Rencana Bisnis Quipster Pasca Merger TraktorHub dan Webtrace

Dua startup B2B, Webtrace dan TraktorHub, melakukan merger dan hadir dengan nama baru, Quipster. Quipster menawarkan solusi satu atap untuk industri konstruksi, logistik, dan pertambangan; dari rental dan pasar penjualan, solusi IoT, hingga manajemen aset terintegrasi, dan produk keuangan/asuransi.

Kepada DailySocial, COO Quipster David Hartono, yang merupakan Co-Founder TraktorHub, menyebutkan, proses merger ini berawal dari perkenalan yang dilakukan investor mereka, yaitu Prasetia Dwidharma.

Melihat adanya kesamaan visi dan rencana untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, merger akhirnya dilakukan. Selain David, Quipster dipimpin CEO Erwin Subroto dan CFO Denny Tijioe yang mewakili Webtrace.

Quipster akan menjadi entitas baru yang bertindak sebagai perusahaan induk untuk WebTrace dan TraktorHub. Masing-masing entitas akan tetap beroperasi selama proses integrasi berlangsung.

“Karena ada kesamaan visi dan misi dan sesama founder sudah saling mengenal, akhirnya proses merger ini kami lakukan. Dari TraktorHub sendiri kita melihat ada kebutuhan untuk tracking dan monitoring dari alat berat ke depannya,” kata David.

TraktorHub sendiri merupakan platform persewaan alat berat online yang mempermudah proses pencarian, pengadaan, dan logistik bagi para pelanggannya. Sementara Webtrace adalah platform yang bisa dimanfaatkan pengelola armada untuk memberikan solusi teknologi agar usaha logistik bisa berjalan lebih efisien serta meningkatkan produktivitas dan keamanan. Caranya dengan menerapkan sensor dan solusi IoT yang akan menghasilkan berbagai data dan analisis real time.

Setelah masing-masing startup mendapatkan pendanaan awal dari Prasetia Dwidharma, tahun ini Quipster akan menggalang dana untuk tahapan Pra Seri A.

Rencananya dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk melanjutkan ekspansi perusahaan ke 12 kota di Indonesia, termasuk di dalamnya membangun produk baru dan menjalin kemitraan dengan perusahaan keuangan untuk menawarkan pinjaman atau layanan asuransi.

“Hal tersebut sebelumnya sudah menjadi rencana dari TraktorHub, yaitu asset management dan juga pembiayaan untuk pembelian atau penyewaan alat berat. Dengan demikian bisa memberikan solusi dan layanan yang menyeluruh,” kata David.

Integrasi terpadu dua platform

Sebagai platform, TraktorHub menyediakan platform penyewaan alat berat yang biasanya digunakan industri pertambangan dan konstruksi. Masih minimnya platform digital yang mendukung industri tersebut dan belum transparannya proses di lapangan mendorong TraktorHub mengembangkan teknologi yang lebih advanced untuk melayani pelanggan mereka. Bersama Webtrace, fase pertama pasca merger adalah mengembangkan teknologi yang relevan bagi TraktorHub.

“Untuk saat ini kami akan mengembangkan platform baru dengan fitur baru yang nantinya bisa mendorong bisnis TraktorHub. Selain itu, melalui kerja sama ini, baik Webtrace dan TraktorHub bisa saling melayani masing-masing pelanggan,” kata Denny.

Tren leasing alat berat terbukti bermanfaat bagi perusahaan dari semua ukuran di berbagai industri dengan biaya administrasi yang lebih sedikit, seiring dengan pengurangan belanja modal, opex, dan kompleksitas pemeliharaan yang diantisipasi untuk mendorong pasar penyewaan peralatan konstruksi, logistik, dan pertambangan.

“Kami memperkenalkan kedua startup tersebut untuk melihat potensi kolaborasi, yang menghasilkan kolaborasi yang sangat bermanfaat. Kami senang mereka akhirnya setuju untuk melakukan merger dan bekerja lebih baik sebagai satu tim,” kata CFO Prasetia Dwidharma Ardi Setiadharma.

Strategi Monotaro dalam Menggarap B2B Commerce

Gaung pemain e-commerce B2B memang tidak sekencang B2C karena perbedaan cara pemasarannya dan berbagai strategi lainnya. Akan tetapi, potensi bisnis yang bisa digarap dari ranah B2B bukan main besarnya. Salah satu pemain e-commerce yang main di ranah ini adalah Monotaro, berasal dari Jepang.

Sebetulnya, Monotaro masuk ke Indonesia dengan mengambil mayoritas saham Sukamart (PT Sumisho E-Commerce Indonesia) sekitar tiga tahun lalu. Dari aksi ini, mereka mengubah badan hukum dan branding baru jadi Monotaro. Sukamart sendiri sudah beroperasi sejak 2012, merupakan anak usaha dari Grup Sumitomo.

Sejak saat itu, perusahaan mengklaim terjadi peningkatan bisnis yang signifikan secara keseluruhan. Kepada DailySocial, Presiden Direktur Monotaro.id Daisuke Maeda menjelaskan bahwa kategori produk di situs kini kian beragam, dari sekitar 10 ribu item produk di 2016 kini menjadi lebih dari 800 ribu produk.

Keseluruhan produk ini berasal dari kemitraan dengan lebih dari 3 ribu brand yang tersebar ke 12 kategori barang. Mulai dari MRO (maintenance, repair, and operation) untuk pabrik dan perakitan, alat keselamatan, perkakas tangan dan elektrik, alat laboratorium, konstruksi, otomotif, logistik, hingga ATK.

Perusahaan juga menyediakan lebih dari 20 ribu produk dari private label asal Jepang yang dianggap cukup unik dan punya kualitas baik untuk konsumen Indonesia.

Daisuke menjelaskan, posisi Monotaro dibandingkan pemain B2B commerce lainnya cukup berbeda. Pihaknya menempatkan diri sebagai online retailer, yang mana punya berbagai produk dari berbagai penyuplai yang sudah terkurasi.

“Semua produk dan seleksi kategori ini berasal dari data yang kita kumpulkan sejak era Sukamart dan dari preferensi, serta kebiasaan konsumen kami. Kita memiliki ribuan konsumen baru tiap bulannya, mereka puas dengan platform Monotaro dan menjadi pelanggan loyal,” terangnya.

Meski tidak merinci, dia mengklaim bisnis Monotaro tumbuh 300% per tahunnya, begitu pun untuk bulanannya. Pertumbuhan ini diprediksi akan tumbuh lebih besar, mengingat potensi bisnis B2B commerce di Indonesia yang belum tergarap secara maksimal.

Kondisi ini, menurutnya mirip dengan apa yang terjadi di Jepang pada 10 tahun lalu dan sama halnya apa yang dialami e-commerce B2C beberapa tahun lalu di Indonesia.

“Kami yakin kami masih berada di tahap paling awal di Indonesia. Tapi kami sangat percaya e-commerce B2B akan booming dalam waktu dekat mengikuti tren adopsi teknologi di Indonesia.”

Adapun konsumen Monotaro mayoritas datang dari pelaku manufaktur dan industri perakitan. Lainnya adalah industri konstruksi, perkebunan, otomotif, pertambangan, properti, keuangan, pendidikan, hingga industri kecil dari seluruh Indonesia.

Rencana pengembangan teknologi

Daisuke melanjutkan, perusahaan berencana untuk mengembangkan beberapa inisiasi baru di sisi teknologi agar tetap terdepan. Di antaranya fitur pencarian cerdas yang senantiasa harus selalu dikembangkan.

Pasalnya, fitur tersebut penting dalam merekam perilaku dan preferensi pelanggan yang telah terekam di Monotaro Jepang. Alhasil perusahaan dapat memberikan rekomendasi barang yang tepat.

“Fokus kami adalah menyediakan platform yang paling nyaman bagi pelanggan untuk melakukan pembelian yang mendukung operasi industri dan bisnis mereka. Oleh karena itu, kuncinya adalah membuat produk dapat dicari se-seamless mungkin.”

Teknologi lainnya yang disiapkan adalah optimasi manajemen pesanan oleh kecerdasan buatan (AI). Misalnya, untuk daerah mana, metode apa yang pas, dan kapan barang harus dikirim pelanggan. Terakhir pengembangan gudang pintar untuk pengiriman yang lebih cepat, namun juga efisien dari segi biaya.

“Misi kami adalah menyediakan platform pembelian yang paling nyaman dan efisien untuk konsumen bisnis dan visi kami adalah berinovasi dalam jaringan pengadaan untuk semua jenis pengguna bisnis di Indonesia,” pungkasnya.

Secara perusahaan, Daisuke menegaskan Monotaro didanai sepenuhnya oleh pemegang saham yang ada, serta didukung dengan teknologi dan jaringan rantai pasokan yang telah tersedia.

FixcoMart Hadirkan Layanan E-commerce untuk Peralatan Perkakas Teknik dan Industri

Pesatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia dan kemajuan di bidang otomotif menyebabkan kebutuhan akan peralatan perkakas teknik dan industri yang sangat tinggi setiap tahunnya. Selain itu, banyaknya kebutuhan dari sisi perusahaan, yakni sistem pembelian oleh purchasing, approval dari atasan, riwayat pembelian, dan harga yang transparan, menjadikan alasan yang kuat FixcoMart, layanan e-commerce khusus untuk produk-produk MRO/perkakas seperti handtools, powertools, lubricant, mesin, otomotif, safety, bangunan didirikan.

“Diharapkan kehadiran FixcoMart sebagai layanan lengkap untuk perusahaan dan kalangan individual, bisa menjawab kebutuhan akan pasar yang sangat luas terutama dalam bisnis online serta transparansi purchasing di perusahaan,” kata Managing Director FixcoMart Iwan Kesuma Kepada DailySocial.

Dalam kesempatan ini, FixcoMart mengumumkan perolehan pendanaan Seri A yang diklaim senilai 7 digit (dalam US$). Tidak disebutkan siapa investor yang terlibat dalam pendanaan kali ini, namun dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk mengembangkan bisnis, memperluas jaringan mitra ke seluruh pelosok Indonesia, menambah pegawai dan memperkuat sistem di situs perusahaan.

“Kami juga berencana akan membuat aplikasi mobile, serta penggunaan gedung baru yang lebih luas. Selain itu, tidak menutup kemungkinan Fixcomart akan memperluas kategori barang selain bidang yang ada saat ini,” kata Iwan.

Saat ini FixcoMart telah memiliki ribuan pengguna aktif yang diklaim jumlah tersebut terus bertambah. Terkait dengan mitra, FixcoMart telah menjangkau mitra di seluruh Indonesia serta memiliki kerjasama telah dijalin sebelumnya.

Cara mudah pembelian produk di FixcoMart

Pengguna bisa langsung melakukan pembelian melalui FixcoMart jika barang memang ready stock. Jika barang belum tersedia, pengguna dapat membuat quotation pada fitur request for quotation. Jika pengguna merupakan konsumen korporasi, mereka dapat memanfaatkan fitur-fitur seperti approval oleh atasan, deposit uang dan riwayat pembelian (transaction history) saat bertransaksi di FixcoMart.

“Setelah pembayaran dilakukan, produk-produk yang dipesan akan dikirimkan melalui jaringan ekspedisi yang ada ke seluruh Indonesia bahkan keluar negeri dengan packaging yang rapi serta aman,” kata Iwan.

Untuk proses pengiriman barang dengan kelengkapan, Fixcomart didukung oleh ekspedisi dari JNE, TIKI, J&T, Wahana, Pos Indonesia, Deliveree, Ninja Express, Go-Send, Grab Express, REX, RPX, Fedex, dan DHL.

“Dalam hal pembayaran FixcoMart juga menawarkan pilihan pembayaran seperti, transfer bank, cicilan 0%, cicilan tanpa kartu kredit, kartu kredit. Kedepannya pengguna juga dapat melakukan pembayaran melalui minimarket, GO-PAY, OVO, dan lainnya.

Iwan melanjutkan, FixcoMart juga tersedia di berbagai marketplace di Indonesia untuk memudahkan pembeli terutama end users. Di antaranya adalah Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Lazada, Elevenia, Blanja. Sementara itu strategi monetisasi yang dilakukan berupa penjualan produk, kemitraan yang saling menguntungkan, dan juga beriklan di situs serta media sosial.

Target FixcoMart

Sebagai layanan e-commerce spesialis produk perkakas dan teknik untuk industri hingga individu, FixcoMart masih memiliki target yang ingin dicapai. Di antaranya adalah, menghadirkan varian kategori produk lainnya dan memperluas jangkauan kebutuhan akan pasar di Indonesia.

“FixcoMart akan menjadi layanan e-commerce spesialis teknik terdepan dan terbesar di Indonesia dengan market B2C (individu) dan B2B (korporasi) yang terus dipercaya banyak end users maupun perusahaan-perusahaan untuk berbelanja kebutuhan mereka,” tutup Iwan.

Masuki Usia Keempat, Ralali Fokus Bantu Kembangkan Bisnis UMKM

Tahun ini, tepatnya 24 Juli silam Ralali genap berusia empat tahun. Ralali yang memiliki konsep bisnis marketplace penyedia kebutuhan bisnis di Indonesia mulai berdiri tahun 2013. Seiring dengan berjalannya waktu Ralali yang mulanya hanya menyediakan barang maintenance, repairs, dan operasional (MRO) kini telah memiliki lebih dari 12 kategori dengan ribuan suppliers. Ralali mengklaim kesuksesan layanannya dengan nilai transaksi yang terus meningkat, mencapai 900% dalam dua tahun terakhir.

Di umurnya yang keempat, perusahaan masih mencoba terus berjalan dengan visinya dalam menjadi jembatan yang memudahkan hubungan penjual dan pembeli di sektor Business-to-Business (B2B). Tahun ini Ralali disebut akan fokus pada pemberian kemudahan bagi para pemilik UMKM dalam menjalankan bisnisnya, hal ini dilakukan dengan mengembangkan tiga pilar bisnis online yakni marketplace, finansial dan logistik.

“Di usia keempat ini Ralali.com tetap berpegang pada komitmen awal, yakni menjadi solusi bisnis di Indonesia. Dengan adanya Ralali.com sebagai B2B marketplace, diharapkan dapat mempermudah masyarakat Indonesia yang ingin memulai atau menjalankan bisnisnya sehingga nantinya ikut mengembangkan perekonomian Indonesia,” ungkap Joseph Aditya, CEO dan Founder Ralali.

Joseph menambahkan yang menjadi tujuan bisnis Ralali adalah membuat Sahabat Ralali (pembeli di Ralali) memiliki akses terhadap dukungan bisnis yang mendukung. Selain ketersediaan barang Ralali juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam hal pembiayaan, pendanaan dan solusi pembayaran. Selain itu Ralali juga akan bekerja sama dengan perusahaan logistik seperti SAP Express untuk lebih memudahkan dan mempercepat pengiriman barang.

Secara terpisah, Public Relations Executive Ralali Marseka Citra kepada DailySocial menceritakan tren permintaan barang-barang kebutuhan bisnis ikut berkembang seiring dengan pertumbuhan markeplace secara umum. Pihak Ralali juga melihat adanya perubahan atau transformasi yang semula pemesanan barang secara konvensional ke bentuk digital. Di sanalah Ralali coba memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan efisiensi di sektor, saluran dan pembiayaan.

Ralali disebut telah bekerja sama dengan banyak supplier, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan berbagai macam kategori yang kini disediakan, Ralali bisa menjangkau segmen yang lebih luas. Menurut data internal, jika pada tahun lalu kategori transaksi masih didominasi Machinery and Industrial Parts dengan persentase transaksi mencapai 55% dari total transaksi, kini kategori-kategori seperti Computer & Communication, Food & Beverages, dan Beauty, Sports & Textile terus meningkat.

Selain penambahan kategori, Ralali juga menawarkan fitur RFQ (Request for Quotation). Sebuah fitur yang memungkinkan pembeli di Ralali dapat memasukan permintaan barang apapun yang diinginkan meski belum tahu supplier mana yang bisa memenuhi. Di sisi lain, penjual juga bisa memberikan penawaran untuk permintaan tersebut.

“RFQ ada karena kami melihat kebutuhan bisnis setiap orang berbeda dan penjual pun dapat melakukan penawaran yang sesuai dengan bidangnya. Lewat RFQ kami dapat memenuhi kebutuhan barang-barang yang unik seperti elevator speedometer dan gunting beton. Fitur Hubungi Penjual juga ada apabila Sahabat Ralali sudah tahu di mana supplier yang tepat dan berencana memesan barang custom made,” terang Joseph.

Ralali memang rajin merangkul banyak pengusaha lokal atau UMKM. Perusahaan mengelola portal Tribes.id, sebuah kanal yang sengaja dibangun untuk membantu mengembangkan UMKM di Indonesia.

“Teknologi memengaruhi semua bidang dalam kehidupan dan menjadi kunci perkembangan bisnis saat ini. Ralali.com memiliki pemain-pemain terbaik di bidangnya dalam hal pengembangan teknologi. Dengan dukungan tim yang baik dan mengedepankan teknologi, Ralali optimis untuk dapat menjadi B2B (Business to Business) online marketplace yang terbesar dan terpercaya,” tutup Marsela.

Application Information Will Show Up Here

Office Sukamart “Rebranding” Jadi Monotaro

Beberapa waktu lalu, Office Sukamart mengumumkan penutupan lini bisnis individual dan Brand Sukamart per 27 Juni 2016 terkait beralihnya kepemilikan saham utama dari PT Sumisho E-Commerce Indonesia kepada MonotaRo. Alhasil, dengan kepemilikan mayoritas ini membuat Office Sukamart harus melakukan perubahan status hukum perusahaan menjadi PT Monotaro Indonesia dengan branding baru Monotaro.

Perubahan ini efektif mulai berlaku mulai sejak 11 Oktober 2016. Kemudian, mulai 1 November 2016 seluruh korespondensi dan dokumen terkait PO, invoice, delivery memorandum, tax invoice akan dibuat atas nama PT baru.

“Hingga tanggal itu tiba, beberapa korespondensi dan dokumentasi yang dibuat adalah hasil kombinasi antara PT yang lama dengan yang baru. Mohon perlakukan kedua PT ini sebagai perusahaan yang sama,” terang Taketo Kokubo, Presiden Direktur Monotaro, dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Lokasi kantor operasional dan gudang tetap sama yakni di Summitmas II Building Jakarta dan Kawasan PT SGL Indonesia Cikarang Selatan.

Perubahan persentase kepemilikan membuat Monotaro menjadi perusahaan joint venture antara MonotaRO Co., Ltd. dan Sumitomo Corporation Group. MonotaRo terdaftar di Tokyo Stock Exchange dan telah menjalankan bisnis e-commerce di Jepang dan Korea Selatan.

Spesialisasi MonotaRo adalah produk Maintenance, Repair, dan Operation (MRO). Pihak MonotaRo mengklaim telah melayani lebih dari 2 juta pelanggan dalam merasakan kemudahan akses platform dalam membeli barang dengan situs yang user friendly.

Tampilan baru situs Office Sukamart menjadi Monotaro
Tampilan baru situs Office Sukamart menjadi Monotaro

Sebelumnya Christopher Campbell, General Manager Sukamart, menjelaskan pasca beralihnya kepemilikan saham utama, ada beberapa perubahan yang terjadi di internal perusahaan. Salah satunya, makin banyaknya variasi produk untuk kebutuhan kantor dan industri yang bisa ditawarkan untuk segmen korporasi sebagai konsumen utama Monotaro saat ini. Kini Monotaro bisa menjual produk MRO, pantry, stationery dan kebutuhan kantor lainnya.

Dia yakin, dengan berada di bawah naungan MonotaRo, perusahaan akan dapat lebih agresif dari sebelumnya. Hal ini dapat didukung dari database yang sudah dibangun oleh Sukamart sejak 2012.

Segmen MRO menjadi niche bisnis baru yang mulai disentuh pemain e-commerce di Tanah Air. Yang terbaru adalah KlikMRO yang meresmikan versi betanya pada bulan September 2016. KlikMRO adalah e-commerce khusus untuk melayani kebutuhan MRO di berbagai jenis industri. Perusahaan ini adalah anak usaha e-commerce dari Kawan Lama Grup.

Rata-rata layanan e-commerce B2B yang fokus melayani konsumen korporasi menyediakan produk untuk kantor seperti alat tulis dan kantor (ATK), peralatan IT, elektronik, dan jasa. Beberapa di antaranya adalah Mbiz (milik Grup Lippo), Bizzy (Ardent Capital), dan Bhinneka Bisnis.

“Kami telah menjalankan bisnis e-commerce di Indonesia selama 3,5 tahun. Dalam masa itu, banyak poin yang bisa kami pelajari untuk kemajuan misalnya dari operasi harian dan konsumen kami, serta bagaimana menjalankan siklus plan-do-check-adjust (PDCA) dengan benar. Hal ini tentunya jadi salah satu faktor penting untuk pertumbuhan jangka panjang,” kata Campbell.

Kiat Office Sukamart Gaet Segmen Korporasi

Setelah resmi menutup dua lini bisnis pada 27 Juni 2016 dan berganti kepemilikan mayoritas, layanan e-commerce asal Jepang Sukamart kini hanya fokus menjalani Office Sukamart dengan target konsumen korporasi dan menjual peralatan kantor dan industri. Bagaimana kiat Sukamart untuk mendorong bisnisnya dan bersaing dengan kompetisi di segmen yang sama mengingat sudah ada setidaknya 3 layanan yang masuk ke sektor e-commerce B2B?

Christopher Campbell, General Manager Sukamart, menjelaskan pasca beralihnya kepemilikan saham utama Sumitomo Corporation ke MonotaRO ada beberapa perubahan yang terjadi di internal perusahaan. Salah satunya, makin banyaknya variasi produk untuk industri yang bisa ditawarkan.

MonotaRo termasuk salah satu pemain e-commerce terbesar di Jepang dengan spesialisasi menjual barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO materials). Menurutnya, setelah proses peralihan kepemilikan saham selesai dilakukan, paling lambat bulan Agustus mendatang, Office Sukamart sudah bisa berjualan barang MRO tersebut.

“Sekitar Juli atau Agustus 2016, Sukamart akan mulai berjualan barang MRO guna menjaring lebih banyak nasabah korporat untuk menjadi pelanggan kami karena makin banyak variasi produk yang bisa ditawarkan,” terangnya kepada DailySocial.

Pihaknya yakin, dengan berada di bawah naungan MonotaRO, Sukamart dapat lebih agresif dari sebelumnya. Beberapa waktu lalu, MonotaRo telah melebarkan bisnisnya ke Korea Selatan dan akan siap menyasar negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Atas keyakinan tersebut, Sukamart akhirnya memilih untuk menutup lini bisnis segmen individual/ritel dan Brand Sukamart. Lagipula, menurut Campbell, ke depannya akan semakin banyak pemain grocery e-commerce hadir di Tanah Air.

Di sisi lain, masih belum banyak layanan e-commerce yang mengkhususkan diri melayani konsumen korporasi. Jumlahnya pun masih bisa dihitung dengan jari seperti Mbiz, Bizzy, dan Bhinneka Bisnis.

Pengambilalihan Sukamart, sambungnya, merupakan langkah strategis bagi MonotaRO untuk memasuki pasar Indonesia. Sukamart telah memiliki platform dari segi operasional bisnis dan database konsumen yang telah dibangun sejak 2012. Hal itu sekaligus bisa menjadi kekuatan Sukamart dalam mengakselerasi bisnis perusahaan.

“Kami telah menjalankan bisnis e-commerce di Indonesia selama 3,5 tahun. Dalam masa itu, banyak poin penting yang bisa kami pelajari untuk kemajuan misalnya dari operasi harian dan konsumen kami, dan bagaimana menjalankan siklus plan-do-check-adjust (PDCA) dengan benar. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi salah satu faktor penting untuk pertumbuhan dalam jangka panjang.”

Ralali Booked Rp 33 Billion of Funding

Ralali, a marketplace of MRO (Maintenance, Repair, ad Operational) for B2B, secured US$ 2,5 million (around Rp 33 billion) from two Japanese investors, Beenos Plaza and CyberAgent Ventures (CAV), today (8/6). The previous investors of Ralali, East Ventures (EV) and couple of angel investors, also joined this investment round. The funding will be spent to support Ralali’s vision of becoming the largest MRO for business marketplace in Indonesia. Continue reading Ralali Booked Rp 33 Billion of Funding