Payment Gateway Korea Selatan NICEPay Melenggang di Indonesia

Industri teknologi yang dinamis dan terus tumbuh di negara berkembang seperti Indonesia selalu terlihat menggairahkan bagi pemain asing. Dengan menjamurnya e-commerce dan mulai menggeliatnya industri fintech di Indonesia, solusi pembayaran online kini menjadi ranah yang menarik untuk digali. Penyedia solusi pembayaran online asal Korea Selatan NICEPay pun kini hadir untuk turut mencicipi kue pasar payment gateway di Indonesia.

Kehadiran NICEPay sebagai payment gateway di Indonesia sebenarnya merupakan hasil dari joint venture NICE Group dengan PT IONPay Networks yang sebelumnya memiliki produk payment gateway bernama IONPay. Pasar yang coba dibidik oleh NICEPay di Indonesia adalah para pelaku startup dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang kini tengah menggeliat.

Fakta ini tak lepas dari pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang pada tahun 2014 dan 2015 meningkat sebesar 22 persen, dari 55 juta pengguna ke lebih dari 67 juta pengguna. Bahkan eMarketer memperkirakan di tahun 2017 akan ada lebih dari 100 juta pengguna internet di tanah air. Kondisi ini dianggap mendukung pertumbuhan startup digital dan UKM oleh NICEPay.

CEO NICEPay Indonesia Dina Kim mengatakan, “Kami bangga bisa hadir di Indonesia untuk berperan aktif dalam menggairahkan roda perekonomian digital sekaligus mendorong penyerapan tenaga kerja ahli lokal lebih banyak lagi. Kami akan memberikan komitmen penuh berinvestasi dan mendorong transfer of technology yang kami miliki agar mitra kami nanti dapat mandiri dan memiliki daya saing tinggi.”

Lebih jauh, Dina juga merasa bahwa pasar payment gateway di Indonesia saat ini masih kecil bila dibandingkan dengan Korea Selatan yang setidaknya memiliki 30 perusahaan payment gateway. Begitu juga dengan pemain e-commerce Indonesia. Dina menyebutkan bahwa di Korea ada lebih dari 2000 pemain e-commerce, mulai dari yang kecil hingga besar. Hal inilah yang menambah rasa optimis Dina untuk mencicipi kue Indonesia.

Di Indonesia NICEPay mencoba mengunggulkan tiga fitur utamanya, yaitu Transfer Payment, Credit Card Payment, dan Link Payment. Layanan Transfer Payment sudah mendapat dukungan dari BCA, Mandiri, BNI, Maybank, Permata, Keb Hana, BRI, CIMB, Danamon, OCBC, ATM Bersama, dan Prima. Sedangkan untuk Credit Card Payment, NICEPay menjamin keamanan melalui dukungan teknologi 3D Secure dan PCIDSS level 1.

Teknologi perangkat keras yang dikembangkan NICE Group

Hal menarik lainnya dari kehadiran NICEPay ini adalah peluang dibawanya teknologi dan solusi finansial yang dikembangkan oleh NICE group seperti EDC, dan pembayaran NFC. Salah satu contohnya adalah bila Samsung Pay hadir di Indonesia, NICE Group dapat membawa teknologi dukungan untuk Samsung Pay yang mereka kembangkan ke Indonesia. Pun demikian, peluang tersebut masih belum terlihat titik terangnya saat ini.

Di Indonesia sendiri payment gateway bukanlah barang baru. Dua pemain besar yang sudah cukup dikenal adalah Veritrans dan Doku. Selain itu masih ada ESPAY, Fasapay, dan juga iPaymu yang bermain di kolam yang sama.

Dina mengungkap bahwa ambisinya di tahun pertamanya ini adalah membawa NICEPay menjadi payment gateway nomor satu di Indonesia.

Permudah Pembayaran FJB, KASKUS Jalin Kemitraan dengan Indomaret

Sebagai social commerce platform, KASKUS semakin mengukuhkan posisinya dengan menghadirkan inovasi dan fitur terkini. Setelah memperkenalkan sistem Escrow BranKas, fitur periklanan digital KasAds, dan menyempurnakan sistem pembayaran KasPay, salah satu fitur yang kembali ditawarkan kepada konsumen adalah pilihan pembayaran FJB (Forum Jual Beli) melalui Indomaret. Semua pengguna yang telah melakukan transaksi di FJB bisa melakukan pembayaran di semua cabang Indomaret. Layanan ini secara resmi telah diluncurkan pada tanggal 22 Maret 2016.

Pemilihan Indomaret sebagai salah satu alternatif pembayaran merupakan strategi yang dilancarkan oleh KASKUS, demi mempermudah dan menjangkau lebih banyak pengguna yang masih belum terbiasa bertransaksi menggunakan bank transfer, dan sistem pembayaran online lainnya. Selain itu banyaknya cabang Indomaret di seluruh Indonesia, juga menjadi alasan utama kemitraan ini di lakukan.

“Sebagaimana kita tahu, Indomaret tersebar ke pelosok-pelosok Indonesia, begitu pula dengan KASKUS yang memiliki 8,5 juta pengguna di seluruh Indonesia. Hal ini dapat menciptakan hubungan yang saling bermanfaat antara KASKUS, Indomaret dan Kaskuser. Kaskuser yang tidak memiliki rekening bank dan akses ATM, dapat menggunakan Indomaret sebagai pilihan pembayaran,” kata Product Marketing Manager KASKUS Hilda Hendrio kepada DailySocial.

Mekanisme dan cara penggunaan

Bagi Anda pengguna KASKUS yang sering mengakses FJB, bisa langsung mencoba sistem pembayaran ini dengan 4 cara mudah. Dimulai dengan memilih metode pembayaran Indomaret di halaman ‘checkout‘ transaksi KASKUS Jual Beli, kemudian bisa langsung mengklik ‘Lanjutkan Pembayaran’, lanjutkan dengan mencatat dan menyimpan kode pembayaran Indomaret.

Kemudian tunjukkan kode pembayaran ke kasir Indomaret terdekat, jika berhasil, pembayaran secara otomatis akan diverifikasi oleh KASKUS. Jangan lupa untuk menyimpan bukti pembayaran jika sewaktu-waktu diperlukan.

Selama ini FJB KASKUS sudah menjadi salah satu forum yang paling sering digunakan dan menjadi ajang diskusi hingga transaksi pengguna KASKUS, dengan demikian untuk lebih mendorong aktivitas jual-beli secara online, pilihan pembayaran melalui Indomaret diharapkan bisa lebih memudahkan sistem pembayaran semua pengguna KASKUS di Indonesia.

Selain fitur pembayaran melalui Indomaret, bulan depan KASKUS juga akan meluncurkan beberapa pilihan pembayaran lain, seperti yang diungkapkan oleh Hilda.

“Di awal April, KASKUS juga akan meluncurkan pilihan pembayaran lain yaitu melalui Sakuku. Hal ini diharapkan juga meningkatkan kenyamanan dari pengguna KASKUS Jual Beli baik Seller maupun Buyer. Sejauh ini KASKUS sudah menyediakan pilihan pembayaran dengan ATM transfer, Klik BCA, Indomaret & Sakuku, dan kami akan terus menambahkan fitur & fasilitas baru untuk mendukung transaksi jual beli di KASKUS,” tuntas Hilda.

Solusi “Pay by QR” Milik Dimo Dijajaki HappyFresh dan Orami

Metode pembayaran digital melalui kode QR (Quick Response) milik Dimo hari ini resmi dijajaki oleh HappyFresh dan Orami. Solusi ini memberikan opsi baru bagi para konsumen HappyFresh dan Orami untuk merasakan pengalaman baru berbelanja melalui konsep QR Store yang terintegrasi.

Setelah peluncuran Pay by QR pada 3 Maret kemarin, Dimo menjelaskan solusi pembayaran yang bersifat inklusif dan agnostis tersebut dapat digunakan oleh sumber dana manapun (bank, operator, e-wallet), pengguna smartphone dengan brand apa pun, di merchant mana pun. Penagihan Pay by QR dapat dilakukan dengan menampilkan QR Code melalui print out pada mesin Electronic Data Capture (EDC), layar komputer, sticker tempel seperti yang digunakan di QR Store, maupun secara langsung pada layar smartphone melalui layanan QR Cashier. Kali ini Dimo memaparkan lebih jauh gagasan QR Store yang memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian secara online di toko fisik.

QR Store merupakan konsep penjualan yang menggantikan toko fisik tiga dimensi dengan kumpulan gambar produk dua dimensi yang dilengkapi dengan QR code statis dan label harga. Konsep ini memiliki fungsi ganda sebagai tempat promosi untuk menarik perhatian publik, dan juga sebagai media penjualan langsung.

“Tentunya kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan HappyFresh dan Orami, dua perusahaan startup bertaraf internasional dengan basis pelanggan yang besar,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly dalam siaran pers yang kami terima hari ini (18/3).

“Semoga QR Store yang kami hadirkan dapat memberikan pengalaman belanja baru yang mudah, cepat, dan aman bagi seluruh pelanggan HappyFresh dan Orami,” lanjutnya.

Masyarakat sebagai pengguna cukup memanfaatkan ponsel pintar miliknya di toko fisik QR Store, untuk kemudian diproses layaknya pembelian online. Setelah itu, produk sesuai diskripsi dan gambar yang ditampilkan di QR Store akan segera dikirimkan ke alamat yang telah terdaftar di aplikasi mobile pembayaran yang mendukung sistem Pay by QR Dimo.

“QR Store menjadi sebuah strategi penjualan inovatif dengan potensi yang sangat besar. Sebagai startup yang mengedepankan terobosan digital guna meningkatkan kepuasan berbelanja pelanggan, tentunya kami akan mencoba untuk memaksimalkan pengaplikasian konsep QR Store milik Dimo,” ujar CEO dan founder HappyFresh Markus Bihler.

Senada dengan Bihler, Group CEO Orami Jeremy Fichet turut menyuarakan antusiasme yang sama tentang gagasan ini.

“Konsep QR Store milik Dimo memberikan kesempatan para pelaku e-commerce seperti kami untuk bisa memasarkan produk dan berjualan secara offline. Kami yakin para pelanggan kami juga akan mengapresiasi kemudahan berbelanja di QR Store yang kami tawarkan kepada mereka,” ungkap Fichet.

Dimo Luncurkan “Pay by QR”, Metode Pembayaran dengan QR Code

Bicara mengenai masa depan dari cashless tentunya menjadi hal yang menarik, apalagi saat ini sudah banyak perusahaan komunikasi, startup dan pihak terkait lainnya yang menawarkan layanan payment gateway memanfaatkan sepenuhnya teknologi dan meminimalisir penggunaan uang kertas.

Di Amerika Serikat sendiri kebiasaan ini sudah mulai dilakukan secara rutin, dengan menggunakan sistem pembayaran seperti Apple Pay dan untuk transportasi sepenuhnya menggunakan kartu kredit seperti Uber dan masih banyak lagi. Di Indonesia hingga saat ini pemerintah masih gencar menyusun formula yang tepat mengenai National Payment Gateway, seiring dengan makin banyaknya sistem pembayaran alternatif yang menjadi ‘enabler’ dari teknologi terkini.

Salah satu sistem pembayaran yang memanfaatkan sepenuhnya smartphone dan dihadirkan oleh PT. Dimo Pay Indonesia (dulunya FLASHiZ Indonesia), startup yang bergerak dalam bidang mobile payment, adalah Pay by QR. Dimo didukung SMDV sebagai investor utamanya.

Pay by QR merupakan metode pembayaran baru yang dikembangkan oleh Dimo dan dapat digunakan oleh para pengguna smartphone melalui berbagai sumber (bank, telco, e-wallet) di merchant apa pun yang sudah menjadi mitra dari Pay by QR. Pay by QR sudah bisa diunduh di platform iOS dan Android. Pay by QR sudah mendukung aplikasi Dompetku, Uangku, Simobi, dan Zimplepay.

Pada dasarnya, Pay by QR merampungkan seluruh data pembayaran yang biasa disalurkan dalam berbagai jenis data ke dalam sebuah Quick Response (QR) Code yang dapat “dipahami” dan diproses oleh seluruh pihak yang terlibat secara real time. Pay by QR dapat ditampilkan oleh merchant melalui berbagai cara, baik itu melalui monitor komputer, dicetak melalui mesin EDC, maupun langsung dari screen sebuah smartphone.

“Dengan memindai QR code penagihan tersebut, dana yang berada pada pihak sumber akan dialirkan ke pihak tujuan. Setelah pembayaran berhasil dilakukan, kedua pihak (sumber dan tujuan) akan mendapat notifikasi dari pihak penerbit submber dana mengenai transaksi pembayaran melalui Pay by QR,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly.

Fitur andalan menawarkan kemudahan pembayaran dan penagihan

Fitur utama yang ditawarkan kepada pengguna smartphone yang memiliki aplikasi ini adalah kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan, seperti pembayaran maupun penagihan. Untuk melakukan penagihan, pengguna hanya perlu memasukan jumlah dana pada sistem Pay by QR, yang nanti akan diterjemahkan menjadi QR code, sementara pihak lainnya hanya perlu memindai QR code melalui sistem Pay by QR yang tersambung pada mobile banking/aplikasi e-money mereka untuk melakukan pembayaran.

“Cara kerja ini dapat menghemat waktu dan menyederhanakan proses perpindahan dana dari sumber dana satu ke sumber dana lainnya,” kata Brata.

Fitur lain yang terdapat dalam aplikasi ini adalah Loyalty, yaitu setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah tercatat secara otomatis dan nasabah sendiri berhak untuk mendapatkan potongan harga atau promo khusus lainnya (jika tersedia) setelah jumlah transaksi tertentu tercapai. Ada pula fitur Tipping, yaitu nasabah dengan leluasa dapat langsung memberikan dan mengatur jumlah uang tips dari aplikasi.

Kemudahan yang ditawarkan Pay by QR bagi merchant dari sisi bisnis adalah potensi untuk mendapatkan pelanggan baru dari para pengguna layanan uang elektronik dari bank maupun  perusahaan telekomunikasi mana pun. Merchant pun dapat memiliki sistem pembayaran digital yang cepat, efisien, dan aman. Merchant tidak lagi memerlukan banyak mesin EDC karena semua transaksi dapat dilakukan secara digital. Selanjutnya, perihal keamanan, semua masalah yang mungkin mengancam transaksi menggunakan uang kartal (uang sobek, uang palsu, bahkan perampokan) dapat diminimalisasi.

Pay by QR juga dapat mempersingkat waktu yang biasanya dibutuhkan untuk menerima jenis pembayaran lain, yang pada akhirnya bisa memangkas antrian panjang di kasir yang kerap membuat pelanggan frustrasi.

“Dalam hal ini Issuer sendiri tidak perlu lagi berlomba-lomba untuk menghabiskan dana dan waktu yang sangat besar guna mencari participating merchants yang bisa menampung pembayaran dari nasabah mereka. Ini merupakan win-win solution untuk semua pihak,” kata Brata.

Strategi pemasaran dan target Dimo

Saat ini Dimo telah menjalin kemitraan dengan beberapa sumber dana (source of fund) yang memiliki aplikasi digital, diantaranya adalah Uangku (Smartfren), Dompetku (Indosat), Zimplepay (El John Digital Finance) dan Simobi (Bank Sinarmas). Dimo juga telah menjangkau lebih dari 150 merchant atau gerai perbelanjaan.

Fokus utama dari Dimo saat ini adalah memberikan edukasi terhadap partner untuk lebih mengenal Pay by QR sebagai metode pembayaran yang cepat, efisien dan aman, terutama kepada source of fund dan merchant. Pada saat yang bersamaan Dimo juga terus mengembangkan teknologi pembayaran digital lainnya yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan jika siap akan segera diluncurkan pada tahun ini.

“Untuk saat ini, kami masih memfokuskan kegiatan pemasaran untuk terus menjangkau potential partners, baik itu merchant maupun source of fund. Di waktu mendatang yang mungkin cukup dekat, kami baru akan memperluas fokus pemasaran Pay by QR ke publik,” tuntas Brata.

Violet Pay Hadirkan Sistem Pembayaran Online untuk Pelaku UKM

Mudah, cepat dan aman. Tiga hal itulah yang ditawarkan oleh Violet Pay, sebuah metode pembayaran terbaru yang dimiliki oleh Indivara Sejahtera Sukses Makmur (Indivara Group) yang memfokuskan bisnisnya pada pengembangan Digital Platform dan IT Consulting and Services.

Violet Pay merupakan smart payment system yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi mikro menggunakan smartphone. Berbeda dengan mobile payment milik operator seluler, Violet Pay mencoba untuk memberikan layanan mudah untuk komunitas melalui online payment system.

“Violet Pay adalah Platform Micropayment yang di-develop oleh PT. Indivara Sejahtera Sukses Makmur. Sedangkan DMSUM (PT. Dinamika Mitra Sukses Makmur) adalah anak perusahaan dari Indivara. Produk dari DMSUM adalah aplikasi “mentimun pasar rakyat” yang di dalamnya ada beberapa platform produksi Indivara termasuk Violet,” ungkap VP Product Indivara Group Khristianto Herwahyudi.

Violet adalah platform micropayment, bukan aplikasi yang bisa diunduh langsung di Google Play. Violet Pay merupakan produk B2B white label. Platform Violet Pay yang digunakan oleh DMSUM di aplikasi “Mentimun Pasar Rakyat” memiliki nama “Mentimun Pay”.

Menyasar kalangan UKM, koperasi, dan komunitas, Violet Pay dibangun untuk menjawab kebutuhan dan kesulitan dalam melakukan transaksi mikro, terutama untuk bisnis yang bersifat community-based. Diharapkan metode pembayaran sederhana Violet Pay dapat menjangkau kalangan masyarakat yang hingga kini masih belum memiliki rekening dan tabungan di bank.

“Dengan Violet Pay pelanggan tidak perlu mengisi data perbankan mereka. Cukup dengan login dan password di smartphone pelanggan sudah bisa berbelanja dimana pun dan kapan pun,” kata Khristianto.

UKM, Koperasi, dan komunitas lainnya, dapat membuka kontak dengan tim di Indivara Group. Langkah selanjutnya, cukup membuka rekening Bank sebagai rekening utama Violet Pay. Kemudian Indivara Group akan melakukan implementasi sampai sistem siap digunakan. Harga paket berkisar antara 150-200 juta Rupiah, tergantung lingkup fitur yang akan digunakan. Indivara Group juga menawarkan model pembayaran beli putus atau sewa bulanan.

“Untuk saat ini, aplikasi baru berjalan di platform Android, yaitu platform yang banyak digunakan oleh pengguna smartphone secara luas seluruh indonesia,” kata Khristianto.

Dengan menerapkan pre-deposit funds bank, Violet Pay bisa digunakan untuk menjalankan Laku Pandai, UKM, koperasi serta komunitas lainnya bisa memanfaatkan layanan ini sebagai sistem pembayaran.

“Melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi, Violet Pay merupakan sarana teknologi informasi yang dapat digunakan untuk menjalankan Laku Pandai,” kata Khristianto.

Violet Pay saat ini sudah digunakan oleh beberapa perusahaan e-commerce, ritel online dan perusahaan logistik ternama di Indonesia. Violet Pay dapat digunakan oleh pebisnis, seperti UKM, yang memiliki komunitasatau anggota. Violet Pay digunakan sebagai media pembayaran dalam komunitas tersebut. Setiap anggota dapat memiliki virtual wallet, yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan transaksi mikro di dalam UKM tersebut.

“Indivara Group akan memperkaya lagi fitur dari Violet Pay agar semakin membantu pengguna di dalam melakukan transaksi mikro. Pengembangan tahun ini mencakup layanan kredit atau pembiayaan,” tuntas Khristianto.

Platform Payment Gateway ESPAY Mulai Bermanuver di Kancah E-Commerce Nasional

Sistem pembayaran online menjadi salah satu komponen penting bagi bisnis e-commerce. Saat ini jika melihat berbagai layanan e-commerce di Indonesia, terdapat banyak sekali cara pembayaran yang dapat dipilih. Di antaranya via transfer antar bank, kartu kredit, debit langsung, e-Money, COD (Cash on Delivery) dan lainnya. Untuk memudahkan penyedia layanan dalam memenuhi kebutuhan transaksi ini, biasanya penyedia layanan menggunakan platform payment gateway.

Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang menyediakan platform payment gateway, salah satunya adalah PT Pembayaran Lintas Usaha Sukses (PLUS) dengan produk payment gateway bernama ESPAY. ESPAY memberikan kemudahan pembayaran e-commerce melalui berbagai bank nasional seperti Bank Mandiri, BCA, BRI, Permata, RHB Malaysia, Maybank Indonesia, Nobu Bank, serta puluhan bank daerah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Salah satu layanan e-commerce nasional yang sudah menggunakan ESPAY adalah Mataharimall. Per 9 Februari lalu Mataharimall secara resmi menambahkan fitur pembayaran e-Money dari ESPAY di situsnya yaitu NobuPay. NobuPay sendiri merupakan aplikasi hasil kerja sama Bank Nobu dengan PT Square Gate One (induk PT PLUS) yang sudah berjalan sebelumnya.

“Channel pembayaran NobuPay saat ini memang hanya tersedia di platform ESPAY. Merupakan suatu kebanggaan bagi kami karena metode pembayaran kami terpasang di salah satu situs e-commerce terbesar di Indonesia,” ujar Project Manager PT SGO untuk aplikasi NobuPay Albert Johannes.

ESPAY dinilai memiliki kelebihan dalam proses settlement yang real-time oleh bank-bank yang sudah integrasi dengan ESPAY. Hal ini merupakan keuntungan bagi pelaku bisnis yang menggunakan ESPAY di dalam situsnya. Transaksi yang mudah dan aman sangatlah penting baik bagi para pelaku bisnis e-commerce dan terutama customer sehingga mereka akan melakukan repeat purchase.

“Kelebihan dari payment gateway kami adalah kerja sama yang luas dengan beragam bank nasional, bank-bank daerah serta institusi keuangan. Kami juga sudah bekerja sama dengan PayPal dan Bitcoin Indonesia sehingga setiap merchant yang bergabung dengan ESPAY dapat menikmati layanan pembayaran online dengan pilihan yang yang lebih banyak,” ujar Joshua A. Dharmawan selaku Direktur PT PLUS.

HotelQuickly Gandeng Doku Memperluas Pilihan Metode Pembayaran

Aplikasi pemesanan hotel last minute secara online HotelQuickly menambah pilihan pembayarannya. Kali ini HotelQuickly bekerja sama dengan salah satu payment enabler Indonesia, Doku. Dengan terjalinya kerja sama ini, HotelQuickly ingin menyajikan kemudahan dalam pembayaran untuk para penggunanya. Doku sendiri menjadi mitra pembayaran lokal pertama yang bekerja sama dengan HotelQuickly di kawasan Asia Pasifik.

Langkah kolaborasi antara HotelQuickly dan Doku ini diambil dengan tujuan untuk menyajikan pilihan cara pembayaran bagi pengguna HotelQuickly, baik melalui jalur offline maupun online. Melalui kerja sama ini, HotelQuickly juga menyebutkan bahwa Doku menjadi mitra pembayaran lokal pertama yang bekerja sama dengan mereka di Asia Pasifik.

Co-Founder dan Managing Director HotelQuickly untuk Indonesia Faustine Tan mengatakan, “Kami mengambil langkah ini karena kami melihat potensi pasar pariwisata Indonesia yang sangat besar. […] Kami memilih Doku sebagai mitra payment gateway karena reputasi mereka yang sangat baik dalam hal keandalan, keamanan solusi, serta portofolio merchant. Bersama, kami dapat menciptakan peluang yang menyenangkan bagi masyarakat Indonesia yang menyukai travel.”

Sementara itu Chief Marketing Officer Doku Himelda Renuat mengatakan, “Kami sangay senang dapat bermitra dengan […] HotelQuickly. […] Dengan solusi kami, sekarang HotelQuickly dapat menikmati metode pembayaran yang aman dan mudah digunakan oleh penggunanya.”

Ditambahkan Himelda, “Sebagai payment enabler kami senantiasa berupaya untuk membantu penjual-penjual kami untuk mengatasi keterbatasan dalam pembayaran online dengan solusi-solusi […] yang disesuaikan dengan pasar e-commerce Indonesia.”

Melalui kerja sama yang terjalin, mulai minggu ini pengguna HotelQuickly di Indonesia dapat membayar reservasi kamar hotel mereka melalui transfer ATM atau melalui Doku, yang secara perbankan lebih dikenal dengan istilah virtual account.

HotelQuickly sendiri berencana untuk menambah lebih banyak pilhan pembayarannya dalam waktu dekat ini. Contohnya seperti pembayaran melalui Doku Wallet dan metode pembayaran in-store-payment di minimarket terdekat.

Doku yang saat ini telah memasuki usia ketujuh mengklaim telah melayani lebih dari 17.000 merchant dan memiliki sekitar 850.000 pengguna layanan e-wallet. Di usianya yang ketujuh ini, Doku juga akan lebih fokus untuk memperkuat portofolio korporasi miliknya.

Telkom Finnet Hadirkan Tiga Layanan Baru Untuk Monetisasi Bisnis UKM

Setelah sukses menjalin kemitraan dengan sejumlah e-commerce di Indonesia, PT Finnet Indonesia (Finnet), yang merupakan anak perusahaan Telkom, menghadirkan tiga layanan baru yang dikhususkan untuk sektor UKM. Tiga layanan tersebut adalah Finpay, Mobile Point of Sale (MPOS) dan Electronic Invoicing System. Finpay merupakan sebuah sistem pembayaran yang berfungsi secara end-to-end mempermudah metode pembayaran di bisnis UKM.

Pengembangan solusi pembayaran dan kuangan menjadi langkah strategis Telkom untuk menumbuhkan monetisasi solusi teknologi informasi di pasar UKM. Diperkirakan Indonesia akan memiliki peningkatan jumlah konsumen hingga 135 juta pada tahun 2030 mendatang di pasar UKM. Dan momen tersebut tak ingin dilewatkan oleh perusahaan BUMN penyedia layanan telekomunikasi tersebut

“Kita ada persiapkan tiga produk untuk menggarap (sektor) UKM tersebut melalui program Sobat UKM milik Telkom,” kata Direktur Utama Finnet Indonesia Niam Dzikri kepada Indotelko.

Dzikri melanjutkan, “Electronic Invoicing ini bisa membantu UKM yang belum full online, cukup dengan email bisa mengakses source of fund, ini akan memudahkan mereka. Selain itu kita juga akan tawarkan pengelolaan eKiosk berupa stasisun pulsa di tempat yang ramai. Nanti UKM yang kelola, margin bagi dua dengan Finnet.”

Untuk memperlancar program tersebut, Finnet bekerja sama dengan Telr menghadirkan layanan solusi pembayaran melalui internet (Internet Payment Gateway / IPG) yang nantinya bisa digunakan oleh pelanggan dan merchant yang ada di segmen individu dan UKM. Telr adalah penyedia layanan solusi e-commerce terintegrasi berbasis di Dubai dan Singapura.

“Saat ini Finnet sudah mendominasi bisnis bill payment, dan di tahun 2016 Finnet akan mengembangkan bisnis eCommerce melalui Finpay. Kita harus paranoid, karena kapan pun, siapa pun, dapat men-disruptive kita kecuali kita yang men-disruptive kompetitor,” ungkap Niam.

Nantinya dengan sistem yang dimiliki oleh Telr, memudahkan para pelaku UKM untuk menerima dan mengelola pembayaran online melalui web, perangkat mobile hingga media sosial.

Tujuh Tahun Berdiri, Doku Perkuat Portfolio Produk Korporat

Sebagai layanan penyedia platform pembayaran online yang berkantor di Jakarta, Doku telah 7 tahun berdiri. Di tahun 2016 ini, Doku memiliki sejumlah rencana serta harapan baru yang diharapkan dapat berguna bagi masyarakat Indonesia.

Sejak akhir tahun 2015 Doku mencatat jumlah pengguna Doku Wallet sudah mencapai 850 ribu pengguna, sementara jumlah merchant saat ini 17 ribu. Jenis transaksi yang kerap digunakan di antaranya adalah transfer uang sesama pengguna Doku Wallet, pembayaran atau pembelian rutin seperti voucher pulsa, pembayaran premi asuransi, BPJS dan pembelian program promo dari merchant menjalin kemitraan dengan Doku melalui Doku Wallet, pembelian konten online games, kebutuhan sehari-hari di Alfa Online, kebutuhan travel seperti
pembelian tiket di Ezytravel, Citilink, KAI. Selain itu transaksi seperti top up pulsa lintas operator dan membayar tagihan cicilan motor serta PDAM. Hingga kini Doku Wallet juga masih didominasi pembayaran e-commerce oleh kebanyakan penggunanya.

“Tidak hanya mendukung perkembangan e-commerce di Indonesia, namun kami juga berkomitmen untuk menjadi payment enabler yang mampu mengatasi keterbatasan merchant juga masyarakat pada umumnya ketika hendak melakukan transaksi online, melalui inovasi produk yang menyesuaikan dengan dinamika pasar e-commerce Indonesia,” kata Founder Doku Budi Syahbudin.

Memperluas kemitraan Doku

Saat ini Doku masih terus memperkuat portfolio produk korporat, Doku juga berencana untuk memperluas jangkauan layanan Doku untuk segmen konsumen dan ritel.  Segmen ini merupakan pasar yang menjadi target utama dari layanan e-Wallet DOKU selama ini. Selain itu untuk memberikan pengalaman baik pengguna, Doku juga berencana untuk menghadirkan beberapa teknologi terkini.

“Kami menjadwalkan beberapa tahapan pengembangan dan peningkatan fitur produk, baik untuk merchant maupun untuk konsumen e-wallet Doku. Melalui  langkah ini kami berupaya untuk terus berinovasi dan menyajikan produk, baik untuk segmen korporat maupun konsumen yang mampu memberikan kenyamanan, kemudahan serta tentunya keamanan,” kata Budi.

Selama ini Doku telah menjalin kemitraan dengan merchant-merchant yang memiliki jaringan luas di Indonesia, seperti Alfamart, Lawson, Alfamidi, Dan+Dan dan lainnya. Semua kemitraan tersebut menggunakan fasilitas online payment dari Doku Wallet. Untuk tahun 2016 ini, Doku akan memperluas kemitraannya dengan mulai menjajaki kemitraan dengan pihak-pihak baru, terutama komunitas yang bersinggungan langsung dengan konsumen secara umum dan akan bekerja sama untuk memajukan e-commerce di Indonesia.

“Tentunya kami akan memperkuat  kolaborasi dengan komunitas yang telah terjalin di tahun-tahun sebelumnya, seperti dengan komunitas e-commerce, mitra perbankan, merchant strategis, komunitas UKM/Startup, mitra media strategis dan komunitas lifestyle terkait,” ungkap Budi.

Fasapay Ingin Peroleh Lisensi Penyedia Layanan E-Money dari Bank Indonesia Tahun Depan

Perusahaan penyedia jasa pembayaran online FasaPay menyampaikan bahwa tahun depan pihaknya akan fokus untuk segera mendapatkan lisensi penyedia layanan e-money dari Bank Indonesia. Proses pengurusan izin lisensinya sendiri menurut perwakilan FasaPay saat ini sudah mencapai 80 persen.

Berdiri sejak 2013, FasaPay beroperasi bukan tanpa hambatan. Tahun lalu, FasaPay sempat tersandung daftar investasi bermasalah yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ironisnya, induk perusahaan FasaPay, PT Fasa Centra Arthajaya, pada saat itu juga belum memperoleh lisensi sebagai operator penyedia layanan e-money dari Bank Indonesia (BI).

Meski demikian, FasaPay bukannya berdiam diri saja menghadapi kabar tidak sedap tersebut. Melalui halaman situs resminya, FasaPay memberikan klarifikasi. Terkait dengan perizinan, FasaPay mengklaim bahwa saat itu prosesnya sudah mencapai 75 persen.

Kini, proses tersebut sudah diklaim telah mengalami kemajuan menjadi 80 persen. Menurut pihak marketing FasaPay Prisantya Fridayana, tahun depan mereka ingin segera mengantongi lisensi dari Bank Indonesia sebagai penyedia layanan e-money.

“Untuk jangka pendek, FasaPay akan segera mengejar target untuk mendapatkan lisensi dari BI dan badan regulator lainnya, agar proses bisnis dapat berjalan dengan baik dan meningkatkan kepercayaan merchant dan pelanggan. […] Saat ini perkembangan pengurusan izin BI kira-kira sudah mencapai 80%. Kami targetkan pada tahun 2016 ijin BI sudah selesai,” ujar Frida.

Selain itu Frida juga mengklaim bahwa member dan merchant mengalami peningkatan yang signifikan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Disampaikan oleh Frida, ada 80 persen peningkatan untuk total member dan untuk merchant ada 66 persen peningkatan anggota.

FasaPay juga memperluas kemitraan mereka dengan K24, Obat24, pmpulsa, hingga beberapa exchanger dari yang semula hanya dengan layanan InstanTicket.

“Untuk tetap kompetitif di pasar, [kami] akan meningkatkan mutu dan layanan kami, tetap konsisten mempertahankan fitur unggulan [fee 0,5 persen]. [Selain itu] Menambah fitur dan layanan baru yang akan segera diintegrasikan ke sistem seperti PPOB, menu pembayara e-commerce di layanan bank, layanan deposit tunai 24 jam di merchant pilihan, serta meningkatkan layanan pelanggan dengan varisasi media aplikasi chat  (BBM, WA, SMS),” tandas Frida.