Grab dan Sinar Mas Land Uji Coba Skuter Listrik GrabWheels di BSD City

Grab dan Sinar Mas Land merilis proyek uji coba skuter listrik GrabWheels di beberapa lokasi di BSD City. Ini adalah proyek perdana tindak lanjut kerja sama strategis antara kedua perusahaan sejak MoU di Maret 2019.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menjelaskan, ada lima titik parkir dengan 50 unit skuter tersedia di lokasi ini. Pengguna dapat mencoba GrabWheels secara gratis selama masa uji coba hingga pertengahan tahun ini selama 30 menit.

Pada periode ini, perusahaan akan mengumpulkan data-data kebiasaan pengguna yang nantinya digunakan untuk perencanaan yang lebih baik. Misalnya, peletakan lokasi parkir yang diperbanyak atau diperluas, menentukan tarif, dan mencari lokasi baru untuk implementasi berikutnya.

“Senin kemarin (6/5) sebenarnya kita sudah soft launch dan animo cukup baik. Kita dapat pengguna hingga ratusan setiap harinya,” terang Ongki, Kamis (9/5).

Lokasi yang diperkirakan akan cocok untuk penerapan GrabWheels ini, sambungnya, seperti stasiun dengan tingkat kepadatan yang tinggi dan dekat dengan perkantoran, obyek wisata yang cukup luas, tempat tinggal, kampus, atau township juga dianggap menarik.

“Sinar Mas Land juga ada beberapa township lainnya, selain BSD City. Kita akan pantau pengembangan ke sana. Di obyek wisata itu sebenarnya ada kebutuhan mobilitas, dengan GrabWheels sifatnya menjadi entertaining. Sudah ada yang minta ke kita.”

Setelah GrabWheels, kedua perusahaan akan melanjutkan implementasi berikutnya untuk peluncuran Innovation Lab, pengembangan solusi lainnya di bidang konektivitas dan mobilitas.

Cara menggunakan GrabWheels

Untuk menggunakan skuter listrik ini, pengguna perlu mengunduh aplikasi GrabWheels versi beta melalui perangkat iOS dan Android. Setelah itu mengunjungi area parkir GrabWheels yang telah tersedia di lokasi terpilih di BSD City.

Pengguna dapat membuka kunci skuter listrik hanya dengan memindai barcode yang tersedia menggunakan aplikasi sebelum memulai perjalanan. Setelah pengguna sampai di lokasi yang dituju, aplikasi akan mengarahkan pengguna untuk mengembalikan skuter listrik ke tempat parkir terdekat.

Ongki membuka kemungkinan memperluas titik parkir dengan pihak ketiga, seperti minimarket. Nanti perusahaan akan membuat struktur model bisnis yang tepat untuk mereka.

“Untuk tempat parkir sebenarnya terbuka untuk pihak ketiga. Seperti di Singapura, kita bekerja sama dengan minimarket sebagai titik parkir GrabWheels.”

Pada kuartal ketiga tahun ini, GrabWheels segera tersedia di aplikasi Grab dalam bentuk tile sehingga pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi tambahan.

Demi menjaga keselamatan pengguna, perusahaan memberikan edukasi perilaku berkendara yang aman melalui pesan langsung di aplikasi GrabWheels. Pengguna diwajibkan memakai helm sebagai kelengkapan berkendara.

Skuter diklaim didesain cukup aman dengan kecepatan maksimal 15 km per jam dan waktu charge yang singkat untuk menjangkau jarak hingga 40 km. GrabWheels sudah dilengkapi lampu apabila berkendara di malam hari.

“Setelah scan barcode, nanti di tiap skuter akan diberitahu waktu tempuh yang tersisa sehingga pengguna bisa tahu kapan harus di-charge,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Grab and BookMyShow Introduces “Tiket” Service in App

In order to complete the super app ecosystem in the platform, Grab formed up with BookMyShow by launching “Tiket” feature in app. The India-based startup was chosen through Velocity program, Southeast Asia’s startup acceleratot initiated by Grab Ventures.

This collaboration allows Grab’s users can purchase cinema tickets through app based on the merchant list of BookMyShow, including CGV and Cinemaxx.

“We also integrated payment with OVO, for the easier payment process and to help users gain more GrabRewards,” Grab Indonesia’s Executive Director, Ongki Kurniawan said.

Grab plans to develop some services by Tiket, it’ll allow users to purchase tickets for other purposes through this tile.

“We’re having commitment to help startups accelerate their business growth. One is to become our partner while providing new options to all users,” he added.

Focus investment in Indonesia

In a separate interview with Bloomberg Technology, Grab’s Co-Founder, Tan Hooi Ling said, Grab will not only be known as a ride-hailing service and Indonesia to be the main focus in Southeast Asia.

Kurniawan confirmed, in its presentation, Grab plans to invest more this year in the company or startup which is compatible with their ecosystem.

“We plan to invest in six companies from Southeast Asia this year. Following Grab’s plan to add and acquire more companies. One is the partnership with BookMyShow we’ve just launched,” he added.

In addition, Grab plans to focus on healthtech and insurtech. An official partnership has formed with Ping An Good Doctor from China last September. Ping An Good Doctor is an integrated health service with artificial intelligence providing online based health consulting. It’s Ping An Good Doctor’s second time operation in Southeast Asia.

“According to plan,in the second or third quarter of 2019, we’ll launch in-app direct consulting with the doctor. It’s to be developed by implementing artificial intelligence. Therefore, the doctor can answer user’s massive questions immediately,” Kurniawan said.

He also mentioned, the drug delivery is included in the company’s roadmap. Although, it complies with the current regulation related to the e-prescription, Grab is preparing and approaching the relevant regulators.

Safety for users and drivers

Making sure the users enjoy the seamless experience, Grab is to focus on technology development. As to improve safety by placing cctv in some GrabCar and Emergency services for Grab’s users and drivers.

“We also have launched the number masking technology to keep the phone number private while having conversation with drivers. In addition, we’ve launched VoIP, the free call feature,” Kurniawan said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab dan BookMyShow Hadirkan Layanan “Tiket” di Dalam Aplikasi

Bertujuan melengkapi ekosistem super app di dalam platform, Grab meresmikan menggandeng BookMyShow dengan meluncurkan fitur “Tiket” di dalam aplikasi. Startup yang berbasis di India ini merupakan startup terpilih dalam program Velocity, akselerator startup Asia Tenggara yang diinisiasi Grab Ventures.

Melalui kemitraan ini, pengguna Grab bisa membeli tiket bioskop langsung melalui aplikasi berdasarkan pilihan bioskop yang telah bekerja sama dengan BookMyShow, termasuk CGV dan Cinemaxx.

“Kami juga telah melakukan integrasi pembayaran melalui OVO untuk pengguna, sehingga bisa memudahkan proses pembayaran sekaligus membantu pengguna mengumpulkan lebih banyak GrabRewards,” kata Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan.

Grab berencana untuk mengembangkan daftar layanan yang ditawarkan melalui menu Tiket, sehingga ke depannya para pengguna dapat membeli tiket untuk acara-acara hiburan lain melalui tile ini.

“Kami ingin berkomitmen untuk membantu startup binaan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. Salah satunya adalah menjadi mitra kami sekaligus memberikan pilihan baru kepada pengguna Grab,” kata Ongki.

Fokus investasi di Indonesia

Dalam wawancara terpisah dengan Bloomberg Technology, Co-Founder Grab Tan Hooi Ling menyebutkan, Grab tidak lagi ingin dikenal hanya sekedar layanan ride-hailing dan Indonesia adalah negara Asia Tenggara yang menjadi fokus utama perusahaan.

Hal tersebut ditegaskan Ongki. Dalam presentasinya, Grab tahun ini berencana berinvestasi di lebih banyak perusahaan atau startup yang memiliki bisnis yang sejalan dengan ekosistem yang dimilikinya.

“Kami berencana berinvestasi kepada enam perusahaan di Asia Tenggara tahun ini. Sesuai dengan rencana Grab untuk menambah dan mengakuisisi lebih banyak perusahaan. Salah satunya adalah kemitraan dengan BookMyShow yang baru saja kita resmikan,” kata Ongki.

Selain menambah kemitraan, Grab juga berencana fokus ke healthtech dan insurtech. Salah satu kemitraan yang telah diresmikan adalah dengan Ping An Good Doctor dari Tiongkok pada September lalu. Ping An Good Doctor merupakan layanan kesehatan terintegrasi dengan artificial intelligence yang  menyediakan konsultasi kesehatan berbasis online. Ini pertama kalinya Ping An Good Doctor beroperasi di Asia Tenggara.

“Jika sesuai rencana, di kuartal dua atau tiga tahun 2019 kami akan meluncurkan layanan konsultasi langsung dengan dokter dalam aplikasi. Layanan ini kami perkuat dengan menerapkan teknologi artificial intelligence. Sehingga dalam waktu yang cepat, dokter bisa menjawab pertanyaan dari pengguna dalam jumlah yang besar,” kata Ongki.

Ongki menyebut layanan pesan antar obat ke pengguna termasuk dalam roadmap perusahaan. Meskipun demikian, menyesuaikan peraturan dari regulator terkait pemesanan resep obat secara online (e-precription), Grab masih melakukan persiapan dan pendekatan ke pihak regulator terkait.

Keamanan pengguna dan mitra pengemudi

Untuk memastikan pengguna menikmati pengalaman yang seamless, Grab juga akan fokus kw peningkatan teknologi kepada pengguna. Salah satunya adalah menambah unsur keamanan dengan menempatkan kamera di beberapa GrabCar dan layanan Emergency yang berguna untuk pengguna dan mitra pengemudi Grab.

“Kami juga telah meluncurkan teknologi number masking yang menjaga privasi nomor selular pengguna saat melakukan percakapan dengan mitra pengemudi. Selain itu kami juga telah meluncurkan VoIP, panggilan telepon yang tidak menggunakan pulsa pengguna,” kata Ongki.

Application Information Will Show Up Here

Jalin Kolaborasi Eksklusif, StickEarn Bidik Solusi StickMart yang Terintegrasi di 10.000 Armada Grab pada 2019 

StickEarn, startup penyedia teknologi periklanan, kemarin (18/10) mengumumkan kerja sama eksklusif dengan Grab Indonesia melalui solusi bisnis terbarunya, yakni StickMart.

StickMart merupakan platform komersial di dalam mobil terpatenkan yang mengakomodasi para brand untuk beriklan, melakukan penjualan, hingga product sampling.

Co-Founder StickEarn Sugito Alim menyebutkan, StickMart dirancang agar konsumen yang berada dalam kondisi dwell time dapat melihat iklan lebih lama. Jika dibandingkan dengan billboard yang dapat dilihat rerata 2 detik, StickMart dapat dinikmati hingga 1 jam.

“Rata-rata orang Jakarta menghabiskan waktu 2 jam di jalan karena macet. Tentu mereka akan bosan. Nah, StickMart menjangkau kondisi itu. Brand menjadi lebih fleksibel untuk melakukan campaign dengan obektivitas yang berbeda,” ujar Sugioto dalam Konferensi Pers Kerja Sama StickEarn dengan Grab di Jakarta.

Sebelumnya, lembaga riset transportasi dunia, INRIX, pada 2017 mencatat masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan 40 jam dalam satu tahun karena kemacetan lalu lintas. StickMart diharapkan tak hanya membuka peluang bagi brand dan menambah pendapatan baru driver, tetapi juga menyediakan kenyamanan premium.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan mengungkapkan, kerja sama ini sejalan dengan misi perusahaan untuk menciptakan 100 juta enterprenuer di Asia Tenggara, di mana Indonesia merupakan target utamanya.

“Kami yakin banyak sekali customer kami yang menantikan kehadiran StickMart karena ini bisa serve customer kami,” tutur Ongki.

StickMart hadir dalam bentuk boks yang diletakkan di konsol tengah, di antara kursi penumpang dan pengemudi. Boks ini berisikan beragam product sampling, seperti snack, minuman, tisu, obat, hingga charger. Tak hanya itu StickMart dilengkapi dengan perangkat StickTablet yang menyajikan ragam video hiburan hingga katalog produk.

Lebih lanjut, Co-founder StickEarn Archie Carlson menjelaskan bahwa StickMart tak hanya dirancang untuk brand, tetapi juga driver. Pihaknya mengklaim para driver bisa mendapat pemasukan tambahan hingga Rp2 juta setiap bulannya dari bagi hasil pemasangan iklan hingga penjualan product sampling.

“Bahkan pelanggan bisa membayar produk yang dibeli dengan tunai maupun digital melalui layanan OVO,” ujar Archie.

Hingga saat ini, StickEarn telah bermitra dengan 60.000 pengemudi Grab Indonesia, namun baru sekitar 200 unit StickMart terinstal di armada Grab. Archie menargetkan 10.000 unit StickMart terpasang di 10.000 armada Grab Indonesia pada 2019 mendatang.

StickEarn mengklaim kini pihaknya menyalurkan sebanyak Rp30 miliar terhadap pemasukan driver di Indonesia. Perusahaan sendiri menyediakan jasa iklan untuk berbagai macam kendaraan, mulai dari truk, bus, angkot, taksi, dan pesawat terbang.

Perusahaan juga menyediakan lini solusi lain, seperti StickBus, StickTruck, StickAngkot, hingga StickPlane. Sebagaimana diketahui, StickEarn yang berdiri pada 2017, telah melayani 250 brand dari berbagai sektor bisnis.

StickEarn memperoleh pendanaan awal (seed funding) dari East Ventures tahun lalu. Menurut Co-Founder StickEarn Garry Liminata, pendanaan ini digunakan untuk pengembangan produk, bisnis, dan tim ke depannya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gandeng Truemoney Indonesia, Grab Fokus Akuisisi Mitra Pengemudi

Bertujuan untuk menambah channel akuisisi mitra pengemudi (mobil dan motor), Grab meresmikan kerjasama strategis dengan perusahaan penyedia layanan uang elektronik Truemoney Indonesia. Dalam acara temu media hari ini, Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menyebutkan, saat ini mitra pengemudi Grab di Indonesia sudah berjumlah 5 juta orang dan tersebar di lebih dari 137 kota di seluruh Indonesia. Makin bertambahnya layanan yang tersedia di aplikasi Grab saat ini, menjadi salah satu alasan, mengapa penambahan mitra pengemudi penting untuk dilakukan.

“Setelah merubah tampilan kami menjadi lebih user friendly, Grab Indonesia saat ini mulai memfokuskan peningkatan layanan di luar ride hailing. Seperti GrabFood, GrabFresh hingga GrabExpress, yang membutuhkan tenaga mitra pengemudi dalam jumlah yang besar,” kata Ongki.

Melalui aplikasi Truemoney Indonesia, masyarakat umum yang tertarik menjadi mitra pengemudi bisa melakukan proses pendaftaran langsung melalui aplikasi, juga melalui agen Truemoney Indonesia, yang saat ini sudah berjumlah 16 ribu (toko fisik) dan 25 ribu (digital). Setelah proses pendaftaran melalui aplikasi Truemoney, pihak Grab akan melakukan proses penerimaan lanjutan, memanfaatkan data yang sudah masuk melalui aplikasi Truemoney Indonesia.

“Tentunya kerja sama ini merupakan langkah awal kami di Truemoney Indonesia, yang selama ini fokus kepada layanan remittance di Indonesia,” kata Direktur Operasional Truemoney Indonesia Rio da Cunha.

Kerja sama dengan Ping An Good Doctor

Saat ini Grab Indonesia mengklaimterus meningkatkan layanan lain di luar ride hailing. Yang mula-mula dikejar adalah kolaborasi GrabFresh bersama dengan HappyFresh dan GrabFood yang saat ini mulai agresif ditawarkan kepada pengguna.

“Intinya adalah kami ingin mitra Grab bisa menerima pesanan yang diminta oleh pengguna hingga barang tersebut diantarkan ke rumah pengguna,” kata Ongki.

Salah satu peluang lainnya yang tengah dijajaki adalah kemitraan strategis yang sudah diumumkan bersama dengan Ping An Good Doctor. Disinggung apakah nantinya Grab Indonesia akan menghadirkan layanan kesehatan dalam aplikasi, Ongki menyebutkan saat ini masih dalam proses pengembangan. Meskipun demikian, bisa dipastikan Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang bisa menikmati layanan ini.

Ping An Good Doctor yang berasal dari Tiongkok merupakan salah satu layanan kesehatan populer yang telah memiliki 200 juta pengguna dan menerapkan teknologi seperti artificial-intelligence (AI) assisted online medical consultations, medicine delivery, dan appointment bookings secara online dalam platform.

“Bentuknya seperti apa masih kita diskusikan tentunya. Bisa jadi kami akan menggandeng mitra lokal hingga asing untuk memenuhi layanan kesehatan ini. Fungsi Grab Indonesia di sini nantinya bisa sebagai alat pembayaran atau logistik memanfaatkan teknologi dan layanan yang dimiliki mitra,” kata Ongki.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab dan Bosowa Taksi Hadirkan Layanan Khusus GrabBosowa

Grab dan perusahaan taksi konvensional Bosowa Taksi mengumumkan kerja sama strategis dengan menghadirkan GrabBosowa yang kini hadir di dalam aplikasi Grab. Kerja sama ini diharapkan dapat permudah para pengguna taksi Bosowa jadi lebih aman, nyaman, dan efisien saat berkendara.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan mengatakan GrabBosowa adalah pertama kalinya dihadirkan oleh perusahaan di Indonesia sebagai bentuk upaya perusahaan dalam memberikan kenyamanan lebih dan kemudahan akses kepada para pengguna di Makassar. Hal tersebut sejalan dengan misi Grab yang ingin menjadi platform layanan satu pintu terpadu yang menjawab segala kebutuhan mobilitas masyarakat.

“Kami berharap dapat menjadikan transportasi masyarakat di kota Makassar lebih baik dengan moda transportasi favorit Bosowa Taksi yang biasa mereka gunakan,” kata Ongki dalam keterangan resmi.

Direktur Bosowa Taksi Berlan Sumadi menambahkan tujuan kolaborasi ini adalah upaya perusahaan dalam meningkatkan layanan. Dengan demikian pelanggan akan semakin mudah dalam mendapatkan jasa Bosowa Taksi dan meningkatkan produktivitas pengemudi.

“Ini dapat menjadi salah satu tambahan channel order yang semakin memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan Bosowa Taksi, serta peningkatan kesejahteraan mitra pengemudi kami,” ucap Berlan.

Tarif yang dikenakan untuk setiap layanan GrabBosowa ini akan mengacu pada ketentuan tarif argo taksi konvensional yang diberlakukan Bosowa Taksi. Selain itu, pengguna yang memesan layanan GrabCar juga dapat menikmati Bosowa Taksi dengan tarif tetap GrabCar, apabila mitra pengemudi Bosowa berada di lokasi pemesanan.

Terhitung saat ini Bosowo memiliki sekitar dua ribu armada taksi yang tersebar di sejumlah kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Banyuwangi, Jember, dan Indonesia Timur seperti Kendari, Palopo, Bone, dan Mamuju.

Salah satu strategi Bosowa Taksi dalam memberikan layanan yang terbaik adalah dengan memiliki multi-channel access, antara lain melalui pangkalan-pangkalan di mal, hotel, lambaian tangan, call center, dan kini aplikasi Grab. Bosowa Taksi juga memiliki aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pemesanan.

Pada tahap awal kerja sama ini akan dijalankan di Makassar dan bakal bergulir ke kota berikutnya di aman Bosowa Taksi telah beroperasi.

Sebelumnya, Grab giat melakukan berbagai kemitraan dengan institusi resmi seperi KAI, Damri, dan Angkasa Pura dalam memperbanyak titik penjemputan layanan transportasi untuk para penggunanya.

Application Information Will Show Up Here

LinkedIn Inisiasi Program “Dream Jobs” di Indonesia

Platform jaringan profesional LinkedIn menginisiasi program LinkedIn Dream Jobs di Indonesia guna mewadahi lulusan baru (fresh graduate) dan profesional muda dengan pengalaman kerja di bawah dua tahun untuk memperoleh karier impian di perusahaan yang telah bermitra secara eksklusif di LinkedIn.

Upaya ini sekaligus menjawab pesatnya pengguna LinkedIn yang berasal dari kalangan millenial. Jumlahnya kini mencapai 650 ribu orang dari total 9 juta pengguna LinkedIn di Indonesia. LinkedIn selama ini dikenal sebagai platform yang lebih banyak menyasar pengguna kalangan profesional untuk berinteraksi satu sama lain.

Managing Director APAC Olivier Legrand menuturkan pihaknya optimis bahwa LinkedIn Dream Jobs dapat membantu pengguna milennial dapat terhubung ke peluang karier yang tepat di beberapa perusahaan internasional dan nasional terbaik.

“Kami mengadakan program ini untuk jangka panjang dan berharap ini dapat dijadikan sebagai langkah awal karier bagi banyak anak muda Indonesia, mendukung perjalanan mereka dalam usaha mengembangkan karier di masa depan, seraya memperbaiki kehidupan mereka,” terang Legrand, Selasa (20/3).

Managing Director GrabPay Indonesia Ongki Kurniawan, di kesempatan yang sama menuturkan, Asia Tenggara, khususnya Indonesia merupakan wilayah yang masih relatif baru dalam ekosistem teknologi. Di samping memberikan kesempatan untuk memperluas koneksi dan mempelajari best practice, platform Dream Jobs dapat membantu bakat muda untuk memahami lingkungan dan budaya kerja, peran mereka pada masa mendatang.

“Grab berinvestasi dalam pengembangan talenta lokal dan memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh bersama kami, bekerja dengan bakat-bakat terbaik dari seluruh dunia. Bahkan memberikan kesempatan mentoring dengan rekan kerja mereka di luar negeri untuk menjawab tantangan-tantangan di Asia Tenggara,” kata Ongki.

Survei LinkedIn

Menurut survei LinkedIn, sambung Legrand, diungkapkan bahwa lebih dari 65% orang Indonesia (usia di atas 18 tahun) merasa bahwa kesuksesan membutuhkan kolaborasi dengan komunitas untuk saling membantu.

Sekitar 80% responden mengaitkan kesuksesan dengan pilihan karier yang mereka buat, sementara 68% responden menyatakan bahwa orang-orang di sekitar mereka menjadi pendukung utama dalam perjalanan menemukan makna sukses dan mencapainya.

Data juga menunjukkan bahwa profesional yang lebih berpengalaman mengingat pekerjaan pertama mereka dan bahwa fase awal dalam kehidupan tersebut membentuk sukap dan pola pikir mereka dalam perjalanan menemukan dan mencapai sukses.

“Pekerjaan pertama menjadi kesempatan mendapatkan pengalaman kerja, mentor pertama, sehingga menjadikannya cukup berkesan dan penentu karier kerja di masa depan.”

Di program perdana dengan periode 20 Maret – 31 Mei 2018 ini, Dream Jobs menghadirkan 9 perusahaan yang menawarkan pekerjaan di berbagai posisi, yaitu Grab, Bank Danamon, Habitat for Humanity, Home Credit, Kalbe Pharmaceuticals, Ogilvy & Mather, Procter & Gamble, Reckitt Benckiser, dan Accenture.

Posisi yang ditawarkan mulai dari management trainee, partner aquisition, account management, hingga branding. Lengard menjelaskan pemilihan perusahaan yang masuk ke Dream Jobs berdasarkan perpaduan antara perusahaan internasional, lokal, startup, dan lainnya.

Grab Partners with PayTren

Grab announces a strategic partnership with Paytren. As initiation step on mid-January 2018, Grab will be using PayTren network to recruit new drivers through the app.

PayTren partners, currently reach 1.7 million people, will be trained on how to register new Grab driver. Partners are also open for being Grab drivers.

The strategic partnership will be valid for five years by continuous evaluation.

“This is a strong partnership, there is no investment or acquisition. We notice the partnership with local company will widen access for people who wants to join Grab,” said Jason Thompson, GrabPay Southeast Asia’s Managing Director on Wednesday (12/13).

With this strategic partnership, at least two angles targeted by three companies (Grab, Kudo and PayTren). For Grab, it is an effort to prepare GrabPay ecosystem. All PayTren partners are expected to be GrabPay customer due to their needs of its payment system they facilitate.

“It’ll end up at financial inclusion. We will not only take it to the big cities, but throughout Indonesia soon, for all 104 cities can use GrabPay immediately,” explained Ongki Kurniawan, GrabPay Indonesia’s Managing Director.

He said, due to this partnership, three companies have assets to be used as shared benefits.

Using Kudo’s technology for PayTren

The second angle is Kudo’s technology usage in supporting PayTren security system.  According to Yusuf Mansur, PayTren’s Founder & Owner, Kudo’s technology also supports company’s step to comply with Bank Indonesia’s rule, if PayTren obtains e-money license. Mansur optimist in getting the license.

“We are confident in getting the license, Insha Allah. When there is a license, the task is system and technology strengthening. We are not joking in saying this, afraid of fraud, a partnership with well-back-up technology company is needed,” said Mansur.

On BI rules, company applying for permits need to comply for several requirements, such as data center and disaster recovery center located in Indonesia while in contact with customer transaction’s protection. Both requirements mentioned are fullfilled by Kudo.

“In rules, Kudo has complied with BI rules. Also, we and PayTren are both local companies,” said Albert Lucius, Kudo’s CEO and Co-Founder.

For the collaboration development between Kudo and PayTren, Lucius said there will be Kudo’s or PayTren’s products in each platform. This is intended to encourage entrepreneurs to sell, to ultimately improve the welfare.

Grab and Kudo’s apps merger

Asked about Grab and Kudo’s merger, Lucius explained the merger process can be seen from Grab app starting to provide top-up balance in Grab Rewards. Nonetheless this is just a mere service.

In fact, Grab has two different apps, one for drivers and one for customers. Meanwhile Kudo only has one for business partners. He thought, application merger will be done slowly.

“It will not be suddenly merged [Grab and Kudo]. However, Kudo’s service connected to Grab is already started now. All Kudo’s services will be connected to Grab later.” said Lucius.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Grab Gandeng PayTren Sebagai Mitra Strategis [UPDATED]

Grab resmi menggandeng PayTren sebagai mitra strategis yang diumumkan lewat penandatanganan perjanjian kerja sama. Sebagai langkah awal, pada pertengahan Januari 2018, Grab akan memanfaatkan jaringan PayTren untuk merekrut mitra pengemudi baru melalui aplikasi PayTren.

Mitra PayTren, yang kini sudah menyentuh angka 1,7 juta orang, akan diberikan pelatihan bagaimana cara mendaftarkan mitra pengemudi Grab yang baru. Mitra juga terbuka untuk digandeng sebagai mitra pengemudi Grab.

Kemitraan strategis ini berlaku selama lima tahun dengan evaluasi secara berkelanjutan.

“Ini adalah kemitraan yang kuat, tidak ada investasi atau akuisisi. Kami melihat dengan kolaborasi bersama perusahaan lokal akan memperlebar akses untuk orang-orang yang ingin bergabung ke Grab,” terang Managing Director GrabPay Southeast Asia Jason Thompson, Rabu (13/12).

Dari kemitraan strategis ini, setidaknya ada dua angle yang dibidik ketiga perusahaan (Grab, Kudo, dan PayTren). Pertama, bagi Grab jadi salah satu upaya untuk mempersiapkan ekosistem GrabPay. Diharapkan setiap mitra PayTren berpotensi menjadi nasabah GrabPay karena mereka akan membutuhkan sistem pembayaran yang bisa difasilitasi GrabPay.

“Ujung-ujungnya ke arah inklusi keuangan. Kita enggak akan bawa ini ke kota besar saja, secepatnya ke seluruh Indonesia, di mana kita berada tersebar di 104 kota bisa pakai GrabPay,” jelas Managing Director GrabPay Indonesia Ongki Kurniawan.

Menurut Ongki, berkat kemitraan ini ketiga perusahaan memiliki aset yang bisa digunakan untuk keuntungan bersama.

Manfaatkan teknologi Kudo untuk PayTren

Angle kedua adalah pemanfaatan teknologi Kudo untuk dukung sistem keamanan di PayTren. Menurut Founder dan Owner PayTren Yusuf Mansur, teknologi yang dihadirkan Kudo juga mendukung langkah perusahaan agar tetap selaras dengan aturan Bank Indonesia, apabila PayTren berhasil mengantongi lisensi uang elektronik. Yusuf Mansur optimis pihaknya yakin akan mendapat lisensi tersebut.

“Kami yakin pasti dapat, Insya Allah. Ketika sudah dapat itu, PR-nya adalah penguatan sistem dan teknologi. Kami enggak becanda ketika bicara ini, takut ada fraud makanya perlu kerja sama dengan perusahaan teknologi yang di-back-up dengan baik,” kata Yusuf Mansur.

Secara aturan yang ditetapkan BI, perusahaan yang mengajukan izin harus memiliki persyaratan, salah satunya data center dan disaster recovery center berlokasi di Indonesia ketika bersinggungan dengan perlindungan data transaksi nasabah. Kedua syarat ini disebutkan sudah dipenuhi Kudo.

“Secara aturan Kudo sudah comply dengan aturan di BI. Terlebih kami dan PayTren adalah sama-sama perusahaan lokal,” kata CEO dan Co-Founder Kudo Albert Lucius.

Untuk pengembangan kolaborasi antara Kudo dengan PayTren, menurut Albert, nantinya akan ada produk Kudo maupun PayTren yang hadir di masing-masing platform. Hal ini dimaksudkan agar mendorong para pengusaha untuk berjualan, hingga pada akhirnya dapat meningkatkan taraf kesejahteraan.

“Ini kan kerja sama, jadi lebih ke pengembangan servis saling melengkapi. Saat ini pembahasannya masih di sana dan belum ada pembicaraan untuk dilebur.”

Peleburan aplikasi Grab dan Kudo

Saat ditanya mengenai proses peleburan Grab dengan Kudo, Albert menjelaskan proses peleburan sudah dimulai terlihat dari aplikasi Grab yang kini mulai menyediakan jasa pembelian pulsa di Grab Rewards. Meskipun demikian ini baru sekadar layanannya.

Pasalnya, Grab memiliki dua aplikasi yang berbeda, satu untuk mitra pengemudi, satu lagi untuk pengguna. Sementara Kudo hanya memiliki satu aplikasi untuk mitra pengusaha. Menurutnya, peleburan aplikasi akan dilakukan secara perlahan-lahan.

“Jadi enggak mungkin tiba-tiba di-merge [aplikasi Grab dan Kudo]. Tapi kalau servisnya Kudo yang di-plug ke Grab itu sudah bisa dan sudah dimulai dari sekarang. Nanti semua servis Kudo bisa masuk ke Grab,” pungkas Albert.

Update: Kami menambahkan kutipan dari tiga perwakilan perusahaan

Terbentur Kepemilikan Lisensi E-Money, GrabPay Hentikan Fasilitas Pengisian Saldo

Grab secara resmi menghentikan fasilitas pengisian saldo atau top up layanan e-money GrabPay. Ini ditengarai GrabPay tengah dalam antrean di Bank Indonesia untuk mendapatkan izin mengelola lisensi e-money. Penghentian sistem top up GrabPay ini menyusul TokoCash milik Tokopedia dan ShopeePay milik Shopee.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Managing Director GrabPay Indonesia Ongki Kurniawan. Ia menyampaikan karena mengikuti salah satu proses dalam mendapatkan izin dari Bank Indonesia.

“Karena memang permintaan untuk GrabPay sangat besar sekarang dan cakupannya sudah cukup luas dan pertumbuhannya juga cukup besar jadi kami sedang melakukan proses perizinan dengan bank Indonesia. Dan sebagai salah satu bagian dari proses itu kami menghentikan fasilitas top up-nya,” terang Ongki.

Hal ini mengacu pada ketentuan mengenai penyelenggaraan uang elektronik telah diatur BI dalam Peraturan BI Nomor 11/12/PBI/2009 dan Surat Edaran BI Nomor 16/11/DKSP tanggal 22 Juli 2014 sebagaimana telah diubah oleh SEBI Nomor 18/21/DKSP tanggal 27 September 2016

Dengan kondisi ini pengguna GrabPay untuk sementara tidak bisa mengisi saldo mereka, namun bagi pengguna yang masih memiliki saldo tersisa di dompet GrabPay mereka layanan masih berjalan seperti biasa dan uang di dompet GrabPay tersebut masih bisa digunakan seperti biasanya.

“[…] GrabPay masih bisa digunakan untuk pengguna yang mempunyai balance di GrabPay, seperti biasa, tidak ada perubahan, mudah-mudahan proses perizinan ini bisa berjalan lancar sehingga masyarakat bisa kembali menggunakan layanan non tunai dari Grab yakni GrabPay,” lanjut Ongki.

Membahas masalah proses perizinan dengan bank Indonesia Ongki menjelaskan, saat ini masih terjadi diskusi intensif pihak Grab dengan Bank Indonesia. Harapannya izin untuk GrabPay segera keluar dan pengguna kembali bisa memanfaatkan GrabPay untuk keperluan mereka sehari-hari.

“Untuk izinnya kita masih dalam proses. Kita diskusi intensif terus dengan bank Indonesia. Tentunya bank Indonesia menghargai inisiatif kami ini. dan melihat juga bahwa ini sejalan dengan misi bank Indonesia kan, yaitu menuju cashless society. Jadi tentunya bank Indonesia memberikan perhatian yang cukup besar untuk bisa dalam proses perizinan ini bagaimana kita menyelesaikan dengan cukup cepat,” jelas Ongki.

Menuju masyarakat non tunai

Diakui atau tidak hadirnya startup yang membawa layanan non tunai masing-masing seperti GrabPay, GO-PAY, TokoCash, dan ShopeePay membantu pemerintah memasyarakatkan penggunaan uang non tunai. Bak gayung bersambut, sejak dicanangkan pada tahun 2014 silam gerakan nasional non tunai diikuti dengan perkembangan bisnis dan teknologi.

GrabPay dan beberapa layanan non tunai lainnya adalah contoh nyata sumbangsih dari pebisnis startup untuk mengedukasi masyarakat tentang keunggulan dan kelebihan penggunaan layanan non tunai. Terlebih startup-startup tersebut mulai mengembangkan bisnis secara horizontal sehingga menyasar lebih banyak segmen. Kemudahan tentu menjadi dasar didorongnya penggunaan uang non tunai. Keunggulan lain yang selama ini digadang-gadang adalah keamanan.

Application Information Will Show Up Here