Gently Dikabarkan Terima Pendanaan Rp39 Miliar dari Northstar, Accel, Init-6

Startup D2C pengembang brand personal care untuk bayi dan anak dikabarkan telah membukukan pendanaan awal. Berdasarkan data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, Northstar, Accel, Init-6, dan dua investor lainnya terlibat pada putaran pendanaan senilai $2,5 juta atau setara Rp39 miliar ini.

Sebelumnya sekitar dua bulan yang lalu, Northstar memang sudah mengonfirmasi perihal investasi ke Gently ini. Sementara Init-6 juga sudah mengumumkan partisipasinya sejak Maret 2023.

Startup ini didirikan oleh Nyoman Anjani (CEO) dan Ramadhan Satrio Nugroho sejak awal 2021. Nyoman adalah lulusan MIT di jurusan Engineering & Management (S2) dan Teknik Mesin ITB (S1). Sebelum fokus di Gently, ia juga sempat bekerja di Unilever Indonesia menjadi Country Manager for Digital Transformation & Sustainable; serta mendirikan startup manufaktur produk fesyen Cloufa.

“Kami tergerak membangun Gently untuk membantu para ibu membangun keluarga yang sehat dan kuat dengan menghadirkan produk-produk personal care yang memiliki formula lembut, aman, dan berkhasiat, dengan harga yang terjangkau,” tulis Nyoman seperti dikutip dalam situs resminya.

Adapun sejumlah produk yang saat ini sudah dijajakan seperti baby face cream, baby hair lotion, baby rash cream, calming baby cream, candlenut shampo, massage oil, dan beberapa lainnya. Kanal penjualannya pun meliputi saluran online (website, marketplace) dan toko offline. Mereka juga mengandalkan sistem reseller untuk meningkatkan traksi penjualan.

Menurut Future Market Insight, ukuran pasar personal care untuk bayo secara global telah mencapai $6,08 miliar di tahun 2023 dan akan terus bertumbuh sampai $8,71 miliar di 2033 mendatang. Sementara dari sumber data lain yang dihimpun dalam Statista, revenue produk bayi dan anak diperkirakan akan mencapai $92,21 juta di tahun ini.

Pertumbuhan eksponensial akan terjadi di tahun-tahun berikutnya, setalah terjadi penurunan revenue ketika pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu.

Proyeksi revenue produk bayi dan anak / Statista
Proyeksi revenue produk bayi dan anak / Statista

Gently dihadapkan pada persaingan langsung bersama brand legasi yang sebelumnya sudah hadir selama bertahun-tahun. Namun demikian, pasar produk personal care memang masih mengalami peningkatan derasitis — termasuk untuk produk dewasa (perempuan) — di mana banyak brand baru justru mendapatkan momentum penerimaan pasar.

Startup D2C dr soap Perkuat Strategi Omnichannel, Bukukan Pendanaan dari SALT Ventures

Didirikan oleh kakak-adik Eunike Selomith dan Joycellynne Stefanie, dr soap hadir menawarkan produk personal care dan household needs yang higienis. Masih rendahnya kesadaran masyarakat di Indonesia tentang pentingnya kebersihan, menjadi salah satu alasan diluncurkannya startup tersebut.

Kedua pendiri memiliki ide untuk mengemas dr soap dalam paket yang cantik dan menarik, agar menarik untuk dibagikan di media sosial. Untuk bisa mendukung konsep tersebut, mereka juga membuat produk kimia berkualitas yang ampuh membersihkan kotoran dan bakteri. Produk yang ditawarkan oleh dr soap saat ini di antaranya adalah home care, personal care, refill (isi ulang), dan aksesoris.

We aim to make simple and effective products with the safest and cleanest ingredients, dan ini adalah karya anak bangsa Indonesia, dengan harga yang terjangkau berkualitas internasional,” kata Eunike.

Sukses menjalankan bisnis sejak tahun 2015 lalu, dr soap, telah mengantongi dana segar dari SALT Ventures. Kepada DailySocial, Managing Partner SALT Ventures Danny Sutradewa mengungkapkan, alasan mereka berinvestasi ke dr soap karena besarnya pertumbuhan industri home care dalam waktu dua tahun terakhir. Pemicunya adalah pandemi yang memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah dan semakin peduli akan kebersihan yang higienis.

Salt Ventures sendiri saat ini makin banyak berinvestasi kepada startup yang memiliki konsep D2C. Di antaranya adalah Sneakershoot, Hangry, Syca dan  Amazara.

Dana segar tersebut selanjutnya akan dimanfaatkan oleh dr soap untuk melakukan ekspansi dengan pendekatan omnichannel, terutama memperkuat positioning mereka secara offline. Rencana lainnya adalah melakukan konvergensi model bisnis D2C dan non-D2C dalam kondisi new normal, meluncurkan produk baru, memperluas produk yang sudah ada, merekrut talenta baru dan melakukan brand building.

“Dengan mengedepankan moto perusahaan yaitu sebagai life saver, mimpi dr soap lainnya adalah menjadi top of mind untuk basic daily hygiene needs masyarakat Indonesia,” kata Joycellynne.

Direct to Consumer

Memanfaatkan konsep direct to consumer (D2C), dr soap mengklaim juga tengah melakukan eksperimen model distribusi. Hal ini dilakukan setelah menyadari kompleksnya persoalan logistik saat ini. Perusahaan memutuskan untuk melancarkan proses tersebut dan memperkuat kehadiran mereka dengan menjalin kolaborasi dengan pengecer dan brand lainnya .

Secara keseluruhan, saat ini dr soap telah tersedia di seluruh Indonesia. Selain menyediakan akses langsung di situs web, mereka juga memanfaatkan kanal layanan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

“dr soap menawarkan lebih dari sekadar bisnis, tapi pengalaman pelanggan yang konsisten. dr soap mengemas produk dengan bahan-bahan premium, desain yang bagus dan berkomitmen untuk sustainable, selaras dengan nilai perusahaan yaitu creativity, safety, sustainability,” kata Eunike.

dr soap juga ingin mengajak lebih banyak orang membuat keputusan terbaik. Salah satu caranya adalah melalui gerakan sosial bernama dr soap Heals Earth, dan membuat beberapa kampanye CSR juga loyalty program seperti “Return & Earn” (Program Pengembalian Botol) dan “1 botol = 1 liter air bersih” (pendanaan untuk amal).

Tercatat perusahaan telah mendekati 95% sama sekali tidak menggunakan plastik dan kertas dalam pengemasan online shipment. Bahkan dengan mengembalikan botol bekas pakai dr soap, pelanggan juga diberikan reward menarik.

“Jadi bisa dikatakan yang sangat membedakan kami yaitu produk yang sangat bagus kualitasnya dan kemasannya, terjangkau dan mudah didapat dimana-mana, bahkan memberi rasa aman dan bangga kepada pengguna,” kata Joycellynne.

Model bisnis yang sustainable

Konsep seperti ini sebelumnya telah ditawarkan oleh The Honest Compay. Perusahaan asal Amerika Serikat yang berawal sebagai startup namun saat ini menjadi perusahaan sukses dan telah IPO. Didirikan pada tahun 2012, The Honest Company telah mengumpulkan lebih dari $530 juta melalui tujuh putaran pendanaan.

Perjalanan pendanaan The Honest Company / Source : Owler
Perjalanan pendanaan The Honest Company / Source : Owler

Diposisikan sebagai penyedia produk bayi dan perlengkapan rumah yang ramah lingkungan dan alami, The Honest Company lahir dari pencarian pendiri mereka yaitu aktris Jessica Alba. The Honest Company mengalami pertumbuhan yang luar biasa di tahun pertama mereka, mencapai pendapatan $12 juta pada tahun 2012. Kemudian tumbuh menjadi $150 juta pada tahun 2014, dan akhirnya lebih dari $1 miliar pada tahun 2015.

Meskipun memiliki produk yang berbeda, namun dari sisi model bisnis dan pendekatan terhadap proses hingga kegiatan pemasaran yang mengandalkan media sosial, menjadikan dr soap dan The Honest Company memiliki kesamaan.

“Kami yakin hal yang sudah berhasil dilakukan di Amerika Serikat atau dimanapun juga bisa berhasil di Indonesia. Namun kami akan melakukannya dengan pendekatan yang lebih localize dan relevan sesusai kondisi dan customer behavior di Indonesia,” kata Eunike.

dr soap kemudian berupaya untuk menganalisis permasalahan, dan selalu menciptakan atau menghadirkan inovasi yang bisa menjadi jawaban, diharapkan dr soap bisa menjadi solusi. Tidak hanya itu mereka juga terus berupaya untuk menjadi yang pertama dalam membuat produk-produk terobosan yang belum pernah ada di Indonesia, khususnya dalam personal care & home care industry.

“Pada intinya, kami ingin membangun legacy brand yang memberikan nilai yang menjadi perhatian dari pelanggan dan bisa tetap relevan untuk generasi yang akan datang,” kata Joycellynne.

IUIGA E-commerce to Arrive in Indonesia, Bags Funding from Konimex Group

The Singapore-based e-commerce platform, selling various personal and household items, IUIGA has officially launched in Indonesia. This expansion is undergone after successfully securing funding from Konimex Group with undisclosed details.

The business model is, they work together with manufacturers of manufacturing designs, then do branding and sell their products online.

The IUIGA team said this concept was implemented in order to produce quality products at affordable prices. “IUIGA works closely with factories to produce quality products which will be labeled with IUIGA goods.”

“IUIGA collaborates with more than 400 ODM (Original Design Manufacturer) factories [..] Unlike Contract Manufacturers, ODM is a factory with the capability and license in product design and development,” IUIGA Indonesia’s Managing Director William Firman explained.

With a focus on the supply of goods from ODM, IUIGA considers not to have a product development team for product design and development are carried out by factories.

“The existence of an integrated technology and information system allows consumers to experience the first online-to-offline experience in Indonesia that prioritizes self-service technology and information transparency, therefore, every consumer can understand the value obtained from every price paid for an IUIGA product,” William added.

Quality and price transparency as leading features

Although Indonesian e-commerce is one of the rapid-growing industries, the competition is quite tight. In response to this, IUIGA comes with some differentiation, such as converting distribution channels to direct-to-consumer.

With the change in distribution channels, IUIGA claims to be able to cut prices for goods. For example, previously on the market, it could reach 8 to 15 times the production price, now it is only 1.6 to 2 times.

“At IUIGA, we allow consumers to know the cost component of each IUIGA product through the transparent pricing feature. The transparent pricing feature contains information on production costs, profits, and traditional retail price comparisons of each IUIGA product,” William explained.

In Indonesia, IUIGA offers 11 product categories, from home living to personal care. Apart from being accessible through the website and mobile application, IUIGA will also open a physical store to enhance the user experience.

“We will deliver from our warehouse in Jakarta. In addition, we have collaborated with several delivery services to reach IUIGA customers throughout Indonesia. Our delivery providers are divided into instant, same day, next day, and regular,” he explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dapat Pendanaan dari Konimex Group, Platform E-commerce IUIGA Masuk Indonesia

Platform e-commerce asal Singapura yang menjual berbagai barang pribadi dan perlengkapan rumah IUIGA meresmikan kehadirannya di Indonesia. Ekspansi ini ditempuh setelah berhasil mengamankan pendanaan dari Konimex Group dengan detail yang tidak disebutkan.

Konsep bisnisnya, mereka bekerja sama dengan produsen desain manufaktur, kemudian melakukan branding dan menjualkan produk-produk mereka secara online.

Tim IUIGA menyampaikan konsep bisnis ini diterapkan demi menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. “IUIGA bekerja sama dengan pabrik-pabrik untuk menghasilkan produk berkualitas yang kemudian dilabeli dengan barang IUIGA.”

“IUIGA bekerja sama dengan lebih dari 400 pabrik ODM (Original Design Manufacturer) [..] Berbeda dengan Contract Manufacturer, ODM merupakan pabrik yang memiliki kapabilitas dan lisensi dalam desain dan pengembangan produk,” jelas Managing Director IUIGA Indonesia William Firman.

Dengan fokus pada pasokan barang dari ODM, IUIGA merasa tidak perlu memiliki tim product development karena desain dan pengembangan produk dilakukan oleh pabrik.

“Adanya sistem teknologi dan informasi yang terintegrasi membuat konsumen dapat merasakan pengalaman online-to-offline pertama di Indonesia yang mengedepankan teknologi self-services dan transparansi informasi, sehingga setiap konsumen dapat memahami value yang didapatkan dari setiap harga yang dibayarkan untuk sebuah produk IUIGA,” imbuh William.

Kualitas dan transparansi harga menjadi unggulan

Kendatie-commerce di Indonesia menjadi salah satu industri yang berkembang cukup pesat, persaingan di dalamnya pun cukup ketat. Menyadari hal itu IUIGA membawa sejumlah keahlian mereka, seperti mengubah jalur distribusi menjadi direct-to-consumer.

Dengan perubahan jalur distribusi tersebut, IUIGA mengklaim mampu memangkas harga barang. Misalnya, yang semula di pasaran bisa mencapai 8 hingga 15 kali dari harga produksi, kini menjadi 1,6 hingga 2 kali saja.

“Di IUIGA kami memungkinkan konsumen untuk dapat mengetahui komponen biaya dari setiap produk IUIGA melalui fitur transparent pricing. Fitur transparent pricing memuat informasi biaya produksi, profit, dan komparasi harga tradisional ritel dari setiap produk IUIGA”, terang William.

Di Indonesia IUIGA menawarkan 11 kategori produk, mulai dari home living hingga personal care. Selain bisa diakses melalui website dan aplikasi mobile IUIGA juga akan membuka toko fisik untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

“Kami akan melakukan pengiriman melalu gudang kami di Jakarta. Selain itu kami sudah bekerja sama dengan beberapa delivery provider untuk menjangkau pelanggan IUIGA di seluruh Indonesia. Untuk delivery provider yang kami miliki terbagi menjadi instant, same day, next day, dan reguler,” jelas William.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Kecantikan On-Demand “Salon by Houzcall” Klaim Pertumbuhan Bisnis, Upayakan Perluasan Produk

Bisnis perawatan dan kecantikan on demand di Indonesia terus tumbuh bersamaan dengan semakin mudahnya akses teknologi. Salah satu pemain yang konsisten berada di segmen ini adalah Salon by Houzcall. Sejak beroperasi tahun 2015 silam mereka, konsisten menyediakan akses ke layanan perawatan dan kecantikan.

CEO Salon by Houzcall David Susanto menjelaskan, layanan mereka tumbuh cukup signifikan dari sejak pertama kali diluncurkan. Tahun 2019 ini jumlah pesanan yang mereka dapat meningkat 12 kali lipat jika dibanding dengan tahun 2016. Hal ini yang membuat mereka optimis untuk terus meningkatkan kualitas layanannya.

“Pertumbuhan industri on demand kecantikan dan perawatan tubuh masih akan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya daya beli konsumen dan semakin sibuknya gaya hidup masyarakat di perkotaan,” terang David.

Saat ini Salon by Houzcall berhasil mendapatkan 41 ribu pengguna terdaftar yang siap dilayani oleh kurang lebih 200 mitra. Pilihan layanan yang ditawarkan pun terus bertambah, tercatat saat ini mereka tak hanya melayani perawatan rambut dan kuku, tetapi juga body massage, layanan baru yang mengalami pertumbuhan pesanan yang menjanjikan.

“Menambah jumlah therapist dan stylist untuk meningkatkan Order Fulfilment Rate, persentase jumlah demand yang dapat dipenuhi. Continuous improvement dalam layanan, produk, internal process, dan teknologi,” terang David.

Mengutip data dari Statista, pasar Indonesia untuk segmen Personal Care diperkirakan mencapai $2,964 juta di tahun 2019. Sementara untuk pendapatan pasar Beauty & Personal Care secara keseluruhan mencapai $6,9 juta dengan proyeksi pertumbuhan 5,6% YoY dari tahun 2019 hingga tahun 2023.

Produk dan jasa kecantikan sekarang semakin mudah terjangkau, selain banyaknya produk kecantikan yang dijual melalui e-commerce dan marketplace, penyedia jasa kecantikan juga semakin beragam. Baik dalam bentuk on demand maupun marketplace.

Untuk on demand diisi oleh Salon by Houzcall dan Go-Life (yang memiliki Go-Glam dan Go-Massage). Sementara untuk marketplace ada layanan seperti HelloBeauty dan Mecapan. Semuanya mencoba menghadirkan pengalaman berbeda dalam mendapatkan jasa perawatan dan kecantikan.

Sejak awal hadir di Indonesia Salon by Houzcall memiliki misi untuk meningkatkan kualitas hidup dengan kenyamanan. Sehingga mereka tidak hanya akan membantu pengguna tetapi juga mitra-mitra terampil mereka.

“Melanjutkan misi kami ‘Menjadikan Hidup Lebih Baik melalui Innovative Solution dalam Beauty, Personal Care, and Wellness’. Selain On Demand Beauty Experience, tahun 2019 adalah tahun di mana kami akan meluncurkan solusi produk untuk skincare,” tutup David.

Application Information Will Show Up Here