Activision Blizzard Gandeng Nielsen untuk Pastikan Validitas Data Penonton Overwatch League

Perlahan tapi pasti, industri esports terus tumbuh, menjadikannya sebagai pembicaraan hangat. Nilai industri esports diperkirakan telah mencapai nilai US$1,1 miliar pada tahun ini. Dalam waktu tiga tahun, angka tersebut diduga akan naik hingga hampir US$3 miliar. Jumlah penonton esports juga tak kalah besar. Menurut survei Goldman Sachs dan Newzoo, penonton esports tahun ini mencapai 194 juta dan akan naik menjadi 276 juta pada 2022. Karena itu, jangan heran jika semakin banyak merek non-endemik yang tertarik untuk menjadi sponsor di industri esports.

Namun, masuknya merek-merek besar seperti Coca-Cola dan Audi berarti, para pelaku esports harus bisa menjamin validitas data mereka. Karena, perusahaan yang telah menjadi sponsor esports pasti ingin memastikan bahwa investasi yang telah mereka tanamkan tidak sia-sia. Data soal potensi pendapatan dan penonton esports memang terlihat mengagumkan. Sayangnya, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data biasanya berbeda-beda sehingga data dari satu sumber belum tentu bisa dibandingkan dengan data dari sumber lain. Terkadang, para pelaku industri esports sengaja menggunakan data yang membuat turnamen yang mereka selenggarakan atau game yang mereka buat terlihat sangat baik.

Proyeksi total pendapatan industri esports | Sumber: Goldman Sachs
Proyeksi total pendapatan industri esports | Sumber: Goldman Sachs

“Di esports, ada banyak metrik yang sulit untuk dimengerti dan sulit untuk dibandingkan, seperti jumlah view, peak concurrents, dan total lama video ditonton. Karena semua orang berusaha untuk tampil sebagai yang terbaik dan menggunakan data dengan angka tertinggi, ini menciptakan masalah. Sulit bagi orang-orang untuk membandingkan data sehingga mereka justru membuat perbandingan yang salah. Meskipun ini bisa menjadi berita yang menarik, hal itu justru akan berdampak buruk pada industri dalam jangka panjang,” kata Kasra Jafroodi, Strategy and Analytics Lead, Activision Blizzard Esports, seperti disebutkan oleh The Esports Observer.

Menyadari hal ini, Activision Blizzard lalu bekerja sama dengan Nielsen. Kerja sama ini dimulai sejak April lalu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data Average Minute Audience (AMA) dari Overwatch League, liga dari salah satu game buatan Activision Blizzard. Data ini kemudian akan ditunjukkan pada sponsor atau calon sponsor turnamen tersebut. Laporan Nielsen kali ini akan membandingkan data streaming dari Overwatch League pada tahun ini dengan tahun lalu. Cara menghitung AMA sederhana, total durasi konten ditonton dalam menit dibagi dengan total lama siaran dalam menit.

Menurut Nielsen, AMA dari minggu pertama musim kedua Overwatch League adalah 440 ribu, naik 14 persen dari tahun lalu. Namun, setelah liga mulai berjalan, AMA Overwatwch League turun menjadi 313 ribu. Meskipun begitu, angka itu masih menunjukkan kenaikan sebesar 18 persen jika dibandingkan dengan rata-rata AMA pada musim pertama. Jafroodi mengatakan, data dari Nielsen terkait Overwatch League memang tak terdengar sefantastis data terkait esports lainnya. Meskipun begitu, dia percaya, data itu akan menguntungkan Activision Blizzard dalam jangka panjang karena para sponsor bisa mengerti dan percaya akan validitas data tersebut.

Overwatch League | Sumber: Wikimedia Commons
Overwatch League | Sumber: Wikimedia Commons

“Ketika Anda bicara soal merek atau perusahaan atau investor, penting bagi mereka untuk bisa membandingkan Overwatch League dengan olahraga tradisional, karena itu membantu mereka untuk mengerti bagaimana performa turnamen kami,” kata Jafroodi, menurut laporan AdWeek. ” Dan jika investasi mereka di Anda menunjukkan hasil positif, ini menjadi semakin berharga.” Menurutnya, salah satu pentingnya transparansi data di esports adalah untuk memupuk kepercayaan masyarakat dan investor.

Esports tidak akan mendadak menjadi olahraga terbesar di Amerika Serikat,” Jafroodi menjelaskan. “Namun, jika Anda bisa melihat pertumbuhan industri ini dan Anda memiliki data yang bisa dipercaya, mudah untuk melihat apa yang akan terjadi dalam 10 tahun mendatang. Anda justru akan mencurigai keadaan industri ketika Anda menggunakan data yang tak valid.” Activision Blizzard bukan satu-satunya publisher yang menggandeng Nielsen untuk mendapatkan data yang valid soal esports. Pada Juli lalu, Riot mengumumkan kerja samanya dengan Nielsen untuk mendapatkan data valuasi sponsorship di industri esports.

Sumber header: overwatchleague.com

Overwatch Akan Tersedia di Nintendo Switch Bulan Depan

Ada banyak alasan untuk membeli Nintendo Switch di tahun ini: Produsen telah menyediakan varian yang lebih terjangkau, lalu perangkat gaming berkonsep hybrid itu menghidangkan kombinasi ideal antara game eksklusif Nintendo dengan franchise blockbuster third-party. Dan jika menyimak Nintendo Direct terbaru, Anda pasti tahu ada satu judul besar lagi yang akan tiba di Switch.

Setelah rentetan rumor dan bocoran yang beredar sejak tahun 2017, Blizzard dan Nintendo akhirnya resmi mengumumkan agenda peluncuran Overwatch di Switch lewat trailer. Dan kabar baiknya lagi, para pemilik console Nintendo tak perlu menunggu terlalu lama untuk menikmatinya karena permainan hero shooter Blizzard Entertainment tersebut akan tersedia di pertengahan bulan depan. Bersamaan dengan penyingkapan ini, gerbang pre-order game turut dibuka.

Overwatch untuk Switch menyajikan segala konten yang Anda gemari di game FPS berbasis tim itu, dari mulai puluhan opsi hero, peta, mode permainan, serta beragam item kosmetik buat dikoleksi. Saat ini Blizzard memang belum mengungkap banyak detail terkait fitur-fitur baru yang mereka bubuhkan di sana, namun di trailer, mereka sempat bilang bahwa ada ‘sejumlah sejumlah cara baru buat memainkan Overwatch’.

Via situs resmi, Blizzard menjelaskan soal pemanfaatan sistem gyroscope yang ada di Switch untuk membantu navigasi, sedangkan metode pengendalian utamanya tetap mengandalkan kedua stick analog. Secara personal, saya ingin mengetahui secara detail modifikasi yang developer terapkan di sisi visualnya – saya menduga pasti akan ada penyesuaian pada kualitas grafis, ketajaman objek, tingkat resolusi, serta frame rate.

Overwatch Switch 4

Berdasarkan penjelasan Blizzard, versi Switch tersebut siap menyajikan konten seperti di PS4 atau Xbox One, menyuguhkan pilihan 31 karakter (berarti termasuk Sigma), 28 map, serta 15 skin (lima legendaris, lima epic, dan lima Origin). Dengan memesannya sekarang, Anda juga akan mendapatkan bonus skin Noire Widowmaker (di platform lain, skin ini hanya tersedia dalam Origins Edition). Lalu siapapun yang membeli Overwatch di Switch sebelum tanggal 31 Desember 2019 berhak memperoleh loot box emas.

Overwatch Switch 1

Selain konten-konten in-game, Overwatch di Switch turut dibundel bersama keanggotaan Nintendo Switch Online selama tiga bulan. Betul sekali, untuk bisa menikmati permainan di bulan-bulan berikutnya, Anda harus berlangganan layanan online tersebut.

Untuk sekarang, Overwatch untuk Switch baru tersedia dalam satu pilihan versi, yaitu Legendary Edition yang dibanderol US$ 40. Permainan rencananya akan dilepas pada tanggal 15 Oktober 2019, dan kabarnya akan memakan ruang penyimpanan sebesar 12,1GB…

Overwatch Switch 2

Pringles dan Xfinity Jadi Sponsor Overwatch League

Kellogg Company mengumumkan kerja sama dengan Activision Blizzard. Kerja sama ini berlangsung selama lebih dari sahu tahun dan meliputi berbagai aktivitas marketing melibatkan Pringles dan Cheez-It dengan Overwatch League. Salah satu aktivitas tersebut adalah acara nonton bareng Grand Final dari Overwatch League yang akan diadakan pada 29 September mendatang. Acara tersebut akan diadakan di lebih dari 1.000 toko Walmart. Pada hari yang sama, konsumen juga boleh mencoba produk Cheez-It Grooves dan Pringles Wavy, dua merek makanan di bawah Kellogg Company. Kegiatan lain yang masuk dalam kerja sama ini adalah program berhadiah tiket babak final Overwatch League yang bisa didapatkan oleh konsumen.

Pringles dan Cheez-It juga akan ditampilkan sebagai sponsor selama setengah babak final OWL serta masuk ke dalam sesi highlight. Mulai tahun depan, Cheez-It Grooves dan Pringles Wavy akan membuat kemasan baru khusus Overwatch League. Program marketing antara Pringles dan Overwatch League berlaku secara global sementara kerja sama dengan Cheez-It hanya berlaku di Amerika Serikat.

Sumber: via Esports Insider
Sumber: Overwatch League via Esports Insider

“Kami tahu bahwa pecinta Cheez-It dan Pringles juga aktif di esports, khususnya Overwatch League,” kata Senior Director of Kellogg Integrated Promotions, Zion Doran, dikutip dari Esports Insider. “Jadi, ini adalah kesempatan emas untuk menghubungkan dua hal tersebut.” Kellogg bukan satu-satunya perusahaan makanan yang menjadi sponsor dari Overwatch League. Turnamen itu juga disponsori oleh Coca-Cola. Dua merek non-endemik lain yang juga mensponsori kompetisi itu antara lain Toyota dan State Farm. Overwatch League dimulai pada Februari lalu. Pada minggu pembukaan, turnamen itu ditonton oleh 13 juta orang secara global. Dari tahun lalu, jumlah penonton turnamen tersebut naik 13 persen. Jadi, tidak aneh jika turnamen ini menarik merek endemik dan non-endemik untuk menjadi sponsor.

Beberapa hari lalu, Xfinity mengumumkan bahwa mereka akan menjadi sponsor dari Overwatch League 2019 untuk babak playoff dan babak final. Dengan begitu, merek Xfinity akan muncul dalam tayangan Overwatch League di Twitch dan ESPN serta di tayangan babak final yang disiarkan di ABC. Babak playoff Overwatch League akan dimulai pada 30 Agustus di Los Angeles, sementara babak final akan diadakan di Wells Fargo Center di Philadelphia.

“Xfinity adalah merek kelas dunia dan kami senang karena mereka menjadi bagian dari Grand Finals 2019 kami. Kami bekerja sama dengan Twitch untuk menyediakan kesempatan khusus bagi Xfinity, memungkinkan mereka untuk terhubung dengan para fans baik di tempat acara berlangsung atau secara digital,” ujar Josh Cella, Head of Global Partnerships, Activision Blizzard Esports, seperti dikutip dari Esports Insider.

Sumber: Esports Insider, The Esports Observer, Gaming Street

Sumber header: overwatchleague.com

Mungkinkah Akhirnya Overwatch Tersedia di Nintendo Switch?

Dipuji media karena menyajikan kombinasi unik antara kemudahan akses, gameplay adiktif serta karakter-karakter menarik, Overwatch ialah satu dari sedikit franchise game yang tidak terbawa arus atau terhempas oleh kepopuleran battle royale. Di tahun peluncurannya, game memberikan pemasukan sebesar US$ 1 miliar pada Blizzard dan menyabet berbagai penghargaan bergengsi.

Dalam perjalanan selama tiga tahun lebih, Overwatch mengalami evolusi dan kontennya terus bertambah. Saat ini ia juga dikenal sebagai salah satu judul esports populer. Game shooter multiplayer berbasis tim itu bisa dinikmati di tiga platform utama, yakni PC, PlayStation 4 dan Xbox One. Tapi sejak Switch meluncur di 2017, fans mulai bertanya-tanya apakah Blizzard punya agenda untuk meluncurkan Overwatch di console hybrid Nintendo tersebut.

Game director Overwatch Jeff Kaplan menyambut antusias kehadiran Switch, namun ia sempat menyampaikan bahwa proses porting-nya tidak akan mudah. Alasan pertama ialah, performa hardware Switch berada di bawah console lain. Kemudian proses update konten juga tidak sederhana. Update biasanya didistribusikan ke PC terlebih dulu, kemudian menyusul ke PlayStation 4 dan Xbox One setelah mendapatkan persetujuan pihak Sony serta Microsoft. Dengan menambah ekosistem console ‘ketiga’, proses jadi bertambah kompleks.

Namun ada indikasi Blizzard berhasil mengatasi semua rintangan itu. Overwatch versi Switch kembali jadi sorotan setelah terjadinya ‘insiden’ unik di Amazon. Secara tiba-tiba, sebuah case Nintendo Switch bertema Overwatch ditawarkan di website perusahaan e-commerce Amerika Serikat itu. Aksesori berupa case mungkin bukan suatu hal besar, tapi kemunculannya sulit diabaikan karena produk memperoleh lisensi resmi dari Nintendo dan Blizzard.

Case tersebut dibuat oleh PowerA. Perusahaan spesialis aksesori gaming ini sebelumnya sudah sering berkolaborasi dengan brand-brand ternama semisal PlayStation, Microsoft, Apple, Disney, Acitivision, Ubisoft dan Nintendo. Case Switch Overwatch didominasi oleh warna hitam dan dihias oleh garis-garis kuning yang khas di bagian tepi. PowerA tak lupa membubuhkan logo Overwatch klasik, baik di sisi luar maupun dalam.

Laman produk PowerA segera dihapus hanya beberapa menit sesudah dipublikasikan. Tapi ada info esensial yang dapat kita tangkap dari kemunculannya: untuk apa Nintendo dan Blizzard memberikan lisensi pada PowerA jika kedua perusahaan tidak berniat buat meluncurkan Overwatch di Switch? Lagi pula, Kaplan juga pernah bilang bahwa ia dan timnya selalu siap mengekspansi kreasi digital mereka ke lebih banyak platform.

Overwatch Switch 1

Di tahun kedua ketersediaan Switch, Nintendo kian gencar merangkul game-game third-party. Di Gamescom 2019, pengunjung dipersilakan menjajal judul-judul blockbuster seperti The Witcher 3: Wild Hunt dan Spyro Reignited, lalu publisher juga mengumumkan rencana kehadiran Hotline Miami Collection serta Ori and the Blind Forest.

Via IGN.

Sistem Anti-Cheat Baru Overwatch Akan Hentikan Pertandingan Ketika Mendeteksi Cheater

Single-player merupakan wadah penyajian aspek sinematik dan cerita utama dalam game, tapi multiplayer-lah yang memastikan permainan dinikmati hingga bertahun-tahun ke depan. Sejak tersedia untuk publik, bermain bersama memang tak bisa dipisahkan dari aktivitas gaming. Tingginya minat konsumen terhadap jenis mode tersebut mendorong digarapnya judul-judul eksklusif multiplayer.

Overwatch merupakan salah satu game multiplayer yang hingga kini terus dinikmati jutaan pemain tanpa perlu ikut-ikutan menyajikan battle royale. Namun seperti judul kompetitif lain, pertempuran melawan eksploitasi dan cara-cara curang ialah perjuangan tanpa akhir sejak permainan dirilis. Untuk menanggulangi masalah cheater, Blizzard telah mengambil langkah sangat tegas berupa pemblokiran permanen pada para pelaku.

Via video update developer bulan Juli 2019, director Jeff Kaplan mengungkapkan rencana pembaruan fungsi anti-cheat di Overwatch. Di waktu dekat, Blizzard akan mengimplementasikan sistem deteksi cheat yang lebih mutakhir. Developer tidak menjelaskan cara kerjanya secara detail, namun sistem ini dirancang buat mengentikan pertandingan ketika seseorang terdeteksi bermain curang.

Meski belum diketahui kapan sistem anyar ini diterapkan di server umum, Blizzard sudah mulai mengujinya di Public Test Server. Begitu mengetahui adanya aktivitas cheating, permaian segera disetop. Menariknya, hal ini tidak banyak memengaruhi mereka yang bertanding secara jujur (baik yang jadi lawan ataupun rekan satu tim si cheater) dan skill rating (SR) para gamer sama sekali tidak terpengaruh – tak sama seperti saat mereka kabur dari match.

Lalu buat para pemain curang, Kaplan menyampaikan bahwa ‘hukuman berat telah menanti mereka’. Sekali lagi, Blizzard tidak memaparkannya secara spesifik, tapi melihat reputasi sang developer, mereka sama sekali tak segan menjatuhkan ban. Jika pengembangannya berjalan lancar, pemblokiran ini akan menyebabkan cheater sama sekali tidak bisa menyelesaikan pertandingan.

Mungkin Anda sudah tahu, pemblokiran bukanlah satu-satunya strategi yang diambil Blizzard untuk membuat ekosistem permainan jadi lebih sehat. Sistem Looking For Group dan Endorsement, diluncurkan tepat tahun lalu, juga terbukti efektif mendorong gamer berinteraksi secara positif.

Masih berkaitan dengan developer update Overwatch, Jeff Kaplan sempat mambahas agenda peluncuran hero baru. Fans pasti tahu, pengenalan karakter anyar kali ini sedikit lebih terlambat dibanding sebelum-sebelumnya. Blizzard paham kondisi tersebut , dan meminta kita untuk bersabar menunggu sedikit lebih lama.

Hero [Overwatch] ke-31 akan mengagumkan. Dia akan segera tiba, jangan cemas. Kami membutuhkan sedikit lebih banyak waktu demi membuatnya lebih keren,” tutur Kaplan. Dalam pernyataannya, sang game director menggunakan kata ganti ‘he‘ saat menyebut si karakter.

Via DigitalTrends.

ESPN Gelar Turnamen Esports Tingkat Universitas, Tawarkan Beasiswa Sebagai Hadiah

Dewasa ini, esports adalah industri yang telah berkembang begitu pesat. Dengan audiens mencapai 300 juta penggemar, serta revenue yang diperkirakan menyentuh angka lebih dari Rp12 triliun di seluruh dunia, para analis percaya bahwa industri masih akan terus melesat setidaknya hingga tahun 2021. Akan tetapi bagaimana pun juga esports masih merupakan ekosistem baru yang bahkan belum berumur satu generasi. Butuh banyak usaha untuk memastikan industri ini bisa berjalan secara berkelanjutan.

Salah satu masalah yang belakangan ini cukup banyak mendapat perhatian adalah soal regenerasi. Berbagai pihak, baik organizer, tim, maupun developer, sudah mulai berusaha melakukan investasi jangka panjang untuk menumbuhkan ekosistem esports di kalangan pemain muda. Kompetisi-kompetisi resmi di tingkat pelajar banyak bermunculan, termasuk salah satunya yang baru saja diluncurkan adalah ESPN Collegiate Esports Championship.

ESPN Collegiate Esports Championships (CEC) adalah kompetisi esports tingkat universitas yang menyediakan beasiswa pendidikan kuliah sebagai hadiahnya. Kompetisi ini digagas oleh ESPN bersama dengan dua penerbit game besar yang juga sangat erat dengan dunia esports, yaitu Blizzard dan Capcom. Para pesertanya akan bertarung dalam berbagai game terbitan dua perusahaan tersebut, seperti Overwatch, Hearthstone, StarCraft II, Heroes of the Storm, serta Street Fighter V: Arcade Edition.

Heroes of the Storm - Screenshot
Heroes of the Storm | Sumber: Blizzard

ESPN menggaet dua organizer untuk membantu penyelenggaraan CEC, yaitu Collegiate Starleague dan Tespa. Collegiate Starleague akan mengurus pertandingan kualifikasi Street Fighter, sementara Tespa, yang berada di bawah payung Blizzard, mengurus pertandingan untuk empat game sisanya. Menurut ESPN, kompetisi ini diikuti oleh ratusan kampus dari berbagai penjuru wilayah Amerika Utara, dengan acara puncak yang digelar di George R. Brown Convention Center, Texas, pada tanggal 10 – 12 Mei 2019.

“ESPN telah menjadi kolaborator yang erat dengan Blizzard Esports selama bertahun-tahun, kami telah menciptakan momen-momen esports yang monumental bersama-sama, dan kami sangat gembira dapat bekerja sama menghadirkan kesempatan pada para pemain tingkat mahasiswa untuk menyelesaikan Tespa spring season di panggung besar,” kata Todd Palowski, SVP of Live Experiences Blizzard Entertentaiment di situs resmi ESPN. “Ini adalah pertama kalinya Blizzard menggelar empat kejuaraan tingkat mahasiswa sekaligus di bawah satu atap, yang mana pasti akan menghasilkan pertunjukan menarik bagi penggemar.”

Tespa sudah pernah mengadakan kompetisi tingkat mahasiswa bertajuk Fiesta Bowl Overwatch Collegiate National Championship. Selain itu masih ada dua kompetisi lainnya, yaitu Heroes of the Dorm dan Heroes of the Storm Global Championship (HGC) yang dapat diikuti oleh para mahasiswa. Kini tiga kompetisi itu telah ditiadakan, namun Blizzard tetap memfasilitasi kompetisi level mahasiswa lewat CEC.

Heroes of the Dorm - Universite Laval
Universite Laval, juara Heroes of the Dorm 2018 | Sumber: Blizzard

Esports di tingkat mahasiswa sebetulnya memiliki pertumbuhan yang sehat di Amerika Serikat. Akan tetapi ada masalah karena ekosistemnya masih tercerai-berai. Setiap judul game punya kompetisi sendiri dan belum ada format baku yang bisa diikuti secara umum. Asosiasi olahraga tingkat mahasiswa Amerika, NCAA, sudah menunjukkan perhatian terhadap masa depan esports, namun belum ada langkah konkret untuk diterapkan dalam waktu dekat.

ESPN berharap CEC dapat menjadi platform yang memberikan penghargaan serta sorotan nasional bagi para atlet esports level universitas ini. Mungkinkah langkah serupa juga dapat diterapkan di negara lain, khususnya Indonesia?

Sumber: ESPNTespaThe Esports Observer

Berkenalan Dengan Hero Overwatch ke-30, Sang Combat Medic Baptiste

Berkat tangan dingin Blizzard, Overwatch mampu bertahan dengan tradisi ‘hero shooter‘ di tengah-tengah gempuran battle royale tanpa turut terbawa arus. Meski kini tak terlalu populer di Indonesia, game berhasil menghimpun 40 juta pemain dalam periode dua tahun. Hal tersebut dipicu oleh eksistensinya sebagai salah satu judul esports serta pengenalan karakter-karakter baru beserta kisahnya yang beragam.

Blizzard Entertainment sudah mengintroduksi delapan hero tambahan sejak Overwatch dilepas dengan frekuensi tiga tokoh per tahun. Arahan ini tampaknya tak akan banyak berubah dan terus dilakukan di 2019. Tak lama setelah memberikan tease mengenai seseorang bernama Jean-Baptiste Augustin dalam ‘catatan misi’ in-universe, Blizzard memperkenalkannya secara lebih resmi via website dan video.

Baptiste, Overwatch 2

Baptiste disiapkan untuk memperkuat formasi hero support, menyusul Ana, Moira dan Brigitte. Ia merupakan satu dari 30 juta anak yatim piatu asal Tortuga korban perang Omnic. Demi bertahan hidup, Baptiste bergabung bersama Caribbean Coalition dan di sana ia mengasah kemampuannya sebagai tenaga medis. Ketika pemberontakan robot bisa diredam, sang prajurit mendaftarkan diri ke Talon tanpa menyadari bahwa organisasi tentara bayaran ini mau melakukan apa saja demi meraup profit. Karena tidak sesuai dengan hati nuraninya, Baptiste mengundurkan diri.

Sebagai hero support, Baptiste dibekali kemampuan jarak pendek dan menengah, serta mobilitas yang cukup tinggi. Dalam menghadapi lawan, karakter ini mengandalkan senapan Biotic Launcher dengan mode tembakan burst dan fitur sekunder mengeluarkan proyektil penyembuh. Baptiste juga punya tiga kapabilitas aktif lain: Regenerative Burst, Exo Boots dan Immortality Field.

Regenerative Burst berguna untuk mengobati diri dan anggota tim lain di jarak dekat. Exo Boots sendiri adalah kemampuan melompat tinggi berbekal sepatu bot yang Baptiste kenakan. Untuk menggunakannya, ia perlu menunduk dan meng-charge. Semakin lama durasinya, kian tinggi pula Baptiste bisa melompat. Exo Boots berguna untuk mencapai lokasi-lokasi tinggi atau membantu pemain menentukan posisi kawan sebelum menembakkan proyektil penyembuh.

Immortaility Field sendiri adalah skill paling unik miliknya. Baptise mampu mengeluarkan unit generator yang dapat mencegah kawan-kawannya tewas. Health mereka tetap bisa berkurang akibat serangan, tapi ada batasan tertentu yang tak dapat dilewati, mengharuskan lawan menghancurkan alat tersebut terlebih dulu. Immortality Field bisa sangat membantu untuk menanggulangi serangan berbahaya, misalnya Rip-Tire dari Junkrat.

Skill ultimate Baptiste sendiri malah tidak terlalu istimewa, tapi tetap krusial. Dinamai Amplification Matrix, ketika diaktifkan, Baptiste akan mengeluarkan medan/matrix yang mampu menggandakan tingkat damage atau keefektifan kapabilitas healing rekan-rekannya.

Baptiste, Overwatch 1

Baptiste sudah bisa Anda jajal di Public Test Region dan akan hadir di server  biasa dalam waktu dekat. Itu berarti untuk sekarang, Baptise hanya dapat dimainkan oleh gamer PC.

Overwatch League Amankan Sponsorship Dengan Coca-Cola

Overwatch League sudah memasuki musim kedua. Tayangan liga esports ini mungkin tidak seseru itu untuk ditonton buat yang bukan penggemar FPS action tempo cepat dengan ragam gerakan yang bisa bikin pusing ketika ditonton. Namun kompetisi ini punya sisi yang menarik yang diikuti, yaitu sisi bisnis dan konsep pelaksanaan kompetisinya.

Muncul dengan konsep layaknya liga olahraga tradisional, awalnya hal ini membuat banyak pihak merasa skeptis. Namun sampai musim kedua, model ini terbukti berhasil meningkatkan tingkat kepercayaan sponsor, salah satunya ada Coca-Cola yang baru-baru ini menyeponsori Overwatch League.

Kerjasama ini akan membuat Coca-Cola menjadi sponsor minuman dari Overwatch League untuk tiga tahun ke depan. Ini artinya Coca-Cola akan mendapat akses terhadap berbagai lini branding Overwatch League, termasuk 20 tim peserta Overwatch League, juga kompetisi lain seperti Overwatch World Cup dan juga event tahunan Blizzard, BlizzCon.

Kalau di Amerika Serikat sana, sponsorship seperti ini jadi terlihat tidak sebegitu mengherankan. Beberapa penyebabnya seperti perkembangan pesat industri esports dan juga kepercayaan brand terhadap esports di sana yang kini semakin meningkat. Hal ini terbukti, salah satunya dalam bahasan Hybrid soal 49 persen brand non-endemic yang sponsori ekosistem esports pada 2018 lalu.

Faktor penguat lain menurut saya pribadi adalah kualitas produksi event esports Overwatch League yang sangat megah. Namun yang pasti Coca-Cola memang sebelumnya sudah sempat kerja sama dengan beberapa ekosistem esports lain. Sebelum Overwatch League, mereka sempat kerjasama dengan kompetisi League of Legends pada 2016 dan sponsorship terhadap konten FIFA 18 dari EA Sports pada tahun 2017 lalu.

NEW YORK, NY - JULY 27: A view of the crowd at Overwatch League Grand Finals - Day 1 at Barclays Center on July 27, 2018 in New York City. (Photo by Matthew Eisman/Getty Images for Blizzard Entertainment ). Sumber:
NEW YORK, NY – 27 JULI: Keramaian di gelaran hari pertama Overwatch League Grand Finals – Barclays Center, New York, Amerika Serikat. (Foto oleh Matthew Eisman/Getty Images untuk Blizzard Entertainment ). Sumber: Official Blizzard Documentation

Seperti tadi sudah disebutkan kompetisi Overwatch League berhasil mendobrak dengan konsep liga layaknya olahraga tradisional. Bagaimana cara mereka melakukannya? Kompetisi ini mencoba mendorong fanatisme kota di dalam esports. Jadi dalam kompetisi ini kamu bisa melihat nama tim dengan nama kota di depannya, contohnya seperti tim Philadelpia Fusion, New York Excelsior, Shanghai Dragons, dan lain sebagainya.

Konsep menarik lagi yang ditawarkan adalah setiap tim mendapat skin karakter khusus, dengan warna dan rancangan sesuai dengan tema warna dari masing-masing tim. Jadi setiap kali bertanding, para tim akan memakai semacam jersey digital untuk setiap karakter yang mereka mainkan.

Kalau melihat bagaimana konsep Overwatch League yang unik berhasil meningkatkan kepercayaan brand terhadap esports, mungkin bisa disimpulkan bahwa inovasi terhadap konsep event esports harus tetap dilakukan agar dapat menarik perhatian para sponsor untuk bisa membiayai event esports.

Sumber:
Sumber: Twitter @SFShock

Menurut opini saya pribadi, mendapatkan sponsorship untuk sebuah event esports kadang bukan cuma bicara soal angka jumlah penonton saja tapi juga soal konsep hiburan model baru untuk demografi yang unik dan soal cara baru menyampaikan pesan sponsor kepada para penonton. Overwatch League di sini berhasil membuktikan keduanya. Mereka membawa konsep baru nan unik, dan juga berhasil buktikan bahwa konsep tersebut bisa menarik perhatian banyak gamers

Prediksi Industri Game Tahun 2019: Overwatch Akan Berubah Jadi Free-to-Play?

Setelah tahun 2018 yang sangat menarik, kita mungkin bertanya-tanya, hal apa yang akan mengisi industri game di tahun 2019? Tren yang akan menjadi “next big thing”, dan tren apa yang akan mati? Situs gamesindustry.biz belum lama ini mempublikasikan kumpulan prediksi dari berbagai pakar industri game di bidang-bidang berbeda. Termasuk di antaranya adalah Dr. Serkan Toto dari Kantan Games, Michael Pachter dari Wedbush Securities, dan Mat Piscatella dari NPD Groups.

Meskipun sifatnya hanya prediksi, bukan pengumuman resmi, hal-hal di bawah ini tetap menarik untuk kita antisipasi. Apalagi bila Anda sering mengikuti rumor atau leak tentang industri game, mungkin Anda tahu bahwa prediksi dari beberapa nama di atas cukup sering tepat sasaran atau setidaknya mendekati.

Contoh beberapa prediksi tahun lalu yang cukup menarik antara lain kemunculan mobile game Warcraft (ternyata yang muncul bukan Warcraft, tapi Diablo Immortal), penurunan harga PSVR yang cukup besar (dari US$399 ke US$299), serta ekspansi penerbit-penerbit Tiongkok ke wilayah global (contoh: PUBG Mobile dan AOV versi Switch).

Bagaimana dengan tahun 2019? Berikut ini adalah prediksi-prediksi tahun 2019 yang cukup menarik dan masuk akal untuk terjadi. Mari kita bermain tebak-tebakan. Menurut Anda, prediksi mana saja yang benar?

Call of Duty: Black Ops 4
Call of Duty: Black Ops 4 | Sumber: Activision

Overwatch dan Call of Duty: Black Ops 4 Blackout versi free-to-play

Di tahun 2019 ini Overwatch akan menginjak usia tahun ketiga. Liga esports Overwatch League (OWL) telah terbukti cukup sukses, namun Blizzard mulai tiba di titik jenuh. Mereka perlu menjangkau pasar yang lebih luas, dan cara melakukannya adalah dengan mengubah Overwatch menjadi free-to-play. Prediksi ini dilontarkan oleh Michael Pachter.

Pachter juga memprediksi mode Blackout (battle royale) dari Call of Duty: Black Ops 4 untuk mendapat perlakuan yang sama. Call of Duty: Black Ops 4 sendiri sudah sukses di pasaran, dan mode Blackout pun banyak digemari. Activision bisa meniru strategi Fortnite, mengubah mode battle royale menjadi free-to-play namun game utamanya tetap berbayar. Apakah mereka akan meraih kesuksesan yang sama, kita lihat saja nanti.

Nintendo Switch Pro dan Switch Lite

Bukan rahasia lagi bahwa Nintendo sangat suka melakukan revisi console dan handheld ciptaan mereka. Tahun 2017 ini, Switch akan berumur dua tahun, dan Dr. Serkan Toto memprediksi bahwa Nintendo akan merilis versi revisi pertamanya.

Rencana tentang Switch Pro sendiri sudah pernah dilaporkan oleh Wall Street Journal. Akan tetapi kemungkinan Nintendo juga akan menciptakan versi Lite untuk menjangkau pasar entry level.

Dr. Serkan Toto
Dr. Serkan Toto dikenal sebagai pakar industri game Jepang | Sumber: gamesauce

Lebih banyak konten eksklusif marketplace

Akhir tahun 2018, kita telah melihat percikan-percikan “perang marketplace” di dunia distribusi game digital. Di tengah keputusan Valve soal perubahan pembagian keuntungan di Steam, perusahaan-perusahaan lain mulai bergerak untuk menawarkan marketplace alternatif yang lebih pro-developer. Muncullah Epic Games Store dan Discord Store yang menawarkan pembagian keuntungan lebih besar dari Steam.

Meski banyak marketplace baru, para analis sepakat bahwa Steam tetap akan menjadi platform paling dominan untuk PC gaming. Sementara itu, Piers Harding-Rolls dari IHS Markit memprediksi bahwa para penyedia marketplace akan mulai lebih sering menerbitkan game eksklusif di platform milik mereka saja sebagai cara bersaing. Apakah ini hal yang baik atau buruk, kita lihat saja bila benar terjadi nanti.

Tidak akan ada PS5 atau Xbox baru

PS4 di tahun 2019 akan berulang tahun untuk keenam kalinya, dan di dunia console, itu berarti kemunculan generasi penerusnya sudah dekat. Namun “PS5” atau “Xbox Two” tidak akan dirilis pada tahun 2019. Sony dan Microsoft kemungkinan akan mengumumkan beberapa spesifikasi perangkat baru mereka, tapi peluncurannya sendiri masih jauh di masa depan. Sebelum PS5, Piers Harding-Rolls memprediksi bahwa Sony akan merilis PSVR generasi baru terlebih dahulu.

Beberapa judul game yang akan muncul

Selain kondisi industri game secara umum, tentu para analis ini juga memiliki prediksi tentang judul-judul game yang akan muncul di tahun 2019. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Sekuel seri Bioshock
  • Borderlands 3
  • Sekuel seri Splinter Cell
  • Sekuel seri Watch Dogs
  • Rainbow Six baru
  • Titanfall 3
  • Judul Star Wars baru dari Respawn Entertainment
  • The Elder Scrolls VI, dipercepat karena kegagalan Fallout 76

Itulah beberapa prediksi dari analis di dunia industri game tentang tahun 2019. Apakah Anda setuju? Mana prediksi yang Anda harapkan jadi kenyataan?

Sumber: gamesindustry.biz

Visor Ibarat Pelatih Pribadi bagi Pemain Baru Overwatch

Layaknya gamegame kompetitif lain, banyak hal yang harus dipelajari ketika bermain Overwatch. Jago membidik saja tidak cukup di game ini, sebab kita juga harus bisa beradaptasi dengan gaya bermain yang berbeda untuk setiap hero. Menguasai satu hero saja pun juga tidak ideal sebab tim lawan bisa meng-counter dengan mudah menggunakan hero yang tepat.

Ditambah lagi faktor komunikasi juga memegang peran penting mengingat Overwatch adalah game yang team-based. Singkat cerita, semua itu berpotensi membuat pemain baru kewalahan. Lalu apa solusinya? Membaca atau menonton tutorial yang ada di internet?

Betul, tapi kita tak bisa mengandalkan itu saja, sebab kalau berdasarkan pengalaman pribadi saya bermain Overwatch, merasakan permainan secara langsung adalah teknik belajar yang pengaruhnya paling besar. Hal yang sama pun juga berlaku di game lain, seperti misalnya Dota 2, meski game itu sifatnya lebih ‘menghukum’ buat pemain baru.

Notifikasi dari Visor yang muncul ketika pemain menahan skill ultimate-nya terlalu lama / Visor
Notifikasi dari Visor yang muncul ketika pemain menahan skill ultimate-nya terlalu lama / Visor

Kabar baiknya, sekarang ada software bernama Visor yang dapat membantu pemain baru lebih cepat menguasai Overwatch. Visor terintegrasi langsung pada Overwatch, memanfaatkan teknologi computer vision dan machine learning untuk menganalisa jalannya permainan, lalu memberikan umpan balik secara real-time.

Contoh yang paling simpel, Visor akan memberi peringatan dalam bentuk notifikasi ala smartphone ketika meteran skill ultimate Anda sudah penuh dan siap digunakan. Contoh lain, Visor bakal mengingatkan Anda untuk membantu healer di tim Anda yang kerap menjadi incaran tim lawan.

Sepanjang permainan, kita dapat memantau ringkasan performa masing-masing. Kemudian di akhir setiap pertandingan, Visor juga akan menampilkan statistik performa yang lebih lengkap, dengan harapan kita bisa belajar dari kesalahan dan menyempurnakannya di pertandingan selanjutnya.

Visor for Overwatch

Sepintas Visor terkesan bisa diibaratkan seperti pelatih tim esport. Anda boleh menganggapnya begitu, tapi konteksnya jelas berbeda. Pelatih tim esport itu jelas di konteks profesional, sedangkan Visor ditujukan buat pemain-pemain kasual yang rutin menikmati Overwatch.

Menariknya, inovasi bikinan Visor ini sebenarnya juga bisa diterapkan untuk game lain, namun pengembangnya untuk saat ini baru berfokus pada Overwatch. Maklum, timnya baru berisikan delapan orang saja. Namun kabar baiknya, Visor juga sudah mengamankan pendanaan sebesar $4,7 miliar dari investor demi mempercepat pengembangannya.

Saat ini versi open beta Visor sudah bisa diunduh melalui situs resminya. Kalau Anda baru saja mulai bermain Overwatch, tidak ada salahnya untuk mencoba Visor.

Sumber: VentureBeat.