Aksesori Baru Nintendo Switch Dirancang Sebagai Alat Berolahraga?

Nintendo tampak berapi-api di bulan September ini. Lewat stream Direct kemarin, mereka mengumumkan deretan permainan menarik (baik eksklusif untuk Switch maupun port dari judul-judul third-party blockbuster), serta meluncurkan tidak kurang dari 20 permainan Super Nintendo Entertainment System di platform current-gen mereka secara gratis. Nintendo bahkan berjanji buat terus menambah jumlahnya.

Menariknya, kejutan dari sang perusahaan hiburan asal Jepang itu tak berhenti sampai di sana. Tak lama sesudah Direct edisi bulan September 2019 rampung, Nintendo kembali memamerkan sebuah terobosan unik. Produk anyar itu disiapkan sebagai aksesori controller Joy-Con, dirancang untuk memberikan ‘pengalaman baru’ dalam berinteraksi dengan Switch. Sejauh ini perusahaan belum memberi tahu namanya dan menjelaskan fungsinya, namun Nintendo sudah memublikasikan trailer yang menunjukkan bagaimana kira-kira orang dapat menggunakannya.

Aksesori anyar tersebut punya bentuk bundar dengan ukuran seperti setir mobil. Tubuhnya terlihat lentur, saya menduga terbuat dari bahan karet, lalu terdapat dua area handle yang sedikit lebih tebal. Saya juga melihat ada bagian slot di sisi dalam untuk menempatkan sebuah unit Joy-Con. Namun ia tidak bekerja sendirian. Perangkat ini juga ditemani oleh unit strap yang mesti dipasangkan di paha. Dan sama seperti aksesori bundar itu, strap mempunyai slot untuk Joy-Con.

Aksesori baru Nintendo Switch 1

Dari apa yang Nintendo tampilkan di video teaser-nya, aksesori ini kemungkinan besar didesain untuk menunjang aktivitas olah tubuh, boleh jadi meneruskan konsep Wii Fit atau Wii Sports. Di video, seorang wanita berlari ditempat sambil memegang aksesori bundar tersebut, melompat (seperti menghindari sesuatu), membungkuk seperti saat senam (atau yoga?), bahkan memakainya sebagai busur panah.

Aksesori baru Nintendo Switch 2

Di adegan lain, beberapa orang mencoba menekan aksesori bundar itu dengan tangan atau paha, mengangkatnya di atas kepala, serta memegangnya ketika berbaring sambil menendang-nendangkan kaki. Lewat trailer, Nintendo tampaknya ingin menunjukkan bagaimana aksesori baru Switch itu (dan game pendampingnya tentu saja) lebih asik jika dimainkan bersama-sama dan siap dinikmati oleh para pengguna di semua rentang usia.

Melihat dari bagaimana aksesori ini benar-benar mengandalkan controller Joy-Con, saya menduga permainannya juga hanya dapat diakses dari Switch versi standar, bukan varian Light. Tentu saya bisa saja salah. Di akhir video, Nintendo berjanji untuk menyingkap segala detail terkait aksesori tersebut minggu depan, tepatnya di tanggal 12 September 2019.

Via Eurogamer.

Overwatch Akan Tersedia di Nintendo Switch Bulan Depan

Ada banyak alasan untuk membeli Nintendo Switch di tahun ini: Produsen telah menyediakan varian yang lebih terjangkau, lalu perangkat gaming berkonsep hybrid itu menghidangkan kombinasi ideal antara game eksklusif Nintendo dengan franchise blockbuster third-party. Dan jika menyimak Nintendo Direct terbaru, Anda pasti tahu ada satu judul besar lagi yang akan tiba di Switch.

Setelah rentetan rumor dan bocoran yang beredar sejak tahun 2017, Blizzard dan Nintendo akhirnya resmi mengumumkan agenda peluncuran Overwatch di Switch lewat trailer. Dan kabar baiknya lagi, para pemilik console Nintendo tak perlu menunggu terlalu lama untuk menikmatinya karena permainan hero shooter Blizzard Entertainment tersebut akan tersedia di pertengahan bulan depan. Bersamaan dengan penyingkapan ini, gerbang pre-order game turut dibuka.

Overwatch untuk Switch menyajikan segala konten yang Anda gemari di game FPS berbasis tim itu, dari mulai puluhan opsi hero, peta, mode permainan, serta beragam item kosmetik buat dikoleksi. Saat ini Blizzard memang belum mengungkap banyak detail terkait fitur-fitur baru yang mereka bubuhkan di sana, namun di trailer, mereka sempat bilang bahwa ada ‘sejumlah sejumlah cara baru buat memainkan Overwatch’.

Via situs resmi, Blizzard menjelaskan soal pemanfaatan sistem gyroscope yang ada di Switch untuk membantu navigasi, sedangkan metode pengendalian utamanya tetap mengandalkan kedua stick analog. Secara personal, saya ingin mengetahui secara detail modifikasi yang developer terapkan di sisi visualnya – saya menduga pasti akan ada penyesuaian pada kualitas grafis, ketajaman objek, tingkat resolusi, serta frame rate.

Overwatch Switch 4

Berdasarkan penjelasan Blizzard, versi Switch tersebut siap menyajikan konten seperti di PS4 atau Xbox One, menyuguhkan pilihan 31 karakter (berarti termasuk Sigma), 28 map, serta 15 skin (lima legendaris, lima epic, dan lima Origin). Dengan memesannya sekarang, Anda juga akan mendapatkan bonus skin Noire Widowmaker (di platform lain, skin ini hanya tersedia dalam Origins Edition). Lalu siapapun yang membeli Overwatch di Switch sebelum tanggal 31 Desember 2019 berhak memperoleh loot box emas.

Overwatch Switch 1

Selain konten-konten in-game, Overwatch di Switch turut dibundel bersama keanggotaan Nintendo Switch Online selama tiga bulan. Betul sekali, untuk bisa menikmati permainan di bulan-bulan berikutnya, Anda harus berlangganan layanan online tersebut.

Untuk sekarang, Overwatch untuk Switch baru tersedia dalam satu pilihan versi, yaitu Legendary Edition yang dibanderol US$ 40. Permainan rencananya akan dilepas pada tanggal 15 Oktober 2019, dan kabarnya akan memakan ruang penyimpanan sebesar 12,1GB…

Overwatch Switch 2

Mungkinkah Akhirnya Overwatch Tersedia di Nintendo Switch?

Dipuji media karena menyajikan kombinasi unik antara kemudahan akses, gameplay adiktif serta karakter-karakter menarik, Overwatch ialah satu dari sedikit franchise game yang tidak terbawa arus atau terhempas oleh kepopuleran battle royale. Di tahun peluncurannya, game memberikan pemasukan sebesar US$ 1 miliar pada Blizzard dan menyabet berbagai penghargaan bergengsi.

Dalam perjalanan selama tiga tahun lebih, Overwatch mengalami evolusi dan kontennya terus bertambah. Saat ini ia juga dikenal sebagai salah satu judul esports populer. Game shooter multiplayer berbasis tim itu bisa dinikmati di tiga platform utama, yakni PC, PlayStation 4 dan Xbox One. Tapi sejak Switch meluncur di 2017, fans mulai bertanya-tanya apakah Blizzard punya agenda untuk meluncurkan Overwatch di console hybrid Nintendo tersebut.

Game director Overwatch Jeff Kaplan menyambut antusias kehadiran Switch, namun ia sempat menyampaikan bahwa proses porting-nya tidak akan mudah. Alasan pertama ialah, performa hardware Switch berada di bawah console lain. Kemudian proses update konten juga tidak sederhana. Update biasanya didistribusikan ke PC terlebih dulu, kemudian menyusul ke PlayStation 4 dan Xbox One setelah mendapatkan persetujuan pihak Sony serta Microsoft. Dengan menambah ekosistem console ‘ketiga’, proses jadi bertambah kompleks.

Namun ada indikasi Blizzard berhasil mengatasi semua rintangan itu. Overwatch versi Switch kembali jadi sorotan setelah terjadinya ‘insiden’ unik di Amazon. Secara tiba-tiba, sebuah case Nintendo Switch bertema Overwatch ditawarkan di website perusahaan e-commerce Amerika Serikat itu. Aksesori berupa case mungkin bukan suatu hal besar, tapi kemunculannya sulit diabaikan karena produk memperoleh lisensi resmi dari Nintendo dan Blizzard.

Case tersebut dibuat oleh PowerA. Perusahaan spesialis aksesori gaming ini sebelumnya sudah sering berkolaborasi dengan brand-brand ternama semisal PlayStation, Microsoft, Apple, Disney, Acitivision, Ubisoft dan Nintendo. Case Switch Overwatch didominasi oleh warna hitam dan dihias oleh garis-garis kuning yang khas di bagian tepi. PowerA tak lupa membubuhkan logo Overwatch klasik, baik di sisi luar maupun dalam.

Laman produk PowerA segera dihapus hanya beberapa menit sesudah dipublikasikan. Tapi ada info esensial yang dapat kita tangkap dari kemunculannya: untuk apa Nintendo dan Blizzard memberikan lisensi pada PowerA jika kedua perusahaan tidak berniat buat meluncurkan Overwatch di Switch? Lagi pula, Kaplan juga pernah bilang bahwa ia dan timnya selalu siap mengekspansi kreasi digital mereka ke lebih banyak platform.

Overwatch Switch 1

Di tahun kedua ketersediaan Switch, Nintendo kian gencar merangkul game-game third-party. Di Gamescom 2019, pengunjung dipersilakan menjajal judul-judul blockbuster seperti The Witcher 3: Wild Hunt dan Spyro Reignited, lalu publisher juga mengumumkan rencana kehadiran Hotline Miami Collection serta Ori and the Blind Forest.

Via IGN.

Nintendo Switch Lite Sudah Bisa Dipesan Sekarang

Menyusul rentetan rumor dan bocoran dari narasumber terpercaya terkait versi baru Switch, Nintendo akhirnya resmi mengumumkan Switch Lite di bulan Juli kemarin. Perancangan perangkat ini tampaknya didorong oleh banyaknya gamer yang menikmati console hybrid itu di mode handheld sekaligus merupakan upaya produsen memoles sejumlah kekurangan serta memberikan alternatif lebih terjangkau.

Bersamaan dengan pengungkapan Switch Lite, perusahaan juga mengabarkan kapan produk mulai dipasarkan. Dan beberapa saat lalu, Nintendo sudah memperkenankan kita untuk melakukan pemesanan via Amazon. Di situs  eCommerce raksasa itu, Nintendo menawarkan keempat versi Switch Lite, yaitu warna abu-abu, pirus, kuning serta edisi Pokémon Zacian dan Zamazenta. Berdasarkan keterangan di Amazon, Switch Lite siap dikirimkan ke Indonesia.

Nintendo Switch Lite 2

Nintendo Switch Lite ialah alternatif dari versi Switch standar yang ditujukan pada mereka yang gemar menikmati game-game anyar Nintendo di mana pun berada. Sejumlah penyesuaian telah diterapkan Nintendo pada aspek desain. Misalnya, Switch Lite punya layar dan dimensi lebih kecil, serta bobot lebih ringan dibanding Switch standar. Perangkat menyuguhkan display selebar 5,5-inci, luas 9,1×20,8-sentimeter, dan berat 280-gram.

Di Switch Lite, input kendali tidak dapat dilepas seperti Joy-Con. Karena itu Nintendo tidak merasa perlu untuk membuat tombol-tombol di zona kanan dan kirinya simetris. Directional pad pada Switch Lite tak lagi tersaji dalam tombol terpisah, melainkan satu tombol utuh berwujud plus sehingga lebih nyaman digunakan. Dan walaupun lebih kecil, produsen turut meng-upgrade kapasitas baterai sehingga mampu menyajikan durasi bermain dari 3 sampai 7 jam (baterai Switch biasa berdaya tahan 2,5 hingga 6,5 jam).

Nintendo Switch Lite.

Namun tentu saja ada kompensasi dari absennya mode home console di Switch Lite. Perangkat ini tidak mempunyai kamera IR dan fitur HD Rumble, dan ia hanya mendukung game-game yang bisa dimainkan di mode handheld saja. Switch Lite tetap bisa menyajikan permainan seperti 1-2-Switch, tapi Anda memerlukan unit Joy-Con terpisah (ia dapat terhubung ke controller eksternal lain). Di dalam, Nintendo tetap mempertahankan sensor gyroscope, serta konektivitas Wi-Fi, Bluetooth dan NFC.

Pemilik Switch Lite yang mencoba membeli permainan yang membutuhkan mode televisi di eShop akan diberi notifikasi mengenai inkompatibilitas tersebut.

Nintendo Switch Lite rencananya akan meluncur secara global pada tanggal 20 September 2019 dan dijajakan seharga US$ 200. Edisi Pokémon Zacian dan Zamazenta sendiri baru dirilis belakangan di tanggal 8 November – sekitar seminggu sebelum permainan Pokémon Sword dan Shield dilepas.

Nintendo Switch Lite 1

Via DigitalTrends.

Nintendo Switch Diam-Diam Diperbarui, Kini Punya Daya Tahan Baterai yang Lebih Lama

Baru beberapa hari yang lalu, Nintendo mengumumkan Switch Lite, alternatif lebih terjangkau dari Switch standar, tapi yang hanya bisa dimainkan secara handheld. Sekarang, Nintendo diam-diam rupanya juga telah memperbarui Switch standar.

Mengapa harus diam-diam? Karena pembaruannya terbilang sangat minor. Berdasarkan revisi atas sertifikasi Switch yang diajukan Nintendo ke FCC, pembaruannya hanya meliputi komponen prosesor dan flash storage anyar saja, tanpa menyentuh aspek lain sama sekali.

Dampak dari penggantian kedua komponen itu adalah peningkatan di sektor efisiensi. Nintendo mengestimasikan Switch versi baru ini punya daya tahan baterai sekitar 4,5 – 9 jam, tergantung game apa yang dimainkan. Kalau memainkan Zelda: Breath of the Wild misalnya, pengguna bisa menikmati waktu bermain hingga 5,5 jam sebelum perangkat perlu di-charge.

Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan versi lamanya, yang hanya memiliki estimasi daya tahan baterai 2,5 – 6,5 jam. Bukan cuma itu, angka tersebut bahkan juga lebih baik ketimbang yang dicatatkan Switch Lite (3 – 7 jam).

Lalu bagaimana dengan performanya? Kemungkinan besar tidak ada perubahan, dan kalaupun ada, selisihnya pasti sangat kecil dan nyaris tidak terasa. Ini penting demi ‘keselamatan’ stok Switch yang masih ada sekarang, yang sejatinya cuma kalah soal waktu pemakaian dalam satu kali charge.

Terlepas dari itu, sebagian besar konsumen yang tertarik namun belum sempat membeli Nintendo Switch tentunya berharap bisa mendapatkan versi yang terbaru ini, yang memiliki nomor model HAC-001(-01). Kalau memang itu yang diincar, konsumen harus memastikan bahwa nomor seri perangkat diawali dengan “XKW” sebelum membelinya.

Di Jepang, Switch versi baru ini baru akan dipasarkan mulai akhir Agustus. Jadi seandainya Anda berniat membeli Switch namun menginginkan versi terbaru yang baterainya lebih tahan lama, sebaiknya jangan lakukan itu dulu sekarang.

Sumber: Eurogamer dan The Verge.

Nintendo Umumkan Switch Lite, Lebih Murah tapi Hanya Bisa Dimainkan Secara Handheld

Semenjak Sony menyetop produksi PlayStation Vita di awal Maret lalu, status penyedia handheld console modern dipegang secara eksklusif oleh Nintendo. Namun Nintendo rupanya masih belum puas. Mereka ingin Switch bisa merambah lebih banyak kalangan. Dari situ lahirlah Nintendo Switch Lite.

Sepintas Switch Lite terlihat mirip seperti Switch standar, akan tetapi ada perbedaan fundamental di antara keduanya: Switch Lite tidak bisa dijejalkan ke Switch Dock dan disambungkan ke TV. Pengguna Switch Lite murni hanya dapat menikmati permainan di layar perangkat itu sendiri.

Nintendo Switch Lite

Atas dasar itu, fisik Switch Lite juga sedikit diubah. Controller-nya menjadi satu dengan bodi perangkat, tidak seperti Switch standar yang bisa dilepas-pasang dengan mudah. Layar sentuhnya juga lebih kecil di angka 5,5 inci – Switch standar 6,2 inci – tapi untung resolusinya tetap sama di angka 1280 x 720 pixel.

Secara dimensi, Switch Lite juga lebih ringkas, dengan panjang 208 mm dan lebar 91,1 mm, tapi tebalnya sama persis di angka 13,9 mm. Juga berbeda jauh adalah bobotnya: Switch Lite berada di kisaran 275 gram, sedangkan Switch standar berkisar 398 gram dengan controller Joy-Con terpasang.

Komponen penting lain yang dipangkas dari Switch Lite mencakup HD Rumble (vibration) dan IR Motion Camera. Kickstand terintegrasi juga tidak tampak di punggung Switch Lite mengingat perangkat ini cuma bisa dimainkan selagi berada di genggaman tangan.

Nintendo Switch Lite

Terlepas dari itu, Nintendo memastikan Switch Lite kompatibel dengan seluruh game atau software milik Switch standar yang mendukung mode handheld. Game yang tidak mendukung mode ini masih bisa dimainkan, tapi dengan catatan pengguna menyambungkan wireless controller yang kompatibel ke Switch Lite (macam Joy-Con), dan ini bakal dijual secara terpisah oleh Nintendo.

Switch Lite juga sedikit lebih unggul perihal efisiensi baterai ketimbang Switch standar, dengan estimasi daya tahan hingga 3 – 7 jam pemakaian, sedangkan Switch standar cuma 2,5 – 6,5 jam. Salah satu alasannya mungkin adalah layar Switch Lite yang lebih kecil, namun selisihnya tidak terlalu jauh karena resolusinya sama persis.

Yang berbeda jauh adalah harganya: Nintendo Switch Lite dibanderol $200 saat dipasarkan mulai 20 September nanti, lebih murah $100 ketimbang harga perdana Switch standar. Buat konsumen yang tidak tertarik memainkan game selagi bersantai di depan TV, Switch Lite jelas merupakan pilihan yang lebih ideal ketimbang Switch standar.

Sumber: Eurogamer.

Semua Game yang Nintendo Umumkan di Nintendo Direct E3 2019

Melangsungkan presentasinya secara terpisah dari event utama E3 2019 via stream Direct, Nintendo kembali fokus pada game-game andalan yang akan dihadirkan melalui Switch. Banyak di antara permainan-permainan tersebut telah diumumkan sebelumnya, dan Nintendo menggunakan kesempatan ini untuk memamerkan trailer baru serta menyingkap waktu rilis.

Dilihat dari kuantitasnya, jumlah permainan anyar untuk Switch jauh mengalahkan game-game yang ada di konferensi Square Enix dan Bethesda bahkan ketika semuanya dijumlahkan. Tentu saja selain judul-judul first-party, kekuatan Switch juga datang dari dukung permainan karya developer pihak ketiga. Khusus di artikel rangkuman Nintendo E3 2019, saya mencoba merampungkannya secara lebih padat dan singkat, menitikberatkan pada pengungkapan trailer dan tanggal/momen peluncurannya saja. Silakan menikmati…

 

Dragon Quest XI Echoes of an Elusive Age S Definitive Edition

September 2019

 

Luigi’s Mansion 3

2019

Sebelum Nintendo menyingkap porsi gameplay Luigi’s Mansion 3 secara lengkap di Treehouse Live, mereka memublikasikan satu trailer baru yang membahas latar belakang cerita.

 

Jim Hanson’s The Dark Crystal Tactics Age of Resistance

2019

 

The Legend of Zelda Link’s Awakening

20 September 2019

 

Trials of Mana

Awal 2020

Bersamaan dengan munculnya trailer ini, Nintendo turut meluncurkan tiga permainan pertamanya di Switch dalam bundel bernama Collection of Mana.

 

The Witcher 3: Wild Hunt – Complete Edition

2019

 

Fire Emblem: Three Houses

26 Juli 2019

 

Resident Evil 5 & Resident Evil 6

Musim gugur 2019

Menyusul kehadiran Resident Evil Zero, Resident Evil, dan Resident Evil 4, (serta Resident Evil 7 khusus di wilayah Jepang yang disajikan melalui metode streaming) di Switch, para pemilik console hybrid ini bisa menikmati Resident Evil 5 dan Resident Evil 6.

 

No More Heroes III

2020

 

Contra Rogue Corps

24 September 2019

Permainan didukung oleh mode multiplayer kooperatif lokal wireless dan online.

 

Contra Anniversary Collection

Sudah tersedia

Terdiri dari koleksi 10 game dan buku digital.

 

Demon X Machina

13 September 2019

 

Panzer Dragoon: Remake

Musim dingin 2019

 

Pokémon Sword & Shield

15 November 2019

Permainan turut didukung Pokéball+. Aksesori ini belum dapat dimanfaatkan sebagai unit controller, tetapi developer sudah menyiapkan ‘kejutan menyenangkan’ bagi Anda yang terus menggunakannya.

 

Astral Chain

30 Agustus

 

Empire of Sin

Musim semi 2020

 

Marvel Ultimate Alliance 3: The Black Order

19 Juli 2019

Expansion pass-nya akan tersedia pada musim gugur 2019.

 

Cadence of Hyrule

13 Juni 2019

Sebuah perpaduan unik antara Crypt of the Necrodancer dengan jagat The Legend of Zelda.

 

Mario & Sonic At the Olympic Games

November 2019

 

Animal Crossing New Horizons

20 Maret 2020

Game ini mengalami penundaan dari jadwal rilis awal di 2019 karena Nintendo butuh lebih banyak waktu untuk memoles konten permainan.

 

Super Smash Bros. Ultimate

Game brawl all-star Nintendo ini akan kedatangan event crossover, pertama-tama dengan permainan Dragon Quest XI Echoes of an Elusive Age S Definitive Edition di musim panas tahun ini, kemudian disusul Banjo-Kazooie pada musim gugur 2019.

Ini dia daftar permainan lain yang rencananya akan hadir di Nintendo Switch pada periode 2019-2020:

 

Spyro Reignated Trilogy

3 September 2019

 

Hollow Knight Silksong

Segera hadir

 

Ni no Kuni Wrath of the White Witch

20 September 2019

 

Minecraft Dungeons

Musim semi 2020

 

The Elder Scrolls: Blades

Musim gugur 2019

 

My Friend Pedro

20 Juni 2019

 

Doom Eternal

Segera hadir

 

The Sinking City

Musim gugur 2019

 

Wolfenstein: Youngblood

26 Juli 2019

 

Dead by Daylight

24 September 2019

 

Alien Isolation

2019

 

Final Fantasy Crystal Chronicles Remastered Edition

Musim dingin 2019

 

Dragon Quest Builders 2

12 Juli 2019

 

Stranger Things 3: The Game

4 Juli 2019

 

Just Dance 2020

5 November 2019

 

Catan

20 Juni 2019

 

New Super Lucky’s Tale

Musim gugur 2019

 

Dauntless

Akhir 2019

 

Super Mario Maker 2

28 Juni 2019

Di penghujung acara Direct E3 2019, Nintendo menyingkap potongan kecil dari sekuel The Legend of Zelda: Breath of the Wild. Game saat ini masih berada di tahap pengembangan.

Laporan Baru Indikasikan Peluncuran Nintendo Switch Versi Ekonomis di Akhir Juni 2019

Perpaduan unik antara konsep home console dan handheld serta dukungan judul-judul eksklusif terbukti efektif melambungkan penjualan Switch. Ada banyak konsumen mengadopsinya sebagai perangkat gaming sekunder, setelah sebelumnya mereka memiliki platform utama – entah apakah PlayStation, Xbox atau PC. Kepopuleran ini tampaknya mendorong Nintendo untuk menyediakan lebih banyak opsi produk.

Menyusul informasi dari The Wall Street Journal mengenai niatan Nintendo buat menggarap versi baru Switch di bulan Oktober kemarin, Nikkei mengabarkan rencana sang perusahaan hiburan asal Jepang itu untuk menyiapkan varian Switch yang lebih terjangkau serta lebih mengedepankan portabilitas. Berita senada disampaikan oleh Bloomberg di tanggal 24 April kemarin, kali ini berdasarkan laporan dua narasumber anonim yang turut menyebutkan waktu ketersediaannya secara lebih spesifik.

Sebelumnya, The Wall Street Journal menyampaikan bahwa Switch versi anyar akan dilepas pada paruh kedua tahun 2019. Dan info Bloomberg mengisyaratkan kita tidak perlu menunggu terlalu lama untuk memilikinya karena produk dijadwalkan buat dilepas pada akhir bulan Juni besok. Rumor sempat  menyatakan Nintendo tengah meramu varian Switch yang jauh lebih superior, namun info baru Bloomberg menampik kabar tersebut.

Pembaruan Nintendo Switch lebih menyerupai upgrade dari 3DS ke New 3DS dibanding PlayStation 4 ke PlayStation 4 Pro (atau Xbox One ke Xbox One X). Modifikasi hardware tetap ada, tapi tidak dilakukan besar-besaran. Ada peluang, sang produsen memperbaiki sejumlah kekurangan yang dikeluhkan pengguna (misalnya kualitas layar yang sejauh ini dianggap mengecewakan) serta memastikan konstruksi tubuhnya lebih kuat.

Soal bagaimana Nintendo akan menekan harga produk, ada dugaan produsen akan melakukan pendekatan yang diambil Microsoft dalam menggarap Xbox One S All-Digital, yaitu dengan memangkas keberadaan komponen hardware tanpa mengorbankan pengalaman penggunaan. Ketika All-Digital tidak disertai optical disc drive, model baru Switch rumornya disajikan tanpa unit docking.

Jika betul dihidangkan seperti itu, kemungkinan besar hal ini didorong oleh penemuan tim Nintendo sendiri di penghujung tahun 2017: ternyata ada lebih banyak konsumen yang menikmati Switch di mode portable ketimbang memasangnya di dock dan bermain game di depan layar televisi.

Pertanyaan yang tersisa adalah, seberapa jauh Nintendo berani melakukan pemangkasan harga? Apakah US$ 50 seperti Xbox One S All-Digital, atau lebih dari itu? Ada peluang, kita akan mendengar detail mengenai produk tersebut secara lebih lengkap menjelang atau di momen pelaksanaan E3 2019.

Via Eurogamer.

Nintendo Luncurkan Labo VR Kit untuk Console Switch

Dua tahun lalu, beredar rumor kalau Nintendo punya rencana untuk bermain di segmen virtual reality (VR). Kabar tersebut akhirnya terwujud, meski hasil akhirnya tidak seperti yang orang-orang bayangkan.

Perusahaan yang kini menjadi satu-satunya penyedia handheld console itu baru saja mengumumkan Nintendo Labo VR Kit. Ya, siapa yang menyangka Nintendo bakal membubuhkan fitur VR berbekal kardus?

Seperti yang kita tahu, Nintendo Labo pada dasarnya merupakan kumpulan peripheral (Toy-Con berbahan kardus yang hackable dan mudah dimodifikasi. Sebelum ini, sudah ada tiga koleksi Labo yang Nintendo rilis: Variety Kit, Robot Kit, dan Vehicle Kit.

Nintendo Labo VR Kit

Untuk VR Kit ini, paket lengkapnya mencakup bahan-bahan yang dibutuhkan untuk merakit enam Toy-Con baru: Toy-Con VR Goggles, Toy-Con Blaster, Toy-Con Camera, Toy-Con Bird, Toy-Con Wind Pedal, dan Toy-Con Elephant. Di samping itu, juga ada dua pelengkap, yaitu screen holder dan safety cap.

Bundel ini tentunya juga datang bersama software Labo yang mengemas petunjuk perakitan, lengkap beserta sejumlah game untuk menikmati hasil kreasi pengguna. Untuk mulai bermain, pengguna hanya perlu menyelipkan console Switch ke dalam Toy-Con VR Goggles, lalu mendekatkannya ke mata.

Nintendo Labo VR Kit

Nintendo Labo VR Kit rencananya akan mulai dipasarkan pada 12 April mendatang. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $80. Seumpama terlalu mahal, konsumen bisa memilih bundel Starter Set seharga $40 yang hanya mencakup Toy-Con VR Goggles dan Toy-Con Blaster.

Lalu seandainya mereka tertarik untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi, Nintendo juga akan menyediakan dua macam Expansion Set – satu berisi Toy-Con Camera dan Toy-Con Elephant, satu lagi Toy-Con Bird dan Toy-Con Wind Pedal – yang masing-masing dihargai $20.

Sumber: Variety.

Nintendo Switch Merupakan Console Favorit Kaum Hawa, Rangkul Pemain dari Segala Rentang Usia

Kesuksesan Switch memperlihatkan pada kita bahwa masih ada ruang bagi console handheld dedicated untuk berkembang meski segmen ini mendapat gempuran hebat dari smartphone. Fleksibilitas ialah aspek unggulan dari Switch, dan banyak pengguna memperlakukannya sebagai perangat sekunder setelah sebelumnya mereka sudah ber-gaming di Xbox atau PlayStation.

Dua tahun setelah console hybrid Nintendo itu tersedia, detail mengenai demografi pemiliknya mulai tersingkap jelas. EEDAR, firma riset spesialis gaming yang kini dipegang oleh NPD Group itu mengungkap data terkait gamer Switch di kuartal keempat 2018 yang dikomparasi dengan karakterisitik pengguna di momen awal peluncuran produk (yaitu pada triwulan kedua 2017). Hasilnya cukup mengejutkan karena Switch ternyata merupakan hardware gaming  pilihan kaum Hawa.

Mengambil sampel dari konsumen di kawasan Amerika Utara, khalayak awalnya menganggap Switch sebagai console biasa. Saat itu, 70 persen pembeli adalah para pria. Namun selama hampir dua tahun tersedia, ada transisi menarik di komunitas gamer Switch. Pelan-pelan, populasi pemain wanita meningkat. Dan di akhir tahun lalu, jumlah mereka menyamai gamer pria dengan pembagian 50:50.

Hal ini sangat menarik karena memperlihatkan bagaimana Switch berhasil memikat perempuan dibanding console kompetitor. Sebagai komparasi, baik PlayStation 4 maupun Xbox One punya berbandingan user 55 persen pria dan 45 persen wanita. Uniknya lagi, tampaknya perangkat gaming Nintendo sudah lama menjadi favorit kaum Hawa. Contohnya saja pemakaian Wii U dan 3DS, yang didominasi oleh perempuan masing-masing dengan persentase 52 dan 53 persen.

EEDAR 1

Selain jenis kelamin, EEDAR menyingkap usia user Switch dan ternyata mereka datang dari berbagai golongan umur. Adopsi Nintendo di kalangan ‘young adult‘ antara 18 sampai 24 tahun menunjukkan peningkatan signifikan (mencapai 31 persen), begitu pula di kelompok usia 35 hingga 44 tahun (11 persen). Namun yang cukup mengejutkan, ada penurunan minat terhadap Switch di rentang umur 25 sampai 34 tahun. Bisa jadi, lonjakan gamer di usia 24 tahun kebawah dipicu oleh kehadiran game-game eksklusif berkonten ‘kid-friendly‘.

Selain itu, mereka yang baru membeli Switch umumnya bermain game lebih lama. Dalam satu minggu, 59 persen para early adopter ini bisa menghabiskan waktu ber-gaming selama 11 jam lebih.

EEDAR 2

Melengkapi informasi soal karakteristik gamer secara umum, EEDAR menjabarkan info mengenai segala pengeluaran yang berkaitan dengan gaming. Sekitar 9 persen dari mereka tidak tanggung-tanggung dalam berbelanja, rela mengeluarkan US$ 500 lebih selama setahun. Di rentang 12 bulan, sebagian besar gamer (37 persen) sendiri membelanjakan uang antara US$ 100 hingga 250.

Sumber: Games Industry.