Sengketa Kian Memanas, Pemilik Game Fallout Kini Tuduh Oculus VR Mencuri Teknologi Mereka

Sengketa antara ZeniMax Media dan Oculus VR dimulai di tahun 2014. Saat itu, sang pemilik franchise game-game populer seperti Fallout dan The Elder Scrolls mengajukan gugatan pada perusahaan punya Facebook itu dengan alasan mereka ‘mengumbar’ hasil pengembangan serta teknologi VR ZeniMax. Dan memasuki paruh kedua tahun ini, perselisihan jadi kian memanas.

Berdasarkan diungkapnya pengajuan tuntutan minggu lalu, ZeniMax diketahui mengubah gugatan mereka, kini secara terang-terangan menuduh CEO Brendan Iribe dan CTO John Carmack telah mencuri kekayaan intelektual mereka. Sederhananya, perusahaan hiburan Amerika itu menuding bahwa sebagian teknologi ZeniMax diambil buat menciptakan headset Oculus Rift.

“Selama bertahun-tahun, ZeniMax mencurahkan puluhan juta dolar untuk melakukan riset dan pengembangan, termasuk penelitian di bidang virtual reality dan teknologi immersive,” tulis ZeniMax. “Di tahun 2011 dan 2012, John Carmack selaku programer ahli dan berpengalaman yang bekerja untuk ZeniMax sebagai technical director anak perusahaan kami, id Software, melakukan experimen mengenai VR di kantor ZeniMax, di atas komputer milik ZeniMax, dan menggunakan sumber daya ZeniMax.”

“Bukannya mematuhi kontrak, Carmack malah menyalin ribuan dokumen dari komputer ZeniMax di hari-hari terakhir ia bekerja,” Ungkap tim penggugat. “Dia tidak pernah mengembalikan file-file tersebut ketika masa kerjanya berakhir. Sebagai tambahan, setelah kontrak kerja Carmack dihentikan, ia kembali dan mengambil tool pengembangan VR kepunyaan ZeniMax.”

Tuduhan pada founder Oculus VR tak kalah pedas. Menurut Zenimax, Brendan Iribe sudah memberikan informasi yang keliru pada pers, mengungkapkan kisah ‘fantastis’ bagaimana Palmer Luckey – seorang inventor jenius – membangun teknologi VR di dalam garasi rumah. ZeniMax yakin cerita ini ialah rekayasa, karena Luckey bukanlah pakarnya, tidak terlatih, tidak mempunyai sumber daya, dan tidak tahu cara mengomersialkan produk virtual reality.

Namun dakwaan tersebut berbeda dari perjalanan John Carmack di ranah virtual reality. Eksperimen terhadap VR dahulu ia lakukan berbekal unit personal viewer Sony HMZ, dan sempat merasa skeptis pada kapabilitasnya untuk gaming. Carmack bertemu Luckey secara online, dan sesudah mulai mengenalnya, sang programer legendaris itu meminta Luckey mengirimkan unit prototype hardware Rift, dan melihat banyak terobosan di sana.

Via GameSpot, juru bicara Oculus VR menyatakan, “Keluhan yang diajukan oleh ZeniMax ini berat sebelah, dan hanya mewakilkan interpretasi mereka saja. Kami yakin gugatan tersebut tidak memiliki dasar, dan akan menjawab semuanya secara hukum di pengadilan.”

Sumber: GameSpot dan Polygon.

Siap Tanding di Ranah VR, Dell Menjagokan XPS Tower Virtual Reality

Orang mungkin akan segera mengingat Alienware begitu mulai membahas perangkat gaming dari Dell, namun tak berarti sang produsen PC Amerika itu melupakan gagasan yang dahulu membuat keluarga XPS terkenal. Meneruskan kiprah XPS 8900 sebagai gaming desktop sekaligus workstation, Dell juga telah menyiapkan produk buat menopang tren populer saat ini: VR.

Melalui blog yang dipublikasi hari Kamis kemarin, general manager XPS dan Alienware Frank Azor membahas lebih lengkap rangkaian sistem XPS Tower. Sebelumnya, line up produk ini telah diperkenalkan di akhir bulan Juli. Mereka terdiri dari beberapa varian dengan penampilan hampir serupa, diramu buat memenuhi kebutuhan berbeda: untuk bekerja sehari-hari, mainstream  gaming, sampai menangani HTC Vive ataupun Oculus Rift lewat XPS Tower Virtual Reality.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, anggota keluarga XPS Tower mempunyai wujud identik, mengusung case berbahan aluminium dengan ujung diamond cut, memiliki dimensi 286,5x180x356mm dan berat kurang lebih 10kg. Azor menyampaikan, ukuran XPS Tower lebih kecil 27 persen dibanding perangkat sekelas tanpa menyulitkan pengguna dalam meng-upgrade. Tim Dell mengadopsi sejumlah faktor desain Alienware Aurora sehingga gonta-ganti komponen berjalan sederhana tanpa memerlukan obeng dan peralatan lain.

Khususnya di XPS Tower VR, Dell menjelaskan bahwa sistem tersusun atas ‘teknologi grafis tercanggih, audio sejernih kristal, dan sudah memenuhi daftar kebutuhan hardware untuk menyajikan pengalaman virtual  reality via Oculus Rift’. Saya penasaran apakah penuturan Azor mengenai bagaimana XPS Tower dapat bekerja secara hening berkat sistem kipas yang pintar juga diterapkan di tipe VR tersebut.

Dell XPS Tower VR terbagi dalam tiga model. Varian standarnya dipersenjatai prosesor Intel Skylake i5-6400 berkecepatan hingga 3,3GHz, kartu grafis Nvidia GeForce 970, memori RAM 2133MHz 8GB, penyimpanan berbasis hard  drive 1TB, dan power  supply yang sanggup menopang GPU 225W. Tentu saja Anda diberi kebebasan mengonfigurasi sistem, melakukan upgrade (atau downgrade).

Versi ‘termahal’ disertai prosesor Intel i7-6700K, menyimpan RAM sampai 64GB, SSD plus HDD 2TB, dan jika GTX 970 belum memuaskan Anda, tersedia pilihan kartu grafis GeForce GTX 1070 dan GTX 1080. Sayangnya, Dell belum menyingkap detail tipe XPS Tower Special Edition di website mereka.

Tiga XPS Tower VR dijajakan di harga US$ 1.100, US$ 1.500, dan US$ 1.800; jumlah tersebut belum termasuk uprade GPU ke GTX 1070 atau 1080.

Sumber: Dell.

Harapan Oculus VR Terhadap Virtual Reality di Waktu Dekat

Pengumuman Oculus Rift di 2012 menandai era baru virtual reality setelah beragam ‘eksperimen ‘yang dilakukan belasan tahun sebelumnya. Kesuksesan Oculus VR di Kickstarter menarik perhatian seisi industri, termasuk programmer game legendaris John Carmack. Developer sudah merilis beberapa versi DK, dan tak terasa, pelepasan resmi Oculus Rift menanti di penghujung bulan ini.

Bukan tanpa alasan 2016 disebut sebagai tahunnya virtual reality. Selain Oculus VR, HTC (bersama Steam) dan Sony berencana meluncurkan headset virtual reality dalam waktu dekat; ditambah lagi perangkatperangkat unik yang belum lama diungkap. Namun tema VR masih meninggalkan tanda tanya besar: apa rencana produsen selanjutnya setelah produk tersedia untuk publik?

Dalam wawancara bersama Gamasutra, founder Oculus VR Palmer Luckey menuturkan harapan dan ekspektasi mereka mengenai virtual reality, terutama satu tahun sesudah peluncuran Rift. Luckey belum mempunyai gambaran pasti, tapi ia yakin banyak orang akan menciptakan terobosan baru dan memperoleh banyak keuntungan dari VR. Selain Oculus Rift, ia memperkirakan ada banyak konsumen menggunakan Gear VR dan headset produsen lain.

Luckey juga optimis, konten akan sangat diminati konsumen meskipun ia bukanlah game atau aplikasi yang betul-betul inovatif. Itu karena VR merupakan ranah baru dan banyak sekali hal terjadi di sana. Buat sekarang, jumlah konten memang terbatas, apalagi jika dibandingkan dengan console game. Luckey percaya diri, banyak developer jadi sukses berkat VR.

Sang founder turut menyampaikan bagaimana idealnya perilisan Oculus Rift. Luckey ingin semua orang (yang sudah memesan) segera mendapatkan unit Rift, lalu ketika disambungkan ke PC, device berjalan tanpa masalah, baik di sisi software maupun hardware. Selanjutnya ‘mereka menghabiskan minggu dengan menikmati game-game virtual reality non-stop.’ Nyatanya, kendala pasti ada, dan tim developer telah bersiap-siap menghadapinya lewat bug fix, perubahan-perubahan, dan siap siaga membantu konsumen jika muncul problem.

Dan walaupun era kehadiran VR ada di depan mata, tak berarti ia jadi merakyat. Luckey mengakui, headset virtual reality mungkin tidak akan sepopuler iPhone dalam sekejap. Butuh proses cukup lama untuk mengumpulkan jutaan user. Namun Luckey juga bilang, Oculus tidak perlu mencapai status mainstream buat sukses. Yang penting, ekosistemnya terus berkembang.

Oculus VR mengonfirmasikan prediksi pemakaian VR di waktu ke depan. Konten diperkirakan terbagi rata antara game dan non-game. Namun tidak berarti penggunaan headset VR buat permainan jadi berkurang: pemanfaatan device untuk fungsi selain video game-lah yang akan meningkat.

Mayoritas Gamer Tidak Tertarik Membeli Headset Virtual Reality?

Virtual reality adalah istilah terpanas saat ini. Ia semakin populer, dan para perusahaan ternama berbondong-bondong berupaya ambil bagian di sana. VR diprediksi akan menjadi masa depan hiburan digital serta memanaskan kembali kompetisi di bidang grafis. Namun apakah antusiasme serupa dirasakan oleh konsumen, khususnya di kalangan gamer?

Setelah HTC dan Oculus VR mengungkap info lebih detail terkait head-mounted display mereka, kita tahu baik Rift dan Vive akan tetap menjadi produk niche meski mereka segera meluncur sebentar lagi. Keduanya dibanderol di harga yang tidak murah, lalu Anda juga memerlukan hardware canggih buat mendukungnya. Ternyata para gamer merasakan sentimen serupa, berdasarkan data Gamer Network.

Gamer Network sebelumnya melakukan survei ke kurang lebih 14.000 gamer di jaringan website mereka. Hasilnya, dari hampir 13.000 responden, hanya 15 persen yang bilang berniat untuk membeli headset VR di tahun ini. 25 persen masih belum yakin, dan 60 persen terang-terangan menyampaikan mereka tidak berencana buat memilikinya. Menariknya lagi, 75 persen subjek survei mengaku mempunyai gaming PC.

Tak bisa disangkal, gamer ialah target konsumen utama dari Vive dan Rift. 32 persen responden menyatakan bahwa harga adalah faktor krusial yang memengaruhi keputusan mereka. Fakta unik mengenai VR tidak berhenti sampai di sini. Kita menyangka Oculus Rift merupakan headset terfavorit, mengingat ia lebih dulu ‘dicicipi’ banyak orang melalui versi development kit-nya. Faktanya, persentase antusiasme konsumen terhadap Rift malah di bawah HTC Vive, dengan perbandingan 13,74 versus 15,5 persen.

Mungkin tidak disangka, menakar dari harga, PlayStation VR berpeluang menjadi alternatif terbaik – menempatkan Sony di posisi unggul. Tapi berhasil atau tidaknya langkah mereka sangat ditentukan oleh keputusan Sony untuk ‘berani rugi‘. Seandainya ketiga headset menyajikan kualitas konten serupa, Sony dapat memimpin dengan menjajakanya di harga lebih ekonomis – misalnya di bawah US5 500. Console maker asal Jepang itu dahulu sempat bertaruh dengan PlayStation 3.

Di luar tema virtual reality, responden juga ditanya mengenai platform game apa yang tertarik untuk mereka beli selanjutnya. Jawabannya cukup mengejutkan. Walaupun detail tentangnya sangat minim dan Nintendo belum mengungkapnya secara resmi, NX memimpin di urutan pertama dengan 31 persen, diikuti oleh PC di posisi runner-up (hampir 30 persen). Di kelas persaingan current-gen console, PlayStation 4 jauh meninggalkan Xbox One: 20 banding 9 persen.

Sumber: Games Industry.

GeForce GTX 970 Dikonfimasi Sanggup Jalankan Hampir Semua Game di HTC Vive dan Oculus Rift

Banyak orang mengira faktor yang membatasi produk VR terletak pada harga. Faktanya, semurah apapun headset ditawarkan, konsumen tetap memerlukan sistem mumpuni buat menopangnya. Produsen sudah menyingkap daftar hardware untuk mengakses konten secara optimal, tapi apakah informasi itu dapat dijadikan sebuah standar dalam penyajian VR?

Di ranah tersebut, dua nama besar tampak mendominasi: Oculus Rift dengan dukungan Facebook di belakangnya, dan Vive hasil kolaborasi HTC dan Valve. Keduanya dijadwalkan untuk meluncur tahun ini, namun karena HTC belum mengumumkan list komponen pendukung Vive, publik jadi penasaran apakah system requirements-nya setara Rift. Untungnya ada sebuah kabar baik disampaikan oleh PC Gamer.

Kedua developer telah memberi konfirmasi bahwa kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 atau AMD Radeon R9 290 sanggup menangani hampir semua konten virtual reality. Jadi andai PC Anda memenuhi syarat buat mengoperasikan Oculus Rift, maka menikmati permainan-permainan di HTC Vive juga tidak akan ada masalah. Menariknya lagi, GTX 970 bukanlah batasan minimal yang mengharuskan Anda memasang setting grafis di level terendah.

Tentu saja, layaknya permainan PC, setup harus disesuaikan. Head-mounted display VR akan lebih membebani sistem dibanding layar biasa. Jika Anda berambisi buat menaruh slider setting grafis setinggi-tingginya, silakan gunakan GPU high-end semisal GTX 980. Tapi perlu diketahui, skenario di atas hanya muncul pada judul-judul khusus yang sudah dirilis, satu contohnya ialah Elite: Dangerous.

Pengguna awam tidak perlu bingung karena mayoritas game VR telah dioptimalkan ke headset. Sisi visual di beberapa judul seperti Space Pirate Trainer dan Audioshield lebih difokuskan ke penyuguhan warna ketimbang ketajaman tekstur. Kemudian di Lucky’s Tale, Edge of Nowhere dan Chronos, kamera dikunci di satu posisi; sehingga developer bisa mengendalikan seberapa banyak objek yang mereka perlihatkan di layar.

Para antusias VR kelas kakap mungkin sangat mengantisipasi permainan-permainan hardcore sekelas Elite, dan tak sabar menanti EVE: Valkyrie. Namun terdapat peluang besar, game-game generasi pertama Rift dan Vive bahkan tidak mempunyai menu setting grafis.

Motede tersebut adalah langkah aman. Mengapa? Headset VR berbeda dari display jenis monitor. Ketika frame rate turun dari batasan minimal, mutu konten jadi sangat anjlok. Solusi mudahnya ialah dengan tidak memberikan kesempatan bagi pengguna buat mengutak-atik kualitas visual.

Gambar: GeForce.com.

Oculus Umumkan Deretan Sistem Oculus Ready PC Generasi Pertama

Seperti lompatan di bidang hiburan sebelumnya, kecanggihan virtual reality menuntut performa hardware yang tinggi. Dari jauh-jauh hari, Oculus VR sudah memublikasikan daftar komponen pendukung Rift. Dan berbarengan dengan pengumuman pre-order headset VR tersebut, developer juga mengungkap program Oculus Ready PC untuk menyederhanakan penyajiannya.

Oculus Ready PC merupakan program kerjasama antara tim Oculus VR dan para produsen PC untuk menyediakan sistem yang mampu menangani Rift. Dan baru saja developer mengumumkan deretan Oculus Ready PC generasi pertama secara lebih rinci, hasil racikan Asus, Alienware serta Dell. Dan sesuai janji mereka, sebentar lagi publik bisa memesan PC-PC canggih ini.

Oculus VR menyampaikan bahwa semua produk yang tersertifikasi sudah lulus uji coba; didesain dan dirakit demi menyuguhkan pengalaman virtual reality istimewa. Oculus Ready PC dibundel bersama unit head-mounted display, sensor, remote, sebuah controller Xbox One, game EVE: Valkyrie Founder’s Pack dan Lucky’s Tale. Jika konsumen telah pre-order Rift, Oculus Ready PC akan dikenakan potongan harga.

Oculus Ready PC 01

Saat ini ada lima produk yang memperkuat lini Oculus Ready PC. Mereka adalah Asus G11CD, Asus Republic of Gamers G20CB (Intel i5-6400 atau i7-6700), Alienware Area 51, Alienware X51 R3 (Nvidia GeForce GTX 980 atau 970), serta Dell XPS 8900 SE. Berdasarkan spesifikasinya, G11CD ialah tipe paling ekonomis, dapat dimiliki seharga mulai dari US$ 1.500, sedangkan Area 51 merupakan model ter-high-end. Oculus VR bilang, mereka akan terus menambah variannya.

Masa pre-order Oculus Ready PC plus bundel Rift kabarnya akan dimulai pada tanggal 16 Februari jam 8:00 pagi Waktu Pasifik (pukul 23:00 WIB) melalui Best Buy, Amazon dan Microsoft Store. Namun sepertinya baru konsumen di 20 negara ini saja yang bisa melakukan pemesanan, dan Indonesia belum ada di sana.

Solusi sederhananya, silakan manfaatkan software compatibility tool dari Oculus buat mengetahui apakah PC Anda sanggup menangani Rift, atau gunakan daftar hardware rekomendasi di bawah ini sebagai patokan:

  • Prosesor Intel Core i5-4590
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 atau AMD R9 290
  • Memori RAM 8GB atau lebih
  • Output video HDMI 1.3
  • Port USB 3.0 sebanyak tiga buah plus satu USB 2.0
  • Sistem operasi Windows 7 SP1 64-bit atau yang lebih baru

Alternatif praktis lainnya juga masih ada. Belum lama MSI menyingkap deretan notebook gaming bersertifikasi Nvidia VR Ready pertama di dunia, sempurna jika Anda menginginkan perangkat penopang headset virtual reality yang lebih mobile dan ringkas.

Pre-Order Dimulai, Ini Dia Detail Mengenai Versi Retail Oculus Rift, Termasuk Harga

Penantian akhirnya usai. Periode pemesanan Oculus Rift dibuka semalam, dan sesuai kabar dari tim pimpinan Palmer Luckey itu, Oculus VR mengungkap segala informasi krusial terkait head-mounted display virtual reality mereka: dari mulai isi paket pembelian, harga, waktu ketersediaan, negara-negara pertama yang akan mendapatkannya, sampai daftar kebutuhan sistem.

Kita akan mulai dari bundel pembelian. Unit Oculus Rift versi retail sudah terintegrasi ke headphone. Kemudian di dalam boks, ia ditemani oleh sensor, microphone, controller Xbox One, serta Oculus Remote. Gamepad home console Microsoft itu diklaim sangat cocok untuk menikmati bermacam-macam game VR, termasuk Lucky’s Tale dan EVE: Valkyrie yang bisa segera dimainkan. Namun Oculus Remote sendiri merupakan kejutan menarik.

Oculus Rift Detail 03

Oculus Remote adalah perangkat input yang dedesain sebagai sarana intuitif dalam navigasi konten VR. Dengannya kita bisa mudah menjelajahi Oculus store, mengeksplorasi Oculus Video, serta dijadikan controller game.

Oculus Rift Detail 04

Oculus VR menjanjikan akan ada lebih dari 100 game blockbuster hadir untuk Rift di akhir 2016, termasuk Minecraft. Beberapa di antara mereka ialah judul eksklusif VR, misalnya Rockband VR (Harmonix), Edge of Nowhere (Imsoniac), dan The Climb (Crytek).

Tentu supaya Rift berjalan optimal, PC Anda harus sanggup menanganinya. Developer tak lupa memublikasikan daftar rekomendasi hardware versi final:

  • Prosesor Intel i5-4590
  • Kartu grafis Nvidia GTX 970 / AMD R9 290
  • Memori RAM 8GB
  • Output video HDMI 1.3
  • Input tiga buah port USB 3.0 dan satu USB 2.0
  • Sistem operasi Windows 7 atau yang terbaru

Jika Anda membutuhkan sistem baru buat menangani Rift, Oculus VR telah berkolaborasi bersama produsen-produsen PC dan hardware ternama untuk menyajikan Oculus Ready PC. Nama-nama yang sudah dikonfirmasi meliputi Alienware, Asus dan Dell.

Anda ingat saat Palmer Luckey bilang bahwa Rift akan dijajakan ‘lebih dari US$ 350’? Ternyata varian retail dibanderol seharga US$ 600, jauh lebih mahal dibandingkan asumsi banyak orang – terutama jika dikomparasi dengan tipe Development Kit 2. Bundel Oculus Ready PC dan Rift juga disiapkan, bisa dipesan mulai Februari, ditawarkan seharga US$ 1.500.

Proses pengiriman gelombang pertama rencananya akan mulai dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016 untuk 20 negara. Indonesia belum ada di sana, tapi Oculus VR mempunyai agenda buat ‘menambahkan lebih banyak negara’ di daftar tersebut.

Oculus Rift Detail 01

Sumber: Oculus.

Gerbang Pre-Order Oculus Rift Segera Dibuka Besok, Harganya Masih Misterius

Proses distribusi Oculus Rift versi final ke para developer yang dilakukan pada bulan Desember lalu menandai babak baru di ranah head-mounted display VR. Oculus VR telah mengonfirmasi bahwa peluncuran akan dilaksanakan di triwulan pertama tahun 2016, kemudian co-founder Palmer Luckey turut mengungkap kabar, masa pre-order segera dimulai setelah tahun baru.

Sesuai janji sang inventor, tim Oculus mengeluarkan pengumuman di blog resmi, menyatakan bahwa gerbang pemesan Oculus Rift segera dibuka pada jam 8:00 pagi tanggal 6 Januari 2016 Waktu Pasifik di website Oculus.com. Jika dikonversi ke WIB, waktu menunjukkan pukul 23:00 di tanggal yang sama. Menariknya, Oculus VR sama sekali belum memberi info soal harga, namun berjanji akan sharing segala hal krusial di hari Rabu besok.

Besar kemungkinan versi retail Oculus Rift akan dipamerkan pada pengunjung Consumer Electronics Show 2016 yang dilaksanakan di minggu ini di Las Vegas. Tapi jika kebetulan berhalangan hadir, Luckey juga mempunyai agenda untuk membuka sesi Ask Me Anything di Reddit jam 18:00 tanggal 6 Januari (7 Januari pukul 09:00 pagi WIB).

Seperti berita yang dipublikasi beberapa waktu lalu, Oculus VR tampaknya memerlukan tambahan waktu buat menyempurnakan Oculus Touch. Akibatnya, periferal tidak jadi diluncurkan berbarengan dengan headset (dan ada peluang besar dijual terpisah sebagai aksesori pelengkap). Tapi setidaknya, paket penjualan Rift tetap dibundel bersama controller Xbox One.

Di sisi konten, siapapun yang melakukan pre-order, mereka berhak mendapatkan game EVE: Valkyrie dan Lucky’s Tale secara cuma-cuma. Valkyrie adalah spin-off dari permainan MMO EVE Online, menyuguhkan pertempuran pesawat-pesawat ruang angkasa di zona nol gravitasi. Lucky’s Tale sendiri merupakan game platformer lucu untuk keluarga, dispesialiasikan ke device virtual reality, membawa pemain bertualang sebagai rubah bernama Lucky.

Namun sebelum kita menenggelamkan diri dalam euforia VR, satu hal krusial perlu diingat: agar Oculus Rift bekerja optimal, sistem Anda harus didukung hardware-hardware papan atas. Dan Nvidia mengingatkan mayoritas PC belum sanggup menanganinya. Dilaporkan oleh Bloomberg, Nvidia memprediksi hanya ada 13 juta komputer di tahun 2016 yang mampu mendukung perangkat VR.

Bukannya angka tersebut cukup banyak? Tidak juga. Komposisi sistem itu masuk dalam kategori ultra-high-end, jumlahnya kurang dari 1 persen dari total 1,43 miliar PC yang diperkirakan akan digunakan secara global di 2016. Para analis IHS mengestimasi, di akhir tahun ini, pembelian head-mounted display VR berpotensi mencapai tujuh juta unit.

Daftar kebutuhan hardware Rift dapat Anda lihat di tautan ini.

Ditunda, Oculus Touch Tak Jadi Diluncurkan Bersama Oculus Rift

Berdasarkan kabar di bulan Juni lalu, versi retail Oculus Rift akan jadi sangat spesial. Sang produsen berencana menyajikan penawaran menarik, membundel head-mounted display VR itu dengan controller Xbox One gratis dan didampingi periferal Oculus Touch. Sayang sekali ada sedikit kabar buruk bagi mereka yang penasaran ingin menjajal periferal racikan tim Oculus VR tersebut.

Lewat blog resmi, Oculus VR menyampaikan bahwa mereka membutuhkan waktu lebih banyak buat menyempurnakan Oculus Touch. Hal ini menyebabkan waktu peluncurannya harus tertunda, tak bisa berbarengan dengan unit headset. Namun Anda tidak perlu cemas, karena jadwal perilisan Oculus Rift sendiri tidak berubah. Developer tetap memasang target di triwulan pertama 2016.

Oculus VR juga memberikan update pengembangan hardware Touch. Mereka telah menyempurnakan aspek ergonomis, membuatnya lebih nyaman, fleksibel, serta terasa natural dalam genggaman. Tim menerapkan sejumlah perubahan pada pose tangan. Penundaan ini turut dimanfaatkan produsen untuk menambah kapasitas pra-produksi, sehingga ada lebih banyak developer yang bisa mengujinya sebelum Touch sampai di tangan konsumen.

Sejauh ini, respons tester terhadap Oculus Touch sangat positif. Oculus VR yakin agenda baru tersebut memastikan periferal hadir lebih baik lagi serta ‘memasang standard baru dalam input virtual reality‘. Mereka tak lupa menjanjikan dukungan konten-konten menarik, akan diungkap lengkap di ajang Oculus Connect 2 di bulan September besok. Tapi tentu saja, Oculus Touch hanyalah pelengkap. Pengalaman VR sesungguhnya benar-benar bersandar pada kinerja Rift.

Sayangnya ada sedikit kekhawatiran terkait pengunduran Oculus Touch. Jika Touch tidak dibundel bersama Rift, itu artinya ia merupakan periferal opsional dan dari pengalaman, hal ini malah berpotensi menyakiti pengembangan konten.

Ambil contohnya Kinect buat Xbox One. Ketika Microsoft memutuskan untuk memisah paket console dengan device motion sensing itu demi memotong harga, developer malah tidak bisa lagi mengandalkan hardware supaya kreasi mereka dapat dinikmati gamer. Hasilnya bisa kita lihat sekarang. Meskipun Kinect versi baru sangat canggih, tidak banyak konten yang betul-betul memanfaatkan seluruh kemampuannya.

Untung saja ada sedikit ‘kompensasi’ dari penundaan periferal Oculus Touch. Menemani EVE Valkyrie, Oculus VR mengumumkan akan menyertakan permainan platformer 3D Lucky’s Tale dalam paket penjualan headset virtual reality mereka.

Via Tech Radar & Stuff.tv. Sumber: Oculus.

Kabarnya Oculus Rift Versi Retail Sudah Mulai Dikirimkan ke Developer

Pendaratan produk VR untuk konsumen memang sedikit tertunda, namun menyongsong 2016, rivalitas di ranah virtual reality kian memanas. Belum lama tim HTC Vive mengungkap kegembiraan karena berhasil membuat terobosan besar. Hal tersebut sedikit menunda peluncuran Vive, dan dari kabar terkini, Oculus Rift tampaknya kembali menyalip kompetitor utamanya itu.

Di website, tim Oculus VR mengumumkan bahwa terhitung minggu ini, mereka mulai mengirimkan head-mounted display Oculus Rift versi final plus SDK 1.0 ke para developer. Proses distribusi akan dilakukan secara bertahap, Oculus VR berencana mengeluarkannya tiap minggu. Rift SDK 1.0 sendiri memiliki fitur-fitur yang turut hadir di tipe retail, dan produsen memang sengaja membatasi jumlahnya.

Lalu bagaimana dengan Development Kit 2 dan SDK 0.8? Menurut Oculus VR, kombinasi keduanya masih menjadi platform pengembangan awal yang direkomendasikan. SDK 1.0 (dan Rift retail) hanya diperlukan jika permainan berbasis virtual reality tersebut dijadwalkan untuk dirilis di waktu dekat. Oculus turut mengingatkan, seandainya developer mempunyai agenda buat meluncurkan game tapi belum memperoleh hardware, mereka dipersilakan mengunggah versi preview dari aplikasi tersebut lewat submission tool.

Sedikit membahas kembali Oculus Rift, varian konsumen headset VR ini dijanjikan sanggup menyuguhkan kenyamanan, tingkat immersion dan sebuah rasa kehadiran layaknya prototype Crescent Bay. Tentu saja pengembang tak lupa menyempurnakan sejumlah aspek, contohnya sistem pelacak gerakan (tetap optimal sewaktu digunakan sambil berdiri atau duduk), revisi pada desain serta faktor ergonomis.

Oculus VR juga sangat bermurah hati dalam menyuguhkan paket penjualan. Versi retail mendukung penuh sistem operasi Windows 10, dibundel bersama unit controller Xbox One, periferal Oculus Touch, serta permainan EVE: Valkyrie untuk mereka yang melakukan pre-order. Berdasarkan tweet co-founder Palmer Luckey, gerbang pemesanan segera dibuka setelah tahun baru. Ia pun turut mengonfirmasi bahwa target waktu pelepasan tetap di Q1 2016.

Menilik komentar Luckey lebih jauh, Q1 berarti Oculus Rift selambat-lambatnya dapat dibeli konsumen di akhir bulan Maret 2016. Dengan begitu, ia boleh jadi tiba lebih dulu dari HTC Vive.

Mengenai harganya, besar kemungkinan Oculus Rift dibanderol melebihi estimasi sebelumnya di angka US$ 350. Dan itu belum meliputi PC yang sanggup menopang tuntutan olah visual tinggi – setidaknya menyimpan Intel i5-4590, RAM 8GB dan GPU GeForce GTX 970 / AMD 290.

Via PC Gamer & GizMag. Sumber: Oculus.