di pakai untuk mengganti sensitivitas secara instan, namun jika Anda butuh angka spesifik, silakan utak-atik mouse via software compainon. Lewat tool tersebut, Anda juga dapat memprogram seluruh tombol di mouse (kecuali tombol pairing dan power di GM70). Mode wired tentu saja menghidangkan waktu respons paling cepat, yaitu hanya 0,33-milidetik; tapi mode wireless-nya sendiri tetap berperforma tinggi, dengan response time 1ms.

Kabarnya, mouse gaming Clutch GM60 dan GM70 akan mulai dipasarkan di bulan Juli 2017 ini. Buat sekarang, produsen belum memberi informasi mengenai harganya.

Sumber: MSI.

Diskusi Mengenai Cara Tepat Memilih Gaming Gear Bersama Corsair, Nixia dan Inigame

Dalam beberapa tahun ke belakang, ranah penyediaan gaming gear tumbuh sangat pesat. Selain nama-nama terkenal di industri, banyak perusahaan hardware memutuskan untuk ikut berpartisipasi. Salah satu faktor pendorongnya adalah naik daunnya eSport. Dan saat ini, permintaan terhadap periferal yang andal, akurat, serta nyaman sangat tinggi.

Tentu bukan hanya gamer profesional saja yang membutuhkan gaming gear. Gamer di semua platform berhak mendapatkan aksesori berkualitas, dan prangkat-perangkat itu akan sangat membantu saat mereka menikmati permainan multiplayer. Tak cuma memberikan superioritas, aksesori seperti headset gaming juga sangat membantu proses komunikasi. Hal inilah yang mendorong DailySocial mengadakan bincang-bincang bersama para pakar buat membahas gaming gear lebih jauh.

DSGarage Corsair 7

Di acara DSGarage pertama, DailySocial mengundang Bambang Tirtawijaya dari Corsair Indonesia, Monica ‘Nixia’ Carolina dari tim NXA Ladies, dan Alvin Joseph Muliaba dari Inigame untuk berdiskusi mengenai ‘cara tepat memilih gaming gear buat permainan online.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.44.52 PM

 

Diskusi dimulai oleh penjelasan Alvin mengenai apa yang dimaksud dengan gaming gear. Perbedaan dasar antara aksesori gaming dan varian multimedia biasa adalah, device dari awal dirancang buat menunjang kegiatan gaming – meliputi komposisi hardware di dalam, fitur, penampilan tubuh, hingga proses riset dan pengembangan yang dilakukan produsen.

DSGarage Corsair 4

Semua hal tersebut repot-repot dilakukan untuk memberikan pemain keunggulan dari lawan – baik komputer ataupun sesama gamer. Melihat dari fungsi dasarnya, mouse gaming jauh lebih presisi dibanding mouse standar, headphone mampu menyajikan detail dan nyaman dikenakan di waktu lama, lalu keyboard gaming ber-switch mekanik tak hanya responsif, tapi juga lebih tahan terhadap perlakuan agresif para gamer.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.31.30 PM

 

Untuk menentukan periferal yang tepat, kita tinggal menanyakan pada diri sendiri: game seperti apa yang kita sukai? Dari sana, proses penentuannya jadi lebih mudah, apalagi para produsen hardware sudah menyiapkan banyak pilihan.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.42.47 PM

Perlu diketahui bahwa karakteristik device tiap device berbeda-beda. Misalnya untuk MOBA, mouse gaming biasanya dilengkapi fitur macro dan banyak tombol; sedangkan buat shooter, keakuratan sensor dan respons dari tombol dan scroll wheel sangatlah krusial. Kemudian, gamer FPS juga akan memperoleh keuntungan dari penggunaan keyboard dengan switch mekanik yang ringan ber-profile linear – misalnya MX Red, MX Speed dan MX Brown.

DSGarage Corsair 3

Kita mungkin juga sering mendengar istilah ‘ada harga ada kualitas’. Hal ini memang tidak bisa dibantahkan, tapi tak berarti hanya produk-produk mahal saja yang patut dibeli. Menurut para narasumber, takaran utama saat membeli aksesori gaming adalah modal Anda sendiri. Tiap brand punya produk terbaik di masing-masing tingkatan harga, dan untuk menemukan varian yang tepat, beberapa hal bisa Anda lakukan:

  • Membaca review dari media besar dan juga ulasan pengguna.
  • Berpartisipasi dalam diskusi di forum, dan meminta saran dari mereka yang lebih berpengalaman.
  • Lebih sederhana lagi: tanya pendapat teman Anda.
  • Setelah semua hal itu dilakukan, Anda tetap dianjurkan untuk datang ke toko dan mencoba produk-produk tersebut secara langsung. Alasannya, karakteristik pemakaian tiap orang berbeda-beda.

Misalnya pada mouse, gaya grip user tidak sama. Ada yang menggunakan gaya palm (hampir semua bagian telapak tangan memegang mouse), claw (seperti postur mencakar) dan tip (cuma ujung jari yang menyentuh mouse). Lalu buat headphone, umumnya gamer menyukai tipe over-ear. Tapi pikirkan juga faktor-faktor ini: bagaimana dengan sistem sirkulasi udaranya? Apakah lapisan padding-nya membuat suhu telinga jadi cepat naik? Lalu, nyamankah jika dipakai bersama kacamata?

DSGarage Corsair 6

Tiap periferal juga mempunyai hubungan tidak langsung. Contoh kecilnya: keyboard tenkeyless memberikan ruang gerak mouse lebih luas, artinya Anda bisa memilih mouse mat berdimensi lebar.

DSGarage Corsair 8

Pada narasumber, saya juga sempat bertanya apakah tingkat DPI tinggi membuat mouse jadi lebih baik? Angka DPI tinggi tentu saja tidaklah buruk, namun agar bekerja optimal, mouse membutuhkan sistem sensor yang tak kalah canggih – misalnya memastikan ia bisa membaca titik satu per delapan pixel. Masalahnya, mayoritas mouse gaming (terutama tipe laser) masih memanfaatkan tipe sensor yang terbilang lawas. Jika teknologi sensor dan ukuran DPI timpang, kinerja perangkat malah jadi buruk.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.33.43 PM

 

Angka besar untuk menunjukkan kecanggihan tak cuma digunakan di gaming gear. Hal serupa umumnya kita temui pada ukuran megapixel kamera ponsel atau DSLR. Mendekati penghujung acara diskusi, para narasumber menekankan agar kita sebaiknya lebih bijak dan jangan mudah tergoda dengan jumlah angka besar atau istilah-istilah marketing lain.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.31.00 PM

Contoh: sebutan switch ‘semi-mechanical‘ di keyboard garapan merek terkenal. Alvin menjelaskan, buat sekarang hanya ada dua tipe keyboard: dengan membran silikon dan switch mekanik di dalam. Meski keyboard memberikan resistensi atau sensasi clicky ala switch mekanik, jika perangkat masih memanfaatkan membran, maka ia tetaplah keyboard membran.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.41.44 PM

Terima kasih pada tim Corsair Indonesia, Nixia dan Alvin Joseph Muliaba dari Inigame.

Logitech PowerPlay Adalah Mousepad Sekaligus Wireless Charger

Mouse gaming wireless tentu saja menawarkan kenyamanan ekstra dibanding mouse gaming biasa. Namun masalahnya selalu soal baterai; tidak ada satu pun gamer yang mau mouse-nya kehabisan daya di tengah-tengah sesi gaming. Beruntung Logitech punya solusi yang sangat menarik sekaligus efektif, yang mereka formulasikan selama empat tahun terakhir.

Mereka menjulukinya Logitech PowerPlay, dan ia sejatinya merupakan perpaduan mousepad dan wireless charger. Premis yang ditawarkan begini: selama Anda menggunakan PowerPlay, mouse wireless Anda bisa digunakan tanpa perlu di-charge atau diganti baterainya sama sekali.

PowerPlay terdiri dari tiga komponen: lapisan dasar setebal 2 mm dengan unit receiver di ujung kiri atas yang menyambung ke PC via USB, lapisan atas berbahan kain atau yang keras, dan modul PowerCore yang menancap ke bagian dasar mouse via magnet. Modul ini kompatibel dengan mouse baru Logitech G903 atau G703, memungkinkan kedua mouse itu untuk terus di-charge baterainya selagi digunakan.

Logitech PowerPlay

Istimewanya, charging akan berlangsung di seluruh permukaan seluas 275 x 320 mm, tidak cuma di satu bagian khusus saja. Rahasianya terletak pada kemampuan PowerPlay untuk menciptakan medan elektromagnet, lalu modul PowerCore bertugas untuk mengubah medan tersebut menjadi arus listrik.

Unit receiver-nya sendiri telah mengadopsi teknologi Lightspeed yang diklaim sangat responsif, dengan transmisi sinyal 16 kali lipat lebih baik ketimbang teknologi lain di pasaran. Singkat cerita, dengan PowerPlay Anda tak perlu mengorbankan daya baterai demi performa, mengingat mouse akan terus di-charge selama berada di atasnya.

Logitech PowerPlay rencananya bakal dipasarkan mulai Agustus mendatang seharga $100. Mouse G903 dan G703 akan lebih dulu muncul di asaran mulai akhir Juni ini, masing-masing seharga $150 dan $100.

Sumber: Logitech.

Roccat Resmi Umumkan Mouse Gaming Tercanggih Ciptaan Mereka

Jenis game favorit dan profile tangan merupakan dua dari banyak faktor yang biasanya digunakan para gamer dalam memilih mouse gaming. Hal  ini dapat dimaklumi karena mouse gaming berkualitas tidak murah. Tapi arahan unik yang Roccat usung di produk barunya bisa mengubah tren itu. Caranya simpel, pastikan mouse gaming sanggup melayani segala jenis.

Setelah disingkap ke publik di ajang CES 2017, tepat pada tanggal 15 Mei kemarin sang produsen aksesori komputer asal Jerman itu resmi mengumumkan mouse gaming Leadr. Lewat Leadr, Roccat menjanjikan kenyamanan pemakaian tanpa kompromi berbekal sambungan wireless, sensor canggih, dan desain ‘next-gen‘. Roccat mengklaim bahwa Leadr sempurna buat menangani game-game shooter maupun MMO.

Roccat Leadr 1

Roccat Leadr merupakan mouse ergonomis. Tubuhnya miring ke kiri mengikuti kontur telapak tangan kanan Anda, dengan tekstur matte hitam, memiliki dimensi 12,9×8,1×4,6-sentimeter dan bobot 134-gram. Selanjutnya, pencahayaan LED RGB diposisikan di bagian punggung dan scroll wheel, menawarkan Anda keleluasaan kustomisasi dengan pilihan 16,8 juta warna.

Roccat Leadr 2

Mouse menghidangkan tidak kurang dari 14 tombol, semuanya bisa diprogram ulang via software, termasuk bagian scroll 2D Titan Wheel-nya. Di area jempol, Anda juga akan menemukan sesuatu yang unik. Roccat membubuhkan thumb paddle satu poros ‘X-Celerator’, memungkinkan pengguna melakukan input tanpa memengaruhi pengendalian, serta juga mencantumkan Fin Switch ‘buat memberikan kontrol cepat dan intuitif’.

Roccat Leadr 3

Aspek unik lainnya terdapat pada unit docking. Saat tidak digunakan, Leadr bisa Anda taruh pada docking sekaligus charger vertikal. Via lampu indikator, Anda dapat mengetahui persentase daya baterainya. Dan tanpa terhubung ke sumber listrik, Leadr sanggup menemani Anda ber-gaming hingga 20 jam non-stop. Mouse mendukung konektivitas wireless berkecepatan tinggi, dengan polling rate 1.000Hz dan transmisi data 2,4GHz – memastikan ketiadaan keterlambatan input.

Roccat Leadr 4

Menariknya, kita tetap bisa menggunakan mouse ini secara tradisional. Caranya, tinggal sambungkan kabel USB dari port yang tersedia di Leadr ke PC, dan Anda tidak perlu khawatir baterainya akan habis.

Sebagai jantung dari Leadr, Roccat memanfaatkan sensor optic Owl-Eye dari PixArt, dimodifikasi hingga sesuai standar mereka, dan dipadu sistem Distance Control Unit. Mouse mendukung akseselerasi 50G, dapat membaca kecepatan maksimal 250ips, juga didukung chip ARM Cortex-MO 72MHz dan memori onboard 512KB. Anda dipersilakan mengatur DPI dari mulai level 100 sampai 12.000.

Roccat Leadr sudah bisa Anda pre-order. Mouse gaming ini dijajakan seharga US$ 140, rencananya akan mulai didistribusikan di tanggal 31 Mei 2017.

Sumber: Roccat.

Mouse Gaming Terbaru Corsair Dilengkapi Thumb Grip Modular

Mengawali kiprahnya sebagai produsen memory komputer, Corsair kini merupakan salah satu produsen peripheral terbaik. Pabrikan yang bermarkas di kota Fremont, California tersebut baru saja memperkenalkan sebuah gaming mouse baru, Glaive RGB, yang memprioritaskan keseimbangan antara performa dan ergonomi.

Kinerjanya ditunjang oleh sensor optik yang bisa diatur sensitivitasnya dari 100 sampai 16.000 DPI. Istimewanya, pengguna bebas mengatur DPI-nya digit per digit untuk ekstra akurasi, dan pengguna bisa menyimpan hingga lima profil pengaturan DPI pada memory bawaan mouse.

Total ada enam tombol pada Glaive, dan semuanya bisa diprogram sesuai kebutuhan melalui software Corsair Utility Engine (CUE). Lewat software ini juga pengguna bisa mengatur pencahayaan RGB-nya dalam tiga zona yang berbeda. Switch tombolnya sendiri merupakan buatan Omron dengan ketahanan sampai 50 juta klik.

Total ada enam tombol yang bisa diprogram lewat software CUE, demikian pula untuk pencahayaan RGB-nya / Corsair
Total ada enam tombol yang bisa diprogram lewat software CUE, demikian pula untuk pencahayaan RGB-nya / Corsair

Beralih ke urusan kenyamanan, di sinilah letak keunggulan Corsair Glaive. Thumb grip-nya yang berada di sisi kiri bisa dilepas dan diganti dengan dua model lain – satu bertekstur, dan satu lagi bertekstur sekaligus melebar. Menggantinya pun begitu mudah berkat bantuan magnet.

Gaya modular seperti ini tentunya bisa mengakomodasi preferensi grip konsumen yang sangat beragam, terkecuali Anda merupakan gamer bertangan kidal. Glaive saat ini sudah dipasarkan seharga $70 dan tersedia dalam dua kombinasi warna.

Sumber: Corsair.

Razer Lancehead Diklaim Sebagai Mouse Gaming Wireless Tercanggih

Meski praktis karena tidak melibatkan kabel, mouse gaming wireless selama ini kurang begitu populer di kalangan gamer profesional yang kerap berpartisipasi dalam turnamen. Masalah utamanya berkaitan dengan koneksi, dimana dalam venue turnamen biasanya ada banyak gangguan sinyal wireless yang pada akhirnya menyebabkan koneksi mouse jadi tidak stabil.

Hal itu tidak akan menjadi masalah buat mouse gaming wireless terbaru Razer. Razer Lancehead memastikan transmisi sinyal bisa tetap stabil dan lancar berkat penerapan teknologi Adaptive Frequency Technology (AFT), dimana perangkat akan lompat dengan sendirinya dari frekuensi 2,4 GHz ke lainnya hanya ketika benar-benar ada gangguan sinyal.

Singkat cerita, Razer mengklaim Lancehead punya kinerja terbaik jika dibandingkan dengan mouse gaming wireless lain. Tapi ingat, Logitech juga mempunyai klaim serupa dengan G900 Chaos Spectrum yang berharga sangat mahal untuk kategori mouse gaming.

Razer Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous / Razer
Razer Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous / Razer

Secara desain, Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous supaya pemain kidal tidak merasa terdiskriminasi. Seperti DeathAdder Elite, kedua tombol milik Lancehead juga mengandalkan switch mekanik yang Razer rancang sendiri bersama Omron. Selain menjanjikan feel mengklik yang optimal, switch ini diyakini juga sanggup bertahan hingga 50 juta klik.

Performanya ditopang oleh sensor laser 16.000 DPI, dengan kemampuan tracking 210 IPS (inci per detik) dan akselerasi 50 G. Unik juga untuk Lancehead adalah penerapan sistem hybrid memory, dimana pengguna dapat menyimpan profil konfigurasi langsung di perangkat sekaligus di cloud lewat bantuan software Razer Synapse Pro.

Baterainya diklaim bisa bertahan selama sekitar 24 jam, dan charging-nya mengandalkan kabel USB yang termasuk dalam paket penjualan.

Razer Lancehead rencananya siap dipasarkan mulai bulan Mei mendatang seharga $140. Razer juga akan menawarkan Lancehead Tournament Edition – pada dasarnya versi non-wireless dengan kemampuan tracking lebih tinggi di angka 450 IPS – seharga 80. Tanpa harus terkejut, tentu saja keduanya turut mengemas sistem pencahayaan RGB Chroma.

Sumber: Razer.