Tak Harus Putih, Cover PS5 Kini Dapat Diganti dengan 5 Warna Lain Berkat Aksesori Resmi dari Sony

Saat pertama kali diungkap, PlayStation 5 langsung menuai banyak kontroversi terkait desainnya. Lalu ketika Sony sudah mulai memasarkannya, tidak sedikit konsumen yang terkejut melihat ukuran fisik PS5 yang tergolong bongsor. Singkat cerita, desain PS5 bukan untuk semua orang, dan Sony tampaknya sadar akan hal itu.

Namun tentu saja merombak desainnya secara drastis sekarang terdengar kurang rasional — mungkin ini bisa jadi salah satu ekspektasi kita untuk PlayStation 5 Pro nanti, seandainya ada. Yang bisa Sony lakukan sekarang setidaknya adalah memberikan opsi personalisasi warna kepada para pengguna PS5.

Ya, PS5 sekarang tidak harus berwarna putih. Sony baru saja menyingkap aksesori PS5 Console Cover dalam lima pilihan warna yang berbeda: Cosmic Red, Galactic Purple, Midnight Black, Starlight Blue, dan Galactic Purple. Cara pemasangannya mudah kalau menurut Sony sendiri; cukup lepas cover putih bawaan PS5, lalu ganti dengan yang baru ini. Selain untuk versi standarnya, aksesori ini juga tersedia buat PS5 Digital Edition, jadi jangan sampai Anda salah beli.

Supaya klop, Sony tidak lupa menyediakan controller DualSense dalam lima opsi warna yang sama persis, meski dua di antaranya (Cosmic Red dan Midnight Black) sebenarnya sudah tersedia selama beberapa bulan. Dari sisi fungsionalitas, controller baru ini sama persis seperti versi putih yang disertakan dalam paket penjualan PS5.

Di Indonesia, PS5 Console Cover bakal dijual secara resmi dengan harga Rp939.000, sedangkan controller DualSense dalam tiga warna barunya dibanderol Rp1.359.000. Sejauh ini belum ada informasi apakah ke depannya Sony bakal menjual konsol PS5 dalam warna-warna baru ini. Untuk sekarang, warna-warna baru ini sifatnya sebatas add-on yang opsional.

Untuk PS5 Console Cover varian Cosmic Red dan Midnight Black, pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 21 Januari 2022. Sementara tiga varian warna sisanya diperkirakan bakal menyusul tidak lewat dari babak pertama 2022. Controller-nya sendiri akan lebih dulu dijual mulai 14 Januari 2022.

Di luar sana, sebenarnya sudah eksis sejumlah opsi cover untuk PS5 dari sejumlah produsen pihak ketiga — yang akhirnya memicu perseteruan hukum antara Sony dan produsen-produsen tersebut, sekaligus mendorong Sony untuk mematenkan desain cover PS5.

Sumber: Sony.

Mending Rakit PC Daripada Beli PS5, Benarkah Begitu?

Harga resmi PlayStation 5 di Indonesia sudah dikonfirmasi oleh Sony, dan spontan langsung ramai percakapan di media sosial yang mengeluhkan bahwa harganya di sini terlalu mahal jika dibandingkan dengan harga jualnya di beberapa negara lain.

Kita ambil contoh yang paling dekat, yaitu Malaysia. Di sana, PS5 dibanderol 2.299 ringgit. Anggap saja 1 ringgit setara 3.500 rupiah (lebih tinggi daripada kurs sebenarnya saat artikel ini ditulis), berarti kita mendapat harga jual PS5 di Malaysia setara Rp8.046.500.

Seperti yang kita tahu, PS5 di Indonesia bakal dipasarkan seharga Rp8.799.000. Selisih sekitar 750 ribu rupiah itu tentu tergolong lumayan, dan cukup untuk dibelikan satu keping game PS5, macam Marvel’s Spider-Man: Miles Morales misalnya.

Melihat perbedaan harga yang cukup signifikan seperti itu, tidak sedikit pula yang menyerukan sentimen macam “mending rakit PC” di media sosial. Saya sendiri termasuk seorang gamer PC akut sejak usia empat tahun, tapi saya kurang setuju dengan argumen tersebut.

Alasannya, merakit PC dengan spesifikasi yang setara PS5 di rentang harga yang sama terbilang sulit. Supaya lebih jelas, mari kita jabarkan spesifikasi PS5 satu per satu, lalu kita cari ekuivalennya untuk PC.

CPU

AMD Ryzen 7 3700X

Sesuai informasi dari Sony sendiri, PS5 mengemas custom CPU buatan AMD yang menggunakan arsitektur Zen 2. Prosesor itu mempunyai 8-core dan 16-thread, dengan clock speed maksimum setinggi 3,5 GHz.

Prosesor untuk PC yang paling dekat dengan spesifikasi tersebut adalah AMD Ryzen 7 3700X yang sama-sama menggunakan arsitektur Zen 2 dan terdiri dari 8-core dan 16-thread, meski clock speed maksimumnya lebih tinggi di angka 4,4 GHz. Di Indonesia, prosesor itu dijual rata-rata seharga 5 jutaan rupiah.

Oke, 5 juta untuk sebuah prosesor mungkin terlalu mahal dalam konteks ini. Alternatifnya mungkin kita bisa menggantinya dengan Ryzen 5 3600 saja. Prosesor ini memang hanya dibekali 6-core dan 12-thread, akan tetapi boost clock-nya bisa menembus 4,2 GHz, jauh lebih tinggi daripada milik PS5. Harganya sendiri terpantau ada di rentang 3,3 jutaan rupiah.

GPU

AMD Radeon RX 5700 XT

Perihal kinerja grafis, Sony turut memercayakan PS5 sepenuhnya kepada AMD. Yang tertanam di dalam console next-gen tersebut adalah custom GPU dari arsitektur terbaru RDNA 2, dengan total 36 compute unit (CU) dan daya komputasi sebesar 10,3 teraflop.

Mencari ekuivalen GPU ini menurut saya adalah bagian yang tersulit, sebab GPU RDNA 2 untuk PC baru saja AMD umumkan sekitar dua pekan lalu, yakni Radeon RX 6000 Series, dan ketiganya mempunyai spesifikasi jauh di atas yang milik PS5 tawarkan.

Maka dari itu, dengan terpaksa kita harus menggunakan GPU dari generasi sebelumnya, yakni Radeon RX 5700 XT yang memiliki total 40 CU dan daya 9,75 teraflop. Di Indonesia, saat ini RX 5700 XT masih dijual di kisaran 7 jutaan rupiah – bisa lebih, bisa juga kurang, tergantung merek.

Namun yang menjadi masalah adalah, RX 5700 XT tidak mendukung fitur ray tracing sama sekali, sedangkan ray tracing merupakan salah satu cara PS5 menyuguhkan visual yang lebih next-gen daripada PS4. Kalau memang dukungan ray tracing merupakan suatu keharusan, dengan terpaksa kita harus berpaling ke kubu sebelah, yakni Nvidia, spesifiknya RTX 2060 yang merupakan GPU paling murah saat ini yang bisa menyajikan efek ray tracing.

Kalau memilih RTX 2060, itu berarti kita harus mengorbankan performa demi ray tracing, sebab kinerjanya secara keseluruhan memang lebih lemah daripada RX 5700 XT tadi. Positifnya, RTX 2060 saat ini bisa didapat dengan harga paling murah 5 juta rupiah.

SSD

SSD PCIe 4.0

Kapasitas 825 GB (667 GB usable) di PS5 sepintas terdengar sedikit, tapi yang diutamakan di sini adalah kecepatan. Di atas kertas, SSD milik PS5 memiliki kecepatan membaca sampai 5,5 GB per detik, dan itu berarti kita harus mencari ekuivalen SSD yang menggunakan teknologi PCIe 4.0, sebab SSD PCIe 3.0 terbaik pun hanya mampu menawarkan kecepatan membaca hingga 3,5 GB per detik.

SSD PCIe 4.0 untuk PC saat ini sudah tersedia dari beberapa merek, dan salah satu yang akan segera hadir di Indonesia datang dari WD, yakni WD Black SN850. Perangkat itu menawarkan kecepatan baca yang lebih superior daripada SSD milik PS5; hingga 7.000 MB/s read dan 5.300 MB/s write pada varian yang berkapasitas 1 TB.

Berhubung total kapasitas penyimpanan yang bisa digunakan di PS5 cuma 667 GB, mungkin kita juga bisa sedikit berhemat dengan memilih SSD berkapasitas 500 GB saja untuk PC, dan di sini kita harus menyiapkan dana Rp2.488.000 untuk meminang WD Black SN850 tadi.

Sejauh ini total biaya yang dibutuhkan untuk merakit PC yang selevel dengan PS5 ini sudah melampaui harga jual PS5 itu sendiri – 3,3 juta + 5 juta + 2,5 juta = 10,8 juta – tapi rupanya kita masih jauh dari kata selesai.

Motherboard

B550 motherboard

Saya tahu, memang tidak akan ada orang yang membahas mengenai motherboard PS5 secara merinci. Namun untuk bisa menampung SSD PCIe 4.0 tadi, Anda tidak boleh sembarangan dalam memilih motherboard untuk PC Anda. Salah membeli motherboard berarti sia-sia Anda membayar mahal untuk mendapatkan SSD PCIe 4.0 tadi.

Cukup disayangkan pilihan motherboard-nya sejauh ini agak terbatas, yakni antara seri B550 atau X570. Berdasarkan pantauan saya, motherboard yang mendukung teknologi PCIe 4.0 dengan harga paling murah saat ini adalah ASRock B550M-HDV, yang dibanderol di kisaran Rp1,4 jutaan di Indonesia.

PSU

600W PSU

Selain motherboard, PSU alias power supply unit mungkin juga bukan komponen yang bakal dibahas secara mendetail saat membicarakan tentang PS5. Namun kalau berdasarkan video teardown PS5 dari Austin Evans, PS5 tercatat memiliki PSU berdaya 370 W.

Tentu saja angka itu tidak bisa dijadikan acuan, sebab AMD sendiri menyarankan PSU berdaya minimal 600 W untuk GPU Radeon RX 5700 XT tadi, yang berarti Anda harus menyiapkan dana setidaknya 1 jutaan rupiah untuk mendapatkan PSU 600 W yang bisa diandalkan, alias bukan abal-abal.

Kalau GPU yang digunakan ternyata adalah RTX 2060, maka rekomendasi PSU-nya bisa yang berkapasitas 500 W, dan Anda mungkin bisa menghemat sekitar 200-400 ribuan rupiah – sekali lagi dengan asumsi memilih PSU yang setidaknya punya sertifikasi 80 Plus.

RAM

DDR4 RAM

Rincian spesifikasi PS5 menunjukkan bahwa perangkat itu dibekali memory GDDR6 berkapasitas 16 GB, dan saya menduga ini merupakan model unified antara RAM dan VRAM. Mencari ekuivalen yang sama persis di PC jelas sulit, sebab PC memang memerlukan modul RAM yang terpisah.

Untuk amannya, mungkin lebih bijak memilih setidaknya RAM berkapasitas 16 GB buat PC Anda, sebab kalau berdasarkan pengalaman pribadi, gamegame berat macam Borderlands 3 terkadang bisa melahap sampai 13 GB RAM sekaligus.

RAM untuk PC pun sangat bervariasi tergantung kecepatan sekaligus latency-nya, jadi bukan sebatas kapasitas saja. Namun kalau secara umum, RAM DDR4 2 x 8 GB dijual di kisaran harga 1 jutaan rupiah.

Kesimpulan

Harga PlayStation 5 di Indonesia

Rp8.799.000 adalah harga untuk PS5 versi standar yang dilengkapi Ultra HD Blu-ray disc drive. Berhubung optical drive sudah tidak begitu relevan dalam konteks PC, mungkin bagian ini bisa kita abaikan. Namun itu berarti yang dijadikan patokan sekarang adalah PS5 Digital Edition, yang harganya lebih terjangkau di angka Rp7.299.000.

Harga PS5 di Indonesia memang lebih mahal daripada harganya di negara lain, tapi kita juga harus ingat bahwa harga komponen-komponen PC di sini sering kali juga lebih mahal ketimbang jika dikonversikan langsung dari SRP (suggested retail price) masing-masing pabrikan yang menjualnya. Ditambah lagi, jujur masih ada banyak komponen lain yang belum masuk hitungan di sini, mulai dari casing sampai periferal seperti keyboard, mouse, headset atau speaker, dan monitor.

Kita juga tidak boleh lupa bahwa sejumlah game mewajibkan PC untuk menjalankan Windows 10, dan sistem operasi tersebut tentu juga punya harganya tersendiri. PS5 di sisi lain memakai sistem operasi khusus berbasis Linux FreeBSD, yang sendirinya punya banyak kemiripan dengan Linux.

Tanpa harus saya jumlah semuanya, saya kira Anda sudah bisa mendapat gambaran seberapa mahal biaya yang dibutuhkan untuk merakit gaming PC dengan spesifikasi setara PS5. Kendati demikian, membayar lebih mahal untuk merakit sebuah PC tentu ada manfaatnya tersendiri, dan salah satu yang paling jelas adalah bagaimana PC juga bisa kita gunakan untuk bekerja, seperti saya sendiri yang sedang mengetik artikel ini menggunakan PC yang juga saya pakai untuk bermain game.

Gambar header: Zotac.

*Koreksi: Ada pembetulan pada informasi mengenai sistem operasi yang digunakan PS5, yang semestinya bukanlah berbasis Linux, melainkan berbasis FreeBSD.

PlayStation 5 Tiba di Indonesia 22 Januari 2021

Wahai para gamer yang sudah tidak sabar menanti kehadiran PlayStation 5 di Indonesia, saya punya kabar buruk sekaligus kabar baik. Kita mulai dari kabar buruknya lebih dulu: libur akhir tahun 2020 ini terpaksa harus Anda lalui tanpa dampingan console next-gen tersebut. Ya, meskipun Sony bakal segera menjual PS5 di beberapa negara, Indonesia baru akan kebagian jatah mulai tahun depan.

Kabar baiknya, yang dimaksud tahun depan adalah Januari 2021. Berdasarkan siaran pers yang saya terima dari Sony, PlayStation 5 bakal tersedia secara resmi di tanah air pada tanggal 22 Januari 2021, dan konsumen sudah bisa melakukan pre-order sejak 18 Desember 2020.

Lalu berapa banyak tabungan yang harus Anda sisihkan agar bisa meminang console terbaru Sony ini? Rp8.799.000 untuk PS5 versi standar yang dilengkapi Ultra HD Blu-ray disc drive, atau Rp7.299.000 untuk PS5 Digital Edition yang tidak punya optical drive sama sekali.

Harga PlayStation 5 di Indonesia

1,5 juta rupiah adalah selisih harga yang cukup lumayan di antara kedua model PS5 tersebut. Sebagai gambaran, satu unit controller DualSense dihargai Rp1.269.000 kalau konsumen ingin membeli unit ekstra. Seandainya tidak ada perubahan pada versi yang dipasarkan di Indonesia, paket penjualan PS5 sendiri sudah mencakup satu unit controller DualSense.

Untuk aksesori PS5 lainnya, rincian harga resminya adalah sebagai berikut:

  • Pulse 3D Wireless Headset – Rp1.699.000
  • HD Camera – Rp999.000
  • Media Remote – Rp499.000
  • DualSense Charging Station – Rp499.000

Untuk game-nya sendiri, Sony telah menyiapkan setidaknya lima judul next-gen karya studio internalnya sendiri:

  • Astro’s Playroom (Japan Studio) – pre-installed di PS5
  • Demon’s Souls (Bluepoint Games / Japan Studio) – Rp1.029.000
  • Marvel’s Spider-Man: Miles Morales (Insomniac Games) – Rp729.000
  • Marvel’s Spider-Man: Miles Morales Ultimate Edition (Insomniac Games) – Rp1.029.000
  • Sackboy A Big Adventure (Sumo Digital / XDEV) – Rp879.000

Usable Storage Milik PS5 dan Xbox Series X Jauh di Bawah yang Diiklankan

Beberapa hari menjelang dimulainya pemasaran PlayStation 5 dan Xbox Series X/S, sejumlah detail penting terkait kedua console next-gen tersebut mulai terkuak. Yang ingin saya bahas kali ini adalah, seberapa besar kapasitas penyimpanan yang dimiliki masing-masing console, sebab informasi resmi yang beredar belum mengungkap cerita lengkapnya.

Seperti yang kita tahu, PlayStation 5, baik versi standar maupun versi Digital Edition yang tidak dilengkapi optical drive, datang membawa SSD berkecepatan tinggi dengan kapasitas 825 GB. Namun pada praktiknya, kapasitas yang tersedia yang bisa kita isi dengan game jauh di bawah itu.

Bocoran dari seorang leaker ternama menunjukkan bahwa unit review PS5 yang ia terima cuma mempunyai ruang penyimpanan kosong sebesar 667 GB. Ke mana sisa 158 GB-nya? Kemungkinan besar dipakai untuk sistem operasi, serta fungsi caching guna mewujudkan semacam fitur quick resume seperti yang ditawarkan oleh Xbox Series X/S.

Opsi untuk mengekspansi storage-nya tentu tersedia, tapi tidak semudah menancapkan hard disk eksternal begitu saja seperti kasusnya pada PS4. Pasalnya, seperti yang saya katakan tadi, PS5 menggunakan SSD berkecepatan tinggi, spesifiknya yang memanfaatkan teknologi PCIe 4.0 dengan kecepatan transfer data maksimum 5,5 GB per detik.

Singkat cerita, konsumen PS5 memerlukan storage tambahan yang setidaknya sama cepatnya, dan video bongkar jeroan PS5 yang Sony unggah sendiri beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa PS5 dilengkapi satu slot SSD M.2 NVMe. Kalau boleh menebak, ke depannya kita bakal melihat SSD M.2 NVMe dari sejumlah pabrikan yang telah mendapatkan validasi resmi dari Sony demi menjamin kompatibilitasnya dengan PS5.

Xbox Series S dan Xbox Series X

Lalu bagaimana dengan Xbox Series X? Well, kasusnya rupanya kurang lebih sama. Dari kapasitas 1 TB yang diiklankan, pengguna hanya mempunyai akses ke 802 GB kalau berdasarkan pengalaman hands-on IGN. Sisa hampir 200 GB itu pun juga dipakai untuk sistem operasi sekaligus fungsi caching, sehingga beberapa game benar-benar bisa dilanjutkan secara instan meski pengguna sempat keluar ke menu utama, atau malah sempat membuka game lain.

Xbox Series S pun juga demikian. Dari kapasitas total 512 GB, yang dapat dipakai untuk menyimpan game cuma sekitar 364 GB berdasarkan informasi yang tersebar di Reddit. Kedengarannya terlampau kecil memang, tapi perlu dicatat bahwa ukuran game untuk Series S diperkirakan 30% lebih kecil daripada game yang sama di Series X karena hanya berjalan di resolusi 1440p.

Untuk ekspansinya, baik Xbox Series X dan Series S sama-sama mengandalkan semacam cartridge khusus yang bisa dijejalkan melalui panel belakangnya. Cartridge tersebut tidak murah, dan sejauh ini baru tersedia dari Seagate dengan harga $220 untuk kapasitas 1 TB, hampir seharga Xbox Series S itu sendiri.

Xbox Series X storage expansion card

Satu hal yang cukup unik dari Xbox Series X/S adalah bagaimana pengguna nantinya punya opsi untuk menghapus hanya sejumlah porsi dari suatu game, semisal porsi single-player ketika mereka hanya mau memainkan mode multiplayer-nya saja. Syaratnya tentu saja adalah harus ada dukungan dari masing-masing developer game terlebih dulu.

Opsi seperti ini pastinya bakal sangat ideal untuk game seperti Call of Duty: Black Ops Cold War, yang menurut Activision sendiri membutuhkan lebih dari 130 GB di console next-gen. Kalau benar pengguna Xbox Series X/S bisa menghapus sejumlah porsi dari game tersebut, mereka tentu dapat menghemat banyak ruang penyimpanan dengan menghapus porsi single-player usai menamatkan campaign-nya.

Topik seputar kapasitas penyimpanan ini penting mengingat masing-masing console next-gen punya opsi ekspansi yang cenderung terbatas. Terbatas dalam artian pengguna tak bisa lagi menjalankan game yang tersimpan di hard disk eksternal secara langsung. Well, sebenarnya masih bisa tapi khusus untuk gamegame generasi sebelumnya saja, bukan yang versi next-gen yang siap disajikan dalam resolusi 4K 120 fps.

Ukuran game versi next-gen itu sendiri juga diperkirakan bakal lebih besar daripada gamegame current-gen, sebab untuk menyajikan kualitas visual yang lebih baik, tentu dibutuhkan aset grafik yang lebih kompleks dan mendetail, dan itu semua jelas memakan storage.

Via: Games Radar.

Bos Xbox: Semua Karya Xbox Game Studios Akan Tersedia di PC

November ini, perang console next-gen akan resmi dimulai dengan diluncurkannya PlayStation 5 dan Xbox Series X. Terakhir peristiwa serupa terjadi adalah di bulan November 2013, tepatnya ketika PlayStation 4 dan Xbox One juga dirilis hampir bersamaan.

Definisi “perang console” sendiri menurut saya sudah bergeser menjadi “perang game eksklusif”. Pasalnya, kalau kita lihat dari sisi teknis, PlayStation 5 dan Xbox Series X punya spesifikasi yang tidak begitu jauh berbeda, dan keduanya pun sama-sama menjanjikan kualitas grafik next-gen yang kurang lebih sama, dengan dukungan resolusi maksimum 8K atau 4K 120 fps.

Buat saya, memilih console next-gen apa yang harus saya beli sama saja dengan memilih game apa yang ingin saya mainkan. Kalau saya suka game balapan, berarti saya tinggal memilih apakah saya lebih tertarik memainkan Gran Turismo 7 (PS5) atau Forza Motorsport (Xbox Series X). Kira-kira begitu pola pertimbangan paling sederhananya.

Di kubu Sony, definisi eksklusif sendiri sangat jelas: sebagian besar game yang dibuat oleh studio internal mereka (yang berada di bawah naungan PlayStation Studios) hanya bisa dimainkan di PlayStation 5. Namun di kubu Microsoft, definisinya terbilang abu-abu, sebab seperti yang kita tahu, mayoritas game bikinan anak-anak perusahaan Xbox Game Studios dalam beberapa tahun terakhir ini juga tersedia di PC.

Microsoft xCloud (Xbox Game Pass)

Ke depannya, Phil Spencer selaku petinggi Xbox malah memastikan bahwa semua karya studio internal mereka juga akan hadir di PC. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancaranya bersama Gamereactor, dan beliau turut mengonfirmasi bahwa ketersediaan di PC ini bukan cuma melalui Microsoft Store, melainkan juga Steam.

Bagi Microsoft, eksklusif bukan berarti mereka harus memaksa konsumen untuk membeli sebuah console Xbox. Di titik ini, Xbox sendiri bisa kita anggap sebagai sebuah ekosistem, dan kebetulan ekosistem tersebut dapat diakses dari berbagai macam perangkat; dari PC atau dari perangkat Android dengan bantuan layanan xCloud (Xbox Game Pass).

Merujuk kembali pada logika “membeli console berdasarkan katalog game eksklusifnya” saya tadi, mudah sekali muncul pertanyaan: “Mengapa saya harus membeli Xbox Series X kalau memang koleksi game-nya bakal bisa dimainkan lewat PC atau perangkat Android?”

Jawabannya adalah timing. Phil memang tidak menjelaskan secara merinci, akan tetapi beliau ada menyinggung soal timing dalam wawancaranya, dan yang saya tangkap, bisa jadi beberapa game eksklusifnya akan hadir lebih dulu di Xbox Series X sebelum akhirnya menyusul ke PC dan xCloud. Kalau ditambah dengan faktor lain seperti kepraktisan atau harga, seharusnya bakal semakin jelas mengapa masih ada orang yang mau membeli console Xbox ketimbang PC.

Via: PC Gamer.

Gabe Newell Pilih Xbox Series X Ketimbang PlayStation 5

Anggap Anda Gabe Newell, sosok yang kerap ‘didewakan’ di ranah PC gaming. Saat ada jurnalis yang menanyakan mengenai console next-gen pilihan Anda, apa jawaban paling diplomatis yang bisa Anda berikan? Berhubung bisnis Anda berhubungan langsung dengan platform PC, sudah pasti jawaban yang paling aman ya “PC” itu sendiri.

Namun ternyata Gabe Newell yang sebenarnya tidak semembosankan itu. Dalam sebuah acara TV Selandia Baru berjudul The Project, beliau sempat ditanya persis soal itu, soal mana yang menurutnya lebih baik antara Xbox Series X atau PlayStation 5. Tanpa menunjukkan sedikit pun keraguan, Gabe menjawab “Xbox”.

Gabe tidak menjelaskan lebih lanjut alasannya kenapa, dan ia tidak lupa mengklarifikasi bahwa ia sebenarnya tak punya kepentingan apa-apa terkait perang console next-gen tersebut. Namun seandainya ia harus memilih, pilihannya jatuh pada Xbox Series X.

Kemungkinan, preferensi Gabe mengacu pada fakta bahwa di atas kertas, Xbox Series X memang punya kinerja CPU dan GPU yang lebih unggul daripada PS5. Ini kontras dengan preferensi bos Epic Games, Tim Sweeney, yang beberapa kali tidak segan memuji performa SSD milik PS5 yang luar biasa cepat.

Kemungkinan yang kedua sepertinya berkaitan dengan fakta bahwa hampir semua game eksklusif milik Xbox kini sudah tersedia di PC (dan dipasarkan melalui Steam, platform distribusi game milik Valve, perusahaan yang Gabe Newell dirikan). Ke depannya, Microsoft malah bakal membawa semua penawaran eksklusifnya untuk Xbox Series X ke PC, seperti yang sudah diumumkan pada acara Xbox Games Showcase belum lama ini.

Microsoft dan Valve selama ini memang tergolong cukup akrab. Markas besar kedua perusahaan itu saling berdekatan di provinsi Washington, dan sebelum mendirikan Valve, Gabe Newell sendiri merupakan mantan programmer Microsoft yang secara langsung terlibat dalam pengembangan beberapa versi sistem operasi Windows selama 13 tahun karirnya di sana.

Juga lucu adalah jawaban Gabe ketika ditanya soal kiat untuk mengurangi rasa mual yang muncul setelah menggunakan VR headset. “Beli perangkat yang lebih baik,” jawab Gabe, dan ini tentu saja mengacu pada fakta bahwa salah satu nilai jual utama VR headset Valve Index adalah display dengan refresh rate 120 Hz, yang dipercaya mampu meminimalkan rasa mual semacam itu.

Sumber: VG247.

Microsoft: Eksklusif untuk Xbox Series X Bukan Berarti Tidak Akan Dirilis di Xbox One

PlayStation 5 dan Xbox Series X boleh memiliki spesifikasi yang mirip-mirip, akan tetapi saat bicara mengenai konten, strategi yang diterapkan masing-masing produsennya rupanya sangatlah berbeda.

Dari kubu PlayStation, taktik yang Sony ambil cukup gamblang: deretan game terbaru yang dikerjakan oleh studio-studio internal PlayStation Studios, macam Horizon Forbidden West maupun Ratchet & Clank: Rift Apart, adalah game yang dikhususkan untuk PS5. Sejauh ini tidak ada wacana untuk menghadirkan kedua game tersebut (maupun sejumlah judul lainnya) ke PS4.

Alasannya bukan sebatas bisnis, tapi memang sejumlah judul cuma bisa terwujud berkat peningkatan performa yang PS5 hadirkan, khususnya SSD super-cepatnya. Salah satu contohnya adalah Ratchet & Clank: Rift Apart itu tadi, yang gameplay-nya bakal melibatkan petualangan lintas dimensi tanpa sisipan loading screen. Hal ini tentu tidak memungkinkan pada PS4 yang masih menggunakan HDD piringan yang lambat.

Tidak ada keterangan "Xbox One" di laman Forza Motorsport maupun sejumlah judul first-party lain yang sedang dikembangkan studio internal Xbox Game Studios / Microsoft
Tidak ada keterangan “Xbox One” di laman Forza Motorsport maupun sejumlah judul first-party lain yang sedang dikembangkan studio internal Xbox Game Studios / Microsoft

Sebaliknya, kalau dari kubu Xbox, strategi Microsoft agak lebih rumit. Di satu sisi, mereka tidak mau memaksa konsumen untuk meng-upgrade console lamanya sesegera mungkin. Alhasil, setidaknya selama beberapa tahun ke depan, mereka berkomitmen untuk menghadirkan deretan game garapan studio-studio internalnya di Xbox Series X dan Xbox One sekaligus.

Di sisi lain, dari sederet judul permainan yang sudah diumumkan, beberapa di antaranya secara spesifik dikembangkan untuk Xbox Series X. Forza Motorsport adalah salah satunya, yang disebut bakal memaksimalkan kapabilitas Series X demi menyuguhkan visual yang menawan di resolusi 4K 60 fps, lengkap beserta efek ray tracing.

Jadi mana yang benar? Apakah semua game first-party Xbox Series X juga akan dirilis untuk Xbox One sesuai dengan komitmen Microsoft? Atau beberapa judul memang eksklusif untuk Series X saja? Sayangnya tidak ada jawaban yang pasti. Bahkan Aaron Greenberg yang merupakan petinggi divisi marketing Xbox pun juga tidak berani memastikan.

Lewat Twitter, beliau cuma bisa memberikan sedikit klarifikasi bahwa deretan game first-party anyar itu lebih dulu disiapkan untuk Xbox Series X, namun itu tak harus berarti gamegame tersebut tidak akan dirilis di Xbox One ke depannya. Semua keputusan ada di tangan masing-masing tim developer, dan itu berarti setiap game punya peluang untuk dibuatkan versi Xbox One-nya.

Microsoft pada dasarnya terkesan ingin menjadi good guy jika dibandingkan dengan Sony, namun strategi semacam ini bisa menjadi senjata makan tuan seumpama tidak dieksekusi dengan baik. Kalau ternyata dalam satu-dua tahun ini Xbox Series X punya banyak game first-party yang tidak tersedia di Xbox One, mungkin Phil Spencer bakal menyesal pernah bilang bahwa mereka tak berniat memaksa konsumen Xbox One untuk membeli Series X demi bisa menikmati judul-judul eksklusif terbaru dari mereka.

Via: Video Games Chronicle.

Harga Game PS5 dan Xbox Series X Bakal Lebih Mahal?

Usai melihat kapabilitas PlayStation 5 dan Xbox Series X, wajar apabila kita menduga harganya bakal lebih mahal daripada pendahulunya masing-masing. Yang mungkin tidak terpikirkan adalah apakah harga game-nya juga bakal ikut lebih mahal, sebab harga game PS4 dan Xbox One pun sama persis seperti game PS3 dan Xbox 360 (sekitar $60).

Baik Sony maupun Microsoft sama sekali belum menyinggung soal ini, namun ada satu game yang setidaknya dapat menjadi indikasi, yakni NBA 2K21. Di situs resminya, NBA 2K21 untuk PS5 maupun Xbox Series X dibanderol seharga $70, sedangkan versi current gen-nya yang dijadwalkan meluncur pada 4 September mendatang cuma $60.

Jadi apakah trennya bakal seperti itu ke depannya? Apakah semua game console next-gen bakal lebih mahal $10 daripada game yang sama untuk console current-gen? Menurut pendapat IDG Consulting, sepertinya memang begitu. Kepada Games Industry, Yoshio Osaki selaku pimpinan IDG mengatakan bahwa sejumlah publisher juga tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga game keluarannya di platform next-gen.

Alasannya sederhana: ongkos produksi yang dibutuhkan untuk pengembangan game sudah naik sekitar 200% sampai 300% dibandingkan 15 tahun yang lalu. 2005 dan 2006 merupakan era Xbox 360 dan PS3, dan itu merupakan terakhir kalinya pasar melihat kenaikan harga game console (dari $50 menjadi $60).

Pendapat yang sama juga diutarakan oleh eks bos Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios, Shawn Layden, dalam wawancaranya dengan VentureBeat. Menurutnya, biaya pembuatan game sudah naik sampai 10x lipat, sedangkan harga jualnya masih tetap di kisaran $60. Shawn juga menambahkan bahwa salah satu solusi yang bisa diambil developer adalah mengembangkan game yang berdurasi lebih singkat, namun saya yakin sebagian besar gamer akan lebih memilih harganya dinaikkan saja daripada kontennya dipangkas.

Bersiaplah membayar $100 kalau mau memainkan NBA 2K21 di console current-gen dan next-gen sekaligus / 2K Games
Bersiaplah membayar $100 kalau mau memainkan NBA 2K21 di console current-gen dan next-gen sekaligus / 2K Games

Menariknya, tren ini justru berbanding terbalik dari salah satu fitur yang ditawarkan Xbox Series X, yaitu Smart Delivery. Fitur tersebut sejatinya dirancang supaya pemain tak perlu membayar dua kali untuk memainkan game yang sama di Xbox One dan Series X. Beberapa judul telah dikonfirmasi bakal memanfaatkan fitur ini, termasuk halnya Cyberpunk 2077. Cukup bayar satu kali di Xbox One, maka game yang sama juga dapat dinikmati di Series X nantinya.

Kembali membahas NBA 2K21, 2K Games sebenarnya juga mengamini konsep “bayar satu kali untuk bermain di dua generasi console” ini, meski eksekusinya sedikit berbeda. Jadi bagi konsumen yang hendak memainkan NBA 2K21 di console current-gen terlebih dulu sebelum nantinya upgrade ke console next-gen, mereka bisa membeli bundel khusus NBA 2K21 Mamba Forever Edition seharga $100. Hemat $30 daripada harus membeli judul yang sama di masing-masing console ($60 + $70).

Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana dengan harganya di PC? Apakah akan mengikuti harga di console current-gen atau next-gen? Kalau merujuk pada NBA 2K21, harganya justru mengikuti harga di platform current-gen. Apakah ini berarti versi PC-nya kalah canggih dari versi PS5 atau Xbox Series X?

Kedengarannya sangat aneh kalau benar demikian, sebab pemain yang spesifikasi PC-nya di atas PS5 atau Xbox Series X tentu akan sangat kecewa melihat game yang dibelinya tidak tersaji secara maksimal pada PC kelas sultannya. Sebaliknya, kalau ternyata versi PC-nya dapat menyuguhkan pengalaman yang sama persis seperti versi next-gen tapi dengan harga yang lebih murah, pastinya konsumen PS5 dan Xbox Series X bakal mempertanyakan motif dari kenaikan harga tersebut.

Terlepas dari itu, tren kenaikan harga game untuk console next-gen ini sepertinya tidak akan terhindari. Meski begitu, kenaikannya mungkin tidak akan sampai sejauh $10 untuk game non-AAA. Game AAA pun tidak semuanya pantas dinaikkan harganya. Salah satu contohnya adalah Grand Theft Auto V, yang kabarnya akan tersedia untuk PS5 tahun depan dengan sejumlah penyempurnaan teknis.

Sungguh sangat tidak adil jika konsumen PS5 harus membayar $70 lagi untuk memainkan game yang sudah berusia tujuh tahun tersebut, dengan perbedaan mungkin hanya di kualitas lighting dan dukungan resolusinya (4K 60 fps) saja. Lebih tidak adil lagi adalah, semua itu sudah bisa didapatkan di PC tanpa harus membayar lebih.

Sumber: Games Industry.

Sejumlah Informan Bilang, Xbox Next-Gen Lebih Canggih Dibanding PlayStation 5

Pengumuman Project Scarlett oleh Phil Spencer di E3 2018 menandai dimulainya babak baru persaingan console game generasi selanjutnya. Setelah momen itu, muncul beberapa kali update tambahan mengenai sistem anyar milik Microsoft. Sang rival sendiri sudah mengonfirmasi pengembangan PlayStation ‘5’ di bulan Oktober 2018 dan men-tease  spesifikasi hardware-nya minggu lalu.

Berbekal teknologi persembahan AMD, PS5 (belum jadi nama resmi) menjanjikan fitur ray tracing ala PC ber-GPU Nvidia RTX serta kapabilitas menangani konten di resolusi 8K. Meskipun belum diketahui apakah 4K di sana bersifat native atau via upscale, klaim tersebut memang terdengar mengagumkan sekaligus ambisius. Namun yang membuat rivalitas antara Sony dan Microsoft jadi tambah menarik adalah, sejumlah narasumber menyampaikan bahwa Xbox versi baru bahkan lebih canggih dari PlayStation 5.

Informasi tersebut disampaikan oleh head editor Seasoned Gaming Ainsley Bowden via Twitter-nya berdasarkan pengakuan beberapa narasumber. Menurut Bowden, laporan ini bisa dipercaya karena para informan telah beberapa kali berhasil membuktikan keakuratan data mereka. Buat sekarang, belum diketahui jelas apa yang membuat Scarlett/Anaconda lebih canggih dibanding PlayStation 5 – apakah dilihat dari sisi performa atau kelengkapan fitur.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, kita tahu kesuksesan console tidak hanya ditentukan oleh hardware. Konten eksklusif bermutu adalah salah satu alasan utama mengapa orang memutuskan buat membeli. Dilihat dari perspektif ini, PlayStation 4 masih lebih unggul dari Xbox One. Tetapi console current-gen Microsoft itu punya satu fitur yang tak dimiliki rivalnya: backward compatibility. Kapabilitas ini rencananya baru akan dihadirkan di PS5.

Di bulan Februari kemarin, tersingkap kabar yang menyatakan bahwa Project Scarlett akan tersaji dalam lebih dari satu varian hardware. Seperti Xbox One S dan X, konsumen nantinya dipersilakan untuk memilih model standar atau tipe ‘superior’. Yang unik di sini ialah, walaupun kita tahu masa senja sistem current-gen telah tiba, Microsoft masih punya agenda buat memperluas keluarga Xbox One dengan penyediaan versi All-Digital bulan depan.

Namun ketika Sony telah mengungkap secara resmi komponen-kompenen penopang PlayStation 4 (di antaranya pemakaian CPU dan GPU semi-custom berbasis Ryzen 3 serta Radeon Navi, plus penyimpanan SSD), Microsoft malah belum mengabarkan detail hardware Xbox anyar. Ada dugaan kuat sang produsen turut mengandalkan teknologi AMD, sehingga dari segi arsitektur, kedua perangkat tak begitu berbeda. Menurut Phil Spencer, ada dua target utama yang coba dihidangkan oleh Xbox baru: peningkatan frame rate dan pemangkasan waktu loading.

Dengan absennya Sony di E3 2019, perhatian khalayak kini tertuju pada Microsoft, yang menjanjikan ‘pertunjukan besar‘ di pameran gaming raksasa tahunan itu. Ada kemungkinan besar mereka akan mengumumkan segala informasi terkait Scarlett di sana. Dan saya pribadi penasaran di mana perusahaan akan menempatkan layanan gaming on demand yang tengah mereka godok, apakah akan berdiri sendiri atau mengusung branding Xbox?

Via Push Square

Kabarnya Console Nintendo ‘NX’ Segera Diproduksi Buat Dirilis Tahun Depan

Menyusul penyingkapan strategi mereka untuk terjun ke wilayah mobile bersama tim DeNA, Nintendo turut mengumumkan sebuah platform gaming terdedikasi dengan konsep yang benar-benar baru. Console anyar tersebut diberi codename NX, tapi sampai sekarang ia masih misterius. Nintendo tampaknya masih enggan memberi info lebih detail mengenainya. Continue reading Kabarnya Console Nintendo ‘NX’ Segera Diproduksi Buat Dirilis Tahun Depan