Firefox Kedatangan Dua Fitur Eksperimental Baru: Price Wise dan Email Tabs

Mozilla belakangan ini cukup rajin bereksperimen dengan fitur-fitur baru untuk Firefox. Sebelumnya sudah ada password manager dan extension penyaji konten terkait. Sekarang, bertepatan dengan akan datangnya musim liburan, Mozilla bereksperimen dengan fitur untuk memudahkan proses belanja online.

Hasil pemikiran mereka adalah extension bernama Price Wise. Sementara baru tersedia untuk konsumen di AS, fitur ini memungkinkan pengguna untuk memonitor harga barang yang dijual di peritel besar seperti Amazon, Walmart, Best Buy, eBay atau The Home Depot.

Caranya sangat mudah. Pengguna hanya perlu menambahkan produk yang diincar ke Price Wise. Setelahnya, setiap kali harganya turun, mereka bakal mendapatkan notifikasi. Dari situ pengguna bisa langsung membeli barangnya tanpa perlu repot-repot mencarinya lagi di salah satu situs peritel.

Lebih jelasnya Anda bisa langsung tonton video di bawah ini.

Di samping Price Wise, Mozilla juga meluncurkan extension bernama Email Tabs. Extension ini dimaksudkan untuk mempermudah pengguna mengirim konten pada suatu situs via email. Kontennya bisa berupa sebatas tautan saja, screenshot, atau satu halaman penuh, lengkap dengan teksnya.

Prosesnya sama sekali tidak memerlukan metode copy-paste. Cukup buka tab situs yang hendak dikirim, lalu klik tombol extension Email Tabs. Simpel dan sepele memang, tapi bakal sangat membantu ketika jumlah tab yang dibuka sudah mencapai puluhan.

Firefox Email Tabs

Kedua extension ini sekarang sudah bisa dicoba oleh para beta tester Firefox Test Pilot.

Sumber: Mozilla.

Versi Terbaru Pocket Lebih Cekatan Membacakan Artikel Secara Lisan

Sebagian besar pengguna pastinya sudah tidak asing lagi dengan Pocket. Aplikasi read-later ini memungkinkan kita untuk menyimpan artikel yang ada di internet untuk dibaca kembali ketika sudah ada waktu luang nanti. Masalahnya, bagaimana kalau waktu luang itu benar-benar terbatas dan harus diisi oleh aktivitas lain, seperti sesi latihan di gym misalnya?

Pocket sebenarnya sudah punya solusinya, yakni fitur Listen yang memungkinkan artikel untuk dibacakan ke pengguna secara lisan ala sebuah podcast. Sayang cara membacakannya terkesan sangat robotik, dan mengakses fiturnya pun cukup sulit, terutama di aplikasi versi iOS-nya.

Kabar baiknya, dua problem ini sudah teratasi pada versi terbarunya, Pocket 7.0. Cara membacakannya kini jauh lebih natural dan lebih mirip manusia berkat integrasi platform deep learning Amazon Polly. Mengaksesnya juga mudah, cukup dengan mengklik icon bergambar headphone di ujung kiri atas.

Pocket 7.0

Saat fitur Listen ini aktif, Pocket bakal menyuguhkan tampilan player ala aplikasi podcast. Di bawahnya, ada deretan artikel lain yang belum sempat dibaca, yang bisa langsung ikut dibacakan tanpa harus kembali ke menu utama.

Penggunaan aset Amazon tidak berhenti sampai di Polly saja. Dalam waktu dekat, Pocket bakal merilis skill Alexa sehingga artikel juga dapat dibacakan melalui speaker Echo selagi pengguna sedang memasak atau makan di kediamannya.

Ketika ada waktu untuk membaca, versi anyar Pocket rupanya juga telah mengusung tampilan baru yang jauh lebih menarik. Penggunaan font baru dimaksudkan supaya artikel lebih mudah dibaca dan mata pun tidak terlalu cepat lelah. Dark Mode juga tersedia buat yang sering membaca sebelum tidur di malam hari.

Sumber: Pocket dan VentureBeat.

Firefox Mulai Eksperimen Ekstensi Advance yang Hadirkan Rekomendasi Konten Terkait

Kabar bahwa Mozilla sedang mempersiapkan sesuatu yang istimewa di pembaruan Firefox 63 sudah jadi rahasia umum. Meski tak banyak yang tahu detail lengkapnya seperti apa. Tapi, kabar teranyar melaporkan bahwa Firefox bisa jadi bakal membenamkan sebuah ekstensi khusus bernama Advance yang masih dalam tahap pengujian. Ekstensi ini dikatakan bakal menjadi tulang punggung Firefox dalam menyuguhkan konten berdasarkan aktivitas terkini penggunanya.

Tool baru ini dikatakan menjadi salah satu proyek yang diuji dalam program Test Pilot. Artinya, beberapa pengguna terpilih berkesempatan untuk menjajalnya sembari terus dimatangkan oleh tim pengembang. Lebih jauh dikatakan pula bahwa ekstensi Advance sudah bisa dijumpai dan mulai bekerja menganalisa konten di laman-laman web yang aktif untuk kemudian merekomendasikan konten terkait yang diambil dari laman lainnya. Barisan rekomendasi tersebut akan dipajang di sebuah panel yang dipersiapkan untuk Anda.

detail1.b4611d62

Dalam praktiknya, pengguna tidak harus melakukan hal berbeda dari biasanya. Mereka cukup mengunjungi situs favorit, kemudian peramban akan menampilkan sebuah panel kecil berlabel “Read Next” dan “For You” di bagian sisi laman di mana terdapat rekomendasi konten-konten terkait yang mungkin menarik untuk dibaca.

Rekomendasi konten terkait ini semestinya bekerja dengan lebih baik seiring waktu. Namun, sekarang ini masih terlalu dini untuk memberikan penilaian karena masih dalam fase pengujian. Versi finalnya mungkin akan jauh lebih baik, paling tidak akan ada pertimbangan bagaimana agar kemunculan panel rekomendasi tidak mengganggu aktivitas pengguna. Apalagi, sekarang ini mayoritas website juga sudah memberikan rekomendasi konten terkait kendati masih di dalam satu situs yang sama.

detail2.8a3ee293

Untuk melakukan eksperimen ini, Mozilla menggandeng Laserlike, sebuah startup yang ditugaskan untuk mengembangkan platform rekomendasi dan memikirkan bagaimana data-data pengguna dikumpulkan.

Dilansir oleh Ghacks, ada tiga data penting yang dianalisa oleh LaserLike untuk memungkinkan bekerjanya ekstensi Advance.

  • Riwayat penelurusan.
  • Alamat IP, tanggal dan jam, dan berapa lama waktu yang dihabiskan dalam menelusuri situs.
  • CTR, durasi penelurusan dari panel rekomendasi, data interaksi dengan sidebar, dan sistem operasi.

Untungnya, pengguna diberi opsi lain jika merasa ingin menghentikan rekomendasi konten dari ekstensi Advance.

Sumber berita Ubergizmo, dan Firefox.

Mozilla Luncurkan Password Manager untuk iOS dan Aplikasi Pembuat Catatan untuk Android

Mozilla memulai program Firefox Test Pilot di tahun 2016 untuk bereksperimen dengan beragam fitur demi menyempurnakan browser besutannya. Berhubung Mozilla kini juga semakin serius mengerjakan Firefox versi mobile, cakupan program ini pun akhirnya juga diperluas, dan sekarang konsumen sudah bisa menikmati dua buah eksperimen perdananya untuk perangkat mobile.

Yang pertama adalah aplikasi iOS bernama Firefox Lockbox. Seperti bisa diduga dari namanya, ia merupakan sebuah aplikasi password manager macam LastPass maupun 1Password. Bedanya, Lockbox yang terkesan simpel ini dikhususkan bagi pengguna setia Firefox versi desktop yang menyimpan deretan kata sandi berbagai akunnya pada browser tersebut.

Memanfaatkan akun Firefox, deretan kata sandi yang tersimpan di Firefox desktop dapat dibawa dan diteruskan secara otomatis ke Lockbox. Enkripsi 256-bit diterapkan demi menjaga keamanan, dan aplikasi Lockbox sendiri dapat diproteksi menggunakan Touch ID maupun Face ID.

Notes by Firefox / Mozilla
Notes by Firefox / Mozilla

Eksperimen yang kedua adalah aplikasi bernama Notes untuk perangkat Android. Ya, ini tak lebih dari sebatas aplikasi untuk membuat dan menyimpan catatan-catatan kecil, tapi sekali lagi, faedahnya bisa terasa berlipat ganda jika Anda menggunakan browser Firefox di laptop atau komputer.

Pasalnya, semua konten dalam Notes akan tersinkronisasi antar perangkat, selamanya semuanya terhubung dengan satu akun Firefox yang sama. Catat di ponsel, lalu buka kembali di laptop, demikian pula sebaliknya. Sekali lagi, ini semua bukanlah ide baru yang orisinil, tapi setidaknya bisa menarik perhatian mereka yang betul-betul setia terhadap ekosistem Firefox.

Sumber: Mozilla.

Mozilla Hubs Adalah Social VR untuk Semua

Fungsi utama virtual reality adalah membuat pengguna headset-nya merasa terbawa ke dalam realita buatan. Premis tersebut memicu kekhawatiran bahwa pengguna VR headset berpotensi menjadi antisosial, dan itulah mengapa social VR banyak jadi topik pembicaraan belakangan ini.

Jadi selagi berada dalam realita baru, pengguna VR headset masih bisa bersosialisasi dengan orang lain, dan tentu saja dengan sensasi yang lebih immersive ketimbang video call. Demikianlah premis sederhana social VR. Meski demikian, masih ada tantangan yang harus dihadapi kalangan developer, yakni menyangkut kompatibilitas platform atau perangkat.

Mozilla Hubs

Solusinya, kalau menurut Mozilla, adalah memanfaatkan platform yang benar-benar dirancang dan terbuka untuk semua. Dari situ lahirlah eksperimen terbaru mereka yang bernama Mozilla Hubs, yang pada dasarnya menawarkan social VR kepada siapapun tanpa terkecuali, bahkan mereka yang tidak memiliki VR headset sekalipun.

Hal itu dimungkinkan karena Hubs berjalan seratus persen di browser, menggunakan standar WebXR yang sudah dikembangkan Mozilla sejak lama. Alhasil, cukup dengan mengklik satu tautan, siapapun bisa bergabung dan berinteraksi dalam sebuah virtual chatroom.

Mozilla Hubs

Hubs memang masih berstatus preview, tapi Mozilla mengundang siapapun yang tertarik mencobanya. Baik yang menggunakan headset kelas atas seperti Oculus Rift atau HTC Vive, sampai yang menggunakan alternatif murahnya macam Google Cardboard maupun pengguna komputer dan smartphone. Sekali lagi yang dibutuhkan hanyalah sebuah browser, tidak perlu aplikasi tambahan.

Aspek visualnya memang bukan yang terbaik, tapi ini bukan masalah besar kalau memang semua kalangan bisa dijangkau. Gampangnya, Anda tinggal memilih: 1) social VR dengan grafik memukau tapi hanya untuk pengguna HTC Vive sehingga jumlah penggunanya terbilang sepi, atau 2) social VR dengan grafik biasa tapi terbuka seperti Mozilla Hubs ini, sehingga yang memakai begitu ramai?

Sumber: Mozilla.

Mozilla Luncurkan Aplikasi Augmented Reality untuk iOS

Oktober lalu, Mozilla mengajukan standar baru bernama WebXR. WebXR merupakan evolusi dari standar WebVR yang sudah ada sejak 2014, diramu secara spesifik agar konten AR sekaligus VR dapat disuguhkan secara konsisten di semua perangkat, mulai dari VR dan AR headset, sampai perangkat desktop sekaligus mobile.

Sejauh ini belum banyak developer yang mengadopsi standar WebXR. Maka dari itu, langkah Mozilla selanjutnya adalah merilis aplikasi WebXR Viewer untuk perangkat iOS. Tujuannya adalah supaya developer bisa bereksperimen dengan konten AR dan VR berbasis web, tanpa harus membangun aplikasinya sendiri.

Aplikasi ini turut menyediakan sejumlah contoh konten AR yang dapat dihasilkan menggunakan standar WebXR. Sebagian mungkin terkesan biasa saja, tapi perlu diingat, tujuan Mozilla di sini adalah membuka jalan bagi para developer, hingga akhirnya merekalah yang bisa menghasilkan konten yang berkesan.

Mozilla WebXR Viewer

Apa yang dilakukan Mozilla ini sebenarnya bisa dianggap sebagai ARKit atau ARCore versi web. Kalau ARKit ditujukan untuk platform iOS dan ARCore untuk Android, maka WebXR melibatkan teknologi web yang open-source dan tidak terbatas oleh platform tertentu.

Andai Anda seorang developer, pastinya Anda ingin kreasi Anda bisa dinikmati sebanyak mungkin konsumen, bukan? Di sinilah yang saya kira bisa menjadi nilai jual WebXR. Lebih lanjut, peluang developer baru untuk ikut berpartisipasi juga bisa lebih besar karena mereka tidak perlu terlalu mendalami platform tertentu.

Sumber: The Next Web dan Mozilla.

Mozilla Uji Browser Baru, Firefox Rocket Eksklusif untuk Indonesia

Mozilla sepertinya sedang rajin melakukan eksperimen untuk mendapatkan produk yang paling baik. Setelah melahirkan Firefox Quantum dan Focus, Mozilla kembali meluncurkan peramban web yang diklaim lebih ringan dan cepat bernama Firefox Rocket. Berlabel Unreleased, Firefox Rocket disebut dirancang khusus untuk Indonesia yang dinilai masih memiliki problema ketersediaan jaringan yang merata.

Konsep dari Firefox Rocket hampir sama dengan aplikasi versi lite yang lebih dulu ada, seperti Facebook Lite, Messenger Lite, Twitter Lite dan lain-lain. Aplikasi secara khusus dirancang untuk bekerja lebih optimal di jaringan data yang kurang memadai. Mozilla menyematkan fitur Mode Turbo yang akan meningkatkan performa aplikasi saat digunakan, baik ketika berselancar atau mengunduh berkas dari internet. Dengan konsep itu, maka Firefox Rocket sangat cocok untuk perangkat dengan ruang simpan yang terbatas karena ukurannya yang relatif kecil.

Mozilla Firefox Rocket

Firefox Rocket juga dilengkapi dengan fitur untuk memblokir iklan dan menghentikan script pelacak yang berpotensi melanggar privasi pengguna. Bahkan jika diinginkan, pengguna dapat menghentikan aplikasi untuk mengunduh gambar yang secara otomatis mempercepat pemuatan halaman.

Di sisi interface, Firefox Rocket menyajikan tampilan yang ringkas. Di aplikasi ini pengguna tidak akan menemukan fitur untuk memuka tab baru. Tapi sebagai gantinya, Mozilla menyertakan fitur penyimpanan seluruh halaman sehingga isi situs bisa dibaca lagi nanti ketika senggang. Ada juga opsi mengunduh berkas ke memori eksternal sehingga memori internal praktis hanya untuk menampung cache dan semacamnya.

Jika Anda ingin terlibat dalam fase pengujian Firefox Rocket, bisa mengunduh aplikasi dari Google Play Store sekarang juga.

Application Information Will Show Up Here

 

Sumber berita Facebook dan AndroidPolice.

Tahun Depan, Firefox Tak Lagi Dukung Windows XP dan Vista

Setiap generasi sistem operasi ada masanya untuk redup dan ditinggalkan, tak terkecuali Windows XP yang merupakan sistem operasi paling sukses sepanjang sejarah Microsoft. Setelah tak lagi mendapatkan dukungan penuh dari Microsoft, pengguna Windows XP dan Vista harus siap ditinggalkan pula oleh Mozilla Firefox yang telah mengumumkan penghentian dukungan pada bulan Juni tahun 2018 mendatang.

Jadi, menjelang tanggal itu pengguna yang masih menggunakan dua OS tersebut masih bisa mengharapkan perlindungan optimal dari Mozilla. Tapi harus segera bersiap melakukan upgrade ke sistem operasi yang lebih baru jika masih ingin tetap menggunakan Firefox dengan aman.

Penghentian dukungan untuk Windows XP dan Windows Vista sejatinya bukan sesuatu yang mengherankan. Microsoft saja sebagai pemilik OS tak mau menghabiskan fokus dan tenaga untuk mendukung sistem operasi lawas meskipun masih banyak pengguna yang bertahan di Windows XP. Mozilla sendiri mulai meninggalkan keduanya sejak merilis Firefox 35 bulan April lalu. Peramban versi ini sudah tidak mendukung secara penuh Windows XP dan Vista. Sebagai antisipasinya, pengguna diarahkan ke Firefox Extended Support Relase atau ESR yang dirancang untuk organisasi nirlaba. Namun kala itu Mozilla tidak membeberkan secara gamblang kapan dukungannya akan benar-benar berakhir. Baru sekarang, terungkap sudah semuanya.

Dalam pengumumannya, Mozilla mengatakan bahwa sistem operasi yang tidak lagi didukung tidak akan menerima pembaruan keamanan, sehingga lebih rentan terhadap serangan. Mereka sangat merekomendasikan pengguna untuk melakukan upgrade ke OS yang lebih baru yang masih didukung oleh Microsoft.

Ini berarti mulai tahun depan, Windows XP dan Windows Vista nyaris kehilangan dukungan dari aplikasi-aplikasi penting. Windows XP sudah tidak memperbarui Internet Explorer ke versi baru, maksimal hanya sampai IE8. Sedangkan Vista lebih beruntung karena bisa memasang IE9. Sekarang, pilihannya mereka bersedia upgrade ke OS, membeli perangkat baru atau lebih memilih untuk menggunakan peramban lain yang masih memberikan dukungan update.

Sumber berita Mozilla dan gambar header Pixabay.

Firefox Quantum Janjikan Peningkatan Performa Dua Kali Lipat

Terakhir diberitakan, Firefox versi 55 menghadirkan dukungan WebVR sekaligus konsumsi memory yang lebih efisien. Inkremental? Memang. Namun jangan khawatir, sebab selama setahun terakhir Mozilla rupanya sibuk menyiapkan versi anyar Firefox yang amat istimewa. Begitu istimewanya, versi baru ini tak lagi diikuti embel-embel angka, melainkan mengusung nama baru, yakni Firefox Quantum.

Label “Quantum” sejatinya merupakan indikasi akan peningkatan performanya yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil pengujian Mozilla, Firefox Quantum menunjukkan kinerja dua kali lebih cepat dari Firefox versi 52.

Di saat yang sama, Mozilla rupanya juga tidak lupa mengadu Firefox Quantum dengan Chrome. Seperti yang bisa Anda lihat sendiri pada video di bawah ini, Firefox Quantum ternyata unggul dalam banyak kesempatan, bahkan terkadang selisihnya cukup jauh.

Rahasianya, menurut Mozilla, adalah CSS engine baru yang mereka kembangkan sendiri yang mampu memaksimalkan semua core prosesor milik perangkat desktop maupun mobile. Sebelum ini, Firefox hanya sanggup memakai satu core prosesor saja meskipun, seperti yang kita tahu, hampir semua perangkat modern dilengkapi prosesor multi-core.

Yang lebih menarik lagi, peningkatan performa ini diwujudkan tanpa menambah konsumsi memory. Mozilla bahkan mengklaim Firefox Quantum memakai sekitar 30% lebih sedikit memory daripada Chrome berkat kemampuannya memprioritaskan sejumlah tab yang aktif digunakan.

Firefox Quantum

Mengusung nama baru, tentunya Firefox Quantum juga membutuhkan wajah baru. Tampilannya sengaja dibuat lebih minimalis sekaligus dinamis; menu beserta tombol-tombolnya bakal membesar atau mengecil tergantung apakah pengguna PC atau laptop Windows memakai mouse atau menyentuh layar.

Bookmark, history dan download kini dijadikan satu dan dapat diakses dengan satu klik tombol saja. Integrasi layanan read-later Pocket pastinya juga tersedia, dan Quantum turut menyimpan fitur-fitur yang mungkin terkesan sepele, tapi sangat fungsional macam tombol untuk mengambil screenshot.

Firefox Quantum

Firefox Quantum dijadwalkan meluncur secara resmi pada tanggal 14 November mendatang di semua platform (Windows, macOS, Android dan iOS). Penggemar setia Firefox yang sudah tidak sabar bisa mencoba versi beta-nya sekarang juga.

Sumber: Mozilla.

Firefox 55 Mendukung Virtual Reality dan Lebih Hemat Memori

Mozilla kembali melakukan gebrakan dengan merilis pembaruan Firefox web ke versi 55 yang dijadwalkan mulai tersedia bagi pengguna global pada tanggal 8 Agustus 2017. Bagi yang belum tahu, Firefox 55 ini merupakan versi stabil pertama yang menawarkan dukungan penuh untuk WebVR bagi semua pengguna Windows 64-bit. Bagi yang ingin merasakan pengalaman berselancar via virtual reality, fitur ini akan mengakomodir Anda.

Sedangkan bagi mereka yang tidak punya ketertarikan, tetap punya alasan yang kuat untuk segera mencicipi Firefox 55. Pasalnya, Mozilla telah melakukan banyak sekali peningkatan terutama dalam hal performa, kecepatan muat tab dan halaman serta efisiensi konsumsi memori.

Untuk membuktikan ucapannya, teknisi Mozilla Dietrich Ayala baru-baru ini mempublikasikan sebuah artikel yang menunjukkan bagaimana ia mencoba membuka 1691 tabs di versi Firefox yang berbeda.

Hasilnya, ketika menggunakan Firefox 51, ia membutuhkan 8 menit untuk menjalankan browser dengan semua tab termuat secara bersamaan. Waktu tersebut terus dipangkas oleh Firefox yang lebih baru, sampai saatnya ia menggunakan Firefox 55, waktu yang dibutuhkan turun drastis menjadi hanya 15 detik. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana peningkatan yang dihadirkan oleh Firefox 55.

Selain peningkatan kecepatan startup ketika menjalankan tab dalam jumlah banyak, Firefox 55 juga mencetak rekor efisiensi, di mana di versi 52 melahap hingga 2GB memori, dipangkas menjadi kurang dari 500MB di versi 55. Dengan demikian, Firefox 55 kini jauh lebih ramah untuk perangkat yang mempunyai kapasitas RAM yang kecil, atau lebih optimal saat berjalan di perangkat yang berkemampuan lebih baik.

Dukungan WebVR menjadikan Firefox 55 kompatibel dengan headset Oculus Rift dan juga HTC Vive. Hal ini memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi virtual reality yang berbasiskan web. Dukungan Chrome for Android, Windows atau Samsung Internet Browser jadi bonus yang makin memanjakan pengguna browser.

Beberapa fitur lain yang juga digulirkan, seperti kemampuan untuk memindahkan sidebar ke sebelah kanan browser, mengambil screenshot laman situs, dukungan custom shortcut untuk OS X dan MacOS, pratinjau cetakan yang lebih sederhana, saran pencarian, dan ketersediaan mesin pencari yang disematkan langsung di location bar.

Sumber berita NewsPedia.