[Review] MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii, Notebook Gaming Monster VR yang Bisa ‘Melihat Anda’

Tema ‘monster’ sering diangkat para produsen notebook gaming pada produk kelas high-end: laptop monster berlayar melengkung, desktop replacement monster dengan keyboard mekanik, hingga perangkat gaming monster bersenjata liquid cooling. Dan berkat ketersediaan kartu grafis PC dekstop di notebook,  premium tersebut sanggup menangani konten VR.

Namun sebagai pionir, MSI-lah yang lebih dulu mengimplementasikan sistem eye-tracking di produk laptop, dibubuhkan pada perangkat kelas GT. Teknologi racikan Tobii Technology itu dipamerkan pertama kali di Computex 2015, dan diperkenalkan secara resmi melalui pengumuman GT72 Tobii di pertengahan 2016. Berkat kemampuan itu, tidak heran jika GT72 Tobii disebut-sebut sebagai notebook gaming tercanggih saat ini.

Dan selama beberapa minggu ini, saya diberikan kesempatan untuk menjajal MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii secara leluasa. Nama yang diusungnya mengindikasikan pemakaian GPU GeForce GTX 1070 dan prosesor Intel Core i7 generasi keenam. Rumor mengatakan bahwa GT72VR 6RE merupakan varian GT terakhir yang dibekali teknologi Tobii. Tapi saya pribadi berharap MSI tetap melakukan refresh CPU Intel 7th-gen karena setelah mencobanya sendiri, kapabilitas eye-tracking bukanlah gimmick semata.

 

Design

MSI seringkali mengumpamakan produk mereka dengan mobil sport, bahkan terus terang bilang bahwa supercar merupakan sumber inspirasi desain dan performa laptopnya. Jika notebook diibaratkan seperti kendaraan mewah, maka GT72VR 6RE ialah Lamborghini Huracan-nya notebook: meski masuk ke kategori ‘monster’, rancangannya lebih beradab dibanding perangkat sekelas, dan berkat eye-tracker Tobii, ia jauh lebih pintar dari produk kompetitor.

MSI GT72VR 6RE Tobii 36

Arahan desain a la supercar masih bisa terlihat jelas di case GT72VR 6RE. Lekukan punggungnya menyerupai kap mobil, dan di sana Anda bisa menemukan lambang khas MSI Gaming G Series (desainnya di-update tanpa teks di GT dan GS varian terbaru). Berada di sisi belakang, heat sink-nya dibuat menyerupai grille dekat bumper mobil, dan saya sangat menyukai sentuhan warna merah berlatar belakang hitamnya. Lalu dua garis lampu LED di depan menyempurnakan penampilannya.

MSI GT72VR 6RE Tobii 43

MSI GT72VR 6RE Tobii 35

Seperti biasa, Anda bisa mengustomisasi warna lampu LED – termasuk menentukan mode/pola pencahayaan keyboard – melalui aplikasi MSI Dragon Center. Terdapat pilihan 16,8 juta warna, dan di sana Anda bisa mengatur tingkat kecerahan sampai menyimpan profile. Dan tak cuma itu saja, kita bisa menyambungkan smartphone ke laptop dan menggunakannya a la remote control.

MSI GT72VR 6RE Tobii 8

MSI GT72VR 6RE Tobii 9

Layar 17-inci lebih yang terpasang di tubuh berukuran 428x294x58-milimeter memang membuatnya lebih pas digunakan sebagai pengganti PC desktop ketimbang ber-gaming secara mobile. Meski begitu, rancangannya lebih bersahabat dari perangkat sejenis. GT72VR 6RE ideal untuk dipakai para gamer nomaden karena bobotnya belum menyentuh 4-kilogram (3,85kg). Walau begitu, Anda tetap harus membawa adapter sebesar batu bata dan menyambungkannya ke sumber listrk agar hardware beroperasi optimal.

MSI GT72VR 6RE Tobii 37

MSI GT72VR 6RE Tobii 38

Berkat tubuh yang lapang, MSI bisa memasukkan papan ketik SteelSeries berukuran penuh dengan numpad dan function key lengkap (dibahas lebih lengkap di bawah). Tombol power serta shortcut ke fungsi on/off monitor, turbo fan, XSplit Gamecaster dan SteelSeries Engine 3 terdapat di kiri keyboard; lalu grille speaker berada di area atasnya. Wrist rest-nya sangat luas dan MSI turut membubuhkan lapisan matte lembut di sana buat memastikan pengalaman penggunaan laptop tanpa mouse tetap nyaman.

MSI GT72VR 6RE Tobii 42

MSI GT72VR 6RE Tobii 47

Saat Anda membuka lid dan mengaktifkan GT72VR 6RE, tiga buah lampu berwarna oranye-merah di bawah layar akan menyala. Itulah sensor Tobii Eyetracking.

Material & build quality

Rahasia MSI dalam menekan berat notebook di bawah 4kg adalah penggunaan bahan plastik dan hanya di punggung layar sang produsen menyematkan lapisan aluminium brushed. Namun kabar gembiranya, plastik penyusun tubuh GT72VR 6RE merupakan jenis premium dan sama sekali tidak membuatnya terlihat murahan. Strukturnya sangat kokoh tanpa ada area-area yang empuk. Konstruksi pelat papan ketiknya sangat kuat, dan LCD juga tidak terganggu ketika frame layar saya tekan.

MSI GT72VR 6RE Tobii 40

Berbeda dari logam, plastik lebih tahan penyok, lalu permukaan doff di sana juga meminimalisir efek baretan. Tentu ada sedikit dampak negatif pada pemakaian plastik, yaitu distribusi panas yang kurang optimal. Dari pengalaman sejauh ini, panas berpusat di tengah keyboard, namun temperaturnya tidak pernah membuat proses pengoperasian jadi tidak nyaman. Bahkan saya tidak pernah menyalakan fan boost saat ber-gaming.

Connectivity

Tubuh yang luas memungkinkan MSI membekali GT72VR 6RE dengan beragam konektivitas fisik: ada empat port USB 3.0, empat port audio 3,5mm (mic-in, headphone-out, line-in, dan line-out) dan SD card reader di sisi kiri; port LAN, HDMI, mini DisplayPort dan USB type-C 3.1 di belakang; serta sebuah port USB 3.0 lagi di sisi kanan. Laptop juga mempunyai optical disk drive DVD Super Multi, dan semua ini membuatnya selengkap PC desktop.

MSI GT72VR 6RE Tobii 41

Display

MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii menyuguhkan layar IPS LG Philips LGD046E seluas 17,3-inci. Panel tersebut berkepadatan 127ppi, dengan refresh rate 120Hz, tekstur non-glossy, rasio 16:9, didukung teknologi Nvidia G-Sync. Berkat color gamut NTSC 94 persen – diadopsi dari teknologi display Prestige – layar mampu menghidangkan gambar yang tajam dengan reproduksi warna akurat, serta memastikan kontennya nyaman di mata.

MSI GT72VR 6RE Tobii 58

Dari sedikit riset, panel GT72VR 6RE Tobii mempunyai tingkat kecerahan 327-nit dan rasio kontras 1000:1. Setup-nya setara dengan notebook premium 17-inci lainnya. Menariknya, penggunaan lapisan doff tidak menyebabkan gambar jadi lebih grainy atau mengekspos efek screen-door (warna merah-hijau biru jadi terlihat).

Distribusi brightness juga sangat baik, tidak ada flickering dan efek backlight bleeding-nya minimal. Tapi meskipun panel sangat ideal untuk pemakaian indoor, sinar matahari secara drastis dapat memengaruhi visibilitas konten – terlepas dari dukungan lapisan matte dan teknologi IPS. Anda tetap disarankan buat menggunakannya di dalam ruang.

MSI GT72VR 6RE Tobii 56

MSI GT72VR 6RE Tobii 55

Performa display yang jempolan itu memang tidak mengherankan. MSI pernah menyampaikan bahwa mereka memberikan perhatian khusus dalam prosedur penyusunan panel dan melakukan konfigurasi software di tiap unit notebook.

Keyboard, touchpad & wrist rest

Laptop kembali mengandalkan keyboard racikan SteelSeries, dan kualitasnya tak perlu diragukan. GT72VR 6RE menyuguhkan papan ketik selebar 34,5×10,5cm, dengan lima baris tuts. Walaupun bukan keyboard mekanik, komposisinya sangat pas: key travel dan tingkat keempukannya sangat ideal dan fleksibel baik untuk bermain ataupun mengetik. Tombol abjad-nya berukuran 1,5×1,5cm, namun ada penyusutan ukuran di function key (1,3×0,9cm) dan angka (1,2×1,5cm).

Kabar baiknya, MSI tidak memangkas ukuran tombol arah, sangat membantu bagi Anda yang sering menggunakannya sebagai input kendali di permainan.

MSI GT72VR 6RE Tobii 54

Touchpad sediri diposisikan sedikit condong ke kiri palm rest, tapi tidak benar-benar di tengah tombol spasi. Ia hanya dibatasi secara ‘visual’ oleh LED, jadi ada kemungkinan input tidak terbaca karena ternyata jari Anda melewati garis sensor. Touchpad seluas 11,2×6,5cm tersebut mempunyai jenis permukaan serupa wrist rest, terasa lembut dan mulus saat jari Anda menyentuhnya, plus tombol fisik. Di unit review ini, resistensi tombolnya sedikit kurang konsisten – tombol kiri lebih keras dari kanan.

MSI GT72VR 6RE Tobii 53

MSI GT72VR 6RE Tobii 44

Palm rest-nya amat sangat lapang. Anda memperoleh area selebar 11cm di tangan kiri dan 20cm lebih di tangan kanan. Mungkin karena adanya lapisan sekunder, suhu wrist rest tak pernah melewati batas kewajaran, hanya sekedar jadi hangat sewaktu GT72VR 6RE digunakan dalam sesi gaming intensif. Sekali lagi, teksturnya terasa sangat halus di kulit.

Tobii Eyetracking

Pertanyaan terbesar yang mungkin diajukan calon konsumen soal GT72VR 6RE Dominator Tobii adalah seberapa esensial-kah fitur eye-tracker Tobii di sana? Premisnya memang sulit dijelaskan hingga Anda mencobanya langsung. Berperan sebagai input kendali sekunder, Tobii Eyetracking membantu kita dalam game, sewaktu melangsungkan live stream, serta membantu menghemat pemakaian daya.

MSI GT72VR 6RE Tobii 49

Di desktop, Anda bisa mengaktifkan fitur dim screen agar layar jadi meredup saat Anda sedang tidak berada di depan laptop. Kemudian pengguna juga bisa menyalakan gaze trace buat memunculkan indikator ke arah mana mata melihat. Proses setup Tobii-nya sendiri sangat mudah, disajikan a la minigame. Sistem akan bertanya apakah Anda mengenakan kacamata atau lensa kontak, lalu bisa menyimpan profil pengguna berbeda.

MSI GT72VR 6RE Tobii 52

Di dalam permainan, Tobii Eyetracking lebih berguna lagi. Tak semua judul mendukung kapabilitas tersebut, tapi jumlah game-nya terus bertambah, dan bisa dinikmati di hampir semua hasil publikasi Ubisoft. Umumnya, eye-tracker berfungsi untuk membantu Anda melihat lingkungan virtual secara lebih luas tanpa perlu mengubah arah gerak karakter.

MSI GT72VR 6RE Tobii 59

Di permainan yang sudah saya coba seperti Watch Dogs 2, Assassin’s Creed Syndicate dan Deus Ex: Mankind Divided, penyajian sistem eye-tracking hampir serupa. Saat mata Anda menatap ujung layar – samping kiri, kanan, atas maupun bawah – kamera secara otomatis bergerak ke arah sana hingga fokus Anda kembali ke tengah. Arah senjata/crosshair sendiri tidak berubah, jadi teknik ini bisa digunakan buat mengintip keadaan sekitar dan lokasi musuh.

MSI GT72VR 6RE Tobii 48

Kapabilitas deteksi arah dari Tobii Eyetracking sangat presisi, tak terpengaruh walaupun Anda memakai kacamata. Keakuratanya dapat dirasakan langsung ketika menikmati game eye-tracking dedicated semisal Beatshot. Lalu apakah keberadaan eye-tracker merupakan metode curang memenangkan pertandingan? Tidak, menurut MSI, teknologi ini dihadirkan untuk memberikan Anda keunggulan dalam game.

Hardware & performance

Sususan hardware dari MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii terbilang optimal dan elegan: lebih dari cukup buat menjalankan game-game terbaru, tapi juga tidak berlebihan. Kombinasi Intel Core i7 6700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070 dan RAM 16GB di sana sanggup melahap hampir semua game bergrafis berat. Notebook menyajikan dua tipe storage, yakni SSD Toshiba 256GB dan hard drive Hitachi 1TB.

Untuk lebih lengkapnya, spesifkasi hardware laptop ini bisa Anda lihat lewat screenshot Speccy di bawah:

MSI GT72VR 6RE Tobii 10

MSI GT72VR 6RE Tobii 11

MSI GT72VR 6RE Tobii 12

MSI GT72VR 6RE Tobii 14

MSI GT72VR 6RE Tobii 13

Beberapa software benchmark yang saya gunakan untuk menguji kemampuan perangkat keras GT72VR 6RE meliputi PCMark 8 Creative Conventional 3.0, 3DMark 11 Performance 1.0, 3DMark Time Spy 1.0, serta Unigine Heaven 4.0 dan Valley. Seluruh sesi uji itu menunjukkan hasil sangat positif.

MSI GT72VR 6RE Tobii 1

MSI GT72VR 6RE Tobii 2

Penilaian dari PCMark 8 Creative Conventional 3.0 sangat unik karena memposisikan GT72VR 6RE di atas gaming PC 4K dengan skor 4780. Di sana, software bilang bahwa sistem ini lebih baik dari 88 persen hasil benchmark device lain.

MSI GT72VR 6RE Tobii 3

MSI GT72VR 6RE Tobii 4

Dari hasil 3DMark 11 Performance 1.0, laptop gaming ini mendapatkan skor 15394 – kinerja grafisnya di atas rata-rata gaming PC VR ready, namun masih di bawah rig gaming 4K.

MSI GT72VR 6RE Tobii 5

MSI GT72VR 6RE Tobii 6

MSI GT72VR 6RE Tobii 7

Untuk 3DMark Time Spy 1.0, GT72VR 6RE Tobii mengamankan skor 5052, jauh di atas gaming laptop tapi lagi-lagi belum siap menangani gaming di resolusi ultra-HD.

MSI GT72VR 6RE Tobii 17

MSI GT72VR 6RE Tobii 15

MSI GT72VR 6RE Tobii 18

MSI GT72VR 6RE Tobii 16

GT72VR 6RE Tobii juga tidak sulit menangani Unigine Valley dan Heaven di setting serta efek grafis tertinggi dengan resolusi 1080p (single display, non-3D). Masing-masing memperoleh skor terbaik 3326 dan 2145 dengan rata-rata frame rate per detik 79,5 dan 85,2.

Gaming

Kesanggupan MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii dalam menjalankan game tidak perlu lagi dipertanyakan. Permainan-permainan yang sudah saya coba seperti Titanfall 2, Watch Dogs 2, Resident Evil 7 hingga versi early access Conan Exiles tersuguh fantastis di sana, di setting grafis tertinggi dan resolusi full-HD. Hanya dalam Deus Ex: Mankind Divided saja laptop terlihat sedikit kewalahan, tapi saya masih ragu jika kekurangan itu sepenuhnya berada di sisi GT72VR 6RE karena game terasa tidak optimal di banyak mesin – bahkan saya tidak bisa mengambil screenshot via Fraps.

Sebuah peribahasa menyatakan bahwa ‘gambar bisa melukiskan ribuan kata-kata’. Jadi dari pada menjelaskannya panjang lebar, silakan Anda nikmati galeri screenshot di bawah ini.

Titanfall 2

MSI GT72VR 6RE Tobii 27

MSI GT72VR 6RE Tobii 28

MSI GT72VR 6RE Tobii 29

MSI GT72VR 6RE Tobii 30

Resident Evil 7

MSI GT72VR 6RE Tobii 23

MSI GT72VR 6RE Tobii 24

MSI GT72VR 6RE Tobii 26

MSI GT72VR 6RE Tobii 25

Watch Dogs 2

MSI GT72VR 6RE Tobii 31

MSI GT72VR 6RE Tobii 32

MSI GT72VR 6RE Tobii 33

MSI GT72VR 6RE Tobii 34

Conan Exiles

MSI GT72VR 6RE Tobii 19

MSI GT72VR 6RE Tobii 20

MSI GT72VR 6RE Tobii 21

MSI GT72VR 6RE Tobii 22

Sebagaimana laptop gaming lain, mengandalkan baterai saja ketika bermain game sangat tidak dianjurkan. Notebook perlu tersambung ke sumber tenaga secara konstan supaya Anda memperoleh kualitas maksimal. Bahkan buat browsing dan mengakses konten multimedia, baterai 9-cell 83-Whr di dalam hanya mampu bertahan selama kurang lebih tiga setengah jam saja.

MSI GT72VR 6RE Tobii 39

Untuk sebuah notebook, GT72VR 6RE Tobii menyimpan speaker yang tergolong mumpuni dan bertenaga tanpa ada distorsi maupun efek bergemuruh. MSI mengusung setup 2.1, dan hardware-nya diracik oleh Dynaudio. Di sana juga ada software Nahimic 2, bisa dimanfaatkan buat memperoleh output maksimal sesuai jenis konten hiburan yang sedang dinikmati. Di sisi input, microphone-nya juga akurat dalam mereproduksi suara.

Verdict

Tiga hal menjadi aspek primadona dari MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii: pertama adalah kesanggupannya menunjang konten virtual reality berkat keberadaan GeForce GTX 1070, kedua ialah kelengkapan fitur di tubuh atraktif yang tidak terlalu bulky ataupun berat, dan ketiga tentu saja adalah kehadiran fitur eye-tracking Tobii Technology – dan aspek inilah yang membuatnya distingtif. Titel ‘VR ready’ sendiri merupakan jaminan kesanggupan notebook untuk menyikat segala macam judul permainan.

MSI GT72VR 6RE Tobii 57

Penghalang terbesar yang mencegah orang meminang MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii terletak pada aspek harga. Device ini dibanderol Rp 37 juta. Dengan jumlah uang itu, Anda bisa merakit PC yang beberapa kali lebih bertenaga. Namun perlu diingat, produk ini menawarkan mobilitas tinggi serta kesederhanaan pemakaian, dan selain spesifikasi hardware, Tobii Eyetracking-lah yang membuatnya unik.

Seperti produk MSI lain, menakar dari seluruh kemampuan GT72VR 6RE Tobii, Rp 37 juta sebetulnya merupakan harga yang masuk akal, dan prediksi saya, Anda tidak akan menyesal jika memutuskan untuk memilikinya.

Asus Hadirkan ROG Strix GL553 ke Indonesia, Sajikan GTX 1050 dan Intel 7th-Gen

Hadirnya GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti di laptop adalah angin segar bagi konsumen yang mendamba notebook gaming bertenaga kartu grafis anyar Nvidia di harga bersahabat. Para produsen mulai mengadopsi GPU Pascal baru itu semenjak dilangsungkannya ajang CES 2016, dan Asus mengabarkan mereka telah membawa satu produk mainstream baru ke tanah air.

Produsen hardware dan PC asal Taiwan itu mengumumkan ketersediaan Republic of Gamers Strix GL553 di Indonesia, sebuah gaming notebook bersenjata GeForce GTX 1050/1050Ti dan Intel Core generasi ke-7, menggantikan versi sebelumnya yang menyimpan Intel Skylake dan GTX 960M. Hardware tersebut dikemas dalam case khas Strix, dengan striping jingga kemerahan yang tampak kontras di latar belakang hitam.

Asus ROG Strix GL553 4

ROG Strix GL553 baru ini mengusung wujud serupa varian sebelumnya, juga menyuguhkan layar 15,6-inci. Meski belum bisa masuk ke kategori ultra-thin, perbandingan ukuran tubuh dan ketebalannya ideal, membuat notebook tetap terlihat ramping – dimensinya adalah 383x255x30mm. Menariknya lagi, sisi konektivitas Strix GL553 sangat lengkap, memastikannya tak hanya andal untuk kegiatan gaming, namun juga mendukung penyajian konten hiburan lain.

Asus ROG Strix GL553 3

Laptop ini memanfaatkan arahan desain bersudut dan tema asimetris, dapat dilihat dari lekukan-lekukan di area palm rest, penempatan touchpad yang sedikit menjorok ke kiri, serta tombol di papan ketik – terutama spasi. Keyboard tersebut menyimpan LED berwarna merah, menyajikan key travel sejauh 2,5-milimeter dan mempunyai tekstur ala karet agar terasa lembut ketika jari Anda menyentuhnya.

Asus ROG Strix GL553 2

Layarnya menggunakan jenis IPS dengan viewing-angle 178 derajat dan resolusi full-HD. Panel tersebut dijanjikan memiliki rasio kontras dan konsistensi warna yang baik, sehingga tidak ada perubahan warna sewaktu Anda melihatnya dari posisi ekstrem. Selanjutnya, Asus memilih jenis finishing matte demi meminimalisir pantulan. Untuk mendukung sisi hiburan multimedia, Asus menyematkan speaker Bang & Olufsen ICEpower serta menyediakan optical disk drive Blu-ray.

Asus ROG Strix GL553 1

Ada dua varian ROG Strix GL553, yakni GL553VE dan GL553VD. Perbedaan di antara mereka terletak pada konfigurasi kartu grafis, storage dan kapasitas RAM, tapi selain itu mereka berdua tetap identik. GL553VE menyuguhkan GPU GeForce GTX 1050 Ti, RAM 16GB dan penyimpanan SSD 256 plus hard drive 1TB; sedangkan GL553VD menghidangkan GeForce GTX 1050 RAM 8GB dengan SSD 128GB serta hard disk 1TB. Keduanya diotaki oleh prosesor Intel Core i7-770HQ.

Asus ROG Strix GL553 sudah bisa Anda miliki, masing-masing model dijajakan di harga Rp 20,3 juta dan 18,8 juta.

Pertegas Kesiapannya Berduel di Ranah Gaming, Lenovo Perkenalkan Legion di Indonesia

Lenovo adalah salah satu nama yang sudah lama berpartisipasi di tengah meriahnya segmen gaming tanah air. Selain memperkenalkan device-device pendukung hobi ini, sang perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok tersebut juga kerap mengadakan berbagai turnamen. Namun keseriusan mereka di segi branding memang faktanya baru terlihat belum lama ini.

Di ajang CES 2017, Lenovo memamerkan produk-produk Legion pertama mereka, sebuah sub-brand yang didedikasikan untuk segala hal terkait gaming. Primadonanya saat ini adalah laptop Legion Y520 serta Y720. Dan kurang lebih dua minggu selepas berakhirnya pameran teknologi terbesar di dunia itu, Lenovo resmi menghadirkan Legion di Indonesia, ditemani beberapa monitor dan satu PC all-in-one.

Legion Y520

Mengedepankan aspek desain yang ramping (ketebalannya 25,8cm dan memiliki bobot 2,5kg) dipadu komposisi hardware paling baru, Legion Y520 disiapkan untuk berduel di kelas notebook gaming terpopuler: kancah persaingan laptop 15,6-inci. Lenovo menyediakan fitur backlight di keyboard dengan key travel 1,7-milimeter; dan demi menunjang sisi penyajian audio, produsen menyematkan sepasang speaker Harman 2W plus teknologi Dolby Audio Premium.

Lenovo Legion 1

Legion Y520 merupakan laptop bersenjata prosesor Intel Core generasi ke-7; dengan pilihan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050, 1050 Ti, atau AMD Radeon RX 560M; menyuguhkan penyimpanan berbasis SSD hingga 512GB dan hard drive 2TB (produsen memang belum memaparkan spesifikasinya secara detail). Untuk akses ke fungsi-fungsi seperti audio, active keys, sistem pendingin dan setting network, Lenovo membubuhkan fitur Nerve Sense.

IdeaCentre Y910

Sudah banyak produsen mencoba menggarap all-in-one spesialis gaming, dan kali ini adalah giliran Lenovo. Y910 menghidangkan layar QHD bezel-less seluas 27-inci 115Hz, dan dibekali dua buah speaker Harman Kardon 5W dengan konfigurasi Dolby Audio 7.1. Selain menggunakan keyboard dan mouse, Y910 turut dilengkapi kamera Intel RealSense 3D sebagai metode input alternatif, memungkinkan PC membaca gerakan tangan serta ekspresi wajah Anda.

Lenovo Legion 2

Tak seperti PC all-in-one lain yang umumnya ditopang hardware ‘seadanya’, IdeaCentre Y9101 didukung Intel Core i7 (walaupun buat sekarang masih generasi ke-6), kartu grafis hingga GeForce GTX 1080, RAM DDR4 maksimal 32GB, serta penyimpanan SSD 256GB ditambah hard disk 2TB.

Lenovo Legion 3

Selain dua device di atas, Lenovo turut membawa monitor free-standing Nvidia G-Sync Y27g serta Lenovo Y27f berteknologi AMD FreeSync. Keduanya memiliki layar 27-inci beresolusi full-HD dengan refresh rate 144Hz.

Harga masing-masing produk adalah sebagai berikut:

  • Legion Y520 – TBA
  • IdeaCentre Y910 – mulai US$ 1.800
  • Lenovo Y27f – US$ 400
  • Lenovo Y27g – US$ 600

Asus Hadirkan Laptop Gaming Berteknologi AMD Polaris Pertama di Indonesia

Meski AMD menguasai console gaming karena diberi kepercayaan oleh Microsoft dan Sony buat mentenagai sistem current-gen mereka, ranah notebook gaming saat ini masih didominasi oleh sang rival. Namun lahirnya GPU Polaris merupakan babak baru bagi sang perusahaan semiconductor asal Sunnyvale itu karena ia memberikan sebuah alternatif lebih terjangkau.

Asus X550IU 2

Enam bulan setelah membawa Radeon RX seri 400 ke tanah air, AMD resmi mengenalkan laptop gaming bersenjata GPU Polaris pertama di Indonesia,device yang mereka ramu bersama produsen hardware ternama dari Taiwan, Asus X550IU. Premis produk ini sangat menarik: sebuah perangkat gaming portable bertenaga dan serbaguna yang ditawarkan di harga sangat kompetitif – kontras dengan mayoritas produk sejenis.

Asus X550IU 1

Desain

Para produsennya menyampaikan, Asus X550IU disiapkan demi memenuhi kebutuhan para gamer untuk bekerja serta bermain. Dalam merancangnya, Asus fokus pada aspek fleksibilitas, dan bilang bahwa para mahasiswa-lah yang jadi sasaran utamanya. Di kelas itu, produsen harus cermat menyeimbangkan performa, harga, fitur, serta harus memikirkan segi desain – apalagi Asus dan AMD mengangkat tema gaming.

Asus X550IU 7

Asus X550IU 15

Walaupun belum masuk dalam keluarga Republic of Gamers, X550IU mengadopsi warna khas gaming. Tubuhnya didesain agar minimalis (berdimensi 38×25,1×2,82~31,7mm dan bobot 2,45-kilogram), lima persen lebih tipis dibanding laptop kelas X generasi sebelumnya, dengan punggung hitam glossy dan pola garis merah ala ‘kuil suku Maya ROG’ di area samping lid serta palm rest. Sebagai jendela utama buat mengakses konten, Anda disajikan layar Freesync 15,6-inci beresolusi 1920×1080.

Asus X550IU 9

Asus X550IU 11

Area touchpad-nya luas dan dilengkapi teknologi input multi-touch serta Smart Gesture. Demi memastikan pengalaman gaming yang nyaman, Asus turut membubuhkan fitur IceCool, bertugas untuk menjaga suhu palm rest tetap berada di bawah temperatur tubuh sehingga selalu terasa sejuk sewaktu kulit tangan Anda menyentuhnya.

Asus X550IU 14

Asus X550IU 17

Dari bincang-bincang bersama seorang perwakilan Asus, alasan X550IU belum masuk dalam kategori ROG adalah karena notebook gaming ROG merupakan produk-produk dengan komponen Intel dan Nvidia. Meski demikian, ia meyakinkan bahwa tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti pewaris X550IU diangkat menjadi anggota keluarga Republic of Gamers.

Asus X550IU 12

Hardware dan performa

Dua komponen yang menjadi daya tarik utama sekaligus elemen terpenting bagi Asus X550IU ialah kartu grafis AMD Radeon RX 460 dan prosesor FX-9830P. Chip empat-core generasi ke-7 AMD tersebut merupakan tipe terbaru dan tercanggih di lini laptop, menghidangkan peningkatan kinerja komputasi hingga 50 persen dibandingkan Kaveri. GPU Radeon RX 460 di sana sendiri juga bukan varian ‘mobile‘, betul-betul menggunakan model desktop.

Asus X550IU 13

Tentu saja, agar bekerja optimal di notebook, AMD harus melakukan sedikit penyesuaian pada GPU. TDP-nya (thermal design power) dikurangi, namun kinerjanya dipastikan tidak jauh berbeda dari RX 460 di desktop – ditunjukkan lewat demonstrasi langsung. Radeon RX 460 mengusung arsitektur Graphics Core Next generasi ke-4, menyimpan 14-compute unit dan 896-stream processor. Ia mempunyai kecepatan standar di 1.090MHz dan bisa dinaikkan hingga 1.200MHz.

Asus X550IU 10

Selain itu, Asus X550IU turut dilengkapi RAM DDR4 2133MHz 8GB (bisa di-upgrade sampai 16GB) dan medium penyimpanan berupa hard drive 5400RPM berkapasitas 1TB. Menurut Asus, kombinasi hardware-hardware tersebut sudah cukup mumpuni buat menangani multi-tasking. Selanjutnya, terdapat fitur AMD Advance Power Management yang berfungsi mengatur kerja prosesor sesuai kebutuhan, sehingga pemakaian listrik jadi lebih efisien.

Asus X550IU 5

Sementara itu, kehadiran Freesync di panel meminimalisir efek tearing, stuttering dan lag akibat tidak seiramanya refresh rate di layar dan kartu grafis. Kemudian dengan kompatibilitas ke DirectX 12, pengguna memperoleh fitur-fitur eksklusif AMD seperti Multi-Threaded Command Buffers, Async Shaders dan Explicit Multiadapter; ketiganya mampu mendongrak performa chip grafis Radeon lebih jauh.

Asus X550IU 4

Di sesi live demo, Asus X550IU menampilan performa jempolan: device ini tak kesulitan menjalankan The Witcher 3: Wild Hunt di setting grafis medium dan Middle-earth: Shadow of Mordor, semuanya dihidangkan di resolusi full-HD. Bahkan menariknya lagi, ia mampu mengungguli laptop ber-GPU GeForce GTX 960M, padahal kedua judul permainan itu dioptimalkan untuk kartu grafis Nvidia.

Asus X550IU 6

Judul selanjutnya yang dipamerkan adalah Doom. Berkat API Vulcan, Asus X550IU sanggup menghidangkan permainan dengan mulus di 1080p di opsi grafis ‘high‘. Di sana, Doom berjalan stabil di atas 40 frame rate per detik, tak jarang melewati 55fps lebih, dan hanya turun ke 30-an jika game menampilkan banyak monster di satu adegan.

Segi konektivitasnya sendiri terbilang lengkap. Selain Wi-Fi dual band dan Bluetooth 4.0, X550IU mempunyai tiga port USB 3.0, satu USB 2, port LAN, jack audio 3,5mm, serta VGA 15-pin. X550IU juga dibekali optical disk drive berupa DVD-RW.

Harga dan ketersediaan

Asus X550IU bersenjata AMD Radeon RX 460 dan FX-9830P kabarnya sudah bisa Anda miliki, ditawarkan di harga yang begitu menggoda, hanya Rp 9,5 juta.

Asus X550IU 16

GPU Baru Nvidia di Notebook Gaming MSI Membuatnya Lebih Mumpuni dan Terjangkau

Menyambut prosesor Intel generasi ke-7 merupakan salah satu tema utama yang diangkat para produsen hardware dan PC di CES 2017, termasuk MSI. Di sana, mereka memamerkan versi refresh notebook gaming bersenjata Kaby Lake serta sederetan motherboard pendukungnya. Tapi yang tak kalah menarik adalah penyingkapan info ketersediaan GPU baru Nvidia di laptop MSI.

Dalam ajang di Las Vegas kemarin, MSI mendemonstrasikan beberapa laptop gaming berkartu grafis GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti pertama mereka. Saat itu, variannya masih belum banyak, baru model GE62 7RE Apache Pro yang telah dikonfirmasi. Perwakilan dari perusahaan Taiwan bilang pada saya bahwa kehadiran GPU tersebut membuat kinerja device lebih tinggi dari tipe mid-range generasi sebelumnya dengan harga lebih terjangkau.

MSI GM GTX 1050 2

Selepas CES 2017, MSI akhirnya mengumumkan deretan notebook ber-GTX 1050 dan 1050 Ti lebih rinci. Upgrade diterapkan pada laptop gaming kelas menengah hingga entry-level, dibubuhkan pada keluarga GE, GL dan GP. Saat ini GPU tersedia di seri GL72, GL62, GE72, GE62, GS73 (7RE Stealth Pro), GP62, GS63 (7RE Stealth Pro) GP62M, GL62M, GP72, hingga sejumlah versi Prestige (PE70 7RD, PE60 7RD dan PL60 7RD).

Angka tujuh menandai penggunaan Intel Core Kaby Lake, RD merupakan kode untuk notebook dengan GTX 1050, sedangkan RE artinya unit tersebut memanfaatkan GeForce GTX 1050 Ti.

MSI GM GTX 1050 3

Dari hasil tes 3DMark 11 yang dilakukan MSI, GeForce GTX 1050 Ti mencetak skor 15 persen lebih tinggi dari GTX 965M, bahkan mampu melampaui GTX 970M lewat overclock. GeForce GTX 1050 sendiri disiapkan untuk menggantikan kartu grafis GTX 960M yang dahulu mempersenjatai notebook level ‘performance‘. Melalui upgrade ini, MSI percaya pengalaman gaming jadi lebih mulus, serta lebih hemat dalam pemakaian listrik.

Di produk-produk itu, MSI mengandalkan teknologi Cooler Boost 4 buat meredam panas CPU dan GPU. Sistem tersebut menggunakan desain kipas ganda, dibantu pipa tembaga yang lebih tebal agar pembuangan panas lebih optimal. Selain itu, pengguna juga dapat mengaktifkan fitur turbo fan boost seandainya mereka belum puas dengan performa setting standar.

MSI GM GTX 1050 4

Keberadaan Intel Core generasi ke-7 i7 sendiri menyumbang peningkatan performa hingga 15 persen pada penyajian video 4K, 10 persen untuk fungsi multimedia, dengan peningkatan kinerja core CPU sampai 8 persen dibanding Skylake.

Detail dari masing-masing varian GE, GP, dan GL sudah bisa Anda simak di website MSI, menandai dimulainya periode pemasaran. Namun saat artikel ini ditulis, MSI belum mengabari berapa harga tiap-tiap produk di Indonesia.

MSI GM GTX 1050 1

Sumber: MSI.

Teknologi Eye-Tracking dan Layar Curved Jadi Andalan Dua Produk Gaming Next-Gen Acer

Sempat hibernasi selama beberapa tahun, Acer akhirnya memutuskan buat ‘membangunkan’ Predator di penghujung 2015. Absennya perusahaan Taiwan ini dari segmen gaming nusantara membuat mereka sedikit tertinggal dari kompetitornya. Karena alasan itu, Acer perlu melakukan sebuah manuver besar demi memperlihatkan keseriusannya dalam kembali berkirprah di ranah ini.

Pertama-tama, mereka hadirkan lagi produk-produk hardcore gamer tahun lalu. Selanjutnya, Acer meresmikan Predator Store pertama di Indonesia di pertengahan 2016. Setelah pelan-pelan menyusul para rival, mungkin Anda sudah mendengar soal ‘gebrakan‘ yang Acer lakukan di IFA 2016 silam. Dan di minggu ini, Acer mengundang sejumlah media untuk menjajal dua produk next-gen mereka.

Predator Z271T 1

Kemampuan eye-tracking dan layar curved merupakan kesamaan dari dua perangkat tersebut, meski sebetulnya mereka sangat berbeda.

Predator Z271T

MSI tidak lagi jadi satu-satunya produsen gaming device di Indonesia yang memanfaatkan kecanggihan fitur eye-tracking Tobii. Acer membawa teknologi tersebut ke kelas DIY lewat monitor unik bernama Predator Z271T, mengombinasikannya bersama Nvidia G-Sync dalam konfigurasi teroptimal buat gamer PC.

Predator Z271T 4

Predator Z271T memang tidak mengusung desain ramping ber-frame tipis, namun setup-nya memberikan keunggulan bagi user. Monitor curved seluas 27-inci tersebut ditopang oleh stand fleksibel, memudahkan Anda menyesuaikan sudut agar permainan nyaman dipandang. Lalu di bagian bawah, Acer menyematkan modul pelacak gerakan mata besutan developer asal Swedia itu.

Predator Z271T 8

Di awal acara gathering tersebut, presales manager Acer Indonesia Dimas Setyo segera mengajak saya menjajal langsung kapabilitas eye-tracking Predator Z271T via mini game berjudul Blind Love. Permainan menantang Anda membantu petualangan singkat seekor tikus tanah dengan menyingkirkan penghalang serta hewan-hewan berbahaya menggunakan fokus mata.

Predator Z271T 3

Pengalamannya jauh lebih istimewa dari yang bisa saya ceritakan secara tertulis. Modul Tobii eye-tracking Z271T mampu membaca arah mata secara presisi, padahal saya tidak melakukan konfigurasi terlebih dulu. Mengenakan kacamata sama sekali tidak mengurangi tingkat keakuratannya, lalu monitor sanggup mendeteksi titik fokus di lokasi yang berdekatan – misalnya buat memutar sebuah objek.

Predator Z271T 7

Tanpa mengaktifkan fitur eye-tracking, Predator Z271T tetap merupakan monitor gaming mumpuni, mengusung tipe IPS LED 1920×1080 dengan tingkat kelengkungan 1800R dan color gamut sRGB 100 persen. Waktu responsnya sangat cepat, yakni 4ms GTG dan menyajikan refresh rate 144Hz. Viewing angle-nya luas (178 derajat), lalu pemakaiannya di waktu yang lama tidak membuat mata Anda cepat lelah karena monitor menyimpan fitur Bluelight Shield.

Predator Z271T 5

Selain itu, Nvidia G-Sync bertugas menyinkronkan GPU dengan refresh rate montor demi memastikan game Anda berjalan mulus: meminimalisir stutter dan keterlambatan input.

Predator Z271T 2

Predator 21 X

Acara ini juga merupakan tempat dipamerkannya Predator 21 X secara perdana di Indonesia, sebuah notebook gaming monster yang berada di batasan antara desktop replacement dan perangkat eksperimental. Di sana, Acer membubuhkan layar melengkung, keyboard mekanik, sepasang kartu grafis high-end Nvidia, prosesor Intel terbaru dan tak lupa eye-tracking Tobii Technology.

Predator 21 X 5

Predator 21 X 1

Walaupun sudah beroperasi, Predator 21 X tersebut merupakan unit prototype. Device belum mempunyai software Predator Sense, dan Acer juga belum menginstal permainan apapun sehingga performanya belum bisa ditakar. Laptop ini menghidangkan layar G-Sync melengkung seluas 21-inci beresolusi 2560×1920. Wujudnya sangat besar, dengan desain simetris berbumbu garis dan bidang bersudut tajam. Konon, bobotnya mencapai 8-kilogram.

Predator 21 X 4

Predator 21 X 2

Seperti MSI GT80 Titan, Acer menggunakan switch Cherry MX Brown di keyboard mekanik berpencayahaan RGB. Bedanya, ada lima tombol macro lagi di sebelah kiri papan ketik – profile-nya dapat Anda konfigurasi sendiri. Kemudian, solusi Acer untuk menyuguhkan keypad dan mousepad adalah lewat modul flip detachable, tersambung ke laptop via connector bermagnet. Baik sisi keypad dan mousepad turut dibekali LED RGB.

Predator 21 X 7

Predator 21 X 9

Predator 21 X 10

Di tubuh bongsornya, Acer menanamkan CPU Intel Core i7 generasi ke-7 ‘Kaby Lake’, dua buah GPU Nvidia GeForce 1080 via SLI, dan konfigurasi RAM hingga 64-gigabyte. Untuk ruang penyimpanan, Predator 21 X mendukung empat buah SSD ditambah satu hard disk. Demi memastikan komponen internal tetap sejuk, produsen memanfaatkan tiga kipas AeroBlade dipadu lima fan lagi dan delapan pipa pendingin.

Predator 21 X 8

Predator 21 X 11

Predator 21 X 6

Oh satu hal lagi: agar Predator 21 X dapat mengeluarkan seluruh kemampuannya, ia harus tersambung ke dua unit adaptor rakasa – lagi-lagi mengurangi level mobilitasnya.

Predator 21 X 3

Harga & ketersediaan

Rencananya Predator 21 X dan Predator Z271T baru akan tiba di Indonesia pada triwulan pertama 2017. Acer belum mengungkap info harga kedua produk, tapi dari rumor yang beredar, harga Predator 21 X boleh jadi mencapai Rp 100 juta. Lebih tinggi lagi dari Asus ROG GX700.

Predator

Apakah Hanya Gamer yang Tertarik Pada Notebook Gaming? Ini Kata MSI

Keterbatasan ruang buat menampung hardware canggih membuat banyak orang beranggapan bahwa performa notebook gaming sulit menyaingi sepupunya yang lebih besar. Persepsi ini pelan-pelan berubah seiring tersedianya GPU mobile Nvidia GTX seri 900M, namun titik balik dari evolusi tersebut belum lama terjadi dengan kehadiran arsitektur Pascal di laptop gaming.

Semakin mainstream-nya kegiatan gaming, sebagian terbantu berkat meroketnya kepopularitasan eSport, mendorong semua pemain – besar dan kecil, brand baru maupun veteran – memberikan perhatian besar ke segmen tersebut. Tapi berbeda dari PC DIY dan home console, hingga sekarang mayoritas konsumen menganggap notebook gaming sebagai produk niche: mewah, mahal, dengan aspek fleksibilitas yang dipertanyakan.

MSI Notebook Gaming 8

Dari sana, kami di DailySocial mulai berdiskusi, mempertanyakan beberapa hal dasar seperti siapa saja orang yang memilih bermain di notebook gaming dan apakah hanya gamer kelas antusias yang tertarik pada produk itu? Mencoba mencari penjelasan dari pakarnya, saya menghubungi tim spesialis gaming yang belum lama ini merebut gelar produsen gaming notebook nomor satu di dunia, MSI.

Marketing manager Chien Kai Tseng dengan senang hati meluangkan waktu dan menyambut saya di kantor MSI Indonesia. Buat membuka bincang-bincang ini, saya bertanya bagaimana MSI melihat naiknya minat konsumen terhadap gaming notebook. Hanya ada segelintir gamer yang betul-betul dikaruniai modal besar, dan sebagai pemain utama di ranah itu, produk tentu bukan cuma difungsikan untuk ber-gaming saja bukan?

MSI Notebook Gaming 9

“Buat gambaran umumnya, kami di MSI Notebook menyediakan tiga kategori produk, yaitu Gaming Series, Workstation dan Prestige,” tutur pria dengan panggilan akrab Marcos itu. “Mereka mempunyai banyak fitur, dan mayoritas dihadirkan di perangkat gaming, yaitu fokus utama kami. Walaupun begitu, Workstation dan Prestige memang kami arahkan ke konsumen non-gamer. Misalnya jika menginginkan produk untuk desain profesional, jelas Anda membutuhkan tipe kartu grafis berbeda.”

MSI Notebook Gaming 2

Arahan ini membuat Prestige berada di posisi yang unik. Saya penasaran, setelah mengubah haluan branding, menggesernya agar condong ke gaming, apakah MSI akan terus memperkuat lineup Prestige? Perusahaan Taiwan ini malah melihat Prestige sebagai alternatif, khususnya jika Anda tidak menyukai warna hitam Gaming Series atau tidak memerlukan terlalu banyak fitur-fitur spesifik gaming. Target market dari Prestige malah lebih luas, meliputi profesional sampai gamer mainstream.

MSI Notebook Gaming 4

“Anda mungkin penasaran, mengapa ada banyak fitur yang mirip di ketiga kategori,” kata Marcos. “Itu karena kemampuan-kemampuan tersebut kami pilih seksama untuk menghidangkan pengalaman penggunaan terbaik. Hampir semua bisa ditemukan di Gaming Series, beberapa hadir di Prestige buat mendukung fungsi komersial dan hiburan multimedia – contohnya aspek visual, audio, sampai sistem kendali. Semuanya kami kembalikan ke kebutuhan konsumen.”

MSI Notebook Gaming 6

Lalu apakah hanya gamer yang tertarik pada MSI Gaming Series?

Marcos menyampaikan memang betul sebagian besar pembeli Gaming Series adalah para penikmat video game akut, namun ada sejumlah pekerja kreatif yang mengadopsi seri gaming untuk keperluan desain. Contohnya adalah keluarga GS, termasuk GS30 dan GS40. Para desainer memilih device karena ramping, ringan dan mudah dibawa-bawa, tetapi perangkat menyimpan performa sangat tinggi.

“Ada pula konsumen yang tiba-tiba datang. Ia bukanlah seorang gamer hardcore, tapi kemudian meminta model tercanggih dan termahal. Dan akhirnya ia membeli GT80 Titan,” kenang Marcos.

MSI Notebook Gaming 7

Meski gaming merupakan fokus utama MSI, apalagi dengan meningkatnya ketertarikan konsumen non-gamer terhadap laptop gaming, tidak berarti MSI meninggalkan Prestige di belakang. Karena jadi primadona, upgrade GPU GTX seri 10 diterapkan terlebih dahulu ke Gaming Series, namun Marcos menekankan, pembaruan juga akan diterapkan ke laptop non-gaming/multimedia demi mengikuti tren yang terjadi saat ini.

MSI Notebook Gaming 1

“Terlepas dari hal itu, Gaming Series kami sendiri menyediakan pilihan paling komprehensif, dari yang termahal sampai paling terjangkau. Seri GL kami jajakan di harga mulai dari Rp 9,99 juta,” jelas Marcos. “Semuanya terbuka untuk pasar, baik buat gamer, non-gamer, seluruh pengguna.”

MSI Notebook Gaming 10

Namun hingga saat ini, keluarga GE Series masih menjadi model terlaris MSI. Alasannya sederhana: karena tipe tersebut mempunyai konfigurasi produk terbanyak, dari mulai salah satu model jangkau bertenaga GTX 960M, edisi terbatas Heroes of the Storm, sampai tipe teranyar yang siap menyajikan konten virutal reality dengan berbekal GTX 1060-nya; disuguhkan bersama bersama dua opsi layar terfavorit, yaitu 15- dan 17-inci.

MSI Notebook Gaming 3

Saya mendapatkan sebuah perspektif menarik dari cara Micro-Star International menghidangkan produk: mereka menganggap gaming sebagai sebuah standar paling tinggi; jadi jika kriteria di kelas tersebut bisa tercapai, maka semua hal di bawah level itu dapat terpenuhi.

Terima kasih pada Marcos Tseng dan seluruh tim MSI Indonesia atas waktunya.

MSI Notebook Gaming 5

Asus Perkenalkan Laptop Gaming ROG Strix 17-Inci yang Ramping, Stylish dan Bertenaga

Sudah satu dekade berlalu setelah Asus memperkenalkan Republic of Gamers, dan kini ia diakui sebagai salah satu nama terbesar di segmen gaming. Tapi ROG bukanlah satu-satunya brand gaming sang produsen Taiwan, mereka juga mempunyai Strix, produknya meliputi periferal sampai kartu grafis. Dan di bulan April, muncullah notebook yang mengusung kedua brand.

Notebook ROG Strix berpedoman pada arahan desain keluarga Strix. Ketika pada ROG biasa, Asus sama sekali tidak segan-segan bereksperimen, ROG Strix dirancang dalam wujud ramping dan stylish tanpa mengorbankan performa. Bulan Agustus lalu mungkin Anda telah mendengar rencana Asus meng-upgrade deretan laptop gaming mereka dengan Nvidia GTX seri 10, salah satunya ialah ROG Strix GL502. Dan kali ini, Asus menyingkap varian 17-incinya, dinamai ROG Strix GL702VM.

Asus ROG Strix GL702VM 3

Dari perspektif desain, ROG Strix GL702VM hampir identik dengan GL502, namun dibekali panel lebih luas. Efeknya adalah device terlihat tipis karena Asus mampu menjaga ketebalannya di angka 24.7-milimeter. Tambahan lebar memang mengurangi level mobilitas GL702VM, tapi Asus mengklaim notebook ini tetap ultra-portable, mudah diselipkan dalam tas, serta tidak terlalu membebani punggung karena bobotnya hanya 2.7kg – sempurna untuk event LAN party.

Tentu saja Asus mendandai GL702VM dengan penampilan khas ROG Strix: warna oranye terang menggantikan merah, diterapkan pada LED di punggung laptop, huruf-huruf di keyboard, sampai key-cap WASD.

Asus ROG Strix GL702VM 2

Anda dihidangkan layar 17-3-inci anti-glare dengan teknologi Nvidia G-Sync dan NTSC 72 persen. Panel tersebut merupakan salah satu keunggulan laptop karena berapapun frame rate yang Anda dapatkan, G-Sync memastikan visual game tetap terhidang nyaman, tanpa tearing maupun stuttering. Seperti model GL702, konsumen ditawarkan pilihan display beresolusi 3840X2160 atau full-HD 1920×1080.

Asus ROG Strix GL702VM 1

ROG Strix GL702VM dipersenjatai dua tipe prosesor, yakni Intel Core i5-6300HQ atau i7-6700HQ, dengan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060, RAM DDR4 32GB, penyimpanan SSD 128GB/256GB/512GB plus hard drive 1TB, dan ada baterai 76WHrs build-in di dalam. Terdapat tiga kipas dan dua heat pipe demi menjaga sistem selalu sejuk – satu unit ‘boost‘ diletakkan di atas GTX 1060 agar tetap berjalan optimal meski dibebani tugas berat.

Produk sudah bisa dipesan melalui Amazon dan Newegg. Versi i7 dengan RAM 16GB-nya dibanderol seharga mulai dari US$ 1.400. Kabarnya, proses distribusi Asus ROG Strix GL702VM akan dilakukan di akhir minggu ini.

Sumber: Asus.

 

Resmi ‘VR Ready’, Nvidia GeForce GTX Seri 10 Hadir di Tiga Notebook Alienware Baru

Saat ini merupakan masa-masa terbaik bagi ‘PC master race‘; beragam teknologi baru bermunculan, memungkinkan device yang dahulu sering diremehkan sanggup menopang VR. Para produsen notebook gaming Taiwan telah lebih dulu menyematkan GPU anyar Nvidia, dan kali ini giliran sang pionir asal Amerika, bertepatan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-20.

Di ajang PAX East 2016, Alienware menyingkap penjelmaan terkini dari tiga laptop andalan mereka, yakni Alienware 17, 15 dan 13. Anak perusahaan Dell spesialis gaming itu membekali produk dengan sejumlah fitur baru, dan tak lupa membubuhkan kartu grafis berarsitektur Pascal milik Nvidia di dalam, memastikan perangkat-perangkat tersebut siap tangani HTC Vive dan Oculus Rift.

Alienware 2

Dari ketiga perangkat tersebut, versi baru Alienware 13 ialah yang paling misterius. Di situs Dell, laptop gaming 13-inci ini masih dipersenjatai GTX 960M, sedangkan di press release, produsen menjanjikan GTX seri 10 (kemungkinan besar GTX 1060). Ia masih menjadi notebook berukuran termungil racikan Alienware, dipadu ‘rancangan agresif’, ‘kemampuan sajikan game di resolusi tinggi’, dan sistem pencahayaan LED berisi ‘triliunan kombinasi’.

Alienware 1

Alienware 15 berada satu tingkat di atasnya, mengusung layar seluas 15,6-inci dengan dukungan refresh rate 120Hz dan Nvidia G-Sync. Anda bisa memilih tipe panel full-HD atau 4K IGZO (mirip Razer Blade Stealth). Rencananya, Alienware berniat mencantumkan GeForce GTX 1060, tetapi berdasarkan info dari The Verge, terdapat pula opsi GTX 1070. Menariknya lagi, ada alternatif kartu grafis dari AMD – merupakan bagian dari kerja sama kedua perusahaan.

Alienware 4

Primadona dari keluarga laptop gaming Dell adalah Alienware 17. Produk memang tidak ‘se-gila’ Predator 21 X, namun Alienware tak lupa mempersenjatainya dengan teknologi-teknologi mutakhir, salah satunya ialah hasil kolaborasi eksklusif bersama tim pencipta Tobii eye-tracking. Device tak hanya mampu melacak gerakan dan arah mata, tapi diracik agar terintegrasi ke sistem pencahayaan AlienFX: warna-warni dan pola LED akan berubah tergantung dari ke mana Anda melihat, lalu device dapat diaktifkan cukup dengan menatap logo Alienware.

Alienware 3

Di dalam Alienware 17, Anda akan menemukan GPU GeForce GTX 1070 atau 1080, dipadu prosesor Intel Core seri K yang di-overclock (boleh jadi Intel Kaby Lake) dan memori RAM DDR4 2667MHz. Paket penjualan Alieware 17 juga disertai satu kopi permainan Watch Dogs 2 dari Ubisoft. Beberapa game besutan Ubisoft sebelumnya (The Division, Assassin’s Creed Syndicate) sudah mendukung Tobii, jadi tidak aneh jika fitur eye-tracking juga ditemui di sana.

Alienware belum mengumumkan harga dari masing-masing produk, namun kabarnya, ketiga notebook gaming tersebut akan mulai tersedia di akhir bulan September.

Sumber tambahan: Guru 3D.

Acer Predator 21 X Ialah Notebook Gaming Berlayar Curved yang Simpan Dua GTX 1080

Semakin canggih serta hematnya konsumsi listrik hardware-hardware baru mendorong inovasi besar-besaran di segmen notebook gaming. Kita telah menyaksikan sendiri kehadiran device tipis yang mampu menangani VR. Tapi tentu ada sejumlah pengecualian. Beberapa di antara nama terkenal juga tidak jarang bereksperimen dengan ide-ide dan konsep ‘menyimpang’.

Ketika umumnya produsen berupaya menyusutkan ukuran notebook demi mencapai titik paling seimbang antara mobilitas dan performa, produk baru Acer di keluarga Predator ini boleh dikatakan sudah di luar batas kewajaran. Di ajang IFA 2016, perusahaan PC asal Taiwan itu memperkenalkan Predator 21 X, laptop raksasa berlayar 2560×1080 melengkung seluas 21-inci yang menyimpan dua buah kartu grafis kelas antusias besutan Nvidia.

Acer Predator 21 X 1

Melalui pendekatan tersebut, Predator 21 X merebut gelar laptop dengan layar curved pertama, sekaligus menjadikannya sebagai notebook Predator paling canggih saat ini. Tak hanya itu, panel tersebut dibekali Nvidia Gsync dan Acer turut menanamkan teknologi eye-tracking Tobii. Kemampuan ini telah mulai diimplementasikan ke sejumlah software – membantu user mengidentifikasi musuh dalam game hingga memastikan penonton live stream mengetahui ke arah mana mata Anda melihat.

Tubuhnya yang cukup besar memberi keleluasaan bagi Acer buat mencantumkan komponen papan atas serta fitur-fitur pendukung gaming. Predator 21 X memiliki sistem audio SoundPound 4.2+ (terdapat empat speaker dan dua subwoofer), dilengkapi arsitektur pendingin mutakhir berisi lima kipas AeroBlade. Dibanding TV, monitor curved secara teori lebih efektif mendongkrak immersion dalam game karena jarak ke mata lebih dekat dan user tidak banyak bergerak.

Acer Predator 21 X 2

Lalu ada sebuah fitur lagi yang kemungkinan besar akan mengusik rival senegaranya. Predator 21 X turut menyajikan keyboard dengan switch mekanik Cherry MX Brown dipadu RGB backlight. Lalu bagian numpad di area kanan bisa diputar menjadi touchpad. Satu hal yang saya sadari ialah layout dari Predator 21 X ini sangat mirip seri MSI GT80: papan ketiknya berada lebih maju sehingga tersedia ruang lebih lapang buat hardware.

Predator 21 X tentu saja sudah ‘VR Ready’, mengusung sepasang GPU Nvidia Pascal GeForce GTX 1080 via SLI, dipadu prosesor Intel Generasi ke-7 Kaby Lake, RAM DDR4-2400 64GB dan penyimpanan berbasis SSD sebesar 4TB.

Acer juga menginformasikan kapan Predator 21 X akan tersedia dan berapa harganya. Dengan dua GTX 1080, Intel Kaby Lake, Tobii dan keyboard mekanik, jangan heran jika produk tersebut ditawarkan seharga mobil…

Sumber: Acer.