Kelebihan dan Kekurangan Pinjaman Online Sebagai Sumber Modal Usaha

Pada era digital ini, pelaku usaha dihadapkan pada tantangan untuk mengikuti laju perkembangan bisnis yang cepat. Untuk itu, akses modal usaha menjadi krusial dalam menjaga daya saing dan mendorong pertumbuhan bisnis. Pinjaman online muncul sebagai alternatif menarik yang menawarkan solusi cepat dan praktis.

Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mengajukan pinjaman online sebagai tambahan modal usaha, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan Pinjaman Online

Proses Cepat dan Mudah

Salah satu magnet utama dari pinjaman online adalah proses aplikasinya yang cepat dan sederhana. Dalam sekejap, para pelaku usaha dapat mengajukan pinjaman tanpa harus terjebak dalam berbelit-belitnya prosedur konvensional.

Ini tentu menjadi nilai tambah, terutama ketika keputusan dan akses modal harus diperoleh dengan segera untuk mendukung peluang bisnis yang muncul secara tiba-tiba.

Fleksibilitas Penggunaan Dana

Berbeda dengan pinjaman dari lembaga keuangan tradisional, pinjaman online seringkali memberikan fleksibilitas dalam penggunaan dana. Mulai dari pengadaan inventaris, pembayaran gaji karyawan, hingga ekspansi usaha, pinjaman online dapat menjadi instrumen keuangan yang mendukung berbagai aspek bisnis.

Persyaratan yang Ramah Pengusaha

Penting untuk dicatat bahwa persyaratan pinjaman online cenderung lebih mudah dipenuhi. Beberapa platform bahkan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha dengan riwayat kredit yang belum sepenuhnya kuat.

Hal ini membuka pintu bagi banyak pengusaha, terutama yang berada di tahap awal bisnisnya, untuk mendapatkan akses modal tanpa hambatan yang berlebihan.

Tanpa Agunan Fisik

Berbeda dengan pinjaman tradisional yang memerlukan jaminan fisik, sebagian besar pinjaman online bersifat tanpa agunan. Artinya, Anda tidak perlu menyediakan aset atau properti sebagai syarat pengajuan. Ini memberikan kenyamanan ekstra, terutama bagi pelaku usaha yang belum memiliki aset yang cukup berharga.

Kekurangan Pinjaman Online

Bunga dan Biaya yang Relatif Tinggi

Salah satu kelemahan utama pinjaman online adalah tingginya tingkat bunga dan biaya administrasi. Ini dapat membuat total jumlah yang harus Anda bayar lebih tinggi dibandingkan dengan opsi pembiayaan lainnya.

Risiko Keamanan

Terdapat risiko keamanan terkait dengan penggunaan platform pinjaman online. Penipuan dan ancaman keamanan siber bisa menjadi masalah yang serius, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam memilih platform yang terpercaya.

Tenor yang Singkat

Salah satu kekurangan lainnya adalah bahwa tenor pinjaman online cenderung lebih singkat dibandingkan dengan pinjaman dari lembaga keuangan tradisional. Meskipun memberikan kecepatan dalam pengembalian, hal ini dapat menimbulkan tekanan tambahan pada kas perusahaan.

Sebagai pelaku usaha, penting untuk mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan untuk menggunakan pinjaman online sebagai tambahan modal usaha.

Meskipun pinjaman online dapat memberikan akses cepat ke modal, pemahaman yang baik tentang kelebihan dan kekurangan akan membantu Anda mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kapabilitas bisnis Anda.

Sebaiknya pilihlah platform pinjaman online yang terpercaya dan memahami sepenuhnya persyaratan serta implikasi dari pinjaman yang Anda ajukan.

Rekonsiliasi Bank: Pengertian, Tujuan dan Tahapan Prosesnya

Perusahaan melewati beberapa proses dalam menyusun laporan perencanaan perusahaan, salah satunya dengan menggunakan tahapan proses rekonsiliasi bank. Tahapan ini dalam proses penyusunan laporan perencanaan dilakukan agar hasil laporan dapat dipertanggungjawabkan dan hasil laporan akan lebih akurat.

Rekonsiliasi bank memiliki beberapa tujuan hingga tahapan dalam prosesnya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa itu rekonsiliasi bank, mari kita simak lebih lanjut mengenai apa itu rekonsiliasi bank hingga pada tahapan prosesnya.

Pengertian Rekonsiliasi Bank

Apa itu Rekonsiliasi Bank? Rekonsiliasi bank adalah kegiatan yang melibatkan mekanisme pencocokan saldo dalam catatan akuntansi perusahaan dan disesuaikan dengan laporan bank atau rekening koran. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk melakukan pengecekan kembali apakah telah terjadi kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan milik perusahaan.

Kegiatan rekonsiliasi bank akan menghasilkan jurnal penyesuaian, dimana jurnal ini akan menunjukan mengenai saldo-saldo akun yang sebenarnya sebelum dilakukan laporan keuangan. Rekonsiliasi bank juga dapat digunakan untuk meminimalisir terjadinya tindak penipuan dalam alur kas, karena rekonsiliasi bank akan melakukan pengecekan dan kontrol pada arus penerimaan dan pembayaran kas.

Biasanya kegiatan rekonsiliasi bank dilakukan setiap akhir bulan, dimana pihak bank akan mengirimkan laporan terkait saldo kas awal, alur transaksi, dan saldo kas akhir pada perusahaan yang dituju.

Istilah-Istilah dalam Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank memiliki sejumlah istilah yang dapat kamu gunakan sebagai kata kunci untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu rekonsiliasi bank. Berikut ini istilah-istilah dalam rekonsiliasi bank:

  • Deposit in transit adalah istilah berupa uang tunai yang diterima dan dicatat oleh badan lain selain bank tempat penyimpanan dana tersebut. Situasi ini dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pencatatan arus kas dalam bank sehingga dana tersebut tidak akan tercatat dalam laporan bank.
  • Outstanding check adalah istilah berupaya pembayaran secara tunai yang dicatat oleh suatu badan penerbit, tetapi belum mengalami pengurangan kas atau pencairan di rekening bank tersebut.
  • NSF Check adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dana yang tidak mencukupi, biasanya cek tidak diterima oleh pihak bank yang mengeluarkan cek tersebut dengan menggunakan alasan bahwa rekening bank tidak memiliki dana yang cukup.

Tujuan Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank memiliki beberapa tujuan dalam kegunaannya pada laporan keuangan milik perusahaan. Beberapa diantaranya tujuan rekonsiliasi bank berkaitan dengan perannya sebagai tools dalam laporan keuangan, berikut ini beberapa tujuan rekonsiliasi bank yang perlu kamu ketahui:

  • Memastikan perbedaan antara catatan saldo akuntansi dan laporan bank, rekonsiliasi bank digunakan dengan tujuan mencari perbedaan antara catatan saldo dengan laporan bank. Jika terjadi perbedaan maka harus dilakukan verifikasi ulang terkait catatan saldo milik perusahaan.
  • Memastikan bahwa perubahan dalam pembukuan catatan akuntansi telah sesuai, rekonsiliasi bank juga bertujuan untuk memastikan bahwa pencatatan arus kas dalam catatan akuntansi perusahaan sudah sesuai dan diperbaiki jika memang ada yang salah.
  • Memastikan laporan keuangan yang akurat, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Rekonsiliasi bank juga bertujuan sebagai  bagian dari double checking atas pencatatan akuntansi yang dilakukan perusahaan.
  • Berperan sebagai alat kontrol dalam manajemen kas perusahaan, rekonsiliasi bank juga bertujuan sebagai tools manajemen kas perusahaan.
  • Berperan sebagai alat verifikasi informasi catatan kas perusahaan, rekonsiliasi bank bertujuan sebagai tools verifikasi atas informasi yang tercantum dalam catatan kas milik perusahaan.

Tahapan Proses Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank memiliki tahapan proses yang perlu dilakukan sebelum dibuatnya laporan keuangan milik perusahaan. Beberapa tahapan tersebut berkaitan dengan komponen yang menjadi bagian dari perhitungan laporan keuangan, berikut ini tahapan proses rekonsiliasi bank:

1.Melaksanakan perbandingan antara saldo kas perusahaan dan rekening koran dari bank

Tahapan proses ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara saldo kas dengan rekening koran untuk melihat apakah hasil pencatatan ada yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan pencatatan yang dilakukan pihak perusahaan maupun pihak bank.

2.Melakukan pencatatan mengenai transaksi yang dicantumkan pada bank

Tahapan proses ini dilakukan untuk menyesuaikan pencatatan antara pihak perusahaan dengan pihak bank. Tahapan proses ini dilakukan agar jika ditemukan perbedaan hasil pencatatan maka, pihak perusahaan dapat mengambil langkah selanjutnya untuk mencari sumber kesalahan tersebut.

3.Melakukan pengecekan terhadap status cek

Pengecekan status cek milik perusahaan juga menjadi dari tahapan proses rekonsiliasi bank. Proses ini dilakukan untuk memastikan apakah kesalahan dalam pencatatan terjadi karena adanya keterlambatan pelaporan atau faktor lainnya.

4.Menyediakan lembar kerja untuk menghitung selisih kas

Lembar kerja digunakan dalam proses rekonsiliasi bank untuk lebih menjelaskan perhitungan selisih antara pencatatan kas perusahaan dan rekening koran dari bank. Jika pada saat lembar kerja digunakan masih terdapat selisih yang maka harus dipastikan kembali bahwa perhitungan sudah dilakukan dengan teliti tanpa kesalahan.

5.Pencarian dan verifikasi ulang pada pencatatan arus kas 

Tahapan proses terakhir dalam rekonsiliasi bank adalah pencarian dan verifikasi, dimana pada tahap ini perusahaan melakukan pencarian terakhir untuk memastikan kembali bahwa hasil pencatatan saat ini sudah benar. Verifikasi dilakukan sebagai bentuk pembuktian bahwa memang perusahaan telah melakukan pencatatan dengan dengan hasil yang kredibel dan terverifikasi.

Demikian penjelasan mengenai apa itu rekonsiliasi bank, pada intinya rekonsiliasi bank merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencocokan hasil pencatatan kas milik perusahaan dengan laporan pihak bank.

Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui dan melakukan verifikasi bahwa pencatatan keuangan dalam perusahaan sudah benar, alur kas yang dilaporkan juga dapat dipertanggungjawabkan. Semoga informasi ini dapat membantu kamu untuk memahami apa itu rekonsiliasi bank secara lebih dalam.

Kreditur: Pengertian, Jenis-Jenis, Fungsi, dan Perlindungan Hukum

Kreditur adalah upaya meminjamkan suatu benda hak milik seseorang pada orang lain yang melakukan pinjaman. Usaha utang-piutang memang memiliki risiko yang tinggi ketika kreditur perlu memberikan hak benda miliknya kepada orang lain untuk dipinjamkan.

Meskipun demikian jaminan yang diberikan selayaknya harus memiliki nilai yang sama pentingnya dengan pinjaman yang dilakukan oleh debitur, terdapat berbagai informasi mengenai kreditur yang dapat kamu pahami dengan lebih jelas pada tulisan berikut ini.

Pengertian Kreditur

Kreditur adalah pihak yang terlibat dalam kegiatan dimana seseorang memberikan pinjaman kepada orang lain (debitur) dan akan dikembalikan (oleh debitur) sesuai dengan kesepakatan perjanjian yang telah ditentukan di awal. Biasanya proses peminjaman ini juga ditambah dengan persyaratan bunga pinjaman, yaitu biaya sebagai tanda balas jasa atas pinjaman yang diberikan kreditur pada debitur menyesuaikan peraturan perundang-undangan di sektor keuangan

Pinjaman yang diberikan kreditur kepada debitur dibuat dalam bentuk perjanjian. Berdasarkan Undang-Undang No 41 Tahun 2023 mengenai pajak pertambahan nilai atas penyerahan agunan oleh kreditur, kreditur diartikan sebagai pihak lembaga keuangan yang memberikan kredit atau pinjaman atas dasar ketentuan hukum perundang-undangan di sektor keuangan.

Jenis-Jenis Kreditur

Kreditur memiliki beberapa jenis yang dapat membedakan peran satu sama lain, meskipun pada intinya kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman. Tetapi jenis-jenis kreditur ini akan membantu bagaimana seorang kreditur dipandang dalam hukum perdata, berikut penjelasannya:

1.Kreditur Konkuren

Merupakan jenis kreditur yang memiliki hak untuk dapat menagih pinjaman yang diberikan sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan dengan kreditur.  Jenis kreditur ini dapat memperoleh pelunasan pinjam tanpa ada yang didahulukan dan dihitung melalui besarnya piutang terhadap seluruh kekayaan milik debitur.

2.Kreditur Preferen

Merupakan jenis kreditur yang memiliki hak dalam Undang-Undang untuk mendapatkan pelunasan pinjaman lebih dulu. Di dalam hukum jenis kreditur ini mendapatkan hak istimewa yang menempatkan kreditur sebagai pihak yang lebih tinggi dibanding pihak peminjam.

3.Kreditur Separatis

Merupakan jenis kreditur yang memiliki hak jaminan dalam hukum mengenai penjaminan yang diberikan oleh debitur dengan istilah gadai dan hipotik. Kreditur jenis ini memiliki hak penting karena memiliki kewenangan untuk menjual kembali barang yang diberikan oleh debitur sebagai jaminan tanpa putusan pengadilan, ketika debitur tidak mampu melunasi pinjamannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati di awal.

Fungsi Kreditur

Kegiatan kredit memiliki berbagai manfaat yang berkaitan dengan utang-piutang melalui kesepakatan bersama. Dalam prosesnya seringkali kreditur disalahpahami dengan pandangan negatif karena memberikan balas jasa terhadap peminjam, meskipun demikian rupanya kreditur memiliki sejumlah fungsi atau peran yang bermanfaat dalam bisnis atau perorangan. Berikut sejumlah fungsi yang dapat kamu ketahui dari kehadiran kreditur:

  1. Kreditur berfungsi sebagai pihak atau organisasi penyedia layanan peminjaman bagi para debitur yang membutuhkan tambahan dana 
  2. Kreditur membantu memberikan kesempatan bagi para debitur terutama bagi para pebisnis yang sedang merintis usahanya dan membutuhkan modal usaha
  3. Kreditur memiliki fungsi peran sebagai pihak yang dapat memberikan pinjaman ketika suatu bisnis atau perusahaan mengalami krisis dan membutuhkan bantuan dana dengan memberikan jaminan
  4. Kreditur juga memiliki fungsi untuk dapat menghidupkan perputaran ekonomi masyarakat, karena layanan pinjaman ini dapat digunakan oleh masyarakat dengan memberikan jaminan sebagai dana darurat atau mendesak terhadap biaya kepentingan hidup, misal biaya tambahan untuk rumah sakit, biaya pendidikan, biaya cicilan dan lain sebagainya.

Fungsi kreditur dalam masyarakat memiliki berbagai multitafsir tergantung pada kebutuhan dan kepentingan pihak debitur dalam melakukan pinjaman, seseorang dapat melakukan pinjaman untuk alasan tertentu termasuk juga alasan pribadi.

Perlindungan Hukum Bagi Kreditur

Kreditur merupakan salah satu tugas yang memiliki tantangan besar, karena tidak hanya memberikan pinjaman kepada orang lain tetapi juga bagaimana kreditur dapat mempertahankan hak nya atas dana yang sudah dipinjamkan.

Kreditur sendiri dalam Undang-Undang Fidusia Pasal 23 ayat (2), dijelaskan memiliki hak dan aturan dalam memberikan pinjaman secara legal. Seorang kreditur perlu memiliki jaminan bahwa dana atau barang miliknya dapat kembali padanya dengan keadaan utuh atau dengan nilai yang setara, oleh sebab itu dibutuhkan perjanjian jaminan antara pihak kreditur dan debitur.

Perlindungan hukum bagi kreditur bisa dilakukan dengan membuat pendaftaran jaminan fidusia, yaitu pengalihan hak kepemilikan kepada orang lain walaupun benda tersebut masih menjadi pihak pemilik utama atau pertama. Jaminan fidusia dapat memberikan perlindungan hukum pada kreditur, dimana perlindungan diberikan pada kreditur yang diberikan hak preferen atas piutang maupun hak pakai atas benda yang digunakan.

Jaminan fidusia harus didaftarkan secara hukum agar dapat memenuhi asas publisitas, yaiku salah satu asas dalam hukum jaminan kebendaan. Hal ini dilakukan sebagai jaminan bagi kreditur bahwa benda tersebut memang miliknya.

Jaminan Fidusia harus didaftarkan, seperti yang diatur dalam pasal 11 UUJF. Dengan adanya pendaftaran tersebut, UUJF memenuhi asas publisitas yang merupakan salah satu asas utama hukum jaminan kebendaan.

Dibutuhkan bentuk pertanggungjawaban kedua pihak untuk dapat bertindak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Sekian penjelasan seputar pengertian kreditur hingga perlindungan hukumnya, semoga informasi ini dapat membantu kamu.

Kredit Tanpa Agunan: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangannya

Kredit Tanpa Agunan biasanya ditawarkan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya dan tidak memerlukan agunan. Mereka dapat digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan, seperti renovasi rumah, biaya pendidikan, atau tagihan medis.

Suku bunga dan jangka waktu pembayaran dapat bervariasi tergantung pada pemberi pinjaman dan kelayakan kredit peminjam.

Berikut ini adalah pengertian selengkapnya mengenai Kredit Tanpa Agunan.

Pengertian Kredit Tanpa Agunan

Kredit Tanpa Agunan adalah jenis pinjaman yang tidak mengharuskan peminjam untuk memberikan jaminan dalam bentuk apapun kepada pemberi pinjaman.

Dengan kata lain, peminjam dapat mengakses kredit tanpa harus menjaminkan aset apapun, seperti properti atau peralatan, sebagai jaminan atas pinjaman tersebut.

Sebaliknya, pemberi pinjaman bergantung pada faktor-faktor lain, seperti skor kredit peminjam, pendapatan, dan riwayat pembayaran, untuk menilai kelayakan kredit dan kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman.

Namun, Kredit Tanpa Agunan mungkin memiliki suku bunga yang lebih tinggi dan persyaratan pembayaran yang lebih ketat, karena pemberi pinjaman mengambil tingkat risiko yang lebih tinggi tanpa keamanan agunan.

Peminjam harus hati-hati mempertimbangkan syarat dan ketentuan Kredit Tanpa Agunan sebelum menerima pinjaman untuk memastikan bahwa mereka dapat mengelola pembayaran dan menghindari gagal bayar pinjaman.

Kelebihan Kredit Tanpa Agunan

Kredit Tanpa Agunan memiliki beberapa kelebihan yang akan kamu dapatkan jika menggunakannya. Berikut ini adalah beberapa kelebihannya:

  • Tidak perlu memberikan agunan atau jaminan terhadap pinjaman
  • Lebih cepat dan lebih mudah diperoleh daripada pinjaman dengan agunan, karena tidak ada proses penilaian agunan
  • Dapat lebih mudah diakses oleh individu yang tidak memiliki aset untuk dijaminkan
  • Dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk melunasi utang berbunga tinggi, membiayai bisnis, atau mendanai proyek pribadi
  • Peminjam dapat mempertahankan kepemilikan dan kendali atas aset mereka, karena mereka tidak diharuskan untuk menjaminkannya sebagai jaminan
  • Dapat membantu membangun riwayat kredit yang positif dan meningkatkan skor kredit jika pembayaran dilakukan tepat waktu dan penuh
  • Dapat menyediakan sumber keuangan jangka pendek yang berguna untuk biaya darurat, seperti tagihan medis atau perbaikan tak terduga.

Kekurangan Kredit Tanpa Agunan

Namun tentu saja selain kelebihan yang menggiurkan, Kredit Tanpa Agunan ini memiliki beberapa kekurangan yang bisa dipertimbangkan kembali. Berikut ini adalah beberapa kekurangannya:

  • Biasanya memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman yang dijamin
  • Mungkin memiliki persyaratan pembayaran yang lebih ketat dan periode pembayaran yang lebih pendek daripada pinjaman yang dijamin
  • Peminjam mungkin dibatasi dalam jumlah kredit yang dapat mereka akses
  • Peminjam dengan skor kredit yang buruk atau riwayat pembayaran yang terlewat mungkin kesulitan untuk mengakses Kredit Tanpa Agunan atau mungkin ditawari persyaratan yang kurang menguntungkan
  • Gagal bayar Kredit Tanpa Agunan dapat menimbulkan konsekuensi serius, termasuk kerusakan skor kredit dan tindakan hukum oleh pemberi pinjaman untuk memulihkan hutang

Demikianlah penjelasan selengkapnya mengenai Kredit Tanpa Agunan, semoga bermanfaat.

Debit: Pengertian, Perbedaannya dengan Kredit, Keuntungan, Klasifikasi Akun, dan Contohnya

Ada banyak istilah pastinya dalam dunia akuntansi. Di antara banyak istilah yang digunakan dalam akuntansi, salah satunya adalah debit. Sebagian orang mungkin belum mengetahui apa itu direct debit, terutama bagi mereka yang belum paham akuntansi. Kamu tidak perlu khawatir karena artikel ini membahas lebih lanjut tentang biaya. Jadi baca artikel ini sampai akhir, ya.

Pengertian Debit

Dalam akuntansi, debit adalah penurunan atau penambahan uang dalam rekening tabungan. Debit juga sering disingkat menjadi DR yang merupakan salah satu istilah latin debere yang berarti kebalikan dari kredit.

Debit adalah akun atau kode dan aset yang dapat meningkat nilainya jika dibebankan. Pada saat yang sama, ekuitas, kewajiban, leon bet online, dan pendapatan menurun ketika mereka dibebani. Debit juga berarti catatan pemotongan dari deposito ke rekening bank. Contohnya adalah bank meminjam rekening tabungan dengan mengurangi jumlah uang dan melakukan transaksi tertentu. Selain itu, perusahaan asuransi mendebet tabungan dari rekening tersebut agar dapat membayar asuransi.

Berdasarkan penjelasan di atas, kartu bank dapat memberikan kewenangan kepada bank untuk menarik uang tertentu secara elektronik dari rekening nasabah untuk berbagai permintaan pembayaran dan transaksi tertentu.

Perbedaan Debit dengan Kredit

• Debit adalah cadangan untuk penurunan biaya masuk, sedangkan kredit adalah pesanan untuk kenaikan biaya masuk pada suatu akun.

• Debit merujuk ke sisi kiri buku besar, sedangkan kredit merujuk ke sisi kanan buku besar.

• Dengan rekening giro, penerima didebit dan pemberi dikreditkan.

• Apa yang masuk ke akun didebit dari saldo, apa yang keluar dikreditkan.

Keuntungan Menggunakan Debit

• Lebih Mudah Digunakan

Kartu debit sangat cocok untuk nasabah yang memiliki dana cukup dan membutuhkan kredit jangka pendek. Bahkan lebih mudah digunakan saat kamu membutuhkan uang tunai setiap saat. Contoh isi ulang yang paling sederhana adalah menarik uang dari ATM, kemudian kamu juga akan menerima notifikasi transaksi melalui SMS bahwa isi ulang sudah selesai.

Dalam dunia korporasi, debit langsung juga digunakan untuk menjual barang ke pelanggan secara tunai, atau dapat digunakan sebagai beban gaji saat membayar gaji karyawan, misalnya. Sedangkan rekening yang bersaldo debet meliputi rekening bank, pinjaman bank, beban kantor dan beban bunga.

• Untuk Menyusun Anggaran

Sebagai alat yang dapat digunakan untuk membuat anggaran. Beberapa cara yang dapat digunakan antara lain menyisihkan rekening seperti tabungan, investasi dan rekening pengeluaran khusus.

• Bisa Melakukan Pengawasan Terhadap Uang yang Dimiliki

Seperti kartu kredit, kartu debit diterima oleh pemilik usaha karena kurangnya identifikasi diri dan pemantauan cek pribadi, yang mempercepat transaksi.

• Tidak Ada Biaya Tambahan

Tidak seperti kartu kredit yang membebankan biaya lebih tinggi dan suku bunga tinggi saat kamu menerima setoran, kartu debit memungkinkan kamu menarik uang tunai sendiri dari ATM atau berbagai transaksi berbasis PIN tanpa menimbulkan biaya tambahan di luar biaya ATM asing.

• Lebih Aman Digunakan

Menggunakan kartu debit juga biasanya lebih aman dan nyaman tanpa harus membawa uang dalam jumlah besar jika ingin menarik uang dari rekening tabungan, juga tidak perlu repot pergi ke bank dan mengantri panjang. Yang harus kamu lakukan hanyalah menjangkau ATM yang tersedia di mana-mana, lalu menarik uang dari ATM tersebut.

Klasifikasi Akun yang Menentukan Debit

Di bawah ini adalah beberapa klasifikasi yang perlu dipertimbangkan saat menentukan debit dalam akuntansi:

• Aset (Harta yang dimiliki perusahaan)

• Liabilitas atau kewajiban (Utang perusahaan)

• Ekuitas Pemilik (peminjam modal perusahaan)

• Penghasilan atau Income (pendapatan perusahaan)

• Pengeluaran atau Expenses (pengeluaran atau pembelanjaan perusahaan)

Contoh Debit

Contoh debit yang paling sederhana adalah menarik uang dari ATM, di mana nantinya kamu juga menerima notifikasi transaksi melalui SMS bahwa isi ulang telah dilakukan.

Dalam dunia bisnis, debit langsung juga digunakan untuk menjual barang ke pelanggan secara tunai, atau dapat digunakan sebagai biaya penggajian saat membayar gaji karyawan, misalnya. Pada saat yang sama, akun dengan saldo debit dapat berupa, misalnya, rekening bank, pinjaman bank, biaya kantor, dan biaya bunga.

Nah, penjelasan di atas telah merangkum penjelasan mengenai debit. Sekarang kamu tidak akan bingung lagi debit itu apa. Semoga bermanfaat.

Down Payment: Pengertian, Cara Kerja, dan Keuntungannya

Apakah kamu ingin membeli produk secara kredit? DP merupakan syarat yang harus dibayarkan pada awal pembelian produk.

Uang jaminan ini biasanya dibutuhkan saat ingin mengembalikan barang atau barang berharga yang nilainya cukup tinggi.

Bahkan saat kamu membeli ponsel, ada beberapa toko atau perusahaan yang mengharuskan kamu membayar deposit terlebih dahulu untuk mengamankan pengirimannya.

Jika kamu tidak memahami down payment, jangan khawatir. Kami telah menyiapkan penjelasan mendetail tentang bagaimana down payment ini didefinisikan dan cara kerjanya.

Apa Itu Down Payment?

Down payment adalah pembayaran secara tunai yang dilakukan ketika kamu ingin membeli barang dan real estat yang cukup mahal secara kredit. Jika kamu ingin membeli aset mahal seperti kendaraan atau properti, kemungkinan besar sisanya akan dicicil.

Down payment adalah uang muka yang merupakan bagian dari total harga. Ini juga merupakan bagian dari harga pembelian dan tidak termasuk pinjaman apapun.

Meskipun tentu saja merupakan cicilan, down payment bertindak sebagai semacam jaminan kepada penjual bahwa kamu akan membayar sisa pembayaran. Sementara itu, uang muka bagi pembeli berfungsi untuk mengamankan barang atau jasa yang dibeli agar tidak diambil alih atau dibeli oleh orang lain.

Dalam beberapa kasus, kamu mungkin dapat menerima down payment kembali jika pembelian benar-benar dibatalkan dan barang atau jasa yang dibeli tidak digunakan. Meskipun biasanya down payment yang dikembalikan tidak penuh, tetapi hanya beberapa persen.

Cara Kerja Down Payment

Prinsip kerja down payment adalah semakin besar nominal yang kamu bayarkan di awal, semakin kecil cicilan yang harus kamu bayarkan kemudian. Meskipun begitu bunga yang harus dibayar setiap bulan pada pelunasan.

Semakin kecil jumlah pembayaran yang harus dilakukan, semakin rendah pula bunga yang harus dibayarkan nantinya.

Keuntungan Down Payment

Jika kamu ingin membayar down payment biasanya kamu memiliki dua opsi. Bayar DP dalam jumlah besar atau kecil. Berikut beberapa keuntungan besar kecilnya down payment.

1. Keuntungan Down Payment Besar

• Suku bunga rendah

Jika kamu melakukan down payment muka dalam jumlah besar, otomatis kamu akan menerima bunga yang lebih rendah. Sehingga kamu dapat mengurangi pengeluaran kamu dalam jangka panjang dengan membayar bunga selain pembayaran bulanan.

• Pembayaran lebih kecil per bulan

Tidak hanya suku bunga rendah karena kamu menyetor cukup banyak uang pada awalnya, sisa yang harus kamu bayar dengan cicilan juga rendah.

• Mendapatkan kepercayaan untuk melakukan kredit di lain waktu

Uang muka yang tinggi juga dapat membantu kamu mendapatkan kepercayaan dari kreditur. Ini pasti akan membantu jika kamu memutuskan untuk membiayai kembali nanti.

2. Keuntungan Down Payment Kecil

• Mendapatkan barang dengan biaya minim

Dengan membayar down payment dengan cicilan kecil, kamu bisa mendapatkan barang dengan uang yang tidak terlalu banyak

• Cicilan sesuai dengan anggaran yang kamu miliki

Walaupun pembayarannya lebih tinggi dan jangka waktunya lebih panjang, kamu tetap bisa membayarnya sesuai budget yang tersedia.

• Masih ada sisa uang untuk keperluan lain

Jika kamu membayar down payment kecil, kamu masih punya uang untuk hal atau kebutuhan lain. Selain itu, kamu dapat menyimpan setidaknya satu cadangan darurat.

Dana darurat bisa digunakan untuk banyak hal. Misalnya, untuk perbaikan rumah dan untuk menutupi pengeluaran tak terduga. Ini pasti dapat membantu kamu mengelola keuanganmu.

• Bisa melakukan pembelian lebih cepat

Tentu saja, jika kamu harus mengumpulkan sekitar 20% dari dana untuk hipotek, kamu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkannya. Bagi sebagian orang, nilai-nilai tersebut mungkin tidak sulit. Namun, sebagian lainnya menghadapi kesulitan dan bahkan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengumpulkan uang tersebut. Setoran kecil mempercepat proses pembelian.

Itu dia penjelasan mengenai down payment. Semoga bermanfaat!

BI Rate: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Perbedaan dengan BI 7 Day Repo Rate

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki peranan untuk selalu menjaga stabilisasi perekonomian di negara Indonesia. Dalam misi tersebut, Bank Indonesia memiliki dua kebijakan utama yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh bank sentral dalam menstabilkan nilai rupiah khususnya melalui pengendalian jumlah uang yang beredar. Sementara itu kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral dalam menciptakan stabilitas ekonomi melalui pengelolaan pendapatan dan pengeluaran pemerintah.

Salah satu instrumen dalam kebijakan moneter yang digunakan untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar adalah suku bunga. Suku bunga acuan yang sekarang berlaku di negara Indonesia disebut sebagai BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Suku bunga acuan ini dulunya bernama BI Rate. Namun, Bank Indonesia akhirnya mengganti nama dari suku bunga tersebut sejak 19 Agustus 2016.

Apa sebetulnya BI Rate itu? Apakah BI Rate merupakan suatu hal yang sama dengan BI-7 Day (Reverse) Repo Rate dan hanya diganti namanya saja? Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengertian, fungsi, tujuan dari BI Rate dan perbedaan istilah ini dengan 7 Days Repo Rate.

Pengertian BI Rate

Ilustrasi BI Rate sebagai suku bunga acuan | Pexels

Menurut Bank Indonesia, BI Rate adalah suku bunga referensi kebijakan moneter dan selalu ditetapkan setiap bulannya dalam Rapat Dewan Gubernur. Suku bunga acuan di Indonesia ini akan ditetapkan setiap bulan dengan melihat kondisi perekonomian negara. Sebagai salah satu instrumen kebijakan moneter, pengaturan suku bunga BI Rate setiap bulan diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi bangsa.

Salah satu faktor yang menjadi penentu nilai BI Rate di Indonesia adalah inflasi. Dilansir dari situs resmi Bank Indonesia, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terjadi terus menerus dalam periode waktu tertentu. Ketika terjadi kenaikan pada inflasi, Bank Indonesia akan cenderung menaikkan suku bunga BI Rate-nya. Dengan kenaikan suku bunga ini, masyarakat diharapkan akan akan menabung uangnya sehingga uang yang beredar di di masyarakat akan berkurang. Peredaran uang yang berkurang biasanya akan menjadi gejala turunnya inflasi.

Fungsi BI Rate

Ilustrasi fungsi BI Rate bagi perekonomian negara | Pexels

BI Rate serta kebijakan moneter lain merupakan salah satu instrumen yang negara lakukan untuk menjaga kestabilan ekonomi makro bangsa. Kebijakan ekonomi makro memiliki tujuan utama untuk menjaga kestabilan negara. Sebenarnya bagaimana suatu instrumen seperti BI Rate mampu berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi bangsa? Berikut ini adalah berbagai fungsi dari BI Rate yang mungkin akan memberikan kamu gambaran tentang bagaimana peran BI Rate dalam menjaga perekonomian negara supaya tetap stabil.

Menjaga Kestabilan Inflasi

Inflasi merupakan suatu aspek yang biasanya menjadi salah satu indikator kestabilan ekonomi suatu bangsa. Inflasi di Indonesia pernah mencapai angka 600% di tahun 1960-an (hiperinflasi) dan hal tersebut bukan pertanda yang baik bagi perekonomian. Dilansir dari Tirto, ciri khas dari hiperinflasi adalah kepercayaan masyarakat banyak yang hilang ketika memegang uang. Mereka akan langsung membelanjakan uang mereka ketika mendapatkannya karena khawatir nilai terus merosot. 

Inflasi yang tinggi memiliki indikasi bahwa harga barang dan layanan yang ada di masyarakat itu memiliki kenaikan. Untuk mengendalikan inflasi pemerintah dapat menggunakan kebijakan moneter salah satunya dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan BI Rate. Ketika inflasi naik, bank sentral akan cenderung menaikkan nilai suku bunganya.

Hal ini dimaksudkan agar bank umum juga akan menaikan suku bunga deposito dan kreditnya. Dengan begitu, masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya dengan menabung karena tabungan mereka memiliki bunga besar. Ketika masyarakat banyak yang menabung, peredaran uang dalam masyarakat akan berkurang. Peredaran uang yang berkurang biasanya akan menjadi gejala turunnya inflasi.

Menjaga Daya Beli Masyarakat

Selain menjaga kestabilan persentase inflasi, suku bunga acuan BI Rate juga diharapkan mampu untuk menjaga daya beli dan gairah konsumsi masyarakat. BI Rate sebagai kebijakan moneter di Indonesia sejatinya berpengaruh terhadap peredaran uang dalam masyarakat. Ketika suku bunga bank naik, masyarakat akan cenderung menabung daripada melakukan pinjaman kredit. Menurut Bhima Yudhistira, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), suku bunga acuan BI Rate biasanya akan memberikan pengaruh terhadap kredit properti seperti rumah, motor dan mobil.

Ketika BI Rate naik, maka bunga kredit properti tadi akan ikut naik sehingga masyarakat jadi urung untuk melakukan transaksi kredit. Karena masyarakat cenderung untuk menabung uangnya, peredaran uang akan turun dan inflasi pun akan turun. Penurunan harga pada produk barang dan jasa dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan makro dalam suatu negara terkadang mungkin akan penuh dengan spekulasi mengenai kebijakan yang diberlakukan. Hal yang paling utama adalah tujuan utama dari kebijakan makro adalah tentunya mencapai stabilitas keuangan negara.

Memengaruhi Harga Saham

BI Rate dapat memberikan pengaruhnya terhadap harga saham walaupun mungkin tidak secara langsung. Kenaikan BI Rate dapat membuat daya beli masyarakat meningkat karena tingkat inflasi yang turun. Permintaan barang dan jasa yang semakin tinggi dapat memberikan keuntungan yang semakin besar pula bagi perusahaan. Performa perusahaan yang baik akan berdampak pada naiknya harga saham perusahaan. Oleh karena itu, BI Rate dan harga saham memiliki hubungan yang selaras.

Mencegah Potensi Fraud dari Lembaga Perbankan

BI Rate merupakan salah satu instrumen yang dapat dilakukan untuk memonitori aktivitas bank. Pengawasan terhadap bank dilakukan agar tidak ada potensi fraud oleh bank. Fraud adalah kecurangan yang dapat dilakukan oleh suatu pihak, dalam konteks bank, fraud dapat dilakukan oleh pihak individu maupun manajemen bank. 

Ketika Bank Indonesia sebagai bank sentral menaikkan atau menurunkan BI Rate dengan harapan dapat menjadi acuan bagi bunga bank konvensional. Sewaktu bank umum menerapkan bunga yang berbeda jauh dengan sistem BI Rate, pihak berwenang akan dengan mudah dapat mendeteksi adanya fraud oleh bank.

Menjaga Kestabilan Ekonomi Negara

Secara umum, kebijakan untuk mengelola BI Rate dilakukan untuk menjaga stabilitas keuangan dan ekonomi negara. BI Rate merupakan salah satu instrumen powerful yang mampu memberikan stimulus terhadap pola kebiasaan masyarakat. 

Tujuan BI Rate

Ilustrasi BI Rate sebagai suku bunga standar acuan | Pexels

BI Rate merupakan salah satu instrumen yang sangat penting dalam kehidupan perekonomian. Sebenarnya apa saja tujuan dari ditetapkannya BI Rate? Kenapa harus ada BI Rate di Indonesia? Berikut adalah tujuan ditetapkannya BI Rate pada perekonomian negara.

Menjadi Standar Acuan Bunga Bank

BI Rate merupakan suku bunga acuan di Indonesia. Berdasarkan namanya, tentunya suku bunga ini berperan sebagai standar suku bunga bank di Indonesia. Dengan begitu, bank-bank konvensional perlu untuk selalu mengikuti penetapan BI Rate oleh bank sentral. Jadi, ketika BI Rate mengalami kenaikan maka bunga pada bank umum akan ikut memberikan kenaikan pada suku bunga bank mereka. Begitupun sebaliknya. Pengukuran suku bunga acuan bank itu menggunakan basis poin BI Rate.

Menstimulasi Kegiatan Perekonomian Masyarakat

Pengaturan naik maupun turunnya suku bunga acuan BI Rate memiliki tujuan salah satunya yaitu untuk menstimulasi aktivitas perekonomian masyarakat. Pada misalnya, ketika pemerintah ingin mendorong masyarakat untuk mengambil kredit, pemerintah akan cenderung menurunkan suku bunga BI Rate. Dengan suku bunga standar acuan yang naik, suku bunga dari bank pun ikut menunjukkan angka penurunan persentase.

Suku bunga kredit yang turun akan membuat beban bunga yang harus dibayar oleh masyarakat juga turun. Penurunan bunga tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat untuk mengambil kredit. BI Rate pun dapat diatur untuk memberikan stimulus lain bagi kegiatan perekonomian masyarakat, tergantung pada kebijakan bank nasional.

Meningkatkan Nasabah Bank

Menarik atau tidaknya suku bunga acuan standar negara dapat memengaruhi ketertarikan masyarakat dalam menggunakan layanan bank. Suku bunga bank BI Rate yang meningkat mungkin saja menarik perhatian nasabah baru untuk menggunakan layanan tabungan bank. Hal ini terjadi karena bank menjanjikan return bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga BI Rate turun, mungkin masyarakat akan berbondong-bondong meminati produk kredit bank karena beban bunga yang lebih rendah.

Dapat Mendorong Perputaran Dana Bisnis

Ketika suku bunga BI Rate turun, maka masyarakat akan lebih tertarik untuk mengambil kredit. Dengan begini, BI Rate mampu mendorong pendanaan bisnis kepada rakyat oleh Bank umum.

BI Rate dan BI 7 Day Repo Rate

Ilustrasi BI Rate sebagai kebijakan moneter | Pexels

Kita mungkin mengenal BI Rate sebagai suku bunga acuan, akan tetapi kita juga sering mendengar BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) sebagai suku bunga juga acuan di Indonesia. Sebenarnya apa hubungan di antara keduanya? Berikut adalah perbedaan dari BI Rate dan BI 7 Day Repo Rate.

Perbedaan BI Rate dan BI 7 Day Repo Rate

Jadi, BI Rate adalah nama dari kebijakan suku bunga acuan yang lama di Indonesia. Dimulai dari 19 Agustus 2016, suku bunga acuan negara Indonesia diganti menjadi BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR). Bank Indonesia memberikan klaim bahwa penggantian suku bunga dari BI Rate ke BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) merupakan hal yang wajar dan merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan moneter.

Penggantian nama dan kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat efektivitas kebijakan. Perbedaan utama yang dimiliki oleh BI Rate dan BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) adalah rentang waktu yang perlu lembaga keuangan lakukan untuk dapat menarik uang.

Mengapa BI 7 Day Repo Rate Dipilih Dibandingkan BI Rate?

BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) memiliki rentang waktu yang lebih singkat dibanding dengan BI Rate. Lembaga perbankan tidak perlu untuk menunggu hingga mencapai satu tahun untuk dapat menarik kembali uang mereka. Mereka dapat menarik uang setelah sebelumnya menyimpan udang selama 7 hari (dapat 14 hari, 21 hari, dan seterusnya) di Bank Indonesia.

Dengan waktu yang lebih singkat, BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) memiliki suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan BI Rate. BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) diharapkan mampu menjadi kebijakan yang lebih baik daripada BI Rate. Dampak yang dirasakan dari penggantian kebijakan ini adalah alur kredit yang lebih lancar antara bank dengan masyarakat. Selain itu, risiko kredit macet dari skenario perubahan suku bunga yang dapat terjadi tiba-tiba jadi lebih kecil.

Suku bunga acuan yang diatur oleh bank sentral ternyata penting sekali ya untuk kesejahteraan dan kestabilan perekonomian negara. Perekonomian negara tidak akan berjalan dengan baik tanpa instrumen kebijakan suku bunga yang baik pula. Nah, itu tadi adalah artikel mengenai BI Rate, baik itu pengertian, fungsi, tujuan, dan perbedaannya dengan BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR). Apakah kamu tertarik mempelajari lebih lanjut seputar suku bunga dan kebijakan makro ekonomi lainnya?

Sumber gambar header: Pexels

Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuatnya Jurnal Umum

Apa itu jurnal umum? Bagaimana cara membuat jurnal umum? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin muncul pada benak Anda yang sebelumnya belum pernah mempelajari ilmu akuntansi ataupun membuat jurnal umum.

Jurnal umum sendiri adalah salah satu dari sekian banyak jenis jurnal yang sering digunakan dalam pencatatan transaksi bisnis. Di bawah ini adalah informasi yang lebih lengkap mengenai apa itu jurnal umum dan cara membuatnya.

Pengertian Jurnal Umum

Menurut KBBI, kata jurnal memiliki arti sebagai sebuah buku yang digunakan untuk mencatat transaksi secara berurut menurut waktunya. Dalam akuntansi, jurnal terbagi menjadi lima jenis. Di antaranya adalah jurnal penutup, jurnal pembalik, jurnal penyesuaian, jurnal khusus, dan jurnal umum.

Jurnal umum merupakan jenis jurnal yang jarang luput digunakan oleh bisnis dan perusahaan. Mengapa? Karena jurnal umum adalah jenis jurnal yang dapat digunakan untuk mencatat segala jenis transaksi yang terjadi di dalam bisnis secara sistematis dan berurutan.

Jurnal umum biasanya dibuat untuk mencatat segala bukti transaksi keuangan yang terjadi selama periode waktu tertentu. Umumnya, kegiatan pencatatan jurnal atau penjurnalan ini dilakukan oleh staf keuangan pada perusahaan atau owner apabila bisnis masih dalam skala kecil dan menengah.

Dengan pengertian jurnal umum seperti yang dipaparkan di atas, Anda dapat melihat bahwa jurnal umum memiliki lima fungsi, yakni fungsi historis, fungsi pencatatan, fungsi analisis, fungsi instruksi, dan fungsi informatif.

Fungsi historis pada jurnal umum memiliki arti bahwa jurnal umum berperan sebagai catatan riwayat transaksi bisnis mengingat pencatatan transaksi dicatat secara rutin dan secara kronologis. Kemudian, jurnal umum juga memiliki fungsi pencatatan yang artinya adalah semua biaya, pendapatan, kekayaan, hingga perubahan modal tercatat pada jurnal umum.

Selanjutnya, fungsi analisis berarti semua pencatatan transaksi dalam jurnal umum merupakan hasil dari analisis transaksi berupa kolom debit dan kredit yang terpengaruh. Fungsi keempat adalah fungsi instruksi, artinya pencatatan jurnal umum bukan hanya sebatas dokumentasi, namun juga perintah atau petunjuk debit kredit.

Terakhir, fungsi informatif jurnal umum memiliki arti bahwa jurnal umum memberikan penjelasan atau informasi dari bukti transaksi yang ada.

Manfaat Membuat Jurnal Umum

Selain memiliki beragam fungsi, pencatatan jurnal umum dalam sebuah bisnis juga memiliki banyak manfaat. Berikut ini adalah manfaat dari membuat jurnal umum:

  • Memudahkan pencatatan secara sistematis dan kronologis.
  • Meminimalisir risiko pengubahan data.
  • Memudahkan pemeriksaan secara berkala.
  • Mengurangi risiko adanya perubahan laporan palsu atau fraud.
  • Memudahkan proses pencatatan ke buku besar.
  • Mempemudah dan mempercepat proses data transaksi.
  • Menjadi referensi di masa depan.
  • Meningkatkan efisiensi.
  • Mempemudah penginputan rincian data.

Cara Membuat Jurnal Umum

Membuat jurnal umum dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan memahami persamaan akuntansi dasar, mengumpulkan bukti transaksi, kemudian mencatat jurnal umum. Selengkapnya, berikut ini penjelasan mengenai tahap-tahap membuat jurnal umum.

Memahami Persamaan Dasar Akuntansi

Ketika menginput transaksi ke dalam jurnal, Anda dituntut untuk mampu mengidentifikasi atau menganalisa kategori transaksi dan kelompok akun mana yang digunakan. Kemampuan ini tentu tidak bisa Anda kuasai tanpa memahami persamaan dasar akuntansi yang dapat dituliskan seperti ini:

 

cara membuat jurnal umum

 

Persamaan akuntansi juga dapat dijabarkan menjadi seperti berikut ini:

 

cara membuat jurnal umum

 

Kemudian, dari persamaan akuntansi tersebut, Anda dapat mengetahui lima akun yang digunakan pada saat pencatatan jurnal, serta saldo normalnya. Apakah masuk ke debit atau kredit dan bagaimana transaksi mempengaruhi debit kredit pada masing-masing akun seperti pada gambar di bawah ini.

cara membuat jurnal umum

 

Mengumpulkan Bukti Transaksi

Setelah memahami persamaan dasar akuntansi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bukti transaksi. Bukti transaksi yang bisa digunakan diantaranya bukti transaksi seperti nota, kwitansi, faktur, invoice, dan lainnya. Perlu diingat, bukti transaksi yang dapat dicatat pada jurnal umum hanyalah bukti transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan saja.

Mencatat Jurnal Umum

Langkah terakhir yang harus Anda tempuh setelah bukti transaksi terkumpul adalah mencatat jurnal umum. Buat format penulisan jurnal umum yang di dalamnya terdapat kolom debit dan kredit, serta tanggal transaksi. Dalam pencatatan jurnal, pastikan transaksi dicatat secara kronologis dan jumlah debit dan kredit selalu sama.

Untuk memudahkan pencatatan jurnal, Anda juga dapat menggunakan software akuntansi yang kini telah banyak jenisnya. Penggunaan aplikasi akuntansi untuk mencatat jurnal ini juga bisa menjadi langkah awal bisnis Anda untuk go digital.

Nah, itu dia informasi mengenai cara membuat jurnal umum dalam sebuah bisnis. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda dalam memulai pencatatan transaksi bisnis dengan jurnal umum. 

Pencatatan Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Begini Contohnya!

Dalam aktivitas perdagangan sebuah perusahaan, pasti terdapat transaksi yang terjadi. Seluruh transaksi tersebut, baik transaksi masuk maupun keluar, perlu pencatatan dengan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas merupakan bagian dari jurnal khusus, yang fungsinya untuk mencatat transaksi berulang. Dengan demikian, arus kas suatu perusahaan dapat dilaporkan secara tepat.

Sebelum melakukan pencatatan jurnal penerimaan kas atau jurnal pengeluaran kas, ada baiknya mengenal definisi, gambaran hingga contoh dari masing-masing jurnal, terlebih dahulu. Ada pun penjelasannya, sebagai berikut:

1. Jurnal Penerimaan Kas

Pengertian Penerimaan Kas

Penerimaan kas adalah salah satu jenis jurnal, yang dibuat atau digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang tunai atau kas perusahaan. Sehingga, mengakibatkan kas bertambah (kas di debit).

Jenis Transaksi

Adapun jenis penerimaan kas dalam sebuah usaha, antara lain seperti: setoran modal yang diinvestasikan pemilik usaha, penjualan produk secara tunai, penjualan aset secara tunai, juga retur pembelian tunai.

Selain itu, terdapat juga penerimaan sewa dividen ataupun bunga, piutang yang sudah dibayar tunai, serta pinjaman tunai dari perorangan atau pun lembaga keuangan seperti bank, dan lain-lain.

Contoh Penerimaan Kas

Ada pun contoh bentuk jurnal penerimaan kas yang digunakan perusahaan dagang, adalah sebagai berikut:

JURNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

  • Kolom tanggal, untuk mencatat kapan uang tunai tersebut masuk ke dalam kas.
  • Kolom keterangan, untuk mencatat nama toko atau nama pelaku transaksi.
  • Ada pun yang menempati posisi debit adalah kas dan potongan penjualan.
  • Kolom kas untuk mencatat jumlah uang tunai yang masuk atau diterima.
  • Sedangkan, kolom potongan penjualan untuk mencatat jumlah potongan yang sudah disetujui, ketika menerima uang tunai dari konsumen.
  • Kemudian, di posisi kredit terdapat piutang dagang, penjualan dan serba-serbi.
  • Kolom piutang dagang, untuk mencatat transaksi atau uang kas diterima, yang berasal dari pelunasan piutang, atau utang yang dimiliki konsumen.
  • Kolom penjualan, untuk mencatat banyaknya penjualan barang dagang.
  • Kolom serba-serbi, untuk mencatat segala bentuk catatan tambahan terkait akun, selain piutang dagang dan penjualan.

2. Jurnal Pengeluaran Kas

Pengertian Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas adalah salah satu jenis jurnal yang dibuat atau digunakan untuk mencatat semua transaksi pengeluaran uang tunai atau kas. Sehingga, mengakibatkan kas berkurang (kas di kredit).

Jenis Transaksi

Adapun jenis pengeluaran kas yang perlu dicatat dalam jurnal ini, antara lain seperti: prive uang tunai, pembelian barang atau penggunaan jasa yang dibayar secara tunai, retur penjualan tunai, pembayaran hutang serta pembayaran beban.

Contoh Pengeluaran Kas

Sama halnya dengan jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas juga memiliki format bentuk tersendiri, sebagai berikut:

JURNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

  • Kolom tanggal, untuk mencatat tanggal transaksi dilakukan.
  • Kolom keterangan, untuk mencatat penjelasan terperinci terkait transaksi yang dilakukan.
  • Kolom referensi, untuk mencatat tanda terkait poin-poin yang sifatnya terhubung dengan buku besar.
  • Lalu, berbeda dengan jurnal penerimaan kas, pada jurnal pengeluaran kas posisi debit diisi oleh kolom utang dagang, pembelian dan serba-serbi. Posisi debit ini sendiri digunakan untuk menjelaskan kas yang keluar digunakan untuk kegiatan apa, yang nantinya diisi sesuai dengan jenis kolom terkait.
  • Sementara, posisi kredit pada jurnal ini, diisi oleh kolom kas dan potongan penjualan.

Gandeng Home Credit, Bukalapak Tambah Opsi Pembiayaan Multiguna

Bukalapak menambah opsi fitur pembiayaan dalam platform mereka. Kali ini unicorn yang digawangi oleh Achmad Zaky itu menggandeng Home Credit menyediakan pembiayaan multiguna untuk konsumen.

Fitur kredit baru Bukalapak ini dinamakan “Pembiayaan Tunai”. Pengguna Bukalapak bisa menemukan opsi ini dengan membuka tab “BukaPembiayaan” di aplikasi.

Lewat fitur baru ini, pengguna bisa mengajukan pinjaman berkisar Rp1 juta-Rp10 juta dengan durasi angsuran dari 3 bulan hingga 12 bulan. Bukalapak dan Home Credit mematok bunga 3% dan biaya administrasi Rp99.000 untuk fitur ini.

Peninjauan pengajuan pinjaman akan dilakukan dalam waktu 30 menit. Jika berjalan mulus, pinjaman akan dikirim ke akun Dana yang menjadi dompet elektronik resmi Bukalapak.

Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana mengklaim kebutuhan kredit dalam platform mereka terus meningkat. Meluncurkan opsi pembiayaan baru bersama Home Credit disebut untuk memudahkan pengguna yang berada di segmen berbeda.

“Respons pasar cukup baik sejak kita launching (fitur pembiayaan) 1,5 tahun lalu, penggunanya semakin berkembang, sehingga kita lihat ada demand makanya kita launching produk ini,” kata Victor.

Fitur baru ini melengkapi opsi BukaCicilan dan BukaModal yang sudah ada di platform Bukalapak. Melihat dari target pengguna, Pembiayaan Tunai ini serupa dengan BukaCicilan yang sama-sama ditujukan untuk “buyer“.

“Sama-sama menyasar buyer tapi dengan mekanisme yang berbeda,” imbuh Victor tanpa menjelaskan beda mekanisme tersebut.

Dalam opsi BukaCicilan, Bukalapak menggandeng Akulaku. Sementara dalam opsi BukaModal menggandeng sejumlah mitra seperti Investree, Koinworks, Modalku, hingga Bank Mandiri untuk membantu pinjaman modal bagi para pelapak.

Home Credit Indonesia mengaku punya sejumlah pertimbangan dalam menjalin kerja sama dengan Bukalapak. Mereka menyebut testimoni konsumen, reputasi perusahaan, serta keragaman produk jadi bahan pertimbangan mereka sebelum bekerja sama.

“Jadi tidak hanya punya banyak konsumen, tapi konsumennya juga puas,” ucap Chief External Affairs Home Credit Indonesia, Andy Nahil Gultom.

Andy menyebut Home Credit Indonesia saat ini sudah mengikat kerja sama dengan 5.000 mitra dan 20.000 toko di seluruh Indonesia kecuali Papua. Kendati demikian, ia menilai pasar pembiayaan di Indonesia masih terbuka lebar.

Andy menyebut 56 persen pengguna internet di Indonesia belum pernah melakukan transaksi online di e-commerce. Sejurus dengan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018 mencatat kebutuhan pinjaman nasional mencapai Rp1.700 triliun dan hanya sekitar Rp700 triliun yang baru dipenuhi lembaga keuangan di Indonesia.