Sony Luncurkan WF-1000XM4 di Indonesia, TWS Premium dengan Noise Cancelling dan Berfitur Melimpah

True wireless earbuds atau biasa disingkat TWS merupakan perangkat yang wajib dimiliki oleh pengguna smartphone. Karena menurut saya, pertama penggunaannya praktis dan kedua sangat fungsional ideal digunakan untuk segala aktivitas.

Selain untuk menikmati musik, saya biasanya mengenakan TWS untuk mendengarkan podcast. Buat saya, hal ini sebuah terobosan karena memungkinkan saya tetap dapat belajar atau memperbarui informasi di tengah kesibukan bekerja.

Bicara soal TWS, ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan rentang harga bervariasi, Anda bisa memilih sesuai budget. Namun bila yang Anda butuhkan adalah TWS premium dengan noise cancelling terdepan dalam industri, TWS terbaru Sony mungkin yang Anda cari.

Ya, hari ini Sony telah meluncurkan perangkat TWS terbarunya WF-1000XM4 di Indonesia. Headphone nirkabel dengan noise cancelling yang lebih kuat ini dibanderol dengan harga Rp3.999.000.

Tersedia di Tanah Air pada bulan Agustus 2021 dalam opsi warna hitam dan silver, pemesanan secara pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 1 hingga 25 Juli 2021 di seluruh Sony Authorized Dealer baik online maupun offline. Konsumen akan mendapatkan special bundling berupa pengisi daya nirkabel jika melakukan pembelian dalam masa pre-order.

Headphone selalu menjadi sahabat yang setia dalam menemani kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, bepergian, bersantai dan masih banyak lagi. Ditambah lagi, di masa pandemi yang menerapkan work from home, masyarakat sering melakukan meeting seharian secara virtual. Untuk menunjang kegiatan masyarakat, Sony menghadirkan headphone WF-1000XM4 dengan noise cancelling terdepan di industri,” ujar Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Headphone WF-1000XM4 didukung dengan Integrated Processor V1, mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda, desain baru pada unit driver 6mm, mode Automatic Wind Noise Reduction, serta peningkatan kualitas pada fitur-fitur lainnya, sehingga cocok digunakan saat work from home. Headphone WF-1000XM4 diharapkan dapat menjadi sahabat setia yang selalu menemani pengguna dalam menjalani hari-hari yang produktif,” tambahnya.

Dibanding pendahulunya, WF-1000XM4 telah didesain ulang dan 10% lebih kecil tanpa mengorbankan kualitas suara atau masa pakai baterai. Bobotnya juga lebih ringan dengan tempat pengisi daya berukuran 40% lebih kecil.

Bodi earbud-nya dilengkapi sertifikasi IPX4, untuk ketahanan terhadap percikan air dan keringat. Serta, memiliki fitur pengaturan kontrol sentuh yang intuitif untuk mengontrol dengan cepat seperti mengaktifkan noise cancellation, ambient sound, mode quick attention atau sekadar melewati, menjeda, dan memutar lagu.

Untuk ketahanan baterainya, WF-1000XM4 dapat digunakan seharian selama 24 jam yang terdiri dari 8 jam dari headphone dan tambahan 16 jam lagi dari tempat pengisian daya. Bila TWS kehabisan baterai, berkat fitur pengisian daya cepat, cukup mengisi 5 menit  dapat memberikan waktu putar musik hingga 60 menit.

Saat tempat pengisian daya turun di bawah 30%, aplikasi Sony Headphones Connect di smartphone akan mengingatkan pengguna untuk mengisi ulang. Karena didukung teknologi pengisian daya nirkabel Qi, kita dapat mengisi daya headphone dan tempat pengisian daya menggunakan fitur berbagi baterai dengan smartphone berteknologi Qi.

Kunci utama TWS WF-1000XM4 ialah Integrated Processor V1 dengan desain baru yang meningkatkan kemampuan noise cancellation secara signifikan, chip baru ini mengintegrasikan prosesor ANC dan SoC Bluetooth. Memiliki sirkuit konversi Digital ke Analog baru, amplifier, dan DSEE Extreme (Digital Sound Enhancement Engine) yang meningkatkan kualitas berkas musik digital yang terkompresi secara real time dan menggunakan Edge-AI untuk mereproduksi frekuensi yang hilang.

Lebih lanjut, WF-1000XM4 didukung dengan mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda. Unit driver 6mm punya desain baru dengan peningkatan 20% pada volume magnet. Peningkatan volume magnet dan diafragma yang sesuai akan memberikan peningkatan kinerja dalam frekuensi rendah.

WF-1000XM4 juga sudah dilengkapi LDAC, teknologi coding audio Sony. LDAC mengirimkan data tiga kali lebih banyak (pada kecepatan transfer maksimum 990 kbps) dari audio Bluetooth konvensional, sehingga memungkinkan pengguna menikmati konten Audio Resolusi Tinggi semirip mungkin dengan headphone kabel.

Meski noise cancelling merupakan fitur yang sangat inovatif, tetapi pada praktiknya pengguna harus memanfaatkannya secara bijak. Oleh sebab itu, Sony telah menyematkan serangkaian fitur cerdas untuk kenyamanan dan sekaligus keamanan.

Mulai dari Speak-to-Chat yang memungkinkan pengguna melakukan percakapan singkat tanpa melepas earbud. Berkat Precise Voice Pickup Technology, pengguna WF-1000XM4 dipastikan mendapatkan pengalaman panggilan hands-free lebih baik.

Kemudian ada mode ‘Quick Attention’ yang memungkinkan pengguna untuk mendengarkan pengumuman atau berbicara singkat. Pengguna dapat mengaktifkan mode ini dengan meletakkan jari di atas earbud kiri untuk langsung menurunkan volume dan membiarkan suara sekitar masuk.

Lalu, ada Adaptive Sound Control yang mendeteksi keberadaan dan aktivitas pengguna. Misalnya bepergian, berjalan atau menunggu, lalu menyesuaikan pengaturan suara sekitar untuk pengalaman mendengarkan yang ideal.

Selain itu, WF-1000XM4 mendukung fitur Fast Pair baru dari Google. Dalam satu ketukan, WF-1000XM4 memungkinkan koneksi Bluetooth yang cepat dengan perangkat Android dan memungkinkan menemukan lokasi TWS. Bagi pengguna laptop, WF-1000XM4 juga dilengkapi dengan Microsoft Swift Pair yang memudahkan untuk terhubung dengan perangkat Windows 10.

[Review] Huawei Freelace: Bluetooth Earphone USB-C dengan Bass Besar

Beberapa waktu yang lalu saya sempat dihubungi oleh salah seorang PR dari Huawei. Dia mengatakan akan mengirimkan satu produk Huawei untuk di-review. Saya pun bertanya, smartphone apa lagi yang akan diluncurkan produsen asal Tiongkok ini. Ternyata, produk tersebut bukanlah smartphone.

Huawei memang sudah memiliki banyak earphone yang dijual di pasar Indonesia. Akan tetapi, baru kali ini mereka sepertinya serius dalam memasarkan produk earphone, apalagi yang memiliki konektivitas bluetooth, seperti Huawei FreeLace. Huawei Freelace merupakan sebuah earphone nirkabel yang memiliki model neckband yang dikalungkan ke leher saat digunakan.

Huawei Freelace

Penamaan ini pun sudah menandakan bahwa bentuk dari earphone ini akan digantungkan di leher. “Free” berarti bahwa perangkat ini bebas dari kabel yang langsung menancap pada sumber musik. “Lace” berarti kalung (dari necklace) yang memang menjadi aksesoris tambahan setiap penggunanya.

Huawei ingin menjual perangkat yang satu ini untuk mereka yang muda dan gemar mendengarkan musik. Sayangnya, earphone yang satu ini hanya bisa digunakan feature-nya secara lengkap saat dihubungkan dengan smartphone Huawei saja. HiPair yang dimiliki earphone ini hanya bisa digunakan pada OS Andorid dengan EMUI 9.1.

Spesifikasi dari earphone ini adalah sebagai berikut

Berat 27 gram
Jangkauan Maksimal 10 meter
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ø9.2mm
Frequency response 20 – 20,000 Hz
Sensitivitas 98 dB
Rating IP57
Kapasitas Baterai 120 mAh

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Huawei Freelace.

Huawei Freelace - Paket Penjualan

Di dalamnya dapat ditemukan perlengkapan seperti berikut

Desain

Huawei Freelace menggunakan bahan berjenis karet pada kabelnya. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet kalungnya sendiri juga lentur dan lembut sehingga membuat para penggunanya tidak perlu takut mematahkannya secara tidak sengaja.

Huawei Freelace - Buttons

Pada sisi kanan dan kiri kabel tersebut terdapat dua bongkah besi metal. Yang bagian kiri berisikan baterai lithium sebesar 120 mAh yang dapat diisi dengan cepat dengan teknologi 3C yang dapat mengisi 3x lebih cepat. Pada bagian kanan merupakan bagian kontrol yang memiliki empat buah tombol: daya, volume naik, volume turun, dan tombol serbaguna.

Bagian kanan tersebut juga membawa konektor USB-C. Tinggal cabut saja antara bagian kontrol dengan kabel earphone sebelah kanan. Uniknya, jika Anda memiliki smartphone dengan port USB-C, maka Huawei Freelace dapat diisi baterainya di mana saja. Huawei mengklaim bahwa empat menit melakukan charge dapat membuat baterainya bertahan selama lima jam.

Huawei Freelance - USB-C

Pada bagian belakang kedua earpiece terdapat magnet yang dapat menarik cukup kuat. Pada saat kedua earpiece tertempel, akan membuat musik yang sedang dimainkan akan terhenti serta memutuskan hubungan bluetooth-nya. Hal ini tentu saja sangat membantu jika kita tidak ingin repot mematikan musik dengan mengeluarkan smartphone dari kantung.

Pengalaman Menggunakan

Saat pertama membuka paket penjualannya, saya langsung melakukan pairing bluetooth ke salah satu smartphone, yang sayangnya bukan merek Huawei. Hal ini membuat saya tidak bisa mencoba fitur HiPair yang tinggal menancapkan Freelace ke smartphone dan langsung terhubung melalui bluetooth. Namun, pairing bluetooth-nya juga sangat mudah, seperti kebanyakan perangkat: tekan tombol daya selama 3-5 detik.

Oleh karena keterbatasan waktu, kali ini saya menggunakan Spotify yang diset ke kualitas Very High. Seharusnya, pada pilihan ini Spotify akan memainkan musik yang dikonversikan ke Ogg Vorbis 320 Kbps yang sulit dibedakan dengan FLAC/WAV. Jadi, kualitasnya cukup untuk menguji suara yang keluar.

Huawei Freelace - Charge

Saat memasukkan earbud ke dalam lubang kuping, hal pertama yang terasa adalah suara dari luar cukup terisolasi. Hal itu cukup terlihat di mana earbud nya terdesain miring agar pas masuk ke lubang kuping. Jadi, Freelace cukup berguna pada saat Anda berada di tempat yang cukup berisik.

Saat memainkan musik, hal pertama yang terdengar adalah suara bass yang cukup dominan. Hal ini tentu sangat menarik untuk mereka yang suka mendengarkan musik dengan profile bass yang “menendang”. Pada beberapa lagu, malah high dan mid-nya seperti tertelan oleh bass.

Huawei Freelace - Auf

Volume yang dikeluarkan oleh Huawei Freelace memang sangat keras dikelasnya. Saking kerasnya, membuat suara yang dihasilkan dari file musik MP3 menjadi pecah. Oleh karena itu, cukup disarankan untuk mendengarkan musik pada tingkat 70-80% saja.

Baterai menjadi pembahasan yang cukup menarik pada Freelace. Huawei menjanjikan pemakaian 18 jam non-stop pada earphone ini. Saya pun sudah menggunakan hampir tiga hari dengan pemakaian yang cukup lama dan belum harus melakukan charge. Baterai pun dapat diisi langsung dengan menancapkan ke smartphone yang saya gunakan yang kebetulan menggunakan port USB-C.

Verdict

Dengan bermunculannya earphone dengan model nirkabel, membuat persaingan pada pasar ini terus memanas. Hal itu membuat Huawei meluncurkan Freelace yang didesain khusus untuk mereka yang stylish.

Desain dari Huawei Freelance yang menghadirkan USB-C memang harus diapresiasi karena sangat memudahkan dalam mengisi baterai. Selain itu, earbud yang menutupi lubang kuping juga tidak memerlukan teknologi tambahan noise cancellation. Bahan karet juga sangat berguna agar tidak mudah lapuk akibat keringat.

Suara yang dihasilkan juga cukup baik untuk sebuah perangkat musik nirkabel. Yang pasti, beberapa orang tidak akan memerlukan equalizer tambahan untuk meningkatkan kualitas dan volume suaranya. Hanya saja, bagi Anda yang kurang suka dengan earphone yang memiliki bass berlebih, mungkin tidak akan suka dengan Freelace.

Huawei Freelace dijual dengan harga Rp. 999.000 dan saat ini sudah tersedia untuk pasar Indonesia. Dengan harga tersebut, membuat alternatif pilihan dalam membeli earphone nirkabel menjadi lebih banyak. Namun, dengan harga tersebut, Anda bisa mendengarkan musik dengan lebih lama dan melakukan pengisian baterai dengan lebih mudah.

Sparks

  • Daya tahan baterai cukup lama
  • Bass yang “nendang”
  • Earbuds yang cukup nyaman
  • IP57 water resistant
  • USB-C
  • Pilihan ukuran earbuds yang banyak

Slacks

  • HiPair hanya untuk perangkat Huawei/Honor
  • Tidak mendukung codec APTX dari Qualcomm

Berbekal Sebuah Terobosan Inovatif, Corsair Kian Percaya Diri Merangkul Konsep Gaming Gear Wireless

Saat ini, hal paling menantang bagi produsen periferal gaming adalah meyakinkan gamer pro untuk menggunakan periferal nirkabel. Alasan mereka tetap berpegang pada teknologi lawas kemungkinan besar tak jauh berbeda: sambungan fisik lebih bisa diandalkan dan peluang adanya interferensi jauh lebih kecil. Namun keadaan pelan-pelan berubah. Sistem wireless mulai dipercaya dan Corsair ialah salah satu nama yang mempionirkannya.

Bahkan sebelum menyuguhkan solusi kustomisasi all-in-one lewat software iCUE, Corsair Components sudah lama menawarkan kapabilitas nirkabel di gaming gear mereka sembari terus mengembangkan teknologinya. Di awal tahun ini, tersingkaplah satu terobosan wireless yang berpeluang merevolusi ranah penyajian periferal komputer. Dan dalam acara Corsair Press Tour 2019 di Jakarta minggu kemarin, perusahaan asal Fremont itu mengungkapnya lebih detail.

Corsair Press Tour 2019 1

Di presentasinya, senior product line manager Corsair Michael Grey menjelaskan bagaimana signifikansi teknologi wireless lambat laun diakui dan bertambah esensial. Namun begitu, ia menyadari ada sejumlah aspek yang perlu diperbaiki jika produsen ingin produk-produk mereka diadopsi lebih banyak konsumen. Langkah ini boleh dikatakan sebagai lanjutan kampanye Unplug and Play tahun lalu yang dimaksudkan buat membebaskan pengguna dari ‘jeratan kabel’.

Corsair Press Tour 2019 18

Agar perangkat berkonektivitas wireless dapat bekerja sebaik varian berkabel, Corsair menetapkan bahwa waktu respons 1-milidetik harus tercapai dan jadi standar. Beberapa nama dapat menyajikannya, tapi memang masih ada banyak kendala yang harus diatasi. Gray mengkungkap tiga kekurangan terbesar dari teknologi nirkabel. Pertama, jangkauannya terbatas; kemudian penggunaan dua receiver berpeluang lebih besar menciptakan gangguan; dan terakhir, bunyi-bunyian di sekitar bisa menyebabkan hilangnya informasi atau memperlambat aliran data.

Corsair Press Tour 2019 2

 

Slipstream

Melihat eksistensi dari kendala-kendala itu, Corsair menyodorkan solusi lewat terobosan bertajuk Slipstream. Teknologi ini menjanjikan sinyal yang lebih kuat (hingga radius 20-meter), stabilitas terlepas dari banyaknya interferensi via pemanfaatan Intelligent Frequency Shift, serta kecepatan tinggi dalam mengirim data ke unit receiver dengan waktu cuma 0,5-milidetik.

Corsair Press Tour 2019 11

Slipstream merupakan sebuah protokol racikan Corsair sendiri yang didesain agar mampu mengirimkam paket data per bandwidth di satuan milidetik dua kali lebih besar. Rahasia kemampuannya itu ialah Intelligent Frequency Shift, yaitu layer pintar yang berfungsi untuk mengirimkan ulang data jika ada kendala dan menjaganya alirannya tetap optimal. IFS secara terus-menerus melakukan pemindaian demi mencari transmisi terbaik dan paling stabil (di 0,5-milidetik).

Corsair Press Tour 2019 8

Slipstream diklaim mampu menghasilkan sinyal berkekuatan dua setengah kali lebih besar dari teknologi wireless generasi selanjutnya berbekal upgrade pada platform RF, dan diharapkan bisa menjadi jalan keluar bagi mereka yang pernah kecewa dengan performa gaming gear berbasis frekuensi 2,4GHz. Itu berarti di atas kertas, Slipstream menghidangkan kecepatan yang lebih tinggi dibanding teknologi Lightspeed 1-milidetik punya Logitech.

Corsair Press Tour 2019 4

Hal menarik di sini adalah, Corsair memutuskan agar teknologi canggih ini inklusif dan bisa mudah dijangkau oleh lebih banyak konsumen. Buat sekarang, Slipstream bisa ditemukaan di mouse gaming Harpoon RGB Wireless yang saya ulas di Januari kemarin. Dari sisi desain, perangkat ini identik seperti varian standarnya, dan saya sempat penasaran mengapa kehadiran opsi wireless di sana membuat harganya melonjak cukup tinggi. Namun saya juga mengakui istimewanya kinerja mode nirkabel Harpoon RGB Wireless dan kini memahami alasannya.

Corsair Press Tour 2019 13

Ke depannya, Slipstream tak hanya berguna untuk meningkatkan stabilitas koneksi wireless dan menyuguhkan kecepatannya tinggi saja. Corsair sempat menyingkap agenda mereka terkait Slipstream selanjutnya.

Corsair Press Tour 2019 6

Corsair meyakini, Slipstream nantinya juga akan jadi hal esensial di ranah audio, terutama di aspek komunikasi. Saat ini memang ada banyak pilihan headphone dengan output high definition, tapi mayoritas dari mereka dibekali microphone berperforma pas-pasan karena komponen chipset memangkas frekuensi input. Slipstream siap menjawab kendala tersebut berkat dukungan bandwidth dua arah serta sambungan nirkabel berjarak jauh – mencapai 30-meter.

Corsair Press Tour 2019 10

Selain itu, teknologi Slipstream juga memungkinkan satu unit adaptor tersambung ke tiga periferal – sehingga kita bisa menambahkan keyboard dan headset tanpa perlu mencantumkan dongle USB berbeda. Sayangnya, masih terlalu dini untuk membicarakan produk-produk anyar Corsair yang akan mengusungnya…

Corsair Press Tour 2019 15

 

Tradisi Corsair dan perkenalan anggota keluarga baru

Tentu saja, Corsair Press Tour 2019 bukan cuma mengenai Slipstream. Lewat acara ini, sang produsen meluncurkan beragam aksesori PC baru, di antaranya ada mouse top-end M65 RGB Elite (dibanderol Rp 1,05 juta) dan Ironclaw RGB (Rp 950 ribu), fan & pump head LL120 RGB putih, case PC pintar Crystal 680X RGB (Rp 3,95 juta) serta case mid-tower Carbide 678C (Rp 2,8 juta). Di sana, Corsair tak lupa menghadirkan keyboard khusus hiburan K83 yang mereka perkenalkan beberapa minggu lalu.

Corsair Press Tour 2019 16

Menjawab pertanyaan saya, Michael Grey menyampaikan bahwa K83 Entertainment Keyboard belum dilengkapi teknologi Sliptream karena ia memang tidak membutuhkannya. Berbeda dari sebagian besar papan ketik Corsair, K83 dirancang untuk menjadi pusat kendali segala jenis konten hiburan ‘kasual’. Produk tidak dikhususkan buat gaming walaupun mempunyai thumb stick, sebuah shoulder button dan satu tombol trigger di area kanan.

Corsair Press Tour 2019 19

Corsair Press Tour 2019 juga menandai pelepasan produk-produk khusus streamer buatan Elgato di Indonesia, yang jadi bagian dari perusahaan setelah Corsair mengakuisisinya di pertengahan tahun lalu. HD60 Pro, HD60S, Stream Deck, Cam Link 4K, Key Light sampai Elgato Green Screen rencananya akan hadir di bulan April 2019.

Corsair Press Tour 2019 5

Corsair Press Tour 2019 12

Corsair Press Tour 2019 20

Lewat Terobosan “Pre5G”, ZTE Tawarkan Akses Layaknya 5G Lebih Dini

Salah satu vendor perangkat asal Tiongkok, ZTE mengklaim telah berhasil mengembangkan terobosan teknologi algoritma baru bernama MUSA (Multi-Users Shared Access), yang diklaim mampu memproses kapasitas overload hingga tiga kali lipat pada sebuah jaringan nirkabel.

Continue reading Lewat Terobosan “Pre5G”, ZTE Tawarkan Akses Layaknya 5G Lebih Dini