Oculus Rift Terlalu Mahal? Facebook Sedang Siapkan VR Headset Standalone yang Lebih Praktis dan Terjangkau

Ada pengumuman yang menarik di konferensi developer Oculus Connect 3 yang tengah dihelat di kota San Jose, California. Disampaikan langsung oleh Mark Zuckerberg sendiri, Facebook dan Oculus sedang menggarap sebuah VR headset anyar bertipe standalone, yang artinya perangkat tersebut bisa beroperasi tanpa tersambung PC atau smartphone.

Perangkat ini nantinya akan diposisikan di tengah-tengah VR headset berbasis smartphone dan PC. Selain praktis karena tidak membutuhkan perangkat tambahan, harganya juga bisa dipastikan lebih terjangkau ketimbang Oculus Rift yang mewajibkan pengguna untuk memiliki PC berspesifikasi tinggi.

Perangkat ini memiliki prosesor dan layarnya sendiri untuk bisa beroperasi secara mandiri. Kemungkinan besar perangkat juga akan dibekali oleh unit baterainya sendiri sehingga bisa digunakan di mana saja.

Sejauh ini baik Facebook dan Oculus belum siap untuk memamerkan prototipenya. Namun Zuckerberg menjelaskan bahwa perangkat ini nantinya juga dapat melakukan tracking posisi tanpa melibatkan setup kamera yang kompleks seperti Rift.

Sebagai gantinya, unit kamera berada di bodi headset itu sendiri. Alhasil, perangkat dapat mendeteksi posisi pengguna di dalam ruangan secara langsung, mirip seperti fitur yang diusung Microsoft HoloLens. Sayangnya belum ada informasi terkait harga maupun jadwal rilisnya.

Oculus Touch / Oculus
Oculus Touch / Oculus

Dalam kesempatan yang sama, Facebook juga mengumumkan ketersediaan controller Oculus Touch untuk headset Rift yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Pre-order akan dimulai pada tanggal 10 Oktober mendatang dengan banderol harga $199. Konsumen yang melakukan pre-order akan diberi bonus dua game secara cuma-cuma, yaitu VR Sports dan The Unspoken.

Absennya Oculus Touch selama ini menjadi alasan mengapa HTC Vive dinilai lebih superior. Namun untuk bisa menikmati fitur tracking posisi seperti yang ditawarkan Vive, pengguna Rift masih harus mengeluarkan dana ekstra senilai $79 untuk membeli tracking unit bernama Constellation.

Sumber: TheNextWeb 1, 2.

Keseriusan MSI di Bidang VR Tampaknya Mendorong Oculus Buat ‘Mendekati’ Mereka

Bagi MSI, manuver mereka di ranah VR dimulai dengan penyediaan laptop VR Ready pertama lalu dilanjutkan oleh pengungkapan prototype backpack PC di Computex 2016. Ide terakhir tersebut MSI realisasikan lewat pengumuman VR One, menjadi produk primadona mereka di Tokyo Game Show kemarin. Keseriusan MSI di virtual reality tampaknya menarik perhatian satu nama besar lagi di bidang itu.

Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, VR One dikembangkan secara kooperatif antar dua raksasa teknologi Taiwan, yaitu MSI dan HTC. Saat ini, perangkat tersebut betul-betul dioptimalkan untuk Vive. Rupanya, sang kompetitor utama HTC tidak mau ketinggalan, berdasarkan laporan dari beberapa sumber anonim. Kabarnya, mereka sempat berunding dengan MSI buat meramu device sejenis backpack PC.

Melalui Digitimes, sang informan menjelaskan bahwa sejak Oculus diketahui telah bekerja sama dengan Microsoft untuk mempromosikan produk-produk VR, ada kemungkinan besar MSI akan turut membantu tim yang dinahkodai Palmer Luckey dan Brendan Iribe tersebut buat meningkatkan penjualan di segmen gaming notebook. Sementara itu, sejumlah brand lain juga kabarnya sudah digandeng Oculus VR.

Hasil kolaborasi MSI dan HTC sejauh ini ialah bundel head-mounted display dan gaming notebook, rencananya akan mulai tersedia di bulan Oktober besok. Dan tidak mengherankan jika Oculus VR mencoba mengambil arahan serupa.

Sang narasumber bilang, kehadiran Oculus VR di segmen laptop gaming akan memberi tekanan pada HTC. Buat sekarang, harga Rift memang sedikit lebih unggul dibandingkan Vive dengan gap US$ 200, namun secara teknis, headset garapan HTC itu sedikit lebih canggih berkat kehadiran kamera dan controller. Sampai sekarang, Oculus VR belum menyingkap harga serta info tanggal rilis Touch, tapi ada indikasi periferal ini dibanderol di harga yang tidak murah.

Tersedianya teknologi Nvidia Pascal lewat kartu grafis GeForce GTX seri 10 di notebook memang mengubah segalanya. Ditopang GPU kelas ‘mainstream‘ GTX 1060, laptop-laptop berukuran ramping kini sanggup melakukan hal yang dahulu dibilang mustahil: menangani headset VR high-end. Memasangkan headset VR di notebook memang sedikit bertentangan dengan gagasan ‘portable gaming‘ dan itu alasannya MSI serta produsen-produsen lain turut bereksperimen meracik PC berwujud ransel.

Kompetisi antara Oculus VR dan HTC memang sengit: Oculus VR adalah pionir yang sukses membawa konsep VR ke khalayak umum, mendapatkan topangan finansial dari Facebook. HTC Vive sendiri terbukti sebagai rival tangguh, dengan dukungan Valve di sisi software.

Via Digital Trends.

Samsung Gear VR Kini Kompatibel dengan Controller Nirkabel Milik Xbox

Meski kelihatannya sepele, kontrol memegang peran yang tak kalah penting dari aspek visual saat membicarakan soal virtual reality. Tanpa kendali yang mudah, kesan immersive yang ditawarkan pasti akan berkurang, apalagi kalau game-nya cukup kompleks macam Minecraft.

Namun bagi pengguna Samsung Gear VR, ada kabar yang cukup menggembirakan. Sebentar lagi Anda bisa bermain menggunakan controller nirkabel Xbox. Tinggal sambungkan via Bluetooth, maka Xbox Wireless Controller siap dipakai menemani sesi VR gaming di mana saja dan kapan saja.

Keputusan Microsoft untuk menghadirkan kompatibilitas Xbox Wireless Controller pada Gear VR ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, Oculus yang bertanggung jawab atas software Gear VR juga mengandalkan controller Xbox pada headset Rift besutannya.

Dalam pernyataan resminya, Microsoft mengungkapkan niatnya untuk membuat semua game Gear VR kompatibel dengan Xbox Wireless Controller. Untuk mengawali, baru Minecraft: Gear VR Edition yang bisa dimainkan dengan controller tersebut; kemudian judul-judul populer lain seperti Herobound, Spirit Champion, Omega Agent dan End Space akan menyusul dalam beberapa bulan mendatang.

Untuk mengaksesnya, pengguna hanya perlu meng-update firmware controller ke versi 3.1.1220.0, kemudian game Minecraft: Gear VR Edition dalam edisi yang terbaru pula. Pastikan controller Xbox yang hendak digunakan mengusung konektivitas Bluetooth.

Sumber: Xbox Wire.

Bermitra dengan Oculus, NBA Luncurkan Dokumenter Final Musim Kemarin untuk Samsung Gear VR

Apa jadinya ketika nama terbesar di industri VR berkolaborasi dengan liga basket paling populer sejagat? Pertandingan basket yang epik sudah pasti, ditambah dengan cara penyuguhan yang istimewa yang tidak bisa kita dapatkan di televisi.

Berjudul Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals, proyek dokumenter ini merupakan hasil kerja sama langsung antara Oculus dengan NBA. Sesuai judulnya, penonton akan diajak menikmati serunya pertandingan antara Golden State Warriors dan Cleveland Cavaliers dari sudut pandang yang berbeda – 360 derajat dan melibatkan peristiwa-peristiwa di luar lapangan.

Diproduksi oleh studio asal New York, m ss ng p eces, video 360 derajat berdurasi 25 menit ini mengisahkan keseluruhan laga final NBA musim kemarin, mulai dari Game 1 sampai Game 7 yang akhirnya dimenangkan oleh LeBron James dkk. Layaknya konten VR lain, di sini penonton bebas mengeksplorasi dan berfokus pada apapun yang menarik perhatiannya, tidak seperti di televisi dimana kita cuma disuguhi satu atau dua sudut pandang saja.

Maka dari itu, pengalaman yang didapat masing-masing penonton jelas akan berbeda. Mata Anda mungkin tidak bisa lepas dari aksi slam dunk LeBron James, tapi saya mungkin lebih memilih mengamati reaksi penonton di stadion yang bersorak saat atlet berusia 31 tahun tersebut melayang di udara.

Kalau Anda suka menonton pertandingan basket dan punya Samsung Gear VR, Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals sudah bisa diunduh sekarang juga melalui Oculus Store secara cuma-cuma.

Sumber: Engadget.

Samsung Gear VR 2016 Hadir Mengusung USB-C dan Desain Baru yang Lebih Apik Sekaligus Fungsional

Samsung Galaxy Note 7 telah resmi diperkenalkan. Kalau melihat infografis perbandingan antara Note 5 dan Note 7, terpampang jelas bahwa phablet terbaru Samsung tersebut hadir mengusung port USB-C ketimbang micro USB. Hal ini pun menjadikannya sebagai perangkat pertama Samsung yang mengemas port USB-C, tapi kemudian apa artinya ini buat Gear VR?

Well, mengingat Gear VR mengandalkan konektor micro USB, maka diperlukan model baru untuk bisa mengakomodasi Note 7. Dan persis seperti itulah yang Samsung lakukan; Note 7 datang didampingi oleh headset Gear VR versi baru yang mengemas konektor USB-C.

Namun tentu saja Gear VR 2016 tidak sekadar mengemas konektor baru saja. Desainnya telah disempurnakan, dimana warna gelapnya kini dapat membantu mencegah pantulan cahaya sehingga pengalaman sinematik yang disuguhkan bisa lebih terasa ketimbang versi sebelumnya.

Touchpad milik Gear VR 2016 kini mulus tanpa garis-garis pembatas model D-pad / Samsung
Touchpad milik Gear VR 2016 kini mulus tanpa garis-garis pembatas model D-pad / Samsung

Di atas touchpad, kini terdapat tombol Home untuk memberikan akses cepat kembali ke Oculus Home. Sebelumnya, pengguna harus menahan tombol Back untuk kembali ke menu utama ini. Desain touchpad-nya sendiri pun juga diperbarui, dimana tidak ada lagi garis pembatas yang membuatnya menyerupai D-pad pada controller milik console.

Kembali ke konektor, Samsung telah melakukan inovasi menarik dimana konektornya bisa dilepas-pasang. Paket penjualan Gear VR 2016 mencakup konektor USB-C dan micro USB, membuatnya tidak cuma kompatibel dengan Note 7 saja, tetapi juga handset lawas macam Note 5, seri Galaxy S6 maupun S7.

Samsung tidak lupa menyematkan port USB eksternal yang memungkinkan perangkat untuk di-charge selagi digunakan. Di samping itu, port ini juga membuka potensi Gear VR untuk disambungkan dengan beragam sensor eksternal, motion controller, memory USB OTG serta “4D experience tool“.

Konektor Gear VR 2016 bisa dilepas-pasang, baik USB-C maupun micro USB / Samsung
Konektor Gear VR 2016 bisa dilepas-pasang, baik USB-C maupun micro USB / Samsung

Gear VR 2016 turut mengusung sepasang lensa baru yang berukuran lebih besar, tepatnya berdiameter 42 milimeter. Sudut pandangnya juga ikut meluas menjadi 101 derajat sehingga display bisa terasa lebih alami di pandangan pengguna.

Gear VR versi baru ini rencananya juga akan mulai dipasarkan bersamaan dengan Note 7, yakni pada tanggal 19 Agustus mendatang. Berdasarkan laporan CNET, banderol harganya tidak berubah dari pendahulunya, masih di angka $99.

Sumber: Samsung dan CNET.

Kini Tanpa DRM, Game untuk Oculus Rift Bisa Dimainkan di HTC Vive dengan Bantuan Software Revive

Seperti yang kita tahu, VR gaming sejauh ini terbagi menjadi dua kubu, yaitu Oculus Rift dan HTC Vive – paling tidak sampai PlayStation VR dirilis di bulan Oktober nanti. Persaingan antara kedua virtual reality headset kelas kakap tersebut tidak cuma di bidang hardware, tetapi juga merembet ke ranah software alias konten.

Soal konten, sepertinya Rift masih di atas angin dibanding Vive dengan jumlah game yang lebih banyak dan bervariasi. Akan tetapi komunitas pengguna HTC Vive tidak kehabisan akal. Dengan bantuan software bernama Revive yang dirancang oleh tim developer LibreVR, mereka bisa membeli game di Oculus Store, lalu memainkannya menggunakan HTC Vive.

Namun tidak lama setelah Revive dirilis, tim Oculus meluncurkan update krusial yang menerapkan sistem DRM (Digital Rights Management) berbasis hardware. Gampangnya, DRM ini akan lebih dulu mengecek headset yang pengguna pakai apa; kalau bukan Rift, maka game tidak bisa dijalankan.

Kucing-kucingan terus berlanjut; tim LibreVR lalu merilis update untuk Revive yang dapat menonaktifkan DRM tersebut sehingga pengguna Vive tetap dapat memainkan game yang mereka beli dari Oculus Store.

Keputusan tim Oculus yang menerapkan DRM tersebut menuai protes dan dinilai banyak orang sebagai bentuk arogansi, hingga akhirnya mereka merasa tidak enak sendiri. Mulai tanggal 25 Juni kemarin, DRM kontroversial tersebut secara resmi dicabut lewat sebuah update, dan tim LibreVR sendiri juga telah menghapuskan fitur ‘pembunuh’ DRM pada Revive.

Berakhirnya ‘konflik’ ini setidaknya bisa membuat persaingan antara kedua VR headset menjadi lebih sehat. Revive sendiri bukanlah software untuk membajak game dan mendapatkannya secara cuma-cuma; pengguna tetap harus membeli game dari Oculus Store secara resmi, hanya saja Revive memungkinkan mereka untuk memainkannya di HTC Vive.

Sumber: Ars Technica.

Samsung Gear VR vs. Google Cardboard, Anda Pilih Mana?

Jawaban versi pendek dari pertanyaan di atas sangat mudah: kalau Anda punya smartphone Samsung Galaxy yang kompatibel, pilih Gear VR. Kalau tidak, Cardboard bisa mengobati rasa penasaran Anda terhadap virtual reality.

Namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Meski keduanya sama-sama merupakan VR headset untuk mobile dengan cara pemakaian yang sama, Samsung Gear VR dan Google Cardboard mengemas teknologi yang berbeda. Masing-masing tentunya punya kelebihan dan kekurangan tersendiri, dan membahasnya adalah tujuan dari artikel ini.

Google Cardboard

Google Cardboard

Cardboard bisa dianggap sebagai jalan pintas atau cara cepat untuk bisa merasakan pengalaman virtual reality. Harganya murah, mulai dari puluhan sampai ratusan ribu, dan mudah sekali dipesan dari berbagai toko online. Lebih menarik lagi, ia kompatibel dengan banyak perangkat, termasuk iPhone.

Cardboard punya banyak varian, tergantung kreativitas masing-masing perancangnya. Ada yang sangat simpel, ada juga yang dilengkapi strap untuk kepala sekaligus sebuah tombol navigasi. Google bahkan menyediakan panduan lengkap sehingga Anda bisa membuat dan merakit Cardboard versi Anda sendiri.

Google Cardboard

Cardboard didukung oleh segudang konten, dimana secara teori kita tidak bakal kehabisan pilihan. Namun yang menjadi masalah, pengalaman VR terkadang tidak terasa terlalu immersive. Kok bisa? Ada banyak alasan, yang pertama soal desain. Kalau rancangannya rapi, mungkin cahaya dari luar yang ‘bocor’ ke dalam hanya sedikit. Terlepas dari itu, hal ini jelas mengurangi kesan immersive yang diberikan.

Alasan yang kedua perihal kenyamanan. Meski bobotnya ringan, lama-kelamaan pengguna pasti merasa kurang nyaman kalau tangannya harus memegangi terus. Kalaupun Anda memilih varian Cardboard yang dilengkapi strap, absennya bantalan di sekitar lensa bisa membuat mata dan hidung terasa pegal setelah beberapa waktu memakainya.

Alasan ketiga adalah seputar kontrol. Tanpa dilengkapi input kontrol, pengguna Cardboard harus bolak-balik melepas-pasang handset jika hendak berganti aplikasi.

Samsung Gear VR

Samsung Gear VR

Berbeda dengan Cardboard, Gear VR memang eksklusif untuk sejumlah perangkat Samsung Galaxy saja, termasuk S7 dan S7 Edge. Hal ini bisa dilihat sebagai kekurangan, tapi juga merupakan suatu kelebihan: karena hanya kompatibel dengan handset kelas atas yang berperforma tinggi, pengalaman VR bisa dipastikan berjalan mulus.

Jumlah konten yang dimiliki Gear VR mungkin masih kalah dibanding Cardboard, karena pengguna hanya terbatas pada konten yang tersedia di Oculus Store saja. Sekali lagi, ini bisa dianggap sebagai suatu keunggulan: semua konten dipastikan akan terasa immersive, dan banyak game dengan grafik berkualitas tinggi yang bisa dimainkan.

Samsung Gear VR

Keunggulan ini didukung oleh desain Gear VR itu sendiri. Ia memang sedikit lebih besar dan lebih berat ketimbang Cardboard, tapi secara keseluruhan lebih nyaman dikenakan. Utamanya berkat kehadiran strap untuk diikatkan ke kepala dan bantalan empuk yang mengitari sepasang lensanya. Tidak kalah penting, pengguna yang berkacamata juga tetap bisa menggunakannya dengan nyaman karena pengaturan fokus lensanya bisa disesuaikan.

Kehadiran sebuah touchpad dan sejumlah tombol kian menyempurnakan pengalaman VR yang ditawarkan. Kontrol yang lengkap ini mengeleminasi kelemahan Cardboard dimana pengguna harus melepas-pasang handset untuk mengakses konten yang berbeda. Di sini pengguna tinggal mengusap touchpad, dan gesture semacam ini bahkan juga bisa digunakan di dalam sejumlah game.

Kesimpulan

Semuanya kembali pada kebutuhan pengguna. Cardboard sepertinya sangat cocok bagi Anda yang ingin berbagi pengalaman VR bersama keluarga atau teman; pasangkan di depan mata, lalu oper ke anggota keluarga lain untuk saling berbagi keasyikan yang ditawarkan teknologi virtual reality.

Harganya yang terjangkau kian mendukung premis tersebut, apalagi ia kompatibel dengan banyak smartphone. Semakin banyaknya jumlah video 360 derajat, baik di YouTube atau Facebook, juga bisa menjadi alasan mengapa Cardboard wajib dimiliki pengguna smartphone.

Akan tetapi kalau yang Anda cari adalah pengalaman virtual reality terbaik dalam wujud yang portable dan nirkabel, Gear VR adalah pilihan terbaik, apalagi kalau smartphone yang Anda pakai adalah Galaxy Note 5, S6, S6 Edge, S6 Edge+, atau malah S7 dan S7 Edge.

Pada dasarnya, tagline “Powered by Oculus” yang diusung Gear VR bukan gimmick semata. Oculus sepertinya benar-benar mengoptimalkan Gear VR semaksimal mungkin, dan itu bisa dilihat dari variasi konten bermutu yang tersedia untuk Gear VR.

Pendiri Oculus: VR Headset Kami Sementara Hanya Kompatibel dengan Windows

Melihat daftar spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan Oculus Rift, tampak jelas bahwa sistem operasi yang didukung hanyalah Windows. Tapi benarkah seperti itu? Apa mungkin Oculus lupa mencantumkan Mac OS X dan Linux pada saat itu?

Tidak, Oculus sama sekali tidak lupa. Berdasarkan penjelasan terbaru dari pendiri Oculus, Palmer Luckey, salah satu VR headset yang paling dinanti tersebut memang hanya akan kompatibel dengan PC bersistem operasi Windows 7 SP1 atau lebih.

Dalam wawancaranya dengan ShackNews, beliau menjelaskan bahwa semuanya kembali pada fakta dimana Apple tidak memprioritaskan kartu grafis kelas atas. Bahkan varian Mac Pro termahal seharga $6.000 yang ditenagai kartu grafis AMD FirePro D700 pun masih belum bisa menyamai spesifikasi yang direkomendasikan, yakni Nvidia GeForce GTX 970.

Bukan, ini bukan soal Nvidia vs. AMD, tapi memang kartu grafis FirePro D700 itu bukan dirancang untuk kebutuhan gaming, melainkan untuk proses rendering di kalangan pembuat film atau desainer profesional. Oculus bukannya tidak mau mendukung lini perangkat Mac, tapi memang kenyataannya belum ada laptop atau komputer buatan Apple yang ditenagai kartu grafis seperkasa GeForce GTX 970.

Jadi dengan kata lain, sebelum Apple meluncurkan perangkat Mac yang ditenagai kartu grafis kelas atas macam GTX 970, Oculus Rift hanya akan kompatibel dengan platform Windows saja.

Luckey lanjut menjelaskan bahwa tahap pengembangan Oculus untuk platform OS X dan Linux sengaja dihentikan guna berfokus pada Windows. Maksudnya, mereka ingin semuanya berjalan mulus ketika Oculus Rift sudah resmi meluncur ke pasaran nanti, baik dari segi hardware, software maupun konten. Untuk sementara tidak ada rencana kapan Oculus bakal menghadirkan dukungan buat OS X dan Linux.

Sumber: Cult of Mac. Gambar header: Oculus.

Pre-Order Dimulai, Ini Dia Detail Mengenai Versi Retail Oculus Rift, Termasuk Harga

Penantian akhirnya usai. Periode pemesanan Oculus Rift dibuka semalam, dan sesuai kabar dari tim pimpinan Palmer Luckey itu, Oculus VR mengungkap segala informasi krusial terkait head-mounted display virtual reality mereka: dari mulai isi paket pembelian, harga, waktu ketersediaan, negara-negara pertama yang akan mendapatkannya, sampai daftar kebutuhan sistem.

Kita akan mulai dari bundel pembelian. Unit Oculus Rift versi retail sudah terintegrasi ke headphone. Kemudian di dalam boks, ia ditemani oleh sensor, microphone, controller Xbox One, serta Oculus Remote. Gamepad home console Microsoft itu diklaim sangat cocok untuk menikmati bermacam-macam game VR, termasuk Lucky’s Tale dan EVE: Valkyrie yang bisa segera dimainkan. Namun Oculus Remote sendiri merupakan kejutan menarik.

Oculus Rift Detail 03

Oculus Remote adalah perangkat input yang dedesain sebagai sarana intuitif dalam navigasi konten VR. Dengannya kita bisa mudah menjelajahi Oculus store, mengeksplorasi Oculus Video, serta dijadikan controller game.

Oculus Rift Detail 04

Oculus VR menjanjikan akan ada lebih dari 100 game blockbuster hadir untuk Rift di akhir 2016, termasuk Minecraft. Beberapa di antara mereka ialah judul eksklusif VR, misalnya Rockband VR (Harmonix), Edge of Nowhere (Imsoniac), dan The Climb (Crytek).

Tentu supaya Rift berjalan optimal, PC Anda harus sanggup menanganinya. Developer tak lupa memublikasikan daftar rekomendasi hardware versi final:

  • Prosesor Intel i5-4590
  • Kartu grafis Nvidia GTX 970 / AMD R9 290
  • Memori RAM 8GB
  • Output video HDMI 1.3
  • Input tiga buah port USB 3.0 dan satu USB 2.0
  • Sistem operasi Windows 7 atau yang terbaru

Jika Anda membutuhkan sistem baru buat menangani Rift, Oculus VR telah berkolaborasi bersama produsen-produsen PC dan hardware ternama untuk menyajikan Oculus Ready PC. Nama-nama yang sudah dikonfirmasi meliputi Alienware, Asus dan Dell.

Anda ingat saat Palmer Luckey bilang bahwa Rift akan dijajakan ‘lebih dari US$ 350’? Ternyata varian retail dibanderol seharga US$ 600, jauh lebih mahal dibandingkan asumsi banyak orang – terutama jika dikomparasi dengan tipe Development Kit 2. Bundel Oculus Ready PC dan Rift juga disiapkan, bisa dipesan mulai Februari, ditawarkan seharga US$ 1.500.

Proses pengiriman gelombang pertama rencananya akan mulai dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016 untuk 20 negara. Indonesia belum ada di sana, tapi Oculus VR mempunyai agenda buat ‘menambahkan lebih banyak negara’ di daftar tersebut.

Oculus Rift Detail 01

Sumber: Oculus.

Samsung dan LeBron James Berkolaborasi Hadirkan Konten untuk Gear VR

2016 bakal menjadi tahun yang besar buat virtual reality (VR). Mengapa? Karena semakin banyak pihak yang percaya bahwa teknologi tersebut bisa menjadi medium distribusi konten baru yang efektif sekaligus menarik.

Samsung sebagai pembesut Gear VR adalah salah satu pihak yang mendorong tren tersebut. Sebelum ini, mereka telah memperkenalkan serial film interaktif berjudul Gone. Dan pada tanggal 25 Desember kemarin, mereka kembali menghadirkan kejutan bersama salah satu atlet NBA paling top, LeBron James.

Keduanya berkolaborasi dalam menghadirkan sebuah pengalaman virtual reality berjudul “Striving for Greatness”. Dalam video berdurasi 12 menit tersebut, pengguna Gear VR bisa merasakan bagaimana seorang LeBron James berlatih demi mempersiapkan dirinya di kompetisi NBA musim mendatang – semacam video dokumenter tapi dengan pengalaman yang immersive.

Proyek ini sebenarnya dikembangkan oleh Oculus Studios selaku penyedia teknologi untuk Gear VR, Uninterrupted, dan diarahkan oleh Felix & Paul Studios. Pengguna bisa mengunduhnya lewat aplikasi Samsung Milk VR maupun Oculus Store.

Di saat yang sama, Samsung juga menghadirkan video promosi yang tak kalah menarik yang bisa Anda tonton di bawah ini.

Kalau 2015 saja sudah menjadi saksi konten-konten VR yang sangat apik seperti ini, bagaimana jadinya tahun depan, tepatnya ketika trio VR headset kelas atas – Oculus Rift, PlayStation VR dan HTC Vive – sudah dirilis ke publik.

Sumber: TechCrunch. Sumber gambar: Samsung.