Kegaduhan Layanan Fintech Lending RupiahPlus

Layanan teknologi finansial RupiahPlus sedang menjadi sorotan banyak pihak. Kebijakan RupiahPlus memungkinkan pihaknya mengakses dan menghubungi data kontak peminjam (yang berada di phonebook smartphone) ketika peminjam terlambat pelakukan pengembalian. Hal ini sebenarnya sudah tertuang dalam halaman kesepakatan RupiahPlus, namun menghubungi orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan peminjam adalah tindakan yang berlebihan.

Dalam klausul peminjaman biasanya terdapat poin emergency call atau kontak darurat yang dihubungi ketika peminjam tidak bisa dihubungi atau mengalami masalah keterlambatan. Apa yang dilakukan RupiahPlus mungkin untuk memudahkan menjangkau peminjam ketika terjadi keterlambatan, namun yang dilakukan malah menghubungi mereka yang tidak ada sangkut pautnya dengan peminjam mengingat dalam kontak tidak selalu teman atau kerabat.

Meski Rupiah Plus hanya meminta untuk mengingatkan peminjam untuk melunasi pinjamannya, itu jelas tidak perlu. Harusnya penagihan dilakukan langsung ke peminjam atau kontak darurat yang didaftarkan.

Cara-cara penagihan seperti yang dilakukan RupiahPlus sebenarnya sudah mulai banyak dilakukan di Tiongkok. Responnya pun sama, mereka yang dihubungi penagih mempertanyakan dari mana kontak mereka tersebar dan merasa terganggu karena mereka bukan peminjam bahkan tidak mengenal peminjam.

“Hanya jika sangat telat”

CEO RupiahPlus Rebecca Wang kepada DailySocial menanggapi, “RupiahPlus sangat berhati-hati dalam menjaga privasi dan kerahasiaan data pelanggannya. Namun, RupiahPlus dapat menghubungi kontak pelanggan kami yang terlambat membayar kembali pinjaman mereka, ini untuk menyelesaikan pinjaman pelanggan. Setiap pelanggan RupiahPlus telah memberikan persetujuan sebelumnya untuk RupiahPlus untuk mengakses ke kontak mereka.”

“Harap dicatat bahwa sebagaimana telah tercantum dalam kebijakan kami RupiahPlus berkomitmen untuk tidak menghubungi pelanggannya kecuali ketika pelanggan telah sangat telat dalam memenuhi tanggung jawab pembayaran pinjamannya. Dalam kasus apa pun, RupiahPlus sangat mematuhi hukum dalam metode pengumpulannya. Semoga ini bisa dipahami,” lanjutnya.

Polemik ini sudah sampai ke YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dan AFTECH (Asosiasi Fintech Indonesia). Dikutip dari Kompas, YLKI sudah menerima aduan masyarakat yang merasa dirugikan dengan cara penagihan RupiahPlus. AFTECH berusaha mengantisipasi hal-hal semacam ini dengan menyusun draft kode etik penyelenggaraan layanan teknologi finansial. Draft tersebut kabarnya sudah masuk ke ranah OJK.

Di situs resminya RupiahPlus menjelaskan ada empat informasi yang akan direkam ke dalam sistem RupiahPlus, yakni informasi pribadi, informasi pekerjaan, informasi kontak, dan upload foto. Pihak RupiahPlus memberikan keterangan di situsnya bahwa tidak akan mengungkapkan informasi pribadi peminjam ke pihak ketiga kecuali jika ada keterlambatan pembayaran dan kebutuhan layanan. Dengan memasang dan menggunakan layanan RupiahPlus artinya peminjam sudah dianggap menyetujui aturan ini.

Sudah saatnya sudah ada aturan yang jelas soal akses aplikasi atau layanan ke dalam perangkat dan kontak-kontak pengguna. Jangan sampai mereka yang tidak terlibat malah dirugikan. Sudah saatnya pula pemerintah memasukkan nomor telepon/kontak sebagai bagian data pribadi yang wajib dilindungi di ranah digital. RupiahPlus dan layanan teknologi finansial lainnya harus memikirkan cara penagihan yang lebih efektif dan tidak mengganggu privasi mereka yang tidak terlibat.

Application Information Will Show Up Here

Indosurya Finance Perbarui Situs, Kenalkan Diri Sebagai Layanan “Online Lending”

Indosurya Finance (PT Indosurya Inti Finance) meluncurkan fitur pembiayaan UKM melalui situs terbarunya indosurya.finance. Sebagai perusahaan multifinance yang fokus pada fasilitas pembiayaan untuk UKM, pembaruan ini diharapkan bisa mempermudah pengenalan perusahaan ke kalangan millennial sebagai suatu layanan online lending.

“Perkembangan teknologi yang kini semakin pesat pergerakannya mendorong kami untuk mulai berinovasi, terlebih kami juga ingin mengedukasi masyarakat secara lebih luas lagi bahwa perusahaan multifinance seperti kami bisa menjadi solusi terbaik untuk mengajukan pembiayaan pinjaman usaha dan hal itu dapat terjadi melalui penerapan strategi layanan berbasis teknologi,” terang Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung.

Kepada DailySocial, Mulyadi menerangkan bahwa melalui situs barunya Indosurya Finance mencoba menghadirkan fitur yang memudahkan dan membuat proses pengajuan pinjaman lebih transparan dan respon yang lebih cepat.

Salah satu alasan Indosurya Finance menghadirkan fitur pinjaman langsung adalah pertumbuhan UKM yang digerakkan oleh generasi milenial, dengan ide-ide dan model bisnis yang dijalankan secara kreatif. Hal ini tidak terlepas dari keaktifan generasi milenial dalam penggunaan teknologi.

“Lebih mengenalkan Indosurya ke younger audience bahwa selain bank, ada Indosurya Finance yang dapat memberikan solusi modal kerja dan proses yang lebih transparan sehingga tidak perlu lagi melalui pihak ketiga,” terang Mulyadi.

Menurut pengamatan DailySocial, saat ini pemanfaatan teknologi finansial di situs Indosurya Finance belum ketara jika dibanding pesaingnya. Mereka berjanji perusahaan terus mengembangkan inovasi selanjutnya berupa aplikasi mobile, sambil menambah fitur lain di situs.

“Target dari sisi pertumbuhan dapat tumbuh YoY 20% dari sisi pertumbuhan asset,” ujar Mulyadi tentang target tahun ini.

Taralite Hadirkan Sistem KTA Online untuk Kebutuhan Spesifik

Bisnis keuangan digital kian bertumbuh di Indonesia dengan berbagai model yang disajikan. Beberapa startup juga sudah mulai mereplikasi cara tradisional yang biasa dilayani perbankan dalam sebuah layanan online. Contohnya adalah Taralite, sebuah layanan online yang menyediakan layanan kredit kepada penggunanya.

Taralite mengklaim bahwa model bisnis digital yang kini dilakukan adalah yang pertama di Indonesia. Kendati demikian, saat ini juga sudah ada UangTeman, yang menjalankan sistem bisnis di sektor yang sama, hanya saja dengan jumlah pinjaman dan jangkauan yang lebih kecil. Layanan Taralite juga memberikan pinjaman sesuai dengan spesifikasi kebutuhan, misalnya untuk kebutuhan pendidikan, kredit usaha, persalinan, ataupun umroh.

Modal untuk pinjaman Taralite menggunakan dana yang dimiliki perusahaan dan bekerja sama dengan beberapa rekanan perbankan. Hal ini yang disebut Co-Founder Taralite Abraham Viktor (Bram) sebagai simbiosis mutualisme yang dijalin oleh layanan fintech dengan institusi keuangan yang sudah ada. Kerja sama ini penting bagi Taralite karena saat ini operasionalnya sudah meliputi daerah-daerah di luar Jawa. Bahkan sudah sampai Papua.

Bram mengatakan bahwa sampai saat ini Taralite belum mengucurkan alokasi khusus untuk pemasaran besar, sistem agen masih menjadi cara yang dinilai efektif untuk melebarkan bisnis. Taralite saat ini membuka kemitraan kepada masyarakat untuk dapat menjadi agen yang memasarkan pinjaman dengan imbal balik berupa komisi.

Dengan bunga mulai dari 0.9% per bulan dan proses yang diklaim lebih efisien, diyakini Taralite akan menjadi solusi terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan dana pinjaman seara cepat. Hal ini terbukti, saat ini Taralite rata-rata menghimpun 100-200 pengajuan pinjaman dari masyarakat untuk diseleksi dan ditindaklanjuti.

Ketika ditanya tentang bagaimana Taraline mengantisipasi risiko para peminjam nakal, Bram menjawab:

“Sebenarnya yang kami lakukan hanya mendigitalkan proses umum yang ada di sistem pinjaman konvensional. Jika di bank ada survei untuk menentukan besarnya pinjaman, kami memiliki sistem scorecard yang juga digunakan untuk menentukan kebutuhan tersebut. Jika di bank ada penyerahan berkas-berkas, di Taralite pun sama, hanya saja prosesnya online. Dan untuk pengingat peminjam harus melakukan pembayaran, itupun kami lakukan dengan pendekatan digital. Pada dasarnya konsep yang diterapkan sama.”

Secara khusus saat ini Taralite juga telah bermitra dengan Uber. Hal ini untuk mempermudah pengguna ketika ingin mendapatkan pinjaman dana untuk pembelian mobil yang akan digunakan bisnis. Taralite bekerja sama dengan Uber untuk membantu calon driver Uber (Uber Partner) baru maupun yang sudah menjadi Uber Partner memiliki mobilnya sendiri.

Bram juga menanggapi bahwa untuk industri fintech di Indonesia saat ini yang menjadi tantangan terbesar adalah regulasi. Oleh karenanya saat ini pihaknya terus mengkonsolidasikan langkah bisnisnya kepada OJK.

Kepada DailySocial, pria yang juga masuk dalam daftar “The Top Young Asian Venture Capitalists And Fintech Entrepreneurs versi Forbes” ini menyampaikan:

“Kebetulan sebelum wawancara ini saya juga baru meeting dengan OJK. Artinya kami masih selalu mencoba terus berdiskusi dengan pihak terkait. Regulasi bagi kami penting, untuk menjadi sebuah landasan. Di Indonesia menurut saya regulasi lahirnya cukup lama. Jika dibandingkan di Amerika, ketika industri fintech berjalan sudah 3 tahun, pemerintah segera mengeluarkan regulasi terkait. Di Indonesia prosesnya belum secepat itu. Tapi kami selalu mengupayakan untuk mengikuti aturan yang ada.”

Sebelumnya pada November tahun lalu, Taralite berhasil membukukan pendanaan dari ANGIN. Kala itu pendanaan difokuskan pada perekrutan talenta dan pemekaran layanan.

UangTeman Luncurkan Aplikasi Mobile untuk Platform Android

Ada yang baru dari startup Indonesia yang menyediakan layanan pinjaman mikro jangka pendek secara online UangTeman. Hari ini (3/3), UangTeman mengumumkan kehadiran mereka dalam aplikasi mobile untuk perangkat Android. UangTeman berharap, lewat aplikasi mobile ini mereka dapat lebih dekat dan menjangkau lebih banyak nasabah yang ingin mengajukan pinjaman.

CEO UangTeman Aidil Zulkifli mengatakan, “Setelah hampir satu tahun kami beroperasi, kami hadir dengan inovasi yang dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan dana pinjaman dengan meluncurkan layanan aplikasi mobile [untuk Android]. Kami berharap [dapat] semakin dekat dengan nasabah sehingga dapat meningkatkan layanan semaksimal mungkin.”

[Baca juga: Melihat Lebih Dekat Proses Bisnis UangTeman]

Lebih jauh Aidil juga mengklaim bahwa kini UangTeman telah menerima lebih dari 5000 pengajuan aplikasi peminjaman melalui platform mereka. Dari total pengajuan tersebut, 65% konsumen menggunakan perangkat mobile saat mengajukan pinjaman. Ini yang menjadi alasan utama UangTeman mengambil keputusan untuk meluncurkan aplikasi mobile.

Ketika disinggung apakah ada target akuisisi pengguna lewat peluncuran aplikasi ini, Aidil hanya menjawab sambil tersenyum, “Harapannya sih bisa [naik] sampai ratusan ribu atau lebih.”

Aplikasi UangTeman sendiri terbilang cukup mudah untuk digunakan. Di halaman muka, tanpa perlu masuk sebagai member, pengguna akan langsung dihadapkan pada kalkulator pinjaman. Lewat kalkulator tersebut, pengguna bisa mengatur jumlah pinjaman yang akan diajukan, melihat tanggal jatuh tempo, dan bunga yang dikenakan.

[Baca juga: Aidil Zulkifli: Bunga Pinjaman UangTeman Tidak Akan Capai 30 Persen untuk Satu Bulan]

Direktur Produk dan Teknologi UangTeman Darmawan Zaini menjelaskan bahwa setelah mengisi jumlah pinjaman, nasabah masih harus mengisi formulir untuk mengisi identitas. Formulir yang disediakan tidak berbeda dengan yang diakses melalui situs UangTeman.

Selain itu, Darmawan juga mengungkap bahwa UangTeman juga telah mengadopsi teknologi big data untuk melihat tren terkait dengan sektor finansial di Indonesia. Nantinya, big data  tersebut akan jadi alat bantu Uangteman untuk mengambil keputusan melalui algoritma yang dikembangan internal dalam menentukan layak atau tidaknya seorang nasabah mendapatkan pinjaman.

Saat ini layanan UangTeman telah menjangkau wilayah Jabodetabek, Yogyakarta, Solo, Magelang, dan Klaten. Aidil mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ini UangTeman akan kembali memperluas jangkauan layanan ke kota Bandung. Tak menutup kemungkinan juga untuk membuka layanan di kota-kota besar lain seperti Surabaya dan Denpasar.

[Baca juga: Di Balik Polemik UangTeman dan Regulasi Peminjaman Uang]

Sebagai informasi, layanan UangTeman yang beroperasi di bawah payung PT Digital Alpha Indonesia ini adalah startup yang memberikan pinjaman mikro jangka pendek dengan jumlah pinjaman maksimal Rp 2.000.000 dan bunga maksimal satu persen per hari. Namun, dengan peluncuran aplikasi mobile ini, UangTeman memberikan promo bebas bunga, bunga nol persen, kepada nasabah yang mengajukan pinjaman pada periode 3-9 Maret 2016 melalui aplikasi mobile mereka.

Application Information Will Show Up Here

Tak Cuma Startup, Amar Bank Coba Masuki Layanan KTA Online dengan Tunaiku

Awal tahun ini, DailySocial mengeluarkan laporan mengenai lanskap startup Indonesia. Dalam laporan itu disebutkan sektor finansial teknologi menjadi salah satu yang diprediksikan menguat di tahun ini. Salah satu yang ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu adalah layanan pinjaman kredit tanpa agunan (KTA). Tak hanya startup, sektor ini juga turut diramaikan oleh pihak bank. Amar Bank, yang berasal dari Surabaya, melalui layanan Tunaiku mencoba merangkul teknologi untuk proses pengajuan KTA.

KTA sendiri sejatinya merupakan produk perbankan. Hanya saja sejak teknologi semakin canggih beberapa pihak mulai meramu layanan KTA dengan pendekatan teknologi. Proses-proses yang selama ini berlangsung secara luring dipermudah dan diubah menjadi daring. Mulai dari proses pengajuan aplikasi, verifikasi, dan pencairan dana pun bisa berlangsung secara daring.

Apa yang ditawarkan Tunaiku serupa dengan UangTeman dan Taralite. Hanya saja ada perbedaan di beberapa aspek, seperti pilihan jangka waktu peminjaman dan besaran suku bunga yang harus dibayarkan. Seperti disajikan di halaman resminya, Tunaiku menyediakan pilihan 6 bulan sebagai pinjaman paling cepat. Sedangkan UangTeman yang sejak dari awal memposisikan diri sebagai KTA jangka pendek yang memungkinkan melakukan pinjaman dengan jangka pelunasan selama 10 hari.

[Baca juga: Melihat Lebih Dekat Proses Bisnis UangTeman]

Jika UangTeman memberikan keringanan bunga untuk peminjam terpercaya atau mereka yang sudah pernah meminjam dan melunasi tepat waktu, bahkan sebelum jatuh tempo, Tunaiku hadir dengan penawaran bunga 3% untuk setiap bulannya.

Satu hal menarik yang bisa dibahas dari layanan KTA daring seperti Tunaiku dan UangTeman ini adalah penggunaan teknologinya. Teknologi di sektor finansial teknologi harusnya lebih kompleks, termasuk keamanan sistemnya.

UangTeman, seperti diceritakan kepada DailySocial, mengungkapkan pihaknya telah menerapkan teknologi big data didukung dengan algoritma risiko kredit dengan sistem real-time. Teknologi tersebut yang digunakan untuk mengelola data peminjam dan juga menentukan pengajuan pinjaman. Teknologi yang seharusnya menjadi inti dari layanan finansial teknologi untuk layanan KTA daring.

[Baca juga: Di Balik Polemik UangTeman dan Regulasi Praktik Peminjaman Uang]

Saya pribadi belum banyak informasi mengenai teknologi-teknologi di balik Tunaiku. Yang jelas Tunaiku belum menyediakan sistem khusus untuk pengajuan aplikasi pinjaman. Mereka masih menggunakan fasilitas surel untuk pengajuan aplikasi pinjaman, seperti yang mereka tuliskan di halaman mereka.

Menyimak paparan Tunaiku adalah seperti melihat bagaimana bank meng-online-kan layanan mereka. Meskipun terlihat lebih canggih, tapi cara mereka membawakan layanan ini tanpa spirit startup. Teknologi yang diusung cenderung tidak up-to-date, sedangkan skema peminjamannya tidak menarik UangTeman yang memungkinkan adanya fleksibilitas masa pinjaman dan nilai bunga pinjaman. Hal ini yang menjadi kelebihan startup ketimbang cara berpikir bank yang masih konservatif.

Jika bank lain membuat layanan serupa dan tidak belajar dari bagaimana Tunaiku dijalankan, mereka pantas khawatir bahwa dalam lima tahun mendatang bisnis KTA akan semakin dikuasai startup fintech yang lebih mengerti bagaimana kebutuhan konsumen di masa sekarang.

Aidil Zulkifli: Bunga Pinjaman UangTeman Tidak Akan Capai 30% Untuk Satu Bulan

Foto 31

Dewasa ini, dengan pesatnya pertumbuhan teknologi yang terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, banyak kemudahan yang ditawarkan, salah satunya adalah untuk memperoleh pinjaman uang. UangTeman adalah salah satu startup fintech yang coba menawarkan kemudahan untuk memperoleh pinjaman uang tersebut. Namun, ternyata kemunculan mereka memperoleh tanggapan yang kurang positif dari sebagian masyarakat terkait dengan pemberian suku bunga pinjaman yang tinggi, yakni 1 persen per hari.

Continue reading Aidil Zulkifli: Bunga Pinjaman UangTeman Tidak Akan Capai 30% Untuk Satu Bulan