Hati-hati! Berikut Daftar Fintech Ilegal yang Harus Diwaspadai

Dalam era modern yang diwarnai oleh pesatnya perkembangan teknologi, fenomena pinjaman online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan finansial banyak orang.

Kemudahan akses, proses yang cepat, dan minimnya persyaratan membuat layanan ini diminati oleh banyak individu yang membutuhkan dana cepat. Namun, di tengah laju inovasi ini, muncul pula bahaya yang mengancam yaitu adanya pinjaman online ilegal.

Pentingnya keberlanjutan ekosistem finansial digital yang sehat tidak hanya melibatkan pemberi pinjaman online yang sah, tetapi juga kesadaran masyarakat terhadap risiko yang mungkin terkandung di dalamnya. Pinjaman online ilegal menjadi sorotan dalam konteks ini, sebagai entitas yang beroperasi di luar regulasi dan menghadirkan risiko serius bagi konsumen yang tidak waspada.

Apa Itu Pinjaman Online Ilegal dan Bagaimana Mereka Beroperasi?

Pinjaman online ilegal adalah layanan keuangan yang tidak memiliki izin atau regulasi dari otoritas keuangan yang berwenang. Pinjaman online ilegal tidak hanya sekadar merupakan penyimpangan dari norma regulasi keuangan, tetapi juga mencakup praktik-praktik yang dapat merugikan peminjam, seperti bunga yang tinggi, ketentuan kontrak yang tidak jelas, dan penagihan yang agresif.

Terkadang, entitas ini dengan sengaja menawarkan kemudahan yang seolah-olah menggiurkan, namun di balik itu, mereka beroperasi tanpa izin resmi dan membuka pintu terhadap penyalahgunaan data dan eksploitasi finansial.

Ciri-ciri Pinjaman Online Ilegal

Mengidentifikasi pinjaman online ilegal menjadi langkah awal untuk melindungi diri. Ciri-ciri dari pinjaman online ilegal termasuk tidak adanya izin resmi dari otoritas keuangan, suku bunga yang tidak masuk akal, menawarkan begitu banyak kemudahan, serta kurangnya transparansi dalam menyajikan syarat dan ketentuan pinjaman.

Ancaman Tersembunyi dari Pinjaman Online Ilegal

Pinjaman online ilegal dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi para peminjam, termasuk penyalahgunaan data dan risiko keuangan.

Pinjaman online ilegal sering kali mengumpulkan informasi pribadi peminjam tanpa keamanan yang memadai. Hal itu akan membuat peminjam rentan terhadap pembobolan data dan penyalahgunaan identitas. Selain itu, suku bunga yang tinggi dan biaya tersembunyi dapat membuat peminjam terjebak dalam lingkaran utang.

Daftar Pinjaman Online Ilegal yang Harus Diwaspadai

Beberapa entitas pinjaman online ilegal telah banyak merugikan masyarakat. Dari laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat 168 entitas yang diduga sebagai kejahatan finansial online. Beberapa diantaranya adalah:

  • ALI Uang – Pinjaman Uang Tunai Mudah Flash Cepat
  • Ayo Cepat Cair – Pinjol Tronjal Tronjo
  • Ayo RupiahPinjaman uang tunai tanpa jaminan cepat
  • BayarHelper – Pinjaman Uang Cepat
  • Blue Kilat
  • Bos Tunai – pinjaman online cepat cair
  • Bursa Pinjaman – Pinjam Dana Rupiah Cepat
  • Cashbus – Pinjaman uang tunai online cepat
  • Dana Cepat Online
  • Cashe – Pinjam Uang Cepat & Dana KTA Kilat
  • Dana onlinePinjam Uang Cepat Mudah
  • Ccash uang- pinjaman tanpa jaminan pinjaman ponsel
  • cepatdompetyuk
  • Dana Cepat – Pinjaman Online Super Kilat
  • Dana SimpananPinjam Dana uang Cepat Tanpa Jaminan
  • DanaGO! – Pinjaman KTA Uang Online
  • Dompet TunaiPinjaman Uang Online Cepat
  • Dompet PinjamanKredit Pinjaman Online Dana Kilat
  • Easy Uang ProPinjaman Uang Online Tanpa Jaminan
  • Getcash

Anda dapat melihat daftar lengkanya di tautan ini.

Penting bagi masyarakat untuk waspada terhadap pinjaman online ilegal yang dapat merugikan secara finansial dan merugikan secara pribadi. Edukasi diri tentang entitas pinjaman online yang resmi dan mematuhi regulasi dapat membantu melindungi diri dari bahaya yang timbul akibat pinjaman ilegal.

Jangan ragu untuk melaporkan praktik ilegal tersebut kepada otoritas yang berwenang agar tindakan yang tepat dapat diambil untuk melindungi konsumen dari risiko tersebut.

Tindakan Preventif Terhadap Penipuan atau Praktik Ilegal Pinjaman Online

Pada era digital ini, pinjaman online telah menjadi salah satu cara yang populer untuk memenuhi kebutuhan finansial. Meskipun demikian, maraknya praktik pinjaman online ilegal atau penipuan membuat pelaku bisnis dan masyarakat perlu mewaspadai risiko yang mungkin timbul.

Berikut beberapa tindakan preventif yang dapat diambil agar terhindar dari penipuan dan praktik pinjaman online ilegal.

Verifikasi Legalitas Pemberi Pinjaman

Sebelum mengajukan pinjaman online, penting untuk melakukan verifikasi penyedia pinjaman tersebut. Pastikan lembaga keuangan atau platform pinjaman online yang dipilih telah memiliki izin resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Periksa reputasi penyedia pinjaman melalui ulasan pelanggan, tanggapan di media sosial, dan platform ulasan terpercaya. Hindari pinjaman dari penyedia yang tidak transparan atau tidak memberikan informasi yang jelas terkait syarat dan ketentuan.

Anda bisa melihat daftar fintech ilegal di tautan ini.

Teliti Syarat dan Ketentuan Pinjaman

Sebelum menandatangani perjanjian pinjaman, baca dan pahami secara menyeluruh syarat dan ketentuan yang tercantum. Perhatikan dengan seksama suku bunga, biaya administrasi, dan klausul lainnya yang mungkin berdampak pada total pembayaran.

Jika ada ketidakjelasan atau hal yang tidak dipahami, segera konsultasikan dengan pihak penyedia pinjaman untuk mendapatkan penjelasan yang jelas.

Waspadai Penawaran yang Terlalu Bagus untuk Diterima

Hati-hati terhadap penawaran pinjaman yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Penawaran dengan suku bunga yang sangat rendah atau persyaratan yang terlalu mudah seringkali menjadi indikator potensi penipuan.

Sebelum menerima pinjaman, pastikan bahwa kondisi yang diajukan sesuai dengan praktik bisnis yang wajar dan tidak mengarah pada penipuan.

Hindari Pemberi Pinjaman yang Meminta Pembayaran Awal

Pemberi pinjaman yang meminta pembayaran awal atau biaya sebelum proses pinjaman selesai patut dicurigai. Ini bisa menjadi tanda penipuan. Pemberi pinjaman yang sah akan menagih biaya hanya setelah persetujuan pinjaman diberikan.

Lindungi Informasi Pribadi dengan Cermat

Hindari memberikan informasi pribadi yang tidak perlu atau tidak relevan kepada pihak yang tidak dapat dipercaya. Pastikan bahwa situs web pinjaman online yang digunakan memiliki sistem keamanan yang memadai.

Jangan pernah memberikan informasi sensitif seperti kata sandi akun bank atau nomor kartu kredit kepada pihak yang tidak dikenal atau tidak terverifikasi.

Cek Reputasi

Pilihlah platform pinjaman online yang telah terbukti terpercaya dan memiliki sejarah positif. Hindari menggunakan layanan dari pihak yang tidak memiliki reputasi yang baik atau tidak memiliki jejak digital yang dapat diverifikasi. Cek apakah platform tersebut memiliki sertifikasi keamanan dan perlindungan konsumen.

Berkonsultasi dengan Ahli Keuangan

Sebelum membuat keputusan, Anda juga bisa mengambil langkah untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau penasihat hukum. Mereka dapat memberikan pandangan objektif dan membantu Anda memahami konsekuensi finansial dari pinjaman yang akan Anda ambil.

Selagi pemerintah dan pihak terkait gencar melakukan pemberantasan praktik pinjaman online ilegal, tindakan preventif dari pihak pelaku bisnis atau individu yang ingin mengajukan pinjaman online menjadi sangat penting.

Dengan memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah preventif tersebut, diharapkan Anda tidak akan terjebak dalam pinjaman online ilegal. Selalu berhati-hati dan kritis dalam memilih penyedia pinjaman serta selalu memprioritaskan keamanan informasi pribadi.

Perbedaan Pinjaman Online dan Pinjaman Bank Konvensional: Mana yang Lebih Cocok untuk Pelaku Usaha?

Pelaku usaha seringkali dihadapkan pada kebutuhan modal untuk mengembangkan usaha mereka. Dalam mencari sumber pendanaan, banyak yang mempertimbangkan antara pinjaman online dan pinjaman dari bank konvensional. Kedua opsi ini memiliki karakteristik yang berbeda.

Penting bagi pelaku usaha untuk memahami bahwa tiap jenis pinjaman memiliki karakteristik dan konsekuensi yang berbeda. Pengetahuan mendalam tentang perbedaan antara pinjaman online dan pinjaman bank konvensional bukan hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan finansial, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk memitigasi risiko keuangan di kemudian hari.

Berikut beberapa perbedaan mendasar antara pinjaman online dan pinjaman bank konvensional.

Persyaratan dan Proses Aplikasi

Pinjaman Online

Pinjaman online sering kali memiliki persyaratan yang lebih fleksibel dan proses aplikasi yang lebih cepat karena semuanya dilakukan secara online.

Biasanya, pelaku usaha hanya perlu mengisi formulir online dan menyertakan dokumen-dokumen dasar seperti KTP dan laporan keuangan usaha. Keputusan mengenai persetujuan atau penolakan pinjaman dapat diterima dalam waktu singkat.

Pinjaman Bank Konvensional

Proses pengajuan untuk pinjaman bank konvensional cenderung lebih rumit dan memerlukan dokumen yang lebih banyak, seperti slip gaji, KTP, Surat izin usaha, laporan keuangan yang lebih rinci, hingga jaminan yang kuat.

Proses persetujuan pun biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pinjaman online.

Bunga dan Biaya

Pinjaman Online

Meskipun proses aplikasi lebih cepat, pinjaman online cenderung memiliki suku bunga yang lebih tinggi. Beberapa platform pinjaman online bahkan memberlakukan biaya tambahan, seperti biaya administrasi dan biaya keterlambatan pembayaran.

Pinjaman Bank Konvensional

Suku bunga pada pinjaman bank konvensional umumnya lebih rendah daripada pinjaman online, terutama jika pelaku usaha memiliki kredibilitas keuangan yang baik. Meskipun demikian, bank biasanya mengenakan biaya-biaya tambahan, seperti biaya administrasi dan biaya penalti.

Jaminan dan Keamanan

Pinjaman Online

Pinjaman online cenderung memiliki persyaratan jaminan yang lebih fleksibel atau bahkan tidak memerlukan jaminan sama sekali. Namun, memilih lembaga pinjaman online yang aman menjadi tantangan tersendiri karena tidak semua lembaga terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan kata lain, Anda harus lebih waspada agar tidak terjebak dalam penipuan atau pinjaman online ilegal.

Pinjaman Bank Konvensional

Bank umumnya menuntut jaminan yang kuat, seperti aset atau kepemilikan bisnis, untuk memberikan pinjaman. Meskipun ini dapat memberikan keamanan yang lebih besar bagi pemberi pinjaman, namun bagi pelaku usaha, dapat menjadi tantangan jika tidak memiliki jaminan yang memadai.

Selain itu, dibanding dengan pinjaman online, keamanan di bank tidak perlu diragukan karena bank konvensional biasanya sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Fleksibilitas Pembayaran

Pinjaman Online

Pinjaman online seringkali menawarkan fleksibilitas pembayaran. Namun, tenor pembayaran cenderung lebih singkat dibanding bank konvensional.

Pinjaman Bank Konvensional

Meskipun umumnya memiliki jangka waktu pinjaman yang lebih panjang, pinjaman bank konvensional biasanya memiliki struktur pembayaran yang lebih kaku dan kurang fleksibel dibandingkan pinjaman online.

Dalam memilih antara pinjaman online dan pinjaman bank konvensional, pelaku usaha perlu mempertimbangkan kebutuhan spesifik mereka, kemampuan membayar, dan tingkat fleksibilitas yang diinginkan.

Pinjaman online mungkin lebih cocok untuk kebutuhan modal yang mendesak dan memiliki proses yang cepat, sementara pinjaman bank konvensional mungkin lebih sesuai untuk skala usaha yang lebih besar dengan persyaratan jaminan yang kuat.

Pemahaman mendalam mengenai perbedaan ini dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dan sesuai dengan situasi keuangan dan kebutuhan bisnis.

Risiko Pinjaman Online dan Pertimbangan Penting Bagi Pelaku Usaha

Dalam era digital seperti sekarang, pinjaman online telah menjadi alternatif yang populer bagi para pelaku usaha yang membutuhkan dana tambahan untuk mengembangkan bisnis mereka. Namun, seperti halnya dengan bentuk pinjaman lainnya, pinjaman online juga memiliki risiko tertentu yang perlu dipahami dengan baik sebelum mengambil keputusan.

Untuk memastikan bahwa pinjaman tersebut memberikan nilai tambah dan tidak membawa risiko berlebih, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda memutuskan untuk mengajukan pinjaman online.

Analisis Kebutuhan Pinjaman

Sebelum mengajukan pinjaman online, identifikasi dengan tepat tujuan bisnis yang ingin dicapai dengan dana yang akan dipinjam. Apakah itu untuk ekspansi usaha, pembelian inventaris, atau pembiayaan proyek khusus, pastikan bahwa pinjaman tersebut dapat mendukung pertumbuhan bisnis Anda.

Hindari mengajukan pinjaman melebihi kebutuhan sebenarnya, karena hal ini dapat meningkatkan risiko pembayaran yang sulit di masa depan.

Ajukan Nominal sesuai Kemampuan

Memahami kapasitas keuangan bisnis Anda adalah langkah krusial. Ajukan nominal pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan dan, yang tak kalah penting, sesuai dengan kapasitas pembayaran bisnis Anda.

Pastikan bahwa pembayaran pinjaman dapat diatasi tanpa memberikan beban keuangan berlebih pada operasional bisnis sehari-hari.

Cek Legalitas di OJK

Keamanan dan legalitas penyedia pinjaman online adalah faktor penting. Sebagai pelaku usaha, pastikan bahwa platform pinjaman yang Anda pilih terdaftar secara resmi di OJK.

Ini memberikan jaminan bahwa Anda berurusan dengan pihak yang mengikuti regulasi dan dapat dipercaya dalam aspek keuangan.

Bandingkan Beberapa Platform Pinjaman

Dalam dunia bisnis, perbandingan adalah kunci untuk mengambil keputusan yang cerdas. Bandingkan beberapa platform pinjaman online dari sudut pandang bisnis, termasuk tingkat bunga, biaya, dan reputasi penyedia. Pilihlah yang paling cocok dengan kebutuhan dan strategi bisnis jangka panjang Anda.

Perhitungkan Biaya, Bunga, dan Tenor

Dalam lingkup bisnis, setiap biaya dan bunga harus dihitung sebagai bagian dari perencanaan keuangan. Periksa bagaimana biaya-biaya ini akan memengaruhi profitabilitas dan cash flow bisnis Anda.

Pemahaman yang baik tentang tenor pinjaman juga memungkinkan Anda menyusun rencana pembayaran yang sejalan dengan siklus bisnis dan proyeksi keuangan.

Pemahaman Syarat dan Ketentuan

Jangan lupa untuk memahami setiap detail syarat dan ketentuan pinjaman online. Perhatikan detail apakah ada klausul khusus yang dapat memengaruhi operasional bisnis Anda, seperti sanksi keterlambatan atau perubahan suku bunga. Pemahaman menyeluruh akan membantu Anda mengelola pinjaman dengan bijak.

Dengan mempertimbangkan risiko dan melakukan persiapan yang baik sebelum mengajukan pinjaman online, Anda dapat mengurangi potensi dampak negatif dan mengoptimalkan manfaat dari pemberian pinjaman tersebut untuk pertumbuhan bisnis.

Kelebihan dan Kekurangan Pinjaman Online Sebagai Sumber Modal Usaha

Pada era digital ini, pelaku usaha dihadapkan pada tantangan untuk mengikuti laju perkembangan bisnis yang cepat. Untuk itu, akses modal usaha menjadi krusial dalam menjaga daya saing dan mendorong pertumbuhan bisnis. Pinjaman online muncul sebagai alternatif menarik yang menawarkan solusi cepat dan praktis.

Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mengajukan pinjaman online sebagai tambahan modal usaha, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan Pinjaman Online

Proses Cepat dan Mudah

Salah satu magnet utama dari pinjaman online adalah proses aplikasinya yang cepat dan sederhana. Dalam sekejap, para pelaku usaha dapat mengajukan pinjaman tanpa harus terjebak dalam berbelit-belitnya prosedur konvensional.

Ini tentu menjadi nilai tambah, terutama ketika keputusan dan akses modal harus diperoleh dengan segera untuk mendukung peluang bisnis yang muncul secara tiba-tiba.

Fleksibilitas Penggunaan Dana

Berbeda dengan pinjaman dari lembaga keuangan tradisional, pinjaman online seringkali memberikan fleksibilitas dalam penggunaan dana. Mulai dari pengadaan inventaris, pembayaran gaji karyawan, hingga ekspansi usaha, pinjaman online dapat menjadi instrumen keuangan yang mendukung berbagai aspek bisnis.

Persyaratan yang Ramah Pengusaha

Penting untuk dicatat bahwa persyaratan pinjaman online cenderung lebih mudah dipenuhi. Beberapa platform bahkan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha dengan riwayat kredit yang belum sepenuhnya kuat.

Hal ini membuka pintu bagi banyak pengusaha, terutama yang berada di tahap awal bisnisnya, untuk mendapatkan akses modal tanpa hambatan yang berlebihan.

Tanpa Agunan Fisik

Berbeda dengan pinjaman tradisional yang memerlukan jaminan fisik, sebagian besar pinjaman online bersifat tanpa agunan. Artinya, Anda tidak perlu menyediakan aset atau properti sebagai syarat pengajuan. Ini memberikan kenyamanan ekstra, terutama bagi pelaku usaha yang belum memiliki aset yang cukup berharga.

Kekurangan Pinjaman Online

Bunga dan Biaya yang Relatif Tinggi

Salah satu kelemahan utama pinjaman online adalah tingginya tingkat bunga dan biaya administrasi. Ini dapat membuat total jumlah yang harus Anda bayar lebih tinggi dibandingkan dengan opsi pembiayaan lainnya.

Risiko Keamanan

Terdapat risiko keamanan terkait dengan penggunaan platform pinjaman online. Penipuan dan ancaman keamanan siber bisa menjadi masalah yang serius, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam memilih platform yang terpercaya.

Tenor yang Singkat

Salah satu kekurangan lainnya adalah bahwa tenor pinjaman online cenderung lebih singkat dibandingkan dengan pinjaman dari lembaga keuangan tradisional. Meskipun memberikan kecepatan dalam pengembalian, hal ini dapat menimbulkan tekanan tambahan pada kas perusahaan.

Sebagai pelaku usaha, penting untuk mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan untuk menggunakan pinjaman online sebagai tambahan modal usaha.

Meskipun pinjaman online dapat memberikan akses cepat ke modal, pemahaman yang baik tentang kelebihan dan kekurangan akan membantu Anda mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kapabilitas bisnis Anda.

Sebaiknya pilihlah platform pinjaman online yang terpercaya dan memahami sepenuhnya persyaratan serta implikasi dari pinjaman yang Anda ajukan.

Meningkatkan Modal Usaha dengan Pinjaman Online yang Aman

Dalam menghadapi dinamika bisnis yang cepat dan kompleks, pelaku usaha seringkali dihadapkan pada tantangan finansial yang membutuhkan solusi cepat dan efisien. Untuk menjawab tantangan ini, semakin banyak pelaku usaha yang beralih ke pinjaman online sebagai solusi yang cepat.

Mengenal Pinjaman Online

Dikutip dari Otoritas Jasa Keuangan, pinjaman online melibatkan penyelenggaraan layanan jasa keuangan melalui platform fintech lending, di mana pemberi pinjaman (lender) dapat mempertemukan diri mereka dengan penerima pinjaman (borrower) untuk melakukan perjanjian pinjam meminjam. Semua transaksi tersebut dilakukan secara elektronik dan menggunakan mata uang rupiah.

Hingga 9 Oktober 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total jumlah penyelenggara fintech lending yang berizin di OJK ada 101 perusahaan. Dalam konteks ini, penting bagi pelaku usaha yang akan mengajukan pinjaman online untuk memastikan bahwa platform fintech lending yang mereka pilih telah diizinkan dan diatur oleh OJK. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa platform tersebut legal dan aman.

Syarat Umum Mengajukan Pinjaman Online

Identitas Diri (KTP)

Salah satu syarat utama adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku. KTP digunakan sebagai identifikasi diri dan alat verifikasi oleh penyedia pinjaman.

Usia dan Dokumen Pendukung

Calon peminjam umumnya harus berusia minimal 21 tahun. Beberapa lainnya ada yang menerapkan batasan usia 18 tahun dengan syarat tertentu. Selain itu, dokumen pendukung seperti NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), atau akta pendirian usaha mungkin diperlukan.

Rekening Bank Aktif

Peminjam perlu memiliki rekening bank aktif untuk melakukan transaksi pinjaman, termasuk penerimaan dan pembayaran angsuran.

Pendapatan dan Laporan Keuangan

Sebagian besar penyedia pinjaman online meminta bukti pendapatan tetap dan laporan keuangan usaha. Ini diperlukan untuk menilai kemampuan peminjam dalam membayar pinjaman.

Nomor Ponsel Aktif

Nomor ponsel yang valid diperlukan untuk komunikasi dan konfirmasi transaksi. Pesan teks atau panggilan telepon sering digunakan untuk mengonfirmasi informasi.

Sementara itu, syarat tambahan lainnya mungkin diperlukan dan akan disesuaikan dengan kebijakan dari masing-masing penyedia layanan pinjaman.

Regulasi yang Mengatur Pinjaman Online

OJK memiliki peran krusial dalam mengawasi dan mengatur layanan keuangan di Indonesia, termasuk pengaturan pinjaman online. Sebelumnya, pinjaman online diatur oleh Peraturan OJK No. 77/POJK.01/2016, yang secara khusus mengatur layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi.

Regulasi ini kini telah diperbarui dan ditingkatkan melalui penerbitan POJK Nomor 10/POJK.05/2022 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (POJK LPBBTI/Fintech P2P Lending). Penerbitan baru ini mencabut dan menggantikan regulasi sebelumnya, menyediakan kerangka hukum yang lebih kuat dan sesuai dengan perkembangan terkini di industri pinjaman online.

Anda dapat merujuk ke dokumen resmi POJK Nomor 10/POJK.05/2022 pada situs web resmi OJK untuk mendapatkan rincian lebih lanjut mengenai ketentuan dan peraturan terbaru yang mengatur layanan pinjaman online, khususnya layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi (Fintech P2P Lending).

Pinjaman online melalui fintech lending memberikan peluang baru bagi pelaku usaha untuk mengatasi kendala keuangan dengan cara yang lebih efisien. Penting bagi pelaku usaha untuk melakukan evaluasi risiko dengan bijak, memilih platform yang terpercaya, dan mematuhi regulasi yang berlaku. Dengan demikian, pinjaman online dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis di era digital ini.

Daftar Aplikasi Pinjaman Online Resmi dan Terpercaya

Saat ini, kebutuhan mendesak seringkali datang tanpa diduga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, banyak orang yang kini beralih ke aplikasi pinjaman online. Aplikasi tersebut menawarkan proses yang cepat dan mudah. Namun, penting untuk memilih platform yang resmi dan terpercaya agar terhindar dari risiko penipuan. Berikut adalah daftar aplikasi pinjaman online yang resmi di Indonesia:

Pinjaman online (pinjol) merupakan salah satu alternatif solusi keuangan yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pinjol legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pinjol ilegal dapat merugikan masyarakat, baik dari segi finansial maupun psikologis.

Berikut adalah daftar aplikasi pinjol resmi OJK per September 2023:

1. Danamas

DanaMas merupakan salah satu pionir pinjaman online di Indonesia. Danamas menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 14-90 hari. Suku bunga pinjaman DanaMas mulai dari 14% per bulan.

2. Investree

Investree merupakan platform peer-to-peer lending yang menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam. Investree menawarkan pinjaman modal usaha dengan tenor 1-12 bulan. Suku bunga pinjaman Investree mulai dari 12% per tahun.

3. Amartha

Amartha merupakan platform peer-to-peer lending yang fokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro. Amartha menawarkan pinjaman modal usaha dengan tenor 6-12 bulan. Suku bunga pinjaman Amartha mulai dari 12% per tahun.

4. Dompet Kilat

Dompet Kilat merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman Dompet Kilat mulai dari 14% per bulan.

5. Boost

Boost merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 14-90 hari. Suku bunga pinjaman Boost mulai dari 14% per bulan.

6. Toko Modal

Toko Modal merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman modal usaha dengan tenor 1-12 bulan. Suku bunga pinjaman Toko Modal mulai dari 12% per tahun.

7. Modalku

Modalku merupakan platform peer-to-peer lending yang menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam. Modalku menawarkan pinjaman modal usaha dengan tenor 1-12 bulan. Suku bunga pinjaman Modalku mulai dari 12% per tahun.

8. KTA Kilat

KTA Kilat merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 14-90 hari. Suku bunga pinjaman KTA Kilat mulai dari 14% per bulan.

9. Kredivo

Kredivo merupakan platform kredit digital yang menawarkan pinjaman tunai dan kredit belanja. Kredivo menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 30-300 hari. Suku bunga pinjaman Kredivo mulai dari 2,95% per bulan.

10. UangMe

UangMe merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman UangMe mulai dari 14% per bulan.

11. AdaKami

AdaKami merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman AdaKami mulai dari 14% per bulan.

12. Shopee Pinjam

Shopee Pinjam merupakan pinjaman online yang ditawarkan oleh platform e-commerce Shopee. Shopee Pinjam menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman Shopee Pinjam mulai dari 14% per bulan.

13. Tokopedia PayLater

Tokopedia PayLater merupakan pinjaman online yang ditawarkan oleh platform e-commerce Tokopedia. Tokopedia PayLater menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 30-300 hari. Suku bunga pinjaman Tokopedia PayLater mulai dari 2,95% per bulan.

14. Indodana

Indodana merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dan kredit belanja. Indodana menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 14-90 hari. Suku bunga pinjaman Indodana mulai dari 14% per bulan.

15. DanaBijak

DanaBijak merupakan platform peer-to-peer lending yang menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam. DanaBijak menawarkan pinjaman modal usaha dengan tenor 1-12 bulan. Suku bunga pinjaman DanaBijak mulai dari 12% per tahun.

16. Danafix

Danafix merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman Danafix mulai dari 14% per bulan.

17. Pinjam Yuk

Pinjam Yuk merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman Pinjam Yuk mulai dari 14% per bulan.

18. Kredit Pintar

Kredit Pintar merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman Kredit Pintar mulai dari 14% per bulan.

19. Akulaku

Akulaku merupakan platform kredit digital yang menawarkan pinjaman tunai dan kredit belanja. Akulaku menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 30-300 hari. Suku bunga pinjaman Akulaku mulai dari 2,95% per bulan.

20. Dana Syariah

Dana Syariah merupakan pinjaman online yang menawarkan pinjaman tunai dengan tenor 7-30 hari. Suku bunga pinjaman Dana Syariah mulai dari 14% per bulan.

Kesimpulan

Pastikan untuk selalu memeriksa status legalitas pinjol yang ingin Anda ajukan pinjamannya. Anda dapat memeriksa daftar pinjol resmi OJK di situs web OJK atau aplikasi OJK Fintech.

Selain itu, sebelum mengajukan pinjaman, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan, antara lain:

  • Suku bunga dan biaya
  • Tenor pinjaman
  • Syarat dan ketentuan

Pastikan Anda memahami semua informasi tersebut sebelum mengajukan pinjaman.

Pinjaman online bisa menjadi solusi praktis saat Anda membutuhkan dana mendesak. Namun, selalu pastikan bahwa Anda memilih platform yang resmi dan terpercaya. Periksa izin dari OJK dan baca ulasan dari pengguna lain sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjaman. Ingat, selalu utamakan keamanan data dan pastikan Anda memahami semua syarat dan ketentuan sebelum mengajukan pinjaman.

(Catatan: Daftar di atas adalah contoh dan bukan rekomendasi mungkin tidak mencerminkan daftar terbaru atau paling akurat dari aplikasi pinjaman online di Indonesia. Selalu lakukan riset sendiri sebelum mengajukan pinjaman.)

5 Perbedaan Aplikasi Amaan dan Pinjol, Penting untuk Diketahui!

Pinjaman online atau pinjol merupakan layanan pinjaman atau kredit yang berbasis daring (online). Pinjol seringkali menjadi alternatif para pengusaha untuk mendapatkan pinjaman modal. Selain melalui pinjol, para pengusaha juga dapat memperoleh modal usaha di aplikasi Amaan. Anda mungkin bertanya-tanya, jika memiliki fungsi yang sama, lalu apa perbedaan Amaan dan pinjol?

Kemudian, apakah aplikasi Amaan juga termasuk salah satu aplikasi pinjol? Nah, di sini Anda akan melihat lima perbedaan aplikasi Amaan dan pinjol yang penting untuk diketahui agar Anda tidak salah pilih. 

Perbedaan Amaan dan Pinjol

Melansir website Amaan, Amaan bukan termasuk ke dalam pinjaman online. Terdapat beberapa poin yang menunjukkan bahwa Amaan berbeda dengan pinjol. Berikut ini adalah rangkumannya untuk Anda.

Izin Usaha sebagai Financing Agent

Berbeda dengan pinjol yang memiliki izin usaha sebagai fintech lending, Amaan memiliki izin usaha sebagai financing agent. Kemudian, Amaan juga telah terdaftar dan diawasi oleh OJK, serta menjadi anggota AFTECH atau Asosiasi Fintech Indonesia.

Memberikan Pembiayaan bukan Pinjaman

Seperti namanya, pinjol merupakan layanan yang menawarkan pinjaman kepada penggunanya. Sedangkan Amaan adalah aplikasi yang menawarkan pembiayaan, bukan pinjaman. Pembiayaan dan pinjaman diketahui memiliki prinsip yang berbeda.

Jika pemberi pinjaman mendapatkan keuntungan dari bunga, maka pemberi pembiayaan akan mendapatkan keuntungan dari bagi hasil.

Target Pengguna

Pinjol pada dasarnya dapat digunakan oleh siapa saja, baik individu secara umum atau pengusaha dengan tujuan apa saja. Sedangkan Amaan merupakan aplikasi yang secara khusus diperuntukkan untuk para pengusaha perempuan yang mayoritas juga merupakan tulang punggung keluarga.

Amaan hadir untuk menawarkan pembiayaan yang nantinya bisa digunakan sebagai modal usaha untuk menghidupi keluarga.

Berbasis Syariah

Selain tiga poin di atas, salah satu yang membedakan Amaan dengan pinjol adalah prinsip Amaan yang berbasis syariah, yakni mengandung prinsip-prinsip hukum Islam. Contohnya dengan diterapkannya penggunaan sistem bagi hasil alih-alih bunga pada Amaan.

Layanan yang Ditawarkan

Perbedaan yang terakhir ada pada layanan yang ditawarkan. Pinjol umumnya hanya menawarkan pinjaman untuk penggunanya. Sedangkan Amaan menawarkan berbagai layanan yang bertumpu pada empat pilar, yakni keuangan, belanja, belajar, dan kesehatan melalui fitur-fiturnya yang dapat Anda lihat selengkapnya di sini.

Demikian rangkuman mengenai perbedaan Amaan dan Pinjol. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda dalam menentukan aplikasi mana yang lebih cocok bagi Anda untuk mendapatkan modal usaha.

7 Aplikasi Pinjaman Online Terbaik yang Sudah Diawasi OJK

Kamu pasti sering mendengar keluhan netizen karena terjerat pinjaman online (pinjol) di media sosial, kan? Meminjam uang bukanlah hal buruk karena opsi tersebut masing-masing memberi keuntungan, baik bagi nasabah maupun bagi pihak pemberi pinjaman.

Namun, di zaman yang serba canggih ini, kamu harus teliti dan hati-hati dalam melakukan transaksi keuangan secara online. Di tengah maraknya perkembangan fintech hari ini, sebaiknya pilih platform, bank, atau aplikasi yang terpercaya untuk meminjam uang.

Salah satu parameternya adalah telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nah, kami sudah merangkum 10 aplikasi terbaik pinjaman online berupa uang tunai untuk smartphone Android.

Tentunya, semua aplikasi ini telah terdaftar di OJK. Cekidot!

Akulaku

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Akulaku

Akulaku adalah platform perbankan dan keuangan digital yang ingin memperkuat ekosistem keuangan dalam satu aplikasi. Kamu bisa menggunakan layanan pinjam uang melalui layanan pinjaman tunai dengan dua opsi. Yang pertama yaitu pinjaman tunai yang terdiri dari Dana Cicil dan KTA Asetku.

Kamu harus memiliki riwayat menggunakan aplikasi Akulaku yang baik terlebih dahulu untuk menggunakan layanan Dana Cicil. Sedangkan, untuk KTA Asetku, kamu bisa meminjam uang dengan proses pencairan yang cepat. Kamu bisa menyesuaikan periode pelunasan dari kredit mulai dari 1 hingga 12 bulan.

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Akulaku
Detail aplikasi dan layanan pinjaman uang online di Akulaku.

Syaratnya, kamu harus menyetor nomor rekening dan data pribadi seperti no. handphone dan email untuk verifikasi. Yang kedua, kamu bisa menggunakan layanan kredit pembelian barang seperti HP, laptop, dan sejenisnya. Selain kedua layanan tersebut, kamu juga bisa memanfaatkan Akulaku Paylater.

Akulaku Paylater sendiri telah terdaftar di OJK di bawah PT Akulaku Finance Indonesia. Akulaku Paylater merupakan anggota dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Untuk pendaftaran akun pertama, kamu langsung bisa mendapat saldo kredit Rp 25 juta, loh!

Download aplikasi Akulaku di sini.

Kredivo

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Kredivo

Aplikasi selanjutnya adalah Kredivo yang juga sudah terdaftar di OJK. Kredivo hadir memberikan layanan pinjaman online dengan limit maksimum Rp 30 juta dan bisa dilunasi kapan saja. Bahkan, kamu bisa mendapat bunga 0% jika kamu mencicil kredit dalam kurun waktu 3 bulan.

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Kredivo
Detail aplikasi dan layanan pinjaman uang online di Kredivo.

Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan “Buy Now Pay Later” untuk melakukan online shopping di berbagai merchant yang bekerja sama dengan Kredivo, seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Erafone, Tiket.com, Electronic City, IKEA, McDonald’s, dan masih banyak lagi.

Syarat pengajuan pinjaman juga cukup mudah, yaitu minimal berpenghasilan Rp 3 juta per bulan, menyantumkan KTP dan foto diri, dan NPWP untuk akun premium.

Download aplikasi Kredivo di sini.

Indodana

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Indodana

Berdiri tahun 2017, Indodana memberikan layanan pinjaman tunai, cicilan tanpa kartu kredit, dan paylater. Setahun kemudian, atau tepatnya 2018, Indodana resmi terdaftar di OJK dan saat ini telah tergabung dalam Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Mirip seperti Kredivo, Indodana memberikan cicilan dengan bunga 0% jika kamu memilih periode cicilan 3 bulan. Indodana sendiri juga memberikan kebebasan periode cicilan hingga 12 bulan. Selain itu, kamu juga bisa melakukan pinjaman tunai mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 12 juta.

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Indodana
Detail aplikasi dan layanan pinjaman uang online di Indodana.

Syarat transaksi di Indodana juga mudah, minimal berusia 20 tahun dan maksimal 55 tahun saat pelunasan dan berdomisili di area layanan Indodana. Kamu juga diminta menyertakan KTP, foto diri, memiliki akun bank (khusus pinjaman tunai) dan menempuh proses validasi pendapatan minimal Rp 3,5 juta per bulan.

Download aplikasi Indodana di sini.

JULO

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - JULO

Aplikasi JULO berdiri satu tahun lebih awal dibanding Indodana yaitu pada 2016. JULO menawarkan pinjaman online dengan periode cicilan hingga 9 bulan dan maksimum dana pinjaman sebesar Rp 15 juta dan minimum Rp 500 ribu.

Selain itu, JULO memiliki penawaran menarik lainnya yaitu cashback saat bayar cicilan hingga undian berhadiah tiap bulannya. Selain sebagai aplikasi pinjam uang online, JULO juga menyediakan fitur-fitur dompet dan pembayaran digital.

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - JULO
Detail aplikasi dan layanan pinjaman uang online di JULO.

Adapun syarat mengajukan pinjaman online di JULO adalah berusia 21-60 tahun, berdomisili di Indonesia, berpenghasilan minimal Rp 2 juta per bulan, dan menggunakan ponsel Android selama transaksi.

Download aplikasi JULO di sini.

Kredit Pintar

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Kredit Pintar

Sama dengan Indodana, Kredit Pintar juga muncul pertama kali tahun 2017. Kredit Pintar menawarkan pinjaman online dengan bunga tahunan yang cukup rendah, yaitu tidak lebih dari 11%. Kamu bisa meminjam uang tunai hingga Rp 20 juta dan mencicilnya mulai dari 91 hari sampai 360 hari.

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Kredit Pintar
Detail aplikasi dan layanan pinjaman uang online di Kredit Pintar.

Dengan memenuhi syarat minimal 18 tahun ke atas, menyertakan KTP, serta memasukkan data pribadi dengan benar, kamu bisa mendapat uang pinjaman kurang dari 24 jam apabila telah mendapat persetujuan. Cocok bagi kamu yang butuh dana darurat dengan proses cepat.

Download aplikasi Kredit Pintar di sini.

Tunaiku

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Tunaiku

Berdiri tahun 2014, Tunaiku menyediakan layanan pinjaman uang online dengan periode cicilan yang cenderung lebih lama dibanding kompetitornya, yaitu mulai dari 6-20 bulan. Kamu bisa meminjam mulai dari Rp 2 juta-Rp 20 juta dengan aplikasi ini.

Pencairan pinjaman uang terhitung cepat yaitu menunggu persetujuan hingga 24 jam. Kemudian, kamu baru menandatangani kontrak pinjaman 1-3 hari kemudian. Namun, jika kamu terlambat membayar cicilan, akan dikenakan biaya keterlambatan sebesar Rp 150 per bulannya.

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Tunaiku
Detail aplikasi dan layanan pinjaman uang online di Tunaiku.

Untuk bisa menggunakan layanan Tunaiku, kamu harus berusia minimal 21-55 tahun, seorang WNI, memiliki rekening bank, mempunyai penghasilan, dan alamat KTP dan domisili sesuai layanan Tunaiku.

Download aplikasi Tunaiku di sini.

Rupiah Cepat

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Rupiah Cepat

Sampailah kita pada aplikasi terakhir yaitu Rupiah Cepat. Selain terdaftar di OJK, Rupiah Cepat juga merupakan anggota AFPI seperti Indodana. Rupiah Cepat menawarkan periode cicilan dari 91-365 hari.

Aplikasi Pinjam Uang Online Terbaik & Mudah di Android - Rupiah Cepat
Detail aplikasi dan layanan pinjaman uang online di Rupiah Cepat.

Bisa dibilang, aplikasi ini memiliki syarat pengajuan pinjaman uang yang paling mudah. Kamu hanya perlu memenuhi usia minimal 18 tahun, mempunyai KTP dan rekening bank. Namun, besaran uang yang ditawarkan cenderung lebih rendah dibanding yang lainnya yaitu mulai dari Rp 400 ribu sampai Rp 10 juta.

Download aplikasi Rupiah Cepat di sini.

Demikian 7 aplikasi penyedia pinjaman uang online di smartphone Android yang terbaik dan diawasi OJK. Ingat, bijaklah dalam meminjam uang! Ajukan pinjaman jika memang ada kebutuhan penting atau mendesak yang harus segera dipenuhi.

Jangan meminjam uang hanya untuk kesenangan dan gengsi semata karena pada akhirnya, kamu juga harus mengembalikan uang yang sudah kamu pinjam. Kamu tidak mau kan berakhir dikejar-kejar debt collector?

Sumber gambar header: iStock Photo.

Kompetisi Perusahan Tekfin dan Pinjaman Konvensional di Tengah Pasar Asia Tenggara

Raksasa teknologi Asia Tenggara berada dalam pertempuran intensif dengan bank konvensional besar atas layanan perbankan digital yang berkembang di kawasan ini.

Para “superapp” seperti GoTo dan Grab ingin meningkatkan jangkauan layanan perbankan mereka, dan pemain yang ada menggunakan wilayah ini sebagai sandbox untuk eksperimen digital, populasi di daerah yang telah lama diabaikan mungkin akan segera memiliki akses ke beberapa perusahaan keuangan paling maju secara teknologi jasa di dunia.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Google, Temasek Holdings dan Bain & Co., sekitar setengah dari hampir 400 juta orang dewasa di Asia Tenggara tidak memiliki rekening bank. Lebih dari 90 juta lebih “underbanked”: Mereka memiliki rekening bank tetapi tidak memiliki akses yang memadai ke produk investasi, asuransi, atau kredit. Jutaan usaha kecil dan menengah juga menghadapi kesenjangan pendanaan yang signifikan, menurut penelitian tersebut.

Masalahnya sangat pelik di Indonesia, di mana lebih dari 70% orang dewasa—sekitar 140 juta orang—tidak memiliki rekening bank atau unbanked, sebagian karena biaya menawarkan layanan tradisional. Membangun jaringan perbankan fisik, seperti kantor cabang dan ATM, untuk mencakup kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau untuk melayani sebagian besar masyarakat berpenghasilan rendah terbukti hampir mustahil.

Tetapi adopsi smartphone yang cepat di negara ini mengubah lanskap industri. GoTo, konglomerat teknologi terbesar di Indonesia, akan segera menawarkan layanan perbankan terintegrasi penuh dengan mitra lokalnya, Bank Jago, bersaing langsung dengan inovasi digital dari bank-bank konvensional, termasuk DBS Group Holdings Singapura dan United Overseas Bank (UOB).

Grafik oleh Nikkei Asia

Bagi GoTo, yang dibentuk melalui penggabungan dua perusahaan teknologi paling terkemuka di Indonesia, penyedia layanan transportasi online Gojek dan raksasa e-commerce Tokopedia, ekspansi tersebut merupakan perpanjangan alami dari layanan yang telah ditawarkan melalui superapp-nya.

Layanan e-walletnya, GoPay, memungkinkan pelanggan melakukan setoran tunai di toko serba ada dan menggunakan aplikasi untuk melakukan pembelian, mengakses kredit melalui skema “beli sekarang, bayar nanti”, bahkan melakukan investasi mikro dalam dana indeks dan emas AS.

Gojek membeli 22% saham Bank Jago, sebuah bank lokal, pada akhir tahun lalu. Bersama-sama mereka berencana untuk menawarkan berbagai layanan perbankan. Pelanggan GoPay di Indonesia akan segera menerima pesan yang mengatakan, “Buka rekening Bank Jago”, yang dapat mereka atur dengan mudah langsung dari aplikasi. Uang tunai yang sudah ada di dompet elektronik mereka dapat digunakan sebagai setoran pertama mereka. Pelanggan akan segera menerima kartu debit Visa dan akses ke opsi investasi. Ini termasuk keuntungan diskon untuk produk yang dijual di Tokopedia.

Layanan ini terlihat seperti kombinasi Amazon.com, Robinhood, PayPal, dan Citibank, semuanya dalam satu aplikasi. Tujuan utama perusahaan “adalah menjadi inti dari cara pengguna mengelola keuangan mereka,” ujar Budi Gandasoebrata, direktur pelaksana GoPay.

GoTo juga berencana menawarkan layanan perbankan serupa kepada usaha kecil dan menengah yang menggunakan layanan Gojek dan Tokopedia. “Di situlah kita melihat [layanan], mudah-mudahan, dalam lima tahun ke depan,” tambah Budi.

Tidak sulit untuk melihat mengapa Indonesia menjadi fokus inovasi dan persaingan di bidang perbankan. Negara ini merupakan yang terpadat di kawasan dan setengah dari populasinya berusia 30 tahun atau lebih muda, salah satu yang paling cerdas secara digital. Menurut Boston Consulting Group, hal ini mendorong tingkat pembayaran elektronik tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Singapura, pada akhir 2019. Jumlah konsumen kelas menengah dan kelas atas di Indonesia diperkirakan akan tumbuh hingga 130 % antara 2019 dan 2024. Selama periode yang sama, pendapatan perbankan diperkirakan akan meningkat dari USD 47 miliar menjadi USD 77 miliar.

Awal tahun ini, raksasa internet Sea berbasis di Singapura yang menyediakan layanan e-commerce dan e-wallet yang bersaing langsung dengan GoTo, mengambil kendali mayoritas dari pemberi pinjaman kecil Indonesia bernama Bank Kesejahteraan Ekonomi, yang kemudian berganti nama menjadi SeaBank. Akulaku, sebuah startup fintech Indonesia yang didukung oleh Grup Ant China, juga bergabung dalam kemelut tersebut, menjadi pemegang saham terbesar di Bank Yudha Bhakti, yang kemudian berubah nama menjadi Bank Neo Commerce.

Namun, bank-bank incumbent besar di Asia Tenggara, seperti DBS dan UOB Singapura, telah lebih dulu menyediakan layanan perbankan digital di kawasan ini.

UOB meluncurkan bank digital TMRW di Thailand pada 2019, dan di Indonesia pada tahun berikutnya. Layanan ini telah mengakuisisi lebih dari 400.000 pengguna.

Grafik oleh Nikkei Asia

Janet Young, Head of Group Channels and Digitization UOB, mengatakan perusahaan sangat menyadari persaingan yang semakin ketat dari raksasa teknologi. “Kami melihat mereka sebagai pesaing karena mereka memiliki ekosistem … tetapi memiliki persyaratan peraturan yang lebih sedikit karena mereka bukan bank. Menjalankan bank dengan segala seluk beluknya, semua pedoman regulasi—mengelola neraca berbeda dari sekadar menjadi e-wallet,” katanya.

Berbeda dengan pendatang baru, Janet mengatakan TMRW dirancang untuk melayani para profesional muda di kawasan ini, seperti mereka “yang telah lulus dari perguruan tinggi dan mendapatkan pekerjaan, atau seseorang yang telah bekerja selama beberapa tahun, dan pelanggan yang paham digital terutama yang mengutamakan seluler.”

Janet menekankan bahwa UOB tidak menggunakan layanan perbankan digitalnya sebagai “langkah defensif” untuk menangkis raksasa teknologi. Sebaliknya, katanya, “kami menggunakan TMRW sebagai strategi akuisisi [pelanggan]. Ini adalah akuisisi dengan biaya lebih rendah bagi kami, dibandingkan dengan [bisnis] inti. Bank digital jauh lebih terukur dan hemat biaya.”

UOB juga menggunakan TMRW sebagai laboratorium inovasi, yang diyakini akan memperkuat layanan perbankan inti di pasar negara maju seperti Singapura. Bulan lalu perusahaan mengumumkan rencana investasi sebesar SGD 500 juta (USD 371 juta) dalam layanan digital dan untuk menyatukan kemampuan bank digitalnya dari TMRW dan aplikasi perbankan utamanya yang digunakan di negara-negara seperti Singapura. Bank mengatakan bahwa mereka “berusaha menggandakan pelanggan ritel yang dilayaninya secara digital ke lebih dari 7 juta pelanggan di seluruh ASEAN pada tahun 2026.”

“Perilaku konsumen condong ke digital. Jika kita tidak digital, kita akan kehilangan kemampuan untuk melayani mereka,” tambah Janet.

Kemelut antara bank dan perusahaan fintech juga akan memanas di pasar dalam negeri UOB. Penyedia superapp yang berbasis di Sea dan Singapura, Grab, berencana untuk meluncurkan layanan perbankan digital di kota itu awal tahun depan. Analis mengatakan para pemain membawa kekuatan yang besar tetapi berbeda untuk bertarung.

“Lembaga keuangan incumbent dalam layanan perbankan digital memiliki keuntungan memperoleh pembiayaan untuk investasi, karena mereka memiliki lebih banyak agunan dan reputasi yang lebih baik, dan hubungan dengan kreditur dan investor yang ada,” sebut Gavin Yue, konsultan riset di Kapronasia, konsultan yang berfokus pada fintech. perusahaan.

“Mereka juga memiliki akses yang lebih baik ke dana internal, yang menyiratkan bahwa mereka memiliki permodalan yang lebih baik. Ini dapat berdampak pada, misalnya, inisiatif pemasaran, penetapan harga, dan akuisisi.”

Tetapi “di sisi lain, pemula digital memiliki infrastruktur data yang lebih fleksibel, tidak seperti institusi lama yang harus bergulat dengan lapisan teknologi lama, yang merusak analisis data dan selanjutnya produk, layanan, dan pengalaman keseluruhan yang [mereka] dapat berikan kepada konsumen ,” tambaah Gavin.

“Masuknya para pemula teknologi seperti Grab atau Sea adalah hal yang ambisius, tetapi pada saat yang sama diperhitungkan. Sebagian besar didorong oleh pandemi, konsumen semakin mencari saluran digital untuk melengkapi hampir semua aspek gaya hidup mereka.”

Revolusi fintech di Asia Tenggara memaksa pemain lain di ekosistem keuangan, seperti Visa dan Mastercard, untuk beradaptasi.

“Pada tahun tertentu, kami bermitra dengan 50 hingga 60 perusahaan fintech di Asia-Pasifik,” kata Matthew Wood, yang mengawasi kemitraan digital dan fintech Visa di wilayah tersebut. Tobias Puehse, wakil presiden untuk inovasi dan solusi pelanggan bisnis Mastercard Asia-Pasifik, mengatakan bahwa “pasar yang terus berkembang” — mereka yang pelanggannya mengabaikan struktur perbankan lama dan merangkul aplikasi seluler dan pembayaran digital terlebih dahulu — “akan selalu memberi kita gambaran sekilas tentang perilaku konsumen .”

Kedua perusahaan pembayaran bersaing keras di kawasan ini untuk memperluas kemitraan mereka di luar bank tradisional. Visa berinvestasi di Gojek pada 2019 dan Mastercard adalah mitra Grab. Menurut Visa, kurang dari separuh konsumen di Asia Tenggara melihat uang tunai sebagai metode pembayaran pilihan mereka. “Pada akhirnya, tujuan kami adalah melenyapkan uang tunai, dan fintech dapat dan akan menjadi pendorong besar untuk menggerakkan perdagangan di Asia Tenggara menjadi semakin digital,” kata Matthew.

Serangkaian gangguan komputer yang dihadapi tahun ini oleh bank Jepang Mizuho, ​​termasuk salah satu yang membuat sebagian besar ATM-nya terhenti sementara, adalah pengingat akan sulitnya meningkatkan sistem turunan, sambil menutup cabang inti di pasar yang sudah mapan seperti AS mengeluarkan biaya restrukturisasi jangka pendek, bahkan jika itu menghemat uang dalam jangka panjang.

Tetapi pemain di sektor keuangan baru dan lama di Asia Tenggara menunjukkan bahwa mereka dapat membangun infrastruktur perbankan digital khusus aplikasi, hampir dari awal, di negara-negara seperti Indonesia — contohnya tentang lompatan. Seperti yang dikatakan Yue dari Kapronasia: “Tentu saja persaingan dari pemain baru akan membuat konsumen diuntungkan.”


Artikel ini pertama kali dirilis oleh Nikkei Asia, dipublikasi kembali oleh KrAsia. Kembali dirilis dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari kerja sama dengan DailySocial